Apa .... Di mana ..... Dari mana .... Ke mana ... ?
Sejak kecil manusia telah terbiasa dengan istilah roh, baik secara lisan maupun di dalam batin. Di dalam perialanan kehidupan sehari-hari, efek tentang, roh di dalam batin itu sangat kuat, bahkan sangat erat kaitannya dengan Prilaku Orang itu dalam menghadapi setiap aktivitasnya. Mengapa sejak kecil manusia telah terlekati oleh konsep tentang roh tersebut? Secara sportif diakui bahwa penga¬ruh lingkungan (keluarga, tetangga, dan seterusnya) begitu -kuat. Secara sadar atauplm tidak, baik umat Buddha ataupun bukan telah menanamkan konsep roh itu kepada orang di sekitarnya, dan 'memeli¬hara' konsep itu. Tentu umat Buddha tersebut bertitel 'umat KTP atau mereka yang berani menyebut dirinya sebagai pakar Buddhis, namun tak pemah mau mengkaji dan mempraktekkan ajaran Buddha secara konsisten.
Kita semua menyadari bahwa di sekitar kita penuh dengan pan¬dangan sesat tentang roh Nang senantiasa ada di dalam tubuh. merasa¬kan, melihat, serta dapat 'bertransinigrasi ke surga atau ke neraka abadi. Spekulasi ini terus berlangsung, bahkan Para ilmuwan yang selalu berasaskan logika dan sistematika berpikir masih terus berspeku¬Iasi dalam usaharnya menelanjangi misteri Roh.
DNA (asam deoksi ribonukleat) ROH ?
Secara biologi. makhluk tersusun atas organ-organ. Organ tersusun atas jaringan-jaringan yang memiliki fungsi unik. Jaringan terbentuk oleh gabungan ribuan bahkan jutaan sel. Sel merupakan bagian terkecil dari makhluk yang mampu beraktivitas hidup. Apabila sel kita urai lagi, maka sel tersusun atas komponen sel (organel) yang dibentuk oleh senyawa karbohidrat, Protein, lipid dan asam nukleat. Senyawa-senyawa tersebut berasal dari oksigen. karbondioksida, nitrogen, garam organik dan ion logam yang umum dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Masalahnya, apakah perbedaan antara zat hidup dan tak hidup? Ciri utama pembeda zat hidup dan tak hidup adalah kemampuan mere¬plikasi diri menghasilkan zat yang memiliki bentuk. struktur molekul dan massa yang identik dengan zat asal. Kemampuan ini dimiliki oleh makromolekul DNA RNA. Melihat hal ini, di dalam sebuah surat kabar ibukota diberitakan bahwa ada pendapat dari ahli filsafat biokimia yang mengatakan kalau roh itu ada. maka ada di dalam DNA bahkan menyamakan DNA dengan roh! Agaknya tertalu pagi untuk memberi ja¬waban 'ya' bagi pemyataan tersebut, apalagi bagi 'umat Buddha, walau¬pun DNA dapat digunakan sebagai sarana mengubah sistem hidup melalui rekayasa genetika.
-APA ROH ITU ?
Sang Buddha menghadapi semua teori dan spekulasi roh kekal ini dengan doktrin Anatta, yang berarti tanpa roh, tanpa aku. Seseorang harus melihat secara objektif apa yang disebut roh itu secara semesti¬nya. Roh semata-mata kombinasi dari kekuatan yang berubah (anicca). Hal ini memerlukan penjelasan analitis.
Sang Buddha mengajarkan bahwa apa yang kita anggap sesuatu yang kekal di dalam diri kita hanyalah kombinasi fenomena fisik dan batin (Pancakkhandha), yang terdiri atas fenomena jasmanil, materi (rupa¬kkhandha), fenomena perasaan (vedana-kkhandha), fenomena pencerapan (sannakkhandha), fenomena bentuk-bentuk pikiran (sankharakkhandha) dan fenomena kesadaran (vinnanakkhandha). Fenomena-fenomena ini bekerja sama dalam sebuah aliran perubahan; mereka tak pernah sama dalam satu saat yang beriringan. Mereka merupakan komponen psiko¬fisik kehidupan. Di dalam psiko-fisik kehidupan ini Sang Buddha tidak menemukan roh kekal. Namun, masih banyak orang yang memiliki miskon¬sepsi bahwa roh itu kesadaran. Kepercayaan akan kekekalan roh merupa¬kan sebuah dogma yang bertentangan dengan kebenaran empiris. Menurut Buddha Dhamma. -.istilah orang atau jiwa merupakan pannatti dhamma, namun secara paramattha dhamma, istilah itu tidak ada lagi.
DIMANA ROH MENGALAMI OBJEK DAN DARIMANA ROH ITU MUNCUL?
Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia mengalami rangsangan luar. Kita pun sadar mengalaminya. Kesadaran itu telah lama dianggap sebagai- roh yang mengalami sesuatu dan bersifat kekal, padahal apa yang disebut 'kesadaran' itu merupakan bagian dari pancakkhandha. Kesadaran atau vinnanakkhandha (citta) selalu berkombinasi dengan tiga kelompok batin lain (cetasika). Mereka mempunyai objek yang sama, timbul bersama, lenyap bersama. selalu berubah-ubah, dan memiliki kualitas yang berbeda.
Pengalaman-pengalaman dalam kehidupan sehari-hari secara global dapat dikelompokkan meniadi enam, yaitu pengalaman melihat, mencium, merasa kecapan, mendengar, pengalaman serituhan badan, dan Pengalaman melalui pikiran. Pengalaman-pengalaman itu menyangkut segi batiniah dan kesadaran yang mengalami keenam dunia tersebut memiliki fungsi yang unik (khas). Munculnya kesadaran tersebut sepenuhnya tergantung pada kondisi. Sebagai contoh, kesadaran melihat adalah hasil (vipaka), diproduksi oleh kamma. Obiek penglihatan (ruparammana) mengkondisikan 'melihat' sebagai kesadaran melihat. Apabila tidak ada objek penglihatan, tidak muncul kesadaran melihat. Indera mata, sejenis rupa di dalam mata (pasada rupa) yang mampu menerima objek penglihatan, merupakan kondisi lain bagi proses melihat. Jadi, kesadaran melihat berbeda dengan kesadaran mendengar, juga berbeda dengan kesadaran lain. Fenomena di atas sangat berbeda pula dengan anggapan 'umum' yang menyatakan bahwa setiap kesadaran mengalami objek yang berbeda itu dialami oleh satu 'roh'. Fenomena di atas secara tegas 'mengkanvaskan ke bawah ring' teori roh kekal dan teori keakuan yang kekal..
Lantas akan muncul pertanyaan, apabila fenomena-fenomena itu demikian adanya, maka di manakah kesadaran itu mengalami objek dan dari manakah mereka muncul?
Llntuk menjawab pertanyaan tersebut, kita patut kembali merenungkan poses-proses batin melalui keenarn indera. Proses pikiran melalui pinti panca indera adalah sebagai berikut
1 41 3 4 S 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1, 2 dan 3 = Bhavanga citta (kesadaran penyambung kehidupan)
4 = panca-dvaravaijana citta (kesadaran menyelidiki obiek yang datang
menuju lima pintu inde-a)
5 = dvi-panca-vinnana citta (kesadaran rnelihat, mendengar, mencium,
merasakan rasa, dan kesadaran sentuhan badan)
6 = sampaticchana-citta (kesadaran menerima)
7 = santirana citta (kesadaran memeriksa/mengamati)
8 = votthapana citta (kesadaran memutuskan)
9 - 15 = javana citta (dorongan terhadap obiek Yyng talah diputuskan baik buruknya)
16 dan 17 = tad-arammana citta (kesadaran mencatat)
Kesadaran (citta) mengalami objek melalui pintu (dvara), sedangkan kesadaran (citta) itu sendiri muncul dari landasan (vatthu). Marilah kita amati skema di bawah ini untuk membedakan antara dvara dan vatthu :
Jenis citta dalam Setiap citta memiliki
proses pikiran di
pancavokara bhumi dvara vatthu rupa
Panicadvara vithi
Bhavanga -- Hadaya vatthu Hadaya rupa
Paficadvaravajjana Panca dvara Hadaya vatthu Hadaya rupa
dvipancavinnana Panca dvara Panca vatthu* Pasada rupa
sampaticchana Panca dvara Hadaya vatthu Hadaya rupa
santirana Panca dvara- Hadaya vatthu Hadaya rupa
votthapana Panca dvara Hadaya vatthu . Hadaya rapa
javana Panca dvara Hadaya vatthu Hadaya rupa
tadarammana Panca dvara Hadaya vatthu Hadaya rupa
Manodvara vithi
Bhavanga -- Hadaya vatthu Hadaya rupa
Manodvaravajjana Mano dvara Hadaya vatthu Hadaya rupa
(bhavangupaccheda)
Javana mano dvara Hadaya vatthu Hadaya rupa
tadarammana Mano dvara Hadaya vatthu Hadaya rupa
Panca vatthu ialah Cakkhu vatthu, Sota vatthu, Ghana vatthu, Jivha vatthu dan Kaya vatthu.
Para makhluk di alam yang memiliki nama dan rupa (pancavokara bhumi), kesadaran (citta) tak mungkin muncul tanpa jasmani. Sebuah citta yang muncul memiliki sebuah rupa sebagai tempat munculnya citta tersebut. Ketika terdapat kesadaran melihat, dapatkah melihat muncul di luar badan? Ketika mendengar atau berpikir, dapatkah citta¬citta itu muncul tanpa badan? Hal tersebut tidak mungkin terjadi. Dari mana munculnya kesadaran melihat? Kesadaran melihat tidak mungkin muncul di tangan atau di kaki kita! Kesadaran tersebut memerlukan mata sebagai landasan fisiknya. Cakkhuppasada rupa, rupa di dalam organ mata yang dapat menerima objek penglihatan (tepatnya retina), adalah landasan fisik (vatthu) tempat munculnya kesadaran melihat.
Landasan fisik (vatthu) ini tidak sama dengan pintu - (dvara)! walaupun cakkhuppasada rupa dalam hal ini adalah dvara, juga vatthu bagi kesa¬daran melihat (cakkhu vinnana), namun dvara dan vatthu memiliki fungsi yang berbeda. Cakkhu-dvara (pintu mata) adalah tempat di mana proses kesadaran melihat atau cakkhu dvara vithi citta (lebih dari satu citta yang terlibat) mengalami obiek penglihatan. Cakkhu vatthu (landasan fisik mata) adalah tempat munculnya kesadaran melihat (cakkhu vinnana) saja.
Cakkhu vatthu adalah landasan fisik hanya untuk kesadaran melihat, kesadaran lain di dalam proses melihat tersebut memili.ki vatthu (landasan) yang berbeda.
Landasan fisik untuk kesadaran mendengar adalah sotappasada rupa, untuk kesadaran merasakan kecapan adalah jivhappasada rupa, untuk kesadaran mencium adalah ghanappasada rupa, untuk kesadaran sentuhan badan adalah kayappassada rupa. Tujuh puluh Sembilan citta sisanya (tak termasuk dvipahca vinnana 10) muncul dari Hadaya Vatthu.
Landasari fisik keenam yang bukan termasuk pasada rupa 5 ialah Hadaya vatthu (landasan hati sanubari). Hadaya vatthu tidak sama dengan pintu pikiran (mano-dvara). Manodvara adalah citta, yaitu bhavanga upaccheda citta, citta sebelum manodvaravaijana citta (kesadaran menyelidiki objek dari pintu pikiran), sedangkan hadava vatthu adalah materi, yaitu hadaya rupa (unsur hati sanubari).
KEMANA ROH ITU PERGI ?
Secara analitis, dapat kembali dilihat di dalam proses pikiran melalui panca dvara di atas bahwa setiap citta (kesadaran) yang muncul dan lenyap segera disusul dengan munculnya citta yang lain, demikian seterusnya, tanpa ada satu cela kosong di antara dua citta yang berurutan. Secara otomatis, cetasika pun muncul dan lenyap bersama citta yang disekutuinva. Ternyata, apa disebut roh yang merasakan segala sesuatu itu adalah semu, ilusi belaka. Aliran kesadaran yang muncul lenyap muncul lenyap tersebut berkondisi, dan apabila kondisi-¬kondisi tersebut tidak ada, kesadaran itu tidak akan ada. Dengan kata lain, kesadaran yang lenyap bukan berarti kesadaran itu pergi (transmi¬grasi) ke tempat atau wadah lain, juga bukan berarti bahwa kesadaran itu tetap diam. Perenungan itu memang unik dan inilah ciri khas Buddha Dhamma.
KALAU TIDAK ADA ROH, APAKAH YANG DITUMIMBAL-LAHIRKAN?
Di luar batin dan jasmani, yang menyusun makhluk hidup, Buddha Dhamma tidak mempercayai keberadaan roh kekal yang diperoleh makhluk dari sebuah sumber yang misterius. Di dalam pertanyaan 'apabila tak ada roh yang berpindah dari kehidupan ke kehidupan lain, apakah yang ditumimbal-lahirkan.", terdapat anggapan ada yang ditumimbal-lahirkan. Bagaimana mungkin tumimbal tahir terjadi tanpa satu roh yang dilahirkan?
.Menurut Buddha Dhamma. lahir adalah munculnya -khandha. Proses penjadian saat ini merupakan hasil dari keinginan menjadi pada kehidupan lampau, dan keinginan saat ini mengkondisikan hidup pada masa kelahiran mendatang. Proses di dalam satu jangka kehidupan merupakan aliran proses kesadaran vang dilanjutkan pada masa kehidupan berikutnya tanpa ada yang hijrah ke tempat lain; dan pandangan ini berbeda dengan teori reinkarnasi roh yang diajarkan oleh kepercayaan tertentu.
Ilmuwan modern mengi-lustrasikan proses tuimimbai lahir ini seperti bola-bola bilyar berangkai berdekatan. Misalnya, sebuah bola menggelin¬ding mengenai bola lain, bola menggelinding ini akan berhenti mati, sedangkan bola yang dikenainya akan bergerak, demikian seterusnya selama momentum atau impuls (dorongan) kamma masih ada, maka impuls tersebut akan melahirkan penggelindingan bola selanjutnya.
Jadi, ketika tumimbal lahir, tidak ada roh yang berpindah, namun ada khandha yang muncul. Kesadaran di dalam kelahiran yang baru tidak sama dengan kesadaran di dalam hidup yang telah lewat dan juga tidak berbeda, karena sekarang dan lampau masih dalam sebuah proses aliran kehidupan. ibarat keju, berasal dari susu namun keju tidak sama dengan susu, demikian pula kehidupan lampau tidak sama dengan kehidupan sekarang, namun sekarang berasal dari lampau.
DAFRAR PUSTAKA
Kaharuddin, J. 1989. Abhidhammatthasangaha. Sekolah Tingg; Agama Buddha Nalanda. Jakarta, 187hal.
Narada. The Buddha and His -teachings. Buddhist Misionary Society, Kuala Lumpur, 713 hal.
Van Gorkom, Nina. 1979. Abhidhamma in Daily Life. H.M. Gunasekera Trust, Sri Lanka, 259p.
Dimuat di dalam majalah Pancaran Dharma No. Mei 1989.
_/\_ :lotus:
Kebetulan ce Lily pernah post soal ini..
Pengen nanya neh..
Gw ada teman.. dia pernah cerita.. bahwa dulu dia pernah tertidur.. dan waktu itu dia mengalami roh nya melayang2.. dan ketika mau balik ke badannya gak bisa.. akhirnya setelah dicoba2 terus.. rohnya bisa balik.. dan dia langsung terbangun..
Bisa dijelaskan dari pandangan Buddhism ?
Di publik sering dibilang orang mempunyai 8 roh dan selama 8 jam orang meninggal tidak boleh di pegang, gimana pandangan secara buddhism?
Quote from: Forte on 06 December 2008, 12:01:47 PM
Kebetulan ce Lily pernah post soal ini..
Pengen nanya neh..
Gw ada teman.. dia pernah cerita.. bahwa dulu dia pernah tertidur.. dan waktu itu dia mengalami roh nya melayang2.. dan ketika mau balik ke badannya gak bisa.. akhirnya setelah dicoba2 terus.. rohnya bisa balik.. dan dia langsung terbangun..
Bisa dijelaskan dari pandangan Buddhism ?
apa mungkin bermimpi?
Quote from: Forte on 06 December 2008, 12:01:47 PM
Kebetulan ce Lily pernah post soal ini..
Pengen nanya neh..
Gw ada teman.. dia pernah cerita.. bahwa dulu dia pernah tertidur.. dan waktu itu dia mengalami roh nya melayang2.. dan ketika mau balik ke badannya gak bisa.. akhirnya setelah dicoba2 terus.. rohnya bisa balik.. dan dia langsung terbangun..
Bisa dijelaskan dari pandangan Buddhism ?
Dalam Buddhism tidak ada Roh.
Imo...Temanmu itu hanya bermimpi.
Penyebab mimpi yaitu :
1. Perbuatan sehari-hari yang baik/buruk, dapat menimbulkan kesadaran untuk bermimpi berkenaan dengan perbuatan sehari-hari tersebut
2. Kesadaran yang melekat dalam hal-hal yang berkesan, dapat menimbulkan mimpi berkenaan dengan hal-hal tersebut
3. Dewa yang memberikan mimpi
4. Unsur dalam tubuh tidak normal dapat menimbulkan mimpi
Nah...Jadi yang menyebabkan temanmu bermimpi itu kira-kira yang mana?
_/\_ :lotus:
Quote from: hatRed on 06 December 2008, 12:12:52 PM
Quote from: Forte on 06 December 2008, 12:01:47 PM
Kebetulan ce Lily pernah post soal ini..
Pengen nanya neh..
Gw ada teman.. dia pernah cerita.. bahwa dulu dia pernah tertidur.. dan waktu itu dia mengalami roh nya melayang2.. dan ketika mau balik ke badannya gak bisa.. akhirnya setelah dicoba2 terus.. rohnya bisa balik.. dan dia langsung terbangun..
Bisa dijelaskan dari pandangan Buddhism ?
apa mungkin bermimpi?
Nah... itu dia... karena dia dalam keadaan tidur...;D
_/\_ :lotus:
Quote from: LotharGuard on 06 December 2008, 12:06:14 PM
Di publik sering dibilang orang mempunyai 8 roh dan selama 8 jam orang meninggal tidak boleh di pegang, gimana pandangan secara buddhism?
Dalam Buddhism tidak ada Roh... yang ada hanya pancakkhandha...
_/\_ :lotus:
apakah Nama itu sama dengan Roh yg kita maksud disini?
atau Nama itu sebenarnya hanyalah kesadaran batin saja?
Di buku lu sheng yen mengajarkan meditasi dan mengatakan roh bisa keluar, bagaimana tuh ci?
Quote from: hatRed on 06 December 2008, 12:35:12 PM
apakah Nama itu sama dengan Roh yg kita maksud disini?
atau Nama itu sebenarnya hanyalah kesadaran batin saja?
coba baca yang ini...
Sang Buddha mengajarkan bahwa apa yang kita anggap sesuatu yang kekal di dalam diri kita hanyalah kombinasi fenomena fisik dan batin (Pancakkhandha), yang terdiri atas fenomena jasmanil, materi (rupa¬kkhandha), fenomena perasaan (vedana-kkhandha), fenomena pencerapan (sannakkhandha), fenomena bentuk-bentuk pikiran (sankharakkhandha) dan fenomena kesadaran (vinnanakkhandha). Fenomena-fenomena ini bekerja sama dalam sebuah aliran perubahan; mereka tak pernah sama dalam satu saat yang beriringan. Mereka merupakan komponen psiko¬fisik kehidupan. Di dalam psiko-fisik kehidupan ini Sang Buddha tidak menemukan roh kekal.
Namun, masih banyak orang yang memiliki miskon¬sepsi bahwa roh itu kesadaran. Kepercayaan akan kekekalan roh merupa¬kan sebuah dogma yang bertentangan dengan kebenaran empiris. Menurut Buddha Dhamma. -.istilah orang atau jiwa merupakan pannatti dhamma, namun secara paramattha dhamma, istilah itu tidak ada lagi.
dan ini...
Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia mengalami rangsangan luar. Kita pun sadar mengalaminya. Kesadaran itu telah lama dianggap sebagai- roh yang mengalami sesuatu dan bersifat kekal,
padahal apa yang disebut 'kesadaran' itu merupakan bagian dari pancakkhandha. Kesadaran atau vinnanakkhandha (citta) selalu berkombinasi dengan tiga kelompok batin lain (cetasika). Mereka mempunyai objek yang sama, timbul bersama, lenyap bersama. selalu berubah-ubah, dan memiliki kualitas yang berbeda.
_/\_ :lotus:
Quote from: ryu on 06 December 2008, 12:41:43 PM
Di buku lu sheng yen mengajarkan meditasi dan mengatakan roh bisa keluar, bagaimana tuh ci?
Itu ajaran Lu Sheng Yen... (kalo ga salah dia yang ngaku Buddha hidup kan? cmiiw)
_/\_ :lotus:
pada saat thread saya yang menanyakan penyambung tumimbal lahir.
saat itu (siapa yak lupa yg bilangin om markos keknya) citta yang mengandung sanna adalah penyalur dari satu kehidupan ke kehidupan berikutnya.
apakah citta ini juga mengandung pancakhanda saat disalurkan ke kehidupan berikutnya?
Bro Hatred....
Pancakkhandha = Rupa (Rupa 28), Perasaan (vedana cetasika), Pencerapan (sanna cetasika), bentuk-bentuk pikiran(Cetasika 50), kesadaran(Citta 89/121)
Ketika seseorang meninggal dunia...kesadarannya muncul cuti citta (kesadaran menjelang mati) dan kemudian di lanjutkan oleh patisandhi citta (kesadaran tumimbal lahir) dan setelah patisandhi cittanya ketemu dengan konsepsi antara sperma dan sel telur yang cocok dan jadi janin maka cittanya di lanjutkan oleh Bhavanga citta ( kesadaran penyambung kehidupan). Jadi bhavanga citta itu juga muncul bersamaan dengan sanna (cetasika) dan cetasika yang lain. Bersamaan kesadaran itu juga terjadi pula kelompok Rupa (Citta-citta itu membentuk materi/Rupa). cmiiw...
_/\_ :lotus:
Quote from: Forte on 06 December 2008, 12:01:47 PM
Kebetulan ce Lily pernah post soal ini..
Pengen nanya neh..
Gw ada teman.. dia pernah cerita.. bahwa dulu dia pernah tertidur.. dan waktu itu dia mengalami roh nya melayang2.. dan ketika mau balik ke badannya gak bisa.. akhirnya setelah dicoba2 terus.. rohnya bisa balik.. dan dia langsung terbangun..
Bisa dijelaskan dari pandangan Buddhism ?
Kasusnya mirip dengan kasus yg katanya pernah terjadi di ruang bedah di sebuah RS di Inggris. Katanya orang yg dioperasi itu melihat jelas apa saja yg dilakukan oleh para dokter sewaktu melakukan operasi (pasien ybs dibius pingsan). Katanya roh pasien itu melayang2 di ruang operasi dan segera setelah kembali ke tubuhnya, orang itu mampu mengingat semua yg terjadi.
Saya pernah bertanya pada seorang Bhikkhu, dan Beliau menjawab seperti ini :
"Mungkin saja orang itu sudah meninggal dan bertumimbal lahir menjadi makhluk halus. Karena ada kekuatan kamma (mungkin upadana juga), maka makhluk halus itu berada di sekitar lokasi di mana tubuhnya berada. Dan setelah kamma pendukung kehidupan makhluk halus itu habis, dia pun bertumimbal lahir kembali. Karena tubuh yg 'ditinggalkan' itu masih dalam kondisi baik, ada kemungkinan makhluk halus itu dapat bertumimbal lahir lagi menjadi orang yg tertidur itu." ::)
Quote from: upasaka on 06 December 2008, 01:32:28 PM
"Mungkin saja orang itu sudah meninggal dan bertumimbal lahir menjadi makhluk halus. Karena ada kekuatan kamma (mungkin upadana juga), maka makhluk halus itu berada di sekitar lokasi di mana tubuhnya berada. Dan setelah kamma pendukung kehidupan makhluk halus itu habis, dia pun bertumimbal lahir kembali. Karena tubuh yg 'ditinggalkan' itu masih dalam kondisi baik, ada kemungkinan makhluk halus itu dapat bertumimbal lahir lagi menjadi orang yg tertidur itu."
saya rasa tidak mungkin, karena manusia adalah makhluk yg dilahirkan melalui janin bukan??
(kebetulan saya baru baca "namarupa" ref /ulasan dari yumi)
Quote from: hatRed on 06 December 2008, 01:38:33 PM
Quote from: upasaka on 06 December 2008, 01:32:28 PM
"Mungkin saja orang itu sudah meninggal dan bertumimbal lahir menjadi makhluk halus. Karena ada kekuatan kamma (mungkin upadana juga), maka makhluk halus itu berada di sekitar lokasi di mana tubuhnya berada. Dan setelah kamma pendukung kehidupan makhluk halus itu habis, dia pun bertumimbal lahir kembali. Karena tubuh yg 'ditinggalkan' itu masih dalam kondisi baik, ada kemungkinan makhluk halus itu dapat bertumimbal lahir lagi menjadi orang yg tertidur itu."
saya rasa tidak mungkin, karena manusia adalah makhluk yg dilahirkan melalui janin bukan??
(kebetulan saya baru baca "namarupa" ref /ulasan dari yumi)
Saya tidak berani berspekulasi mengenai hal ini. Saya hanya pernah mendengar penjelasan dari seorang Bhikkhu seperti di quote itu. Tapi, mungkin memang bisa begitu... Apa seh yg gak mungkin di dunia ini ? -> (kata preman di daerah gw... :)))
kalo g seh , "Apa sih yang gak ada di Internet?" :))
[at] Lily and All
teng Q atas Dhammanya
Quote from: upasaka on 06 December 2008, 01:32:28 PM
Quote from: Forte on 06 December 2008, 12:01:47 PM
Kebetulan ce Lily pernah post soal ini..
Pengen nanya neh..
Gw ada teman.. dia pernah cerita.. bahwa dulu dia pernah tertidur.. dan waktu itu dia mengalami roh nya melayang2.. dan ketika mau balik ke badannya gak bisa.. akhirnya setelah dicoba2 terus.. rohnya bisa balik.. dan dia langsung terbangun..
Bisa dijelaskan dari pandangan Buddhism ?
Kasusnya mirip dengan kasus yg katanya pernah terjadi di ruang bedah di sebuah RS di Inggris. Katanya orang yg dioperasi itu melihat jelas apa saja yg dilakukan oleh para dokter sewaktu melakukan operasi (pasien ybs dibius pingsan). Katanya roh pasien itu melayang2 di ruang operasi dan segera setelah kembali ke tubuhnya, orang itu mampu mengingat semua yg terjadi.
Saya pernah bertanya pada seorang Bhikkhu, dan Beliau menjawab seperti ini :
"Mungkin saja orang itu sudah meninggal dan bertumimbal lahir menjadi makhluk halus. Karena ada kekuatan kamma (mungkin upadana juga), maka makhluk halus itu berada di sekitar lokasi di mana tubuhnya berada. Dan setelah kamma pendukung kehidupan makhluk halus itu habis, dia pun bertumimbal lahir kembali. Karena tubuh yg 'ditinggalkan' itu masih dalam kondisi baik, ada kemungkinan makhluk halus itu dapat bertumimbal lahir lagi menjadi orang yg tertidur itu."
::)
Kalo orang yang tidur itu tidak mungkin tumimbal lahir lagi....kecuali dia mati suri (ada 2 kemungkinan yaitu belum mati dan benar2 udah mati, kalo udah mati berarti dia tumimbal lahir lagi di tubuh itu)
Quote from: hatRed on 06 December 2008, 01:38:33 PM
Quote from: upasaka on 06 December 2008, 01:32:28 PM
"Mungkin saja orang itu sudah meninggal dan bertumimbal lahir menjadi makhluk halus. Karena ada kekuatan kamma (mungkin upadana juga), maka makhluk halus itu berada di sekitar lokasi di mana tubuhnya berada. Dan setelah kamma pendukung kehidupan makhluk halus itu habis, dia pun bertumimbal lahir kembali. Karena tubuh yg 'ditinggalkan' itu masih dalam kondisi baik, ada kemungkinan makhluk halus itu dapat bertumimbal lahir lagi menjadi orang yg tertidur itu."
saya rasa tidak mungkin, karena manusia adalah makhluk yg dilahirkan melalui janin bukan??
(kebetulan saya baru baca "namarupa" ref /ulasan dari yumi)
Manusia bisa lahir dengan melalui 4 cara :
1. Kandungan
2. Telur
3. Spontan
4. Kelembaban
_/\_ :lotus:
QuoteManusia bisa lahir dengan melalui 4 cara :
1. Kandungan
2. Telur
3. Spontan
4. Kelembaban
lagi sepi saya tanya aja ya ci lily, WHY :hammer:
WHY WOUT? ;D
Itulah yang tercantum dalam Abhidhamma...pokoknye manusia bisa lahir melalui ke 4 cara itu.
_/\_ :lotus:
[at] Lily
QuoteManusia bisa lahir dengan melalui 4 cara :
1. Kandungan
2. Telur
3. Spontan
4. Kelembaban
maksudnya Makhluk kali yak?
keknya manusia cuma dari janin kan.
Quote from: Lily W on 06 December 2008, 06:24:52 PM
Quote from: upasaka on 06 December 2008, 01:32:28 PM
Quote from: Forte on 06 December 2008, 12:01:47 PM
Kebetulan ce Lily pernah post soal ini..
Pengen nanya neh..
Gw ada teman.. dia pernah cerita.. bahwa dulu dia pernah tertidur.. dan waktu itu dia mengalami roh nya melayang2.. dan ketika mau balik ke badannya gak bisa.. akhirnya setelah dicoba2 terus.. rohnya bisa balik.. dan dia langsung terbangun..
Bisa dijelaskan dari pandangan Buddhism ?
Kasusnya mirip dengan kasus yg katanya pernah terjadi di ruang bedah di sebuah RS di Inggris. Katanya orang yg dioperasi itu melihat jelas apa saja yg dilakukan oleh para dokter sewaktu melakukan operasi (pasien ybs dibius pingsan). Katanya roh pasien itu melayang2 di ruang operasi dan segera setelah kembali ke tubuhnya, orang itu mampu mengingat semua yg terjadi.
Saya pernah bertanya pada seorang Bhikkhu, dan Beliau menjawab seperti ini :
"Mungkin saja orang itu sudah meninggal dan bertumimbal lahir menjadi makhluk halus. Karena ada kekuatan kamma (mungkin upadana juga), maka makhluk halus itu berada di sekitar lokasi di mana tubuhnya berada. Dan setelah kamma pendukung kehidupan makhluk halus itu habis, dia pun bertumimbal lahir kembali. Karena tubuh yg 'ditinggalkan' itu masih dalam kondisi baik, ada kemungkinan makhluk halus itu dapat bertumimbal lahir lagi menjadi orang yg tertidur itu."
::)
Kalo orang yang tidur itu tidak mungkin tumimbal lahir lagi....kecuali dia mati suri (ada 2 kemungkinan yaitu belum mati dan benar2 udah mati, kalo udah mati berarti dia tumimbal lahir lagi di tubuh itu)
Yang di bold itu lahir bukan melalui janin.
_/\_ :lotus:
Jadi memungkinkan manusia lahir lewat selain janin??
QuoteJenis-jenis tumimbal lahir :
Tumimbal lahir makhluk hidup dapat dikelompokkan ke dalam 4 cara, yaitu :
1. Jalabuja yoni, tumimbal lahir melalui cara kandungan ; contoh : manusia, sapi, setan, dewa tingkat rendah juga dapat lahir melalui cara ini
2. Andaja yoni, tumimbal lahir melalui cara bertelur; contoh : ayam,ular,s etan, dewa tingkat rendah, manusia juga dapat lahir melalui cara ini
3. Sansedaja yoni, tumimbal lahir melalui cara kelembaban dengan perkembangan pertumbuhan dari kecil lalu menjadi dewasa; contoh : nyamuk, kelahiran veluvadi dari buah, padumvadi (manusia) dari teratai, anaknya padumvadi dari darah, setan, dewa juga dapat lahir melalui cara ini.
4. Opapatika yoni, tumimbal lahir melalui cara spontan dengan perkembangan pertumbuhan langsung besar/dewasa; contoh : setan, dewa, brahma, manusia, binatang, juga dapat lahir melalui cara ini.
T_T ini kan ci lily sendiri yg bilang
namaste suvatthi hotu
sorry keluar dari topik
ada yg ingat raja sakka mencuri relik gigi ada di thread mana?
tolong di infokan di SB aja ya
thuti
[at] all
jadi ada jawaban yg lebih sesuai dengan dhamma atas pertanyaan forte gk?
Quote from: hatRed on 06 December 2008, 06:52:49 PM
Jadi memungkinkan manusia lahir lewat selain janin??
Ya Yalah....
_/\_ :lotus:
Quote from: RAIN on 06 December 2008, 06:53:27 PM
QuoteJenis-jenis tumimbal lahir :
Tumimbal lahir makhluk hidup dapat dikelompokkan ke dalam 4 cara, yaitu :
1. Jalabuja yoni, tumimbal lahir melalui cara kandungan ; contoh : manusia, sapi, setan, dewa tingkat rendah juga dapat lahir melalui cara ini
2. Andaja yoni, tumimbal lahir melalui cara bertelur; contoh : ayam,ular,s etan, dewa tingkat rendah, manusia juga dapat lahir melalui cara ini
3. Sansedaja yoni, tumimbal lahir melalui cara kelembaban dengan perkembangan pertumbuhan dari kecil lalu menjadi dewasa; contoh : nyamuk, kelahiran veluvadi dari buah, padumvadi (manusia) dari teratai, anaknya padumvadi dari darah, setan, dewa juga dapat lahir melalui cara ini.
4. Opapatika yoni, tumimbal lahir melalui cara spontan dengan perkembangan pertumbuhan langsung besar/dewasa; contoh : setan, dewa, brahma, manusia, binatang, juga dapat lahir melalui cara ini.
T_T ini kan ci lily sendiri yg bilang
Bro Rain yang baik...
Anumodana.... masih ingat postingan saya yang itu. GRP sent... ;D
_/\_ :lotus:
Quote from: upasaka on 07 December 2008, 11:19:24 PM
[at] all
jadi ada jawaban yg lebih sesuai dengan dhamma atas pertanyaan forte gk?
Udah saya jawab di hal 1.
_/\_ :lotus:
Quote from: Lily W on 06 December 2008, 06:36:29 PM
WHY WOUT? ;D
Itulah yang tercantum dalam Abhidhamma...pokoknye manusia bisa lahir melalui ke 4 cara itu.
_/\_ :lotus:
selain manusia di lahirkan dari Janin,ke tiga cara yang tercantum dalam Abhidhamma, apakah itu proses kelahiran manusia.?
[at] atas...
Manusia bisa lahir dengan melalui ke 4 cara tersebut....
_/\_ :lotus:
Quote from: cunda on 06 December 2008, 06:55:35 PM
namaste suvatthi hotu
sorry keluar dari topik
ada yg ingat raja sakka mencuri relik gigi ada di thread mana?
tolong di infokan di SB aja ya
thuti
Kalau2 masih belum nemu, di sini Romo:
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=933.90
SB apaan yah?
Quote from: hendrako on 08 December 2008, 06:30:56 PM
Quote from: cunda on 06 December 2008, 06:55:35 PM
namaste suvatthi hotu
sorry keluar dari topik
ada yg ingat raja sakka mencuri relik gigi ada di thread mana?
tolong di infokan di SB aja ya
thuti
Kalau2 masih belum nemu, di sini Romo:
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=933.90
SB apaan yah?
namaste suvatthi hotu
Threadnya udh ketemu bahkan sumber suttanya jg udh ketemu di Thupavaṃso; Cūḷāmaṇidussa thupadvayakathā
SB = shout box
Thuti
Quote from: sukma on 08 December 2008, 05:46:51 PM
Quote from: Lily W on 06 December 2008, 06:36:29 PM
WHY WOUT? ;D
Itulah yang tercantum dalam Abhidhamma...pokoknye manusia bisa lahir melalui ke 4 cara itu.
_/\_ :lotus:
selain manusia di lahirkan dari Janin,ke tiga cara yang tercantum dalam Abhidhamma, apakah itu proses kelahiran manusia.?
dear sukma,
mgkn lebih tepatnya adalah "media utk lahir", bukan "proses kelahiran"
kalau proses itu, bagaimana maranasannavitthi (kesadaran sblm kematian), disambung cuti citta, kemudian menjadi patisandhi citta.
Kemudian bertemu dengan rupa/fisik yg sesuai dan jadilah manusia
semoga bisa dimengerti yah
Quote from: cunda on 08 December 2008, 08:58:19 PM
Quote from: hendrako on 08 December 2008, 06:30:56 PM
Quote from: cunda on 06 December 2008, 06:55:35 PM
namaste suvatthi hotu
sorry keluar dari topik
ada yg ingat raja sakka mencuri relik gigi ada di thread mana?
tolong di infokan di SB aja ya
thuti
Kalau2 masih belum nemu, di sini Romo:
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=933.90
SB apaan yah?
namaste suvatthi hotu
Threadnya udh ketemu bahkan sumber suttanya jg udh ketemu di Thupavaṃso; Cūḷāmaṇidussa thupadvayakathā
SB = shout box
Thuti
Anumodana,
karena ternyata sudah nemu bahkan telah menemukan sumber suttanya.
_/\_
_/\_ salam ...........pusat kehidupan,,,,,,pusat kesadaraan,,,,,dan pusat perasa
maap kalau sy disini mau mengoreksi sedikit topik anda sebelum sy mengomentari topik anda..... ^:)^
dari tulisan yg anda tulis dari awal sampai akhir sy malah bingung(orang kampung or orang brengsek)
anda telah banyak menulis kata2 yg kurang saya mengerti apa lagi saya pahami karna bahasanya tinggi sekali buat saya yg sedikit sekali baca kitab kitab.........
saya hanya ingin bahasa yg lebih sederhana agar saya bisa memahami and kaga salah menafsirkan maksud anda di dalam tulisan ini ^:)^
menurut sy pribadi selama saya mengenal agama buddha sy berpendapat antara aku dan roh tidak sama.
karena yg di maksud aku dalam pengertia saya itu adalah jiwa kita bukan roh yg secara mutlak milik SHANGHYANG ADI BUDDHA
ini adalah hasil pemikiran sy selama saya mengenal dan menjadi siswa BUDDHA yg sangat buruk dalam pengamalan ajaran BUDDHA.
roh terjadi karena firman(sabda) ADI BUDDHA dia kekal tak terpengaruh oleh hukum perubahan(annica)
penjelasan:roh itu dari firman dan firman akan abadi(kekal) dari DIA firman bermula seperti bermulanyya kehidupan berserta alam semesta yg luas ini..........
bila kita mengatakan bahwa roh tidak kekal maka kita akan menyangkal bahwa TUHAN itu abadi. sebab BUDDHA sendiri menyadari bahwa ada kekuatan /kekuasaan/sumber kehidupan yg besar yg memulai pertama kali kehidupan walau itu terjadi oleh aksi dan reaksi.
roh tidak akan merasakan/menanggung dan mengalami karma/sedih dan duka sebab dia murni tidak akan tercemar oleh kehidupan,dia hanya memberikan suatu energi untuk jiwa kita dan jiwa m,emberikan energi pada fisik sama seperti hukum atom.
gabungan - and + menjadi atom menjadi sel menjadi rupa, bila BUDDHA sendiri berkata mana yg namanya aku betul tidak ada sebab itu semua terbentuk oleh gabungan unsur2 zat tersebut
dimana roh bila itu sudah terpisah dari satu dengan satu lainnya saya berpendapat ROH MENJADI RUANG KOSONG BAGI KUMPULAN2 ZAT KEHIDUPAN.
seperti kosong tapi ada pembatasaannya(tembok2 yg membatasi) bila kita masuk ke dalam kamar yg tidak ada apa2nya kita akan berpendapat itu kosong tapi bila kita melihat secara luas itu kamarnya ada tapi kosong
intinya YG KOSONG SEBENARNYA ADA,YG ADA SEBENARNYA KOSONG
bila ada kesalahaan mohon maaf dan mohon bimbingannya.......................
_/\_ _/\_ _/\_ _/\_ _/\_ _/\_ _/\_ _/\_ _/\_ _/\_ _/\_ _/\_ _/\_ _/\_ _/\_ _/\_ _/\_ _/\_ _/\_ _/\_
[at] waliagung
wah, sama donk. kalo saya menganggap "Roh" disini bukan kek hantu atau setan2. tapi analogi saya adalah seperti Listrik. yang tidak melekat terhadap peralatan elektronik yang di naunginya.
[at] hat :
walau ga melekat tapi listrik tetap sebagai "penguasa".... jika tidak ada listrik maka peralatan elektronik tidak berfungsi
demikian juga konsep ROH sesuai paham samawi
dan hal ini justru kontradiksi dengan konsep ANATTA, yaitu bhw tidak adanya ATTA atau ROH, atau apapun yg menjalankan
nama dan rupa adalah seperti 1 koin dgn 2 sisi.
Nama tidak bisa berfungsi tanpa Rupa, demikian juga Rupa tidak bisa berfungsi tanpa nama
semoga perbedaanya bisa dilihat yah
[at] atas :
menurut sy konsep anatta dlm pandangan buddha bukan roh tapi melainkan jiwa
memang dalam kitab suci bahasa indonesia atta selalu indentik dengan ROH
tapi menurut saya kurang tepat,untuk lebih jelas dan tdk ada perselisihan mari kita cari dahulu atta dalam bahasa pali itu apa artinya?
nama dan rupa adalah jiwa dan fisik.
jgn anda berpikir bahwa nama = roh
[at] waliagung
Anatta terdiri dari dua kosakata, yaitu :
- a adalah tidak
- atta adalah diri atau suatu keberadaan metafisik yang halus, jiwa
Di dalam Buddhisme, anatta adalah "tanpa Aku", "tanpa Roh" dan atau "tanpa substansi"
Aku = Jiwa = Roh adalah kosakata yang berdiri setara dengan konsep adanya suatu keberadaan metafisik yang halus di dalam tubuh jasmani.
Sang Buddha menolak paham attavada (keberadaan jiwa) ini. Dan di dalam skema Paticca Samuppada, dijelaskan bahwa nama (batin) dan rupa (fisik) adalah dua unsur yang saling berkerjasama mengarungi kehidupan, di dalam satu fenomena yang kita namakan 'makhluk' (satta).
Quote from: upasaka on 14 December 2008, 11:04:09 AM
[at] waliagung
Anatta terdiri dari dua kosakata, yaitu :
- a adalah tidak
- atta adalah diri atau suatu keberadaan metafisik yang halus, jiwa
Di dalam Buddhisme, anatta adalah "tanpa Aku", "tanpa Roh" dan atau "tanpa substansi"
Aku = Jiwa = Roh adalah kosakata yang berdiri setara dengan konsep adanya suatu keberadaan metafisik yang halus di dalam tubuh jasmani.
Sang Buddha menolak paham attavada (keberadaan jiwa) ini. Dan di dalam skema Paticca Samuppada, dijelaskan bahwa nama (batin) dan rupa (fisik) adalah dua unsur yang saling berkerjasama mengarungi kehidupan, di dalam satu fenomena yang kita namakan 'makhluk' (satta).
tapi kalau buddha dengan penolakan terhadap jiwa anda dengan melihat terjemahan pali indonesia sy kuran begitu yakin....
sebab banya bahasa pali yg di terjemahkan kedalam bahasa indonesia banyak yg kurang pas dari maksud arti yg sebenarnya menurut bahasa pali.....
kita tidak usah berpikira yg rumit mari kita sederhanakan...........................
anada percaya adanya TUHAN
anda percaya TUHAN menciptakan alam semesta ini untuk di pelajari oleh yg ada di dalamnya
anda percaya bahwa jasad yg anda gunakan saat ini milik orangtua anda
saya tunggu jawabanya karena sy perlu jawaban itu unutk meneruskan penjelasan sy nantinya....................
Quotenama dan rupa adalah jiwa dan fisik.
jgn anda berpikir bahwa nama = roh
yang jadi pertanyaan saya adalah "menurut anda,
bahasa pali nya 'roh' itu apa"...?
Namo Buddhaya... _/\_ ...
Quote from: upasaka on 14 December 2008, 11:04:09 AM
[at] waliagung
Anatta terdiri dari dua kosakata, yaitu :
- a adalah tidak
- atta adalah diri atau suatu keberadaan metafisik yang halus, jiwa
Di dalam Buddhisme, anatta adalah "tanpa Aku", "tanpa Roh" dan atau "tanpa substansi"
Aku = Jiwa = Roh adalah kosakata yang berdiri setara dengan konsep adanya suatu keberadaan metafisik yang halus di dalam tubuh jasmani.
Sang Buddha menolak paham attavada (keberadaan jiwa) ini. Dan di dalam skema Paticca Samuppada, dijelaskan bahwa nama (batin) dan rupa (fisik) adalah dua unsur yang saling berkerjasama mengarungi kehidupan, di dalam satu fenomena yang kita namakan 'makhluk' (satta).
betul sekali bro upasaka,
nama dan rupa memang tidak bisa dipisahkan dalam mengarungi lautan samsara ini.
berbeda dengan roh atau jiwa, yg menjadi motor utama hidup seseorang di paham lain
sekalian menambahkan bhw pengertian lain dari ATTA adalah mahluk brahma yg menciptakan alam semesta
jadi ANATTA juga merujuk pada tidak adanya maha brahma yg menjadi pencipta alam semesta (GOD/TUHAN)
semoga bisa bermanfaat
Quote from: waliagung on 14 December 2008, 10:43:56 AM
[at] atas :
menurut sy konsep anatta dlm pandangan buddha bukan roh tapi melainkan jiwa
memang dalam kitab suci bahasa indonesia atta selalu indentik dengan ROH
tapi menurut saya kurang tepat,untuk lebih jelas dan tdk ada perselisihan mari kita cari dahulu atta dalam bahasa pali itu apa artinya?
nama dan rupa adalah jiwa dan fisik.
jgn anda berpikir bahwa nama = roh
dear wali,
boleh tahu apa bedanya JIWA dengan ROH?
secara noun/kata benda, pengertian atta adalah :
- breath;
- soul;
- life;
- self;
- essence,
- nature;
- peculiarity;
- body;
- intellect,
- understanding;
- universal soul
jika dilihat secara adjective/kata sifat, maka dapat diartikan sebagai :
- having the nature of,
- consisting in,
- hence what is uniquely one's own
demikianlah sebenarnya konsep ATTA, itupun masih belum mencakup keseluruhan karena inti dari ANATTA sebenarnya akan berkaitan dengan Dukkha dan Anicca dimana semua mahluk itu hanyalah merupakan proses perubahan yg selalu berkelanjutan.
Semoga bisa bermnafaat
Quote from: waliagung on 16 December 2008, 01:05:31 AM
Quote from: upasaka on 14 December 2008, 11:04:09 AM
[at] waliagung
Anatta terdiri dari dua kosakata, yaitu :
- a adalah tidak
- atta adalah diri atau suatu keberadaan metafisik yang halus, jiwa
Di dalam Buddhisme, anatta adalah "tanpa Aku", "tanpa Roh" dan atau "tanpa substansi"
Aku = Jiwa = Roh adalah kosakata yang berdiri setara dengan konsep adanya suatu keberadaan metafisik yang halus di dalam tubuh jasmani.
Sang Buddha menolak paham attavada (keberadaan jiwa) ini. Dan di dalam skema Paticca Samuppada, dijelaskan bahwa nama (batin) dan rupa (fisik) adalah dua unsur yang saling berkerjasama mengarungi kehidupan, di dalam satu fenomena yang kita namakan 'makhluk' (satta).
tapi kalau buddha dengan penolakan terhadap jiwa anda dengan melihat terjemahan pali indonesia sy kuran begitu yakin....
sebab banya bahasa pali yg di terjemahkan kedalam bahasa indonesia banyak yg kurang pas dari maksud arti yg sebenarnya menurut bahasa pali.....
kita tidak usah berpikira yg rumit mari kita sederhanakan...........................
anada percaya adanya TUHAN
anda percaya TUHAN menciptakan alam semesta ini untuk di pelajari oleh yg ada di dalamnya
anda percaya bahwa jasad yg anda gunakan saat ini milik orangtua anda
saya tunggu jawabanya karena sy perlu jawaban itu unutk meneruskan penjelasan sy nantinya....................
Bro waliagung yang baik...
Atta itu diterjemahkan menjadi 'Aku'. Aku yang dimaksud adalah suatu keberadaan metafisik yang halus, yang tetap akan ada setelah jasmani ini terlapuk. Aku ini dalam masyarakat awam lebih dikenal dengan kosakata 'Roh', '
Soul', 'Jiwa', dan sebagainya. Dengan kata lain, Atta itu mencakup suatu substansi inti yang ada di dalam orang (makhluk).
Sang Buddha melihat bahwa Atta ini hanyalah ilusi pikiran manusia. Makanya Beliau memperkenalkan konsep Anatta. Dalam skala yang lebih luas, Anatta juga mencakup keseluruhan benda2 dan hal2 di Alam Semesta ini. Seperti yang Bro Markos jelaskan, konsep Anatta juga menyatakan tidak ada Pencipta Yang Mutlak (Tuhan atau Maha Brahma).
Bagaimana menurut Anda...?
[at]upasaka
bila anda berpikir demikian
sy bertanya lagi....(bukan mau berantem nih........)
bila tak ada sumber kehidupan bagaimana ada semesta alam berserta kita semua mahluk hidup didalamnya..........................
karena sebab akibat
Quote from: waliagung on 16 December 2008, 12:45:19 PM
[at]upasaka
bila anda berpikir demikian
sy bertanya lagi....(bukan mau berantem nih........)
bila tak ada sumber kehidupan bagaimana ada semesta alam berserta kita semua mahluk hidup didalamnya..........................
Pemikiran "harus" ada sumber kehidupan, membuat manusia terlahir berulang2.....
manusia jaman dulu menyembah matahari, krn menganggap matahari adl sumber kehidupan
manusia setelahnya menyembah dewa pencipta, krn menganggap manusia tidaklah mgkn muncul dgn sendirinya
muncul juga paham2 samawi, yg menganggap bhw adanya GOD sebagai pencipta
Tapi karena sudah jelas anda mempunyai pandangan ATTA, tentunya ga akan nyambung jika membahas ANATTA
makanya bagi saya, lebih baik diskusi ini diakhiri karena sudah jelas ga akan nyambung......
mau di LOCK ya? ;D (deal? )
_/\_ :lotus:
Quote from: waliagung on 16 December 2008, 12:45:19 PM
[at]upasaka
bila anda berpikir demikian
sy bertanya lagi....(bukan mau berantem nih........)
Bro Waliagung,
Saya setuju dengan anda... bila tak ada sumber kehidupan bagaimana ada semesta alam berserta kita semua mahluk hidup didalamnya..........................
Bro Waliagung,
Saya setuju dengan anda...
Tentu saja ada 'Sumber Kehidupan'.
Apa itu 'Sumber Kehidupan'? yaitu: Hawa Nafsu, Keinginan yg melekat kuat, yg menciptakan ilusi akan adanya AKU.... Itulah 'Sumber Kehidupan' kita.
::
Quote from: waliagung on 16 December 2008, 12:45:19 PM
[at]upasaka
bila anda berpikir demikian
sy bertanya lagi....(bukan mau berantem nih........)
bila tak ada sumber kehidupan bagaimana ada semesta alam berserta kita semua mahluk hidup didalamnya..........................
Anda menanyakan 'Penyebab Utama' yang bila saya jawab tentunya tidak akan relevan dengan pemahaman kita semua yang terbatas ini.
Saya akan bertanya balik kepada Anda...
Bagaimana mungkin sumber kehidupan bisa ada kalau tidak ada sumber kehidupan lain?
Quote from: willibordus on 16 December 2008, 01:04:55 PM
Quote from: waliagung on 16 December 2008, 12:45:19 PM
[at]upasaka
bila anda berpikir demikian
sy bertanya lagi....(bukan mau berantem nih........)
Bro Waliagung,
Saya setuju dengan anda... bila tak ada sumber kehidupan bagaimana ada semesta alam berserta kita semua mahluk hidup didalamnya..........................
Bro Waliagung,
Saya setuju dengan anda...
Tentu saja ada 'Sumber Kehidupan'.
Apa itu 'Sumber Kehidupan'? yaitu: Hawa Nafsu, Keinginan yg melekat kuat, yg menciptakan ilusi akan adanya AKU.... Itulah 'Sumber Kehidupan' kita.
::
welcome back ko will.......
Quote from: upasaka on 16 December 2008, 01:07:07 PM
Quote from: waliagung on 16 December 2008, 12:45:19 PM
[at]upasaka
bila anda berpikir demikian
sy bertanya lagi....(bukan mau berantem nih........)
bila tak ada sumber kehidupan bagaimana ada semesta alam berserta kita semua mahluk hidup didalamnya..........................
Anda menanyakan 'Penyebab Utama' yang bila saya jawab tentunya tidak akan relevan dengan pemahaman kita semua yang terbatas ini.
Saya akan bertanya balik kepada Anda...
Bagaimana mungkin sumber kehidupan bisa ada kalau tidak ada sumber kehidupan lain?
Atau saya bertanya ;
Pengerak yang Pertama yang Tidak Digerakkan,
Penyebab Pertama yang Tidak Disebabkan.
Quote from: waliagung on 16 December 2008, 12:45:19 PM
[at]upasaka
bila anda berpikir demikian
sy bertanya lagi....(bukan mau berantem nih........)
bila tak ada sumber kehidupan bagaimana ada semesta alam berserta kita semua mahluk hidup didalamnya..........................
mau baca tipitaka kaga ? kalo mau baca .. silakan di baca2 tipitaka, disana ada penjelasan yg lmyn pjg .. or ada yg lain mau kasi quote nya ? ;D
saya tidak ingat (tidak akan perna ingat ;D) di daerah tipitaka yg mana hal itu di tulis
Nanya,soal "anatta" berati tidak ada roh,saya mau nanya...Apa yang membangun manusia ini?
Salam hangat,
Riky
Quote from: sukma on 16 December 2008, 06:55:45 PM
Atau saya bertanya ;
Pengerak yang Pertama yang Tidak Digerakkan,
Penyebab Pertama yang Tidak Disebabkan.
Buntut-buntutnya causa prima deh neh keknye.
Tentang tuhan atau Mahabrahma :
BRAHMAJALA SUTTA
4 PANDANGAN SEMI-ETERNALIS (JIWA DAN DUNIA SEBAGIAN KEKAL SEBAGIAN TIDAK)
1. "Para bhikkhu, ada beberapa pertapa dan brahmana yang berpandangan "Semi-Eternalis" pada hal-hal tertentu, dengan menyatakan bahwa jiwa dan dunia ada bagian yang kekal dan ada bagian yang tidak kekal, dalam 4 pandangan. Apakah asal mula dan dasarnya maka mereka berpandangan demikian?"
Pandangan Kelima
2. "Para bhikhu, pada suatu masa yang lampau, setelah berlangsungnya suatu masa yang lama sekali, "bumi ini belum ada" (bumi ini belum ber-evolusi untuk terbentuk). Ketika itu, terdapatlah makhluk-makhluk hidup di alam dewa Abhassara, di situ, mereka hidup ditunjang oleh kekuatan pikiran, diliputi kegiuran, dengan tubuh yang bercahaya dan melayang-layang di angkasa, hidup diliputi kemegahan, dan mereka hidup demikian dalam masa yang lama sekali."
3. "Demikianlah, pada suatu waktu yang lampau, ketika berakhirnya suatu masa yang lama sekali, bumi ini mulai ber-evolusi dalam pembentukan, dan ketika hal ini terjadi, alam Brahma kelihatan dan masih kosong. Ada makhluk dari alam dewa Abhassara yang "masa hidupnya" atau "pahala karma baiknya" untuk hidup di alam itu telah habis, ia meninggal dari alam Abhassara dan terlahir kembali di alam Brahma. Di sini, ia hidup ditunjang oleh kekuatan pikirannya, diliputi kegiuran, dengan tubuh yang bercahaya dan melayang-layang di angkasa, hidup diliputi kemegahan, dan mereka hidup demikian dalam masa yang lama sekali."
4. "Karena terlalu lama ia hidup sendirian di situ, maka dalam dirinya muncul rasa ketidakpuasan, juga muncul suatu keinginan, "Semoga ada makhluk lain yang datang dan hidup bersama saya di sini!". Pada saat itu, ada makhluk lain yang disebabkan oleh masa hidupnya atau pahala karma baiknya untuk hidup di alamnya telah habis, mereka meninggal di alam Abhassara, dan terlahir kembali di alam Brahma sebagai pengikutnya, tetapi dalam banyak hal sama dengan dia."
5. "Para bhikkhu, berdasarkan itu, maka makhluk pertama yang terlahir di alam Brahma berpikir, "Saya brahma, maha brahma, maha agung, maha kuasa, maha tahu, sang penguasa, tuan dari semua, sang pembuat, sang pencipta, maha tinggi, penentu tempat bagi semua makhluk, asal mula kehidupan, bapa dari yang telah ada dan yang akan ada. Semua makhluk ini adalah ciptaanku. Mengapa demikian? Baru saja saya berpikir, "semoga mereka datang", dan berdasarkan pada keinginanku itu maka makhluk-makhluk ini muncul." Makhuk-makhluk itu pun berpikir, bahwa dia brahma, maha brahma, maha agung, maha kuasa, maha tahu, sang penguasa, tuan dari semua, sang pembuat, sang pencipta, maha tinggi, penentu tempat bagi semua makhluk, asal mula kehidupan, bapa dari yang telah ada dan yang akan ada. Kita semua adalah ciptaannya. Mengapa? Sebab, setahu kita, dialah yang lebih dahulu berada di sini, sedangkan kita muncul sesudahnya."
6. "Para bhikkhu, dalam hal ini, makhluk pertama yang berada di situ memiliki usia yang lebih panjang, lebih mulia, lebih berkuasa daripada makhluk-makhluk yang datang sesudahnya. Para bhikkhu, selanjutnya ada beberapa makhluk yang meninggal di alam tersebut dan terlahir kembali di bumi. Setelah berada di bumi, ia meninggalkan kehidupan berumah tangga dan menjadi pertapa. Karena hidup sebagai pertapa, maka dengan semangat, tekad, kewaspadaan dan kesungguhan dalam bermeditasi, pikirannya terpusat, batinnya menjadi tenang dan memiliki kemampuan untuk mengingat kembali satu kehidupannya yang lampau, tetapi tidak lebih dari itu. Mereka teringat kembali, bahwa dia brahma, maha brahma, maha agung, maha kuasa, maha tahu, sang penguasa, tuan dari semua, sang pembuat, sang pencipta, maha tinggi, penentu tempat bagi semua makhluk, asal mula kehidupan, bapa dari yang telah ada dan yang akan ada. Dialah yang menciptakan kami, dia tetap kekal dan keadaannya tidak berubah, dia akan tetap kekal selamanya, tetapi kami yang diciptakannya dan datang ke sini adalah tidak kekal, dapat berubah, dan memiliki usia yang terbatas."Selengkapnya ada dithread ini:
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=6901.msg116772#msg116772
Quote from: Riky_dave on 16 December 2008, 07:40:14 PM
Nanya,soal "anatta" berati tidak ada roh,saya mau nanya...Apa yang membangun manusia ini?
Salam hangat,
Riky
Membangun dalam artian apa? bisa lebih jelas?
Quote from: hendrako on 16 December 2008, 07:44:21 PM
Quote from: Riky_dave on 16 December 2008, 07:40:14 PM
Nanya,soal "anatta" berati tidak ada roh,saya mau nanya...Apa yang membangun manusia ini?
Salam hangat,
Riky
Membangun dalam artian apa? bisa lebih jelas?
Unsur2 kepada saya,anda,kamu,dia "ada"..Coba baca yang tentang "ruh" yang dipostkan oleh Lily... :)
Salam hangat,
Riky
Quote from: Riky_dave on 16 December 2008, 07:50:34 PM
Quote from: hendrako on 16 December 2008, 07:44:21 PM
Quote from: Riky_dave on 16 December 2008, 07:40:14 PM
Nanya,soal "anatta" berati tidak ada roh,saya mau nanya...Apa yang membangun manusia ini?
Salam hangat,
Riky
Membangun dalam artian apa? bisa lebih jelas?
Unsur2 kepada saya,anda,kamu,dia "ada"..Coba baca yang tentang "ruh" yang dipostkan oleh Lily... :)
Salam hangat,
Riky
Wah... pertanyaan anda dengan artikelnya sama2 membuat saya :o
Aye belajar yang ringan2 dulu deh.....
Quote from: sukma on 16 December 2008, 06:55:45 PM
Quote from: upasaka on 16 December 2008, 01:07:07 PM
Quote from: waliagung on 16 December 2008, 12:45:19 PM
[at]upasaka
bila anda berpikir demikian
sy bertanya lagi....(bukan mau berantem nih........)
bila tak ada sumber kehidupan bagaimana ada semesta alam berserta kita semua mahluk hidup didalamnya..........................
Anda menanyakan 'Penyebab Utama' yang bila saya jawab tentunya tidak akan relevan dengan pemahaman kita semua yang terbatas ini.
Saya akan bertanya balik kepada Anda...
Bagaimana mungkin sumber kehidupan bisa ada kalau tidak ada sumber kehidupan lain?
Atau saya bertanya ;
Pengerak yang Pertama yang Tidak Digerakkan,
Penyebab Pertama yang Tidak Disebabkan.
Apakah Anda sudah melihat bahwa dunia ini diliputi oleh Hukum Relativitas dan saling terkondisikan (bergantungan)...?
Kalau sudah, apakah Anda setuju bahwa ada sesuatu yang berdiri di luar dari hukum itu?
Quote from: Riky_dave on 16 December 2008, 07:40:14 PM
Nanya,soal "anatta" berati tidak ada roh,saya mau nanya...Apa yang membangun manusia ini?
Salam hangat,
Riky
Manusia terdiri dari
nama (batin) dan
rupa (fisik jasmani).
Keduanya bekerja bersama dalam mengarungi kehidupan dalam satu fenomena yang kita kenal sebagai manusia.
Quote from: Riky_dave on 16 December 2008, 07:50:34 PM
Quote from: hendrako on 16 December 2008, 07:44:21 PM
Quote from: Riky_dave on 16 December 2008, 07:40:14 PM
Nanya,soal "anatta" berati tidak ada roh,saya mau nanya...Apa yang membangun manusia ini?
Salam hangat,
Riky
Membangun dalam artian apa? bisa lebih jelas?
Unsur2 kepada saya,anda,kamu,dia "ada"..Coba baca yang tentang "ruh" yang dipostkan oleh Lily... :)
Salam hangat,
Riky
Mungkin Bro Riky bisa membaca kembali dengan lebih teliti yah..... di dalam artikel itu, sudah disebutkan :
Ilmuwan modern mengi-lustrasikan proses tumimbal lahir ini seperti bola-bola bilyar berangkai berdekatan.
Misalnya, sebuah bola menggelinding mengenai bola lain, bola menggelinding ini akan berhenti mati, sedangkan bola yang dikenainya akan bergerak, demikian seterusnya selama momentum atau impuls (dorongan) kamma masih ada, maka impuls tersebut akan melahirkan penggelindingan bola selanjutnya.Disitu jelas disebutkan mengenai kamma alias anda sendiri yg mendorong kehidupan anda sendiri..... _/\_
Quote from: upasaka on 16 December 2008, 08:58:00 PM
Quote from: sukma on 16 December 2008, 06:55:45 PM
Quote from: upasaka on 16 December 2008, 01:07:07 PM
Quote from: waliagung on 16 December 2008, 12:45:19 PM
[at]upasaka
bila anda berpikir demikian
sy bertanya lagi....(bukan mau berantem nih........)
bila tak ada sumber kehidupan bagaimana ada semesta alam berserta kita semua mahluk hidup didalamnya..........................
Anda menanyakan 'Penyebab Utama' yang bila saya jawab tentunya tidak akan relevan dengan pemahaman kita semua yang terbatas ini.
Saya akan bertanya balik kepada Anda...
Bagaimana mungkin sumber kehidupan bisa ada kalau tidak ada sumber kehidupan lain?
Atau saya bertanya ;
Pengerak yang Pertama yang Tidak Digerakkan,
Penyebab Pertama yang Tidak Disebabkan.
Apakah Anda sudah melihat bahwa dunia ini diliputi oleh Hukum Relativitas dan saling terkondisikan (bergantungan)...?
Kalau sudah, apakah Anda setuju bahwa ada sesuatu yang berdiri di luar dari hukum itu?
Sesuatu itu apa seh.? ADA SESUATU yang berdiri di LUAR HUKUM itu,?
Quote from: markosprawira on 17 December 2008, 08:53:16 AM
Quote from: Riky_dave on 16 December 2008, 07:50:34 PM
Quote from: hendrako on 16 December 2008, 07:44:21 PM
Quote from: Riky_dave on 16 December 2008, 07:40:14 PM
Nanya,soal "anatta" berati tidak ada roh,saya mau nanya...Apa yang membangun manusia ini?
Salam hangat,
Riky
Membangun dalam artian apa? bisa lebih jelas?
Unsur2 kepada saya,anda,kamu,dia "ada"..Coba baca yang tentang "ruh" yang dipostkan oleh Lily... :)
Salam hangat,
Riky
Mungkin Bro Riky bisa membaca kembali dengan lebih teliti yah..... di dalam artikel itu, sudah disebutkan :
Ilmuwan modern mengi-lustrasikan proses tumimbal lahir ini seperti bola-bola bilyar berangkai berdekatan.
Misalnya, sebuah bola menggelinding mengenai bola lain, bola menggelinding ini akan berhenti mati, sedangkan bola yang dikenainya akan bergerak, demikian seterusnya selama momentum atau impuls (dorongan) kamma masih ada, maka impuls tersebut akan melahirkan penggelindingan bola selanjutnya.
Disitu jelas disebutkan mengenai kamma alias anda sendiri yg mendorong kehidupan anda sendiri..... _/\_
Saya mengerti paham itu,coba mungkin bro marko bisa membaca lebih teliti yah..Disitu pertanyaan saya dijelaskan dengan "jelas"(atau mungkin kalau kurang jelas bisa ditanyakan),saya menanyakan "Apa" bukan "Bagaimana" .. :)
Salam hangat,
Riky
Quote from: sukma on 17 December 2008, 01:10:08 PM
Quote from: upasaka on 16 December 2008, 08:58:00 PM
Quote from: sukma on 16 December 2008, 06:55:45 PM
Quote from: upasaka on 16 December 2008, 01:07:07 PM
Quote from: waliagung on 16 December 2008, 12:45:19 PM
[at]upasaka
bila anda berpikir demikian
sy bertanya lagi....(bukan mau berantem nih........)
bila tak ada sumber kehidupan bagaimana ada semesta alam berserta kita semua mahluk hidup didalamnya..........................
Anda menanyakan 'Penyebab Utama' yang bila saya jawab tentunya tidak akan relevan dengan pemahaman kita semua yang terbatas ini.
Saya akan bertanya balik kepada Anda...
Bagaimana mungkin sumber kehidupan bisa ada kalau tidak ada sumber kehidupan lain?
Atau saya bertanya ;
Pengerak yang Pertama yang Tidak Digerakkan,
Penyebab Pertama yang Tidak Disebabkan.
Apakah Anda sudah melihat bahwa dunia ini diliputi oleh Hukum Relativitas dan saling terkondisikan (bergantungan)...?
Kalau sudah, apakah Anda setuju bahwa ada sesuatu yang berdiri di luar dari hukum itu?
Sesuatu itu apa seh.? ADA SESUATU yang berdiri di LUAR HUKUM itu,?
[at] Sukma
Yang saya maksud dengan 'sesuatu' adalah 'Roh' atau 'Jiwa' yang dipersepsikan oleh Waliagung...
Kalau menurut saya, semua hal dan zat yang berada di Alam Semesta ini tunduk pada Hukum Relativitas dan saling terkondisikan...
[at] Ricky
waktu itu sya pernah nanya "apa" yg menghubungkan kehidupan1 dengan kehidupan2.
kalo gak salah waktu itu adalah Citta yang memuat sanna.
[at] Riky Dave
Sekedar memberi penjelasan...
Kalau yang Anda tanya itu "apa", kira2 jawaban di bawah ini 'masuk' gak? :)
Quote from: upasaka on 16 December 2008, 08:59:49 PM
Quote from: Riky_dave on 16 December 2008, 07:40:14 PM
Nanya,soal "anatta" berati tidak ada roh,saya mau nanya...Apa yang membangun manusia ini?
Salam hangat,
Riky
Manusia terdiri dari nama (batin) dan rupa (fisik jasmani).
Keduanya bekerja bersama dalam mengarungi kehidupan dalam satu fenomena yang kita kenal sebagai manusia.
at wali
Nanya,dalam agama anda,apa beda "ruh" "jiwa" dan "jasad"?
Salam hangat,
Riky
Quote from: upasaka on 17 December 2008, 08:32:28 PM
[at] Riky Dave
Sekedar memberi penjelasan...
Kalau yang Anda tanya itu "apa", kira2 jawaban di bawah ini 'masuk' gak? :)
Quote from: upasaka on 16 December 2008, 08:59:49 PM
Quote from: Riky_dave on 16 December 2008, 07:40:14 PM
Nanya,soal "anatta" berati tidak ada roh,saya mau nanya...Apa yang membangun manusia ini?
Salam hangat,
Riky
Manusia terdiri dari nama (batin) dan rupa (fisik jasmani).
Keduanya bekerja bersama dalam mengarungi kehidupan dalam satu fenomena yang kita kenal sebagai manusia.
Nama dan Rupa...Bagaimana dengan konsep anatta,apakah Nama dan Rupa itu "ada"?Atau "tidak ada"? atau bukan tidak ada dan bukan ada? :))
Mohon bimbingannya..
Salam hangat,
Riky
[at] hatRed
Yang menghubungkan kehidupan satu ke kehidupan berikutnya adalah patisandhi vinnana.
Quote from: Riky_dave on 17 December 2008, 08:35:08 PM
Quote from: upasaka on 17 December 2008, 08:32:28 PM
[at] Riky Dave
Sekedar memberi penjelasan...
Kalau yang Anda tanya itu "apa", kira2 jawaban di bawah ini 'masuk' gak? :)
Quote from: upasaka on 16 December 2008, 08:59:49 PM
Quote from: Riky_dave on 16 December 2008, 07:40:14 PM
Nanya,soal "anatta" berati tidak ada roh,saya mau nanya...Apa yang membangun manusia ini?
Salam hangat,
Riky
Manusia terdiri dari nama (batin) dan rupa (fisik jasmani).
Keduanya bekerja bersama dalam mengarungi kehidupan dalam satu fenomena yang kita kenal sebagai manusia.
Nama dan Rupa...Bagaimana dengan konsep anatta,apakah Nama dan Rupa itu "ada"?Atau "tidak ada"? atau bukan tidak ada dan bukan ada? :))
Mohon bimbingannya..
Salam hangat,
Riky
[at] Riky Dave yang kritis...
Apa yang disebut sebagai makhluk itu? Tidakkah pernah terpikirkan bahwa makhluk itu sangat luar biasa? Jelas luar biasa! Karena ada "sesuatu" yang hidup, bergerak, dan dapat pula berkehendak. Pernahkah Anda `mencoba untuk meneliti keadaannya? Kita tidak perlu repot-repot mencari objek penelitiannya, cukup diri kita sendiri yang dijadikan objeknya. Siapakah "aku"? Pernahkah Anda berpikir mengapa "aku" dapat `hidup? Bagaimana keadaan "aku" sebelum hidup atau sebelum dilahirkan? Apa yang terjadi pada "aku" setelah meninggal? Mengapa "aku" seperti ini? Apakah "aku" yang dapat dilihat di cermin dan disentuh ini `memang benar "aku"? Adakah yang bersifat individu permanen pada "aku" ini? Mungkin Anda juga dapat mencoba untuk menjawabnya. Sang Buddha menjelaskan :
"Tidak ada aku yang dapat ditemukan. Aku hanyalah kombinasi dari kekuatan energi fisik dan energi mental yang selalu berada dalam keadaan bergerak dan berubah."
"Aku" hanyalah berupa paduan-paduan dari berbagai unsur. Terdapat 32 jenis materi organik seperti rambut, kuku, gigi, kulit, daging, otot, urat, tulang, sumsum tulang, ginjal, jantung, hati, sekat rongga dada, limfa, paru-paru, usus, isi perut, makanan di dalam perut, kotoran, empedu, lendir, nanah, darah, keringat, lemak padat, lemak cair, air liur, ingus, minyak sendi, air seni, jaringan organ kelamin dan otak. Selain gabungan 32 jenis materi organik, "aku" juga dipadukan oleh 5 unsur pancakkhandha (Lima Kelompok Kegemaran).
Kalau disimpulkan, maka "Aku" hanyalah paduan dari nama dan rupa.
Kita tidak bisa berdalih memang benar ada makhluk itu, memang ada nama (batin) dan rupa (fisik jasmani) itu. Namun itu bukanlah Atta. Semuanya merupakan paduan. Jangan salah paham dan menganggap bahwa nama dan rupa adalah unsur yang berdiri tunggal kemudian bergabung untuk menjadi makhluk. No no no...
Quote from: upasaka on 17 December 2008, 08:51:05 PM
Quote from: Riky_dave on 17 December 2008, 08:35:08 PM
Quote from: upasaka on 17 December 2008, 08:32:28 PM
[at] Riky Dave
Sekedar memberi penjelasan...
Kalau yang Anda tanya itu "apa", kira2 jawaban di bawah ini 'masuk' gak? :)
Quote from: upasaka on 16 December 2008, 08:59:49 PM
Quote from: Riky_dave on 16 December 2008, 07:40:14 PM
Nanya,soal "anatta" berati tidak ada roh,saya mau nanya...Apa yang membangun manusia ini?
Salam hangat,
Riky
Manusia terdiri dari nama (batin) dan rupa (fisik jasmani).
Keduanya bekerja bersama dalam mengarungi kehidupan dalam satu fenomena yang kita kenal sebagai manusia.
Nama dan Rupa...Bagaimana dengan konsep anatta,apakah Nama dan Rupa itu "ada"?Atau "tidak ada"? atau bukan tidak ada dan bukan ada? :))
Mohon bimbingannya..
Salam hangat,
Riky
[at] Riky Dave yang kritis...
Apa yang disebut sebagai makhluk itu? Tidakkah pernah terpikirkan bahwa makhluk itu sangat luar biasa? Jelas luar biasa! Karena ada "sesuatu" yang hidup, bergerak, dan dapat pula berkehendak. Pernahkah Anda `mencoba untuk meneliti keadaannya? Kita tidak perlu repot-repot mencari objek penelitiannya, cukup diri kita sendiri yang dijadikan objeknya. Siapakah "aku"? Pernahkah Anda berpikir mengapa "aku" dapat `hidup? Bagaimana keadaan "aku" sebelum hidup atau sebelum dilahirkan? Apa yang terjadi pada "aku" setelah meninggal? Mengapa "aku" seperti ini? Apakah "aku" yang dapat dilihat di cermin dan disentuh ini `memang benar "aku"? Adakah yang bersifat individu permanen pada "aku" ini? Mungkin Anda juga dapat mencoba untuk menjawabnya.
=Aku bukan siapa2,karena tidak ada AKU,AKU yang saat ini hanya kumpulan daging saja,jika AKU yang saat ini mengalami apa yang disebut "kematian" maka AKU ini hanya tinggal seonggok daging,tapi "AKU" yang laen terus berputar..Jadi siapakah "AKU" yang lain ini?Apakah "AKU" yang lain ini tidak bertentangan dengan konsep anatta/tanpa aku?
QuoteSang Buddha menjelaskan :
"Tidak ada aku yang dapat ditemukan. Aku hanyalah kombinasi dari kekuatan energi fisik dan energi mental yang selalu berada dalam keadaan bergerak dan berubah."
"Aku" hanyalah berupa paduan-paduan dari berbagai unsur. Terdapat 32 jenis materi organik seperti rambut, kuku, gigi, kulit, daging, otot, urat, tulang, sumsum tulang, ginjal, jantung, hati, sekat rongga dada, limfa, paru-paru, usus, isi perut, makanan di dalam perut, kotoran, empedu, lendir, nanah, darah, keringat, lemak padat, lemak cair, air liur, ingus, minyak sendi, air seni, jaringan organ kelamin dan otak. Selain gabungan 32 jenis materi organik, "aku" juga dipadukan oleh 5 unsur pancakkhandha (Lima Kelompok Kegemaran).
=Setuju.. :)
QuoteKalau disimpulkan, maka "Aku" hanyalah paduan dari nama dan rupa.
Kita tidak bisa berdalih memang benar ada makhluk itu, memang ada nama (batin) dan rupa (fisik jasmani) itu. Namun itu bukanlah Atta. Semuanya merupakan paduan. Jangan salah paham dan menganggap bahwa nama dan rupa adalah unsur yang berdiri tunggal kemudian bergabung untuk menjadi makhluk. No no no...
Perpaduan?Manusia=perpaduang antara "nama" dan "rupa"?
Salam hangat,
Riky
QuoteQuoteRiky_dave link=topic=706.msg122355#msg122355 date=1229522268]
[at] Riky Dave yang kritis...
Apa yang disebut sebagai makhluk itu? Tidakkah pernah terpikirkan bahwa makhluk itu sangat luar biasa? Jelas luar biasa! Karena ada "sesuatu" yang hidup, bergerak, dan dapat pula berkehendak. Pernahkah Anda `mencoba untuk meneliti keadaannya? Kita tidak perlu repot-repot mencari objek penelitiannya, cukup diri kita sendiri yang dijadikan objeknya. Siapakah "aku"? Pernahkah Anda berpikir mengapa "aku" dapat `hidup? Bagaimana keadaan "aku" sebelum hidup atau sebelum dilahirkan? Apa yang terjadi pada "aku" setelah meninggal? Mengapa "aku" seperti ini? Apakah "aku" yang dapat dilihat di cermin dan disentuh ini `memang benar "aku"? Adakah yang bersifat individu permanen pada "aku" ini? Mungkin Anda juga dapat mencoba untuk menjawabnya.
=Aku bukan siapa2,karena tidak ada AKU,AKU yang saat ini hanya kumpulan daging saja,jika AKU yang saat ini mengalami apa yang disebut "kematian" maka AKU ini hanya tinggal seonggok daging,tapi "AKU" yang laen terus berputar..Jadi siapakah "AKU" yang lain ini?Apakah "AKU" yang lain ini tidak bertentangan dengan konsep anatta/tanpa aku?
QuoteSang Buddha menjelaskan :
"Tidak ada aku yang dapat ditemukan. Aku hanyalah kombinasi dari kekuatan energi fisik dan energi mental yang selalu berada dalam keadaan bergerak dan berubah."
"Aku" hanyalah berupa paduan-paduan dari berbagai unsur. Terdapat 32 jenis materi organik seperti rambut, kuku, gigi, kulit, daging, otot, urat, tulang, sumsum tulang, ginjal, jantung, hati, sekat rongga dada, limfa, paru-paru, usus, isi perut, makanan di dalam perut, kotoran, empedu, lendir, nanah, darah, keringat, lemak padat, lemak cair, air liur, ingus, minyak sendi, air seni, jaringan organ kelamin dan otak. Selain gabungan 32 jenis materi organik, "aku" juga dipadukan oleh 5 unsur pancakkhandha (Lima Kelompok Kegemaran).
=Setuju.. :)
QuoteKalau disimpulkan, maka "Aku" hanyalah paduan dari nama dan rupa.
Kita tidak bisa berdalih memang benar ada makhluk itu, memang ada nama (batin) dan rupa (fisik jasmani) itu. Namun itu bukanlah Atta. Semuanya merupakan paduan. Jangan salah paham dan menganggap bahwa nama dan rupa adalah unsur yang berdiri tunggal kemudian bergabung untuk menjadi makhluk. No no no...
Perpaduan?Manusia=perpaduang antara "nama" dan "rupa"?
Salam hangat,
Riky
(1) Pertanyaan Anda sudah Anda jawab sendiri. 'Aku' yang sekarang akan terlapuk dan meninggal. Selama belum mencapai Arahat, 'Aku' ini akan terlahir kembali menjadi 'Aku' yang lain. 'Aku yang baru' tidaklah sama dengan 'aku yang lama', namun ia juga bukan orang lain. Perlu penjelasan secara iptek? :)
(2) _/\_
(3) Nama dan rupa bekerja bersama dalam kehidupan ini menjadi satu fenomena yang kita sebut makhluk...
dimana fenomena tersebut adalah panca khanda, kalo gak salah ingat di riwayat Buddha Gotama.
Sang Buddha pernah menuturkan bahwa kehidupan ini tidak lain hanyalah fenomena2 /khanda
Quote from: upasaka on 17 December 2008, 09:03:43 PM
QuoteQuote from: Riky_dave on 17 December 2008, 08:57:48 PM
[at] Riky Dave yang kritis...
Apa yang disebut sebagai makhluk itu? Tidakkah pernah terpikirkan bahwa makhluk itu sangat luar biasa? Jelas luar biasa! Karena ada "sesuatu" yang hidup, bergerak, dan dapat pula berkehendak. Pernahkah Anda `mencoba untuk meneliti keadaannya? Kita tidak perlu repot-repot mencari objek penelitiannya, cukup diri kita sendiri yang dijadikan objeknya. Siapakah "aku"? Pernahkah Anda berpikir mengapa "aku" dapat `hidup? Bagaimana keadaan "aku" sebelum hidup atau sebelum dilahirkan? Apa yang terjadi pada "aku" setelah meninggal? Mengapa "aku" seperti ini? Apakah "aku" yang dapat dilihat di cermin dan disentuh ini `memang benar "aku"? Adakah yang bersifat individu permanen pada "aku" ini? Mungkin Anda juga dapat mencoba untuk menjawabnya.
=Aku bukan siapa2,karena tidak ada AKU,AKU yang saat ini hanya kumpulan daging saja,jika AKU yang saat ini mengalami apa yang disebut "kematian" maka AKU ini hanya tinggal seonggok daging,tapi "AKU" yang laen terus berputar..Jadi siapakah "AKU" yang lain ini?Apakah "AKU" yang lain ini tidak bertentangan dengan konsep anatta/tanpa aku?
QuoteSang Buddha menjelaskan :
"Tidak ada aku yang dapat ditemukan. Aku hanyalah kombinasi dari kekuatan energi fisik dan energi mental yang selalu berada dalam keadaan bergerak dan berubah."
"Aku" hanyalah berupa paduan-paduan dari berbagai unsur. Terdapat 32 jenis materi organik seperti rambut, kuku, gigi, kulit, daging, otot, urat, tulang, sumsum tulang, ginjal, jantung, hati, sekat rongga dada, limfa, paru-paru, usus, isi perut, makanan di dalam perut, kotoran, empedu, lendir, nanah, darah, keringat, lemak padat, lemak cair, air liur, ingus, minyak sendi, air seni, jaringan organ kelamin dan otak. Selain gabungan 32 jenis materi organik, "aku" juga dipadukan oleh 5 unsur pancakkhandha (Lima Kelompok Kegemaran).
=Setuju.. :)
QuoteKalau disimpulkan, maka "Aku" hanyalah paduan dari nama dan rupa.
Kita tidak bisa berdalih memang benar ada makhluk itu, memang ada nama (batin) dan rupa (fisik jasmani) itu. Namun itu bukanlah Atta. Semuanya merupakan paduan. Jangan salah paham dan menganggap bahwa nama dan rupa adalah unsur yang berdiri tunggal kemudian bergabung untuk menjadi makhluk. No no no...
Perpaduan?Manusia=perpaduang antara "nama" dan "rupa"?
Salam hangat,
Riky
(1) Pertanyaan Anda sudah Anda jawab sendiri. 'Aku' yang sekarang akan terlapuk dan meninggal. Selama belum mencapai Arahat, 'Aku' ini akan terlahir kembali menjadi 'Aku' yang lain. 'Aku yang baru' tidaklah sama dengan 'aku yang lama', namun ia juga bukan orang lain. Perlu penjelasan secara iptek? :)
Yap..Silakan...didalam anatta=tidak ada AKU,lalu muncul "sesuatu yang laen" yaitu ]
jika AKU yang saat ini mengalami apa yang disebut "kematian" maka AKU ini hanya tinggal seonggok daging,tapi "AKU" yang laen terus berputar[/color]
Jadi bung,"AKU" ini siapa?Sang Buddha berkata anatta yakni tanpa aku/inti,jadi "AKU" ini apa?Yang terus berlarian didalam SAMSARA... :)
Saya jelaskan saja permasalahanya dengan sederhana,"AKU" bertentangan tidak dengan konsep "ANATTA"?Jika tidak,kenapa dan sebaliknya... :)
Salam hangat,
Riky
[at] Riky Dave
Menurut Sang Buddha, berpegangan kepada anggapan bahwa "aku tidak mempunyai Atta" (teori pemusnahan diri), atau memegang anggapan tentang "aku mempunyai Atta" (teori kelangsungan abadi) adalah kesalahan. Karena keduanya timbul dari ide yang menyesatkan tentang adanya "Sang Aku" itu. Pendirian yang benar mengenai Doktrin Anatta (Tanpa Aku) adalah jangan memegang anggapan atau pandangan apa pun juga, melainkan melihat benda-benda secara objektif dan menurut keadaan yang sebenarnya; tanpa proyeksi-proyeksi mental melihat apa yang dinamakan "Aku" atau "makhluk" sebagai paduan dari unsur-unsur fisik dan mental, yang bekerjasama dan saling bergantungan dan satu arus dari perubahan-perubahan dari saat ke saat di dalam hukum sebab-akibat; tidak ada sesuatu yang kekal, berlangsung terus, dan segala sesuatunya pasti berubah.
Namun dari pandangan ini, mungkin akan ada pertanyaan siapa yang akan menerima hasil kamma. Tidak ada "siapa" yang akan menerimanya. Namun hasil perbuatan atau kamma (act, dalam Bahasa Inggris) yang dilakukan oleh sesuatu atau makhluk (yang merupakan paduan berbagai unsur), akan memberi dampak yang berakibat pada paduan unsur tersebut kelak. Doktrin Anatta (Tanpa Aku) ini janganlah dilihat sebagai pandangan negatif atau pesimis. Namun hal ini adalah kenyataan yang sesungguhnya, dan tidak dibuat-buat atau ditutup-tutupi. Dengan kebijaksanaan seharusnya kita dapat memahaminya, bahwa memang begitulah hakekat kehidupan. Ajaran pesimis dan ajaran optimis hanya akan merusak kebijaksanaan. Orang yang memegang ajaran tersebut adalah orang yang membutakan jalan kehidupannya dalam meraih kebenaran. Oleh karena itu, Anatta merupakan satu fakta (Nairatmyastita).
Quote from: Riky_dave on 17 December 2008, 09:09:05 PM
Jadi bung,"AKU" ini siapa?Sang Buddha berkata anatta yakni tanpa aku/inti,jadi "AKU" ini apa?Yang terus berlarian didalam SAMSARA... :)
Saya jelaskan saja permasalahanya dengan sederhana,"AKU" bertentangan tidak dengan konsep "ANATTA"?Jika tidak,kenapa dan sebaliknya... :)
Salam hangat,
Riky
"aku" adalah sebuah persetujuan (kovensi), sangat berguna pada taraf komunikasi.
Sebagaimana layaknya sebuah guci.
Guci adalah sebuah persetujuan,
yaitu sebuah benda dari tanah liat yang dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat menampung air.
Sehingga apabila dilain tempat seseorang menemukan benda lain yang serupa maka akan disebut guci.
Guci hanyalah konvensi, yang mana sebenarnya guci itu tidak ada. Setelah benda tersebut pecah menjadi beberapa bagian, guci tiba2 saja menghilang, karena tidak sesuai dengan persetujuan.
Apabila kata guci diganti dengan ember dan disetujui bahwa benda tersebut sebagai ember, maka benda tadi disebut ember. Namun bagi orang yang telah terbiasa dengan guci, maka akan merasa aneh dan tidak mengerti kalo guci disebut ember, walaupun sebenarnya yang dimaksud adalah benda yang sama.
Kembali pada aku, aku adalah untuk membedakan dengan individu yang lain, biasanya yang menyebut aku tidak bisa melihat wajahnya sendiri (tanpa cermin), namun bisa melihat wajah individu lain (dia/mereka). Dimana hal ini berguna dalam taraf komunikasi untuk membedakan antara "aku" yang satu dan "aku" yang lain. Bahkan yang disebut dengan dia/mereka pun sama tidak adanya, sebagaimana guci dan ember diatas. Semua hanyalah konvensi.
Quote from: Riky_dave on 17 December 2008, 08:21:12 PM
Quote from: markosprawira on 17 December 2008, 08:53:16 AM
Mungkin Bro Riky bisa membaca kembali dengan lebih teliti yah..... di dalam artikel itu, sudah disebutkan :
Ilmuwan modern mengi-lustrasikan proses tumimbal lahir ini seperti bola-bola bilyar berangkai berdekatan.
Misalnya, sebuah bola menggelinding mengenai bola lain, bola menggelinding ini akan berhenti mati, sedangkan bola yang dikenainya akan bergerak, demikian seterusnya selama momentum atau impuls (dorongan) kamma masih ada, maka impuls tersebut akan melahirkan penggelindingan bola selanjutnya.
Disitu jelas disebutkan mengenai kamma alias anda sendiri yg mendorong kehidupan anda sendiri..... _/\_
Saya mengerti paham itu,coba mungkin bro marko bisa membaca lebih teliti yah..Disitu pertanyaan saya dijelaskan dengan "jelas"(atau mungkin kalau kurang jelas bisa ditanyakan),saya menanyakan "Apa" bukan "Bagaimana" .. :)
Salam hangat,
Riky
Kembali bro riky masih kurang jeli membacanya....
di artikel itu sudah disebutkan :
QuoteKALAU TIDAK ADA ROH, APAKAH YANG DITUMIMBAL-LAHIRKAN?
Di luar batin dan jasmani, yang menyusun makhluk hidup, Buddha Dhamma tidak mempercayai keberadaan roh kekal yang diperoleh makhluk dari sebuah sumber yang misterius. Di dalam pertanyaan 'apabila tak ada roh yang berpindah dari kehidupan ke kehidupan lain, apakah yang ditumimbal-lahirkan.", terdapat anggapan ada yang ditumimbal-lahirkan. Bagaimana mungkin tumimbal tahir terjadi tanpa satu roh yang dilahirkan?
Menurut Buddha Dhamma. lahir adalah munculnya khandha. Proses penjadian saat ini merupakan hasil dari keinginan menjadi pada kehidupan lampau, dan keinginan saat ini mengkondisikan hidup pada masa kelahiran mendatang. Proses di dalam satu jangka kehidupan merupakan aliran proses kesadaran vang dilanjutkan pada masa kehidupan berikutnya tanpa ada yang hijrah ke tempat lain; dan pandangan ini berbeda dengan teori reinkarnasi roh yang diajarkan oleh kepercayaan tertentu.
Ilmuwan modern mengi-lustrasikan proses tuimimbai lahir ini seperti bola-bola bilyar berangkai berdekatan. Misalnya, sebuah bola menggelin¬ding mengenai bola lain, bola menggelinding ini akan berhenti mati, sedangkan bola yang dikenainya akan bergerak, demikian seterusnya selama momentum atau impuls (dorongan) kamma masih ada, maka impuls tersebut akan melahirkan penggelindingan bola selanjutnya.
Jadi, ketika tumimbal lahir, tidak ada roh yang berpindah, namun ada khandha yang muncul. Kesadaran di dalam kelahiran yang baru tidak sama dan juga tidak berbeda dengan kesadaran di dalam hidup yang telah lewat , karena sekarang dan lampau masih dalam sebuah proses aliran kehidupan. ibarat keju, berasal dari susu namun keju tidak sama dengan susu, demikian pula kehidupan lampau tidak sama dengan kehidupan sekarang, namun sekarang berasal dari lampau.
Jadi jelas bhw tidak ada APA yg berpindah, tetapi hanya impuls, momentum atau dorongan kamma saja yg berpindah.........
Silahkan dibaca dahulu mengenai Anatta dari buku No Inner Core : Sayadaw U Silananda
http://www.acharia.org/downloads/NO_INNER_CORE.pdf
Dan jika berkenan, silahkan juga dilihat dahulu Brahmajala Sutta yg berisikan pandangan2 keliru tentang ATTA
semoga bermanfaat _/\_