Skripsi

Started by hide_x893, 14 May 2009, 07:29:13 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Apakah Keluarga Anda Bahagia Dengan Menjalankan Dhamma Dalam Kehidupan Sehari-hari?

Sangat Bahagia Sekali ;D ;D ;D
Bahagia ;D ;D
Cukup Bahagia ;D
Biasa Saja :)
Tidak Bahagia :(

hatRed

keknya cide cocok tuh jadi bahan penelitian.. ;D
i'm just a mammal with troubled soul



hide_x893

masih bab I gan masih pendahuluan (amatan peneliti)
Saya sendiri berasal dari Background Keluarga Buddhis dan Budaya Tionghoa (tidak begitu kental, maksudnya ajaran Dhamma lebih ditekankan oleh papa saya) selama menjadi keluarga Buddhis saya sendiri menikmati kebahagiaan tersebut, akan tetapi kebahagiaan tersebut justru lahir dari kesendirian, mengapa? karena di tempat tinggal saya tidak ada sekolah Buddhis dan teman2 saya banyak agama lain...biasanya saya dalam berteman saya sendiri yang Buddhis sedangkan lainnya bisa agama ABC. Sejatinya dari hal tersebut saya sering mengalami 'kesepian'. Keluarga menjadi tempat yang hangat ketika papa mulai mengenalkan Dhamma dari saya SD sejak sampai saat ini, kalo pinjem bahasa tetangga saya sangat bersyukur sekali... Sadhu3x
Saya Juga Bingung apa yang akan menjadi pertanyaan dalam penelitian ini serta bahasannya? untuk mengeLINK kan kata2 antara keluarga pada umumnya dan keluarga BUddhis sulit sekali

hide_x893

Quote from: hatRed on 14 May 2009, 11:52:00 AM
keknya cide cocok tuh jadi bahan penelitian.. ;D

cide sapa ya gan??kebetulan sekali saya juga lagi mencari subjek keluarga Buddhis :)

hatRed

Citta Devi.... cuma orangnya kebanyakan online malem2.. ;D
i'm just a mammal with troubled soul



hide_x893

#19
btw, saya sempat vakum dari skripsi ini selama setahun gara3 frustasi akibat tidak bisa merumuskan dengan jelas apa yang saya bahas, padahal diawal saya membuat / membahas skripsi tentang keluarga dan buddhisme, saya merasa yakin bisa, akan tetapi sekarang pun masih frustasi (tapi sudah mendingan) walaupun kadang pusing juga kalo dipikir terus... :lotus:

hide_x893

btw gan saya mau undur diri dulu sampai malam menjelang, kepala ane udah pusing plus badan pegal linu semua ;D kebanyakan googling n mikiri skripsi... terimakasih atas masukannya... ^:)^ :hammer:

K.K.

Quote from: hide_x893 on 14 May 2009, 12:06:25 PM
btw, saya sempat vakum dari skripsi ini selama setahun gara3 frustasi akibat tidak bisa merumuskan dengan jelas apa yang saya bahas, padahal diawal saya membuat / membahas skripsi tentang keluarga dan buddhisme, saya merasa yakin bisa, akan tetapi sekarang pun masih frustasi (tapi sudah mendingan) walaupun kadang pusing juga kalo dipikir terus... :lotus:

Nah, itu dia. Makanya harus jelas apa yang mau dilihat. Kalau hanya mengambil 1 sample doang, kita susah untuk mengetahui apakah "bahagia" ini karena dhamma atau bukan. Jangan pikirin yang dahsyat2, yang spektakuler, tapi yang sederhana saja. Misalnya bagaimana pengaruh ajaran Buddha dalam menerima keluarga. Bagaimana pengertian akan hukum kamma bisa mengarahkan pola pikir seseorang untuk menerima kehidupan ini, dan sebagainya.


lykim176

Quote from: hide_x893 on 14 May 2009, 07:29:13 AM
Pada penelitian yang saya lakukan, saya ingin  memperoleh pemahaman utuh bagaimana sebuah keluarga dapat hidup bahagia dengan menjalankan (praktek) Dhamma.
mungkin orang sulit menjawabnya karena hidup itu selalu berubah, kadang bahagia kadang tidak. khan dalam ajarang sang Buddha hidup = dukkha. hanya pasti ada perbedaan dari yang mengerti hidup ini dukkha dengan yang tidak.


Quote
Jadi saya ingin mengetahui pengalaman-pengalaman dari saudara-saudara dan teman-teman se-dhamma untuk bisa saling berbagi apapun tentang keluarga kalian atau keluarga teman kalian yang Buddhis sebagai masukan (bahan) buat penelitian saya untuk kelulusan saya menjadi Sarjana Psikologi
saya cerita tentang teman saya saja yah.

sebelum belajar dhamma: mudah marah, sering cekcok dengan orang tua, doyan rokok, miras dan ganja, sering pulang malam


ketika baru belajar dhamma(teori) dia terkagum-kagum, punya hobi baru(blajar dhamma), tapi dirumah masih sering cekcok dengan ortu, masih sering marah, rokok miras dll sedikit berkurang, sering menjelek-jelekkan konsep keselamatan diluar buddhis dan menjelek-jelekkan konsep ketuhanan agama lain sehingga membuat keadaan dirumah(keluarganya multi agama) dan disekelilingnya tidak nyaman.

sejak sadar bahwa menjelek-jelekkan agama lain malah menambah LDM-nya maka ia tidak lagi menjelek-jelekkan agama lain, lebih melihat ke perkembangan batin, marahnya berkurang, lebih sering mengalah bila terjadi percekcokkan, punya hobi baru(meditasi),
miras rokok dll sudah stop sejak tahun pertama belajar, bila ada kesempatan retreat vipassana dia pasti ikut.


sampai skarang sih baru itu saja perkembangannya,
bagaimana hide_x893, info seperti ini bukan yg kamu mau?
Dunia tidak runtuh dari langit

hide_x893

Quote from: Kainyn_Kutho on 14 May 2009, 02:05:57 PM
Nah, itu dia. Makanya harus jelas apa yang mau dilihat. Kalau hanya mengambil 1 sample doang, kita susah untuk mengetahui apakah "bahagia" ini karena dhamma atau bukan. Jangan pikirin yang dahsyat2, yang spektakuler, tapi yang sederhana saja.
masalah subjek kembali lagi gan, dalam penelitian ini saya menggunakan metode kuali memang sample yang dibutuhkan hanya sedikit tidak seperti metode kuanti yang membutuhkan sample yang banyak tergantung populasi...oleh karena itu saya juga membutuhkan subjek yang benar2 mempraktekkan ajaran Sang Buddha dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan saya kalo mau merubah penelitian dari kuali ke kuanti, bisa saja..akan tetapi untuk saat ini saya ingin membahas dengan metode kuali mengingat penelitian tentang Buddhisme secara ilmiah sangat minim sekali... yang banyak dibahas kalo di UBAYA hanya meditasi itupun saya hanya menemukan 6 Penlitian dengan metode kuanti... mengingat saya juga pernah melihat buku tentang keluarga kat**ik...

Quote from: Kainyn_Kutho on 14 May 2009, 02:05:57 PM
Misalnya bagaimana pengaruh ajaran Buddha dalam menerima keluarga. Bagaimana pengertian akan hukum kamma bisa mengarahkan pola pikir seseorang untuk menerima kehidupan ini, dan sebagainya.

saya setuju dengan ini gan untuk bahasanya thanks masukannya ;D

hatRed

kenapa gak cuba cari korban di Yayasan Buddha Tzu Chi.. ;D

biasanya kan sekeluarga tuh yg ikutan... ;D
i'm just a mammal with troubled soul



hide_x893

#25
Quote from: lykim176 on 14 May 2009, 03:34:05 PM
mungkin orang sulit menjawabnya karena hidup itu selalu berubah, kadang bahagia kadang tidak. khan dalam ajarang sang Buddha hidup = dukkha. hanya pasti ada perbedaan dari yang mengerti hidup ini dukkha dengan yang tidak.
justru itu gan yang menarik...karena hidup selalu berubah...bagaimana keluarga Buddhis dapat bertahan terhadap perubahan...terkadang ada permasalah yang sama dalam keluarga tidak hanya muncul sekali bahkan berulang-ulang kali.

Quote from: lykim176 on 14 May 2009, 03:34:05 PM
saya cerita tentang teman saya saja yah.
sebelum belajar dhamma: mudah marah, sering cekcok dengan orang tua, doyan rokok, miras dan ganja, sering pulang malam

ketika baru belajar dhamma(teori) dia terkagum-kagum, punya hobi baru(blajar dhamma), tapi dirumah masih sering cekcok dengan ortu, masih sering marah, rokok miras dll sedikit berkurang, sering menjelek-jelekkan konsep keselamatan diluar buddhis dan menjelek-jelekkan konsep ketuhanan agama lain sehingga membuat keadaan dirumah(keluarganya multi agama) dan disekelilingnya tidak nyaman.

sejak sadar bahwa menjelek-jelekkan agama lain malah menambah LDM-nya maka ia tidak lagi menjelek-jelekkan agama lain, lebih melihat ke perkembangan batin, marahnya berkurang, lebih sering mengalah bila terjadi percekcokkan, punya hobi baru(meditasi),
miras rokok dll sudah stop sejak tahun pertama belajar, bila ada kesempatan retreat vipassana dia pasti ikut.
thanks gan buat sharingnya...bagus berarti ada perubahan dari teman anda. :) Lalu bagaimana dengan orangtuanya apakah ikut terpengaruh oleh anaknya untuk belajar Dhamma atau keluarga mereka sudah Buddhis?

hide_x893

Quote from: hatRed on 14 May 2009, 10:10:04 PM
kenapa gak cuba cari korban di Yayasan Buddha Tzu Chi.. ;D

biasanya kan sekeluarga tuh yg ikutan... ;D

wow nice idea gan...
thanks gan di Surabaya ada teman gue yang bukan Buddhis tapi sama bosnya sering diajak buat membantu Buddha Tzu Chi kalo lagi berderma...hehehe

Dhamma Sukkha

#27
Quote from: hatRed on 14 May 2009, 11:52:00 AM
keknya cide cocok tuh jadi bahan penelitian.. ;D
bolehh.. bolehh topp \;D/\;D/\;D/
Quote from: hide_x893 on 14 May 2009, 07:29:13 AM
_/\_
Perkenalkan saudara-saudara sebangsa dan setanah air...
Saya Adi SD Adalah Mahasiswa Psikologi UBAYA Semester 8 (yang tidak lulus2 alias kebingungan dengan topik saya sendiri) :'(. Tema besar dari topik saya dalah tentang keluarga. Saya ingin mengetahui apakah Dhamma yang diterapkan dalam kehidupan berkeluarga dapat membawa kebahagiaan dalam keluarga dan diri anda sendiri? ataukah justru sebaliknya Anda menjadi Egois, Mudah marah, dll
Metode penelitian yang saya gunakan adalah kualitatif. Dalam Sudikin (2002), dijelaskan bahwa karakter khusus penelitian kualitatif berupaya mengungkapkan keunikan individu, kelompok, masyarakat, dan organisasi tertentu dalam kehidupan sehari-hari. Pada penelitian yang saya lakukan, saya ingin  memperoleh pemahaman utuh bagaimana sebuah keluarga dapat hidup bahagia dengan menjalankan (praktek) Dhamma. Jadi saya ingin mengetahui pengalaman-pengalaman dari saudara-saudara dan teman-teman se-dhamma untuk bisa saling berbagi apapun tentang keluarga kalian atau keluarga teman kalian yang Buddhis sebagai masukan (bahan) buat penelitian saya untuk kelulusan saya menjadi Sarjana Psikologi  :-[
:lotus:
Dengan ini saya sangat Berterimakasih atas partisipasi kalian untuk mau berbagi dalam forum ini  ^:)^ 8)

NB: Dimohon untuk para junker tidak dulu berkeliaran di thread saya  >:D
dan juga saya sangat terbuka dengan kritikan dan saran demi kemajuan penelitian ini  :)


Buat Om Momod maap kalo salah tempat, saya butuh tempat yang ramai sehingga banyak partisipan yang akan sharing disini. Terima Kasih ;D
hmm... wnya share yaa...\;D/\;D/\;D/
Keluargaku semuanya Buddhis, Nenek Buddhis, cuman lebih condong budaya Tionghoanya(mungkin bisa dikatakan Kong hu cu sepertinya... masih melekat tradisi2 Tiong hoanya...^^), Klo ayah Buddhis sekedar Buddhis gitu...(istilah lainnya blum kenal2 kali..), Klo iiku Buddhis, aktif di suatu organisasi Buddhis...

sudah dulu... dah mo gantian ma kk kompnya... bsk w usahain lanjutin postingannya...klo gak berhalangan... ;D ;D ;D
sori setengah2 sharingannya... ^:)^ ^:)^ ^:)^


May All being Happy in the Dhamma ^^ _/\_

Karena Metta merupakan kebahagiaan akan org lain yg tulus \;D/

"Vinayo ayusasanam"
sasana/ajaran Buddha akan bertahan lama karena vinaya yg terjaga... _/\_ \;D/

hide_x893

btw cide domisili dimana ya??? makasih sis buat sharing...ditunggu kelanjutannya :D

markosprawira

Quote from: hide_x893 on 14 May 2009, 07:29:13 AM
_/\_
Perkenalkan saudara-saudara sebangsa dan setanah air...
Saya Adi SD Adalah Mahasiswa Psikologi UBAYA Semester 8 (yang tidak lulus2 alias kebingungan dengan topik saya sendiri) :'(. Tema besar dari topik saya dalah tentang keluarga. Saya ingin mengetahui apakah Dhamma yang diterapkan dalam kehidupan berkeluarga dapat membawa kebahagiaan dalam keluarga dan diri anda sendiri? ataukah justru sebaliknya Anda menjadi Egois, Mudah marah, dll
Metode penelitian yang saya gunakan adalah kualitatif. Dalam Sudikin (2002), dijelaskan bahwa karakter khusus penelitian kualitatif berupaya mengungkapkan keunikan individu, kelompok, masyarakat, dan organisasi tertentu dalam kehidupan sehari-hari. Pada penelitian yang saya lakukan, saya ingin  memperoleh pemahaman utuh bagaimana sebuah keluarga dapat hidup bahagia dengan menjalankan (praktek) Dhamma. Jadi saya ingin mengetahui pengalaman-pengalaman dari saudara-saudara dan teman-teman se-dhamma untuk bisa saling berbagi apapun tentang keluarga kalian atau keluarga teman kalian yang Buddhis sebagai masukan (bahan) buat penelitian saya untuk kelulusan saya menjadi Sarjana Psikologi  :-[
:lotus:
Dengan ini saya sangat Berterimakasih atas partisipasi kalian untuk mau berbagi dalam forum ini  ^:)^ 8)

NB: Dimohon untuk para junker tidak dulu berkeliaran di thread saya  >:D
dan juga saya sangat terbuka dengan kritikan dan saran demi kemajuan penelitian ini  :)


Buat Om Momod maap kalo salah tempat, saya butuh tempat yang ramai sehingga banyak partisipan yang akan sharing disini. Terima Kasih ;D

udah coba tanya rekan di KMBB UNAIR lom? mereka khan ada Fakultas Psikologi tuh.....