News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu
Menu

Show posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.

Show posts Menu

Messages - Heruka

#1
Mahayana / Re: Mengenal Wei Tuo / Dharmapala Veda
14 November 2008, 06:41:14 PM


Anumodana buat bro chingik.. Thanks buat artikel Wei Tuo Phu Sa. Sudah lama saya mencari sumber2 yg bisa memberikan penjelasan lebih mengenai Dharmapala yg satu ini.  _/\_
#2
Mahayana / Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
14 November 2008, 04:42:47 PM
 [at] bro Gandalf, chingik : Kombinasi yg benar2 luar biasa. =D> Saya mendapat pengetahuan banyak dari tulisan2 bro semua. Salam maju dalam Dharma...  _/\_
#3
Two thumbs up buat penjelasan dari bro chingik...  =D>
#4
Perkenalan / Re: salam dari upasaka =)
14 November 2008, 01:01:48 PM
Salam kenal upasaka, saya juga baru bergabung  _/\_
#5
Pengalaman Pribadi / Re: candra_muslim
14 November 2008, 01:00:28 PM
Selamat bergabung, rekan candra_muslim. Saya juga baru bergabung disini.  :)
Semoga bisa belajar lebih banyak dari pengalaman anda.  _/\_
#6
Perkenalan / Re: Salam kenal
14 November 2008, 12:47:37 PM
Thanks... dan salam kenal juga semuanya...  _/\_
Semoga bisa belajar lebih banyak dari anda semua. :)
#7
 [at] Petrus :

Andaikan ada psikopat yg membantai sebuah keluarga. Dan pada akhir hayatnya dia menerima iman agama anda dengan dasar doktrin ia yg menerima aku (J.C) akan mendapatkan tempatnya di surga. Menurut anda, adilkah demikian? Bearti, keluarga sisa pembantaian tersebut cukup meratapi nasib sendiri dan seharusnya malah bersyukur, karena ini semua adalah rencana Tuhan anda?

Seseorang mungkin bisa saja terlepas dari hukum negara. Namun dalam ajaran Buddhisme, tidak mungkin dia melarikan diri dari akibat yg harus dia terima dari perbuatan buruk yg dia lakukan.  "Tidak diangkasa, ditengah lautan ataupun didalam gua-gua gunung; tidak dimanapun seseorang dapat menyembunyikan dirinya dari akibat perbuatan-perbuatan jahatnya." (Dhammapada 127).

Seorang Buddhist yg melanggar sila dengan melakukan perbuatan yg tidak patut bisa saja bertobat dan berikrar di depan rupang Buddha untuk tidak kembali lagi mengulangi perbuatan keliru tersebut. Namun, ia tetap akan menerima akibat dari perbuatan buruknya terdahulu. Daripada pesimis dan berandai mengharapkan kuasa pengampunan dari makhluk adi kuasa yg tidak exist itu, kami umat Buddhist diajarkan untuk mengakui pelanggaran yg telah dilakukan untuk kemudian proaktif melakukan perbuatan2 bajik ke depannya agar selain menerima kembali akibat buruk dengan sadar dan lapang dada, seiring dengan berbuahnya karma baik dari perbuatan2 bajik tersebut bila dijalankan dengan jumlah yg besar, seyogyanya akan melemahkan/mentawarkan akibat buruk yg telah dilakukan (Upapilaka karma/karma pelemah, yg berfungsi untuk menandingi pengaruh dari karma penghasil, memperlemah kekuatannya atau memperpendek jangka waktunya menghasilkan buah). Hal ini yg saya kira sesuai dengan perumpamaan bro xuvie mengenai garam dan air diatas.

Namun, istilah "dosa" dalam Buddhisme tentunya berbeda dengan apa yg dianut oleh agama anda. Dosa dalam Buddhisme bearti sebagai kebencian. Saya berharap kiranya anda bisa menghargai penjelasan dari bro n sis di forum ini atas semua pertanyaan anda dengan turut membukakan hati anda dan merenungkan kembali semua jawaban2 tersebut. Kami senantiasa menyambut itikad baik anda untuk belajar lebih jauh mengenai Buddhisme. Namun bila anda mengeraskan hati anda dan hanya berniat untuk mencobai kami, para umat Buddhis, yakinlah bahwa usaha anda itu sia-sia. Dan jika itu benar, bersiap2lah untuk menerima jawaban2 dari ajaran Sang Buddha yg tidak pernah anda bayangkan sebelumnya.
Semoga iman anda membawakan kebahagiaan untuk semua makhluk, bukan sebagai alat penyebar bibit kebencian semata.
_/\_
#8
Perkenalan / Re: Salam kenal
13 November 2008, 05:51:51 PM
Alo semuanya... thanks buat sambutannya, salam kenal juga..  _/\_
#9
Quote from: Petrus on 12 November 2008, 12:45:43 PM
begini, pertanyaan ini muncul ketika saya membandingkan antara Siddharta dan Yesus.
Yesus bangkit dari kubur
Apakah ada tanda-tanda Siddharta ketika sudah setelah menjadi Buddha ? misalnya dia memiliki kesaktian, seperti dongeng kera sakti.

Senang sekali melihat anda ingin mencari lebih tahu tentang Guru Buddha. :) Silahkan disimak baik2, sdr Petrus :

Kekuatan-Kekuatan Istimewa Sang Buddha


I. Sepuluh kekuatan pengetahuan dari Sang Buddha ( Dasabala Nawa atau Tathagata Nawa )


1. Tharrathawa - Nawa : Sang Buddha mengetahui dengan benar, apa yang mungkin sebagai yang mungkin, dan apa yang tidak mungkin sebagai yang tidak mungkin. Contoh Beliau mengetahui bahwa tidaklah mungkin bagi seseorang yang mempunyai pandangan benar menganggap bentuk-bentuk perpaduan ( samkhara ) sebagai kekal , tetapi itu adalah mungkin dipikirkan bagi orang-orang biasa.

2. Kammavipaka - Nawa : Sang Buddha mengetahui secara tepat masaknya suatu perbuatan yang dilakukan oleh setiap makhluk di masa lampau, sekarang, dan masa yang akan datang, dengan segala kemungkinan dan sebabnya.

3. Sabbatthagamini Patipada - Nawa : Sang Buddha mengetahui secara tepat ke mana tujuan semua jalan dari setiap tingkah laku atau praktek. Beliau mengetahui praktek-praktek yang membawa kepada manfaat masa kini ( dithadhamikattha ), manfaat masa yang akan datang ( samparayikattha) dan manfaat yang luhur atau tertinggi yakni nibbana ( paramattha ).

4. Nanadhatu - Nawa : Sang Buddha mengetahui secara tepat sifat alamiah dari dunia dan alam semesta beserta semua unsur-unsurnya yang beraneka ragam. Beliau mengetahui sifat alamiah dari bentuk-bentuk perpaduan yang berjiwa seperti manusia, binatang, dewa, maupun bentuk-bentuk perpaduan yang tak berjiwa, seperti gunung, pohon, batu, dll. Beliau mengetahui bagian-bagian dari perpaduan tersebut, keadaan dari bagian-bagian tersebut, sifat-sifat serta fungsi dari bagian-bagian tersebut, misalnya fungsi dari bagian kelompok kegemaran ( khanda ), unsur-unsur ( dhatu ), dasar / landasan indera ( ayatawa ), dan unsur-unsur lainnya dari proses kesadaran, serta mengetahui perbedaan dari kesemuanya itu.

5. Nanadhimuttika - Nawa : Sang Buddha mengetahui secara tepat tentang adhimutti, yaitu watak / kecenderungan dari makhluk-makhluk, apakah mereka mempunyai watak yang rendah atau mulia dan sebagainya.

6. Indriyaparopariyatta - Nawa : Sang Buddha mengetahui secara tepat kemampuan indera berbagai makhluk, mengetahui kekurangan dan kelebihan pengendalian indera berbagai makhluk, dan mengetahui kematangan batin seseorang.

7. Jhanadisankilesadi - Nawa : Sang Buddha mengetahui secara tepat tentang murni atau tidaknya suatu jhana, pembebasan, penyatuan pikiran, dan pencapaian serta pengembangannya.

8. Pubbenivasanussati - Nawa : Sang Buddha dapat mengingat secara tepat berbagai jenis kehidupan lampau Beliau.

9. Cutupapata - Nawa : Sang Buddha, dengan Mata Kebuddhaannya yang suci dan di atas kemampuan manusia dapat melihat makhluk-makhluk meninggal dan terlahir kembali sesuai dengan karma mereka masing-masing.

10. Asavakkhaya - Nawa : Sang Buddha mengetahui tentang lenyapnya asava ( noda-noda batin ). Pada kehidupan Beliau yang sekarang , dengan kekuatan batin yang dimilikinya, Beliau melenyapkan noda-noda batin ( asava ) melalui ketenangan batin dan melalui kebijaksanaan, dan merealisasi pembebasan batin serta berdiam di dalam keadaan tersebut.



II. Enam kekuatan khusus dari seorang Buddha

1. Indriya – Paro – Pariyatti - Nana :

Pengetahuan ini dapat membedakan apakah seseorang memiliki saddha, viriya, sati, samadhi dan panna yang dikembangkan lebih dan sesuai dengan hal itu, Sang Buddha memberikan petunjuk-petunjuk kepadanya.

Sebagai contoh, Bhikkhu Vakkali memiliki saddha yang lebih dan selalu duduk di belakang Sang Buddha di dalam Ruang Harum-Nya dan terus memandang kepada Sang Buddha. Vakkali dinasehati oleh Sang Buddha berkenaan dengan hal ini. Bhikkhu Sona memiliki viriya yang lebih. Kakinya sampai berdarah karena berlatih terlalu keras sebagai akibat dari kelebihan viriya ini.

2. Asaya – Anusaya – Nana :

Kemampuan ini membantu mengungkapkan kecenderungan laten di dalam diri seseorang. Contohnya pada kasus Cula Pantaka. Juga pada kasus Pan Chayaga, yang pada masa Buddha Kassapa telah bermeditasi pada objek Pancakkhandha, Dia menanyakan kepada Sang Gotama apa definisi dari seorang bhikkhu. Buddha Gotama mengetahui, dengan kemampuan pengetahuan Asaya – Anusaya Beliau ini, bahwa pada masa Buddha Kassapa ia telah mengembangkan meditasi dengan objek Pancakkhandha, kemudian Beliau berkata : "Seseorang yang mengetahui semua tentang Nama – Rupa adalah seorang bhikkhu." Karena ini adalah kecenderungan latennya maka objek meditasi ini yang diberikan kepadanya dan bukan yang lainnya.

3. Anavarana – Nana : Pandangan yang tak terhalangi.

4. Sabbannuta – Nana : Maha Tahu. Dengan kekuatan ini, Sang Buddha mengetahui semua bentang 5 hal ini ;

a. Sankhara : bagaimana mereka timbul.

b. Vikara : bagaimana mereka terurai/hancur.

c. Nibbana : padamnya kebodohan.

d. Lakkhana : tentang anicca, dukkha, dan anatta.

e. Pannatti : tentang semua kebenaran konvensional, seperti konsep. Konsep tentang kursi, meja, pohon dan lain-lain.


5. Maha – Karuna – Nana : Beliau mempunyai kasih sayang yang universal.

6. Yamaka – Patiaraya – Nana :

Sang Buddha memiliki 5 cakkhu (mata), yaitu :

a. Mansa – Cakkhu : Mata fisik yang dapat melihat benda yang amat kecil seperti biji kecil dari jarak yang jauh.

b. Dibba – cakkhu : mampu melihat bagaimana mahluk-mahluk muncul dan lenyap. Aspek khusus ini juga disebut: Catupapata Nana.

c. Panna - cakkhu : mata kebijaksanaan. Ini adalah Vipassana-Nana.

d. Buddha – cakkhu : terdiri dari Indriya – paro – pariyatti – Nana dan Asaya – Anusaya – Nana.

e. Samanta – cakkhu : Mata dari kemahatahuan. Ini sesungguhnya adalah Sabbannuta – Nana.


III. Delapan belas faktor luar biasa pada setiap Buddha :

1. Setiap Buddha memiliki pengetahuan yang tak terhalang tentang masa lampau.

2. Setiap Buddha memiliki pengetahuan yang tak terhalang tentang masa sekarang.

3. Setiap Buddha memiliki pengetahuan yang tak terhalang tentang masa yang akan datang.

4. Semua perbuatan melalui fisik/jasmani dari seorang Buddha didahului oleh Pandangan Terang.

5. Semua perbuatan melalui ucapan dari seorang Buddha didahului oleh Pandangan Terang.

6. Semua perbuatan melalui pikiran dari seorang Buddha didahului oleh Pandangan Terang.

7. Tidak seorangpun yang dapat menentang kemauan seorang Buddha.

8. Tidak akan ada gangguan/rintangan dalam konsentrasi batin seorang Buddha.

9. Tidak akan ada gangguan/rintangan dalam Pengetahuan Pandangan Terang seorang Buddha.

10. Vimulthi : tak seorang pun dapat menghalangi keadaan kebebasan Beliau.

11. Tiada yang dapat merintangi jalan usaha Beliau.

12. Tiada yang dapat merintangi jalan pembabaran Dharma Beliau.

13. Tiada sikap main-main pada seorang Buddha.

14. Seorang Buddha tidak membuat kegaduhan.

15. Seorang Buddha tidak memberikan tepuk tangan ketika Beliau merasa senang/gembira.

16. Seorang Buddha tidak terburu-buru pada setiap aktivitas. Beliau selalu tenang dan terkendali.

17. Seorang Buddha tidak melakukan aktivitas yang tidak bermanfaat.

18. Seorang Buddha tidak pernah lalai yang disebabkan oleh ketidaktahuan.


Tentu saja, Sang Buddha Gotama telah mencapai kesempurnaan dalam 15 Sikap Perilaku dan 8 jenis Pandangan Jernih yaitu :

1. Pengendalian Moral (Sila)

2. Menjaga pintu-pintu indera (Indriyasamvara – Sila)

3. Sederhana / tak berlebihan dalam makan.

4. Mengembangkan kewaspadaan atau tekun dalam Kesadaran[/b] (Dikatakan bahwa Sang Buddha tidur hanya 1 jam sehari, Beliau senantiasa sadar-waspada)

5. Memiliki 7 Ariyardana, yaitu:

a. Keyakinan (Saddha).

b. Takut melakukan kejahatan (Ottappa).

c. Malu melakukan perbuatan tercela (Hiri).

d. Terpelajar atau memiliki pengetahuan (Bahusuta).

e. Semangat (Viriya).

f. Penuh sadar (Sati).

g. Kebijaksanaan (Panna).

Selain itu, ditambahkan pula 4 Brahma – Rupa – Jhana. Karena hanya dengan melalui merekalah, seorang siswa mulia menjaga tingkah lakunya, dan berjalan menuju ke Keadaan Tanpa Kematian. Karena Sang Buddha memiliki kedelapan jenis Pandangan Jernih ini dan 15 macam Sikap Perilaku maka Beliau adalah Vijja – carana- sampanno.



IV. Kecepatan berbicara Sang Buddha :

Dikatakan bahwa Y.A. Ananda, bilamana Beliau berbicara, selalu berbicara 8 kali lebih cepat daripada manusia biasa. Sang Buddha berbicara 8 kali lebih cepat dari pada Y.A. Ananda. Ini berarti bahwa Sang Buddha berbicara 64 kali lebih cepat daripada manusia biasa.

Source : MUTIARA DHAMMA XIII
Editor : Ir. Lindawati T.
Sumber : Questions and The Buddha's Answer , by Egerton C. Baptist.


Ringkasnya sebagai berikut :

- Buddha adalah 'penemu' kembali Dhamma, dan kemudian membabarkannya kembali kepada semua makhluk.
- Secara fisik, Buddha mempunyai kesempurnaan yang hanya dimiliki oleh para Tathagata. Para Buddha mempunyai 32 tanda fisik agung (Dvantrimsa Maha Purusa Laksana), semangat tiada gentar yang dimiliki oleh para Buddha dan dilengkapi dengan 80 jenis tanda bagus.
- Secara batiniah, Buddha memiliki sad-abhinna (enam kekuatan gaib), lengkap dengan Dasabala buddha (Sepuluh kekuatan yang hanya dimiliki Hyang Tathagata) dan 18 avenikadharma (18 keunggulan yang hanya dimiliki Hyang Tathagata).
- Sang Buddha memiliki kemampuan dalam membabarkan Dharma yang sangat sempurna, dimana Dharma yang dibabarkan, dapat dimengerti langsung oleh setiap orang yang mendengarnya (sesuai dengan karakteristik/akar dari pendengar tersebut).
- Buddha, adalah makhluk yang sempurna segala paramitanya, mempunyai maha pengetahuan yang sempurna (Prajna). Pengetahuan, yang dimaksudkan disini adalah pengetahuan yang bebas dari lobha, tanha dan moha. Bahwasanya melampui segala pengetahuan duniawi, nan maha sempurna.
- Buddha, adalah Ia yang selamanya terbebaskan dari tumimbal lahir di Tri-Loka (Kama Loka, Rupa Loka, Arupa Loka). Yang kemudian, mampu membabarkan segala upaya-kausalya untuk menyelamatkan semua makhluk.

Semoga buah yg bajik ini cepat masak adanya...  _/\_
#10
Perkenalan / Re: Salam kenal
12 November 2008, 12:17:58 PM
Hahahaha.....  :)) thanks all  _/\_
#11
Satu langkah awal yg baik, sdr Petrus. Ini menunjukkan anda mulai ingin lebih tahu terhadap sosok Sang Buddha. Semoga kondisi yg bajik ini cepat masak buahnya..  ;)
#12
Buddhisme untuk Pemula / Re: Nasib Buruk
12 November 2008, 11:52:32 AM
Diterima saja keadaan tidak beruntung tersebut, jangan ditolak. Terima dengan sepenuh hati dan dengan batin yg sadar meyakini kalau hal ini terjadi karena pastinya ada sebab akibat. Selanjutnya, renungkan kembali... apa yg bisa kita lakukan untuk memberikan solusi terhadap keadaan yg tidak beruntung ini?
#13
Diskusi Umum / Re: [ASK] Fangzhen atau pelepasan..
12 November 2008, 10:07:14 AM
Quote from: markosprawiradear sis,

disini kadang kita sering terpeleset......

mari kita kembali ke tujuan semula fang shen.... ini adalah salah satu bentuk dana yaitu abhaya dana
Dan tujuan dari berdana adalah membantu mengikis kemelekatan/lobha
Dan efek samping/bonus dari berdana adalah menjadi mahluk dengan fisik yg bagus, kekayaan, bnyk  rejeki

Mirip dgn bonus burung yg anda dapat, kemarin sabtu, ada temen yg juga tanya masalah dana seperti ini
Ada temannya yg selama bulan Kathina ini, bertekad utk berdana sebanyak2nya.
Jadi dia datang ke vihara2, biasanya pas2an dgn akan mempersembahkan dana, terus abis itu, langsung pergi lagi ke vihara berikutnya

Nah disini, bnyk dari kita yg terjerumus melakukan dana tapi tujuannya adalah "bonus"nya itu
dan justru melupakan tujuan utama, yaitu mengikis kemelekatan

Fenomena ini saya sebut "mau mengikis kemelekatan tp justru menambah kemelekatan"   ;D

Kalau saya boleh saran :

1. jgn liat dana dari "sering" atau "banyak"nya, namun lebih ke bagaimana perbuatan itu dapat mengikis kemelekatan kita
Org bisa saja berdana milyaran rupiah, tapi batinnya datar2 saja. Dan bisa juga anak kecil berdana Rp 100 tp dengan batin yg penuh kebahagiaan krn bisa mendanakan seluruh uang jajannya.
Ini akan berdampak org yg dana milyaran, pada waktu vipakanya berbuah, tidak akan merasa "bahagia"
Sementara si anak kecil, justru akan merasa bahagia pada waktu vipakanya berbuah

2. Selaras dgn no. 1, hendaknya perbuatan dana itu direnungkan.
Yg direnungkan adalah rasa bahagia pada waktu berdana itu, bukan perbuatan atau objeknya.
Kalau perbuatan atau objek yg diingat2, akan membuat jd melekat, smeentara jika rasa bahagia yg direnungkan, akan membuat batin semakin terkondisi untuk terus berdana
Logikanya mudah : apakah anda akan meneruskan perbuatan, yg tidak membuat anda bahagia??   ;D
Semoga diskusi ini bisa membawa manfaat yah   _/\_

Penjelasan bro Markosprawira yg bener bagus.. Thanks alot.. tadinya mau kasi GRP tapi kebentur postingan blm nyampe. :)
_/\_
#14
Buddhisme untuk Pemula / Re: KITA ATHEISSS ????
12 November 2008, 09:50:49 AM
Quote from: Petrus on 11 November 2008, 10:10:10 PM
Quote from: Heruka on 11 November 2008, 09:10:14 PM
1. Maaf sdr Petrus, saya kurang setuju dengan pernyataan bahwa Adam dan Hawa diciptakan begitu sempurna. Pernahkah anda memikirkan bila nenek moyang anda itu begitu sempurna, kenapa Hawa begitu mudahnya terjebak dalam rayuan ular iblis laknat itu? Pada saat momen pertama dimana Hawa tergerak keinginannya, kehendaknya untuk memakan buah apel pengetahuan tersebut (yg jelas2 dilarang oleh empunya : Tuhan anda) telah menandakan ia tidaklah sempurna. Sesuatu hanya bisa dikatakan sempurna apabila tidak ada setitik kecacatan pun ketika berlangsungnya suatu proses dan diuji dengan waktu. Ataukah seperti yg dikatakan bro Edward bahwa ciptaan Tuhan itu ada "bug" nya? Jikalau demikian.... dimanakah tanda bukti Ke-maha-sempurna-an Tuhan?
Mengenai kehendak bebas, saya mempunyai pemikiran sendiri. Karena Tuhan dikatakan sebagai Maha Mengetahui, pada saat manusia ditawarkan dengan kehendak bebas untuk memilih sesuai pilihan sendiri... apapun pilihan tersebut, Tuhan telah mengetahui terlebih dahulu apa pilihan mereka! Jika pilihan manusia2 malang tersebut ternyata di jalan yg tidak benar, menurut anda... patutkah Tuhan membiarkan mereka bergelut dalam kesesatan tersebut? Kontradiksi tidak dengan sifat Tuhan yg dikatakan sebagai Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang? 

Kehendak bebas itu sendiri sempurna.
Kalau tuhan tidak memberikan kehendak bebas, maka Tuhan tidak menciptakan sesuatu yang sempurna.
Ketika manusia memilih dosa, maka Tuhan sudah mempersiapkan rencana penyelamatan. Christianity adalah ajaran tetang penyelamatan manusia oleh Tuhan.
Dari kekuasaanNya yang Mahatahu, Tuhan pasti tahu, tapi apa yang ada di pikiran Tuhan tidak sama dengan pikiran kamu

Satu hal yg memprihatinkan itu disini, sdr Petrus. Bearti rencana penyelamatan Tuhan tersebut bertopang diatas penderitaan seluruh umat manusia. Pertama2 Tuhan yg Maha Tahu mengetahui pilihan seorang manusia yg salah, namun dia biarkan dengan dalil nantinya pun diberikan skenario Penyelamatan. Namun masalahnya adalah disini sdr Petrus, ketika Tuhan menawarkan rencana Penyelamatan tersebut, sebenarnya sudah ada angka fix ataupun Tuhan sendiri sudah tahu siapa saja yg akan diselamatkan (saya jadi teringat dengan 144.000 orang pilihan). Jadi... apa point keunggulan dari kehendak bebas ini? Jika... umat manusia hanya menjadi aktor dalam sebuah permainan?


Quote from: Petrus on 11 November 2008, 10:10:10 PM
Quote from: Heruka on 11 November 2008, 09:10:14 PM
2. Mengenai gila, Buddhisme sendiri mengenal dengan adanya hukum karma vipaka (sebab akibat). Selain dampak kehidupan sosial yg turut mempengaruhi, ini juga bisa berhubungan lebih jauh ke dalam tidak saja dengan kehidupan masa sekarang, namun jauh menembus ke perbuatan kelam dikehidupan masa lalu. Terlepas dari pro dan kontra mengenai tumimbal lahir, hal ini menjadi fair karena telah menanggalkan adanya sosok adi kuasa yg Maha Kuasa. Lebih fair karena sesuai dengan prinsip tabur tuai, apa yg anda tanam itulah yg akan anda petik. Who's to blame? Not God.. But, guess who?
why God ? you don't believe in God and we don't blame our God.
curse yourself ? what a good teaching
you know what, when i was a child, a friend of mine was a disabled, his mother used to curse him, she said it's his Karma.
I knew my friend was so sad to be cursed like that.

Will you say the same if you have a disabled son ? blame yourself son !





Dear Petrus...
First of all, my deeply simpathy for your childhood friend for his/her unfortunate physical condition..
As a devoted Lord Buddha's followers... we never curse ourselves no matter what hard times we are going thorough. 'Karma' is not a punishment, but just a simply law of what you did it is what will you get. It is why I mention about who's to blame when all the obstacles, miserable things happening in our lifes.. Not to some great force so called "God".. God never exist. But try to open your heart and think deeply in your heart, it is because ourselves is the main factor for all the bad luck happened?
I can not understand how a Father could let his child drowning in the suffering mud, while He just sitting above and simply give us something so called "free will".
#15
Diskusi Umum / Re: [ASK] Fangzhen atau pelepasan..
12 November 2008, 12:43:59 AM
 [at] dilbert :

Saya menyukai penekanan anda tentang : PADA SAAT ITU JUGA.  :)

_/\_