Apakah pentingnya ilmu logika bagi meditator?
Apakah pentingnya ilmu logika bagi umat awam?
Apakah Budha Gotama menggunakan ilmu logika dalam membabarkan dhamma?
Apa pentingnya ilmu logika bagi umat beragama?
(baca dulu artikel saya di halaman pertama!)
Dalam meditasi, kita melakukan usaha untuk sadar. Dalam merenung, kita tidak hanya melakukan usaha untuk sadar, tapi untuk mengerti. Ketika orang melihat suatu fenomena dengan jelas, maka dia disebut mengerti dengan jelas. Walaupun disebut mengerti dengan jelas, tapi belum tentu dia dapat mengungkapkan apa yang difahaminya melalui kata-kata. Jika kita ingin bermeditasi dengan tanpa maksud menyampaikan kembali pemahaman meditasi pada orang lain, maka tidak diperlukan keahlian merangkai kata secara logis. Tapi bila bermaksud menyampaikan pemahaman meditasi pada orang lain, maka kita dituntut untuk dapat merangkai dengan dengan logis sehingga membuat konsep menjadi jelas bagi orang lain.
Saat meditator memperhatikan nafas masuk dan keluar, dan ia mengerti dengan jelas nafas masuk dan keluar, maka meditator tersebut disebut "melihat dengan jelas." Tapi, bagaimanakah realitas nafas masuk dan keluar itu bisa dijelaskan sebagai logic. Demikianlah :
"nafas itu masuk". Inilah sebuah pernyataan yang bisa ilmiah dan bisa pula logic. Untuk membuat orang lain mengerti tentang arti "nafas itu masuk", maka kita dapat mengingatkan orang lain akan suatu pengalaman tentang "nafas masuk". Tapi jika dia tidak ingat, maka bisa dituntun ke arah praktik, dengan memperhatikan nafasnya yang masuk dan keluar, atau menyuruhnya menarik nafas, dan kita katakan padanya, "nah itulah dia, nafas masuk". Tapi, bila hal itu dinyatakan dalam kalimat logic, "nafas itu masuk karena nafas itu bergerak masuk ke dalam memenuhi paru-paru." Ini namanya pernyataan logic yang harus dimengerti bukan dengan praktik atau mengingat melainkan dengan mengkalkulasikan term-term. Jika dikonversi ke dalam bahasa logika, sebagai berikut :
nafas itu bergerak ke dalam . Dan setiap bergerak ke dalam itu masuk. Jadi, nafas itu masuk.
logika ini benar, syah, dapat dimengerti sesuai dengan hukum logika alami. Benarnya, mengertinya secara logic bukan dengan memperhatikan realitas nafasnya melainkan dengan melihat hubungan yang jelas antara argument dengan kesimpulan, relevansi antara kalimat pertama dengan kalimat kedua dalam suatu pernyataan. Jadi, siapapun yang ingin memahami logika, hal ini perlu dicatat baginya, bahwa logika adalah suatu cara menguji relevansi pernyataan-pernyataan dan bukan membandingkan antara pernyataan dengan realitas alami.
Bagi sebagian orang, justru penjelasan logic ini menjadi sulit dimengerti. Persoalan nafas masuk dan keluar adalah sesuatu yang mudah sekali untuk difahami dengan cara memperhatikan nafas masuk dan keluar. Tapi, mengapa harus mempersulit diri dengan membahasnya secara logic yang ternyata justru membuatnya tampak lebih ribet? Hal ini lah yang harus difahami.
Ilmu logika bukan suatu ilmu untuk mempersulit hal yang mudah, justru untuk mempermudah hal yang tadinya sulit. Memang benar, untuk memahami apa itu nafas masuk, tidak perlu dengan cara uraian logic. Tapi, logika diperlukan ketika kita ingin memahami kebenaran pernyataan orang, "nafas itu masuk karena bergerak ke dalam." Pernyataan logic ini tidak dapat ditemukan kebenarannnya dalam dhamma, atau dengan cara memperhatikan nafas masuk dan keluar, walaupun dhamma merupakan asal usul dari logika. Dengan memperhatikan nafas, maka kita hanya dapat melihat bahwa nafas itu bergerak ke dalam. Pergerakan nafas ke arah dalam itu didefinisikan dengan variabel "nafas masuk". Yang ini disebut pengamatan ilmiah, dan peran logika hanya pada "memberikan definisi".
Ini sekedar contoh, yang pada kenyataannya, untuk masalah nafas tentunya tidak diperlukan penguraian secara logic. Ada contoh lain, dimana logika cukup berguna :
Banyak pernyataan yang benar-benar membuntuhkan logika untuk memahaminya. Seperti saya saksikan dalam banyak kasus di media massa dan sejarah. Dengan logika sama orang akan dapat mengerti benar atau salah pernyataan seorang brahmana yang dituduh membunuh, "saya seorang berhmana yang memiliki faham ahimsa, maka saya mustahil melakukan pembunuhan." Banyak umat mengangguk-ngangguk, "oh, iya yah. Dia kan seorang brahmin, bagaimana mungkin dia membunuh?" karena logika mereka gak jalan.
Saya sendiri menyaksikan lansung di TV, seorang tersangka yang dituduh melakukan penghinaan terhadap Islam, dia menyatakan, "Ibu saya muslim, adik saya ada yang muslim, saudara-saudara saya muslim, jadi tidak mungkin saya menghina islam yang berarti saya menghina keluarga sendiri." Orang-orang banyak yang percaya dengan omongannya itu, tapi para ahli logika tentunya akan mentertawakan pernyataan dengan logika yang jungkir balik tersebut. Orang yang selalu bersama dia, sangat tahu apakah sebenarnya dia pernah menghina Islam atau tidak. Sedangkan saya tidak tahu, apakah dia pernah menghina islam atau tidak, tapi pernyataan dia di media TV itu.
Dua kasus tersebut, dalam ilmu logika disebut dengan fallacy Of Glitering Generalities. Kenyataan logika yang salah itu banyak digunakan oleh para politikus untuk meraih banyak anggota. Dan banyak orang menganggap sesat terhadap agama-agama tertentu dengan menggunakan fallacy of Quantity. Hanya karena kesalahan logika, nyawa orang lain melayang. Hanya karena kesalahan logika, orang salah tafsir dengan ajaran agama-agama.
Pengetahuan langsung yang diperoleh melalui praktik meditasi, tidak akan menimbulkan salah tafsir bagi orang yang melihatnya secara langsung. Dia dapat melihat secara langsung, inilah kebenaran ariya, inilah 7 faktor pencerahan, inilah 5 nivarana, dsb. Dia melihat dan mengerti jelas, tanpa berpikir dan menganalisis dia akan memperoleh pengertian benar dan jelas, tidak mungkin salah tafsir. Dhamma hanya perlu dilihat dengan sejelas-jelasnya dan tidak perlu ditafsirkan lagi. Tapi, jika dhamma itu telah diungkapkan dapat menimbulkan kesalahan tafsir pada orang yang mendengar dan belum melihat dhamma secara langsung. Inilah awal dari pertentangan pendapat-pendapat. Sebagaimana banyak orang yang salah tafsir dengan menanggap Allah sebagai sesuatu yang personal. Ini semata karena kedangkalan logika. Allah itu sendiri adalah sesuatu sebagaimana adanya, tidak berubah karena anggapan manusia. Orang yang melihat Allah secara langsung, dia tahu dan mengerti dengan jelas, tanpa perlu berpikir dan menafsirkan. Tapi, sangat jarang orang yang dapat melihat Allah secara langsung. Umumnya manusia mempelajari Allah dengan pendekatan logikanya. Sayangnya, karena tidak memahami norma-norma logika, kemudian munculah anggapan "Allah personal". Inilah salah satu contoh, bagaimana pentingnya ilmu logika, terutama dalam rangka mempelajari teori-teori keagamaan. Demikian pula halnya dalam komunitas budhist, terjadi banyak kesalahan tafsir kitab suci karena "kedangkalan logika".
Apakah sang budha sendiri menggunakan ilmu logika? Ya, Budha Gotama menggunakan ilmu logika. Saya melihat bahwa penuturan sang budha yang tercantum di dalam sutta-sutta merupakan hal yang logic. Bahkan saya bilang, "sungguh hebat logikanya budha gotama." Tapi, sangat mengherankan saat menemukan banyaknya "kesalahan logika" yang tergambar dalam ungkapan-ungkapan sebagian umat budhist. Salah satu contohnya adalah vegetarianism dan ahimsa.
Untuk dapat berpikir logic, memang tidak harus selalu belajar ilmu logika. Sebab logika merupakan bahasa alami manusia. Seperti halnya bahasa tubuh, logika merupakan perbawaan lahir manusia. Logika alami ini, kemudian diselidiki oleh seorang filsuf bernama Aristoteles. Sebagaimana budha tidak menciptakan dhamma, melainkan menemukan dan mengungkapkannya saja, maka seperti itu pula Aristoteles. Ia tidak menciptakan Logika, melainkan menemukan dan mengungkapkannya saja. jadi, Logika itu ada pada setiap diri manusia.
Jika logika itu ada pada diri manusia, apakah ia merupakan bagian dari dhamma? Ya. Logika merupakan bagian dari dhamma. Tapi setelah logika dicatat dan dibukukan, ia menjadi pengetahuan intelektual, dimana untuk memanfaatkannya orang tidak lagi harus melihat langsung ke dalam dhamma, melainkan dapat langsung menggunakannya secara intelek. Aristoteles, sang penemu Logika telah melihat logika di dalam dhamma. Dia mengungkapkannya untuk menusia yang belum melihat dhamma. Umat awam tidak tahu bagaimana asal muasal norma-norma logika itu muncul, tapi umat awam dapat merasakan manfaatnya. Sebagaimana umat awam tidak tahu bagaimana semua aturan-aturan dalam negeri itu dapat muncul, tapi umat awam dapat merasakan manfaatnya.
Jika memang logika ada pada diri setiap manusia, sudah tentu budha telah menemukan dan menggunakannya. Adalah mustahil orang dapat melihat nibbana tapi tidak melihat seluruh dhamma. Jika logika itu bagian dari dhamma, tentu sang budhapun telah melihatnya pula. demikian juga seluruh orang yang mengembangkan kebijaksanaan, akan dapat memahami kebenaran logic dengan sendirinya. Siapapun yang telah melihatnya, tentu akan memiliki ciri "logic dalam ungkapannya." Jadi, orang yang telah mengaku mengembangkan kebijaksaan tapi tidak logic dalam pernyataannya, maka kebijaksanaannya itu diragukan. Sebaliknya, orang yang masih jauh dari bijaksana, batinnya masih jauh dari berkembang, masih mengandung banyak kekotoran, dia tetap dapat berpikir logic, karena ilmu logika yang dulu telah diungkapkan oleh yang menemukannya dalam dhamma kini telah dipelajari oleh orang-orang yang banyak orang, termasuk orang yang dalam batinnya masih banyak kekotoran.
Jika budha Gotama tidak menguraikan ilmu logika sebagaimana Aristoteles, lalu mengapa umatnya harus menggunakan logika sebagaimana Aristoteles? Pertanyaan ini sama saja dengan pertanyaan : Budha Gotama tidak menggunakan internet untuk membabarkan dhamma, tapi mengapa umat budha menjadikan internet sebagai sarana untuk membabarkan dhamma? Zaman sekarang ini bukan 1000 tahun lalu. Sekarang, peribahasanya tidak ada sektor yang tidak disentuh oleh teknologi komputer dan internet. Seperti itu pula kebutuhan umat akan "ajaran yang logic".
capek gak bacanya?
apalagi gw yang nulisnya :))
Satu hal yang pasti
Logika hanyalah alat.
Kebenaran sejati terdapat pada Ehipassiko.
maka itu Logika menjadi pincang ketika tidak ada pembenaran atas variabel2nya.
(baru sadar ini post g yang ke 1000 :)) )
Logic secara buddhism adalah jika bisa membawa manfaat bagi batin org yg bersangkutan, bukan masuk akal secara nalar bagi org itu.
Spt yg pernah saya bilang bhw Aljabar tidak masuk akal bagi seorang anak TK tetapi merupakan sesuatu yg mudah bagi mahasiwa matematika
Seperti seorang brahmana yang dituduh membunuh, "saya seorang berhmana yang memiliki faham ahimsa, maka saya mustahil melakukan pembunuhan."
Dan banyak umat mengangguk-ngangguk, "oh, iya yah. Dia kan seorang brahmin, bagaimana mungkin dia membunuh?"
Anda yg bs blg bhw itu krn logika org2 itu ga jalan, tapi bagi mereka, itu sesuatu yg masuk akal loh....
Buddha tidak pernah membuat 1 keharusan yg sama utk setiap org seperti kurikulum Diknas
Itu kenapa ada yg mencapai pencerahan dengan sutta A, dengan diskusi B bahkan ada yg dengan hanya mengusapkan kain ke batu
Buddha sendiri juga tidak pernah memaksakan bhw semua org harus mengikuti ajarannya...
Sangat disayangkan jika ada org yg merasa sudah memahami ajaran buddha namun tidak berlaku sesuai dengan ajaran itu sendiri....
semoga bisa dimengerti
Quote from: candra_mukti19 on 10 December 2008, 12:47:45 PM
terjadi banyak kesalahan tafsir kitab suci karena "kedangkalan logika".
Anda benar sekali !! logika memang dangkal !! ^-^
Quote from: candra_mukti19 on 10 December 2008, 12:47:45 PM
Tapi, sangat mengherankan saat menemukan banyaknya "kesalahan logika" yang tergambar dalam ungkapan-ungkapan sebagian umat budhist. Salah satu contohnya adalah vegetarianism dan ahimsa.
Benar juga, memang banyak kesalahan logika ^-^, contohnya ada orang berlogika yang tidak menyelidiki tentang vegetarianism di dalam Buddhism, tetapi berani menyatakan hal tentang vegetarianism di dalam Buddhism.
Quote from: candra_mukti19 on 10 December 2008, 12:47:45 PM
Seperti itu pula kebutuhan umat akan "ajaran yang logic".
Logika memang banyak gunanya, bahkan didalam ilmu pengetahuan sangat penting, oleh karena itu ilmu pengetahuan tidak lepas dari logika.
Namun untuk membuktikan kebenaran agama, lain lagi ceritanya.
Apabila logika digunakan untuk membuktikan kebenaran suatu agama.
Maka logika tersebut lebih tinggi dari kebenaran itu sendiri,
Karena ada parameter terhadap kebenaran, yaitu logika.
Apabila kebenaran suatu agama dapat dibuktikan dengan logika,
Maka mending belajar logika daripada agama tersebut.
Namun nyatanya, logika saja tidak cukup.
Sekali lagi lihat Kalama Sutta.
Btw, metode 3 kalimat saya udah bener gak yach ^-^??
Quote from: candra_mukti19 on 10 December 2008, 12:47:45 PM
Dalam meditasi, kita melakukan usaha untuk sadar. Dalam merenung, kita tidak hanya melakukan usaha untuk sadar, tapi untuk mengerti. Ketika orang melihat suatu fenomena dengan jelas, maka dia disebut mengerti dengan jelas. Walaupun disebut mengerti dengan jelas, tapi belum tentu dia dapat mengungkapkan apa yang difahaminya melalui kata-kata. Jika kita ingin bermeditasi dengan tanpa maksud menyampaikan kembali pemahaman meditasi pada orang lain, maka tidak diperlukan keahlian merangkai kata secara logis. Tapi bila bermaksud menyampaikan pemahaman meditasi pada orang lain, maka kita dituntut untuk dapat merangkai dengan dengan logis sehingga membuat konsep menjadi jelas bagi orang lain.
Saat meditator memperhatikan nafas masuk dan keluar, dan ia mengerti dengan jelas nafas masuk dan keluar, maka meditator tersebut disebut "melihat dengan jelas." Tapi, bagaimanakah realitas nafas masuk dan keluar itu bisa dijelaskan sebagai logic. Demikianlah :
"nafas itu masuk". Inilah sebuah pernyataan yang bisa ilmiah dan bisa pula logic. Untuk membuat orang lain mengerti tentang arti "nafas itu masuk", maka kita dapat mengingatkan orang lain akan suatu pengalaman tentang "nafas masuk". Tapi jika dia tidak ingat, maka bisa dituntun ke arah praktik, dengan memperhatikan nafasnya yang masuk dan keluar, atau menyuruhnya menarik nafas, dan kita katakan padanya, "nah itulah dia, nafas masuk". Tapi, bila hal itu dinyatakan dalam kalimat logic, "nafas itu masuk karena nafas itu bergerak masuk ke dalam memenuhi paru-paru." Ini namanya pernyataan logic yang harus dimengerti bukan dengan praktik atau mengingat melainkan dengan mengkalkulasikan term-term. Jika dikonversi ke dalam bahasa logika, sebagai berikut :
nafas itu bergerak ke dalam . Dan setiap bergerak ke dalam itu masuk. Jadi, nafas itu masuk.
logika ini benar, syah, dapat dimengerti sesuai dengan hukum logika alami. Benarnya, mengertinya secara logic bukan dengan memperhatikan realitas nafasnya melainkan dengan melihat hubungan yang jelas antara argument dengan kesimpulan, relevansi antara kalimat pertama dengan kalimat kedua dalam suatu pernyataan. Jadi, siapapun yang ingin memahami logika, hal ini perlu dicatat baginya, bahwa logika adalah suatu cara menguji relevansi pernyataan-pernyataan dan bukan membandingkan antara pernyataan dengan realitas alami.
Bagi sebagian orang, justru penjelasan logic ini menjadi sulit dimengerti. Persoalan nafas masuk dan keluar adalah sesuatu yang mudah sekali untuk difahami dengan cara memperhatikan nafas masuk dan keluar. Tapi, mengapa harus mempersulit diri dengan membahasnya secara logic yang ternyata justru membuatnya tampak lebih ribet? Hal ini lah yang harus difahami.
Ilmu logika bukan suatu ilmu untuk mempersulit hal yang mudah, justru untuk mempermudah hal yang tadinya sulit. Memang benar, untuk memahami apa itu nafas masuk, tidak perlu dengan cara uraian logic. Tapi, logika diperlukan ketika kita ingin memahami kebenaran pernyataan orang, "nafas itu masuk karena bergerak ke dalam." Pernyataan logic ini tidak dapat ditemukan kebenarannnya dalam dhamma, atau dengan cara memperhatikan nafas masuk dan keluar, walaupun dhamma merupakan asal usul dari logika. Dengan memperhatikan nafas, maka kita hanya dapat melihat bahwa nafas itu bergerak ke dalam. Pergerakan nafas ke arah dalam itu didefinisikan dengan variabel "nafas masuk". Yang ini disebut pengamatan ilmiah, dan peran logika hanya pada "memberikan definisi".
Ini sekedar contoh, yang pada kenyataannya, untuk masalah nafas tentunya tidak diperlukan penguraian secara logic. Ada contoh lain, dimana logika cukup berguna :
Banyak pernyataan yang benar-benar membuntuhkan logika untuk memahaminya. Seperti saya saksikan dalam banyak kasus di media massa dan sejarah. Dengan logika sama orang akan dapat mengerti benar atau salah pernyataan seorang brahmana yang dituduh membunuh, "saya seorang berhmana yang memiliki faham ahimsa, maka saya mustahil melakukan pembunuhan." Banyak umat mengangguk-ngangguk, "oh, iya yah. Dia kan seorang brahmin, bagaimana mungkin dia membunuh?" karena logika mereka gak jalan.
Saya sendiri menyaksikan lansung di TV, seorang tersangka yang dituduh melakukan penghinaan terhadap Islam, dia menyatakan, "Ibu saya muslim, adik saya ada yang muslim, saudara-saudara saya muslim, jadi tidak mungkin saya menghina islam yang berarti saya menghina keluarga sendiri." Orang-orang banyak yang percaya dengan omongannya itu, tapi para ahli logika tentunya akan mentertawakan pernyataan dengan logika yang jungkir balik tersebut. Orang yang selalu bersama dia, sangat tahu apakah sebenarnya dia pernah menghina Islam atau tidak. Sedangkan saya tidak tahu, apakah dia pernah menghina islam atau tidak, tapi pernyataan dia di media TV itu.
Dua kasus tersebut, dalam ilmu logika disebut dengan fallacy Of Glitering Generalities. Kenyataan logika yang salah itu banyak digunakan oleh para politikus untuk meraih banyak anggota. Dan banyak orang menganggap sesat terhadap agama-agama tertentu dengan menggunakan fallacy of Quantity. Hanya karena kesalahan logika, nyawa orang lain melayang. Hanya karena kesalahan logika, orang salah tafsir dengan ajaran agama-agama.
Pengetahuan langsung yang diperoleh melalui praktik meditasi, tidak akan menimbulkan salah tafsir bagi orang yang melihatnya secara langsung. Dia dapat melihat secara langsung, inilah kebenaran ariya, inilah 7 faktor pencerahan, inilah 5 nivarana, dsb. Dia melihat dan mengerti jelas, tanpa berpikir dan menganalisis dia akan memperoleh pengertian benar dan jelas, tidak mungkin salah tafsir. Dhamma hanya perlu dilihat dengan sejelas-jelasnya dan tidak perlu ditafsirkan lagi. Tapi, jika dhamma itu telah diungkapkan dapat menimbulkan kesalahan tafsir pada orang yang mendengar dan belum melihat dhamma secara langsung. Inilah awal dari pertentangan pendapat-pendapat. Sebagaimana banyak orang yang salah tafsir dengan menanggap Allah sebagai sesuatu yang personal. Ini semata karena kedangkalan logika. Allah itu sendiri adalah sesuatu sebagaimana adanya, tidak berubah karena anggapan manusia. Orang yang melihat Allah secara langsung, dia tahu dan mengerti dengan jelas, tanpa perlu berpikir dan menafsirkan. Tapi, sangat jarang orang yang dapat melihat Allah secara langsung. Umumnya manusia mempelajari Allah dengan pendekatan logikanya. Sayangnya, karena tidak memahami norma-norma logika, kemudian munculah anggapan "Allah personal". Inilah salah satu contoh, bagaimana pentingnya ilmu logika, terutama dalam rangka mempelajari teori-teori keagamaan. Demikian pula halnya dalam komunitas budhist, terjadi banyak kesalahan tafsir kitab suci karena "kedangkalan logika".
Apakah sang budha sendiri menggunakan ilmu logika? Ya, Budha Gotama menggunakan ilmu logika. Saya melihat bahwa penuturan sang budha yang tercantum di dalam sutta-sutta merupakan hal yang logic. Bahkan saya bilang, "sungguh hebat logikanya budha gotama." Tapi, sangat mengherankan saat menemukan banyaknya "kesalahan logika" yang tergambar dalam ungkapan-ungkapan sebagian umat budhist. Salah satu contohnya adalah vegetarianism dan ahimsa.
Untuk dapat berpikir logic, memang tidak harus selalu belajar ilmu logika. Sebab logika merupakan bahasa alami manusia. Seperti halnya bahasa tubuh, logika merupakan perbawaan lahir manusia. Logika alami ini, kemudian diselidiki oleh seorang filsuf bernama Aristoteles. Sebagaimana budha tidak menciptakan dhamma, melainkan menemukan dan mengungkapkannya saja, maka seperti itu pula Aristoteles. Ia tidak menciptakan Logika, melainkan menemukan dan mengungkapkannya saja. jadi, Logika itu ada pada setiap diri manusia.
Jika logika itu ada pada diri manusia, apakah ia merupakan bagian dari dhamma? Ya. Logika merupakan bagian dari dhamma. Tapi setelah logika dicatat dan dibukukan, ia menjadi pengetahuan intelektual, dimana untuk memanfaatkannya orang tidak lagi harus melihat langsung ke dalam dhamma, melainkan dapat langsung menggunakannya secara intelek. Aristoteles, sang penemu Logika telah melihat logika di dalam dhamma. Dia mengungkapkannya untuk menusia yang belum melihat dhamma. Umat awam tidak tahu bagaimana asal muasal norma-norma logika itu muncul, tapi umat awam dapat merasakan manfaatnya. Sebagaimana umat awam tidak tahu bagaimana semua aturan-aturan dalam negeri itu dapat muncul, tapi umat awam dapat merasakan manfaatnya.
Jika memang logika ada pada diri setiap manusia, sudah tentu budha telah menemukan dan menggunakannya. Adalah mustahil orang dapat melihat nibbana tapi tidak melihat seluruh dhamma. Jika logika itu bagian dari dhamma, tentu sang budhapun telah melihatnya pula. demikian juga seluruh orang yang mengembangkan kebijaksanaan, akan dapat memahami kebenaran logic dengan sendirinya. Siapapun yang telah melihatnya, tentu akan memiliki ciri "logic dalam ungkapannya." Jadi, orang yang telah mengaku mengembangkan kebijaksaan tapi tidak logic dalam pernyataannya, maka kebijaksanaannya itu diragukan. Sebaliknya, orang yang masih jauh dari bijaksana, batinnya masih jauh dari berkembang, masih mengandung banyak kekotoran, dia tetap dapat berpikir logic, karena ilmu logika yang dulu telah diungkapkan oleh yang menemukannya dalam dhamma kini telah dipelajari oleh orang-orang yang banyak orang, termasuk orang yang dalam batinnya masih banyak kekotoran.
Jika budha Gotama tidak menguraikan ilmu logika sebagaimana Aristoteles, lalu mengapa umatnya harus menggunakan logika sebagaimana Aristoteles? Pertanyaan ini sama saja dengan pertanyaan : Budha Gotama tidak menggunakan internet untuk membabarkan dhamma, tapi mengapa umat budha menjadikan internet sebagai sarana untuk membabarkan dhamma? Zaman sekarang ini bukan 1000 tahun lalu. Sekarang, peribahasanya tidak ada sektor yang tidak disentuh oleh teknologi komputer dan internet. Seperti itu pula kebutuhan umat akan "ajaran yang logic".
Bro Candra,
Apa itu nafas masuk?
Apa itu nafas?
trims sebelumnya!
Quote from: hendrako on 10 December 2008, 08:33:30 PM
Quote from: candra_mukti19 on 10 December 2008, 12:47:45 PM
terjadi banyak kesalahan tafsir kitab suci karena "kedangkalan logika".
Anda benar sekali !! logika memang dangkal !! ^-^
Agama Islam adalah agama yg banyak menggunakan kata TAFSIR....
Kedangkalan LOGIKA?
Anjing (air liur) menurut Islam adalah NAJIS (sesuatu yg kurang baik). Kenapa?
Karna dlm ayat (gw lupa) anjing2 itu meminum air dari pemilik rumah. dan air liur anjing
sudah tentu mengandung kuman2. Seningga Anjing2 (air liur) dianggap najis.......
yg HERAN (baca tidak LOGIS) nya,
kenapa tidak memilih solusi :
A. Bejana Air di tutup,
B. Bejana air Diletakkan di tempat yg lebih tinggi supaya tidak terjanggau dari anjing?
Malah Anjing (air liur) di jadikan sebagai binatang yg DIJAUHIN, disebut NAJIS org2 ISLAM?
:'( :'( Perlakuan tsb sangat menyakitin hati saya... spt tersayat2 bagaikan pisau tajam.....
karna ANJING adalah binatang kesayangan saya... :'( :'(
Logikanya ada dimana Mr. ChandraMukti? ;D
Quote from: candra_mukti19 on 10 December 2008, 12:47:45 PM
Tapi, sangat mengherankan saat menemukan banyaknya "kesalahan logika" yang tergambar dalam ungkapan-ungkapan sebagian umat budhist. Salah satu contohnya adalah vegetarianism dan ahimsa.
Benar juga, memang banyak kesalahan logika ^-^, contohnya ada orang berlogika yang tidak menyelidiki tentang vegetarianism di dalam Buddhism, tetapi berani menyatakan hal tentang vegetarianism di dalam Buddhism.
Tulisan (text) memiliki keterbatasan sebagai alat komunikasi yg SEMPURNA...
Quote from: candra_mukti19 on 10 December 2008, 12:47:45 PM
Seperti itu pula kebutuhan umat akan "ajaran yang logic".
Logika memang banyak gunanya, bahkan didalam ilmu pengetahuan sangat penting, oleh karena itu ilmu pengetahuan tidak lepas dari logika.
Namun untuk membuktikan kebenaran agama, lain lagi ceritanya.
Apabila logika digunakan untuk membuktikan kebenaran suatu agama.
Maka logika tersebut lebih tinggi dari kebenaran itu sendiri,
Karena ada parameter terhadap kebenaran, yaitu logika.
Apabila kebenaran suatu agama dapat dibuktikan dengan logika,
Maka mending belajar logika daripada agama tersebut.
Namun nyatanya, logika saja tidak cukup.
Sekali lagi lihat Kalama Sutta.
Btw, metode 3 kalimat saya udah bener gak yach ^-^??
Contoh2 logika pada umat :
Tanam jagung, panen jagung.... (kira2 begitulah)
Bro ChandraMukti19,
ada pertanyaan utk anda belum dijawab....
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=6875.new#new
trims sebelumnya!
Quote from: hatRed on 10 December 2008, 12:54:49 PM
Satu hal yang pasti
Logika hanyalah alat.
Kebenaran sejati terdapat pada Ehipassiko.
maka itu Logika menjadi pincang ketika tidak ada pembenaran atas variabel2nya.
(baru sadar ini post g yang ke 1000 :)) )
Bro HatRed,
Selamat atas posting yg ke 1000
Setelah melampaui 1000 post, apakah kemampuan
menulis secara LOGIKA anda bertambah baik?
[at] Johan3R
trims trims :))
moga moga menulis secara Logika aye tambah bagus kek mr bagus :))
[at] Hatred... tulisan secara logikamu salah... buktinye 3R di tulis 3K... :))
_/\_ :lotus:
[at] Lily
3K = 3 Kilo
1 Kilo = 1000
3 Kilo = 3000
;D
3 kilo = 3000 apa? ga jelas tuh :)) :hammer:
_/\_ :lotus:
3k biasa dipake di game juga...
misalnya harga barang 300.000 ditulis 300k
Nah lho... :)) Johan maunya 3R kok... ;D
_/\_ :lotus:
3R kan ukuran foto :))
iya iya tuh udah aye rubah.
ngomong2 kok Lily tau yak? jangan2 Johan kloningan Lily lagee?
[at] hatRed
kyk nya gk mungkin deh............soalnya............beda bgt rasanya............
OOT ah :hammer:
sebenarnya......... dua2 nya gw =)) :hammer:
:))
[at] N1AR
wew.... mengakulah kau ke herdiboy.
sori gw oot :>-
sori bro 3000 ,ama suhu lily , ama si red yg percaya [-o< [-o<
Quote from: hatRed on 11 December 2008, 10:13:03 AM
iya iya tuh udah aye rubah.
ngomong2 kok Lily tau yak? jangan2 Johan kloningan Lily lagee?
Semua ok2 aja koq....
3R, 3K, 3000.............
3c (cetok), 3s (sendok), 3p (pinch), 3z (zoom)
SAMA SEKALI TIDAK MELEKAT...........
:'( :'( :'( Karna sangkin tidak MELEKATnya.............
:'( :'( :'( makanya Posting2 kemarin Hilang...semua....AKU ANEH :'( :'( :'(
[at] 3rebu
=)) =)) katanya tidak melekat tapi kok nangis?
Quote from: Reenzia on 11 December 2008, 10:46:37 AM
[at] 3rebu
=)) =)) katanya tidak melekat tapi kok nangis?
Orang sedih (mati) nangis...
Orang juara (gembira) nangis....
object itu netral, tergantung bagaimana anda menilainya [mode sis Lily ON]
Apakah saya nangis (sedih atau gembira) ?
menangis karena sedih atau gembira juga dapat menyebabkan kemelekatan :))
Quote from: Reenzia on 11 December 2008, 10:54:10 AM
menangis karena sedih atau gembira juga dapat menyebabkan kemelekatan :))
Tergantung bagaimana seseorang menilainya.........
Kalau gw berguna sebagai CUCI MATA...
dimana air bersih sulit didapat....
Apakah ini LOGIKAnya masuk atau AKU yg ANEH?
Quote from: johan3000 on 11 December 2008, 11:02:48 AM
Quote from: Reenzia on 11 December 2008, 10:54:10 AM
menangis karena sedih atau gembira juga dapat menyebabkan kemelekatan :))
Tergantung bagaimana seseorang menilainya.........
Kalau gw berguna sebagai CUCI MATA...
dimana air bersih sulit didapat....
Apakah ini LOGIKAnya masuk atau AKU yg ANEH?
bukan aneh, tapi "ngeleeessssss ajaaa......" =))
Quote from: hatRed on 11 December 2008, 10:13:03 AM
iya iya tuh udah aye rubah.
ngomong2 kok Lily tau yak? jangan2 Johan kloningan Lily lagee?
Nooooooooooooooooooooo..... Loe aja kale....:))
Johan pernah post gitu... jgn pake saceng ato tiga rebu... tapi 3R aja... ;D benar kan 3R?
_/\_ :lotus:
Quote from: johan3000 on 11 December 2008, 10:43:46 AM
Quote from: hatRed on 11 December 2008, 10:13:03 AM
iya iya tuh udah aye rubah.
ngomong2 kok Lily tau yak? jangan2 Johan kloningan Lily lagee?
Semua ok2 aja koq....
3R, 3K, 3000.............
3c (cetok), 3s (sendok), 3p (pinch), 3z (zoom)
SAMA SEKALI TIDAK MELEKAT...........
:'( :'( :'( Karna sangkin tidak MELEKATnya.............
:'( :'( :'( makanya Posting2 kemarin Hilang...semua....AKU ANEH :'( :'( :'(
Kok ANEH?.... HERAN lage... :))
_/\_ :lotus:
Quote from: johan3000 on 11 December 2008, 10:52:47 AM
Quote from: Reenzia on 11 December 2008, 10:46:37 AM
[at] 3rebu
=)) =)) katanya tidak melekat tapi kok nangis?
Orang sedih (mati) nangis... ---> dosa (menolak objek)
Orang juara (gembira) nangis....---> gembira dulu (lobha) kemudian dosa juga krn nangis. Proses pikiran itu cepat sekali... makanye di kira (gembira) nangis. sebenarnya setelah lobha muncul kemudian tengelam dan di susul oleh munculnya dosa dg begitu cepat prosesnya.
object itu netral, tergantung bagaimana anda menilainya [mode sis Lily ON] ---> :jempol: GRP sent... tp harus tunggu 720 hours.. ;D
Apakah saya nangis (sedih atau gembira) ? ---> 3R yang tahu
Quote from: Lily W on 11 December 2008, 12:01:58 PM
Quote from: hatRed on 11 December 2008, 10:13:03 AM
iya iya tuh udah aye rubah.
ngomong2 kok Lily tau yak? jangan2 Johan kloningan Lily lagee?
Nooooooooooooooooooooo..... Loe aja kale....:))
Johan pernah post gitu... jgn pake saceng ato tiga rebu... tapi 3R aja... ;D benar kan 3R?
_/\_ :lotus:
Itu kan karna ingin semoga semua mahluk berbahagia.....
3R cuma 2 ketikkan..... jadi niat baik tsb adalah utk yg
mengetik..... kalau bagi saya Semua ok saja........
asal jangan 3i.......................apa itu?
3 isteri TUA !!!!!
:)) kalo 3 istri muda..cemana? :))
_/\_ :lotus:
Quote from: Lily W on 11 December 2008, 12:35:04 PM
:)) kalo 3 istri muda..cemana? :))
_/\_ :lotus:
Boleh lihat dulu ngak? ;D
Apakah pentingnya ilmu logika bagi meditator?
Jelas, Logika sangat dibutuhkan bagi seseorang yg melakukan meditas....
pertama-tama kalau meditasi terus, nanti pasti laper deh.....
jadi Logikanya jangan lupa sisihkan waktu utk mencari makanan/uang....
begitu lho....
Bagaimana menurut yg lain?
pertanyaan : Adakah pekerjaan yg kalau cuma duduk aja (spt meditasi) tapi udah dibayar/digaji?
:hammer:
[at] all
amit-amit dah! di sini kagak ada yang mengerti ilmu logika seorangpun.
payah! parah! gudubrak! ampun ampun!
tapi, bukan anda yang salah. sistem pendidikan indonesia tuh yang salah.
Quote
Apakah pentingnya ilmu logika bagi meditator?
Apakah pentingnya ilmu logika bagi umat awam?
Apakah Budha Gotama menggunakan ilmu logika dalam membabarkan dhamma?
Apa pentingnya ilmu logika bagi umat beragama?
penting...
Logikanya:
Quoteamit-amit dah! di sini kagak ada yang mengerti ilmu logika seorangpun.
payah! parah! gudubrak! ampun ampun!
tapi, bukan anda yang salah. sistem pendidikan indonesia tuh yang salah.
hehehe... _/\_ ...
[at] candra
silahkan lapor ke depdiknas =))
Quote from: Reenzia on 11 December 2008, 08:17:47 PM
[at] candra
silahkan lapor ke depdiknas =))
gw mo lapor di ini!
pak depdiknas dan pak menteri pendidikan! saya minta bapak memasukan pelajaran meditasi dan pelajaran ilmu logika ke dalam mata pelajaran wajib mulai dari tingkat SD hingga perguruan tinggi. kalau gak diajarin logika, nanti banyak orang yang g****k. ni contoah logika g****k : kedaulatan kan ditangan rakyat. sedangkan saya rakyat. jadi kedaulatan ditangan saya. rakyat juga merupakan raja. sedangkan saya adalah rakyat. jadi saya raja anda pak menteri. jadi, apa yang saya katakan anda harus menurutinya, berarti menuruti perintah raja.
itulah dua ilmu dasar yang dapat membuat bangsa ini maju pesat dalam IPTEK dan spiritual. tolong dong pak! please! saya jamin deh pak. kalau bapak enggak percaya, sok lah adakan dulu penelitian experimen disuatu sekolah adakan program wajib belajar ilmu logika dan meditasi. pastilah siswa-siswa disekolah itu menjadi siswa-siswa unggulan. saya jamin pak!
mudah-mudahan aja pak menteri baca ni postingan. :))
=)) emank pak mentri gk termasuk rakyat? kalo gt buat apa donk pemerintahan?
Kalo aye rasa meditasi keknya kaga usah pake logika deh :))
[at] ryu
pernyataan yg masuk logika :))
Sayangnya menurut hukum tata negara logikanya tidak sesederhana itu.
^ ckra mau polling jadi raja dc :))
ke SIN, ketemu ama org2 indo yg jadi dokter terkenal, dosen terkenal
ke Malaysia juga sama...
temen2 ada yg ke autralia, timur tengah dan bnyk negara laennya.......
Indonesia sih ga kekurangan org pinter, tapi kekurangan org yg punya batin yg berkualitas
Bnyk yg berkaok2 ky mahasiswa angkt 66, angkt 75 bahkan sampe yg menjatuhkan orde baru
Tapi begitu jadi pemerintah dan wakil rakyat, kepinterannya digunakan utk akusala
meditator butuh logika
tapi kalo batinnya muncul mana/kesombongan, lobha, ditthi/melekat pada pandangan benarnya itu
maka logika si meditator jadi bumerang utk dirinya sendiri.....
Quote from: candra_mukti19 on 11 December 2008, 09:32:07 PM
Quote from: Reenzia on 11 December 2008, 08:17:47 PM
[at] candra
silahkan lapor ke depdiknas =))
gw mo lapor di ini!
pak depdiknas dan pak menteri pendidikan! saya minta bapak memasukan pelajaran meditasi dan pelajaran ilmu logika ke dalam mata pelajaran wajib mulai dari tingkat SD hingga perguruan tinggi. kalau gak diajarin logika, nanti banyak orang yang g****k. ni contoah logika g****k : kedaulatan kan ditangan rakyat. sedangkan saya rakyat. jadi kedaulatan ditangan saya. rakyat juga merupakan raja. sedangkan saya adalah rakyat. jadi saya raja anda pak menteri. jadi, apa yang saya katakan anda harus menurutinya, berarti menuruti perintah raja.
itulah dua ilmu dasar yang dapat membuat bangsa ini maju pesat dalam IPTEK dan spiritual. tolong dong pak! please! saya jamin deh pak. kalau bapak enggak percaya, sok lah adakan dulu penelitian experimen disuatu sekolah adakan program wajib belajar ilmu logika dan meditasi. pastilah siswa-siswa disekolah itu menjadi siswa-siswa unggulan. saya jamin pak!
mudah-mudahan aja pak menteri baca ni postingan. :))
Maybe....usulannya bagus....
^:)^ ^:)^
dan Guru Ilmu Logikanya akan lebih dihargain lagi.... apabila
tutur katanya SOPAN, SANTUN, dan berprilaku SALEH,
plus TIDAK MERENDAHKAN ORANG LAIN ! ^:)^ ^:)^
Quote from: N1AR on 11 December 2008, 10:39:29 PM
^ ckra mau polling jadi raja dc :))
Eh, maksudnya apa nih? Hati-hati kena pasal subversif :))
Quote from: candra_mukti19 on 11 December 2008, 04:15:26 PM
[at] all
amit-amit dah! di sini kagak ada yang mengerti ilmu logika seorangpun.
payah! parah! gudubrak! ampun ampun!
tapi, bukan anda yang salah. sistem pendidikan indonesia tuh yang salah.
Bro CandraMukti19 itu lelaki sejati atau perempuan ?
soalnya gendernya NGAK NOGOL.....
****
(sorry gak pantes nich)katanya di Singapore (negara yg jauh dari KORUP)...
utk anak2 TK/SD hanya diajarin 4 mata pelajaran....
Math, English, dan MORALITY....
dan yg terakhirlah yg terpenting utk menjadi manusia nonKORUP...
pertanyaan :
Bagaimana penerapan ilmu logika dapat membuat suatu bangsa yg bersih (non Korup) ?
(jangan2 malah menciptakan pejabat2 yg berkorupt dgn ilmu logikanya)....
Quote from: candra_mukti19 on 11 December 2008, 09:32:07 PM
Quote from: Reenzia on 11 December 2008, 08:17:47 PM
[at] candra
silahkan lapor ke depdiknas =))
gw mo lapor di ini!
pak depdiknas dan pak menteri pendidikan! saya minta bapak memasukan pelajaran meditasi dan pelajaran ilmu logika ke dalam mata pelajaran wajib mulai dari tingkat SD hingga perguruan tinggi. kalau gak diajarin logika, nanti banyak orang yang g****k. ni contoah logika g****k : kedaulatan kan ditangan rakyat. sedangkan saya rakyat. jadi kedaulatan ditangan saya. rakyat juga merupakan raja. sedangkan saya adalah rakyat. jadi saya raja anda pak menteri. jadi, apa yang saya katakan anda harus menurutinya, berarti menuruti perintah raja.
itulah dua ilmu dasar yang dapat membuat bangsa ini maju pesat dalam IPTEK dan spiritual. tolong dong pak! please! saya jamin deh pak. kalau bapak enggak percaya, sok lah adakan dulu penelitian experimen disuatu sekolah adakan program wajib belajar ilmu logika dan meditasi. pastilah siswa-siswa disekolah itu menjadi siswa-siswa unggulan. saya jamin pak!
mudah-mudahan aja pak menteri baca ni postingan. :))
raja secara mayoritas dibagi menjadi raja kecil dan raja besar.
raja besar mendapat jatah lebih besar perlakuannya.
raja kecil nanti dulu ya layananny
jadi anda termasuk raja kecil. mo dilayani lebih??? jadilah raja besar
Quote from: johan3000 on 12 December 2008, 09:08:29 AM
Quote from: candra_mukti19 on 11 December 2008, 09:32:07 PM
Quote from: Reenzia on 11 December 2008, 08:17:47 PM
[at] candra
silahkan lapor ke depdiknas =))
gw mo lapor di ini!
pak depdiknas dan pak menteri pendidikan! saya minta bapak memasukan pelajaran meditasi dan pelajaran ilmu logika ke dalam mata pelajaran wajib mulai dari tingkat SD hingga perguruan tinggi. kalau gak diajarin logika, nanti banyak orang yang g****k. ni contoah logika g****k : kedaulatan kan ditangan rakyat. sedangkan saya rakyat. jadi kedaulatan ditangan saya. rakyat juga merupakan raja. sedangkan saya adalah rakyat. jadi saya raja anda pak menteri. jadi, apa yang saya katakan anda harus menurutinya, berarti menuruti perintah raja.
itulah dua ilmu dasar yang dapat membuat bangsa ini maju pesat dalam IPTEK dan spiritual. tolong dong pak! please! saya jamin deh pak. kalau bapak enggak percaya, sok lah adakan dulu penelitian experimen disuatu sekolah adakan program wajib belajar ilmu logika dan meditasi. pastilah siswa-siswa disekolah itu menjadi siswa-siswa unggulan. saya jamin pak!
mudah-mudahan aja pak menteri baca ni postingan. :))
Maybe....usulannya bagus....
^:)^ ^:)^
dan Guru Ilmu Logikanya akan lebih dihargain lagi.... apabila
tutur katanya SOPAN, SANTUN, dan berprilaku SALEH,
plus TIDAK MERENDAHKAN ORANG LAIN ! ^:)^ ^:)^
ok deh johan! saya mo belajar sabar dan sopan. mohon bimbingannya aja!
Quote from: johan
mereka yang melakukan korupsi seringkali dirinya merasa tidak korupsi, karena kesalahan dalam logika mereka sendiri. apabila, logika mereka jalan paling tidak dia sadar kalau dirinya korupsi.
contoh :
saya kenal dengan seorang pejabat yang melakukan korupsi. tapi dia berkata, "ini bukan korupsi, melainkan mengambil apa yang menjadi hak saya. pemerinta telah melakukan kedzaliman terhadap rakyat umumnya, dan kepada saya khususnya. coba aja pikir, masa saya bekerja di pemerinta sudah lebih dari 20 tahun, tapi gajinya masih segini. tidak adil dan tidak sebanding. maka, saat ini saya mengambil uang ini anggap saja adalah mengambil hak yang seharusnya sudah lama saya terima."
jadi, karena kesalahan berpikir logic, dia menganggap sedang mengambil hak bukan korupsi.
Quote from: ryu on 11 December 2008, 09:53:42 PM
Kalo aye rasa meditasi keknya kaga usah pake logika deh :))
meditasi memang tidak perlu menggunakan logika, tapi mempelajari teori-teori meditasi itu memerlukan logika. misalnya, kalau guru meditasi berkata, "meditasi itu menenangkan, karena konsentrasi dikembangkan." logika dapat mengetahui benar tidaknya keterangan ini secara logic sebelum dibuktikan secara praktik.
Quote from: candra_mukti19 on 12 December 2008, 02:31:58 PM
Quote from: johan3000 on 12 December 2008, 09:08:29 AM
Quote from: candra_mukti19 on 11 December 2008, 09:32:07 PM
Quote from: Reenzia on 11 December 2008, 08:17:47 PM
[at] candra
silahkan lapor ke depdiknas =))
gw mo lapor di ini!
pak depdiknas dan pak menteri pendidikan! saya minta bapak memasukan pelajaran meditasi dan pelajaran ilmu logika ke dalam mata pelajaran wajib mulai dari tingkat SD hingga perguruan tinggi. kalau gak diajarin logika, nanti banyak orang yang g****k. ni contoah logika g****k : kedaulatan kan ditangan rakyat. sedangkan saya rakyat. jadi kedaulatan ditangan saya. rakyat juga merupakan raja. sedangkan saya adalah rakyat. jadi saya raja anda pak menteri. jadi, apa yang saya katakan anda harus menurutinya, berarti menuruti perintah raja.
itulah dua ilmu dasar yang dapat membuat bangsa ini maju pesat dalam IPTEK dan spiritual. tolong dong pak! please! saya jamin deh pak. kalau bapak enggak percaya, sok lah adakan dulu penelitian experimen disuatu sekolah adakan program wajib belajar ilmu logika dan meditasi. pastilah siswa-siswa disekolah itu menjadi siswa-siswa unggulan. saya jamin pak!
mudah-mudahan aja pak menteri baca ni postingan. :))
Maybe....usulannya bagus....
^:)^ ^:)^
dan Guru Ilmu Logikanya akan lebih dihargain lagi.... apabila
tutur katanya SOPAN, SANTUN, dan berprilaku SALEH,
plus TIDAK MERENDAHKAN ORANG LAIN ! ^:)^ ^:)^
ok deh johan! saya mo belajar sabar dan sopan. mohon bimbingannya aja!
pilih yg mana?
1. Bro 3r saya mo belajar sabar dan sopan. mohon bimbingannya
2. Bp 3r saya mo belajar sabar dan sopan. mohon bimbingannya
3. Guru 3r saya mo belajar sabar dan sopan. mohon bimbingannya
4. ........
Jadi Bro Chanda ketik2... karna kepepet... terpaksa, ngak bisa mikir lagi....macet...
ATAU BENAR2 memiliki ketulusan untuk belajar BERSABAR ?
Mohon conformasinya....
Quote from: johan3000 on 12 December 2008, 02:56:23 PM
Quote from: candra_mukti19 on 12 December 2008, 02:31:58 PM
Quote from: johan3000 on 12 December 2008, 09:08:29 AM
Quote from: candra_mukti19 on 11 December 2008, 09:32:07 PM
Quote from: Reenzia on 11 December 2008, 08:17:47 PM
[at] candra
silahkan lapor ke depdiknas =))
gw mo lapor di ini!
pak depdiknas dan pak menteri pendidikan! saya minta bapak memasukan pelajaran meditasi dan pelajaran ilmu logika ke dalam mata pelajaran wajib mulai dari tingkat SD hingga perguruan tinggi. kalau gak diajarin logika, nanti banyak orang yang g****k. ni contoah logika g****k : kedaulatan kan ditangan rakyat. sedangkan saya rakyat. jadi kedaulatan ditangan saya. rakyat juga merupakan raja. sedangkan saya adalah rakyat. jadi saya raja anda pak menteri. jadi, apa yang saya katakan anda harus menurutinya, berarti menuruti perintah raja.
itulah dua ilmu dasar yang dapat membuat bangsa ini maju pesat dalam IPTEK dan spiritual. tolong dong pak! please! saya jamin deh pak. kalau bapak enggak percaya, sok lah adakan dulu penelitian experimen disuatu sekolah adakan program wajib belajar ilmu logika dan meditasi. pastilah siswa-siswa disekolah itu menjadi siswa-siswa unggulan. saya jamin pak!
mudah-mudahan aja pak menteri baca ni postingan. :))
Maybe....usulannya bagus....
^:)^ ^:)^
dan Guru Ilmu Logikanya akan lebih dihargain lagi.... apabila
tutur katanya SOPAN, SANTUN, dan berprilaku SALEH,
plus TIDAK MERENDAHKAN ORANG LAIN ! ^:)^ ^:)^
ok deh johan! saya mo belajar sabar dan sopan. mohon bimbingannya aja!
pilih yg mana?
1. Bro 3r saya mo belajar sabar dan sopan. mohon bimbingannya
2. Bp 3r saya mo belajar sabar dan sopan. mohon bimbingannya
3. Guru 3r saya mo belajar sabar dan sopan. mohon bimbingannya
4. ........
Jadi Bro Chanda ketik2... karna kepepet... terpaksa, ngak bisa mikir lagi....macet...
ATAU BENAR2 memiliki ketulusan untuk belajar BERSABAR ?
Mohon conformasinya....
sudahlah sahceng pertanyaannya jangan memusingkan om chandra deh :)
Quote from: candra_mukti19 on 12 December 2008, 02:38:38 PM
Quote from: johan
mereka yang melakukan korupsi seringkali dirinya merasa tidak korupsi, karena kesalahan dalam logika mereka sendiri. apabila, logika mereka jalan paling tidak dia sadar kalau dirinya korupsi.
contoh :
saya kenal dengan seorang pejabat yang melakukan korupsi. tapi dia berkata, "ini bukan korupsi, melainkan mengambil apa yang menjadi hak saya. pemerinta telah melakukan kedzaliman terhadap rakyat umumnya, dan kepada saya khususnya. coba aja pikir, masa saya bekerja di pemerinta sudah lebih dari 20 tahun, tapi gajinya masih segini. tidak adil dan tidak sebanding. maka, saat ini saya mengambil uang ini anggap saja adalah mengambil hak yang seharusnya sudah lama saya terima."
jadi, karena kesalahan berpikir logic, dia menganggap sedang mengambil hak bukan korupsi.
kalo disini aye melihat bukan logika tapi pembenaran :)
Quote from: ryu on 12 December 2008, 03:11:46 PM
Quote from: candra_mukti19 on 12 December 2008, 02:38:38 PM
Quote from: johan
mereka yang melakukan korupsi seringkali dirinya merasa tidak korupsi, karena kesalahan dalam logika mereka sendiri. apabila, logika mereka jalan paling tidak dia sadar kalau dirinya korupsi.
contoh :
saya kenal dengan seorang pejabat yang melakukan korupsi. tapi dia berkata, "ini bukan korupsi, melainkan mengambil apa yang menjadi hak saya. pemerinta telah melakukan kedzaliman terhadap rakyat umumnya, dan kepada saya khususnya. coba aja pikir, masa saya bekerja di pemerinta sudah lebih dari 20 tahun, tapi gajinya masih segini. tidak adil dan tidak sebanding. maka, saat ini saya mengambil uang ini anggap saja adalah mengambil hak yang seharusnya sudah lama saya terima."
jadi, karena kesalahan berpikir logic, dia menganggap sedang mengambil hak bukan korupsi.
kalo disini aye melihat bukan logika tapi pembenaran :)
Wong jadi lurah aja bondonya (investasinya) udah 500 TIAU.....
kalau gw ngak sedot sana sini... terus LOGIKAnya
bayar hutang pakai duit siapa?....
selain pembenaran.... itu juga SANGAT LOGIKA (versi koruptor)
ibarat orang, gak bisa melihat telinganya sendiri << gak pake becandaan liatnya pake cermin yaaaa :hammer:
kita nih blm mencapai pencerahan, hendaknya jadi orang yg bijaksana dan rendah hati lah
terkadang kesalahan kita tuh gak kita sadari sendiri, makanya ada orang lain yg bisa mengingatkan
sebelum ditolak atau diterima hendaknya dipertimbangkan dahulu
kalo blm pinter aja uda sombong, diberi sedikit pendapat uda langsung ditolak mentah-mentah
kapan bisa pinter? kapan mau mengalami pencerahan?
padi makin berisi akan makin merunduk, yg telah berkali-kali saia sampaikan
ini saia petik dari omongannya siapa ya, saia lupa, yang pasti seorang filsafat ato ilmuan, einstein kalo gk salah
orang pintar tahu apa yang tidak diketahui olehnya, orang bodoh hanya tahu apa yang diketahuinyaoleh karena itu, orang yg benar-benar pinter gak bisa sombong, sang Sidharta pinter, tapi dia gk sombong kan? ;D
jadi inget postingannya bro sobat-dharma
QuoteBayazid dan Orang Bodoh
Pada suatu hari, seseorang mengomel kepada Bayazid, seorang ahli
mistik pada abad kesembilan, mengatakan bahwa ia telah berpuasa
dan berdoa dan berbuat segalanya selama tiga puluh tahun namun
tidak juga menemukan kesenangan seperti yang digambarkan
Bayazid. Bayazid menjawab, orang itu bisa saja melanjutkan
perbuatannya tiga ratus tahun lagi tanpa mendapatkan kesenangan
juga.
"Mengapa begitu?" tanya Si Sok-Saleh.
"Sebab kesombonganmu merupakan halangan utama bagimu."
"Coba katakan apa obatnya."
"Obatnya tak akan bisa kau laksanakan."
"Bagaimanapun, katakan sajalah."
Bayazid pun berkata, "Kau harus pergi ke tukang pangkas rambut
untuk mencukur janggutmu, (yang terhormat, itu). Lepaskan semua
pakaianmu dan kenakan korset. Isi sebuah kantong kuda dengan
kenari sampai penuh, lalu gantungkan di lehermu. Pergilah ke pasar
dan berteriaklah, 'akan kuberikan sebutir kenari kepada setiap anak
yang memukul tengkukku.' Kemudian lanjutkan perjalananmu ke
sidang pengadilan agar semua orang menyaksikanmu."
"Tetapi aku tak bisa melakukan itu; coba katakan cara lain yang
sama manfaatnya."
"Itu langkah pertama, dan satu-satunya cara," kata Bayazid, "Tetapi
sudah aku katakan kepadamu bahwa kau tak akan bisa
melakukannya; jadi tak ada obat bagimu."
LOGIKA utk MEDIATOR (org yg melakukan meditasi)...
Meditasi (Vipasana)..... tujuan salah satunya.....
mengikis, mengurangin, menhilangkan....
kemarahan, kebencian, kebodohan (LMD).......... dst, dst...
Maksudnya menghilangkannya LMD pada SAAT MEDITASI....
atau bisa
any time, any place, with anybody, any condition?
Kalau cuma saat Meditasi aja .... manfaatnya tidak begitu banyak....
karna aktivitas kehidupan kita seharian (waktu berinteraksi dgn org lain)...
adalah dimana ( bukan dlm kondisi Meditasi......)
pertanyaan :
Bagaimana Pencapaian dlm meditasi (Jhanna) dpt digunakan
sebagai kewaspadaan, pengendalian pikiran yg baik/bener SETIAP SAAT?
trims sebelumnya!
Quote from: johan
pertanyaan :
Bagaimana Pencapaian dlm meditasi (Jhanna) dpt digunakan
sebagai kewaspadaan, pengendalian pikiran yg baik/bener SETIAP SAAT?
trims sebelumnya!
dengan kekuatan-kekuatan jhana, seseorang dapat melakukan pengendalian diri dengan luar biasa, dan juga bisa membiarkan diri tanpa dikendalikan.
seperti seorang pawang menghadapi seekor harimau yang buas dan liar, dia mengamuk dan meraung-raung. pawang itu membiarkannya aja begitu, dan berpikir "ini adalah untuk penghiburan manusia-manusia awam, yang takut tapi tertarik dengan kebuasan dan keliaran harimau". tapi, jika saatnya saya harus menaklukan harimau tersebut, harimau tersebut akan duduk patuh pada pawang itu.
Quote from: candra_mukti19 on 16 December 2008, 04:26:19 PM
dengan kekuatan-kekuatan jhana, seseorang dapat melakukan pengendalian diri dengan luar biasa, dan juga bisa membiarkan diri tanpa dikendalikan.
seperti seorang pawang menghadapi seekor harimau yang buas dan liar, dia mengamuk dan meraung-raung. pawang itu membiarkannya aja begitu, dan berpikir "ini adalah untuk penghiburan manusia-manusia awam, yang takut tapi tertarik dengan kebuasan dan keliaran harimau". tapi, jika saatnya saya harus menaklukan harimau tersebut, harimau tersebut akan duduk patuh pada pawang itu.
jadi anda bermeditasi utk apa?
- utk show / nakut2in org?
- atau utk pengendalian diri?
Quote from: markosprawira on 16 December 2008, 04:36:22 PM
Quote from: candra_mukti19 on 16 December 2008, 04:26:19 PM
dengan kekuatan-kekuatan jhana, seseorang dapat melakukan pengendalian diri dengan luar biasa, dan juga bisa membiarkan diri tanpa dikendalikan.
seperti seorang pawang menghadapi seekor harimau yang buas dan liar, dia mengamuk dan meraung-raung. pawang itu membiarkannya aja begitu, dan berpikir "ini adalah untuk penghiburan manusia-manusia awam, yang takut tapi tertarik dengan kebuasan dan keliaran harimau". tapi, jika saatnya saya harus menaklukan harimau tersebut, harimau tersebut akan duduk patuh pada pawang itu.
jadi anda bermeditasi utk apa?
- utk show / nakut2in org?
- atau utk pengendalian diri?
saya tidak tahu, saya meditasi untuk apa?
seperti halnya makan, saya tidak pernah begitu memikirkan "untuk apa saya makan". kenyataannya saya lapar dan ingin makan. seperti itu pula saya bermeditasi, itu dorongan alami dari dalam diri saya sendiri, mendorong saya untuk melakukannya tanpa ribet memikirkan "untuk apa meditasi?"
Quote from: candra_mukti19 on 18 December 2008, 05:25:52 PM
saya tidak tahu, saya meditasi untuk apa?
seperti halnya makan, saya tidak pernah begitu memikirkan "untuk apa saya makan". kenyataannya saya lapar dan ingin makan. seperti itu pula saya bermeditasi, itu dorongan alami dari dalam diri saya sendiri, mendorong saya untuk melakukannya tanpa ribet memikirkan "untuk apa meditasi?"
jadi gak usah pake logika ya
Quote from: candra_mukti19 on 18 December 2008, 05:25:52 PM
Quote from: markosprawira on 16 December 2008, 04:36:22 PM
Quote from: candra_mukti19 on 16 December 2008, 04:26:19 PM
dengan kekuatan-kekuatan jhana, seseorang dapat melakukan pengendalian diri dengan luar biasa, dan juga bisa membiarkan diri tanpa dikendalikan.
seperti seorang pawang menghadapi seekor harimau yang buas dan liar, dia mengamuk dan meraung-raung. pawang itu membiarkannya aja begitu, dan berpikir "ini adalah untuk penghiburan manusia-manusia awam, yang takut tapi tertarik dengan kebuasan dan keliaran harimau". tapi, jika saatnya saya harus menaklukan harimau tersebut, harimau tersebut akan duduk patuh pada pawang itu.
jadi anda bermeditasi utk apa?
- utk show / nakut2in org?
- atau utk pengendalian diri?
saya tidak tahu, saya meditasi untuk apa?
seperti halnya makan, saya tidak pernah begitu memikirkan "untuk apa saya makan". kenyataannya saya lapar dan ingin makan. seperti itu pula saya bermeditasi, itu dorongan alami dari dalam diri saya sendiri, mendorong saya untuk melakukannya tanpa ribet memikirkan "untuk apa meditasi?"
Salah satu sebab kita makan....
1. Makan adalah utk kelangsungan hidup
Dan pelajaran di SD pun udah dibahas .... makanan itu utk apa...
kenapa memakan makanan bergizi... dst, dst....
Meditasi utk apa?
Ya udah berkali-kali dijelasin di DC.....
mengurangin/mengikis habis/melenyapkan
kemarahan, kebencian, dan kobodohan (batin)....
Begitu lho....
Bagaimana seorang yg ber ILMU LOGIKA tinggi...
melakukan suatu hal (meditasi) tidak tau gunanya utk apa?
Apakah udah ada usaha kesana utk mencari tau?
Bukankah anda pernah bilang bandan merasa segar setelah meditasi?
silahkan dijawab dgn ilmu Logika!....
trims sebelumnya!
Quote from: candra_mukti19 on 16 December 2008, 04:26:19 PM
Quote from: johan
pertanyaan :
Bagaimana Pencapaian dlm meditasi (Jhanna) dpt digunakan
sebagai kewaspadaan, pengendalian pikiran yg baik/bener SETIAP SAAT?
trims sebelumnya!
dengan kekuatan-kekuatan jhana, seseorang dapat melakukan pengendalian diri dengan luar biasa, dan juga bisa membiarkan diri tanpa dikendalikan.
Bro... itu promosi atau apa ya?....
Bro kan udah mencapai Jhanna 3+,... dan saya pun pernah dimarah Bro...
(Buktinya anda kena SP).... kenapa itu bisa terjadi?
Apakah malam tsb pawangnya terlalu banyak minum TOAK (minuman berakohol)?
seperti seorang pawang menghadapi seekor harimau yang buas dan liar, dia mengamuk dan meraung-raung. pawang itu membiarkannya aja begitu, dan berpikir "ini adalah untuk penghiburan manusia-manusia awam, yang takut tapi tertarik dengan kebuasan dan keliaran harimau". tapi, jika saatnya saya harus menaklukan harimau tersebut, harimau tersebut akan duduk patuh pada pawang itu.
Benar bro... sering juga pawang digigit HARIMAU...
jadi berhati-hati lah menjadi pawang harimau....
Apakah username Chandra_Mukti19 di DC
tsb seseorang atau beberapa orang (usernamenya di share)?
trims sebelumnya!
Quote from: pujianto on 18 December 2008, 05:59:59 PM
Quote from: candra_mukti19 on 18 December 2008, 05:25:52 PM
saya tidak tahu, saya meditasi untuk apa?
seperti halnya makan, saya tidak pernah begitu memikirkan "untuk apa saya makan". kenyataannya saya lapar dan ingin makan. seperti itu pula saya bermeditasi, itu dorongan alami dari dalam diri saya sendiri, mendorong saya untuk melakukannya tanpa ribet memikirkan "untuk apa meditasi?"
jadi gak usah pake logika ya
Pakai yg ini lho bro...
[spoiler]
ChandraMukti19:
sebab kalau lagi "nyoblos" gak perlu banyak bicara. langsung aja nancep bro![/spoiler]
[at] all
tujuan meditasi adalah untuk meditasi itu sendiri.
kadang-kadang saya meditasi untuk kesegaran badan.
kadang-kadang saya bermeditasi untuk ketenangan batin.
kadang-kadang saya meditasi tidak untk apa-apa kecuali untuk meditasi itu sendiri.
kadang-kadang saya meditasi untuk mencerap pengetahuan-pengetahuan.
dll.
tujuannya berubah-ubah, dan kadang tanpa tujuan.
Quote from: candra_mukti19 on 20 December 2008, 11:46:39 AM
[at] all
tujuan meditasi adalah untuk meditasi itu sendiri.
kadang-kadang saya meditasi untuk kesegaran badan.
kadang-kadang saya bermeditasi untuk ketenangan batin.
kadang-kadang saya meditasi tidak untk apa-apa kecuali untuk meditasi itu sendiri.
kadang-kadang saya meditasi untuk mencerap pengetahuan-pengetahuan.
dll.
tujuannya berubah-ubah, dan kadang tanpa tujuan.
Anda harus ubah pola pikir Anda terhadap meditasi. Kalau Anda masih menjalani meditasi dengan alasan2 seperti di atas, berarti Anda mengambang, tidak jelas (tidak sadar). Ibarat orang yang makan nasi karena kadang lapar, karena ingin makan makanan enak, kadang ya terpaksa makan, kadang yah untuk makan itu sendiri,...
Quote from: upasaka on 20 December 2008, 11:54:54 AM
Quote from: candra_mukti19 on 20 December 2008, 11:46:39 AM
[at] all
tujuan meditasi adalah untuk meditasi itu sendiri.
kadang-kadang saya meditasi untuk kesegaran badan.
kadang-kadang saya bermeditasi untuk ketenangan batin.
kadang-kadang saya meditasi tidak untk apa-apa kecuali untuk meditasi itu sendiri.
kadang-kadang saya meditasi untuk mencerap pengetahuan-pengetahuan.
dll.
tujuannya berubah-ubah, dan kadang tanpa tujuan.
Anda harus ubah pola pikir Anda terhadap meditasi. Kalau Anda masih menjalani meditasi dengan alasan2 seperti di atas, berarti Anda mengambang, tidak jelas (tidak sadar). Ibarat orang yang makan nasi karena kadang lapar, karena ingin makan makanan enak, kadang ya terpaksa makan, kadang yah untuk makan itu sendiri,...
ya itu kenyataannya.
kadang saya mencapai jhana
kadang muncul bijaksanaan vippasana
tapi kadang-kadang saya jauh sekali dari kondisi itu
kadang-kadang nivarana muncul dengan kasar dan kuat
kadang-kadang saya dapat menhancurkan nivarana itu dengan cepat, kadang sangat lambat
kadang muncul moha, dosa dan lobha
kadang hati saya menjadi suci
semua itu muncul dan lenyap, datang dan pergi dengan cepat
semuanya tidak kekal, semuanya penderitaan, semuanya tanpa inti
Quote from: candra_mukti19 on 20 December 2008, 08:00:19 PM
Quote from: upasaka on 20 December 2008, 11:54:54 AM
Quote from: candra_mukti19 on 20 December 2008, 11:46:39 AM
[at] all
tujuan meditasi adalah untuk meditasi itu sendiri.
kadang-kadang saya meditasi untuk kesegaran badan.
kadang-kadang saya bermeditasi untuk ketenangan batin.
kadang-kadang saya meditasi tidak untk apa-apa kecuali untuk meditasi itu sendiri.
kadang-kadang saya meditasi untuk mencerap pengetahuan-pengetahuan.
dll.
tujuannya berubah-ubah, dan kadang tanpa tujuan.
Anda harus ubah pola pikir Anda terhadap meditasi. Kalau Anda masih menjalani meditasi dengan alasan2 seperti di atas, berarti Anda mengambang, tidak jelas (tidak sadar). Ibarat orang yang makan nasi karena kadang lapar, karena ingin makan makanan enak, kadang ya terpaksa makan, kadang yah untuk makan itu sendiri,...
ya itu kenyataannya.
kadang saya mencapai jhana
kadang muncul bijaksanaan vippasana
tapi kadang-kadang saya jauh sekali dari kondisi itu
kadang-kadang nivarana muncul dengan kasar dan kuat
kadang-kadang saya dapat menhancurkan nivarana itu dengan cepat, kadang sangat lambat
kadang muncul moha, dosa dan lobha
kadang hati saya menjadi suci
semua itu muncul dan lenyap, datang dan pergi dengan cepat
semuanya tidak kekal, semuanya penderitaan, semuanya tanpa inti
nah itu semua terjadi karena tidak adanya alasan yg jelas.....
Semenjak Pertapa Sumedha bertekad utk menjalani samma sambuddha, dia menjalani 4 asankheya kappa dengan tujuan yg sama seperti saat beliau menjadi Pertapa Sumedha
yaitu menjadi samma sambuddha
Tujuan akan membantu kita dalam mengatur mana yg diperlukan dan yg tidak diperlukan utk mencapai tujuan itu
Namun org "bodoh" biasanya akan melekati (lobha) tujuan itu
dan ada juga org "bodoh" yg menolak (dosa) tujuan itu
Ini disebabkan karena pemikiran/konsep "awam" tapi diimplentasikan/diterapkan dalam konsep "Dhamma"
Dalam pencapaian nibbana, kedua cara diatas sudah jelas tidak akan membawa ke arah tujuan itu sendiri
semoga bermanfaat bagi kita semua