Merespon Pertanyaan Rekan-rekan

Started by K.K., 18 June 2009, 10:16:52 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Rico Tsiau

Quote from: Kainyn_Kutho on 10 February 2012, 02:05:00 PM
Kalo soal sebutan, yah memang generalisasi aja kok. Dalam Bahasa Inggris juga dikenal "mankind" (umat manusia) bukan "womankind". (Namun belakangan untuk menghindari tuduhan sexism, penggunaan "humankind" jadi lebih umum sepertinya.)


Kalau soal sorga alam indriah, memang masih ada gender. Tapi perlu diingat bahwa yang masih dinikmati di sini adalah kesenangan indriah, entah apa bentuknya, belum tentu sesuatu seperti hubungan sex. Apalagi mereka pun dikatakan terlahir secara spontan.

Kesenangan indriah yang kita lihat saja beda2. Misalnya di binatang, sex belum tentu nikmat, malah bisa jadi penderitaan bahkan kematian. Tapi intinya dalam alam indriah ini, makhluknya masih menikmati kesenangan indrawi.

tapi bisa saja memang kesenangan indriah berupa hubungan seksual bukan?
karena asumsi umum, dengan adanya perbedaan gender tentu ada bagian seksualitas sebagai tujuan.

K.K.

Quote from: Rico Tsiau on 10 February 2012, 02:22:04 PM
tapi bisa saja memang kesenangan indriah berupa hubungan seksual bukan?
karena asumsi umum, dengan adanya perbedaan gender tentu ada bagian seksualitas sebagai tujuan.
Memang bisa saja, kita tidak tahu. Tapi kenikmatan yang berhubungan dengan seksual, tidak selalu artinya hubungan seksual. Seperti misalnya pria (normal/straight) menikmati kecantikan wanita, maka itu pun sudah kenikmatan indriah berkenaan dengan seksualitas, namun masih jauh dari hubungan seksual.

morpheus

pernah baca (mungkin bersumber dari komentar), hubungan seksual di alam dewa dilakukan hanya dengan sentuhan biasa, bukan kelamin.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

will_i_am

^^
pernah baca juga dari entah thread mana..
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

K.K.

Ya, saya juga pernah baca kalau di deva tingkat rendah masih berhubungan seks, maka ada legenda deva nikah sama manusia. Makin ke atas, makin 'halus' kenikmatan seksualnya. Dari hanya berpelukan, bersentuhan, sampai hanya sebatas saling menatap. Tidak tahu juga seberapa benar sumbernya. Hanya berbagi.

Rico Tsiau

berarti masih spekulasi ya kebenarannya?

ato ada disinggung di sutta apa gitu (walau gw gak yakin ada di sutta)
ato mungkin ada dicerita jataka?

(apa ini pertanyaan bodoh ya???)

K.K.

Quote from: Rico Tsiau on 13 February 2012, 03:48:38 PM
berarti masih spekulasi ya kebenarannya?

ato ada disinggung di sutta apa gitu (walau gw gak yakin ada di sutta)
ato mungkin ada dicerita jataka?

(apa ini pertanyaan bodoh ya???)
Tentu saja semua ini spekulasi. Kalo di sutta, belum pernah lihat sih yang bahas secara spesifik.

Rico Tsiau

bertanya lagi bro kain,

dikatakan bahwa makhluk anagami, yang tidak bisa merealisasikan kearahatan di kehidupan ini kelak pada 1 sisa terakhir kelahirannya akan merealisasikan kearahatan dialam dewa.

pengertian disini, bahwa nibbana bisa direalisasikan dialam dewa.

pertanyaannya, apakah makhluk biasa yang karena karma kebajikannya terlahir dialam dewa juga memiliki kesempatan untuk merealisasikan nibbana di alam dewa?

atau apakah disemua alam dewa, para penghuninya bisa dan berkesempatan merealisasikan nibbana? atau hanya dialam dewa tertentu saja.

William_phang

Quote from: Rico Tsiau on 17 February 2012, 03:32:03 PM
bertanya lagi bro kain,

dikatakan bahwa makhluk anagami, yang tidak bisa merealisasikan kearahatan di kehidupan ini kelak pada 1 sisa terakhir kelahirannya akan merealisasikan kearahatan dialam dewa.

pengertian disini, bahwa nibbana bisa direalisasikan dialam dewa.

pertanyaannya, apakah makhluk biasa yang karena karma kebajikannya terlahir dialam dewa juga memiliki kesempatan untuk merealisasikan nibbana di alam dewa?

atau apakah disemua alam dewa, para penghuninya bisa dan berkesempatan merealisasikan nibbana? atau hanya dialam dewa tertentu saja.


Dari yang pernah saya dengar dan baca Anagami, setelah meninggal akan terlahir lagi di alam Suddhavasa (alam brahma)....

Dan dari yang pernah saya dengar bahwa di Alam Dewa juga masih ada makhluk suci dan ada yang melakukan meditasi untuk merealisasi nibbana... dan untuk bisa trs bisa berjalan didalam dhamma, kita perlu tekad agar di kehidupan mendatang tetap berjalan di jalan mulia ini....sehingga bila terlahir jdai manusai/dewa/brahma masih tetap berjodoh dengan dhamma...

Dari yang pernah saya dengar juga bahwa Nibbana dapat di realisasikan di Alam Manusia, Dewa, dan Rupa Brahma...

Rico Tsiau

usia di alam manusia yang pendek, dewa yang panjang, dan masa kehidupan di alam brahma yang super panjang.

di alam manakah yang paling mempunyai kesempatan mencapai nibbana?

klo gak salah dengar, kebuddhaan hanya bisa dicapai di alam manusia. apakah alam manusia mempunyai keistimewaan tersendiri?

William_phang

Quote from: Rico Tsiau on 17 February 2012, 03:58:08 PM
usia di alam manusia yang pendek, dewa yang panjang, dan masa kehidupan di alam brahma yang super panjang.

di alam manakah yang paling mempunyai kesempatan mencapai nibbana?

klo gak salah dengar, kebuddhaan hanya bisa dicapai di alam manusia. apakah alam manusia mempunyai keistimewaan tersendiri?

Dari yang pernah saya baca sih krn di alam Manusia paling gampang untuk melihat Lahir, sakit, tua, dan mati... Sehingga makhluknya lebih dapat melihat Anicca, Dukkha, Anatta.

will_i_am

dalam RAPB, banyak diceritakan tentang dewa dan brahma yang mencapai tingkat kesucian tertentu, bahkan arahat..

memang dikatakan bahwa manusia...
hal ini dikarenakan, jika individu hidup di alam rendah, maka ia hanya merasakan penderitaan, hingga tidak mampu sulit mengerti dhamma
sedangkan kehidupan di alam dewa sangat lama dan hanya merasakan kesenangan hingga tidak mampu menyadari corak anicca..
manusia hidup dari kombinasi kesenangan dan penderitaan..
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Rico Tsiau

Quote from: william_phang on 17 February 2012, 04:27:18 PM
Dari yang pernah saya baca sih krn di alam Manusia paling gampang untuk melihat Lahir, sakit, tua, dan mati... Sehingga makhluknya lebih dapat melihat Anicca, Dukkha, Anatta.

Quote from: will_i_am on 17 February 2012, 04:38:44 PM
dalam RAPB, banyak diceritakan tentang dewa dan brahma yang mencapai tingkat kesucian tertentu, bahkan arahat..

memang dikatakan bahwa manusia...
hal ini dikarenakan, jika individu hidup di alam rendah, maka ia hanya merasakan penderitaan, hingga tidak mampu sulit mengerti dhamma
sedangkan kehidupan di alam dewa sangat lama dan hanya merasakan kesenangan hingga tidak mampu menyadari corak anicca..
manusia hidup dari kombinasi kesenangan dan penderitaan..


ok, dikatakan alam dewa atau peta, lebih sulit dapat melihat anicca dukha anatta.
namun bukankah makhluk dewa dan peta lahir secara spontan dengan demikian dapat melihat ingat2an, pengalaman, dll pada kehidupan lampaunya. apakah disini sang makhluk dewata dan peta kemudian mengingkari ingatannya pada melihat lahir, sakit, tua, dan mati...
bahkan dikatakan para dewa bisa berkunjung ke alam manusia sesuka hatinya.
dan bahkan dikatakan bahwa para peta sering menunggu disamping keluarga atau sanak saudara atau kenalan atau teman menantikan limpahan jasa.
tentu mereka juga menyaksikan juga lahir sakit tua dan mati yang terjadi pada manusia?

bahkan kita bisa mengundang mereka untuk mendengar pembacaan paritta, begitu bukan?

atau kesenangan indria yang berlebihan mengaburkan semuanya?
apakah kesengsaraan berlebihan mengaburkan ingatan tekad menjalankan buddha dhamma?

_/\_

will_i_am

Quote from: Rico Tsiau on 17 February 2012, 04:56:54 PM

ok, dikatakan alam dewa atau peta, lebih sulit dapat melihat anicca dukha anatta.
namun bukankah makhluk dewa dan peta lahir secara spontan dengan demikian dapat melihat ingat2an, pengalaman, dll pada kehidupan lampaunya. apakah disini sang makhluk dewata dan peta kemudian mengingkari ingatannya pada melihat lahir, sakit, tua, dan mati...
bahkan dikatakan para dewa bisa berkunjung ke alam manusia sesuka hatinya.
dan bahkan dikatakan bahwa para peta sering menunggu disamping keluarga atau sanak saudara atau kenalan atau teman menantikan limpahan jasa.
tentu mereka juga menyaksikan juga lahir sakit tua dan mati yang terjadi pada manusia?

bahkan kita bisa mengundang mereka untuk mendengar pembacaan paritta, begitu bukan?

atau kesenangan indria yang berlebihan mengaburkan semuanya?
apakah kesengsaraan berlebihan mengaburkan ingatan tekad menjalankan buddha dhamma?

_/\_
tidak semua peta dan dewa 'mau' mengingat kehidupan lampaunya, meskipun mereka mampu melakukannya..
kebanyakan karena mereka mengalami penderitaan atau kebahagiaan luar biasa hingga tidak berkeinginan mengingat masa lampaunya..

IMO, jika makhluk halus dapat mengingat kehidupan lampaunya ada 2 kasus mengapa ia tidak berkembang dalam praktik dhamma..
yang pertama, meskipun ia melihat corak anicca dukkha anatta di kehidupan lampaunya, ia menganggap dengan pandangan salah bahwa kehidupan manusia itu tidak kekal dan kehidupan di akhirat kekal seperti kata om kainyn tentang pandangan semi-eternalisme hingga mereka tidak berjuang dalam kehidupan suci..

yang kedua, meskipun para makhluk halus tidak memegang pandangan salah, namun di alam peta, mereka mengalami penderitaan hingga pesimis dan tidak begitu peduli akan yang namanya tingkat kesucian..
begitu pula di alam dewa, mereka menganggap kebahagiaan surgawi adalah yang tertinggi hingga menjadi malas untuk maju dalam praktik dhamma..
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

cumi polos

Quotepatria itu apaan? karena gua sering dg umat buddhist ikut dlm patria

pertanyaan titipan
merryXmas n happyNewYYYY 2018