"Tidak ada gunanya memuja pribadi di agama Buddha". dalam ajaran Buddha Gautama.
kenapa sekarang ini manusia memujanya dan membuat patungnya untuk dihiasi dirumah dan vihara?
dan kenapa harus berdoa didepannya
dari mana datangnya citra patung Buddha.
Sory,Numpang nyampah ya!
kurang lebih sama dgn topic "patung buddha"
Http://www.w****a.com/forum/showthread.php?t=2727&highligt=patung+buddha
ada yang mau menanggapi
Patung Sang Buddha mulai dijadikan "objek" penghormatan dari Yunani. Orang-orang Yunani dulu memiliki kecenderungan dan bakat seni yang luar biasa, dan salah satunya adalah membuat mahakarya patung yang indah. Dari citra Yunani inilah, maka Umat-Umat Buddha (catatan : jauh setelah Sang Buddha parinibbana) mendapatkan 'inspirasi' untuk memakai patung Sang Buddha sebagai objek penghormatan di altar.
Sudah seringkali dijelaskan bahwa bernamakkara ataupun beranjali pada patung Sang Buddha adalah bukan menyembah-Nya. Menghormat pada patung Sang Buddha adalah wujud konotasi daripada penghormatan pada Orang Mulia yang patut dimuliakan. Dan bila ada umat yang berdoa (meminta atau memohon) pada patung Sang Buddha, itu adalah kesalahan.
Patung Sang Buddha lebih layak 'digunakan' sebagai objek yang mengingatkan kita untuk merenungkan segala kemuliaan yang ada pada diri-Nya. Ini diharapkan untuk menumbuhkan motivasi kita untuk berlindung pada Tiratana. Selain itu, mengucapkan adhitana di hadapan patung Sang Buddha adalah satu wujud penghormatan pula.
Jadi setelah melihat pemahaman ini, sebenarnya tidak ada kewajiban bagi Umat Buddha untuk memiliki patung Sang Buddha di rumahnya masing-masing. Tidak ada keharusan pula untuk bernamakkara dan beranjali pada patung Sang Buddha di vihara. Sekali lagi, menghormat pada patung Sang Buddha itu adalah simbolis dari penghargaan kita pada Beliau.
Sekarang anda dapat memahami apa yang Sang Buddha inginkan. Jalan hidup keagamaan bukan hanya untuk berdoa tetapi meneladani beberapa nasihat yang diberikan olehNya. Suatu ketika seorang bhikkhu bernama Bakkula datang dan duduk di hadapan Sang Buddha dan memandangiNya setiap hari. Suatu hari Sang Buddha bertanya kepadanya, "Apa yang engkau lakukan di sini?" ia menjawab, " Ketika saya melihat tubuh fisik Sang Bhagava, hal itu memberikanku banyak kebahagiaan." Kemudian Sang Buddha berkata, "Bakkula, dengan memandangi tubuh fisik yang kotor, menjijikkan, tidak kekal ini, apa yang kau dapatkan? Engkau hanya menyenangkan perasaanmu saja, engkau tidak akan pernah mencapai pengetahuan atau pemahaman tetapi menyenangkan perasaanmu. Engkau tidak dapat melihat Buddha yang sesungguhnya melalui tubuh fisik. Buddha bukanlah tubuh fisik." Kemudian Sang Buddha berkata, "Hanya ia yang memahami Dhamma yang diajarkan oleh Sang Buddha melihat Buddha yang sebenarnya." Buddha yang sesungguhnya muncul di dalam pikiran ketika kita memahami apa yang Sang Buddha ajarkan. Di sini anda dapat memahami bahwa Sang Buddha bukanlah seputar masalah tubuh fisik. Ketika anda belajar sejarah India, dalam hampir 500 tahun (setelah Sang Buddha parinibbana) tidak ada satu pun rupang (patung, gambar) Sang Buddha karena Sang Buddha tidak menganjurkan setiap orang untuk mendirikan rupang diriNya. Adalah bangsa Yunani yang menciptakan rupang Sang Buddha dan bentuk-bentuk simbol keagamaan lainnya. Sekarang tentu saja bentuk-bentuk rupang Sang Buddha yang berbeda-beda telah menyebar ke seluruh dunia.
tapi ironisnya.. penyembahan patung buddha sangat masal bukan
Quote from: ENCARTA on 11 February 2009, 10:02:16 PM
"Tidak ada gunanya memuja pribadi di agama Buddha". dalam ajaran Buddha Gautama.
kenapa sekarang ini manusia memujanya dan membuat patungnya untuk dihiasi dirumah dan vihara?
dan kenapa harus berdoa didepannya
dari mana datangnya citra patung Buddha.
Tenang bro...
Upasaka dah jelasin tuh... dan aye nya juga dah datang nih... =))
Untuk pemula, patung Buddha itu
1. memudahkan pemula untuk mengindentifikasi objek yang dihormati ,meskipun kita sendiri tidak tahu seperti apa rupa seorang Buddha 2500tahun lalu tapi dari patung kita bisa mengenal ow seperti ini ciri2nya.
2. orang mungkin dari luar menilai bahwa kita sembah patung tapi dalamnya hati siapa yang tahu. mungkin pada saat saya "sembah" ,dalam batin saya adalah menghormat pada yang Junjungan Dunia,belajar merendahkan diri saya dan mempersiapkan pikiran saya untuk mengerti Dhamma,tapi orang di luar pasti lihatnya sesuai dengan intepretasi batin mereka yaitu menyembah.
3. Fenomena penyembahan patung Buddha yang suka dilihat oleh masyarakat saat ini lebih berupa akar tradisi budaya setempat bukan inti Ajaran Buddha.
4. untuk apa memperhatikan fenomena yang terjadi di luar diri kita karena Ajaran Buddha adalah melatih kewaspadaan di dalam, kalo orang lain ngecap kita aneh2 ya monggo saja,they will not know unless they have try 21 times and declare oh umat Buddha itu nyembah bukan menghormati.
Yang dipermasalahkan adalah pemahaman Umat Buddha mengenai 'penghormatan pada patung Sang Buddha'.
Patung Sang Buddha sendiri sebenarnya telah berjasa besar bagi perkembangan Umat Buddha di seluruh dunia. Salah satunya yang paling kasat mata adalah pengenalan secara fisik tentang Sang Buddha. Setelah Sang Buddha parinibbana, bila tidak ada karya seni yang menujukkan fisik Sang Buddha, mungkin saja kita-kita tidak akan tahu bagaimana perawakan dari Sang Buddha itu sendiri. Di lain sisi, patung Sang Buddha dapat membuat batin orang (umat) yang melihatnya menjadi lebih tenang.
Masih banyak lagi sumbangsih positif yang diberikan dari patung Sang Buddha dalam perkembangan Buddhisme. Jadi yang perlu ditanamkan adalah pemahaman benar tentang makna penghormatan pada patung Sang Buddha, agar umat-umat awam tidak salah kaprah.
Bukankah juga termasuk pandangan yang tidak tepat bahwa dengan tata cara upacara bisa membawa orang mencapai kesucian ?
Lagian siapa yang muja ? Kita namaskara itu untuk memfokuskan fikiran ke hal2 yang baik koq, walaupun hanya beberapa saat, setidaknya masih ada yang bisa kita perbuat di Vihara selain bersosialisasi dengan rekan2 seDhamma lainnya
kalau patung Buddha adalah gambar orang Yunani,, bagaimana gambaran yang benarnya?
nanti yang disembah malah mukanya Zeus atau Hades [-o<
Meski gaya artistik patung Sang Buddha sangat beragam, namun semuanya masih menonjolkan ciri-ciri fisik sebagaimana Sang Buddha adanya...
[spoiler=Mahakarya Yunani](https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fupload.wikimedia.org%2Fwikipedia%2Fcommons%2Fthumb%2Fd%2Fdc%2FBuddhaHead.JPG%2F180px-BuddhaHead.JPG&hash=720bdf599e606efc0099cdb93104e788740e5582)[/spoiler]
[spoiler=Peninggalan dari Gandhara, Afghanistan](https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fwww.geocities.com%2Fbloodyathena%2Fseatedbuddha.jpg&hash=2fc2bcb9507ede798ba6bd7f793937d1958d2cbc)[/spoiler]
[spoiler=Patung Sang Buddha di Thailand](https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fwww.buddhistchannel.tv%2Fpicture%2Fupload%2Fbuddha-theravada.jpg&hash=4318a37ccfb17551862b19d8f1f18fda1a74c60b)[/spoiler]
[spoiler=Patung Sang Buddha di Candi Borobudur](https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2F1.bp.blogspot.com%2F_4oFXHMBU0G8%2FSJM0ocMSRSI%2FAAAAAAAAAFY%2FW8zS7XQetc4%2FS700%2F215px-Borobudur-perfect-buddha.jpg&hash=442ac38680df6771f1616a803c9795f9492024d1)[/spoiler]
[spoiler=Sculpture of Shakyamuni Buddha, Tibet](https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fpro.corbis.com%2Fimages%2FLY003424.jpg%3Fsize%3D67%26amp%3Buid%3D%257B0D9463A6-D55B-49F5-ABEA-B44817C98438%257D&hash=197cd4489c8bbf42e82a4f1b1ed373967870541a)[/spoiler]
Meskipun ada banyak model patung Buddha, semuanya memiliki kesamaan dalam penggambaran telinga, ada yg bisa kasih tau, kenapa telinga Buddha selalu digambarkan memanjang ke bawah dan apa maknanya? padahal dalam Lakkhana Sutta yaitu Sutta tentang 32 tanda2 manusia luar biasa tidak ada ciri telinga panjang.
Quote from: Indra on 12 February 2009, 11:54:39 PM
Meskipun ada banyak model patung Buddha, semuanya memiliki kesamaan dalam penggambaran telinga, ada yg bisa kasih tau, kenapa telinga Buddha selalu digambarkan memanjang ke bawah dan apa maknanya? padahal dalam Lakkhana Sutta yaitu Sutta tentang 32 tanda2 manusia luar biasa tidak ada ciri telinga panjang.
salah satu dari 80 ciri sekunder om. penggambaran rupang itu gak cuma mengambil dari 32 ciri manusia besar, tapi dari 80 ciri sekunder tersebut.
lagian konon menurut tradisi jaman dahulu di India para pangeran pake anting yang berat.
Nuhun Mbah Karuna, masuk akal ^:)^
Quote from: ENCARTA on 11 February 2009, 10:02:16 PM
"Tidak ada gunanya memuja pribadi di agama Buddha". dalam ajaran Buddha Gautama.
kenapa sekarang ini manusia memujanya dan membuat patungnya untuk dihiasi dirumah dan vihara?
dan kenapa harus berdoa didepannya
dari mana datangnya citra patung Buddha.
he... Buddhabar
OOT:
menurut saya rupang ini paling realistis:
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fwww.geocities.com%2Fbloodyathena%2Fseatedbuddha.jpg&hash=2fc2bcb9507ede798ba6bd7f793937d1958d2cbc)
Quote from: Indra on 12 February 2009, 11:54:39 PM
Meskipun ada banyak model patung Buddha, semuanya memiliki kesamaan dalam penggambaran telinga, ada yg bisa kasih tau, kenapa telinga Buddha selalu digambarkan memanjang ke bawah dan apa maknanya? padahal dalam Lakkhana Sutta yaitu Sutta tentang 32 tanda2 manusia luar biasa tidak ada ciri telinga panjang.
berdasarkan bahasa simbol, ini menandakan kebijaksanaan, dan diihat dari budaya konon telinga panjang adalah akibat dari penggunaan anting-anting, dimana kita tahu bahwa sebelum menjadi Buddha, Siddhattha adalah seorang pangeran, dan ia menggunakan anting sebagai perhiasan. Karena beratnya (entah seberapa beratnya anting jaman dulu ::) ) maka telinganya (tepatnya lubang antingnya) memanjang. Salah satu suku di Indonesia juga menerapkan tradisi anting seperti ini, semakin panjang telinga katanya semakin cantik/ganteng dan juga menandakan kekayaan seseorang.
kl saya pikir seh pembuatan patung itu karena ada istiadat dr china atau jg keturunan chinese gt,cos kl saya pikir kl saya ini keturunan chinese kl ga sembahyang ada patungnya ga afdol,beda kl mgkn org keturunan arab,barat yg beragama Buddha kl sembahyang ada patungnya ga biasa or nanti di anggap nyembah BERHALA gt..
^ piring ada datang dari mana? dari pabrik?
Quote from: tesla on 04 March 2009, 05:19:33 AM
OOT:
menurut saya rupang ini paling realistis:
itu rupang dari gandhara, malah diambil dari gambaran apollo ;D
Quote from: Wolverine on 09 March 2009, 10:03:51 AM
Quote from: tesla on 04 March 2009, 05:19:33 AM
OOT:
menurut saya rupang ini paling realistis:
itu rupang dari gandhara, malah diambil dari gambaran apollo ;D
bentuk tubuhnya paling realistik... seni yg detail utk setiap bagian tubuh...
yg lain males bikin ditail pada dada-perut-pinggang, jadi dibikin oval saja...
mo sharing sedikit yg berhubungan dengan patung Buddha dan mungkin bisa menjadi bahan untuk perenungan.
anggap anda adalah seorang yg menciptakan berbagai barang keramik.
anda mengambil tanah liat dari tempat yg paling kotor dan tanah liat itu anda bagi menjadi 2.
yg 1 anda akan gunakan untuk membuat sebuah kloset duduk/jongkok dan yg 1 nya lagi akan anda gunakan untuk membuat patung Buddha.
setelah selesai, kedua barang tersebut anda taruh di WC.
perhatikan 2 buah benda yg dibuat dari bahan yg sama.
itu saja.... ;D
kesimpulan, jawaban,... dll, ada dimasing2 _/\_
bagaimana kalau umpamanya ananda dan gautama
berasal dari gen yg sama yaitu dari bokap yg sama? misalnya 2 2 nya dimengucapkan kalimat yg sama
Quote from: ENCARTA on 14 March 2009, 09:18:12 AM
bagaimana kalau umpamanya ananda dan gautama
berasal dari gen yg sama yaitu dari bokap yg sama? misalnya 2 2 nya dimengucapkan kalimat yg sama
maksudnya?
maksud aye kalau kalaimatnya sama.. kenapa harus beda2in lah
kalau orangnya mungkin beda yah ditatap lg jadi arahat wakkakaaaa
gak ngerti.. :hammer:
hub kalimat ma patung apaan ?
Quote from: ENCARTA on 11 February 2009, 10:02:16 PM
"Tidak ada gunanya memuja pribadi di agama Buddha". dalam ajaran Buddha Gautama. ---> Sang Buddha Gotama secara resmi juga menandaskan kembali kepada Ananda Thera sbb:
" Duhai Ananda, penghormatan, pengagungan dan pemujaan dengan cara tertinggi atau terluhur bukanlah di lakukan dengan memberikan persembahan bunga, wewangian, nyanyian dan sebagainya, akan tetapi Ananda, apabila seorang bhikkhu, bhikkhuni, upasaka atau upasika, berpegang teguh pada Dhamma, hidup sesuai dengan Dhamma, bertingkah laku selaras dengan Dhamma, maka orang seperti itulah yg sesungguhnya telah melakukan penghormatan, pengagungan & pemujaan dengan cara tertinggi atau terluhur. Karena itulah Ananda, berpeganglah dengan Dhamma dan bertingkah lakulah selaras dengan Dhamma, dengan cara demikianlah engkau seharusnya melatih diri.
kenapa sekarang ini manusia memujanya dan membuat patungnya untuk dihiasi dirumah dan vihara? dan kenapa harus berdoa didepannya---> karena itu ada mengandung makna ato prinsip-prinsip :
~Menghormati dan merenungkan sifat-sifat luhur Sang Tiratana
~Memperkuat kenyakinan (saddha) dengan tekad (adhitthana)
~Membina Empat sikap batin luhur ( Brahmavihara )
~Mengulang & merenungkan kembali Khotbah-khotbah Sang Buddha
~Melakukan Anumodana yaitu melimpahkan ( memberikan inspirasi ) jasa perbuatan baik kita kepada makhluk lain
dari mana datangnya citra patung Buddha.
_/\_ :lotus:
objek patung buddha itu sendiri adalah netral
pribadi sendiri [bisa juga karena terpengaruh kebudayaan/kebiasaan/tradisi] yg menyebabkan
sehingga patung buddha dianggap sebagai benda yang bisa dipuja/disembah/dilecehkan/dll
orang bijak memahami bahwa patung buddha sebagai objek yg mengingatkan kita pada sang guru mulia
orang yg kurang pemahamannya menggunakan patung buddha sebagai objek untuk meminta-minta
dan orang yang memiliki pandangan sempit mempertanyakan fungsi patungnya, bukan pemahaman individu yang memujanya
begini saya membuat perbandingan,
klo didepan anda ada sebuah motor, bagaimana sikap dan pandangan/bentuk mental anda yang muncul melihat motor,
apa bedanya klo didepan anda ada patung Buddha,
dan sebaliknya klo tidak ada patung Buddha.
seperti kisah guru zen yang membakar patung Buddha, begitulah kecenderungan awam yang muncul. Klo dibilang penghormatan sesungguhnya ada penyembahan, tetapi penyembahan terselubung penghormatan (ke arah) yang salah, dimana guru Buddha bilang jangan khayal (memandang diri salah/atta) apalagi takhayul (melekat kepada objek-objek yang anicca dukkha anatta diluar), apalagi dianggap sebagai jalan keselamatan.
netral bukan netral, klo diadakan itu berarti berasal dari apa dan untuk obyek pemuasan apa?
sejujurnya anda bagaimana?
semoga bermanfaat sebagai bahan perenungan menambah kebijaksanaan
good hope and love
saya tidak melihatnya di 'patung Buddha'
patung kan cuma patung. kalau umpananya mengandung makna atau prinsip2 kan bisa dilihat disekitar
yaitu dhamma
kalau saya melihat Buddha didalam cangkir.. apa harus saya sembayangi baca paritta ?
kecenderungan itu pun pada tiap individu bisa berbeda, yg menghormati ia sebagai guru
makanya saia katakan tergantung pada pemahaman individu masing-masing
yg dihormati itu sebenarnya buddha-nya atau patungnya?
begini, saya mempunyai selembar syal, saya tiap hari merawatnya.... selalu mencucinya dengan benar, karena syal itu mengingatkan saya kepada ajaran Dhamma (apa itu, pokona ada deh... :whistle: ) nah... suatu saat syal tersebut dipakai bibi buat ngelap oli yg bocor dari motor.
apakah saya akan diam saja dan tidak ada perasaan kecewa? tentu saja ada...
begitu juga patung tersebut, jadikan sebagai alat namun jangan dilekati karena kemelekatan berujung pada kekecewaan.
apakah konsepsi patung ini merupakan metode yg salah.... atau kurang tepat...?
patung tersebut telah banyak berguna dalam hal2 baik, namun menimbulkan hal buruk lainnya...
apakah kita berjalan dengan benar diatas kesalahan..
seperti yg saya bilang dipaling atas itu tuh
"Tidak ada gunanya memuja pribadi di agama Buddha". dalam ajaran Buddha Gautama.
tidak akan membelimu apa2. tidak akan menolongmu. netral,dll.. alias memang gak ada apa2 disana
yang bisa menolongmu adalah prilaku, pemahaman, mengunakannya,dll.. alias praktek
baca beberapa paritta berjam2 didepan patung Buddha untuk orang lain? ha..bukanya lebih baik lgs menolongnya klo gitu
terlalu naif kalau berpikir itu bisa membantu..nya atau diri sendiri <alias berpikir baik>
renungkan tulisan perbandingan saya :
klo didepan anda ada sebuah motor, bagaimana sikap dan pandangan/bentuk mental anda yang muncul melihat motor,
apa bedanya klo didepan anda ada patung Buddha,
dan sebaliknya klo tidak ada patung Buddha.
apakah ada hubungannya klo dibilang menghormati (penghormatan pribadi) dengan (kebutuhan) ada atau tidak adanya patung Buddha?
seperti tulisan saya
netral bukan netral, klo diadakan itu berarti berasal dari apa dan untuk obyek pemuasan apa? dan yang muncul itu sikap apa dan yang tertumpu pada (kebutuhan keberadaan) apa? sebab kecenderungan manusia daging/carnal/sifat atta mencari bentuk/yang nama rupa/duniawi.
semoga melihat jelas.
Quote from: ENCARTA on 14 March 2009, 11:05:55 AM
seperti yg saya bilang dipaling atas itu tuh
"Tidak ada gunanya memuja pribadi di agama Buddha". dalam ajaran Buddha Gautama.
tidak akan membelimu apa2. tidak akan menolongmu. netral,dll.. alias memang gak ada apa2 disana
yang bisa menolongmu adalah prilaku, pemahaman, mengunakannya,dll.. alias praktek
baca beberapa paritta berjam2 didepan patung Buddha untuk orang lain? ha..bukanya lebih baik lgs menolongnya klo gitu
terlalu naif kalau berpikir itu bisa membantu..nya atau diri sendiri <alias berpikir baik>
perbuatan dapat dilakukan dengan tiga macam,
Pikiran
Ucapan
Perbuatan Fisik
, sekiranya menghormati merupakan perbuatan baik yg dilakukan oleh pikiran.
menghormati seperti apa? menghormati rumah saya yg telah memberiku pelindungan?
buddha menghormati pohon bodhi yang melindunginya saat hujan dan panas, tempat dimana ia bermeditasi hingga mencapai pencerahan
Quote
daging/carnal/sifat atta
om, bagaimana ya bisa daging itu bisa disebut sifat atta?
apakah sifat atta itu
hanya daging atau apa ?
Quote
bentuk/yang nama rupa/duniawi
bentuk nama atau bentuk rupa dan mana yg duniawi?
jujur aja pusing bacanya.... terlalu banyak pernyataan... :hammer:
Quote from: ENCARTA on 14 March 2009, 11:11:40 AM
menghormati seperti apa? menghormati rumah saya yg telah memberiku pelindungan?
banyak cara untuk menghormat, ada yg bilang dengan sembah sujud, ada yg bilang dengan cara merawat, ada yg bilang kalo misal menghormati ibu ya.. dengan menuruti kata ibu, ada yg bilang merawat orang tua, ada yg bilang juga menghormati B.Gotama sebagai guru dengan mengerti dan mengamalkan ajarannya. dan lain lain...
patung lebih banyak sisi negatif dari pada pandangan benarnya.. apalgi untuk pemaham awal seperti saya
kalau tidak ada patung buddha dunia akan lebih baik.. titik
Quote from: hatRed on 14 March 2009, 11:02:23 AM
begini, saya mempunyai selembar syal, saya tiap hari merawatnya.... selalu mencucinya dengan benar, karena syal itu mengingatkan saya kepada ajaran Dhamma (apa itu, pokona ada deh... :whistle: ) nah... suatu saat syal tersebut dipakai bibi buat ngelap oli yg bocor dari motor.
apakah saya akan diam saja dan tidak ada perasaan kecewa? tentu saja ada...
begitu juga patung tersebut, jadikan sebagai alat namun jangan dilekati karena kemelekatan berujung pada kekecewaan.
apakah konsepsi patung ini merupakan metode yg salah.... atau kurang tepat...?
patung tersebut telah banyak berguna dalam hal2 baik, namun menimbulkan hal buruk lainnya...
apakah kita berjalan dengan benar diatas kesalahan..
seperti contoh diatas,
pertanyaan menarik adalah apakah dengan kotornya syal tersebut maka dhamma yg dulunya dipancarkan oleh syal tersebut akan kotor juga?
bila anda menganggap atau sekiranya ada rasa rasa menjawab "YA"
-maka secara psikologis anda sudah melekat kepada Syal tersebut dibanding Makna yg terkandung dalam Syal tersebut.
Quote from: ENCARTA on 14 March 2009, 11:27:08 AM
patung lebih banyak sisi negatif dari pada pandangan benarnya.. apalgi untuk pemaham awal seperti saya
kalau tidak ada patung buddha dunia akan lebih baik.. titik
patung hanyalah salah satu bentuk saja,
bila memang patung dilarang, mereka yg melekat dengan konsep rupa tentu akan mengambil bentuk lain, misal Lilin.
Lalu lilin pun dilarang, maka mereka yg melekat dengan konsep rupa tentu akan mengambil bentuk lain, misal Bunga
Maka Bunga pun dilarang, maka mereka yg melekat dengan konsep rupa tentu akan mengambil bentuk lain, misal Jubah.
Maka jubah pun dilarang, maka mereka yg melekat dengan konsep rupa tentu akan mengambil bentuk lain, dan seterusnya..........
benar sekali bro hatred, tak perlu mencari kesalahan diluar diri karena yg mengotori batin adalah pikiran masing-masing
Quote from: ENCARTA on 14 March 2009, 10:42:56 AM
saya tidak melihatnya di 'patung Buddha'
patung kan cuma patung. kalau umpananya mengandung makna atau prinsip2 kan bisa dilihat disekitar
yaitu dhamma
kalau saya melihat Buddha didalam cangkir.. apa harus saya sembayangi baca paritta ?
Apakah bentuk penghormatan kepada Sang Buddha selalu dg baca paritta?
Dhamma ada di dalam diri kita... bukan hanya di sekitar kita saja.
Penghormatan terhadap Buddha Rupang akan membuahkan kamma baik. ketika melakukan penghormatan itu... banyak citta yg bermanfaat yg muncul (ada triliun kusala citta yg silih berganti)...itulah praktek dhamma.
_/\_ :lotus:
Melekatnya yg berbahaya... baik melekat "harus hormat" ataupun melekat "tidak perlu menghormat"...
::
bro hat red
hanya istilah saja, saya tulis banyak-banyak biar membiasakan istilah saya saja.
atta yang anicca dukkha anatta itu saya istilahkan manusia daging (carnal bhs inggrisnya yang berarti bersifat kedagingan), berupa nama dan rupa pada manusia. biasanya melekat/mencari kepada bentuk menurut ukuran nama-rupa dan semua hal tersebut dengan segala keinginannya biasanya disebut (bersifat) duniawi.
ok bro...! bingung lagi? :))
oo.. begitchuu.. ;)
cuman... kalau ingin mempopulerkan istilah jangan disama2kan dengan istilah yg sudah ada dengan istilah om.... ^:)^
itu namanya sudah dalam pernyataan... karena apakah istilah tersebut layak disamakan atau tidak.. kan masih blom jelas...
nantinya malah banyak persepsi2 yg muncul....
misal kek yg baru ini
Quote
atta yang anicca dukkha anatta
ini sudah menjadi menimbulkan pertanyaan bagi saya, atta yg anatta itu kek gmana?
karena anatta adalah bukan atta, jadi maksud atta yg anatta itu apa?
maksud i, kalo om hendak menulis agar dimengerti oleh yg baca, dimohon menggunaan kosakata umum yg sudah disepakati... biar orang yg bingung dan pemula seperti i neh bisa ngerti dan menerima...
buddha menghormati pohon bodhi yang melindunginya saat hujan dan panas, tempat dimana ia bermeditasi hingga mencapai pencerahan
(bersikap) berterima kasih menikmati kebaikan dari keberadaan kehidupan pohon.
benar sekali bro hatred, tak perlu mencari kesalahan diluar diri karena yg mengotori batin adalah pikiran masing-masing
siapa yang mengadakan patung?
Penghormatan terhadap Buddha Rupang akan membuahkan kamma baik. ketika melakukan penghormatan itu... banyak citta yg bermanfaat yg muncul (ada triliun kusala citta yg silih berganti)...itulah praktek dhamma.
bertumpu kepada Buddha rupangnya atau tertuju kepada citra Buddhanya, kemanakah kelekatannya secara jujurnya?
Melekatnya yg berbahaya... baik melekat "harus hormat" ataupun melekat "tidak perlu menghormat"...
siapa yang mengadakan patung, mengapa harus diadakan, dan apakah patung itu?
bro hat red,
contoh atta yang anicca dukkha anatta seperti sekarang yang bro hatred (semua yang belum melihat kebenaran sejati/belum tercerahkan) akui sebagai 'aku' diri yang dibanggakan, yang (akan) mengalami lahir tua sakit mati dah.... gitcu... bro
masih bingung?... :)) ^:)^ :))
tambahan lagi dah mengalami kepadaman dan kemunculan dah atau kehidupan/kelahiran dan kematian.
tambah lagi ketidak-kekalan :)) :))
loe ngomongin apa sich bleh???
lagi ngomongin sesuatu yg tidak akan dan bisa dimengerti orang, gitu bos :|
soalnya aye gak ngerti sih weks..
Quote from: ENCARTA on 11 February 2009, 10:02:16 PM
"Tidak ada gunanya memuja pribadi di agama Buddha". dalam ajaran Buddha Gautama.
kenapa sekarang ini manusia memujanya dan membuat patungnya untuk dihiasi dirumah dan vihara?
dan kenapa harus berdoa didepannya
dari mana datangnya citra patung Buddha.
mungkin ungkapan paling sesuai utk menegaskan hal tsb adalah: "Banyak Jalan Menuju Roma"!
jika saja kita sudah mampu melihat dgn benar "kealamian batin sendiri" maka "semua" hal itu tidak berguna lagi!
pertanyaannya: bagaiamna halnya dgn semua yang "belum mampu melihat dgn benar kealamian batinnya sendiri"?
jwban: semua 'jalan" yang mungkin digunakan utk perealisasian tujuan wajar digunakan dan dimaksimalkan sesuai dgn tingkat 'kebodohan batinnya" masing2!
ika.
^Atas...
Kau yang bertanya...kau yang menjawab...:))
Ampun...DJ...(mode Ko Willi : on)
_/\_ :lotus:
Quote from: ika_polim on 24 April 2009, 12:01:52 PM
Quote from: ENCARTA on 11 February 2009, 10:02:16 PM
"Tidak ada gunanya memuja pribadi di agama Buddha". dalam ajaran Buddha Gautama.
kenapa sekarang ini manusia memujanya dan membuat patungnya untuk dihiasi dirumah dan vihara?
dan kenapa harus berdoa didepannya
dari mana datangnya citra patung Buddha.
mungkin ungkapan paling sesuai utk menegaskan hal tsb adalah: "Banyak Jalan Menuju Roma"!
jika saja kita sudah mampu melihat dgn benar "kealamian batin sendiri" maka "semua" hal itu tidak berguna lagi!
pertanyaannya: bagaiamna halnya dgn semua yang "belum mampu melihat dgn benar kealamian batinnya sendiri"?
jwban: semua 'jalan" yang mungkin digunakan utk perealisasian tujuan wajar digunakan dan dimaksimalkan sesuai dgn tingkat 'kebodohan batinnya" masing2!
ika.
cocok tidak cocok tidak ada kaitanya kebodohan batin dalam suatu ajaran.
karena jelas-jelas
seperti yg saya nyatakan diatas, tidak ada pemujaan pribadi dalam ajaran B Gautama
Quote from: ENCARTA on 24 April 2009, 12:25:02 PM
Quote from: ika_polim on 24 April 2009, 12:01:52 PM
Quote from: ENCARTA on 11 February 2009, 10:02:16 PM
"Tidak ada gunanya memuja pribadi di agama Buddha". dalam ajaran Buddha Gautama.
kenapa sekarang ini manusia memujanya dan membuat patungnya untuk dihiasi dirumah dan vihara?
dan kenapa harus berdoa didepannya
dari mana datangnya citra patung Buddha.
mungkin ungkapan paling sesuai utk menegaskan hal tsb adalah: "Banyak Jalan Menuju Roma"!
jika saja kita sudah mampu melihat dgn benar "kealamian batin sendiri" maka "semua" hal itu tidak berguna lagi!
pertanyaannya: bagaiamna halnya dgn semua yang "belum mampu melihat dgn benar kealamian batinnya sendiri"?
jwban: semua 'jalan" yang mungkin digunakan utk perealisasian tujuan wajar digunakan dan dimaksimalkan sesuai dgn tingkat 'kebodohan batinnya" masing2!
ika.
cocok tidak cocok tidak ada kaitanya kebodohan batin dalam suatu ajaran.
karena jelas-jelas
seperti yg saya nyatakan diatas, tidak ada pemujaan pribadi dalam ajaran B Gautama
jika anda sdh merasa tidak bodoh batin lagi , silakan!
postingan saya cuma utk semua yg masih diliputi "kebodohan batin"!
ika.
Quote from: ika_polim on 08 May 2009, 03:46:13 PM
Quote from: ENCARTA on 24 April 2009, 12:25:02 PM
Quote from: ika_polim on 24 April 2009, 12:01:52 PM
Quote from: ENCARTA on 11 February 2009, 10:02:16 PM
"Tidak ada gunanya memuja pribadi di agama Buddha". dalam ajaran Buddha Gautama.
kenapa sekarang ini manusia memujanya dan membuat patungnya untuk dihiasi dirumah dan vihara?
dan kenapa harus berdoa didepannya
dari mana datangnya citra patung Buddha.
mungkin ungkapan paling sesuai utk menegaskan hal tsb adalah: "Banyak Jalan Menuju Roma"!
jika saja kita sudah mampu melihat dgn benar "kealamian batin sendiri" maka "semua" hal itu tidak berguna lagi!
pertanyaannya: bagaiamna halnya dgn semua yang "belum mampu melihat dgn benar kealamian batinnya sendiri"?
jwban: semua 'jalan" yang mungkin digunakan utk perealisasian tujuan wajar digunakan dan dimaksimalkan sesuai dgn tingkat 'kebodohan batinnya" masing2!
ika.
cocok tidak cocok tidak ada kaitanya kebodohan batin dalam suatu ajaran.
karena jelas-jelas
seperti yg saya nyatakan diatas, tidak ada pemujaan pribadi dalam ajaran B Gautama
jika anda sdh merasa tidak bodoh batin lagi , silakan!
postingan saya cuma utk semua yg masih diliputi "kebodohan batin"!
ika.
kebodohan batin tidaklah harus sama rata....
ada orang yg belum tahu tentang hal ini, tetapi sudah mengetahui hal itu
ada orang yg belum tahu tentang hal itu, tetapi sudah mengetahui hal ini
Quote from: ENCARTA on 11 February 2009, 10:02:16 PM
"Tidak ada gunanya memuja pribadi di agama Buddha". dalam ajaran Buddha Gautama.
kenapa sekarang ini manusia memujanya dan membuat patungnya untuk dihiasi dirumah dan vihara?
dan kenapa harus berdoa didepannya
dari mana datangnya citra patung Buddha.
mungkin ungkapan: "melalui wujud-diri menuju ke tiada an wujud-diri"!!! sesuai dgn cara berpikir para "pengguna patung tsb.
dilarang membahas agama lain di luar tempatnyaika.