
Anumodana buat bro chingik.. Thanks buat artikel Wei Tuo Phu Sa. Sudah lama saya mencari sumber2 yg bisa memberikan penjelasan lebih mengenai Dharmapala yg satu ini.
Semoga anda berbahagia 
This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.
Show posts Menu
Saya mendapat pengetahuan banyak dari tulisan2 bro semua. Salam maju dalam Dharma...


Quote from: Petrus on 12 November 2008, 12:45:43 PM
begini, pertanyaan ini muncul ketika saya membandingkan antara Siddharta dan Yesus.
Yesus bangkit dari kubur
Apakah ada tanda-tanda Siddharta ketika sudah setelah menjadi Buddha ? misalnya dia memiliki kesaktian, seperti dongeng kera sakti.
Silahkan disimak baik2, sdr Petrus :
Quote from: markosprawiradear sis,
disini kadang kita sering terpeleset......
mari kita kembali ke tujuan semula fang shen.... ini adalah salah satu bentuk dana yaitu abhaya dana
Dan tujuan dari berdana adalah membantu mengikis kemelekatan/lobha
Dan efek samping/bonus dari berdana adalah menjadi mahluk dengan fisik yg bagus, kekayaan, bnyk rejeki
Mirip dgn bonus burung yg anda dapat, kemarin sabtu, ada temen yg juga tanya masalah dana seperti ini
Ada temannya yg selama bulan Kathina ini, bertekad utk berdana sebanyak2nya.
Jadi dia datang ke vihara2, biasanya pas2an dgn akan mempersembahkan dana, terus abis itu, langsung pergi lagi ke vihara berikutnya
Nah disini, bnyk dari kita yg terjerumus melakukan dana tapi tujuannya adalah "bonus"nya itu
dan justru melupakan tujuan utama, yaitu mengikis kemelekatan
Fenomena ini saya sebut "mau mengikis kemelekatan tp justru menambah kemelekatan"
Kalau saya boleh saran :
1. jgn liat dana dari "sering" atau "banyak"nya, namun lebih ke bagaimana perbuatan itu dapat mengikis kemelekatan kita
Org bisa saja berdana milyaran rupiah, tapi batinnya datar2 saja. Dan bisa juga anak kecil berdana Rp 100 tp dengan batin yg penuh kebahagiaan krn bisa mendanakan seluruh uang jajannya.
Ini akan berdampak org yg dana milyaran, pada waktu vipakanya berbuah, tidak akan merasa "bahagia"
Sementara si anak kecil, justru akan merasa bahagia pada waktu vipakanya berbuah
2. Selaras dgn no. 1, hendaknya perbuatan dana itu direnungkan.
Yg direnungkan adalah rasa bahagia pada waktu berdana itu, bukan perbuatan atau objeknya.
Kalau perbuatan atau objek yg diingat2, akan membuat jd melekat, smeentara jika rasa bahagia yg direnungkan, akan membuat batin semakin terkondisi untuk terus berdana
Logikanya mudah : apakah anda akan meneruskan perbuatan, yg tidak membuat anda bahagia??
Semoga diskusi ini bisa membawa manfaat yah

Quote from: Petrus on 11 November 2008, 10:10:10 PMQuote from: Heruka on 11 November 2008, 09:10:14 PM
1. Maaf sdr Petrus, saya kurang setuju dengan pernyataan bahwa Adam dan Hawa diciptakan begitu sempurna. Pernahkah anda memikirkan bila nenek moyang anda itu begitu sempurna, kenapa Hawa begitu mudahnya terjebak dalam rayuan ular iblis laknat itu? Pada saat momen pertama dimana Hawa tergerak keinginannya, kehendaknya untuk memakan buah apel pengetahuan tersebut (yg jelas2 dilarang oleh empunya : Tuhan anda) telah menandakan ia tidaklah sempurna. Sesuatu hanya bisa dikatakan sempurna apabila tidak ada setitik kecacatan pun ketika berlangsungnya suatu proses dan diuji dengan waktu. Ataukah seperti yg dikatakan bro Edward bahwa ciptaan Tuhan itu ada "bug" nya? Jikalau demikian.... dimanakah tanda bukti Ke-maha-sempurna-an Tuhan?
Mengenai kehendak bebas, saya mempunyai pemikiran sendiri. Karena Tuhan dikatakan sebagai Maha Mengetahui, pada saat manusia ditawarkan dengan kehendak bebas untuk memilih sesuai pilihan sendiri... apapun pilihan tersebut, Tuhan telah mengetahui terlebih dahulu apa pilihan mereka! Jika pilihan manusia2 malang tersebut ternyata di jalan yg tidak benar, menurut anda... patutkah Tuhan membiarkan mereka bergelut dalam kesesatan tersebut? Kontradiksi tidak dengan sifat Tuhan yg dikatakan sebagai Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang?
Kehendak bebas itu sendiri sempurna.
Kalau tuhan tidak memberikan kehendak bebas, maka Tuhan tidak menciptakan sesuatu yang sempurna.
Ketika manusia memilih dosa, maka Tuhan sudah mempersiapkan rencana penyelamatan. Christianity adalah ajaran tetang penyelamatan manusia oleh Tuhan.
Dari kekuasaanNya yang Mahatahu, Tuhan pasti tahu, tapi apa yang ada di pikiran Tuhan tidak sama dengan pikiran kamu
Quote from: Petrus on 11 November 2008, 10:10:10 PMQuote from: Heruka on 11 November 2008, 09:10:14 PMwhy God ? you don't believe in God and we don't blame our God.
2. Mengenai gila, Buddhisme sendiri mengenal dengan adanya hukum karma vipaka (sebab akibat). Selain dampak kehidupan sosial yg turut mempengaruhi, ini juga bisa berhubungan lebih jauh ke dalam tidak saja dengan kehidupan masa sekarang, namun jauh menembus ke perbuatan kelam dikehidupan masa lalu. Terlepas dari pro dan kontra mengenai tumimbal lahir, hal ini menjadi fair karena telah menanggalkan adanya sosok adi kuasa yg Maha Kuasa. Lebih fair karena sesuai dengan prinsip tabur tuai, apa yg anda tanam itulah yg akan anda petik. Who's to blame? Not God.. But, guess who?
curse yourself ? what a good teaching
you know what, when i was a child, a friend of mine was a disabled, his mother used to curse him, she said it's his Karma.
I knew my friend was so sad to be cursed like that.
Will you say the same if you have a disabled son ? blame yourself son !
