Apa yang dipikirkan oleh Buddha Gotama?

Started by Toni, 19 February 2009, 09:38:58 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

markosprawira

Quote from: coedabgf on 20 February 2009, 09:57:04 AM
oleh karena itu mengapa yang tercerahkan tetap bersikap samadhi, senantiasa tidak lengah/berjaga/sadar.

Dear Bro,

Secara Thervada, pada waktu bersamadhi, batin Arahat adalah dalam kondisi "nibbana"

Tapi pada waktu keseharian, batin Arahat adalah dalam kondisi "Kiriya" atau fungsional

Tolong dibedakan bahwa dalam keseharian, kondisi batin Arahat tidak selalu dalam kondisi "nibbana"

Hal serupa mirip seperti mereka yg sudha mencapai Jhana
Dalam bersamadhi, kondisi batinnya adalah Jhana
Tapi dalam keseharian, kondisi batin mereka bisa kusala atau akusala

Semoga bermanfaat

metta

tesla

:backtotopic:

Quote from: Toni on 19 February 2009, 09:38:58 PM
Salam semuanya,
wa pengen bertanya, apakah yang dipikirkan oleh Buddha Gotama pada saat meditasi sehingga pikirannya itu bisa menjadi Pengetahuan Luas dan menjadikannya SAMMA SAMBUDDHA? Bila dipikir oleh umat awam seperti wa, bila dilakukan pemusatan pikiran dan pengendalian diri seperti hanya mengerti pada pusat tertentu. Mengapa sebuah pikirannya bisa mencapai hal tersebut.
Bila teman-teman ada yang mengetahui kisi-kisi ini. Mengapa kalian tidak dapat merealisasikannya dengan sempurna. Apakah susah bila sudah ada kisi-kisinya? Sebenarnya apa yang dipikirkan beliau?

_/\_

menurut saya, dhamma yg diajarkan Buddha bukanlah suatu pengetahuan "extra" yg berada di luar dunia. jadi yg diajarkan bukanlah sesuatu yg bersifat menambahkan, justru sebaliknya yg diajarkan adalah mengurangkan pandangan-pandangan yg ada. Buddha menyebutnya itu adalah pandangan2 yg salah...

jadi kalau ingin belajar agama Buddha, bukan berusaha menambahkan pandangan2. justru sebaliknya kita didorong utk melepas pandangan2 yg ada sebelumnya. mengenai kenapa kebanyakan kita tidak dapat merealisasikannya, menurut saya sederhana saja: kita terlanjur melekat pada pandangan2 kita. terutama pandangan tentang diri (sakkaaya ditthi).
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

coedabgf

#32
Quote from: coedabgf
Siapa yang terperangkap siapa/apa?
bukan memikirkan, tetapi sedikit berehipassiko, menggali, menyelidiki apakah ada kemungkinan kebenaran tersembunyi diluar konsep pandangan yang sudah terbentuk secara umum tentang pengertian 'sesuatu itu'. seperti yang tertulis dinyatakan oleh guru Buddha oleh karena itulah ada kemungkinan terbebas.
Anggap saja misal sutra-sutra penjelasannya ada dibukakan, tak dirahasiakan oleh guru Buddha, siapa yang tercekat tak mau melihat sehingga tidak mengerti/mendapat? siapa seseorang atau sekumpulan orang yang tercekat atau bukan tercekat (atta diri)? siapa yang tercerahkan?


Quote from: markos prawira
Betul sekali yg disebut bro tesla diatas : Dhamma sudah sempurna dibabarkan, jadi tidak ada rahasia apapun dalam usaha pencapaian nibbana, yg disembunyikan oleh Guru Buddha
pada waktu muncul pertanyaan : "siapa yang tercerahkan?", berarti sudah kembali masuk ke paham atta
Nah bagaimana mau ehipassiko Anatta, kalau masih menggunakan konsep Atta?


seperti yang ditulis bro tesla :
jadi kalau ingin belajar agama Buddha, bukan berusaha menambahkan pandangan2. justru sebaliknya kita didorong utk melepas pandangan2 yg ada sebelumnya. mengenai kenapa kebanyakan kita tidak dapat merealisasikannya, menurut saya sederhana saja: kita terlanjur melekat pada pandangan2 kita. terutama pandangan tentang diri (sakkaaya ditthi).


Anggap saja tulisan ini sebagai tepukan seorang teman buat perenungan (kedalam/melihat diri) sahabat umat yang memiliki kebijaksanaan pengetahuan tetapi masih belum mendapat pencerahan :
'Anggap saja misal sutra-sutra penjelasannya ada dibukakan, tak dirahasiakan oleh guru Buddha, siapa yang tercekat tak mau melihat sehingga tidak mengerti/mendapat? siapa seseorang atau sekumpulan orang yang tercekat atau bukan tercekat (atta diri)? siapa yang tercerahkan?'


iKuT NGeRumPI Akh..!

coedabgf

#33
Quote from: markos prawira
Dear Bro,
Secara Thervada, pada waktu bersamadhi, batin Arahat adalah dalam kondisi "nibbana"
Tapi pada waktu keseharian, batin Arahat adalah dalam kondisi "Kiriya" atau fungsional
Tolong dibedakan bahwa dalam keseharian, kondisi batin Arahat tidak selalu dalam kondisi "nibbana"
Hal serupa mirip seperti mereka yg sudha mencapai Jhana
Dalam bersamadhi, kondisi batinnya adalah Jhana
Tapi dalam keseharian, kondisi batin mereka bisa kusala atau akusala


Quote from: coedabgf
sebenarnya dengan proses cara-cara jalan awam/umum, menanggalkan atta dengan tetap memakai jubah atta menemukan kebenaran sejati (the Truth) atau menemukan/mendapatkan (pengetahuan kebenaran) baru dapat membedakan dan melepaskan segala kesia-siaan atta yang bersifat anicca dukkha anatta?
seperti guru Buddha, kasyapa, ananda, guru-gur Zen dan mereka yang tercerahkan, seperti yang ditanyakan umat buddhist seberapa lama sesungguhnya mereka mencapai pencerahan?
jawabannya bisa ada dari dua sudut pandang :
1. awam bilang dari jalan umum, proses yang panjang.
2. yang tercerahkan bilang saat pencerahan (mendapatkan pengetahuan kebenaran), tidak lagi melihat jalan yang panjang.
oleh karena itu mengapa yang tercerahkan tetap bersikap samadhi, senantiasa tidak lengah/berjaga/sadar.


Sesuatu itu.
sebab saat keluar dari realitas (keberadaan) kesadaran kehidupan pengetahuan kebenaran sejati tersebut (the Truth), seorang yang tercerahkan kembali berada dalam keadaan yang terkondisi (sementara/khayal). Yang tercerahkan memandang segala sesuatu di dunia ini sudah dalam keadaan non dualisme atau sunya oleh karena yang tercerahkan sudah mendapatkan pengetahuan kebenaran dan menyelami kenyataan kebenaran yang sesungguhnya sehingga (sudah) dapat  membedakan dan melepaskan segala kesia-siaan atta yang bersifat anicca dukkha anatta, tak terikat atau mengikatkan diri lagi kepada ciri dunia meskipun hidup berada, terlibat dan menggunakan segala apa yang ada di dunia.
Menjawab pertanyaan apakah seorang tercerahkan dapat mengalami kemerosotan, seperti syair 'sedetik manusia bisa menjadi Buddha, Buddha bisa menjadi manusia', (yaitu) ketika yang tercerahkan mengikatkan diri (menyenangi) lagi kepada yang terkondisi, duniawi/ciri yang sementara/khayal.

semoga dapat memperjelas.

iKuT NGeRumPI Akh..!

Toni

bukanlah pengetahuan "extra" tetapi mendapatkan pengetahuan "extra". Memang sulit ya, hm...

Nevada

[at] Toni

Sudah dijelaskan kemarin...

Pertapa Gotama tidak terikat oleh persepsi, gagasan dan kesan. Beliau melihat realitas, melihat semua hal dan keadaan sebagaimana adanya; tidak dipengaruhi imajinasi, fantasi maupun spekulasi. Orang yang mampu melihat realitas seperti ini namanya sudah mencapai Pencerahan. Ketika mencapai Pencerahan, orang itu sudah melenyapkan avijja (ketidaktahuan). Jadilah Anda menyebutnya dengan istilah "pengetahuan ekstra"...

Toni

Iya terima kasih atas pengetahuan tambahannya. _/\_

Nevada


tesla

Quote from: Toni on 20 February 2009, 10:39:20 PM
bukanlah pengetahuan "extra" tetapi mendapatkan pengetahuan "extra". Memang sulit ya, hm...
bukan pengetahuan "extra" maksudnya:
yah tidak ada sesuatu yg "didapatkan"

yg diajarkan Buddha adalah "melihat apa adanya", bukan pengetahuan mistikal, melihat sesuatu yg lain, melihat sesuatu di luar biasa...
sebaliknya, justru kita yg sekarang inilah yg selalu melihat sesuatu tidak apa adanya (artinya yg luar biasa itu justru kita, putthujana ini)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

ika_polim

Quote from: Toni on 19 February 2009, 09:38:58 PM
Salam semuanya,
wa pengen bertanya, apakah yang dipikirkan oleh Buddha Gotama pada saat meditasi sehingga pikirannya itu bisa menjadi Pengetahuan Luas dan menjadikannya SAMMA SAMBUDDHA? Bila dipikir oleh umat awam seperti wa, bila dilakukan pemusatan pikiran dan pengendalian diri seperti hanya mengerti pada pusat tertentu. Mengapa sebuah pikirannya bisa mencapai hal tersebut.
Bila teman-teman ada yang mengetahui kisi-kisi ini. Mengapa kalian tidak dapat merealisasikannya dengan sempurna. Apakah susah bila sudah ada kisi-kisinya? Sebenarnya apa yang dipikirkan beliau?

_/\_


bro-ku, adalah keliru total jika anda mengatakan bahwa Pikiran itu berfungsi utk Berpikir!

yg terjadi pd saat itu adalah "peningkatan Kesadaran Pikiran yg sedemikian intense".

ika.

johan3000

Pada tingkat tsb...
   otak yg berpikir dpt akses info lampau, akan datang
   dan bisa kotak (komunikasi) dgn semua mahluk tanpa bayar
   pulsa. Serta tanya2 pada semua dewa2 sejagat...
   ya jelas tau segala-galanya....

(may be yes, may be no lho!)
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Lily W

#41
Quote from: Toni on 19 February 2009, 09:38:58 PM
Salam semuanya,
wa pengen bertanya, apakah yang dipikirkan oleh Buddha Gotama pada saat meditasi sehingga pikirannya itu bisa menjadi Pengetahuan Luas dan menjadikannya SAMMA SAMBUDDHA? Bila dipikir oleh umat awam seperti wa, bila dilakukan pemusatan pikiran dan pengendalian diri seperti hanya mengerti pada pusat tertentu. Mengapa sebuah pikirannya bisa mencapai hal tersebut.
Bila teman-teman ada yang mengetahui kisi-kisi ini. Mengapa kalian tidak dapat merealisasikannya dengan sempurna. Apakah susah bila sudah ada kisi-kisinya? Sebenarnya apa yang dipikirkan beliau?

_/\_

Coba baca Anguttara Nikaya 4.87 (cmiiw) tentang Acinteyya.....yang tidak dapat di pikirkan oleh pikiran kita yang biasa ini....salah satu Acinteyya yaitu "Pikiran dari seorang Sammabuddha"

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

johan3000

Quote from: Lily W on 24 May 2009, 11:46:03 AM
Quote from: Toni on 19 February 2009, 09:38:58 PM
Salam semuanya,
wa pengen bertanya, apakah yang dipikirkan oleh Buddha Gotama pada saat meditasi sehingga pikirannya itu bisa menjadi Pengetahuan Luas dan menjadikannya SAMMA SAMBUDDHA? Bila dipikir oleh umat awam seperti wa, bila dilakukan pemusatan pikiran dan pengendalian diri seperti hanya mengerti pada pusat tertentu. Mengapa sebuah pikirannya bisa mencapai hal tersebut.
Bila teman-teman ada yang mengetahui kisi-kisi ini. Mengapa kalian tidak dapat merealisasikannya dengan sempurna. Apakah susah bila sudah ada kisi-kisinya? Sebenarnya apa yang dipikirkan beliau?

_/\_

Coba baca Anguttara Nikaya 4.87 (cmiiw) tentang Acinteyya.....yang tidak dapat di pikirkan oleh pikiran kita yang biasa ini....salah satu Acinteyya yaitu "Pikiran dari seorang Sammabuddha"

_/\_ :lotus:

Nikaya 4.87

sis Lily tp downloadnya tuhhh gimana?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Riky_dave

Quote from: Lily W on 24 May 2009, 11:46:03 AM
Quote from: Toni on 19 February 2009, 09:38:58 PM
Salam semuanya,
wa pengen bertanya, apakah yang dipikirkan oleh Buddha Gotama pada saat meditasi sehingga pikirannya itu bisa menjadi Pengetahuan Luas dan menjadikannya SAMMA SAMBUDDHA? Bila dipikir oleh umat awam seperti wa, bila dilakukan pemusatan pikiran dan pengendalian diri seperti hanya mengerti pada pusat tertentu. Mengapa sebuah pikirannya bisa mencapai hal tersebut.
Bila teman-teman ada yang mengetahui kisi-kisi ini. Mengapa kalian tidak dapat merealisasikannya dengan sempurna. Apakah susah bila sudah ada kisi-kisinya? Sebenarnya apa yang dipikirkan beliau?

_/\_

Coba baca Anguttara Nikaya 4.87 (cmiiw) tentang Acinteyya.....yang tidak dapat di pikirkan oleh pikiran kita yang biasa ini....salah satu Acinteyya yaitu "Pikiran dari seorang Sammabuddha"

_/\_ :lotus:
Absolute ^^
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...