News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

pelimpahan jasa

Started by cocktail, 13 July 2007, 08:21:41 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

markosprawira

Quote from: j4m3ss on 07 August 2007, 12:28:54 PM
apakah pelimpahan jasa harus pakai upacara tertentu ? bisakah kita lsg bicara secara tulus mislnya , jasa dan pahala kebajikan ini saya buat....."

jika pertanyaanya agak kurang ilmu, mohon maklum kerena pengetahuan ajran Buddha saya dibawah rata2  _/\_

yup, ucapan dengan tulus dan konsentrasi pada hal yang baik adalah yang terpenting..... bukanlah upacaranya...

cuma pada upacara, khan lebih banyak yang baca paritta... juga suasananya lebih kondusif karena pada saat itu, banyak orang yang berkumpul dan berbuat yang baik sehingga akan lebih dapat mengundang

teruskanlah jika anda memang sering melakukan pelimpahan jasa secara personal.......

markosprawira

Quote from: Dharmakara on 07 August 2007, 12:47:53 PM
mengenai alam peta, konon kabarnya makhluk alam peta makan ta* dan air liur ya?
kalau liat di tirokuda sutta, persembahan macam2 ini tidak terbatas di alam peta deh....

Quote from: markosprawira on 03 August 2007, 10:06:33 AM
[at] Sumedho : benernya di alam peta, ga semata melihat doang bro.... namun ada juga memang peta yang hanya bisa makan dari persembahan

jadi kalo liat di tirokuda, ada khan persembahan makanan, baju dan sebagainya yang langsung sampai pada peta yang bersangkutan.

sedangkan pada peta lain, iya mereka bisa merasakan kebahagiaan yang sangat berarti di tengah penderitaan yang sedang mereka rasakan pada saat itu

[at] Dharmakara : loh, tirokuddha itu justru bercerita mengenai alam peta loh bro......

kalo anda mau, bisa ketemuan ama saya... nti saya kasih buku lengkap mengenai persembahan jasa dan tirokuddha sutta secara lengkap......

Adhitthana

Quote from: markosprawira on 07 August 2007, 02:31:06 PM
Quote from: j4m3ss on 07 August 2007, 12:28:54 PM
apakah pelimpahan jasa harus pakai upacara tertentu ? bisakah kita lsg bicara secara tulus mislnya , jasa dan pahala kebajikan ini saya buat....."

jika pertanyaanya agak kurang ilmu, mohon maklum kerena pengetahuan ajran Buddha saya dibawah rata2  _/\_

yup, ucapan dengan tulus dan konsentrasi pada hal yang baik adalah yang terpenting..... bukanlah upacaranya...

cuma pada upacara, khan lebih banyak yang baca paritta... juga suasananya lebih kondusif karena pada saat itu, banyak orang yang berkumpul dan berbuat yang baik sehingga akan lebih dapat mengundang

teruskanlah jika anda memang sering melakukan pelimpahan jasa secara personal.......

Seminggu yg akan datang 29/7 -2008, peringatan hari kematian ciciku ....  :'(
sebagai adik yg masih hidup, saya ingin membahagiakan cici yg sudah berada dialam yg lain, dgn cara pelimpahan jasa
masalahnya saya gak ngerti tata cara bagaimana pelimpahan jasa itu?
apakah pelimpahan jasa datang ke tmpt abu ciciku yg divihara, baca paritta, bunga, buah2an??
trus menyebut nama lengkap ciciku ??...
dihari-hari yg lain, pelimpahan jasa dpt jg dilaksanakan yaahh?  .. misalnya berdana kepada Bhikkhu , trus atas nama alm. ciciku??  benar gak seperti itu??

help me ....... bagaimana tata cara pelimpahan jasa kepada para leluhur

Thanks ......  _/\_
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

nyanadhana

Seminggu yg akan datang 29/7 -2008, peringatan hari kematian ciciku .... 
sebagai adik yg masih hidup, saya ingin membahagiakan cici yg sudah berada dialam yg lain, dgn cara pelimpahan jasa
masalahnya saya gak ngerti tata cara bagaimana pelimpahan jasa itu?
apakah pelimpahan jasa datang ke tmpt abu ciciku yg divihara, baca paritta, bunga, buah2an??
trus menyebut nama lengkap ciciku ??...
dihari-hari yg lain, pelimpahan jasa dpt jg dilaksanakan yaahh?  .. misalnya berdana kepada Bhikkhu , trus atas nama alm. ciciku??  benar gak seperti itu??

help me ....... bagaimana tata cara pelimpahan jasa kepada para leluhur


Pelimpahan jasa itu sendiri tidak memiliki hari yang special. manusia menggunakan hari special untuk lebih menghangatkan suasana pada hari itu dan ini menjadi sebuah kebiasaan bahwa hanya pada hari special tersebut,sebuah kebaikan akan melimpah-limpah. iya itu benar.

Untuk cece kamu yang telah meninggal, hal terbaik bagi sanak keluarganya yang masih hidup adalah menjalanakan Sila, berpraktik dana dan welas asih dan semua praktik kebajikan lain dengan satu tekad "Semoga cece aku yang telah meninggal dunia mengetahui kebajikan yang saya perbuat untuk nya dan kalo dia tidak mengetahui ,semoga para deva memberitakan kebaikan ini kepadanya,sehingga tumbuh rasa sukha, tumbuh kebijaksanaan dan berjodoh dengan Dhamma sehingga pada akhirnya melepas"

Nah,praktek dana,welas asih dan kebijaksanaan itu bermacam-macam, dan kamu lakukan dimana menurut kamu adalah sesuai dan terbaik contoh, memberikan dana makanan kepada Bhikkhu, melepas makhluk hidup, mencetak buku Dhamma, dana bunga di altardan masih banyak contoh kebajikan Dhamma yang bisa kamu lakukan,inilah namanya Dana Parami. dan ini justru membawa kamma baik tidak hanya pada ccece kamu tapi pada keluarga kamu juga.

Beberapa miskonsepsi terjadi adalah selalu mengira sanak keluarga yang telah meninggal,pasti terlahir sebagai roh,hantu atau sesuatu yang tidak tampak,kita sudah mengerthaui dari Guru bahwa ada 6 alam tumimbal lahir yang bersifat duniawi. jadi hilangkan miskonspesi tersebut.

Semua dana kebajikan yang dilakukan mulai dari pikiran yang timbul kebahagiaan, ucapan yang penuh metta dan perbuatan yang diiringi dengan kebijaksanaan adalah sebuah berkah tiada tara untuk sanak keluarga yang meninggal.

_/\_ Semoga memberikan jawaban, dan semoga semua kamma baik untuk cece kamu berbuah dimanapun ia berada sekarang ini. semoga ia memperoleh kebajikan untuk mengenal Dhamma.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

san

Hmm, setiap kali melakukan kebaikan (dan semoga setiap hari), melakukan pembacaan dengan tulus parita ettavata disertai bahasa indonesianya. Caranya sederhana dan semoga bermanfaat.
be happy ^^

hengki

Saya tambahkan sedikit yah.
Setiap hari usahakan melakukan kebajikan dan membaca Paritta/Keng dan Meditasi, setelah itu limpahkan jasa pada cici kamu, leluhur kamu dan semua makhluk dengan membaca Etavatta. Sampai atau tidak sampai kita tidak tahu, tapi saya yakin kalau kita melakukannya dengan sungguh2 dan hati yg tulus pasti akan sampai pelimpahan jasa yg kita lakukan.
Semoga bermanfaat.
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

Adhitthana

Thanks  all .....  _/\_

ada 1 pertanyaan lagi ....
kalo saya berdana makanan pd bhikksu dengan harapan utuk pelimpahan jasa pd cici
apa perlu menyebut nama alm ciciku (dalam hati), ketika makanan ini sampe ke tangan Bhikksu?
 

  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

nyanadhana

Cukup dalam hati,ingat kebajikan tidak hanya di ucapan dan perbuatan tapi dalam pemikiran juga. Semoga cece gw berbahagia melihat pelimpahan jasa ini dan jika ia tidak memiliki kesempatan melihat,semoga para dewa membawakan kabar suka cita kepadanya. _/\_
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Adhitthana

Tirokudda Sutta     

Namo tassa Bhagavato Arahato Sammāsambuddhassa

Tirokuḍesu tiṭṭhanti, Sandhisiṅghāṭakesu ca

Dvārabāhāsu tiṭṭhanti, Āgantvāna sakaṁ gharaṁ

Para mendiang datang ke rumah mereka masing-masing, berdiri di luar dinding rumah,

di perempatan jalan, di pertigaan jalan dan di dekat daun pintu.

(Tirokuḍḍa Sutta)

Pada suatu hari, Raja Bimbisara berdana makanan kepada Sang Buddha dan siswa-siswa Beliau. Tapi setelah berdana makan  kepada Sang Buddha dan siswa-siswa Beliau, raja lupa melakukan pelimpahan jasa. Raja lupa melimpahkan jasa kebajikannya kepada sanak saudaranya yang terlahir di alam peta, menjadi mahkluk peta selama 92 kalpa. Pada waktu itu raja sibuk memikirkan "tempat" untuk Sang Buddha dan siswa-siswa-Nya, tempat untuk bervassa.


Malam harinya, Raja Bimbisara tidak bisa tidur, beliau mendengar suara-suara jeritan yang mengerikan, teriakan-teriakan putus asa yang mengerikan. Sepanjang malam raja tidak bisa tidur hingga pagi hari.

Pagi harinya, karena tidak bisa tidur semalam suntuk, maka wajah raja menjadi pucat pasi, beliau terganggu oleh jeritan-jeritan putus asa yang mengerikan, suara-suara jeritan dari alam peta.

Raja pergi menemui Sang Buddha, raja menceritakan pengalamannya mendengarkan suara-suara jeritan putus asa dan bertanya kepada Sang Buddha: "Bhante, apakah yang akan terjadi pada diri saya dan ciri-ciri apakah itu, yang mengganggu saya sepanjang malam? Apakah ini suatu pertanda yang buruk bagi saya sebagai raja, Bhante?"

Sang Buddha dengan tenang memberi jawaban kepada raja: "Raja yang agung, tidak akan terjadi apapun pada dirimu raja! Yang terjadi sebenarnya adalah: sanak saudaramu yang terlahir di alam peta menjadi mahkluk peta, selama sembilan puluh dua kalpa, mereka telah lama menunggu dan menurut kamma mereka, sudah waktunya mereka mendapatkan pelimpahan jasa."

"Kalau demikian halnya, apakah mereka bisa mendapatkan pelimpahan jasa hari ini?" Raja bertanya kepada Sang Buddha. Sang Buddha memberikan jawaban bahwa: "Hal itu bisa dilakukan hari ini."

Raja Bimbisara menjadi semangat dan mengundang Sang Buddha serta bhikkhu Saïgha untuk menerima dana makan di istana raja, Sang Buddha menyetujui dengan berdiam diri.

Raja kembali ke istana, memberi instruksi kepada pelayan istana untuk mempersiapkan dana makanan yang besar dan meriah kepada Sang Buddha dan siswa-siswa Beliau. Beraneka makanan dan minuman dipersiapkan oleh raja, juga kain jubah serta tempat tinggal untuk murid-murid-Nya. Setelah semuanya siap, raja mempersilahkan Sang Buddha dan siswa-siswa-Nya memasuki ruang istana.

Ketika sampai di ruang istana raja, Sang Buddha dengan menggunakan kekuatan batin-Nya, mampu membuka tabir sehingga raja bisa melihat mahkluk peta yang jumlahnya ribuan, mereka berdiri berderet-deret dengan tubuh kurus kering tinggal kulit pembalut tulang, urat-urat nadinya menonjol keluar, rambut kusut seperti ijuk – sungguh suatu pemandangan yang mengerikan. Raja merasa kasihan dengan mahkluk-mahkluk peta tersebut.

Oleh karena itu, raja mulai melayani Sang Buddha dengan mempersembahkan air, dengan pikeran: "Semoga jasa dari mempersembahkan air ini, jasanya melimpah pada sanak saudaraku yang terlahir di alam peta. Ketika air itu disentuh dan diterima oleh Sang Buddha, saat itu juga muncul keajaiban: di alam peta muncul kolam-kolam air yang dalam, persegi empat, airnya jernih, dan di sana juga tumbuh bunga teratai. Raja bisa melihat semua kejadian di alam peta – sekarang mahkluk peta bisa minum sepuasnya dan mandi sepuasnya. Tubuh mahkluk peta sekarang menjadi segar.

Raja menjadi semakin bersemangat, raja kemudian mempersembahkan bubur beras kepada Sang Buddha, ketika bubur beras itu disentuh dan diterima oleh Sang Buddha, maka di alam peta seketika muncul makanan-makanan surgawi yang lezat-lezat. Sehingga tubuh mahkluk peta berubah menjadi segar, sehat dan padat, berisi dan bercahaya. Mahkluk peta telah berubah menjadi mahkluk surgawi, oleh karena itu, raja semakin bersemangat mempersembahkan kain jubah dan tempat tinggal.

Sekarang mahkluk peta berubah menjadi mahkluk dewa dan dewi dengan istana yang megah. Raja merasa puas dengan  kemuliaan yang telah dialami oleh sanak saudaranya menjadi dewa-dewi yang cemerlang.

Sabbe sattā bhavantu sukhitattā.

Oleh: Bhikkhu Khemaviro (05 Juli 2009)




  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

markosprawira

Quote from: Virya on 24 July 2008, 10:14:33 PM
Thanks  all .....  _/\_

ada 1 pertanyaan lagi ....
kalo saya berdana makanan pd bhikksu dengan harapan utuk pelimpahan jasa pd cici
apa perlu menyebut nama alm ciciku (dalam hati), ketika makanan ini sampe ke tangan Bhikksu?
 




Quote from: nyanadhana on 25 July 2008, 08:33:57 AM
Cukup dalam hati,ingat kebajikan tidak hanya di ucapan dan perbuatan tapi dalam pemikiran juga. Semoga cece gw berbahagia melihat pelimpahan jasa ini dan jika ia tidak memiliki kesempatan melihat,semoga para dewa membawakan kabar suka cita kepadanya. _/\_


Penjelasan yg sangat bagus sekali bro nyana....

[at] Virya :

kalau saya boleh sedikit jelaskan bhw 1 perbuatan itu didahului oleh cetana/kehendak yaitu :
- kehendak sebelum berbuat (pubba cetana)
- kehendak saat berbuat (munca cetana)
- kehendak setelah berbuat (apara cetana)

jika memang anda ingin berdna a.n alm, hendaknya bisa diniatkan dulu sebelum menyiapkan dana
juga saat berdana, kembali melakukan spt yg disebut oleh bro nyana diatas
dan setelah berdana, kembali diniatkan bhw itu adl dana utk alm....

dengan cara spt ini, perbuatan kusala yg anda lakukan menjadi lengkap dan utuh, tidak cacat....

sedikit saran : hendaknya dana tidak hanya saat peringatan kematian namun setiap saat, hendaknya kita bs melatih berdana ke mahluk apa aja misal :
- ada semut yg hampir tenggelam, hendaknya kita membantu
- ada rekan yg tidak sadar jk ada barangnya yg jatuh, hendaknya kita berdana dgn membantu mengambilkannya

Jadi sebenarnya sangat bnyk cara utk dapat berdana

semoga bs bermanfaat

metta

wiithink

kalo seseorang mau membuat pelimpahan jasa, tapi dia nawar ntuk materi pembuatannya.. piye?? itu termasuk iklas ato ndak?

Nevada

#41
Quote from: wiithink on 19 July 2009, 10:45:29 PM
kalo seseorang mau membuat pelimpahan jasa, tapi dia nawar ntuk materi pembuatannya.. piye?? itu termasuk iklas ato ndak?

Dalam bertindak, kita harus bijaksana. Bukan berarti ketika kita ingin melakukan pelimpahan jasa, maka berapapun cost yang harus dikocek maka kita keluarkan saja seenaknya.

Cost ataupun biaya adalah pengeluaran kas. Jika kita bisa meminimalisasinya, itu adalah hal yang bagus. Tapi bukan berarti kita harus menjadi orang yang sangat perhitungan (pelit) terhadap pengeluaran / biaya. Keikhlasan yang sesungguhnya adalah ketika kita memberi / melakukan pelimpahan jasa dengan pikiran yang tidak melekat pada apa yang kita keluarkan; tulus mengharapkan kebaikan bagi semua makhluk pada saat sebelum, sesaat dan setelah melakukan pelimpahan jasa.

markosprawira

Betul sekali apa yg dikatakan oleh bro upasaka bhw yg terpenting bukanlah objeknya melainkan dari cetana/kehendak/niat, yg disertai dengan panna/kebijaksanaan

mungkin objeknya hanya 1 ekor burung/ikan namun dilakukan dengan pubba, munca, apara dan aparapara cetana yang kuat (maha kusala citta), akan membuahkan hasil/vipaka kamma yg sangat kuat ketimbang mereka yg berdana objek yg lebih mahal, lebih besar namun cetananya lemah (ahetuka citta), atau bahkan yg akusala citta

semoga dgn ini membuat kita lebih bisa mengembangkan batin kita

metta