This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.
616
Lingkungan / Authenticity of Buddha tooth relic still subject of discussion
« on: 23 July 2007, 08:33:30 AM »
Kejadian di singapore katanya relik palsu
http://www.channelnewsasia.com/stories/singaporelocalnews/view/289746/1/.html
http://www.channelnewsasia.com/stories/singaporelocalnews/view/289746/1/.html
Quote
SINGAPORE : Some people are still continuing to question the authenticity of the Buddha tooth relic housed in the temple along South Bridge Road.
The tooth relic is stored on the fourth floor of the temple which usually does not allow any photography.
But given the current interest, it has made an exception.
No one is allowed to enter the chamber, but from the outside, you can see the stupa which contains the tooth relic.
The stupa was built using 420 kilograms of gold, donated by devotees who can only visit the tooth relic twice a year - the first day of the Lunar New Year and Vesak Day.
The only other way to see it is through brochures, which could be the reason why people are made more curious about its authenticity.
Some experts have also reportedly questioned whether the tooth is from the Buddha himself.
Liau Ming Ong, Donor, says: "The reverend Fa Zhou have to come out to speak the truth. You cannot simply brush it off and you think it's real, it's real. It's not correct. We have scholars from all over the world, come here to take a look and they look at the size of the tooth, then it's very ridiculous."
Ong Kim Dee, Donor, says: "Since we've donated the money, we need to know the truth, whether this is the truth from a Buddha or any animal, we have the right to know. Everyday we see a lot of local and foreign tourists visit the temple. If one day they find out it is not the truth, then I think it's a joke, it's not very good for Singapore."
Renowned artist Tan Swie Hian had done some research on Buddhism and believes it teaches the pursuit of truth.
He says: "I don't mind praying to a buffalo's tooth provided I'm told it is one. Let me get it right before my prayer. The Buddha's teaching is all about seeing things as they are and this is nothing to do with Buddhism or faith. It is a claim that can be easily, conclusively proven by science."
The founder of a Buddhist Art Museum says he had received similar looking tooth relics when he visited Myanmar previously.
Woon Wee Teng, Founder and Curator, Nei Xue Tang - Buddhist Art Museum, says: "Many monks gave them to me and they told me, of course these teeth are quite similar to the one in the Buddha Tooth Relic Temple and they told me please, bring them home to Singapore and put in the Museum to display. And of course, I'm very careful. I must do due diligence. What I did was to take them back, to check with the vet, forensic and also I checked with dentists, they're all forensics as well and they confirm that it's a non-human, herbivore's tooth. So I make a decision to not display."
Mr Woon says if the temple has the Buddha tooth, then as a public institution it has the responsibility to show proof.
He adds that the responsibility is even greater if the temple is collecting public money.
Mr Woon says: "We mustn't be seen by the outside world, internationally that we can't tell the difference between a horse tooth and a human tooth. That would be a disaster, it's a lot of embarrassment. I think they should get it right and since it's so clear that it's a herbivore's tooth, then they must rectify it."
And verifying the authenticity of all displays is something the Asian Civilisations Museum takes seriously.
Tan Huism, Deputy Director - Curation and Collections, Asian Civilisation Museum, says: "A museum is a place where we'll display objects that are authentic to the cultures. We decide whether these objects are authentic to their cultures and their timing...through stylistic comparisons with similar objects found at that time and other museums.
"We would then look at the pieces and see how these pieces compare with similar pieces from other museums. Of course you could also do scientific testing."
Within the temple grounds, there are many notices explaining its position on the tooth relic.
It says the suggestion of DNA testing, whilst simplistic, is a practical challenge to conduct.
It adds DNA testing is also invasive and it is unlikely that any Buddhist temple and their devotees would agree to such a test for what they believe to be the Buddha tooth. - CNA/ch
617
Meditasi / Stock foto untuk meditasi asubha
« on: 23 July 2007, 08:26:06 AM »
JANGAN DIBUKA, KECUALI SUDAH BENAR-BENAR SIAP MENTAL
Foto-foto berikut adalah foto mayat yang sudah membusuk, hasil kecelakaan atau hasil otopsi.
http://asia.pg.photos.yahoo.com/ph/clever_disgust/album?.dir=/f672
catatan: anda harus terlogin kedalam yahoo dahulu.
update: sepertinya karena migrasi ke flickr, yahoo photo jadi dinonactifkan. jadi link diatas tidak bisa dipakai lagi.
Jika anda memiliki link foto asubha, mohon bantuannya untuk diposting
Foto-foto berikut adalah foto mayat yang sudah membusuk, hasil kecelakaan atau hasil otopsi.
http://asia.pg.photos.yahoo.com/ph/clever_disgust/album?.dir=/f672
catatan: anda harus terlogin kedalam yahoo dahulu.
update: sepertinya karena migrasi ke flickr, yahoo photo jadi dinonactifkan. jadi link diatas tidak bisa dipakai lagi.
Jika anda memiliki link foto asubha, mohon bantuannya untuk diposting
618
Pengalaman Pribadi / Meditasi karena 'terdampar'
« on: 23 July 2007, 05:55:06 AM »Quote
Postingan Sdr Wi Tjong di milis SP
Saya punya satu kisah nyata dari seorang guru meditasi dari canada tentang seorang ibu tua yg sudah berumur 70 thn.
Pada suatu kesempatan membimbing di Indonesia, seorang ibu datang ke retret bukan ingin ikut meditasi, tetapi hanya untuk menemani putri kesayangannya saja. Mau tau kondisi di tempat retret dan untuk memastikan putrinya bakal aman disana. Jadi rencananya ibu ini akan cuma tinggal 1 atau 2 hari, kemudian pulang meninggalkan putrinya disana.
Sesampainya disana, dihari pertama ibu ini pun iseng-iseng ikut mendengarkan pengarahan dari Bhante. Di hari-hari pertama meditasi, Bhante ini selalu mengajarkan Metta Bhavana agar peserta dapat mengadaptasikan pikirannya sebelum masuk ke vipassana. Dan karena gak ada yg bisa ibu itu kerjakan, maka ibu ini pun mencoba teknik yg diajarkan. Setelah mencoba seharian, ternyata ibu ini bisa menyukainya. Pelan-pelan si-ibu ini pun mulai mampu mempraktekan metta bhavana. Beliau mengalami ketenangan yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Dan malam itu beliau bisa tidur dengan pulas.
Besoknya, ibu ini malah tidak ingin pulang. Beliau memohon kepada Bhante agar mengijinkannya tetap tinggal disana mengikuti retret. Setelah bernegosiasi, akhirnya bhante pun mengijinkannya ikut. Ibu tersebut juga memohon perlakukan spesial, "Bhante, saya mau ikut, tapi saya cuma bisa duduk 15 menit. Boleh kan ?". Bhante menjawab dengan senyum, "Yah, karena ibu sudah 70thn, silahkan ibu yg buat aturannya. Saya tidak mau nanti kalau dengkul anda copot. Tapi saya ingin memberi tantangan buat ibu. Kalau ibu sudah bisa duduk 15 menit, kenapa tidak mencoba untuk duduk 30 menit ?. Yah, pokoknya terserah ibu".
Sejak saat itu, ibu ini pun mulai ikutan meditasi dengan batasan waktu sesuka hatinya. Dari hari ke hari beliau semakin menikmati meditasinya. Oiya, ibu ini sudah bertahun-tahun selalu harus minum obat tidur sebelum pergi tidur. Tapi kali ini karena beliau pikir tidak akan lama-lama mengantar putrinya, obat tidur yg dibawapun hanya utk 3 hari saja. Namun, ternyata rasa penasaran ibu ini kepada meditasi lebih besar dari kekhawatirannya. Beliau pun terus ikutan, tetap tidak ingin pulang.
Diakhir retret, ibu ini menceritakan pengalamannya yg "indah". Terakhir beliau bahkan sudah bisa duduk 30 menit. Dan satu hal yg luar biasa adalah beliau bisa bebas dari ketergantung pada obat tidur. Beliau merasakan kenikmatan dan ketenangan pikiran, sehingga tidur tidak menjadi masalah lagi. Ada rasa menyesal karena beliau mengenal meditasi dan baru punya kesempatan "mencoba" disaat menjelang akhir hidupnya.
Setelah pulang di rumah, ibu ini terus rajin mempraktekannya sampai meninggal (kalau tidak salah) di tahun ke tujuh setelah retret tersebut.
Pada suatu ketika Bhante tersebut mendapat kesempatan berkunjung ke Indonesia lagi. Mendengar Bhante ini datang, anak-anak dan keluarga ibu ini datang menjumpai Bhante. Mereka mengatakan kepada Bhante bahwa sejak "terdampar" di tempat retret, ibu mereka berubah banyak. Menjadi banyak tersenyum dan selalu bahagia setiap hari. Kalaupun ada masalah dikeluarga, beliau tetap tenang. Beliau selalu berlatih apa yg diajarkan Bhante setiap hari sampai meninggal. Dan yg menghebohkan keluarga, beliau meninggal dengan tetap tenang dan tersenyum bahagia. Keluarga yg ditinggalnya pun ikut merasakan kebahagiaan beliau. Oleh karena itu keluarga dan anak-anak si-ibu ini datang untuk memberikan terimakasih atas apa yg telah diajarkan Bhante kepada ibu mereka.
Satu kisah nyata yg happy ending, meskipun cuma untuk 7 tahun terakhir dalam hidup.
Cerita-cerita seperti ini kadang menjadi motivasi bagi diri saya untuk tetap konsisten berlatih meditasi. Akankah saya menunda-nunda ? Akankah saya menyia-nyiakan kesempatan hidup ini ? Sangat disayangkan apabila kita bukan termasuk umat Buddha yg pernah mengalami, memahami, mempraktekan dan membuktikan betapa berharganya latihan yg adalah inti dari ajaran Sang Buddha. Tidak ada pemahaman Dhamma yg lebih sempurna daripada pemahaman dari dalam diri kita sendiri.
619
Diskusi Umum / MOVED: [mp3] Ceramah Dharma Mahamudra (Mingyur Rinpoche)
« on: 21 July 2007, 01:49:31 PM »620
Studi Sutta/Sutra / Seperti apakah Jhana itu (Menurut Sutta) ?
« on: 19 July 2007, 03:21:11 PM »
Well, sebenarnya ini pertanyaan lama. Sudah menguak banyak referensi dan crosscek dengan pengalaman sebelumnya juga. Nah ingin tahu seperti apakah Jhana menurut rekan2x ?
Yah ada yg bilang semua indra tertutup, dst dst,
menurut anda ?
Yah ada yg bilang semua indra tertutup, dst dst,
menurut anda ?
621
Tibetan / MOVED: Info: Retret 1000 armed Chenrezig
« on: 19 July 2007, 02:01:55 PM »
This topic has been moved to Informasi dan pengumuman.
http://www.dhammacitta.org/forum/index.php?topic=155.0
http://www.dhammacitta.org/forum/index.php?topic=155.0
622
Bantuan Teknis, kritik dan saran. / AVATAR ! The legend of .... Gambar
« on: 18 July 2007, 11:47:44 AM »
Bagi teman-teman yang belum tahu itu avatar, avatar adalah judul film kartun yang tokoh utamanya adalah Aang sang Avatar. (joke)
Kembali ke laptop,
Avatar adalah gambar yang kita pakai untuk mewakili diri kita, bisa foto sendiri (foto close up, pas foto atau foto nemu), foto artis (ada beberapa yang sudah bawaan forum ini), atau gambar yang bernuansa Buddhisme.
Bagi yang belum punya atau tidak tahu cara memasangnya bisa posting disini untuk bertanya atau sharing.
Kembali ke laptop,
Avatar adalah gambar yang kita pakai untuk mewakili diri kita, bisa foto sendiri (foto close up, pas foto atau foto nemu), foto artis (ada beberapa yang sudah bawaan forum ini), atau gambar yang bernuansa Buddhisme.
Bagi yang belum punya atau tidak tahu cara memasangnya bisa posting disini untuk bertanya atau sharing.
623
Sekolah Buddhis dan Sekolah Minggu / MOVED: LDK pembimbing Sekolah Minggu Dasa Paramita
« on: 18 July 2007, 11:08:53 AM »
This topic has been moved to Informasi dan pengumuman.
http://www.dhammacitta.org/forum/index.php?topic=141.0
http://www.dhammacitta.org/forum/index.php?topic=141.0
624
Buddhisme untuk Pemula / MOVED: Kelas Dhamma bagi Pemula
« on: 18 July 2007, 05:50:28 AM »
This topic has been moved to Informasi dan pengumuman.
http://www.dhammacitta.org/forum/index.php?topic=135.0
http://www.dhammacitta.org/forum/index.php?topic=135.0
625
Meditasi / Metoda apa yang anda gunakan untuk bermeditasi ?
« on: 12 July 2007, 03:46:30 PM »
Polling time.
Saya Anapanasati.
Saya Anapanasati.
626
Bantuan Teknis, kritik dan saran. / Membergroup
« on: 12 July 2007, 11:52:26 AM »
Teman-teman
Didalam forum ada 5 jenis Membergroup, sekarang ini seperti ini (disusun dari bawah)
Baru bergabung (<50 posting)
Teman (<100 posting)
Sahabat
Tetua
Kalyanamitta
Mohon input teman-teman kira-kira seperti apa bagusnya
Didalam forum ada 5 jenis Membergroup, sekarang ini seperti ini (disusun dari bawah)
Baru bergabung (<50 posting)
Teman (<100 posting)
Sahabat
Tetua
Kalyanamitta
Mohon input teman-teman kira-kira seperti apa bagusnya
627
Kesempatan Berbuat Baik / Orang Tua Asuh
« on: 11 July 2007, 02:07:29 PM »
Teman-teman sekalian,
Di Sewan, daerah tanggerang, ada sebuah sekolah buddhis yang bernama Dharma Widya. Disana ada banyak anak-anak yang kesulitan untuk membiayai sekolah mereka.
Jika anda tertarik untuk memberikan dana sebagai orang tua asuh. Sistemnya satu orang membiayai 1 anak, kalau lebih juga boleh. Setelah anda menjadi orangtua asuh, anda akan mendapatkan data si anak dan raport hasil sekolahnya. Besarnya dana adalah uang sekolah si anak yang bervariasi tergantung kelas berapa.
Silahkan hubungi Lau Shi (guru) Yeyen (Guru Mandarin utk SD, SMP disana) di 081310859120
Lau Shi bisa juga ditemui di perpustakaan Vihara Siripada Serpong pada hari Minggu
Untuk dana bisa transfer ke 7620005511 a/n Lena Tanuwidjaja (BCA cabang Merdeka Raya)
Yayasan Dharma Widya
Jl. Rawa Kucing No. 90
Sewan, Tangerang
Telp. 5581917
Di Sewan, daerah tanggerang, ada sebuah sekolah buddhis yang bernama Dharma Widya. Disana ada banyak anak-anak yang kesulitan untuk membiayai sekolah mereka.
Jika anda tertarik untuk memberikan dana sebagai orang tua asuh. Sistemnya satu orang membiayai 1 anak, kalau lebih juga boleh. Setelah anda menjadi orangtua asuh, anda akan mendapatkan data si anak dan raport hasil sekolahnya. Besarnya dana adalah uang sekolah si anak yang bervariasi tergantung kelas berapa.
Silahkan hubungi Lau Shi (guru) Yeyen (Guru Mandarin utk SD, SMP disana) di 081310859120
Lau Shi bisa juga ditemui di perpustakaan Vihara Siripada Serpong pada hari Minggu
Untuk dana bisa transfer ke 7620005511 a/n Lena Tanuwidjaja (BCA cabang Merdeka Raya)
Yayasan Dharma Widya
Jl. Rawa Kucing No. 90
Sewan, Tangerang
Telp. 5581917
628
Informasi dan Pengumuman Kegiatan Buddhis / DhammaCitta tidak bisa diakses
« on: 10 July 2007, 04:09:29 PM »
Mohon maaf rekan-rekan,
Hari ini tgl 10 Juli 2007 sekitar jam 12 s/d 3:50 WIB, server tidak bisa diakses karena ada masalah diserver.
Mohon maaf atas kejadian ini.
DhammaCitta
Hari ini tgl 10 Juli 2007 sekitar jam 12 s/d 3:50 WIB, server tidak bisa diakses karena ada masalah diserver.
Mohon maaf atas kejadian ini.
DhammaCitta
629
Tolong ! / Download Materi DhammaCitta
« on: 10 July 2007, 07:05:36 AM »
Teman-teman sekalian,
Sebelumnya sempat ada masukan kalau ada rekan-rekan lain diluar sana yang mendapat kesulitan untuk mendownload file besar (Terutama file MP3 yang puluhan MBs) bisa mendapatkan dalam bentuk CD dengan dikirim lewat pos.
Bagaimana menurut teman-teman ?
Sebelumnya sempat ada masukan kalau ada rekan-rekan lain diluar sana yang mendapat kesulitan untuk mendownload file besar (Terutama file MP3 yang puluhan MBs) bisa mendapatkan dalam bentuk CD dengan dikirim lewat pos.
Bagaimana menurut teman-teman ?
630
Kafe Jongkok / BERGERAKLAH
« on: 09 July 2007, 07:27:29 PM »Oleh: Renald Khasali
" Sebagian besar orang yang melihat belum tentu bergerak, dan yang
bergerak belum tentu menyelesaikan (perubahan) "
Kalimat ini mungkin sudah pernah Anda baca dalam buku baru saya, " CHANGE "
Minggu lalu, dalam sebuah seminar yang diselenggarakan Indosat, iseng-iseng saya
mengeluarkan dua lembaran Rp 50.000. Di tengah-tengah ratusan orang yang tengah
menyimak isi buku, saya tawarkan uang itu. "Silahkan, siapa yang mau boleh ambil,"
ujar saya. Saya menunduk ke bawah menghindari tatapan ke muka audiens sambil
menjulurkan uang Rp 100.000.
Seperti yang saya duga, hampir semua audiens hanya diam terkesima. Saya ulangi
kalimat saya beberapa kali dengan mimik muka yang lebih serius. Beberapa orang
tampak tersenyum, ada yang mulai menarik badannya dari sandaran kursi, yang lain
lagi menendang kaki temannya. Seorang ibu menyuruh temannya maju, tapi mereka
semua tak bergerak. Belakangan, dua orang pria maju ke depan sambil celingak-
celinguk. Orang yang maju dari sisi sebelah kanan mulanya bergerak cepat, tapi
ia segera menghentikan langkahnya dan termangu, begitu melihat seseorang dari sisi
sebelah kiri lebih cepat ke depan. Ia lalu kembali ke kursinya.
Sekarang hanya tinggal satu orang saja yang sudah berada di depan saya. Gerakannya
begitu cepat, tapi tangannya berhenti manakala uang itu disentuhnya. Saya dapat
merasakan tarikan uang yg dilakukan dengan keragu-raguan. Semua audiens tertegun.
Saya ulangi pesan Saya, "Silahkan ambil, silahkan ambil." Ia menatap wajah saya,
dan saya pun menatapnya dengan wajah lucu.
Audiens tertawa melihat keberanian anak muda itu. Saya ulangi lagi kalimat saya, dan
Ia pun merampas uang kertas itu dari tangan saya dan kembali ke kursinya. Semua
audiens tertawa terbahak-bahak. Seseorang berteriak, "Kembalikan, kembalikan !"
Saya mengatakan, "Tidak usah. Uang itu sudah menjadi miliknya."
Setidaknya, dengan permainan itu seseorang telah menjadi lebih kaya Rp.100.000.
Saya tanya kepada mereka, mengapa hampir semua diam, tidak bergerak. Bukankah
uang yang saya sodorkan tadi adalah sebuah kesempatan ?
Mereka pun menjawab dengan berbagai alasan :
"Saya pikir Bapak cuma main-main ............"
"Nanti uangnya toh diambil lagi.................."
"Malu-maluin aja.........................................."
"Saya tidak mau kelihatan nafsu. Kita harus tetap terlihat cool donk ..........................!"
"Saya enggak yakin bapak benar-benar akan memberikan uang itu ..............................."
"Pasti ada orang lain yang lebih membutuhkannya.........................................................."
"Saya harus tunggu dulu instruksi yang lebih jelas.........................................................."
"Saya takut salah, nanti cuma jadi tertawaan doang akhirnya, ........................................"
"Saya, kan duduk jauh di belakang.........................................................." dan seterusnya.
Saya jelaskan bahwa jawaban mereka sama persis dengan tindakan mereka sehari-hari.
Hampir setiap saat kita dilewati oleh rangkaian opportunity (kesempatan), tetapi
kesempatan itu dibiarkan pergi begitu saja. Yang gila itu adalah orang yang selalu
mengharapkan perubahan dan perubahan, sementara itu mereka tetap melakukan hal
yang sama dari hari ke hari. ......................,"
Pembaca, di dalam bisnis, gagasan, pendidikan, pemerintahan dan sebagainya, saya
kira kita semua menghadapi masalah yang sama. Mungkin benar kata teman saya tadi,
kita semua mengharapkan perubahan, tapi kita tidak tahu harus mulai dari mana.
Akibatnya kita semua hanya melakukan hal yang sama dari hari ke hari, jadi omong
kosong perubahan akan datang.
Perubahan hanya bisa datang kalau orang-orang mau bergerak bukan hanya
dengan omongan saja.
Seperti kata Jack Canfield, yang menulis buku Chicken Soup for the Soul, yang membedakan
antara winners dengan losers adalah :
"Winners take action. They simply get up and do what has to be done."
Selamat bergerak