comotan dari blog tetangga

Started by bond, 27 July 2009, 11:11:16 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

morpheus

Quote from: marcedes on 21 August 2009, 12:53:13 PM
wah, tolong jangan berputar pertanyaan saya sederhana.
"anak kecil datang dan bertanya baiknya menjadi anak rajin atau anak nakal?"
kok pertanyaan ini saja ga dijawab seh...
itu jawaban paling direct yg bisa saya berikan. di mana berputarnya?
kalo anda punya jawabannya sendiri atau mengantisipasi jawabannya di dalam hati anda, ya wajar kalo kecewa...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

markosprawira

Quote from: morpheus on 21 August 2009, 09:41:50 AM
Quote from: markosprawira on 21 August 2009, 09:24:14 AM
loh bro, saya tidak mengambil kutipan lain loh....... khan anda yg memberikannya.... sama seperti di sutta, saya hanya diskusi mengenai apa yg anda sodorkan saja loh

untuk lebih fair, bagaimana kita sama2 menterjemahkan biar kita bisa sama2 tahu persepsi masing2?

karena jika hanya lihat sekilas, give up, let go... itu berhubungan dengan tidak melekat..... jadi tidak melekat pada teori tapi bukan berarti melepas teori

sama seperti angka selain positif (+), belum tentu negatif (-)karena masih ada angka nol (0).... logika ini yg sering disalah artikan bhw seolah2 jika bukan +, berarti - ......
om markos, maksud saya, kita bisa saja terus2an memperdebatkan kata demi kata artikel ajahn chah di atas. kita mulai memperdebatkan kata "study", apa sih yg dimaksud ajahn chah dengan kata itu, kemudian muter2, kemudian berikutnya kata "much", sampe di mana sih itu batasan "much", muter2, kemudian kata "knowledge", kemudian "store them away", kemudian "practicing", dst. akhirnya tetep setuju untuk gak sependapat hehehe... dari posting anda yg terdahulu aja sudah terlihat kontras cara pemikiran dan persepsi kita.


dear morph,

kenapa harus bingung kalo emang istilah2nya udah jelas kok....

misal untuk much, ga perduli seberapa banyak tapi yang pasti lebih dari 0 alias bukan nihil, simple khan?

practising : mempraktekkan, apa kontrasnya?

masalahnya simple, anda berpegang hanya ada 2 paradigma (mengumpulkan dan melepas), sementara saya melihat dalam buddhism justru sangat bijaksana, mengumpulkan dan melepas secara batin

itulah yg diajarkan dalam sila, samadhi dan panna..... yg disebut juga parami

kalo cuma sekedar samadhi sih, dukun aja udah jalanin samadhi, jaman buddha dulu aja, Alara kalama dan udhaka ramaputra udah mencapai arupa jhana
namun apakah itu samma-samadhi (meditasi yg benar)?  ;)

sekedar sila, agama lain juga banyak yg ngajarin... tapi apa secara batin wkt melakukannya sama? kalo di agama lain diajarkan untuk takut akan hukuman dari penguasa, buddhism justru mengajarkan utk dewasa bhw jika berbuat jahat, berarti sudah siap utk menerima buahnya  ;D

justru disinilah yg hendaknya kita diskusikan bhw yg merknya sama (sadar,sati,praktek) belum tentu isinya sama sesuai buddhism qq tipitaka

nah kalo anda bilang persepsi dan pemikiran kita kontras, maukah anda mencoba utk "melepas teori", utk tidak "melekat" pada persepsi dan pemikiran anda?  ;D

bond

Itulah hasil MMD, mau diapain juga hasilnya seperti belut.  Gajah dan semut didepan mata tetap dibilang tak terlihat. Kalau sudah begini mau diapakan... ^-^
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

morpheus

bang markos, anda melakukan permainan kata2, dengan kata lain debat kusir. seperti yg saya bilang di atas, sepertinya masuk akal kata2 anda melepas sekaligus mengumpulkan. tapi apakah realitanya mungkin begitu? cobalah sendiri... bereksperimenlah... lihatlah ke dalam, bang...

pengulangan2, tidak ada yg baru...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

marcedes

Quote from: morpheus on 21 August 2009, 01:13:44 PM
Quote from: marcedes on 21 August 2009, 12:53:13 PM
wah, tolong jangan berputar pertanyaan saya sederhana.
"anak kecil datang dan bertanya baiknya menjadi anak rajin atau anak nakal?"
kok pertanyaan ini saja ga dijawab seh...
itu jawaban paling direct yg bisa saya berikan. di mana berputarnya?
kalo anda punya jawabannya sendiri atau mengantisipasi jawabannya di dalam hati anda, ya wajar kalo kecewa...
ya sudahlah kalau memang kebijaksanaannya cuma sampai disitu... ^^
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

markosprawira

Quote from: morpheus on 21 August 2009, 03:08:57 PM
bang markos, anda melakukan permainan kata2, dengan kata lain debat kusir. seperti yg saya bilang di atas, sepertinya masuk akal kata2 anda melepas sekaligus mengumpulkan. tapi apakah realitanya mungkin begitu? cobalah sendiri... bereksperimenlah... lihatlah ke dalam, bang...

pengulangan2, tidak ada yg baru...

realitanya udah banyak yg ngalamin bro...... termasuk saya dan pun ada rekan2 disini

dari hasil praktek itulah makanya kami bisa berbicara, bukan hanya teks seperti yg anda selalu tekankan..... itu bukan eksperimen loh, tapi beneran praktek dalam hidup sehari2 karena sati sampajhana adalah sadar dan waspada setiap saat, bukan cuma waktu meditasi doang  ^-^

eniwei, dari awal saya selalu bilang "diskusi" loh..... tapi anda kok selalu bilang "debat"? beneran makin mirip ama master anda di sebelah loh...... diajak diskusi, selalu bilang debat  ;D

yo wis lah kalo emg demikian persepsi dan pemikiran anda, cuma kalo emg sesuai ajaran pengajar meditasi "lepaskan"  ;)

markosprawira

Quote from: bond on 21 August 2009, 02:43:56 PM
Itulah hasil MMD, mau diapain juga hasilnya seperti belut.  Gajah dan semut didepan mata tetap dibilang tak terlihat. Kalau sudah begini mau diapakan... ^-^

ya ga mo diapa2in sih bro....  :D

cuma dulu pernah ada rekan yg bilang bhw krn kita tdk punya kemampuan batin khusus spt sammasambuddha yg bisa melihat kecocokan dari setiap orang, yg bisa kita lakukan hanyalah "menyebar ranjau dhamma".... berikan terus menerus, mengkondisikan semoga ada kondisi pas sehingga bisa cocok dengan org tersebut  ;D


morpheus

Quote from: markosprawira on 21 August 2009, 05:39:22 PM
realitanya udah banyak yg ngalamin bro...... termasuk saya dan pun ada rekan2 disini

dari hasil praktek itulah makanya kami bisa berbicara, bukan hanya teks seperti yg anda selalu tekankan..... itu bukan eksperimen loh, tapi beneran praktek dalam hidup sehari2 karena sati sampajhana adalah sadar dan waspada setiap saat, bukan cuma waktu meditasi doang  ^-^
sukurlah. kalo gitu mungkin pengalaman kita berbeda sehingga tidak bisa nyambung, om markos...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

markosprawira

#593
Quote from: Kainyn_Kutho on 21 August 2009, 10:28:29 AM
Quote from: markosprawira on 20 August 2009, 09:35:53 AM
[...]
Satu hal yg kembali harus saya angkat, isi Tipitaka TIDAK MUNGKIN saling bertentangan, simple kok  ;D

Lakuntaka Bhadiya, Maha-Savaka dengan suara paling indah, memiliki postur tubuh yang sangat pendek (maka dipanggil lakuntaka=kerdil). Menurut Apadana dan Theragatha Atthakatha, hal itu disebabkan karena ia memutuskan membangun stupa dalam ukuran kecil untuk Buddha Kassapa. Menurut kelisila Jataka, postur demikian adalah buah perbuatan buruk masa lampau yang suka menertawakan orang lanjut usia.

Pertanyaan sederhana: mana yang benar?

Boleh tau apa yg bertentangan bro?

Yang saya tahu, Kamma itu sedemikian kompleksnya sehingga bisa saja untuk 1 kejadian, itu adalah hasil dari 2 perbuatan?

misal kejadian 1 di 1 kehidupan lampau, kejadian 2 di 1000 kehidupan lampau...... sewkt kondisi pas, keduanya berbuah bersamaan
Bahkan kalau saya lihat, sesungguhnya banyak sekali vipaka yg berbuah, misal kenapa Lakuntaka Bhadiya bisa mempunyai suara yg paling indah? itu jelas adalah kusala vipaka

kenapa Lakuntaka Bhadiya bisa jadi Arahat? tentunya berkat dari banyak tumpukan paraminya

kenapa Lakuntaka Bhadiya bisa bertemu sammasambuddha? berkat tumpukan paraminya juga

Dan berbagai kenapa lain yg sesungguhnya merupakan hasil dari berbagai keselarasan/niyama

demikianlah sesungguhnya bekerjanya Niyama (tidak hanya KAMMA saja), itulah kenapa Niyama disebut dengan hukum keselarasan


Quote from: Kainyn_Kutho on 21 August 2009, 10:28:29 AM
Quote from: markosprawira on 21 August 2009, 09:07:54 AM
QuoteUpaghataka Kamma memotong Janaka Kamma supaya tidak menimbulkan hasil selamanya

1.   Kusala Upaghataka Kamma memotong akusala janaka kamma supaya tidak menimbulkan hasil untuk selamanya. YA Angulimala Thera sebelum menjadi anggota Sangha, dulu adalah penjahat yang banyak membunuh orang. Seharusnya YA Angulimala menerima akibatnya dengan tumimbal lahir di alam Neraka. Setelah beliau menjadi Arahat, dengan kekuatan Magga-Phala yang merupakan kusala upaghataka kamma, memotong akusala janaka kamma yang pernah dibuat YA Angulimala di kehidupan sekarang dan yg lampau agar tidak menghasilkan akibat lagi selamanya
Saya tidak menanyakan tentang tidak terjadinya tumimbal lahir di alam sengsara. Saya tanyakan mengapa setelah membunuh demikian banyak, tetap bisa mencapai Arahatta.

tolong bro Kai ini baca judulnya dengan seksama yah.........

Kusala Upaghataka Kamma memotong akusala janaka kamma supaya tidak menimbulkan hasil untuk selamanya

Itu baru dari Upaghataka, belum jika kita melihat dari Upathambaka, Upapilaka, dsbnya...... bahkan secara Janaka Kamma, sesungguhnya dia terlahir dengan Janaka Kamma yg baik loh..... karena sudah menjadi manusia dengan berbagai kelebihan dibanding org biasanya, yg sampai membuat murid lain iri

Demikian holistiknya kamma..... bukan berbuat 1, lalu PASTI berbuah 1

Quote from: Kainyn_Kutho on 21 August 2009, 10:28:29 AM
Quote from: markosprawira on 21 August 2009, 09:10:46 AM
Saat es perlahan-lahan mencair walau tidak terlihat namun secara fisika sesungguhnya terjadi perpindahan energi

hasilnya adalah pasti namun tetap dibutuhkan usaha karena itu sudah "nature"-nya sotapanna

demikianlah hasil dari parami yg dikumpulkan dalam berbagai kehidupan, yaitu trend batin sebagai nature-nya

Ketika seorang berjalan dari satu tempat ke tempat lain, sudah "nature"-nya ia menggerakan tubuh yang memancing metabolisme dan pembentukan otot kaki. Apakah di situ ada "pikiran/usaha untuk latihan"? Apakah orang berjalan cocok disebut "sedang latihan"?

tergantung batin orang itu, bukan tindakannya........

Orang pun bisa saja duduk diam bersila tapi kalau pikiran lari kemana2, apakah itu meditasi?

Mari kita kembali ke isi di batinnya, bro.... jangan liat mereknya doang.....

Quote from: Kainyn_Kutho on 21 August 2009, 10:28:29 AM
Quote from: markosprawira on 21 August 2009, 09:17:18 AM
Mahluk hidup terdiri dari :
- NAma Khandha
- rupa khandha
- NAma Dhamma
- Rupa Dhamma

Nibbana adalah NAma Dhamma, batin secara hakekat yg sesungguhnya........ bukan keabadian, pun bukan pemusnahan karena sesungguhnya dari awal, yg ada hanyalah proses.....

Bagi orang sudah terbiasa dengan doktrin nama-rupa, memang mudah menerimanya. Bagaimana dengan penjelasan sehari-harinya?
Sekarang kita ada, berpikir, merasakan. Apakah setelah nibbana kita berhenti berpikir, merasakan, ataukah terus berpikir dan merasakan?

Apakah anda bisa merasakan kebahagiaan tanpa melekat?  ;D

selama kita belum terbebas dari moha, kita tidak tahu bagaimana rasanya terbebas dari moha

Quote from: Kainyn_Kutho on 21 August 2009, 10:28:29 AM
Quoteback to topic, apa bro Kai bisa share kemungkinan lain selain 6 kemungkinan yg disebutkan diatas?

Dahulu ketika terjadi perdebatan tentang 4 KM terbalik, saya bilang saya tidak setuju urutannya dibalik, namun setuju jika penjelasannya bisa dimulai dari mana pun tergantung kecenderungan lawan bicara.

Misalnya kepada orang yang putus cinta, merasa dunia sudah mau kiamat, maka saya akan berbagi tentang melepas dan merelakan, yang akan menuju pada kebahagiaan. Kepada orang lain yang sedang terlena oleh kebahagiaan, saya akan bicara tentang semua kebahagiaan pun akan berakhir pada waktunya, dan itulah yang dinamakan Dukkha.

Dengan begitu, dalam satu waktu saya bilang Buddha mengajarkan kebahagiaan, lain waktu saya katakan Buddha mengajarkan dukkha. Apakah saya plin-plan, terus mengalami transformasi konsep pandangan, berbicara asal, mengeluarkan pernyataan karena terhimpit oleh kondisi pembicaraan, kurang menguasai pembendaharaan tata-bahasa, menganggap bahagia = dukkha?
Pilihlah satu (atau banyak) dari enam hal tersebut. Setelah itu baru saya tanggapi lebih lanjut.

Mungkin bro Kai sedikit berbeda dalam menangkap yah........ yg dimaksud diatas adalah untuk 1 hal yg sama, yg diucapkan itu berbeda
sedang yg bro Kai sebut diatas adl 2 hal yg berbeda krn tergantung dari mana yg perlu diangkat dari ajaran itu

contoh nyata adalah untuk JMB-8....... dulu dengan gamblang disebut "Tidak ada JMB-8", Tidak perlu JMB-8 untuk ke nibbana
sekarang direvisi menjadi "Dalam vipassana, tidak perlu JMB-8 (masih salah juga sih  ;D tp lebih halus)

sedang untuk buddhism jelas bhw JMB-8 adalah jalan utk ke nibbana

Nah saya ga tau kalau bro Kai juga menyetujui bhw untuk ke nibbana, bisa melalui jalan lain  ;)



Quote from: Kainyn_Kutho on 21 August 2009, 10:28:29 AM
Quote from: markosprawira on 21 August 2009, 09:19:10 AM
Cuma ingin bertanya Sankhitta sutta bertentangan dengan salah satu, beberapa atau banyak sutta dalam tipitaka?

mungkin bro kai bisa share karena saya belum tahu sutta ini

anumodana


Sankhitta Sutta mengatakan sebuah ajaran dikatakan ajaran Sang Guru, jika mengembangkan sifat:
1. Kerelaan, bukan keserakahan, 2. Kebebasan, bukan keterikatan, 3. Pelepasan, bukan pengumpulan, 4. Sedikit keinginan, bukan banyak keinginan, 5. Kepuasan, bukan ketidakpuasan, 6. Kesendirian, bukan keramaian, 7. Membangkitkan semangat, bukan kemalasan, 8. Mudah dirawat, bukan susah dirawat.

Bagi saya JMB 8 masih terbatasi oleh kebudayaan, lebih sempit. Sedangkan 8 ciri ini adalah universal bagi budaya mana pun.

Apakah bertentangan dengan sutta2 lain? Tidak. Akan terjadi pertentangan jika seseorang menempatkan JMB 8 di atas Sankhitta Sutta.

sori, mo perjelas aja bro.... apakah sankhitta sutta itu sama dengan yg ini :
QuoteAN 8.63 PTS: A iv 299
Sankhitta Sutta: In Brief
(Good Will, Mindfulness, & Concentration)


soalnya isinya beda loh...... ga bilang ini ajaran Buddha melainkan bagaimana menguasai konsentrasi untuk jhana... seperti yg bisa diliat di note translatornya :
QuoteTranslator's note: This discourse is important in that it explicitly refers to the practice of the four frames of reference (the four foundations of mindfulness) as a form of concentration practice, mastered in terms of the levels of jhana.

emang disebut certain monk minta diajar dhamma tapi in brief (secara singkat), bukan menyebut bagaimana sebuah ajaran dikatakan ajaran Sang Guru

berikut sutta lengkapnya :
QuoteThen a certain monk went to the Blessed One and, on arrival, having bowed down to him, sat to one side. As he was sitting there he said to the Blessed One: "It would be good if the Blessed One would teach me the Dhamma in brief so that, having heard the Dhamma from the Blessed One, I might dwell alone in seclusion: heedful, ardent, & resolute."

"But it is in just this way that some worthless men make a request but then, having been told the Dhamma, think they should tag along right behind me."

"May the Blessed One teach me the Dhamma in brief! May the One Well-gone teach me the Dhamma in brief! It may well be that I will understand the Blessed One's words. It may well be that I will become an heir to the Blessed One's words."

"Then, monk, you should train yourself thus: 'My mind will be established inwardly, well-composed. No evil, unskillful qualities, once they have arisen, will remain consuming the mind.' That's how you should train yourself.

"Then you should train yourself thus: 'Good-will, as my awareness-release, will be developed, pursued, handed the reins and taken as a basis, given a grounding, steadied, consolidated, & well-undertaken.' That's how you should train yourself. When you have developed this concentration in this way, you should develop this concentration with directed thought & evaluation, you should develop it with no directed thought & a modicum of evaluation, you should develop it with no directed thought & no evaluation, you should develop it accompanied by rapture... not accompanied by rapture... endowed with a sense of enjoyment; you should develop it endowed with equanimity.

"When this concentration is thus developed, thus well-developed by you, you should then train yourself thus: 'Compassion, as my awareness-release... Appreciation, as my awareness-release... Equanimity, as my awareness-release, will be developed, pursued, handed the reins and taken as a basis, given a grounding, steadied, consolidated, & well-undertaken.' That's how you should train yourself. When you have developed this concentration in this way, you should develop this concentration with directed thought & evaluation, you should develop it with no directed thought & a modicum of evaluation, you should develop it with no directed thought & no evaluation, you should develop it accompanied by rapture... not accompanied by rapture... endowed with a sense of enjoyment; you should develop it endowed with equanimity.

"When this concentration is thus developed, thus well-developed by you, you should then train yourself thus: 'I will remain focused on the body in & of itself — ardent, alert, & mindful — putting aside greed & distress with reference to the world.' That's how you should train yourself. When you have developed this concentration in this way, you should develop this concentration with directed thought & evaluation, you should develop it with no directed thought & a modicum of evaluation, you should develop it with no directed thought & no evaluation, you should develop it accompanied by rapture... not accompanied by rapture... endowed with a sense of enjoyment; you should develop it endowed with equanimity.

"When this concentration is thus developed, thus well-developed by you, you should train yourself: 'I will remain focused on feelings in & of themselves... the mind in & of itself... mental qualities in & of themselves — ardent, alert, & mindful — putting aside greed & distress with reference to the world.' That's how you should train yourself. When you have developed this concentration in this way, you should develop this concentration with directed thought & evaluation, you should develop it with no directed thought & a modicum of evaluation, you should develop it with no directed thought & no evaluation, you should develop it accompanied by rapture... not accompanied by rapture... endowed with a sense of enjoyment; you should develop it endowed with equanimity.

"When this concentration is thus developed, thus well-developed by you, then wherever you go, you will go in comfort. Wherever you stand, you will stand in comfort. Wherever you sit, you will sit in comfort. Wherever you lie down, you will lie down in comfort."

Then that monk, having been admonished by an admonishment from the Blessed One, got up from his seat and bowed down to the Blessed One, circled around him, keeping the Blessed One to his right side, and left. Then, dwelling alone, secluded, heedful, ardent, & resolute, he in no long time reached & remained in the supreme goal of the holy life for which clansmen rightly go forth from home into homelessness, knowing & realizing it for himself in the here & now. He knew: "Birth is ended, the holy life fulfilled, the task done. There is nothing further for the sake of this world." And thus he became another one of the arahants.

Provenance: ©1997 Thanissaro Bhikkhu.Transcribed from a file provided by the translator.This Access to Insight edition is ©1997–2009 John T. Bullitt.
Terms of use: You may copy, reformat, reprint, republish, and redistribute this work in any medium whatsoever, provided that: (1) you only make such copies, etc. available free of charge; (2) you clearly indicate that any derivatives of this work (including translations) are derived from this source document; and (3) you include the full text of this license in any copies or derivatives of this work. Otherwise, all rights reserved. For additional information about this license, see the FAQ.
How to cite this document (one suggested style): "Sankhitta Sutta: In Brief" (AN 8.63), translated from the Pali by Thanissaro Bhikkhu. Access to Insight, June 7, 2009, http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/an/an08/an08.063.than.html.

cmiiw

markosprawira

Quote from: morpheus on 21 August 2009, 06:03:41 PM
Quote from: markosprawira on 21 August 2009, 05:39:22 PM
realitanya udah banyak yg ngalamin bro...... termasuk saya dan pun ada rekan2 disini

dari hasil praktek itulah makanya kami bisa berbicara, bukan hanya teks seperti yg anda selalu tekankan..... itu bukan eksperimen loh, tapi beneran praktek dalam hidup sehari2 karena sati sampajhana adalah sadar dan waspada setiap saat, bukan cuma waktu meditasi doang  ^-^
sukurlah. kalo gitu mungkin pengalaman kita berbeda sehingga tidak bisa nyambung, om markos...


maybe so bro.....

Pun saya hanya menyebar ranjau dhamma, semoga ada yg bisa nyangkut di anda  _/\_

markosprawira

Liat2 lagi, kayanya yg dimaksud Kai itu adalah Gotami Sutta :

QuoteDalam Gotami Sutta (Anguttara Nikaya VIII. 53), Sang Buddha menjelaskan kepada Mahapajapati Gotami:

"Bila, Gotami, engkau mengetahui hal-hal secara pasti: 'Hal-hal ini menuju pada nafsu, bukan pada tanpa-nafsu; pada kemelekatan, bukan pada tanpa-kemelekatan; pada pengumpulan, bukan pada pelepasan; pada memiliki banyak keinginan, bukan pada memiliki sedikit keinginan; pada ketidakpuasan, bukan pada kepuasan; pada suka berkumpul, bukan pada kesendirian; pada kelambanan, bukan pada kebangkitan semangat; pada kehidupan yang mewah, bukan pada kesederhanaan' - tentang hal-hal ini engkau bisa merasa pasti: 'Ini bukanlah Dhamma; ini bukanlah Vinaya; ini bukanlah Ajaran Sang Guru.'”

"Tetapi, Gotami, bila engkau mengetahui hal-hal secara pasti: 'Hal-hal ini menuju pada tanpa-nafsu, bukan pada nafsu; pada tanpa-kemelekatan, bukan pada kemelekatan; pada pelepasan, bukan pada pengumpulan; pada memiliki sedikit keinginan, bukan pada memiliki banyak keinginan; pada kepuasan, bukan pada ketidakpuasan; pada kesendirian, bukan pada berkumpul; pada kebangkitan semangat, bukan pada kelambanan; pada kesederhanaan, bukan pada kehidupan mewah' - tentang hal-hal ini engkau bisa merasa pasti: "Ini adalah Dhamma; ini adalah Vinaya; ini adalah Ajaran Sang Guru.”


Hal sama juga ada di :

Lalu kenapa ga liat dari :

QuoteSatthuSasana Sutta (Anguttara Nikaya VII. 80), Sang Buddha menjelaskan kepada Y.A Upali :

"Upali, jika engkau mengetahui tentang hal-hal tertentu: 'Hal-hal ini tidak membawa menuju perubahan sepenuhnya, hilangnya nafsu, penghentian dan kedamaian, menuju pengetahuan langsung, pencerahan spiritual dan Nibbana' -dari ajaran-ajaran seperti itu engkau bisa merasa yakin: Ini bukan Dhamma; ini bukan Vinaya; ini bukan Ajaran Sang Guru.'

"Tetapi Upali, jika engkau mengetahui tentang hal-hal tertentu: 'Hal-hal ini membawa menuju perubahan sepenuhnya, hilangnya nafsu, penghentian dan kedamaian, menuju pengetahuan langsung, pencerahan spiritual dan Nibbana' -dari hal-hal semacam itu engkau bisa merasa yakin: Inilah Dhamma; inilah Vinaya; inilah Ajaran Sang Guru.'"

lumayan bisa dapat tambahan knowledge  _/\_

hendrako

Quote from: hatRed on 21 August 2009, 01:06:30 PM
cuma mo bilang...

silakan lanjutkan lagi........

semakin dikorek, semakin banyak pembahasan..

jadi semakin banyak ilmu dan pendalaman yg aye dapet..... ;D

:yes:

Asik disimak sambil > ~o)
yaa... gitu deh

ryu

Lucu sekali, mengatakan orang lain tidak praktek dengan melihat dari kacamata praktek dia sendiri kakakakakak
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

bond

Quote from: markosprawira on 21 August 2009, 05:43:01 PM
Quote from: bond on 21 August 2009, 02:43:56 PM
Itulah hasil MMD, mau diapain juga hasilnya seperti belut.  Gajah dan semut didepan mata tetap dibilang tak terlihat. Kalau sudah begini mau diapakan... ^-^

ya ga mo diapa2in sih bro....  :D

cuma dulu pernah ada rekan yg bilang bhw krn kita tdk punya kemampuan batin khusus spt sammasambuddha yg bisa melihat kecocokan dari setiap orang, yg bisa kita lakukan hanyalah "menyebar ranjau dhamma".... berikan terus menerus, mengkondisikan semoga ada kondisi pas sehingga bisa cocok dengan org tersebut  ;D



Siip bro, diatur aja..  :jempol:
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

xenocross

walah... aku nonton kontroversi MMD ini kok ga beres-beres ya? ckckck...
Kapan semua bisa damai....
Aku yang berilmu rendah dan tak punya waktu dan tak punya minat ini hanya bisa melihat dari samping, menonton anda-anda sekalian mendiskusikan sesuatu yg makin lama aku makin tak ngerti...

BTW, opini saya ttg MMD: sama seperti guru-guru dan aliran lain. Kalau meragukan, saya gak mau ikut-ikutan. Saya hanya akan mengikuti aliran dan guru yg dasar kitab suci, integritas, dan silsilahnya jelas. Paling ga yg paling tidak meragukan...
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra