Sekilas Bhuddhayana Part II (mengkaji goresan sejarah Hudoyo tentang Buddhayana)

Started by Mr. pao, 15 July 2010, 02:23:44 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Mr. pao

Kupas tuntas sejarah yang digoreskan oleh Hudoyo Hupido.

Quote from: hudoyo on 04 June 2008, 03:39:28 PM

Saya sendiri, yang pada waktu itu masih mahasiswa di Bandung dan aktif di Vihara Vimala Dharma, pernah menemui Bhante Ashin di Vihara Vimala Dharma untuk membahas keberatan beberapa teman Theravada terhadap konsep Ketuhanan YME/Sanghyang Adi Buddha pada awal konsep itu diperkenalkan oleh beliau. Ternyata beliau bersikukuh untuk tetap menggunakan konsep itu. Malah beliau memperingatkan saya, bahwa "barang siapa yang tidak menerima Ketuhanan YME/Sanghyang Adi Buddha bisa dicap PKI oleh pemerintah." (Harap diingat bahwa waktu itu adalah awal tahun 1970-an, dan orang masih sangat takut dicap PKI.)

Akhirnya setelah disadari bahwa Bhante Ashin tidak akan mundur dengan konsep beliau itu, maka para Pandita dan Bhikkhu Theravada berapat untuk menyusun deklarasi berdirinya Sangha Theravada Indonesia, dengan tujuan untuk memelihara kemurnian ajaran Sang Buddha yang tersimpan dalam Tipitaka Pali yang menjadi pegangan umat Theravada di seluruh dunia. Saya terlibat penuh dalam penyusunan deklarasi itu. Demikianlah latar belakang sejarah berdirinya Sangha Theravada Indonesia.

Udah dijelaskan sejelas-jelasnya oleh Bhante Asin "barang siapa yang tidak menerima Ketuhanan YME/Sanghyang Adi Buddha bisa dicap PKI oleh pemerintah"
Jika pak Hud tidak bisa memahaminya itu bukan salah Bhante Asin. Saya rasa orang yang lagi baca artikel tidak sulit untuk memahami arti yang disampaikan Bhante Asin.

---------------------------------------------

Quote from: hudoyo on 04 June 2008, 04:07:01 PM

Yang saya permasalahkan adalah pernyataan Rekan Yong Cheng bahwa para Bhikkhu Theravada memisahkan diri dari Sangha pimpinan Bhante Ashin KARENA menganggap "HANYA Ajaran Theravada saja yang benar". Alasan sebenarnya para bhikkhu Theravada itu keluar ialah karena pemaksaan doktrin Ketuhanan YME/Sanghyang Adi Buddha oleh Bhante Ashin kepada semua bhikkhu dan umat Buddha di Indonesia.

Salam,
hudoyo


Ini tanggapan pribadi  Sdr. Yong Cheng, dan tanggapan Pak Hudoyo berbeda dalam hal ini. Sudah sangat jelas oleh statmen Hudoyo sendiri, Bhante Asin memperkenalkan doktrin Sanghyang Adi Buddha kepada semua bhikkhu dan umat Buddha di Indonesia karena situasi politik saat itu. Siapapun yang hidup pada zaman  itu sangat  memahami kondisi PKI dan Atheis. Sampai saat saya SMP (1995-1997) hal yang berbau PKI masih sangat sensitif. Jika ada orang yang membuat gambar yang berlogo palu dan sabit, tamatlah kelompok itu. Ini tidak perlu dijelaskan lebih panjang lebar, mereka yang sejaman gw atau lebih dewasa dari gw lebih memahaminya.

--------------------------


Quote from: hudoyo on 04 June 2008, 06:10:55 PM

Betul, pertanyaan ini juga menggelitik saya sampai sekarang. ... Dan memang kita tidak bisa lagi mengetahui secara pasti apa motivasi sebenarnya di balik doktrin Ketuhanan YME/Sanghyang Adi Buddha itu, karena setelah kami berpisah saya tidak bisa lagi menanyakan hal itu dari hati ke hati dengan Bhante Ashin. ... :)

Namun, saya punya spekulasi pribadi tentang motivasi apa sesungguhnya di balik 'move' itu. ... Sekali lagi, ini cuma SPEKULASI pribadi belaka. ... Mau diterima atau ditolak, ya tidak apa-apa ... Saya melihat motivasi beliau tidak lebih daripada motivasi politis semata-mata

Quote from: hudoyo on 04 June 2008, 06:10:55 PM

Nah, inilah spekulasi saya:

Saya rasa, perkembangan yang tidak terduga ini mencemaskan Bhante Ashin ... Soalnya sering kali bhikkhu-bhikkhu muda itu langsung pergi ke Thailand begitu saja dengan bantuan Bhante Win, tanpa minta pertimbangan Bhante Ashin; seolah-olah Bhante Ashin di-bypass begitu saja. (Ketika pada 1969 saya ditahbiskan menjadi Samanera oleh Bhante Ashin, lalu pada 1970 dibantu oleh Bhante Win pergi ke Thailand untuk menerima upasampada, Bhante Ashin hanya dipamiti saja, tidak dimintai pendapat.) ...

Dugaan saya, inilah akar penyebab maka Bhante Ashin melontarkan doktrin Ketuhanan YME/Sanghyang Adi Buddha. ... Motifnya adalah politis sepenuhnya ... yaitu untuk mengimbangi pengaruh Bhante Win yang semakin besar di Indonesia ... Untuk itu dipilih satu isu yang memang sangat menakutkan bagi bangsa Indonesia pada tahun 1970-an, terutama bagi warga keturunan Tionghoa ... yakni isu ateisme. ...

Apa lagi, semua bhikkhu-bhikkhu muda itu ditahbiskan di Wat Bovoranives, garis keturunannya adalah Dhammayuttika. ... dengan demikian semua bhikkhu yang berasal dari satu garis keturunan boleh mengikuti upacara patimokkha ... bhikkhu yang bukan dari garis keturunan yang sama tidak boleh mengikuti patimokkha garis keturunan itu. ... Misalnya, alm Bhante Girirakkhito juga ditahbiskan di Thailand, tapi garis keturunannya adalah Maha Nikaya ... jadi beliau tidak bisa ikut patimokkha bhikkhu-bhikkhu Dhammayuttika. ... Bhante Jinapiya yang ditahbiskan di Sri Lanka, tidak bisa ikut patimokkha bhikkhu-bhikkhu Dhammayuttika ... sampai beliau bersedia ditahbiskan-ulang dalam garis keturunan Dhammayuttika sebagai Bhante Thitaketuko (saya tidak tahu, vassa beliau dihitung dari mana, dari penahbisan pertama atau dari penahbisan belakangan) ... Tapi bisa dibayangkan kelak, kalau bhikkhu-bhikkhu muda Dhammayuttika mengadakan patimokkha, maka Bhante Ashin tidak bisa ikut, karena berbeda garis keturunan ... :)

Ketika saya berangkat ke Thailand pada 1970, doktrin Sanghyang Adi Buddha belum saya dengar; ketika saya kembali pada 1971, Bhante Ashin sudah mulai mempromosikan doktrin itu.

Sekali lagi, apa yang saya paparkan di atas adalah sepenuhnya spekulasi saya. ... Bisa benar, bisa salah ... Adakah rekan-rekan yang mempunyai pendapat lain?

Salam,
hudoyo

Bagaimana bisa tanya lagi, pandangan pak Hud pada Bhante Asin udah jauh beda, Saat brangkat aja tidak minta pendapat pada Bhante Asin. Ini menunjukkan adanya sengaja pembagian jarak Pak Hud pada  Bhante Asin. Apa lagi saat pulang dari Thailand. Pak Hud udah gabung dengan bhikkhu Theravada.

Spekulasi pribadi seharusnya disimpan baik2. Karena itu hanya tanggapan sepihak.
Orang yang sezaman aja bisa beda tanggapan, apalagi yang dua zaman. Cenderung mudah menanggapinya dengan negative. Saya dengar Pak Hud belakangan ini lagi gencar2nya membongkar sejarah Buddhayana dan Teravada syukurlah para pendengar kebanyakan tidak sependapat dengan pak Hud karena mereka lebih memahami jaman PKI ketimbang statmen pak Hudoyo.

Untunglah kedua organisasi – Buddhayana dan Theravada – memilih lebih mendiamkan diri ketimbang mendoktrinkan ke generasi penerus. Sikap yang lebih dewasa terdapat pada kedua organisasi tsb. Kalaupun ada 1-2 anggota sangha yang menceritakan ke generasi penerus itu hanya menunjukkan sikap ketidakpuasan pribadi ketimbang mengisi pandangan ke generasi penerus. Biasanya mereka yang melakukan ini adalah anggota sangha yunior. Bagi anggota Sangha yang "BIJAKSANA" dari ke-dua organisasi(Bhuddhayana dan STI), mereka tidak pernah mendoktrinkan ke generasi penerus. Aye kan di Buddhayana, dan juga sering ke Vihara STI.

-----------------------------


Quote from: sv.chandra71 on 05 June 2008, 12:22:46 PM
Bung / Romo Hudoyo..
Saya rasa permasalahannya tidak sesimple yang romo utarakan.. hanya karena mempertahankan / bersikukuh menolak doktrin Sanghyang Adi Buddha.. Tapi persisnya apa saya juga gak jelas.. Itu bagian dari sejarah yang saya anak muda tidak tahu persis.. karena versinya banyak sekali..

Tapi kalau memang benar seperti yang romo katakan.. STI bersikukuh tidak mau mengakui adanya Tuhan / doktrin Adi Buddha.. kenapa sampai saat ini istilah Tuhan Yang Maha Esa masih sering keluar.. Malah terkadang lebih lucu lagi.. disambung dengan 'Sang Tiratana'..

Saya mau tanya ke romo.. selaku pelaku sejarah.. Doktrin Adi Buddha yang (katakanlah) dicetuskan oleh Biku Ashin Jinarakkhita itu memberikan banyak manfaat gak pada waktu itu..???
Adakah pengaruh singnifikan dari munculnya doktrin itu dengan perkembangan agama Buddha saat itu dan sampai saat ini..

Karena saya melihat lebih sebagi upaya yang terampil dari seorang Biku yang cerdas, untuk mecegah punahnya agama Buddha pada waktu itu.. oleh orang2 yang sangat membenci Atheis yang nyerempet ke Buddhism..

Tolong informasinya..

salam..
sutra


Trimakasih pada Chandra71. Saya sendiri juga merasa tidak sesimple yang pak Hud sampaikan.

-----------------------------------------------



Quote from: hudoyo on 05 June 2008, 01:21:56 PM
Quote from: sv.chandra71 on 05 June 2008, 12:22:46 PM
Tapi kalau memang benar seperti yang romo katakan.. STI bersikukuh tidak mau mengakui adanya Tuhan / doktrin Adi Buddha.. kenapa sampai saat ini istilah Tuhan Yang Maha Esa masih sering keluar.. Malah terkadang lebih lucu lagi.. disambung dengan 'Sang Tiratana'..

Tidak ada istilah semacam itu dalam publikasi resmi STI. ... Lihat www.samaggi-phala.or.id, halaman Sangha Theravada Indonesia:

- dalam Piagam Sangha Theravada Indonesia sama sekali tidak ada kata-kata pembukaan apa apun;
- dalam Keputusan-Keputusan STI malah hanya ada pembukaan: "NAMO TASSA BHAGAVATO ARAHATO SAMMASAMBUDDHASSA" - sama sekali tidak disebut-sebut "Tuhan YME".

- Kalau ada bhikkhu atau pandita Theravada mengatakan seperti itu, itu adalah pemahamannya pribadi, yang kurang pas, sehingga menjadi tanggung-jawabnya pribadi ...

Seluruh umat Theravada di Indonesia menolak doktrin Adi-Buddha, oleh karena doktrin itu adalah doktrin Kalachakra Tantra, bukan doktrin Theravada.


QuoteSaya mau tanya ke romo.. selaku pelaku sejarah.. Doktrin Adi Buddha yang (katakanlah) dicetuskan oleh Biku Ashin Jinarakkhita itu memberikan banyak manfaat gak pada waktu itu..???

SAMA SEKALI TIDAK. ... Begitu dicetuskan oleh Bhante Ashin, begitu ditolak oleh STI dan Mapanbudhi ... sama sekali tidak ada dampaknya pada umat Buddha Theravada di Indonesia. ...


QuoteAdakah pengaruh singnifikan dari munculnya doktrin itu dengan perkembangan agama Buddha saat itu dan sampai saat ini..

Sejauh menyangkut umat Buddhis Theravada di Indonesia, sama sekali tidak ada pengaruh apa pun. ... Justru dengan terjadinya kristalisasi umat Buddha di Indonesia--yang pada mulanya hendak dipaksakan masuk wadah tunggal dengan menerima doktrin Adi-Buddha--umat dan vihara-vihara Theravada semakin bebas mengembangkan Buddha Dhamma berdasarkan kitab suci Tipitaka Pali, bebas dari campuran doktrin-doktrin yang tidak ada dalam ajaran Theravada.

Yang terjadi malah kemelut yang berkepanjangan, yang sisa-sisanya masih terasa sampai sekarang, di antara kelompok-kelompok yang pro- dan yang kontra- doktrin Adi-Buddha. ... Sehingga pada bulan Mei tahun 1976 harus diadakan kongres umat Buddha I di Yogyakarta yang dihadiri oleh semua sekte/aliran/kelompok Agama Buddha di Indonesia untuk mengatasi kemelut itu. ... Kongres itu akhirnya menghasilkan kesepakatan untuk saling menghormati eksistensi masing-masing sekte/aliran/kelompok Agama Buddha di Indonesia. Bhante Ashin pun mau tidak mau ikut menandatangani kesepakatan itu. ... Sayalah yang menyusun draft kesepakatan itu, dan saya pula yang menyodorkan naskah aslinya kepada Bhante Ashin pada peringatan Wesak di Borobudur untuk beliau tandatangani mewakili Sangha Agung Indonesia, beserta para bhikkhu-bhikkhu lain yang mewakili sangha masing-masing dan para romo pandita yang mewakili majelis agama Buddha masing-masing.


QuoteKarena saya melihat lebih sebagi upaya yang terampil dari seorang Biku yang cerdas, untuk mecegah punahnya agama Buddha pada waktu itu.. oleh orang2 yang sangat membenci Atheis yang nyerempet ke Buddhism..

Kalau opini Anda memang begitu, silakan saja, saya tidak akan mengutik-ngutik opini Anda. :)

Tetapi FAKTA-nya adalah Sangha Theravada Indonesia dan Majelis Pandita Buddha Dhamma [Theravada] Indonesia lahir begitu doktrin Sanghyang Adi-Buddha diluncurkan oleh Bhante Ashin, dan umat Theravada sama sekali tidak punah seperti Anda khawatirkan. ... Itulah yang sering digembar-gemborkan oleh oleh orang-orang yang mendukung doktrin Adi-Buddha pada waktu itu, dan ternyata Agama Buddha Theravada aman-aman saja TANPA doktrin Adi-Buddha. ... dan tampaknya Anda pun termakan oleh propaganda itu. :)

Salam,
hudoyo

Ini tidak benar, karena kata nyanadhana lebih logika :

Quote from: nyanadhana on 05 June 2008, 01:30:03 PM
Tetapi FAKTA-nya adalah Sangha Theravada Indonesia dan Majelis Pandita Buddha Dhamma [Theravada] Indonesia lahir begitu doktrin Sanghyang Adi-Buddha diluncurkan oleh Bhante Ashin, dan umat Theravada sama sekali tidak punah seperti Anda khawatirkan. ... Itulah yang sering digembar-gemborkan oleh oleh orang-orang yang mendukung doktrin Adi-Buddha pada waktu itu, dan ternyata Agama Buddha Theravada aman-aman saja

karena Theravada berdiri setelah adanya pengakuan agama Buddha menjadi agama resmi di Indonesia akrena Sanghyang Adi Buddha, tentu jalan ke depan pasti udah mulus,karena pemerintah juga tidak akan menganggap Buddhisme sebagai alien lagi. :)

Dan ini STI juga menulis Tuhan walaupun bukan tulis  Sanghyang Adi Buddha:
Quote from: williamhalim on 05 June 2008, 02:15:26 PM
Quote from: Kelana on 05 June 2008, 02:05:38 PM

Nah ini juga yang menjadi pertanyaan saya.
http://sti.or.id/?pilih=lihat&id=8

aku klik link itu, pada akhir surat tertulis:
Semoga Tuhan Yang Maha Esa, Tiratana, selalu melindungi.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia
Kota Mungkid, 20 Mei 2008
SANGHA THERAVADA INDONESIA


???  ???  ???

Ternyata Bro Sutra dan Hartono benar....

Apakah ini karna acara Waisak lintas aliran, sehingga format suratnya standar seluruh Indonesia?


Sudah jelas menunjukkan ke kita pengaruh Pak Harto pada saat itu sagat kuat dan kental.

------------------------------



Quote from: hudoyo on 05 June 2008, 01:33:29 PM
Quote from: nyanadhana on 05 June 2008, 01:30:03 PM
karena Theravada berdiri setelah adanya pengakuan agama Buddha menjadi agama resmi di Indonesia akrena Sanghyang Adi Buddha, tentu jalan ke depan pasti udah mulus,karena pemerintah juga tidak akan menganggap Buddhisme sebagai alien lagi. :)

Ini tidak betul. ... Pengakuan pemerintah terhadap lima agama resmi di Indonesia sudah ada jauh sebelum tahun 1971 ketika Bhante Ashin mempromosikan doktrin Adi-Buddha.

Salam,
hudoyo

Jika tidak mau berpikir naïf tentu saja semua orang mengerti kondisi pemerintah Suharto.
Contoh versi Presiden Suharto ke Publik : Pemilu harus ada 2 calon presiden atau lebih. Tapi versi Suharto sebenarnya "Anda boleh bersaing dengan saya, tapi bukan untuk menang"

Yang disusun rancangan undang2 selalu tepat dan bermanfaat untuk saat didengar. Pelaksanaannya kan beda.

Salah satu contoh lagi :
5 agama diakui pemerintah, memang benar diakui koq. tapi selain islam, semua tempat ibadah akan sulit keluar izin membangun tempat ibadah.

Peristiwa G30/S PKI itu terjadi pada tahun 1965, sementara Bhante Asin mengenalkan Doktrin Sanghyang Adi Buddha pada tahun 1971. Rentang waktu ini sangat logika dan bias diterima koq. Karena kasus PKI adalah kasus penting bagi Pak Harto untuk memperkuat posisinya sebagai presiden. Pak Harto terus memburu orang yang diduga sebagai PKI, saat itu bisa dikatakan semboyan  pemerintah "lebih baik salah nangkap 1000 ketimbang melepas satu."
Jangankan 5 tahun, 20 tahun setelah Pak Harto duduk dikursi presiden masih memburu PKI lho. Agama Buddha mau diposisikan kemana?

--------------------
Jika ada yang menampar pipi kananku aku akan segera memberikan pipi kirinya telapak kananku, karena dengan demikian hutang karma kita akan segera selesai ditempat. ;D

Mr. pao

Quote from: hudoyo on 05 June 2008, 02:50:39 PM
Quote from: hartono238 on 05 June 2008, 02:40:11 PM
au ah, gelap, mau belajar agama buddha dengan baik, malah pusing dengan jawaban romo yg katanya saksi sejarah, bentar bentar bilang di theravada tidak ada kalimat tuhan yg maha esa, bentar bentar sudah tercantum, jawaban putar putar, capek lah......................................................................................

dan satu lagi, kalimat itu bukan hanya di pesan waisak tahun ini saja, tapi pesan waisak tahun sebelumnya sama juga, thanks untuk bro kelana yg kasih linknya

Rekan Hartono,

Anda rupanya tidak membaca tulisan saya dengan teliti karena pikiran Anda sudah terkondisi oleh suatu doktrin tertentu. Di mana saya pernah berkata, "di theravada tidak ada kalimat tuhan yg maha esa"?

Saya berkata dalam publikasi resmi STI--yang saya maksud Piagam STI dan Keputusan Rapat STI--tidak ada kata "Tuhan YME".

Bahwa dalam Pesan Waisak 2008 Bhante Jotidhammo ada kata "Tuhan YME" sudah saya coba jelaskan MENURUT AJARAN THERAVADA: kata "Tuhan YME" tidak bertentangan dengan ajaran Theravada.

Yang bertentangan dengan ajaran Theravada adalah kata "SANGHYANG ADI BUDDHA".

Lalu Anda mengatakan saya "bicara berputar-putar" ... Saya pun bisa mengatakan ANDA TIDAK MENGERTI--sengaja atau tidak sengaja--karena Anda sudah termakan oleh doktrin Adi Buddha.

Salam,
Hudoyo

Kata Chingik sangat tepat :

Quote from: chingik on 05 June 2008, 02:53:03 PM

Jadi dalam Theravada, pemakaian kata Tuhan dapat dibenarkan?
sedangkan dalam Buddhayana, tidak dibenarkan?
Bisa aja Buddhayana juga mengatakan Sanghyang Adibuddha juga ditafsirkan scr amat luas..

Jadi binun...   ???


Quote from: hudoyo on 05 June 2008, 02:59:07 PM
Quote from: hartono238 on 05 June 2008, 02:52:02 PM
kasihan lah, jangan salahkan bhante joti, bhante joti itu salah satu bhante favorit saya, sy sering dengar ceramah dia, walau lewat kaset sekalipun, kalimat itu bukan dari bhante joti, tapi sudah format nya

coba buka ini http://www.buddhistonline.com/dokumen/pswaisak2545sti.shtml

Formatnya "Tuhan YME", bukan "Sanghyang Adi Buddha"

Apa bedanya ya? Bhante Ashin tidak sepenuhnya mendoktrin Shanghyang Adi Buddha kepada umatnya. Buktinya banyak orang yang saat ditanya Tuhan anda siapa? Rata2 umat Buddha tidak ada orang bisa menjawab koq.

------------------
Quote from: hudoyo on 05 June 2008, 03:04:19 PM
Quote from: chingik on 05 June 2008, 02:53:03 PM
Jadi dalam Theravada, pemakaian kata Tuhan dapat dibenarkan?
sedangkan dalam Buddhayana, tidak dibenarkan?
Bisa aja Buddhayana juga mengatakan Sanghyang Adibuddha juga ditafsirkan scr amat luas..
Jadi binun...   ???

Dalam Theravada boleh-boleh saya digunakan kata "Tuhan", dengan pengertian Theravada sendiri.

Siapa yang bilang dalam Buddhayana tidak dibenarkan kata "Tuhan"? ... Silakan saja Buddhayana pakai "Tuhan", malah silakan saja pakai "Sanghyang Adi Buddha".

Yang saya tentang adalah pemaksaan Bhante Ashin SEBELUM umat Buddha pecah pada tahun 1972 agar semua umat Buddha menggunakan "Sanghyang Adi Buddha".

Salam,
Hudoyo

Penggunaan Shanghyang Adi Buddha ataupun Tuhan sah2 saja koq, yang saya tentang adalah Pak Hud sama sekali tidak bisa melihat nilai-nilai upaya Bhante Asin melakukan doktrin tersebut semata-mata hanya untuk melindungi umat Buddha dari dicap PKI. Terbukti di kemudian hari umat Buddha dari garis keturunan Bhante Asin sama sekali  tidak tergantung pada Tuhan sebagaimana yang diharuskan Pemerintah maupun 4 agama lainnya.

---------------------------
Quote from: williamhalim on 05 June 2008, 03:06:58 PM

Bro Aditya,

Saya mungkin dapat menyampaikan secara netral, karena saya tidak berpihak ke vihara manapun. Di kota saya cuma ada vihara Buddhayana, dan kalo ke kota lain terkadang saya ada ke vihara Theravada.

Satu hal yg membingungkan saya:
Di Vihara Buddhayana Kalimat "Semoga Shanghyang AdiBuddha/Tuhan YME melindungi kita semua":
~ Diucapkan di setiap kebaktian
~ Dituliskan di semua surat2 undangan, permintaan dana, surat terima kasih, surat pemberitahuan, juga surat2 panggilan rapat.

Bedanya dengan aliran lainnya, di aliran lain kalimat tsb tidak dimunculkan setiap saat, sehingga berkesan menjadi doktrin utama. Hanya mungkin terkadang muncul seperti peristiwa diatas, peristiwa Nasional, yg pasti jadi sorotan umum. Kita musti maklum.

Yang saya persoalkan, dogma ini, diucapkan terus menerus, diulang2: berkah perlindungan Tuhan YME. Sedangkan Sang BUddha jelas2 mengajarkan: Tiada Perlindungan lain selain dirimu sendiri, jangan berlindung kepada yang lain.

Kenapa tidak mengulang2 ajaran Buddha saja, tetapi malah mengulang2 sesuatu yang membingungkan (kalo nggak mau dibilang miccha ditthi).

::

Itu bukan didoktrinkan, tetapi suatu formalitas yang tidak berarti banyak bagi umat Buddha, tetapi sangat berarti jika dipanggil pemerintah untuk diminta keterangan "Tuhan Anda Siapa?" kita bisa menjawab "oh tuhan saya Sanghyang Adi Buddha, tiap kali kami baca doa selalu ada sebut namanya koq." Walupun tidak tau siapa itu Shanghyang Adi Buddha.

--------------------

Quote from: williamhalim on 05 June 2008, 03:56:40 PM
Quote from: chingik on 05 June 2008, 03:17:11 PM
Kalo gitu kenapa masih mengucapkan 'Aku Berlindung pada Buddha , Dhamma dan Sangha"
Kok masih berlindung pada yang lain?
Hehe...tenang bro Will, semua ini harus dikembalikan pada konteksnya masing-masing..


Sy lebih prefer kata BERNAUNG ketimbang BERLINDUNG.

BTW, bernaung/berlindung kepada Buddha, Dhamma, Sangha adalah menjadikan Sang Guru, Ajaran dan Murid2 Beliau yg suci sebagai pembimbing kita.

Sedangkan Berlindung kepada Tuhan YME, pengertiannya apa? Kenapa Kepada Tuhan, tidak kepada Buddha dan ajarannya? Dan sepengetahuan saya Buddhayana tidak menerangkan soal Adi Buddha ini kepada umatnya. Saya pernah ikut KDAB (Kursus Dasar Agama Buddha), ketika sampai pada topik Adi Buddha, keterangannya: Adi Buddha adalah sesuatu yg mutlak, bla... (= Nibbana). Ketika sy tanyakan "Jadi, apakah Adi Buddha = Nibbana?" dijawab "Ya begitulah...."
Kemudian ada peserta lain yg tanya: Jadi Tuhan ada atau tidak? Dijawab "Tuhan dalam agama Buddha adalah Adi Buddha" 

Itu pemikiran sy, jika memang ada "pengertian lain yg lebih dalam", ya okelah...
tapi kenyataan dilapangan sy melihat umat berlindung kepada Tuhan YME dengan mengangkat hio ke langit, hampir tidak ada yg mengerti 'makna tersurat' itu (jika ada)
::
Jangankan hanya orang yang belajar Buddhayana mengangkat hio ke langit, umat Theravada juga ada koq. ini bukan salah Buddhayana atau pun Theravada, tapi salah pada pemahaman orang tersebut.

-------------------------
Quote from: hudoyo on 05 June 2008, 06:56:36 PM
Setiap sekte/aliran/kelompok, tidak terkecuali Buddhayana, tentu menganggap ajaran masing-masing benar ... Yang runyam adalah kalau kemudian ada yang menyalahkan ajaran sekte/aliran/kelompok lain ... atau ingin memaksakan idenya sendiri kepada pihak lain ... Itu tidak sesuai dengan Bhinneka Tunggal Ika ... dan menjadi penyebab kekisruhan keagamaan di mana saja. ...

Saya tidak melihat masuknya berbagai sekte/aliran/kelompok Buddhisme ke Indonesia merugikan perkembangan Agama Buddha di Indonesia, kecuali orang menginginkan satu bentuk Buddhisme saja di Indonesia dengan alasan apa pun. ...

Berkembangnya berbagai sekte/aliran/kelompok Buddhisme ke Barat, misalnya, justru memperkaya perkembangan Buddhisme di Barat, bukan merugikan kecuali ada pihak yang menginginkan hanya ada satu wujud Buddhisme saja di Barat. ...

Sepertinya Hudoyo terlalu memaksakan orang untuk percaya bahwa ada Sesosok yang lagi mengiinginkan membentuk ajaran Buddha Indonesia.

Tergantung pondasi orang yang mendengar itu mau percaya atau tidak, soalnya memang di lapangan, BUDDHAYANA tidak memaksakan umat untuk "MENDALAMI   TUHAN DALAM   AGAMA  BUDDHA" yang seperti dikatakan Hudoyo Hupido.

Saya rasa kita semua sama disaat pendidikan baik umat yang dari garis keturunan Organisasi "Buddhayana" maupun "STI" semuanya tidak mendalami "Tuhan" yang dimaksud Hudoyo Hupido.

----------------

Quote from: hudoyo on 05 June 2008, 07:21:48 PM
Yang runyam kalau ada satu pihak mau memaksakan ide sendiri kepada semua pihak lain yang beraneka ragam. ...
Inilah sumber perpecahan sangha dan umat Buddha di Indonesia mulai tahun 1972.

Hudoyo terlalu memaksakan pendapat pribadi.

------------------------------------

Masalah Buddhayana dan STI  berawal dari perbedaan pendapat, Bhante Ashin bermaksud menjauhkan umat Buddha dari cleman "pemerintah agama Buddha sebagai PKI,"  tetapi keterangan Hudoyo menunjukkan suatu pemaksaan tentang doktrin "Tuhan" ke umat. Kenyataan dilapangan Bhante Asin tidak melakukan apa yang disebut oleh Hudoyo Hupido. Saya jadi timbul pertanyaan saat Hudoyo pulang dari thailan apakah ada suntik amoqsilin ke Para Bhante Theravada agar memisahkan diri dengan Bhante Asin? Ini hanya sepekulasi saya lho.

Kini semua umat Buddhayana memahami Doktrin tersebut, Mungkin juga Hudoyo sendiri yang tidak memahami pandangan dari Buddhayana tentang "Tuhan" sebagaimana yang diclem oleh Hudoyo Hupido.

Oh, ya.. beberapa bulan yang lalu saya mendapat buku kumpulan  ceramah Bhante Pannavaro Mahathera. Ini buku vaforit ku lho. Gw agak heran juga sih Buku STI ada di vihara Buddhayana. Saat gw iseng menanya ke teman, siapa yang membawa buku ini ke vihara, taukah siapa yang membawa? kata teman gw Bhante Jinadhammo yang bawa lho..

Jika ada yang menampar pipi kananku aku akan segera memberikan pipi kirinya telapak kananku, karena dengan demikian hutang karma kita akan segera selesai ditempat. ;D

adi lim

Semoga Pihak-pihak yang mempertahankan argumen masing2 adalah BENAR ! jadi tidak perlu lagi di masalahkan dan bagian masa lalu itu sudah menjadi catatan sejarah perkembangan Agama Buddha di Indonesia dan sudah pasti sejarah suatu saat juga akan 'punah'. :))

Dan ternyata Sangha Agung Indonesia & Sangha Theravada Indonesia serta Sangha Mahayana Indonesia berada dalam satu wadah yaitu KASI (Konfrensi Sangha Agung Indonesia).

_/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Edward

Manusia bisa berubah, tetapi sejarah akan tetap selalu...
Melihat kejadian saat ini, dimana oknum HH dengan mudahnya "mengakui" sebagai suatu pencetus gerakan di SP, padahal kenyataannya tidak. Gw jadi ragu dengan "pernyataan sejarah yang berkaitan dengan HH"
"Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

yudiboy

saya numpang baca2 dulu ya intronya...habis panjang banget...perlu waktu ini...mesti siapkan kopi dulu..nanti habis baca..baru comment =))
saya bertekad mau menjadi orang baik....tidak selingkuh...menopang orang tua...menjadi ayah yang baik...dan bermanfaat bagi orang banyak

yudiboy

Bhante Ashin begitu..kan biar agama buddha bisa eksis dulu di Indonesia...kan memang situasi politik saat itu lagi tidak bisa menerima.. Tanpa perjuangan Bhante Ashin mungkin ajaran Buddha tidak dapat kita rasakan sekarang ini. Bhante Ashin bukan hanya sebagai pakar Buddhism,tapi juga memahami perkembangan politik.
Lho...point ke 2..soal sanghyang adi buddha,kon berlawanan dengan pernyataan point no 1.... Ini ngikut arus,atau cari selamat saja....

Kesimpulannya ini mau dicatat dalam sejarah sebagai tokoh yang berjasa dalam pengemabangan buddhis indonesia =))

Mau buddhayana..mau theravada..mau mbi atau kasi....atau STI ,yg penting asal jangan walubi saja...=))

Nah jadi pengen tau sejarahnya..kenapa ada 2 sanghat theravada..di walubi ada jg sangha theravada....bagaimana pula ini ceritanya....
saya bertekad mau menjadi orang baik....tidak selingkuh...menopang orang tua...menjadi ayah yang baik...dan bermanfaat bagi orang banyak

Sunkmanitu Tanka Ob'waci

Quote from: yudiboy on 18 July 2010, 09:58:17 PM

Nah jadi pengen tau sejarahnya..kenapa ada 2 sanghat theravada..di walubi ada jg sangha theravada....bagaimana pula ini ceritanya....


tunggu kathina tahun ini, mudah-mudahan ada kejutan.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

morpheus

tidak ada yang baru dalam thread ini. semua topik sudah dijawab dan dikupas dalam thread2 aslinya.
tinggal terserah pembaca untuk menilainya...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Tekkss Katsuo

topic HH lagi. haiz. hot benar news tentang topic ginian.
Kalo Ariel masuk TV, tp kalo ini masuk di fb, dan dc.  :)) :)) :))
gitu gitu bakalan tambah terkenal  :))

yudiboy

Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 18 July 2010, 10:14:12 PM
Quote from: yudiboy on 18 July 2010, 09:58:17 PM

Nah jadi pengen tau sejarahnya..kenapa ada 2 sanghat theravada..di walubi ada jg sangha theravada....bagaimana pula ini ceritanya....


tunggu kathina tahun ini, mudah-mudahan ada kejutan.
bro kalau bisa kasih bocoran sekarang donk.....penasaran nih jadinya
saya bertekad mau menjadi orang baik....tidak selingkuh...menopang orang tua...menjadi ayah yang baik...dan bermanfaat bagi orang banyak

Sunkmanitu Tanka Ob'waci

HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

xenocross

ayo kita mulai ad hominem...

Bhante Ashin diperabukan muncul sarira ---> Orang Suci
HH kalau diperabukan nanti keluar sarira gak?

Gua kok lebih percaya dengan yang punya sarira ....
:)
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

purnama

Sampai sekarang juga mengunakan Tuhan atau namo sangyang adi buddhaya. Kenapa harus diributkan, mau dipanggil apa juga terserah kan, permasalahannya adalah dulu pernah saya sampaikan adanya tingkah laku jaman dulu orang orang budhis membuat agama sebagai jalur politik, memang jas merah penting, boleh dari versi hudoyo maupun budhayana, maupun STI, atupun SMI, itu masing2 ada benarnya, kalo dicari relevasinya sudah simpang siur sudah ngak jelas yang mana benar atau salah.

yang penting sekarang jangan seperti itu kembali. Kalo tidak mau mengakui Tuhan bisa bisa jaman sekarang dibilang Tidak sesuai dengan Pancasila terutama sila pertama. Serba repotkan ???.
Yang penting kita telah berusaha menjelaskan pandangan kita terhadap ketuhanan, memang berbeda dengan agama lain.

Kata bung karnio itu adalah JASMERAH, Jangan pernah lupakan sejarah buat satu hal tidak mengulangi kesalahan yang dulu, dan mengikuti yang baik yang sudah dipelopori.
Saya rasa untuk hal ini sangat sulit ditelusuri, nanti kalau ditelusuri lebih detail lagi, yang ada juga kekecewaan yang amat sangat. lebih baik dilupakan saja. 

Saya tau  beberapa tingkah laku para petinggi ormas buddhis seperti apa pada jaman pak harto, semua penjilat muka saja, sampai sekarang tidak mau ngakui ada dari mereka bersalah dalam memecah belah umat buddha kok. lagi pula sudah mantan aktivis udah males terlibat macam ginian, sudahlar lupakan, yang penting sekarang tanam karma baru lagi, jgan sampai mau dipecah belah kembali alias di adu domba

marcedes

Quote from: purnama on 19 July 2010, 03:10:45 PM

sudahlar lupakan, yang penting sekarang tanam karma baru lagi, jgan sampai mau dipecah belah kembali alias di adu domba

betol sekali.
bintang tanda jasa mengalir.. ;D
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!