News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

[ASK] Fangzhen atau pelepasan..

Started by DhammaChando, 05 November 2008, 09:24:41 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Heruka

Quote from: nyanadhana on 11 November 2008, 12:58:20 PM
Soal binatang yg dilepaskan tersebut terlepas apakah satu hari nanti akan tertangkap kembali ataupun dimangsa oleh hewan lainnya... saya kira ini adalah satu fenomena alam yg lumrah

apakah idiologi ini sama dengan makan daging,biarlah kita tidak usah berpikir si hewan itu akan diapakan kelak yang penting jadi daging,karena ini adalah fenomena alam yang lumrah dan kita tidak mengganggu rantai makanan biologis dan keseimbangan alam.

Saya lebih melihat pada Master Cheng Yen yang menyerukan perbuatan baik bukan dilakukan pada titik poin ini dan sudah...tidak lagi melihat ke depannya bagaimana makhluk yang kita bantu akan mendapat kebahagiaan melainkan kebaikan itu dilakukan terhadap satu makhluk dan memberikan dia jaminan dimanapun dia setelah dibantu akan mendapat kebahagiaan dan menemukan Dhamma.

Apakah anda adalah tipikal pelepas makhluk di kandang singa? atau anda tipikal pelepas makhluk menuju Jalan Pencerahan. Ingat kebajikan tidak dilakukan sekali dan ya sudah melainkan setelah dibantu,selalu diperhatikan kesejahteraannya dan inilah Jalan Bodhisatva. kalo tindakan fangshen anda hanya melepas dan tidak peduli apa yang terjadi kemudian terhadap makhluk hidup itu bukankah anda hanya memuaskan nafsu anda dalam berbuat bajik? Pikirkan!

:) nampaknya ada kesalahpahaman disini dan bisa jadi dikarenakan penyampaian pendapat saya yg kurang jelas. Komentar saya sebelumnya ada menitikberatkan kepada prosesi fang shen ini hendaknya sesuai habitat mereka masing2 dan tentunya harus spontan. Spontan dalam pengertian disini adalah tentunya tidak dipesan terlebih dahulu melainkan spontan dibeli ketika mereka masih berada dalam kurungan. Jadi dalam dua point ini saya merasa satu pikiran dengan Sdr Nyanadhana dan Markosprawira.
Yg hendak saya sampaikan itu, janganlah prosesi fang shen ini kita kecilkan dan kesampingkan dengan hanya melihat kemungkinan satu sisi saja bahwa : bisa jadi hewan2 tersebut dikemudian hari akan tertangkap kembali. Kemungkinan itu tetaplah ada... saya rasa, tidak mungkin kita bisa menjamin hewan2 yg kita lepaskan tersebut dikemudian hari tidak akan tertangkap kembali dalam jala manusia walaupun pada awalnya kita membebaskan mereka dengan prinsip sehati2 mungkin dan sedapat mungkin sesuai habitat mereka. Diluar tertangkap kembali atau tidak.. prosesi fang shen masih tetap merupakan sebuah perbuatan yg bajik adanya dan perlu kita laksanakan. Dikarenakan hal ini sama memberikan manfaat kepada diri sendiri dan kepada hewan pelepasan juga. Ini yg hendak saya sampaikan.  _/\_

dilbert

saya setuju dengan respon spontan.

Kalau saya fangshen, yang saya lihat adalah kondisi makhluk yang sedang dikurung. Pikiran saya tidak kepada apakah penjualnya nanti akan kembali lagi jualan, apakah makhluk yang dilepas akan kembali ditangkap, apakah mereka akan bisa selamat di dunia luar nantinya.

Jadi pikiran saya adalah PADA SAAT ITU JUGA. Apakah makhluk tersebut bisa saya selamatkan atau tidak ?? itu saja.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Heruka

 [at] dilbert :

Saya menyukai penekanan anda tentang : PADA SAAT ITU JUGA.  :)

_/\_

Anestan

Quote from: markosprawira on 11 November 2008, 04:02:01 PM
mudita citta untuk usaha anda, sis.......

ga masalah ama baca paritta kok....... yg penting itu dilakukan dgn spontan.

Beli lele di sembarang penjual....

Terus cari tempat yg relatif lebih aman utk "beliau2"

Dan ..... LEPAS..........  ;)

Anda sudah bener.... yg diharapkan adalah semoga mereka bisa lebih berbahagia, semoga mereka bisa mendapat hidup yg lebih baik.....

Rasakan itu sebagai suatu kebahagiaan... itu cara utk melatih mudita juga loh.....

Selain itu, hendaknya kebahagiaan itu, anda renungkan berulang kali (jgn perbuatan atau objeknya yg diingat2 yah, itu jd melekat)...... ini sebagai upaya untuk menambah metta dalam diri anda.......

Semoga bisa bermanfaat bagi kita semua yah  _/\_

ya ni, saya juga rencananya kalau duitnya cukup, mau fangshen 1 minggu sekali... tapi saat ini masih 2 minggu sekali... itu juga baru mulai.. ;D....
oh ya.. tapi saya biasanya beli di tempat yang sama.... di pasar gitu sih.. gimana ya? soalnya dia suka kasih lebih.... jadi kan fangshen bisa lebih banyak... gimana ya?

Quote from: nyanadhana on 11 November 2008, 05:10:34 PM
saya juga mau berusaha... buat 3b...
saya biasanya fangshen 2 minggu sekali... melepas lele... tanpa pembacaan parita terlebih dahulu.. paling2 saya sebut dalam hati... semoga berbahagia.. udah de saya lepas...
gimana kalau begitu?
mohon pencerahannya ...


Jokes dari Bhante...kalo kamumau fangshen trus ngadain upacara yang lamanya sejem atau baca paritta paling komplit nyam nyam nyam sana sini...dijamin hewan yang ingin lepas udah keburu mati karena cuaca panas,kelaparan ataupun sudah mati kebosanan. tujuan fangshen kamu adalah semoga makhluk itu berbahagia,cukup dengan berkata "semoga berbahagia" atau "semoga berjodoh dengan Buddha Dhamma kelak" sudah merupakan satu tindakan terbaik. dan saya yakin yang kamu lakukan adalah yang terbaik. Good job Anestan.


_/\_ mari kita giatkan fangshen..

markosprawira

Quote from: Anestan on 12 November 2008, 07:37:51 AM
ya ni, saya juga rencananya kalau duitnya cukup, mau fangshen 1 minggu sekali... tapi saat ini masih 2 minggu sekali... itu juga baru mulai.. ;D....
oh ya.. tapi saya biasanya beli di tempat yang sama.... di pasar gitu sih.. gimana ya? soalnya dia suka kasih lebih.... jadi kan fangshen bisa lebih banyak... gimana ya?


dear sis,

disini kadang kita sering terpeleset......

mari kita kembali ke tujuan semula fang shen.... ini adalah salah satu bentuk dana yaitu abhaya dana
Dan tujuan dari berdana adalah membantu mengikis kemelekatan/lobha
Dan efek samping/bonus dari berdana adalah menjadi mahluk dengan fisik yg bagus, kekayaan, bnyk  rejeki

Mirip dgn bonus burung yg anda dapat, kemarin sabtu, ada temen yg juga tanya masalah dana seperti ini
Ada temannya yg selama bulan Kathina ini, bertekad utk berdana sebanyak2nya.
Jadi dia datang ke vihara2, biasanya pas2an dgn akan mempersembahkan dana, terus abis itu, langsung pergi lagi ke vihara berikutnya

Nah disini, bnyk dari kita yg terjerumus melakukan dana tapi tujuannya adalah "bonus"nya itu
dan justru melupakan tujuan utama, yaitu mengikis kemelekatan

Fenomena ini saya sebut "mau mengikis kemelekatan tp justru menambah kemelekatan"  ;D

Kalau saya boleh saran :

1. jgn liat dana dari "sering" atau "banyak"nya, namun lebih ke bagaimana perbuatan itu dapat mengikis kemelekatan kita
Org bisa saja berdana milyaran rupiah, tapi batinnya datar2 saja. Dan bisa juga anak kecil berdana Rp 100 tp dengan batin yg penuh kebahagiaan krn bisa mendanakan seluruh uang jajannya.
Ini akan berdampak org yg dana milyaran, pada waktu vipakanya berbuah, tidak akan merasa "bahagia"
Sementara si anak kecil, justru akan merasa bahagia pada waktu vipakanya berbuah

2. Selaras dgn no. 1, hendaknya perbuatan dana itu direnungkan.
Yg direnungkan adalah rasa bahagia pada waktu berdana itu, bukan perbuatan atau objeknya.
Kalau perbuatan atau objek yg diingat2, akan membuat jd melekat, smeentara jika rasa bahagia yg direnungkan, akan membuat batin semakin terkondisi untuk terus berdana
Logikanya mudah : apakah anda akan meneruskan perbuatan, yg tidak membuat anda bahagia??  ;D

Semoga diskusi ini bisa membawa manfaat yah  _/\_

Anestan

Quote from: markosprawira on 12 November 2008, 09:22:39 AM
Quote from: Anestan on 12 November 2008, 07:37:51 AM
ya ni, saya juga rencananya kalau duitnya cukup, mau fangshen 1 minggu sekali... tapi saat ini masih 2 minggu sekali... itu juga baru mulai.. ;D....
oh ya.. tapi saya biasanya beli di tempat yang sama.... di pasar gitu sih.. gimana ya? soalnya dia suka kasih lebih.... jadi kan fangshen bisa lebih banyak... gimana ya?


dear sis,

disini kadang kita sering terpeleset......

mari kita kembali ke tujuan semula fang shen.... ini adalah salah satu bentuk dana yaitu abhaya dana
Dan tujuan dari berdana adalah membantu mengikis kemelekatan/lobha
Dan efek samping/bonus dari berdana adalah menjadi mahluk dengan fisik yg bagus, kekayaan, bnyk  rejeki

Mirip dgn bonus burung yg anda dapat, kemarin sabtu, ada temen yg juga tanya masalah dana seperti ini
Ada temannya yg selama bulan Kathina ini, bertekad utk berdana sebanyak2nya.
Jadi dia datang ke vihara2, biasanya pas2an dgn akan mempersembahkan dana, terus abis itu, langsung pergi lagi ke vihara berikutnya

Nah disini, bnyk dari kita yg terjerumus melakukan dana tapi tujuannya adalah "bonus"nya itu
dan justru melupakan tujuan utama, yaitu mengikis kemelekatan

Fenomena ini saya sebut "mau mengikis kemelekatan tp justru menambah kemelekatan"  ;D

Kalau saya boleh saran :

1. jgn liat dana dari "sering" atau "banyak"nya, namun lebih ke bagaimana perbuatan itu dapat mengikis kemelekatan kita
Org bisa saja berdana milyaran rupiah, tapi batinnya datar2 saja. Dan bisa juga anak kecil berdana Rp 100 tp dengan batin yg penuh kebahagiaan krn bisa mendanakan seluruh uang jajannya.
Ini akan berdampak org yg dana milyaran, pada waktu vipakanya berbuah, tidak akan merasa "bahagia"
Sementara si anak kecil, justru akan merasa bahagia pada waktu vipakanya berbuah

2. Selaras dgn no. 1, hendaknya perbuatan dana itu direnungkan.
Yg direnungkan adalah rasa bahagia pada waktu berdana itu, bukan perbuatan atau objeknya.
Kalau perbuatan atau objek yg diingat2, akan membuat jd melekat, smeentara jika rasa bahagia yg direnungkan, akan membuat batin semakin terkondisi untuk terus berdana
Logikanya mudah : apakah anda akan meneruskan perbuatan, yg tidak membuat anda bahagia??  ;D

Semoga diskusi ini bisa membawa manfaat yah  _/\_
terima kasih ya pencerahannya ... _/\_
saya harus banyak belajar nih..

iwakbelido

mungkin ini agak OOT ya tapi ini cukup membuat saya berpikir.
Kalo kita pergi memancing, tetapi ikan hasil pancingan tersebut tidak untuk dimasak tetapi untuk dipelihara di kolam kita sendiri di rumah.

di kolam tersebut ikan2 hasil pancingan dipelihara dengan sebaik2nya, dikasi makan, malahan pas mancing ikannya kecil sekarang uda gede... dan tetap ga ada niat untuk dimasak.

apakah ini bertentangan dengan Dharma?
sori kalo OOT _/\_
Sabbe satta bhavantu sukhitatta

Anestan

in my opinion...
saya ga tau sih, bertentangan atau ga...
cuma saya ga suka mancing...hehehe...
menurut saya kan mancing..merusak ketenangan ikan2 disana... trus kalau kena kailnya kan sakit... biarlah mereka di habitatnya..
lalu kita pelihara untuk apa? untuk kesenangan kita sendiri... saya rasa itu egois... tapi kita ga tau.. apakah dia menderita..atau jadi merasa terkekang... :D
jadi makanya saya ga suka mancing...
oh ya.. kalau kita pelihara terus mati.. duh..jadi rasanya bersalah banget kan? dulu soalnya pernah punya arwana, koi, ikan mas,,, semuanya akhirnya mati.. jadi ga tega.. mendingan di habitat mereka masing2 d..
in my opinion lho...

nyanadhana

Pertama,kamu lihat kegiatan pancing memancing itu sendiri adalah tindakan ego yang menginginkan sesuatu hal namun mebuat makhluk lain menderita. lihatlah tidak pada umpan yang anda beri tapi kail yang anda tancapkan di mulut ikan. contoh,jika saya ajak Iwakbelido untuk makan di rumah saya,makanan yang saya sajikan begitu enak tapi saya tabur dengan paku,jarum atau potongan silet,apakah iwak mau memakannya,dan kalo saya diam2 saja tidak memberi tahu iwak soal makanan yang ada jarumnya,setelah makan,apakah kamu akan merasa enak?

dan setelahnya kamu menolong dan membawa ke kolam dipelihara,saya ibaratkan setelah saya meracuni kamu lalu saya membwa kamu ke rumah sakit dan merawat kamu sebaik2nya hingga kamu sembuh dan bisa berjalan,pokoknya bebas,apakah tujuan awal dan tujuan akhir saya menjadi tidak sinkron lagi.
atau lebih baik saya tidak mengajak kamu makan dan tidak usah membawa kamu ke rumah sakit,jadi antara kamu dan saya tidak ada jodoh dendam dan jodoh baik?
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

iwakbelido

ooo begitu.. jadi alangkah baiknya kalo semua ikan yang di kolam dibebaskan lagi ke habitatnya (bisa disebut fangzhen??) ? tapi akhirnya mereka akan ditangkap oleh orang lain dan dijadikan makanan buat penangkap (apakah itu termasuk karma baik yang dilakukan si ikan dengan mengorbankan dirinya buat dimakan).. sedangkan di kolam mereka tetap bisa hidup walaupun mereka ngga bebas.. _/\_
Sabbe satta bhavantu sukhitatta

Heruka

Quote from: markosprawiradear sis,

disini kadang kita sering terpeleset......

mari kita kembali ke tujuan semula fang shen.... ini adalah salah satu bentuk dana yaitu abhaya dana
Dan tujuan dari berdana adalah membantu mengikis kemelekatan/lobha
Dan efek samping/bonus dari berdana adalah menjadi mahluk dengan fisik yg bagus, kekayaan, bnyk  rejeki

Mirip dgn bonus burung yg anda dapat, kemarin sabtu, ada temen yg juga tanya masalah dana seperti ini
Ada temannya yg selama bulan Kathina ini, bertekad utk berdana sebanyak2nya.
Jadi dia datang ke vihara2, biasanya pas2an dgn akan mempersembahkan dana, terus abis itu, langsung pergi lagi ke vihara berikutnya

Nah disini, bnyk dari kita yg terjerumus melakukan dana tapi tujuannya adalah "bonus"nya itu
dan justru melupakan tujuan utama, yaitu mengikis kemelekatan

Fenomena ini saya sebut "mau mengikis kemelekatan tp justru menambah kemelekatan"   ;D

Kalau saya boleh saran :

1. jgn liat dana dari "sering" atau "banyak"nya, namun lebih ke bagaimana perbuatan itu dapat mengikis kemelekatan kita
Org bisa saja berdana milyaran rupiah, tapi batinnya datar2 saja. Dan bisa juga anak kecil berdana Rp 100 tp dengan batin yg penuh kebahagiaan krn bisa mendanakan seluruh uang jajannya.
Ini akan berdampak org yg dana milyaran, pada waktu vipakanya berbuah, tidak akan merasa "bahagia"
Sementara si anak kecil, justru akan merasa bahagia pada waktu vipakanya berbuah

2. Selaras dgn no. 1, hendaknya perbuatan dana itu direnungkan.
Yg direnungkan adalah rasa bahagia pada waktu berdana itu, bukan perbuatan atau objeknya.
Kalau perbuatan atau objek yg diingat2, akan membuat jd melekat, smeentara jika rasa bahagia yg direnungkan, akan membuat batin semakin terkondisi untuk terus berdana
Logikanya mudah : apakah anda akan meneruskan perbuatan, yg tidak membuat anda bahagia??   ;D
Semoga diskusi ini bisa membawa manfaat yah   _/\_

Penjelasan bro Markosprawira yg bener bagus.. Thanks alot.. tadinya mau kasi GRP tapi kebentur postingan blm nyampe. :)
_/\_

markosprawira

dear iwak,

kalau untuk dipelihara, itu berarti untuk dimiliki khan bro??? udah jelas, itu adalah "kemelekatan", bro

saya di kelas juga sharing mengenai pengalaman pribadi.
dulu saya berpikir "lebih baik ikan saya beli, utk dipelihara di rumah. Daripada dibeli org laen yg ga ketauan mo ngerawat atau ngga".....

Tapi begitu belajar dhamma, saya jadi "sadar" bahwa saya hanyalah beralasan saja dimana yg sebenarnya adalah agar bisa melihat ikan2 berenang biar ga stres (sampe saya beli akuarium kaca cembung yg mirip TV  :-[ )

Pun disini kita sebenarnya selain membuat alasan utk dipelihara yg baik, banyak melakukan "masturbation brain" bhw kita berpikir si ikan mau ini dan itu, yg benernya sih kita sendiri ga pernah tau apa kemauan si ikan itu  :))

sedikit sharing aja, saya dulu sering iseng... mungut barang yg terjatuh, misal duit atau barang....  :-[
Namun semenjak mengingat pengertian "mengambil barang yg tidak diberikan", keisengan itu saya hentikan

semoga bisa bermanfaat bagi kita semua  _/\_

Anestan

Quote from: markosprawira on 12 November 2008, 10:12:31 AM


sedikit sharing aja, saya dulu sering iseng... mungut barang yg terjatuh, misal duit atau barang....  :-[
Namun semenjak mengingat pengertian "mengambil barang yg tidak diberikan", keisengan itu saya hentikan

semoga bisa bermanfaat bagi kita semua  _/\_

hahah... isengnya ada2 aja...

markosprawira

Quote from: Anestan on 12 November 2008, 09:39:49 AM
in my opinion...
saya ga tau sih, bertentangan atau ga...
cuma saya ga suka mancing...hehehe...
menurut saya kan mancing..merusak ketenangan ikan2 disana... trus kalau kena kailnya kan sakit... biarlah mereka di habitatnya..
lalu kita pelihara untuk apa? untuk kesenangan kita sendiri... saya rasa itu egois... tapi kita ga tau.. apakah dia menderita..atau jadi merasa terkekang... :D
jadi makanya saya ga suka mancing...
oh ya.. kalau kita pelihara terus mati.. duh..jadi rasanya bersalah banget kan? dulu soalnya pernah punya arwana, koi, ikan mas,,, semuanya akhirnya mati.. jadi ga tega.. mendingan di habitat mereka masing2 d..
in my opinion lho...

dear sis,

kalau saya boleh bilang, "rasa bersalah" itu sebenarnya "dosa mula citta".... bhw kita menolak kenyataan "hewan peliharaan kita" mati semua.....
namun silih berganti dengan "karuna", dimana karuna ini yg membuat anda jadi ga pelihara ikan lagi...

mudita citta atas munculnya karuna anda, karena jika dosa lebih dominan, biasanya akan muncul lobha baru, misal akan belajar dari buku2 ttg cara memelihara hewan  :))

Kira2 seperti itulah cetasika/faktor2 batin yg muncul silih berganti........

semoga bisa bermanfaat yah  _/\_

markosprawira

Quote from: Anestan on 12 November 2008, 10:15:16 AM
Quote from: markosprawira on 12 November 2008, 10:12:31 AM
sedikit sharing aja, saya dulu sering iseng... mungut barang yg terjatuh, misal duit atau barang....  :-[
Namun semenjak mengingat pengertian "mengambil barang yg tidak diberikan", keisengan itu saya hentikan

semoga bisa bermanfaat bagi kita semua  _/\_

hahah... isengnya ada2 aja...

nah "iseng" itulah tanda "kekurang bijaksanaan" saya, sis........

dan kadang2 muncul menyesal knp dulu sy berbuat spt itu.......... namun "menyesal" ini, sebenarnya adalah dosa mula citta juga
Karena itu, biasanya saya netralisir dan pikiran dialihkan ke hal2 yg baik.....

semoga bisa bermanfaat yah.......