Kitab komentarnya pasti kitab komentar abhidhamma.
Karena di sutta kan tidak ada, mana mungkin sutta yang tidak ada bisa ada kitab komentarnya.
Sayang sekali katanya (according to some scholars and several topics in DC forum), abhidhamma itu adalah merupakan tambahan belakangan di Konsili ke-4, bukan ajaran langsung dari Sang Buddha.
Seperti dikatakan terwelu, ada juga di komentar DN.
Abhidhamma dan kitab komentar memang tambahan belakangan, tapi kita juga sebaiknya jangan secara membuta menolak bahwa itu tidak sesuai dengan Ajaran Buddha. Seringkali komentar dan Abhidhamma menjelaskan konteks dan latar belakang dibabarkannya suatu sutta, juga menjelaskan istilah-istilah yang dipahami umum pada saat itu, namun tidak umum pada masa sekarang.
Misalnya di
pembahasan lalu tentang bola api, banyak orang masih bingung karena penggunaan istilah unsur-unsur dalam sutta yang berbeda pemahaman unsur modern. Pengertiannya ditemukan di komentar Abhidhamma.
Contoh lain pentingnya kitab komentar seperti ketika membaca dhammapada 294: "Setelah membunuh ibu, ayah, dan dua raja; menghancurkan kerajaan dengan para pejabatnya, sang brahmana bebas dari dukkha."