News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Adakah Neraka pada Buddhism ?

Started by Sukma Kemenyan, 09 August 2007, 11:36:55 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Muten Roshi

wah.. anda tidak menyimak kutipan sutta yang saya posting nih... gw quote aja ya biar lebih jelas: baca tuh bagaimana para Banthe takut menghadapi kedatangan dewa Mara, lalu mengundang seorang Banthe Senior yang sudah mencapai tingkat kesaktian maha dashyat....  :-?  jadi mara ada dipikiran atau tidak sih..  :-?

QuoteMenjelang diadakannya perhelatan peresmian dan perayaan atas
berhasilnya pemugaran candi-candi Buddha dan pelestarian Buddhasasana
yang diprakarsai oleh Asoka Maharaja, para bhikkhu Arahat dan
menguasai Abhinna, berkumpul diketuai oleh Moggalliputta Tissa Thera.
Mereka membicarakan tentang maksud dewa Mara yang akan datang
mengganggu dan menghalangi terlaksananya perhelatan tersebut. Walaupun
para bhikkhu itu telah mencapai Kearahatan dan menguasai Abhinna,
namun mereka merasa tak seorang pun mampu mengalahkan kesaktian dewa
Mara. Mereka mengetahui dengan mata dewa mereka, hanya seorang bhikkhu
yang mampu mengatasi dewa Mara. Dia adalah Kisanaga Upaguta Thera juga
disebut Upagupta Thera ) yang saat itu berdiam di dasar samudera
Hindia.

Sang Buddha pernah meramalkan bahwa di masa yang akan datang akan
muncul seorang bhikkhu bernama Upagupta yang akan meredam kejahatan
dewa Mara dengan kesaktiannya yang membuat Mara sadar akan
kesalahannya.

Upagupta Thera adalah seorang bhikkhu yang amat sederhana dan lebih
suka tinggal sendiri di tempat-tempat yang hening. Tak suka berkumpul
beramai-ramai. Dia suka mengembara di hutan-hutan, juga di samudera.
Bila tinggal di dasar laut, ia akan menciptakan kuti dari kaca, dan
tinggal sendiri dengan tenang dalam jhana samapatti berlama-lama.
Tanpa makan dan minum. Hingga badannya amat kurus. Karenanya, ia
dinamakan bhikkhu Kisanaga Upagupta.

Pasamuan Sangha memutuskan mengirim dua orang bhikkhu mengundang
bhikkhu Upagupta untuk mengatasi gangguan dewa Mara.

Maka dalam sekejap, dua bhikkhu sakti itu telah tiba dihadapan bhikkhu
Upagupta. Setelah saling tegur dengan Dhamma patisanthara, bhikkhu
utusan itu berkata:

'Avuso Upagupta, kami diutus oleh Pasamuan bhikkhu mengundang Anda
untuk ikut membantu terlaksananya perhelatan kita. Kami dengar Mara
akan datang menggagalkan maksud kami. Sangha menugaskan Anda untuk
mengatasi Mara. Kami harap Anda tak menolak tugas ini.'

lagi pula di paragraf awal telah dikisahkan bahwa dewa Mara adalah seorang Bodhisatta yang sedang menyempurnakan paramathaparami,.... (cape deh.. copy paste terus... )

QuoteVasavattimaradhiraja yang sekarang menjadi maharaja dari para dewa
Mara yang bertinggal di Sorga Paranimmitavasavatti adalah seorang
Bodhisatta yang sedang menyempurnakan paramathaparami untuk mencapai
Kebuddhaan di masa mendatang. Usaha itu telah dimulainya dalam
hitungan asankheyya.


Quote from: Hendra Susanto on 27 September 2007, 06:24:29 PM
dewa mara... :-? ehmm.. pengetahuan sy tidak dalam.. dr pengertian yg dangkal dpt sy simpulkan mara adalah sisi negatif dr pikiran kt dan berantem dengan bhante adalah sisi positif dr pikiran kt... pikiran dpt menciptakan segala macam bentuk semau "dia"
_/\_
[url="http://en.wikipedia.org/wiki/Muten-R%C3%B4shi"]http://en.wikipedia.org/wiki/Muten-R%C3%B4shi[/url]

Hendra Susanto

Quotegw quote aja ya biar lebih jelas: baca tuh bagaimana para Banthe takut menghadapi kedatangan dewa Mara, lalu mengundang seorang Banthe Senior yang sudah mencapai tingkat kesaktian maha dashyat....

bro, "takut" itu sendiri adanya dmn??
_/\_

El Sol

setau gw di Tipitaka gk bilank kalo yg nyerang beliau pada malam itu DEWA mara deh...

setau gw cuma MARA...

Muten Roshi

 [at] elsol dan hendra..
nah tuh... ada kisahnya bahwa dewa mara adalah penghuni surga Paranimmitavasavatti, terus dia berguru pada seorang Sammasambuddha Kassapa ...
jadi gimana? dewa Mara itu makhluk hidup atau bukan..?
[url="http://en.wikipedia.org/wiki/Muten-R%C3%B4shi"]http://en.wikipedia.org/wiki/Muten-R%C3%B4shi[/url]

ROCH AKSIADI

 _/\_
Neraka dalam agama Buddha ada.
Yang Mengatur bukan mahkluk tapi kita sendiri, kalau kita mau dan paham pasti masuk dengan catatan harus ada syaratnya yaitu berbuat kejahatan.Seperti Halnya air bisa mengalir jika diletakan diatas permukaan yang tinggi pasti akibatnya turun dan mengalir ketempat yang rendah, siapa yang mengatur air ?
tentunya air itu sendiri kan ?
Pertanyaan yang lainnya saya kurang paham jawabannya.
_/\_

El Sol

Quote from: Muten Roshi on 28 September 2007, 12:14:15 PM
[at] elsol dan hendra..
nah tuh... ada kisahnya bahwa dewa mara adalah penghuni surga Paranimmitavasavatti, terus dia berguru pada seorang Sammasambuddha Kassapa ...
jadi gimana? dewa Mara itu makhluk hidup atau bukan..?
menurut gw...

menurut gw only yak...

ada seorang dewa yg bernama Muten Roshi yg menghuni surga Paranimmitavasavatti, terus dia berguru pada seorang Sammasambuddha Kassapa ...

trus Buddha Gotama waktu mao merealisasikan Nibbana..beliau menaklukkan Dosa, Lobha dan Moha...dan dia panggil itu 3 dengan 1 panggilan yg dipanggil "muten Roshi"

trus ada lage di dunia Dragon Ball yg namane Muten Roshi..trus di DC juga ada Muten Roshi...

jadi yg mana sebenarnya Muten Roshi?

williamhalim

Nah,
El Sol sudah melemparkan perumpamaan yg sangat jenaka  :))

Jadi mungkin bro mutent (yg di DC) bisa mengerti...
ato kita lanjutkan dengan tokoh2 dragon ball yg lainnya he he he

metta,
willibordus
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

FZ

El Sol sekarang postingannya dah berbau Zen neh

perasaan di shoutbox sudah banyak muncul adegan perang tokoh2 dragon ball d  ^-^


williamhalim

Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Hikoza83

Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]