Kata-kata tidak dapat menyatakan ajaran dengan baik. Kata-kata mungkin indah atau buruk, pandai atau bodoh, tiap orang dapat menerima atau menolak kata-kata dari ajaran itu. Tapi tujuan ajaran bukanlah menjelaskan dunia kepada orang yang haus akan pengetahuan. Tujuannya sangat berbeda. Tujuannya adalah pembebasan dari penderitaan. Itulah yang Sang Buddha ajarkan. Bukan yang lain.
Dalam kata-kata, tiap kebenaran lawannya adalah kebenaran yang sama. Sesuatu yang direnungkan dan dinyatakan dalam kata-kata hanya satu sisi kebenaran saja. Ketika Buddha yang Mahasempurna mengajarkan tentang dunia, ia harus menyelam ke dalam lautan kata-kata, ke dalam "samsara" dan "nibbana", ke dalam khayalan dan kebenaran, ke dalam kebahagiaan dan penderitaan.
Satu hal yang sangat jelas, ajaran itu sendiri tidak berisi; petunjuk itu tidak berisi rahasia yang dialami Sang Buddha sendiri. Kesatuan yang sempurna dari ajaran Sang Buddha mau tidak mau akan terpecah lagi ketika kata-kata menyentuh kebenaran terakhir, yang tidak pernah ada sebelumnya, tak dapat dipertunjukkan dan dibuktikan: Nibbana.
Hendaknya umat Buddha menggunakan ajaran Sang Guru sebagai petunjuk untuk berjuang dengan penuh kesungguhan mencapai Nibbana, bukan untuk berpuas diri dengan pengetahuan agama.
Dalam kata-kata, tiap kebenaran lawannya adalah kebenaran yang sama. Sesuatu yang direnungkan dan dinyatakan dalam kata-kata hanya satu sisi kebenaran saja. Ketika Buddha yang Mahasempurna mengajarkan tentang dunia, ia harus menyelam ke dalam lautan kata-kata, ke dalam "samsara" dan "nibbana", ke dalam khayalan dan kebenaran, ke dalam kebahagiaan dan penderitaan.
Satu hal yang sangat jelas, ajaran itu sendiri tidak berisi; petunjuk itu tidak berisi rahasia yang dialami Sang Buddha sendiri. Kesatuan yang sempurna dari ajaran Sang Buddha mau tidak mau akan terpecah lagi ketika kata-kata menyentuh kebenaran terakhir, yang tidak pernah ada sebelumnya, tak dapat dipertunjukkan dan dibuktikan: Nibbana.
Hendaknya umat Buddha menggunakan ajaran Sang Guru sebagai petunjuk untuk berjuang dengan penuh kesungguhan mencapai Nibbana, bukan untuk berpuas diri dengan pengetahuan agama.


