Forum Dhammacitta

Buddhisme Awal, Sekte dan Tradisi => Mahayana => Topic started by: Forte on 09 July 2007, 06:27:27 PM

Title: Manjusri
Post by: Forte on 09 July 2007, 06:27:27 PM
Manjusri

(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fupload.wikimedia.org%2Fwikipedia%2Fcommons%2Fthumb%2Fc%2Fc6%2FManjusri.JPG%2F250px-Manjusri.JPG&hash=5b8e5346ad02994c6e320360e28af4db9ffcd3b9)

Mañju?r? (Ch: ?? Wénsh? or ?????? Wénsh?shili Púsà; Jp: Monju; Tib: Jampelyang; New: ???????? Manjushree ), also written Manjushri, is the bodhisattva of keen awareness in Buddhism. A disciple of the historical Buddha Shakyamuni, he represents wisdom, intelligence and realisation, and is one of the most popular Bodhisattvas following Avalokitesvara (Ch: Guan Yin).

Together with Shakyamuni and fellow disciple Samantabhadra he forms the Shakyamuni trinity (Jp: Sanzon Shaka). Manjusri is one of the Eight Wisdom Bodhisattvas and one of the Japanese Thirteen Buddhas. In Tibetan Buddhism he sometimes is depicted in a trinity with Avalokiteshvara and Vajrapani.

Manjusri is mentioned in many Mahayana sutras, particularly the Prajnaparamita Sutras. The Lotus Sutra assigns him a paradise called Vimala, which according to the Avatamsaka Sutra is located in the east. His consort in some traditions is Saraswati.[citation needed] He is also sometimes called Manjughosha.

Within Tibetan Buddhism, Manjushri is a tantric meditational deity or Yidam, and considered a fully enlightened Buddha.
Contents
    * 1 Manjusri Mantra
    * 2 Iconography
    * 3 Manchu
    * 4 Yamantaka
    * 5 Role in Nepalese Mythology
    * 6 External links

Manjusri Mantra

Chanting the Manjusri Mantra "Om Ah Ra Pa Tsa Na Dhih" is believed to enhance wisdom and improve one's skills in debating, memory, writing, explaining etc. "Dhih" is the seed syllable of the mantra and is chanted with greater emphasis.

Iconography

(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fupload.wikimedia.org%2Fwikipedia%2Fen%2Fthumb%2F5%2F58%2FSenkoji_MonjuNyorai.JPG%2F180px-Senkoji_MonjuNyorai.JPG&hash=d91c3ee5fd956666d9c308c13410bac7becea245)
Statue of Manjusri (Monju) at Senkoji in Onomichi, Japan

A male Bodhisattva, he is depicted wielding a flaming sword in his right hand, representing his realisation of wisdom which cuts through ignorance and wrong views. The scripture supported by the flower held in his left hand is the Prajnaparamita, representing his attainment of ultimate realisation and Enlightenment. Variations upon his traditional form as Manjusri include Guhya-Manjusri, Guhya-Manjuvajra, and Manjuswari, most of which are Tantric forms associated with Tibetan Buddhism. The two former appearances are generally accompanied by a shakti deity embracing the main figure, symbolising union of form and spirit, matter and energy.

Manchu

According to legend Nurhaci, a military leader of the Jurchen tribes and founder of what became the Chinese imperial Qing Dynasty, believed himself to be a reincarnation of Manjusri. He therefore is said to have renamed his tribe the Manchu.

Yamantaka
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fupload.wikimedia.org%2Fwikipedia%2Fen%2Fthumb%2F1%2F19%2FYamantaka_Vajrabhairav.jpg%2F180px-Yamantaka_Vajrabhairav.jpg&hash=3e79cbd277781e80dccc0463ab23ea52f5c266dd)
Yamantaka Vajrabhairav, British Museum


Yam?ntaka (meaning 'terminator of Yama i.e. Death') is seen as a wrathful manifestation of Manjushri, the buddha of wisdom. Yam?ntaka (Tibetan: Shinjeshe, ??????????????; Wylie: Gshin-rje-gshed) is a Mah?y?na Buddhist yidam or i??adevat? of the Highest Yoga Tantra class in Vajrayana, popular within the Geluk school of Tibetan Buddhism.

Role in Nepalese Mythology

According to Swayambhu Purana, the Kathmandu Valley was once a lake. It is believed that Manjushri saw a lotus flower in the center of the lake and cut a gorge at Chovar to allow the lake to drain. The place where the lotus flower settled became Swayambhunath Stupa and the valley thus became habitable.

The Newars of the Kathmandu Valley, who adhere to both Buddhism and Hinduism, reve
Title: Re: Manjusri
Post by: Forte on 09 July 2007, 06:32:46 PM
Manjusri

Nama ini berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya Nasib baik yang mendatangkan kesuksesan yang menakjubkan. di dalam agama Buddha mahayana, BODHISATTVA MANJUSRI dianggap Pribadi Maha Agung yang telah memiliki kebijaksanaan tinggi di antara para Bodhisattva.

Bersama-sama dengan Bodhisattva Samantabhadra, Beliau merupakan pembantu utama Buddha Sakyamuni. di dalam daftar semua Bodhisattva, Beliau termasuk yang paling utama di bidang menegakkan Buddha Dhamma. Beliau juga dinamai Pangerannya Dharma.

Menurut kitab suci agama Buddha, Sutra Shurangama Samadhi, Beliau telah menjadi Buddha pada kalpa-kalpa ( hitungan waktu berjuta-juta tahun ) dan dinamai Sang Tathatagata Yang Telah Mengatasi atau Telah dapat membangunkan benih ular-naga atau Telah mampu membangunkan Kundalini Saktinya, walau Beliau kini manifest sebagai pembantu utama Hyang Buddha Sakyamuni, dan berada di sebelah kanannya.

Menurut sutra-sutra dan Sastra-Sastra Buddhist, Beliau adalah Sang Guru dari banyak sekali pribadi-pribadi yang telah menjadi Buddha di masa lampau. dengan kata lain, Beliau telah membimbing banyak orang yang telah memetik buah ke-Buddha-an. dengan demikian, Bodhisattva Manjusri kemudian dinamai Sang Ibunya para Buddha di Tiga Alam.

Di dalam sutra-sutra Buddhist, terdapat banyak cerita yang memberi gambaran, bahwa beliau telah mengajarkan kepada pribadi-pribadi yang mengadakan pembinaan diri dengan sarana kebijaksanaan Beliau. manifestasi Beliau yang bersifat sementara di dalma memegang pedang untuk memperkuat keberadaan Hyang Buddha atau ajaran Agama Buddha itu mengungkapkan kebijaksanaan Beliau untuk melenyapkan keraguan-raguan para Bodhisattva pedamping Hyang Buddha yang kurang mampu dalam memberikan kecerahan, atau menolong untuk mencapai pencerahan agung pada orang lain, agar mereka dapat memperdalam Dharma.

Beliau selalu mempergunakan kata-kata yang negatif, yang berisi penantangan dan diucapkan secara tiba-tiba, untuk memperingatkan manusia manusia yang berbuat salah.

Di dalam agama Buddha sekte Mahayana, Beliau menggarisbawahi, pertama-tama, melalui metode metode atau cara-cara yang sifatnya untuk dipakai sementara waktu saja ( bersifat provisional methods ). di dalam sebuah sutra yang bernama Avatamsaka Sutra, beliau telah mendorong, memacu seseorang yang bernama SUDHADE untuk mencari dharma hingga 53 kali.

Doktrin atau ajaran dari agama Buddha Mahayana, Sekte Dhyana, adalah sama dengan ajaran dari Sang Bodhisattva mengenai Pintu Dharma.

Sejak Dinasti Hsin yang memerintah wilayah timur, umat Buddha di Tiongkok telah mempercayai Bodhisattva Manjusri. Gunung Suci Wu Tai di Propinsi Shansi, dikenal sebagai Bodhimandanya Bodhisattva Manjusri. Para penganut agama Buddha yang mempercayai Bodhisattva Manjusri, menjadikan Gunung Suci tersebut sebagai Pusat Kepercayaan Keagamaan.
Title: Re: Manjusri
Post by: Lily W on 01 August 2007, 05:25:34 PM
QuoteNama ini berasal dari bahasa Sansekerta ......

kalo dlm bhs pali dan bhs mandarinnya apa?
Ada yg bisa bantu?

_/\_

Title: Re: Manjusri
Post by: Pitu Kecil on 01 August 2007, 05:59:04 PM
Kalau Tidak saya "Wen Shu She Lik Phu Sat"

_/\_
Title: Re: Manjusri
Post by: Sumedho on 01 August 2007, 06:06:52 PM
Bahasa palinya kayaknya tidak ada sih, soalnya tidak ada didalam literatur yg berbahasa pali.
Title: Re: Manjusri
Post by: Tan on 01 March 2008, 02:32:23 PM
Namo Buddhaya,

Sekedar menambahkan. Manjusri dalam bahasa Mandarin romanisasi Pinyin adalah Wenshushili Pusa. Biasanya hanya disebut Wenshu Pusa saja. Dalam bahasa Pali tidak ada, karena Manjusri adalah bodihisattva khas Mahayana. Ada banyak sutra-sutra Mahayana yang membahas Manjusri, seperti salah satu bagian dalam Sutra Ratnakuta (sudah ada bahasa Inggrisnya yang diterjemahkan oleh Garma CC. Chang - bisa dipesan lewat amazon.com). Umat Tantra sendiri sangat mengagungkan Manjusri nama sanghiti, yang sedang saya terjemahkan tetapi belum selesai-selesai. Isinya adalah gatha pujian dalam mengagungkan Manjusri.
Buddhisme Tantra juga mengenal manifestasi Manjusri dalam wujud Yamantaka. Saya juga pernah melihat bahwa di dalam kanon Taisho Tripitaka ada sutra yang membahas Yamantaka. Demikian sedikit tambahan dari saya. Semoga bermanfaat.

Metta,

Tan
Title: Re: Manjusri
Post by: tesla on 01 March 2008, 04:30:18 PM
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fupload.wikimedia.org%2Fwikipedia%2Fen%2Fthumb%2F1%2F19%2FYamantaka_Vajrabhairav.jpg%2F180px-Yamantaka_Vajrabhairav.jpg&hash=3e79cbd277781e80dccc0463ab23ea52f5c266dd)

patung mirip ini pernah dipost di shoutbox...
mungkin disini kelihatan kurang jelas, yg dipost di shoutbox waktu itu cukup jelas...

ada menggendong 1 sosok (coba dilihat teliti)... melambangkan apa yah?




btw beli patung begini yg ukuran kecil (sebesar telapak tangan) di mana yah?
Title: Re: Manjusri
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 01 March 2008, 05:20:30 PM
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fimages.exoticindiaart.com%2Fnepalese%2Fyamantaka_in_yabyum_zo26.jpg&hash=3884603a4fa311e5f53dbca08d0bd995441e36cb)

Tinggal tunggu el sol komentar...
Title: Re: Manjusri
Post by: El Sol on 01 March 2008, 06:01:59 PM
simbol lage ngehek dibilank simbol pencerahan(Prajna+Karuna)..

bodoh banget seh?!

pake logika dan otak ajah dah tao...kalo itu lage ****...

and anyway...itulah akibat dari pengaruh Brahmanism yg masuk dalam Buddhism..dan umat2 bodoh yg MEMAKSAKAN simbol itu tetap bertahan dengan menganti arti dari simbol tersebut...

seperti menganggap *** itu sebagai berlian...padahal jelas2 *** itu adalah ***...dan bagaimanakah sepatutnya saya panggil orang2 dan aliran seperti itu?

orang2 dan aliran **** dan buta..

_/\_
Title: Re: Manjusri
Post by: JackDaniel on 01 March 2008, 06:05:41 PM
Quote from: El Sol on 01 March 2008, 06:01:59 PM
simbol lage ngehek dibilank simbol pencerahan(Prajna+Karuna)..

bodoh banget seh?!

ngehek tuh apaan?
Title: Re: Manjusri
Post by: El Sol on 01 March 2008, 06:07:56 PM
Quote from: tesla on 01 March 2008, 04:30:18 PM

btw beli patung begini yg ukuran kecil (sebesar telapak tangan) di mana yah?
sex shop...

Title: Re: Manjusri
Post by: El Sol on 01 March 2008, 06:08:49 PM
Quote from: JackDaniel on 01 March 2008, 06:05:41 PM
Quote from: El Sol on 01 March 2008, 06:01:59 PM
simbol lage ngehek dibilank simbol pencerahan(Prajna+Karuna)..

bodoh banget seh?!

ngehek tuh apaan?
nge-sex...f**king...something like that lar..kalo masih gk ngerti..

kamu coba search google ajah... :))
Title: Re: Manjusri
Post by: Pitu Kecil on 01 March 2008, 09:29:53 PM
 :o :o :o :o
Title: Re: Manjusri
Post by: chingik on 02 March 2008, 02:05:02 PM
Quote from: El Sol on 01 March 2008, 06:01:59 PM
simbol lage ngehek dibilank simbol pencerahan(Prajna+Karuna)..

bodoh banget seh?!

pake logika dan otak ajah dah tao...kalo itu lage ngehek...

and anyway...itulah akibat dari pengaruh Brahmanism yg masuk dalam Buddhism..dan umat2 bodoh yg MEMAKSAKAN simbol itu tetap bertahan dengan menganti arti dari simbol tersebut...

seperti menganggap tai itu sebagai berlian...padahal jelas2 tai itu adalah tai...dan bagaimanakah sepatutnya saya panggil orang2 dan aliran seperti itu?

orang2 dan aliran bego dan buta..

_/\_

Hati-hati kalo mengeluarkan pendapat. Di sini adalah forum diskusi yang bertujuan untuk saling berbagi wawasan. Bukan ajang penghinaan yang didasari kebencian terhadap kelompok tertentu.
Title: Re: Manjusri
Post by: El Sol on 02 March 2008, 05:00:12 PM
Quote from: chingik on 02 March 2008, 02:05:02 PM
Quote from: El Sol on 01 March 2008, 06:01:59 PM
simbol lage ngehek dibilank simbol pencerahan(Prajna+Karuna)..

bodoh banget seh?!

pake logika dan otak ajah dah tao...kalo itu lage ngehek...

and anyway...itulah akibat dari pengaruh Brahmanism yg masuk dalam Buddhism..dan umat2 bodoh yg MEMAKSAKAN simbol itu tetap bertahan dengan menganti arti dari simbol tersebut...

seperti menganggap tai itu sebagai berlian...padahal jelas2 tai itu adalah tai...dan bagaimanakah sepatutnya saya panggil orang2 dan aliran seperti itu?

orang2 dan aliran bego dan buta..

_/\_

Hati-hati kalo mengeluarkan pendapat. Di sini adalah forum diskusi yang bertujuan untuk saling berbagi wawasan. Bukan ajang penghinaan yang didasari kebencian terhadap kelompok tertentu.

mungkin moderator yg sangat bijaksana ini bisa mencerahkan ktia semua atas simbol sex yg hanya ada dalam Mahayana?

dan juga...tentang Tara, aku mao tanya...menurut Wikipedia...Tara sebenarnya adalah Avatar Hindhu...tetapi mengapa dalam Vajrayana(tergolong Mahayana juga) ada penyembahan Tara? dan bahkan mantranya sama :hammer:

hxxp://en.wikipedia.org/wiki/Tara_(Buddhism)

hxxp://en.wikipedia.org/wiki/Tara_(Devi)

dari yg gw liat..Amithaba, Manjusri, Avalokhitesvara, Yamantaka, Tara, dll..semuane adalah avatar Hindhu..

dan kalian masih menyembahnya?  ^-^ Hinalah nama sang Buddha Gotama dengna menyembah Berhala!

_/\_
Title: Re: Manjusri
Post by: morpheus on 02 March 2008, 06:58:40 PM
kalo yg ini berhala gak sol? tolong pendapat kamu mengenai patung yg terkenal ini. kata2nya yg konsisten ya ;D

(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fwww.tour-bangkok-legacies.com%2Fimages%2Ffour-faced-buddha-1.jpg&hash=11496eeec2ab2a920d8c13d8fb88b03c5ad02401)

QuoteThe golden swan, the mythical steed of Brahma, is also revered in Thai culture. The royal barge, Suphannahongsa was named after the golden swan, which has been the name of the King's personal barge since King Rama I.

Over the years, Brahma's knowledge and power has granted the wishes of many. Word of the power of this famous deity has spread far and wide and the legend of the Erawan Shrine has been the source of hope and sustenance.

Thais and ethnic Chinese from SE Asia, Taiwan and Hong Kong, who are mainly Buddhists and Taoists, flock to the shrine to pray and seek the blessings of the fouor-faced Brahma.

The four faced Buddha at the Erawan Shrine is a Hindu legacy in Bangkok that has become a fusion of faiths.

Title: Re: Manjusri
Post by: Hikoza83 on 03 March 2008, 08:26:55 AM
bole ikutan komentar bro morpheus?  ;D
komentarnya: Kata orang bijak, kalau beli permen jangan makan bungkusnya, tapi isinya. :)
Buddhisme menyebar ke seluruh penjuru dan menyesuaikan dengan kebudayaan setempat. Daripada menghancurkan suatu kebudayaan, agama Buddha berjalan harmonis dengannya : "Jika itu yang engkau percaya, dan jika itulah caramu melihat hidup ini, ayo kita mulai dari sana". Namun esensi-esensi dasar agama Buddha tetap dipertahankan, pengendalian diri.
music on : "Jagalah hati, jangan kau nodai. Jagalah hati, pelita hidup ini." music off.
Suhu mode on : "Sati...Sati... Sati..." mode off.  _/\_

QuoteOrang yang menjalankan prinsip dasar agama Buddha akan segera memahami bahwa sektarianisme itu buruk dan tidak perlu adanya. Mereka yang mengoceh bahwa aliran atau sekte mereka itu 'murni' dan bahwa yang lainnya 'sesat' telah dengan sombong dan kasar menyakiti akar dari agama Buddha dan memperlihatkan lemahnya perkembangan spritual mereka. Mereka tidak memahami tradisi yang mereka serang dimana hanya beralasan bahwa "aliran lain itu salah dan tidak seperti aliran kita!".[Ven. Piyasilo]


By : Zen
Title: Re: Manjusri
Post by: El Sol on 03 March 2008, 09:23:17 AM
Quote from: morpheus on 02 March 2008, 06:58:40 PM
kalo yg ini berhala gak sol? tolong pendapat kamu mengenai patung yg terkenal ini. kata2nya yg konsisten ya ;D

(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fwww.tour-bangkok-legacies.com%2Fimages%2Ffour-faced-buddha-1.jpg&hash=11496eeec2ab2a920d8c13d8fb88b03c5ad02401)

QuoteThe golden swan, the mythical steed of Brahma, is also revered in Thai culture. The royal barge, Suphannahongsa was named after the golden swan, which has been the name of the King's personal barge since King Rama I.

Over the years, Brahma's knowledge and power has granted the wishes of many. Word of the power of this famous deity has spread far and wide and the legend of the Erawan Shrine has been the source of hope and sustenance.

Thais and ethnic Chinese from SE Asia, Taiwan and Hong Kong, who are mainly Buddhists and Taoists, flock to the shrine to pray and seek the blessings of the fouor-faced Brahma.

The four faced Buddha at the Erawan Shrine is a Hindu legacy in Bangkok that has become a fusion of faiths.


Sang Buddha ada bilank kalo ada yg namane Dewa...dan dalam Buddhism..menyembah dewa itu tidak disarankan tetapi tidak dilarang juga..

kalo sebagai seorang Buddhist sejati, aku rasa seh gk pantas menyembah dewa2...menghormat boleh..tapi gk perlu sampe menyerahkan seluruh waktu dan batin kita terhadap dewa2...

jadi apakah menyembah itu berhala? jawapanny...YES!...

karena umat Buddha diajarkan untuk tidak menyembah apapun..umat Buddha ajah gk sembah Buddha..apalage sembah dewa?

Title: Re: Manjusri
Post by: bond on 03 March 2008, 09:35:44 AM
Jadi intinya adalah menyembah dan menghormati adalah dua hal yg berbeda, perbedaanya adalah di hati orang itu. Walaupun dari sikap menghormati kepada dewa ataupun Buddha sering disalah artikan sebagai menyembah. Padahal hormat kepada bendera saja bisa dikatakan menyembah kalo hatinya mengandung keberhalaan yaitu menghambakan diri pada objek yg disembah.

Ada juga dalam sutta (lupa sutta apa)bergaul dengan para dewa merupakan berkah. Jadi kembali kepada kaum Mahayanis menyikapi dengan hatinya terhadap para Dewanya apakah dihormati atau disembah.

_/\_

Title: Re: Manjusri
Post by: El Sol on 03 March 2008, 09:47:22 AM
 [at] atas
bedane itu mereka terlalu melekat pada Buddha itu...contohne baca nama Amithaba, minta tolong ama Avalo, mao pinter gk belajar tapi malah baca mantra manjusri...dll...

orang2 yg nyembah Brahma..kayakne gk sampe gitu deh..ato blum? gk jelas...aye gk setuju ama dua2nye...
Title: Re: Manjusri
Post by: morpheus on 03 March 2008, 12:51:47 PM
Quote from: Hikoza83 on 03 March 2008, 08:26:55 AM
bole ikutan komentar bro morpheus?  ;D
buoleeeeh....

Quote from: Hikoza83 on 03 March 2008, 08:26:55 AM
komentarnya: Kata orang bijak, kalau beli permen jangan makan bungkusnya, tapi isinya. :)
Buddhisme menyebar ke seluruh penjuru dan menyesuaikan dengan kebudayaan setempat. Daripada menghancurkan suatu kebudayaan, agama Buddha berjalan harmonis dengannya : "Jika itu yang engkau percaya, dan jika itulah caramu melihat hidup ini, ayo kita mulai dari sana". Namun esensi-esensi dasar agama Buddha tetap dipertahankan, pengendalian diri.
saya setuju dengan anda, bang...

tapi tujuan saya mengutipkan erawan shrine ini adalah untuk menunjukkan bahwa dalam prakteknya konsep spiritual apapun (baik itu theravada maupun mahayana) bisa diselewengkan dan dicampuradukkan dengan kepercayaan lain menjadi sebuah praktek yg "populer" seperti meminta2, berdoa minta kabulkan ini itu, dll. sejauh yg saya dengar dari praktisi meditasi mahayana, sebenernya konsep kuan yin dan amitaba itu lebih ditujukan ke dalam, bukan untuk minta2, bukan untuk berjuruselamat-ria, dsb...

dari kutipan di atas di negara buddhis theravada yg sangat kental seperti thailand saja praktek meminta2 di depan patung brahma hindu tersebut udah sangat luas dilakukan di mana2 oleh para theravadin, walaupun ajaran spiritual theravada tidak menyarankannya...

bahkan kalo kita pikir2, semasa hidup buddha sampai beberapa puluh (ratus?) tahun sesudah parinibbana, tidak dikenal yg namanya patung buddha. dalam hal ini agar konsisten dalam bersikap, apakah para murniwan dan murniwati perlu menganjurkan pemusnahan seluruh patung2 buddha karena patung2 itu adalah praktek yg tidak "murni", menyesatkan (soalnya bisa diminta2in juga) dan tidak dikenal di jaman sang buddha? ;D
Title: Re: Manjusri
Post by: Hikoza83 on 03 March 2008, 02:38:57 PM
Quote from: morpheus on 03 March 2008, 12:51:47 PM

Quote from: Hikoza83 on 03 March 2008, 08:26:55 AM
komentarnya: Kata orang bijak, kalau beli permen jangan makan bungkusnya, tapi isinya. :)
Buddhisme menyebar ke seluruh penjuru dan menyesuaikan dengan kebudayaan setempat. Daripada menghancurkan suatu kebudayaan, agama Buddha berjalan harmonis dengannya : "Jika itu yang engkau percaya, dan jika itulah caramu melihat hidup ini, ayo kita mulai dari sana". Namun esensi-esensi dasar agama Buddha tetap dipertahankan, pengendalian diri.
saya setuju dengan anda, bang...

tapi tujuan saya mengutipkan erawan shrine ini adalah untuk menunjukkan bahwa dalam prakteknya konsep spiritual apapun (baik itu theravada maupun mahayana) bisa diselewengkan dan dicampuradukkan dengan kepercayaan lain menjadi sebuah praktek yg "populer" seperti meminta2, berdoa minta kabulkan ini itu, dll. sejauh yg saya dengar dari praktisi meditasi mahayana, sebenernya konsep kuan yin dan amitaba itu lebih ditujukan ke dalam, bukan untuk minta2, bukan untuk berjuruselamat-ria, dsb...

dari kutipan di atas di negara buddhis theravada yg sangat kental seperti thailand saja praktek meminta2 di depan patung brahma hindu tersebut udah sangat luas dilakukan di mana2 oleh para theravadin, walaupun ajaran spiritual theravada tidak menyarankannya...

bahkan kalo kita pikir2, semasa hidup buddha sampai beberapa puluh (ratus?) tahun sesudah parinibbana, tidak dikenal yg namanya patung buddha. dalam hal ini agar konsisten dalam bersikap, apakah para murniwan dan murniwati perlu menganjurkan pemusnahan seluruh patung2 buddha karena patung2 itu adalah praktek yg tidak "murni", menyesatkan (soalnya bisa diminta2in juga) dan tidak dikenal di jaman sang buddha? ;D

bro morpheus, saya juga masih belajar tentang hal ini.
menurut pendapat saya, perkembangan batin tiap orang tidak sama, dan ketertarikan setiap orang tidak sama persis. Para missionaris Buddhisme tidak menekankan hal yang kaku seperti agama tetangga dalam segala hal, baik kebudayaan, tata cara, dsb yg harus sama persis dengan yang di daerah asal agama tsb. agar Buddhisme dapat berkembang di suatu daerah/negara, orang-orang mau belajar dan memperoleh manfaatnya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, para missionaris beradaptasi dengan cara setempat. Menurut saya, hal ini dilakukan para missionaris Theravada maupun Mahayana.
saya kurang pintar dalam menjelaskan, mungkin artikel ini bisa membantu anda menemukan jawabannya :
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=807.0
_/\_


By : Zen
Title: Re: Manjusri
Post by: morpheus on 03 March 2008, 04:09:46 PM
bang hikoza, saya setuju dengan tulisan anda...
tapi sekali lagi, arah perbincangan saya bukan ke sana... sasaran saya bukan itu.
Title: Re: Manjusri
Post by: tesla on 03 March 2008, 05:33:47 PM
Quotebahkan kalo kita pikir2, semasa hidup buddha sampai beberapa puluh (ratus?) tahun sesudah parinibbana, tidak dikenal yg namanya patung buddha. dalam hal ini agar konsisten dalam bersikap, apakah para murniwan dan murniwati perlu menganjurkan pemusnahan seluruh patung2 buddha karena patung2 itu adalah praktek yg tidak "murni", menyesatkan (soalnya bisa diminta2in juga) dan tidak dikenal di jaman sang buddha?

inilah uniknya ajaran Buddha...

berbeda dg ajaran agama lain, agama Buddha tidak menentang budaya-budaya yg tidak bertentangan dg inti ajaran Buddha (+baik, -jahat, sucikan pikiran). kalau seperti sistem kasta & perbudakan, tentu saja ditolak. karena hal tsb dapat memberikan penderitaan langsung bagi banyak mahkluk.

sedangkan kalau 'berdoa', 'minta perlindungan', dll setahu saya tidak ditolak oleh ajaran Buddha. kita sebagai penghuni samsara sudah pasti mengalami begitu banyak penderitaan. dg adanya sebuah eksistensi (apakah ilusi ataupun tidak) kalau dapat menghilangkan penderitaan (setidaknya penderitaan mental), tentu tidak bertentangan dg ajaran Buddha.

men-down-kan orang yg berdoa/menyembah apalagi dg cara kasar... jelas akan memberikan penderitaan (setidaknya mental, karena dirasakan menghina). jadi walau sebenarnya kita mencoba memberikan pengertiaan yg benar, tapi kalau malah menghasilkan penderitaan bagi orang lain, artinya kita sebenarnya tidak mempraktekkan ajaran Buddha, alias hanya tau teori.

berbeda dg agama lain yg menentang kita utk pergi vihara. sikap umat Buddha yg benar tidak menentang orang lain dg melarang dia pergi ke gereja ataupun mesjid (ataupun yg lain) dgn mengatakan itu salah/bodoh ataupun dg mengatakan menyembah/minta perlindungan adalah hal tolol. melainkan dg membangun kondisi-kondisi agar orang lain mengerti, tanpa ada rasa paksaan ataupun penghinaan yg menghasilkan penderitaan bagi orang lain. bukan utk memenuhi ego agar orang lain tahu bahwa kita paling benar, melainkan utk membantu orang lain dapat lebih terlepas dari penderitaan...

:lotus:

Title: Re: Manjusri
Post by: Hikoza83 on 04 March 2008, 11:06:42 AM
Quote from: morpheus on 03 March 2008, 04:09:46 PM
bang hikoza, saya setuju dengan tulisan anda...
tapi sekali lagi, arah perbincangan saya bukan ke sana... sasaran saya bukan itu.

wew, maybe hitler berkenan memberi penjelasan tentang cinta kasih kepada mahatma gandhi.... :P
mudah2an kali ini ga salah sasaran, bro morpheus.  :)


By : Zen
Title: Re: Manjusri
Post by: morpheus on 04 March 2008, 11:13:50 AM
hitler? gandhi? sekarang giliran saya yg kagak ngarti nih :o
Title: Re: Manjusri
Post by: Hendra Susanto on 04 March 2008, 06:04:07 PM
Quotengehek
wakakkkkakakkakakka.........
Title: Re: Manjusri
Post by: karma_rinchen on 24 May 2008, 01:05:03 PM
Hindu berasal dari buddhism.... thats what i know ;D
Title: Re: Manjusri
Post by: Edward on 24 May 2008, 04:53:45 PM
Hinduism sudah ada jauh sebelum Sidharta lahir lho...
Title: Re: Manjusri
Post by: kiman on 13 June 2008, 09:12:28 PM
Quote from: karma_rinchen on 24 May 2008, 01:05:03 PM
Hindu berasal dari buddhism.... thats what i know ;D
Hindu duluan, Sidharta belajar dengan para pertapa Hindu, lalu Sidharta mencapai pencerahannya sendiri (karena pertapaan yg dilakukan umat Hindu terlalu keras n bisa menyebabkan kematian). Hindu tidak berasal dari buddhism. Hindu memiliki konsepnya sendiri. Gitu bro..
Title: Re: Manjusri
Post by: kiman on 13 June 2008, 09:14:07 PM
dah itu pertapa Hindu tersebut malah menjadi murid Sidharta Gautama...
Title: Re: Manjusri
Post by: ariesz.pratama on 15 June 2008, 07:50:13 PM
Quote from: tesla on 03 March 2008, 05:33:47 PM
men-down-kan orang yg berdoa/menyembah apalagi dg cara kasar... jelas akan memberikan penderitaan (setidaknya mental, karena dirasakan menghina). jadi walau sebenarnya kita mencoba memberikan pengertiaan yg benar, tapi kalau malah menghasilkan penderitaan bagi orang lain, artinya kita sebenarnya tidak mempraktekkan ajaran Buddha, alias hanya tau teori.

Saya setuju. Karena memang tidak semua orang mempelajari Buddhisme
untuk mencapai pembebasan. Beberapa hanya untuk mencari penghiburan
sesaat. Beberapa lainnya hanya mencari kepuasan intelektual.

Bagi mereka yang mencari kepuasan intelektual, bisa jadi karena Buddhisme
dianggapnya lebih logis ketimbang ajaran lain. Atau bisa juga karena dia ingin
bisa men-down-kan orang lain dengan pengetahuannya yang lebih "superior"
itu. Btw, sadarkah kalian, bahwa orang-orang seperti itu sebenarnya sedang
men-dewa-kan pengetahuan dan logika nya sendiri. 

Semoga mereka sadar... _/\_

Title: Re: Manjusri
Post by: El Sol on 15 June 2008, 08:11:47 PM
 [at] atas

contohnya eloe yg baru 2 post isinya semua meng-kritik gw..

good2..

nice..

ketauan deh klonengan palenk..