Menu

Show posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.

Show posts Menu

Messages - sabdo palon

#1
Arti dari Atman adalah: self, ego, soul, jiwa, roh (bersifat personal).
#2
Quote from: purnama on 22 May 2009, 09:51:15 AM
Mahatman : Maha Atman  ===> ada nya diteori agama hindu, ngak ada hubungannya sama Buddhis

Kutipan dari TS atas ^

QuoteVersi Mahayana

1. Mahaparinirvana Sutra terjemahan Dharmaraksha dari Dinasti Liang Utara (397-439 M). Versi ini disebut sebagai versi utara, terdiri dari 40 volume dan 13 bab. Sutra ini mengajarkan tentang Dharmakaya, Nirvana yang memiliki berbagai aspek seperti abadi (nitya), kebahagiaan (sukha), dan diri sejati (mahatman). Semua makhluk hidup memiliki sifat Ke-Buddhaan di dalamnya. Ini adalah Sutra yang berkenaan tentang Tathagatagarbha.
2. Mahaparinirvana Sutra terjemahan Faxian and Buddhabhadra pada Dinasti Jin Timur (317-420). Terjemahan ini terdiri dari 6 volume dan korespon dengan terjemahan Dharmaraksha. Terjemahan ini juga disebut Parinirvana Sutra 6 volume.
3. Mahaparinirvana Sutra versi selatan diterjemahkan oleh Huiguan, Huiyuan dari Dinasti Liu Song (420-279 M). Versi ini adalah revisi dari versi utara Mahaparinirvana Sutra yang diterjemahkan oleh Faxian dan Buddhabhadra.
4. Epilog Mahaparinirvana Sutra, 2 volume, yang diterjemahkan oleh Jnanabhadra dan Huining pada zaman Dinasti Tang (618-907 M), di mana dikisahkan Sakyamuni Buddha menjelaskan praktek yang dapat dilaksanakan para pengikuitnya setelah Ia Parinirvana. Sutra ini mengisahkan kremasi tubuh Buddha, pembagian abunya dan lain-lain.

#3
Quote from: Johsun on 19 May 2009, 09:27:13 AM
Mahatman?? Diri sejati?? Trnyta Mahayana juga mengakui ada Diri sejati ya.


Mahatman : Maha Atman

Maha = agung
Atman = roh

jadi Roh Agung = Tuhan ?
#4
Quote from: gachapin on 08 September 2008, 10:06:54 AM
Tradisi mula-mula : Mahasanghika dan Sthaviravada.
Mahasanghika yang menjadi akar Mahayana.
Staviravada menjadi 2 : Sarvastivada dan Vibhajjavada
Sarvastivada yang menjadi Tantrayana, dan Vibhajjavada yang menjadi Theravada.

Jadi secara sejarahnya Tantrayana lebih dekat ke Theravada.

kutipan darimana?
#5
Quote from: badman on 15 May 2009, 12:15:25 PM
Jika tidak ada Tuhan lalu bagaimana alam semesta ini berjalan? Mohon bimbingannya...

Jadi musti ada yang ngatur ya? Tadi saya makan, minum, pup, tidur dan sebagainya  mungkin sudah diatur oleh Tuhan...

tambahin... nyolong, ngerampok dlsbnya juga diatur oleh Tuhan....
#6
Quote from: purnama on 02 April 2009, 09:39:20 AM
Theravada bilang pakai bahasa Pali, mana yang benar...? lebih aman buka buku sejarah.....
Apakah ini jawaban ? Apakah bro Purnama sudah memahami?
darimana anda dapat ?
Kalo saya dapatnya dari Eksklopedia Buddhis . Saya mau tanya anda mau berniat provokasi aliran ?
Kalo Provokasi aliran udah gak jaman. Sayang banget ternyata ada orang mengaku dirinya aliran tera tapi masih prokasi aliran.

Percuma belajar Abidhamma, sutta,dan sebagainya cuman buat menujukan keegoisan dan keintelektualan diri.
Saya cuman mengingatkan para clonengan Abidhamma,sutta dan sebagai bukan untuk meyombongkan diri sendiri, tapi buat mengikis diri dari ke egoan dalam diri. Jangan bisa teori saja prateknya juga dari sikap anda

Kalo anda niat Prokavokasi, dan hanya ,menyombongkan diri mu. bro Sabdo palon Anda salah menafirkan kemampuan anda dalam dhamma yang sesungguh tercipta.



Owe Bertanya kepada bro Nyana, yang jawab orang lain, ditanya balik jadi begini  :( Inikah pemahaman, kebijakan, kebajikan?

Bro Nyana apa pendapat bro Nyana terhadap pertanyaanku?
QuoteBagaimana dengan Bodhisattva? apakah mereka sudah mencicipi Nibbana belum? Lalu apakah yang dicicipi oleh Sammasambuddha? Apa tujuan pencapaian keBuddhaan?

Bingung.... aku bingung.....
#7
Quote from: purnama on 02 April 2009, 09:26:52 AM
Mudahnya dipahami tidak perlu diributkan. Kalau orang yang sudah memiliki kebijakan tinggi dan kebajikan yang tinggi. Orang tersebut bs bisa tanpa aliran apapun. Orang memiliki pancaran kebuddhaan yang sesungguhnya, Sudah tidak memiliki Ego dalam diri. Kalau anda mau mempelajari mahayana, mudahnya Lepaskan Ego dalam pikiran anda baru anda bisa mengerti

_/\_

Apakah ini jawaban ? Apakah bro Purnama sudah memahami?
#8
Quote from: naviscope on 02 April 2009, 09:22:19 AM
^
^
^
oh iya, nepal, sori2

I AM SORI
I AM KHILAF

tapi koq sang buddha kita mirip orang india ya...

oh ya, kalau ngomong asli asli nya, dulu dulu bukan nya sang buddha sendiri pakai bahasa Sansekerta
kenapa sekarang diganti ya? tanya ken apa?

salam piss n love,

navis

Theravada bilang pakai bahasa Pali, mana yang benar...? lebih aman buka buku sejarah.....
#9
Quote from: nyanadhana on 01 April 2009, 03:58:07 PM
Kalau di Mahayana, Arahat 'kan bukan tingkat akhir, tapi masih pertengahan, kenapa julukan itu dipakai untuk Buddha?
Karena Arahat adalah tingkat bawah, jadi seperti mengatakan X dokter, lulusan SMU. Sebetulnya 'kan dengan adanya "dokter", tidak perlu disebutkan lagi "lulusan SMU"-nya.


kita tanyakan kepada sesepuh yang menciptakan Mahayana kalo begitu, bahkan mereka mengakui di setiap kitabnya seorang Sammsambuddha bergelar Bhagavan Arahate Samyaksambuddha dan tidak menuliskan Boddhisatvayam Tathagatanam Samyaksambuddhanam.

dan spekulasi gw adalah menurut Mahayana, Arahat sendiri sudah mencicipi nibbana dan mereka berdiam disitu tanpa mengajarkan pengetahuan itu kepada banyak makhluk,menurut Mahayana,sebenarnya Arahat ini bisa keluar dari keadaaan parinibbana total dan mengambil jalan menuju Sammasambuddha. jadi dalam Mahayana,sebenarnya Arahat bukanlah dipandang kecil dan Bodhisatva lebih tinggi, melainkan mereka yang menikmati Nibbana seharusnya memperpanjang kehidupannya untuk mengajarkan Dhamma kepada makhluk hidup. ini juga untuk Pacceka Buddha yang berbuat sama, Nibbana sendiri.

Bagaimana dengan Bodhisattva? apakah mereka sudah mencicipi Nibbana belum? Lalu apakah yang dicicipi oleh Sammasambuddha? Apa tujuan pencapaian keBuddhaan?

Bingung.... aku bingung.....
#10
Quote from: nyanadhana on 01 April 2009, 03:21:35 PM
Quote from: sabdo palon on 01 April 2009, 03:07:54 PM
Quote from: nyanadhana on 01 April 2009, 08:58:01 AM
Quote from: Kelana on 01 April 2009, 08:35:35 AM
".....The Bhagavant said to Shariputra: "Do you know that if you travel westwards from here, passing a hundred thousand kotis of nayutas of Buddha-lands, you come to the land called 'Utmost Bliss,' where there is a Bhagavant named 'Amitayus' or 'Amitabha' with ten titles, including Tathagata, Arhat and Samyaksambuddha. He is living there at this very moment, teaching the profound and wonderful Dharma to sentient beings to give them supreme benefit and bliss......"

(Sukhāvatīvyūhaḥ Sutra)


Ada yang bisa menjelaskan terutama kalimat yang dibold??

_/\_


Ten titles of Amitabha = Tathagata Arhat Samyaksambuddha

Samakan dengan versi Pali

Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasambuddhassa

juga merupakan titel dari Sakyamuni Buddha.

Apakah ini tidak membingungkan? dalam Theravada Arahat adalah telah mencapai kesucian, Sammasambuddha artinya sama.
Arahat adalah Savaka Buddha, seorang Sammasambuddha dikatakan telah mencapai tingkat kesucian Arahat.

Dari Mahayana dikatakan Arahat belum mencapai Buddha lantas mengapa disebutkan bersama dengan Samyak Sambuddha? mengapa disejajarkan dengan Samyak Sambuddha?

Bingung... aku bingung.....

dalam diri seorang SammasamBuddha, ia juga seorang Arahat, ia juga seorang Tathagatha, ia juga seorang Samyaksambuddha, ini adalah kualitas batin seorang Sammasambuddha. namun seorang Arahat tentu bukan seorang Sammasambuddha.


Mengapa Arahat? yang lebih rendah? mengapa bukan Bodhisattva yang lebih tinggi? Mengapa tidak disebut Bodhisattva, tathagata, Samyaksambuddha?

bingung..... aku bingung....
#11
Quote from: nyanadhana on 01 April 2009, 08:58:01 AM
Quote from: Kelana on 01 April 2009, 08:35:35 AM
".....The Bhagavant said to Shariputra: "Do you know that if you travel westwards from here, passing a hundred thousand kotis of nayutas of Buddha-lands, you come to the land called 'Utmost Bliss,' where there is a Bhagavant named 'Amitayus' or 'Amitabha' with ten titles, including Tathagata, Arhat and Samyaksambuddha. He is living there at this very moment, teaching the profound and wonderful Dharma to sentient beings to give them supreme benefit and bliss......"

(Sukhāvatīvyūhaḥ Sutra)


Ada yang bisa menjelaskan terutama kalimat yang dibold??

_/\_


Ten titles of Amitabha = Tathagata Arhat Samyaksambuddha

Samakan dengan versi Pali

Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasambuddhassa

juga merupakan titel dari Sakyamuni Buddha.

Apakah ini tidak membingungkan? dalam Theravada Arahat adalah telah mencapai kesucian, Sammasambuddha artinya sama.
Arahat adalah Savaka Buddha, seorang Sammasambuddha dikatakan telah mencapai tingkat kesucian Arahat.

Dari Mahayana dikatakan Arahat belum mencapai Buddha lantas mengapa disebutkan bersama dengan Samyak Sambuddha? mengapa disejajarkan dengan Samyak Sambuddha?

Bingung... aku bingung.....
#12
Quote from: naviscope on 27 March 2009, 11:18:59 AM
petapa sumedha begitu serius menunggu kedatangan dan menyambut buddha dipankara...

trus begitu dia selesai menyambut buddha dipankara.
apakah pernah disebutkan tujuan buddha dipankara datang?
apakah cuma datang, buat ramah tamah, trus pergi?
tidak ada kotbah dharma sama sekali? so wasted u know....

atau memang buddha dipankara ada berkotbah, tapi
petapa sumedha tidak ikut?petapa sumedha pergi? pulang dulu-an? mgkn ada urusan... ;D

no offense, just asking.... :P

CMIIW,

navis

Balik bertanya padahal belum menjawab, sudah ketemu jawabannya belum bro Navis? sudah baca belum kisahnya? Baca dulu ya? no offense  ;D
#13
Quote from: coedabgf on 27 March 2009, 08:55:59 AM
Quote from: hendrako on 26 March 2009, 12:58:32 PM
"Berbahagialah orang yang percaya namun tidak melihat."

Apabila tidak melihatnya saya ganti dengan buta, yg notabene adalah sinonim dari kata "tidak melihat,
bukankah kalimat tersebut menjadi:

"Berbahagialah orang yang percaya, buta."

Maaf sebelumnya, bukan bermaksud menyinggung, namun memang itulah yang dikatakan sebagai 'Iman", yang berbeda dengan ke"yakin"an, yang "melihat", apapun agamanya atau bahkan tidak ber"agama" sama sekali.


pernyataan bung hendrako sudah saya jelaskan sekalian pada tulisan diatas Reply #159.

Berbahagialah orang buta yang percaya (masuk kr****n)   ;D
#14
Quote from: naviscope on 27 March 2009, 09:18:22 AM
^
^
^
se7, satu2 oi, nafsu bangetttt semua... ;D


bukan nya di theravada

jauh-jauh sebelum sakyamuni mencapai pencerahan, dia bertemu dengan buddha dipankara yang mengajarkan dharma kepada dia?

kenapa sekarang mereka sangat sulit untuk mempercayai ada buddha lain yang membabarkan dharma ya?

Ini pernyataan aneh, di sutta mana dikatakan bahwa pertapa Sumedha belajar Dhamma dari Buddha Dipankara? memang pertapa Sumedha mendapat penetapan tetapi bukan belajar Dhamma.
#15
Pengalaman Pribadi / Re: Pertanyaan yang menyudutkan
28 February 2009, 02:47:14 PM
Quote from: Lokkhitacaro on 31 December 2008, 12:22:17 PM
Selalu begitu
Kalau mereka tahu kita beragama Buddha
Pernah saya ditanya begini;

"Agama kamu apa ?"

"Buddha.. "

"Ohh masih Buddha toh ? "

(masih ? oh noo! saya sudah menjadi Buddhis, saya sudah ditisarana, saya juga sudah punya nama Buddhis)

"........................"

(kenapa dibilang masih? bukankah seperti seorang maling yang masih melakukan tindakan tak terpujinya, koq dibilang masih? apakah beragama Buddha itu salah?)

"Ke tempat saya yuk ? di sana ramai lohh.. "

"ah nggak ah"

"Lohh kenapa ? nanti saya jemput.. minggu ini ya?"

"nggak deh..terima kasih"

"rumahmu dimana sih ? nanti saya datang ntar malam.. saya mau beri kabar gembira untukmu..warta keselamatan"

"............................."

(speechless)

*** aku masih memikirkan kata 'masih' yang seolah menyudutkan, kata itu masih terngiang di telingaku sampai sekarang, kata masih menunjukkan kita di posisi bertahan dan bukanlah di pihak yang dominan ***

Kapan kita bisa berkata dengan kepercayaan diri penuh, "Kenapa kamu masih beragama itu ? Ke Vihara aku yuk ? Disana ramai lohh.. Banyak Bhikkhunya.. ada nyanyi2 lagu buddhis juga lohh.. dan malam ini aku akan datang kerumahmu, aku membawa warta kebenaran.."






Nimbrung aaah.

Bila mereka mengejek oooh masih Buddha ya?

Jawaban yang bisa dipilih:

1. Ya habis gimana ya....? sudah terlanjur.... masa sudah biasa naik mercy disuruh ganti sepeda.....?
    Sepeda butut lagi...... hehehe....
2. Emangnya kenapa? kamu masuk Kristin ya....? masa....? kok mau emas diganti besi....? besi berkarat lagi.....
    hehehe.......

Dan berbagai contoh yang serupa......   ;D