pelimpahan jasa

Started by cocktail, 13 July 2007, 08:21:41 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Litar

Beruntung lah kita2 yg masih "bodoh" sehingga dng bergabung di Forum ini bisa bertambah pintar. Saya sendiri masih belajar Buddha Dhamma dan banyak menemukan hal baru2 di forum ini.
Thanks all
_/\_
Salam

markosprawira

 [at] Litar : pendapat anda benar sekali..... pelimpahan jsa akan sangat membantu bagi sanak saudara dan leluhur yang ada di alam menderita, cuma seinget saya, cuma berlaku di alam Peta doang, itupun Peta tertentu......

sedangkan di alam lain, misal Dewa, sepertinya mereka sudah cukup berbahagia, sehingga pelimpahan jasa ini tidak terlalu menambah kebahagiaan mereka juga..... lebih banyak berguna bagi pengembangan batin anda......

Muten Roshi

iya2.. bagaimana ya dengan bakar-membakar kertas sembahyang...??? ada pendapat tidak??
[url="http://en.wikipedia.org/wiki/Muten-R%C3%B4shi"]http://en.wikipedia.org/wiki/Muten-R%C3%B4shi[/url]

Sumedho

Bakar membakar itu tradisi china kan ?

Kalau ditilik sih, jika si peta mengetahui bahwa sanak keluarganya masih ingat kepadanya, itu bisa membuat dia bahagia.

Yah lebih baik sih melakukan pelimpahan jasa yang lebih efisien, misalnya dari pada buat membakar yah buat berdana bagi yang membutuhkan.
There is no place like 127.0.0.1

FZ

Seperti yang dibilang Bro Sumedho itu kan tradisi Chinese. Jadi lain ladang lain belalangnya.
Intinya banyak jalan menuju ke Roma. Banyak cara untuk pelimpahan jasa..

dipasena

Quote from: Dharmakara on 26 July 2007, 11:48:43 PM
iya2.. bagaimana ya dengan bakar-membakar kertas sembahyang...??? ada pendapat tidak??

sebenarnya kalo orang itu wise, bkn cm bs termakan dogma [bukan di Buddhism loh, Buddhism tidak ada dogma yg tak terbantahkan model gtu] pasti bs bedakan mana ajaran agama, mana ajaran tradisi.

gw ambil contoh lah, umat agama K pegi nyekar ke kuburan bawa bunga, mang mau diapain tuh bunga ? bs dimakan ? untuk hiasan ? sama aja lah, intinya kan penghormatan, kita nyekar berarti kita masih ingat beliau2 yg dah gugur terlebih dahulu... cm bedanya 1 bunga, 1 kertas, trus 1 diletakkan aja, 1 dibakar... pelaksanaannya yg beda model, tp inti dr tindakannya sama [orang yg pinter pasti bs bedakan n narik makna dr kedua jenis kegiatan tersebut]

markosprawira

 [at] Sumedho : benernya di alam peta, ga semata melihat doang bro.... namun ada juga memang peta yang hanya bisa makan dari persembahan

jadi kalo liat di tirokuda, ada khan persembahan makanan, baju dan sebagainya yang langsung sampai pada peta yang bersangkutan.

sedangkan pada peta lain, iya mereka bisa merasakan kebahagiaan yang sangat berarti di tengah penderitaan yang sedang mereka rasakan pada saat itu

markosprawira

Quote from: dhanuttono on 28 July 2007, 09:39:36 AM
sebenarnya kalo orang itu wise, bkn cm bs termakan dogma [bukan di Buddhism loh, Buddhism tidak ada dogma yg tak terbantahkan model gtu] pasti bs bedakan mana ajaran agama, mana ajaran tradisi.

gw ambil contoh lah, umat agama K pegi nyekar ke kuburan bawa bunga, mang mau diapain tuh bunga ? bs dimakan ? untuk hiasan ? sama aja lah, intinya kan penghormatan, kita nyekar berarti kita masih ingat beliau2 yg dah gugur terlebih dahulu... cm bedanya 1 bunga, 1 kertas, trus 1 diletakkan aja, 1 dibakar... pelaksanaannya yg beda model, tp inti dr tindakannya sama [orang yg pinter pasti bs bedakan n narik makna dr kedua jenis kegiatan tersebut]

sayangnya org bnyk yg cm liat luarnya aja, bro.....

itu knp skrg, makin bnyk umat yang demen ama ritual  #-o krn mereka ga ngerti

Sumedho

 [at] bro markos:
Sebenarnya sy menjawab pertanyaan Bro Dharmakara tentang bakar-bakaran kertas sembahyang sih.

But thanks udah menyinggung tirokuddha sutta, sekalian deh disertakan artikel tentang itu,

QuoteTirokuddha Sutta

Pelimpahan jasa tentunya sudah tidak asing lagi bagi umat Buddha yang
selalu melakukannya setelah melakukan perbuatan baik. Bahkan di zaman
kehidupan Sang Buddha, pelimpahan jasa ini sudah sering dilakukan karena
selain dapat membantu orang lain, juga dapat membawa manfaat bagi diri
kita sendiri.

Sewaktu Raja Bimbisara meminta agar jasa kebajikan pemberian dana kepada
anggota Sangha itu dilimpahkan kepada leluhurnya, Sang Buddha mengucapkan
syair Tirokudda Sutta sebagai berikut:

Diluar dinding mereka berdiri dan menanti,
dipersimpangan-persimpangan jalan,
mereka kembali kerumah yang dulu dihuninnya,
dan menanti di muka pintu,
tetapi bila diadakan pesta yang meriah,
dengan makanan dan minuman yang berlimpah,
ternyata tidak seorangpun yang ingat,
kepada makhluk-makhluk itu,
yang merupakan leluhur mereka.

Hanya mereka yang hatinya welas asih,
memberikan persembahan kepada sanak keluargannya,
berupa makanan dan minumanyang lezat,
baik dan disukai pad waktu mereka masih hidup

Semoga buah jasa-jasa baik kita,
melimpah kepada sanak keluarga yang telah meninggal,
semoga mereka bahagia.
Sanak keluarga kita yang sedang berkumpul ditempat ini,
dengan gembira akan memberikan restu mereka,
karena diberi makanan dan minuman yang berlimpah.

Semoga sanak keluargaku berusia panjang,
sebab karena merekalah kami memperoleh sesajian yang lezat ini

Karena kami diberi perhormatan yang tulus,
maka yang memberinya pasti akan memperoleh,
buah jasa yang setimpal,
karena disini tidak ada pertanian,
dan juga tidak ada peternakan,
tidak ada perdagangan,
juga tidak ada peredaran uang dan emas.
Sanak keluarga kita yang telah meninggal,
hidup disana dari pemberian kita disini.

Bagaikan air mengalir dari atas bukit,
turun kebawah untuk mencapai lembah yang kosong,
demikian pula sesajian yang diberikan,
dapat menolong sanak keluarga kita yang telah meninggal

Bagaikan sungai, bila airnya penuh,
akan mengalirkan airnya kelaut,
demikian pula sesajian yang diberikan,
dapat menolong sanak keluarga kita yang telah meninggal

"Ia memberikan kepadaku, ia bekerja untukku,
ia sanak keluargaku, ia sahabatku, kerabatku,
memberikan sesajian kepada mereka yang telah meninggal dunia,
dan mengingat kembali kepada apa yang biasa mereka lakukan,
bukan ratap tangis, bukan kesedihan hati,
bukan berkabung dengan cara apapun juga,
untuk menolong mereka yang telah meninggal dunia,
yang dilakukan sanak keluarga yang telah ditinggalkan

Tetapi bila persembahan ini dengan penuih bakti,
diberikan kepada sangha atas nama mereka,
dapat menolong mereka untuk waktu yang panjang,
dikemudian hari maupun pada saat ini

Telah diperlihatkan hakikat sesungguhnya,
Sesajian bagi sanak keluarga,
dan bagaimana penghormatan yang telah bernilai dapat diberikan kepada
mereka,
serta bagaimana para bhikkhu mendapatkan kekuatan,
dan bagaimana anda sendiri dapat menimbun,
buah karma yang baik

Demikian syair dari Tirokudda Sutta yang pernah diucapkan oleh Sang
Buddha. Setelah membaca Sutta ini dengan teliti, kita tentu dapat memetik
manfaat yang besar, yaitu kita tidak seharusnya meratap-tangis, sedih,
berkabung, membakar emas dan perak ataupun memberikan sesajian kepada
sanak keluarga atau teman kita yang telah meninggal, tetapi yang dapat
membantu mereka hanyalah persembahan yang diberikan kepada Sangha atas
nama alm.
There is no place like 127.0.0.1

asunn

ooooooooo bhante beneran toh.... gw pikir juga sama kekekke...ada seseorang...mungkin fans bhante upaseno...trus register pake nick itu...
kekekekkekeke

salam kenal bhante

langitbiru

asunn : telat amat dikau taunya  :))
bliau yg buatbuku hijau dan kuning loh  ;D
oni... kao titi bobo... gigi...

Muten Roshi

QuoteKarena kami diberi perhormatan yang tulus,
maka yang memberinya pasti akan memperoleh,
buah jasa yang setimpal,
karena disini tidak ada pertanian,
dan juga tidak ada peternakan,
tidak ada perdagangan,
juga tidak ada peredaran uang dan emas.
Sanak keluarga kita yang telah meninggal,
hidup disana dari pemberian kita disini.

Bagaikan air mengalir dari atas bukit,
turun kebawah untuk mencapai lembah yang kosong,
demikian pula sesajian yang diberikan,
dapat menolong sanak keluarga kita yang telah meninggal

Bagaikan sungai, bila airnya penuh,
akan mengalirkan airnya kelaut,
demikian pula sesajian yang diberikan,
dapat menolong sanak keluarga kita yang telah meninggal

menurut sutta ini, tampaknya persembahan ke leluhur dapat menolong sanak keluarga tuh.... (namun manfaatnya tidaklah sebesar berdana kepada sangha dan melimpahkan jasanya). mengenai pelimpahan jasa ini tentu saja menimbulkan suatu pertanyaan lagi: konon kabarnya karma ditanggung masing-masing individu, lantas koq bisa dilimpahkan ya? gimana sih cara kerjanya hukum karma?
[url="http://en.wikipedia.org/wiki/Muten-R%C3%B4shi"]http://en.wikipedia.org/wiki/Muten-R%C3%B4shi[/url]

j4m3ss

apakah pelimpahan jasa harus pakai upacara tertentu ? bisakah kita lsg bicara secara tulus mislnya , jasa dan pahala kebajikan ini saya buat....."

jika pertanyaanya agak kurang ilmu, mohon maklum kerena pengetahuan ajran Buddha saya dibawah rata2  _/\_

Muten Roshi

mengenai alam peta, konon kabarnya makhluk alam peta makan ta* dan air liur ya?
kalau liat di tirokuda sutta, persembahan macam2 ini tidak terbatas di alam peta deh....

Quote from: markosprawira on 03 August 2007, 10:06:33 AM
[at] Sumedho : benernya di alam peta, ga semata melihat doang bro.... namun ada juga memang peta yang hanya bisa makan dari persembahan

jadi kalo liat di tirokuda, ada khan persembahan makanan, baju dan sebagainya yang langsung sampai pada peta yang bersangkutan.

sedangkan pada peta lain, iya mereka bisa merasakan kebahagiaan yang sangat berarti di tengah penderitaan yang sedang mereka rasakan pada saat itu
[url="http://en.wikipedia.org/wiki/Muten-R%C3%B4shi"]http://en.wikipedia.org/wiki/Muten-R%C3%B4shi[/url]

markosprawira

Quote from: Dharmakara on 07 August 2007, 12:19:58 PM
QuoteKarena kami diberi perhormatan yang tulus,
maka yang memberinya pasti akan memperoleh,
buah jasa yang setimpal,
karena disini tidak ada pertanian,
dan juga tidak ada peternakan,
tidak ada perdagangan,
juga tidak ada peredaran uang dan emas.
Sanak keluarga kita yang telah meninggal,
hidup disana dari pemberian kita disini.

Bagaikan air mengalir dari atas bukit,
turun kebawah untuk mencapai lembah yang kosong,
demikian pula sesajian yang diberikan,
dapat menolong sanak keluarga kita yang telah meninggal

Bagaikan sungai, bila airnya penuh,
akan mengalirkan airnya kelaut,
demikian pula sesajian yang diberikan,
dapat menolong sanak keluarga kita yang telah meninggal

menurut sutta ini, tampaknya persembahan ke leluhur dapat menolong sanak keluarga tuh.... (namun manfaatnya tidaklah sebesar berdana kepada sangha dan melimpahkan jasanya). mengenai pelimpahan jasa ini tentu saja menimbulkan suatu pertanyaan lagi: konon kabarnya karma ditanggung masing-masing individu, lantas koq bisa dilimpahkan ya? gimana sih cara kerjanya hukum karma?

dear bro dharmakara, sy mo coba share sedikit tentang pertanyaan anda
1. mengenai besar atau tidaknya manfaat berdana : saya ingin share sebuah cerita

pada jaman Buddha, ada sebuah org yg sangat kaya sekali yang bernama Aputtaka.
namun sayangnya, dalam hidup sehari2nya Aputtaka itu tidak bisa menikmati kekayaannya
satu saat Aputtaka meninggal, dan karena tidak punya kerabat keluarga, hartanya itu jatuh ke raja
Raja pada saat itu bingung karena org yang tidak kelihatan kaya tersebut ternyata mempunyai harta yg sangat berlimpah
Raja bertanya kepada Buddha
Buddha menjawab bhw pada kehidupan lampau, Aputtaka juga adalah orang yang kaya
Satu saat, ada pacekka buddha yang lewat (manfaat dana bagi pacekka buddha adalah amat sangat besar)
Aputtaka ingin berdana, lalu meminta istrinya untuk menyiapkan dana
Setelah dana diberikan oleh istrinya, terlintas di pikirannya "Jika dana itu diberikan kepada para pembantunya, maka akan dapat membantu lebih banyak orang"
Karena punya pemikiran itulah, maka pada kehidupan saat ini Aputtaka tidak bisa menikmati kekayaannya itu

semoga cerita ini bisa sedikit membantu mengenai berdana


2. mengenai kamma : kamma terjadi akibat perbuatan masa lampau yang dikombinasikan dengan perbuatan saat ini.

Contoh paling gampang adalah pada saat Ujian Sekolah. Bagi mereka yang percaya kamma hanya berasal dari masa lampau saja, lalu tidak belajar, dan hasilnya???? apakah bisa lulus????  ;D

Namun bagi yang tidak percaya kamma adalah hasil masa lampau, belajar setengah mati namun hasilnya tidak memuaskan.... misalnya materi ujian ternyata beda dengan yang dipelajari  ;)

demikian juga pelimpahan jasa.... bukannya jasa yang dilimpahkan, namun karena pada saat pelimpahan jasa terjadi, akan memicu terjadi pikiran yang menyenangkan pada mahluk yang menderita, yang sekaligus mendorong masaknya kamma baik pada saat yang bersamaan sehingga ini akan mendorong mahluk tersebut meninggal dan terlepas dari alam yang menderita dan terlahir ke alam yang lebih menyenangkan.

semoga contoh singkat ini dapat menerangkan proses kamma....