Forum Dhammacitta

Topik Buddhisme => Diskusi Umum => Topic started by: Saddha_vinita05 on 19 May 2008, 04:26:36 PM

Title: knapa yacH????
Post by: Saddha_vinita05 on 19 May 2008, 04:26:36 PM
hayloooww.... post lgi nie..!!!
ada seorg tmnku yg tnya ttg agama buddha!!!

he said:

para bikkhkku kan gax ada rambut alias botak(maaf) tapi kox sang buddha sendiri kox ada rambunya!!!!
katanya sang buddha rada egois,, murid2nya harus dibotak,, tapi beliau gax!!!

hehehehehe........

give me you opinion OcHe!!!  :lotus: :jempol: :jempol: :jempol: :jempol: :jempol: :jempol: :jempol:h
Title: Re: knapa yacH????
Post by: FZ on 19 May 2008, 07:06:15 PM
IMO,
Karena Buddha sudah mencapai pencerahan..

Sedangkan biksu sedang mencari realisasi pencerahan..
Pembotakan kepala itu cuma salah satu bentuk latihan agar tidak terikat pada hal2 yang anicca

Definisi adil itu tidak berarti pukul sama rata tetapi melihat ke sisi kebutuhannya.
Contohnya anak SD dan anak SMA apakah dibelikan tas yang sama ?
Anak SMA butuh tas yang lebih besar karena bukunya lebih banyak dan tebal2
sedangkan anak SD tidak membutuhkan tas yang besar, karena bukunya masih sedikit dan tipis

Dalam hal ini, apakah bisa dikatakan anak SMA itu egois ?

Mungkin itu contoh ilustrasi lebih melihat ke manfaatnya

Title: Re: knapa yacH????
Post by: El Sol on 19 May 2008, 07:08:56 PM
 [at] atas
JUEMPOL!!

tade aye dah mo balas..tapi jawapan ente lebih MUANTAP!
Title: Re: knapa yacH????
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 19 May 2008, 07:39:09 PM
Sebenarnya peraturan mengenai rambut Bhikkhu itu ada ukuran tertentu, kalo gak salah sekitar dua ruas jari. Dua ruas jari lumayan panjang loh. Dan kalo kelihatan panjang sekali, itu adalah interpretasi artis yang membuat lukisan atau rupang Sang Buddha. Dan Sang Buddha gak melanggar aturan tersebut. Rambut Beliau ketika masih jadi Bodhisatta, dipotong sesuai ukuran tertentu tersebut, dan tidak tumbuh lagi sampai menjadi Buddha dan parinibanna.
Title: Re: knapa yacH????
Post by: Adhitthana on 19 May 2008, 09:51:06 PM
 setelah sang Buddha mencapai penerangan sempurna, rambut beliau tidak tumbuh lagi dan tidak mati (rontok), artinya rambut beliau TETAP. 

Rambut beliau jg tidak dpt dipangkas/dipotong oleh orang lain, kecuali dgn tangan Sang Buddha sendiri




_/\_ mohon koreksi kalo salah

Thz..........



Title: Re: knapa yacH????
Post by: Hariyanto on 20 May 2008, 12:05:07 AM
no comment..karena saya tidak tahu menahu mengenai kejadian yg sudah 2500 tahun yg lalu..

_/\_
Title: Re: knapa yacH????
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 20 May 2008, 06:54:27 PM
Quoteno comment..karena saya tidak tahu menahu mengenai kejadian yg sudah 2500 tahun yg lalu..
Memang mungkin sebagian besar dari kita di sini tidak tahu (mungkin tidak ingat) kejadian 2500 tahun yang lalu. Tapi kita di sini sama-sama belajar, sama-sama mengembangkan diri dalam belajar Buddhisme. Ada banyak yang bisa kita pelajari, dari naskah-naskah Dhamma. Dari Sutta-Sutta, dari komentar-komentar, dari tulisan-tulisan yang bisa kita pelajari. Mungkin tidak 100% benar, tapi bisa juga 100% benar. Yang penting bagaimana kita bisa menerima manfaat dari topik-topik yang ada, misalnya dalam kasus ini, apa yang diperbuat Bodhisatta dalam kehidupan yang lampau, sehingga rambutnya tidak tumbuh lagi? Apa maksudnya atau melambangkan apa rambut Sang Buddha? Siapa tahu kita bisa meneladani Beliau.
Title: Re: knapa yacH????
Post by: Umat Awam on 20 May 2008, 07:07:05 PM
Setahu saya, di india dulu itu rambut sama dgn permata, alias sesuatu yg berharga, semakin panjang rambut seseorang, maka semakin berharga rambut itu.. So, krn Sang Bodhisatta sebagai bentuk pelepasan trhdp duniawi, beliau memotong rambut dan meninggalkan kekayaannya.. Sebagai simbol, bahwa rambut itu ternyata tak berharga utk di pelihara, dan setelah dipotong rambut sang buddha itu ga panjang jg ga botak.. Sedang mengapa para bhikkhu diwajibkan utk mencukur rambut, sebagai simbol pelepasan trhdp ikatan duniawi, terutama dlm hal mempercantik diri.. seperti yg karuna katakan bahwa ga mutlak hrs botak polos, tp ada ukuran maksimal.. dan saya rasa itu salah satu simbol pelepasan... krn pada wkatu itu bahkan mungkin sekarang, byk yg terikat oleh ketampanan, kecantikan dr rambutnya...

_/\_ Correct me if i'm wrong...
Title: Re: knapa yacH????
Post by: Lex Chan on 20 May 2008, 10:53:49 PM
Pernah dibahas di sini:
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,696.0.html
Title: Re: knapa yacH????
Post by: K.K. on 21 May 2008, 08:56:15 AM
Quotepara bikkhkku kan gax ada rambut alias botak(maaf) tapi kox sang buddha sendiri kox ada rambunya!!!!
katanya sang buddha rada egois,, murid2nya harus dibotak,, tapi beliau gax!!!

Saddha_vinita05,

Coba nanti dibalas tanya,
1. apakah guru SD-nya juga pake seragam putih merah
2. apakah pelatih atlet juga melakukan apa yang diperintahkannya pada atlet
3. apakah kalo dokter membatasi diet makan seseorang pasien, dokter itu juga menetapkannya pada dietnya sendiri

Kalo ga ngerti juga, jangan dilanjutkan. Berarti itu orang yang harus dikasihani.
Title: Re: knapa yacH????
Post by: Dhyanaputra on 25 May 2008, 12:34:23 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 21 May 2008, 08:56:15 AM

1. apakah guru SD-nya juga pake seragam putih merah
2. apakah pelatih atlet juga melakukan apa yang diperintahkannya pada atlet
3. apakah kalo dokter membatasi diet makan seseorang pasien, dokter itu juga menetapkannya pada dietnya sendiri


Jawabnya kira2 gini kale yah;

1. Setelah jadi guru gak lagi pake putih merah, tapi at least DULU dia juga pake putih merah waktu masih SD.. karena kalo gak pernah jadi siswa SD mana bisa jadi guru? :)
2. Seorang pelatih mestinya pernah menjadi atlet, dan pernah menjalankan apa yg diperintahkan utk keperluan pelatihan, mana ada pelatih (coach), yg tidak pernah jadi atlet dulunya?  :)
3. ... Nah analog ke 3 ini cukup represntative.. but masih ada "celah"nya, yaitu, dokter bisa tau teknik diet kan karena belajar dari orang lain, dan at least teknik itu pernah "diuji coba" melalui research.. :)

nah sekarang kontra-pertanyaan lebih lanjut;

Pernahkan Buddha Sakyamuni (Siddharta Gotama) menggundul rambutnya sebelum mencapai Bodhi? :)

AFAIK, Siddharta Gotama hanya memotong rambutnya satu kali, yaitu di tepi sungai gangga sewaktu Beliau melarikan diri dari istana tengah malam (pada usia 29 th) meninggalkan Yashodara dan Rahula, ditemani Channa, dan Kanthaka kudanya.. itu pun engga sampe gundul bersih, melainkan tersisa kira2 2 inchi.. (sebelumnya rambut Siddharta panjang dan ikal), setelah pemotongan itu, rambutnya tidak tumbuh lagi hingga mencapai bodhi di bodhgaya umur 35 th (setelah 6 th bertapa)...

gimana kira2 penjelasannya? :)
Title: Re: knapa yacH????
Post by: K.K. on 26 May 2008, 09:17:25 AM
Dhyanaputra,

Quote1. Setelah jadi guru gak lagi pake putih merah, tapi at least DULU dia juga pake putih merah waktu masih SD.. karena kalo gak pernah jadi siswa SD mana bisa jadi guru?
Kamu pernah lihat/dengar/menduga Ki Hajar Dewantara melewati masa kecil dengan berpakaian putih merah?

Quote2. Seorang pelatih mestinya pernah menjadi atlet, dan pernah menjalankan apa yg diperintahkan utk keperluan pelatihan, mana ada pelatih (coach), yg tidak pernah jadi atlet dulunya?
Pernah lihat Helio Gracie (pelatih para atlit Gracie Jiu Jitsu) menjadi atlit?

QuoteNah analog ke 3 ini cukup represntative.. but masih ada "celah"nya, yaitu, dokter bisa tau teknik diet kan karena belajar dari orang lain, dan at least teknik itu pernah "diuji coba" melalui research..
Apa hubungannya? Di sini dipermasalahkan perilaku yang ditetapkan untuk orang lain, tetapi tidak diterapkan untuk diri sendiri. Lagipula tau darimana Buddha blom research? Dalam satu kisah dhamma, Suyaama, memahami dhamma ketika rambutnya dicukur dan menjadi Arahat sementara kepalanya dicukur. Kenapa mempermasalahkannya?

Kepala dicukur itu salah satu sebabnya untuk mengurangi gangguan2 yang disebabkan oleh rambut, dari gatal2, kutu dan lainnya. Seorang Buddha, tidak memiliki gangguan seperti itu, jadi mana bisa disamakan?

Title: Re: knapa yacH????
Post by: Dhyanaputra on 26 May 2008, 11:46:37 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 26 May 2008, 09:17:25 AM
Dhyanaputra,

Quote1. Setelah jadi guru gak lagi pake putih merah, tapi at least DULU dia juga pake putih merah waktu masih SD.. karena kalo gak pernah jadi siswa SD mana bisa jadi guru?
Kamu pernah lihat/dengar/menduga Ki Hajar Dewantara melewati masa kecil dengan berpakaian putih merah?

Quote2. Seorang pelatih mestinya pernah menjadi atlet, dan pernah menjalankan apa yg diperintahkan utk keperluan pelatihan, mana ada pelatih (coach), yg tidak pernah jadi atlet dulunya?
Pernah lihat Helio Gracie (pelatih para atlit Gracie Jiu Jitsu) menjadi atlit?

Apa hubungannya? Di sini dipermasalahkan perilaku yang ditetapkan untuk orang lain, tetapi tidak diterapkan untuk diri sendiri. Lagipula tau darimana Buddha blom research? Dalam satu kisah dhamma, Suyaama, memahami dhamma ketika rambutnya dicukur dan menjadi Arahat sementara kepalanya dicukur. Kenapa mempermasalahkannya?

Kepala dicukur itu salah satu sebabnya untuk mengurangi gangguan2 yang disebabkan oleh rambut, dari gatal2, kutu dan lainnya. Seorang Buddha, tidak memiliki gangguan seperti itu, jadi mana bisa disamakan?


Kainyn,
ki hajar dewantoro emang ga pernah pake putih merah, tapi esensinya adalah beliau sudah pernah "belajar" sebelum jadi pengajar :)

Helio Gracie bahkan pernah bertanding melawan Masahiko Kimura th 1952, (pada saat itu helio kalah karena arm-bar -- yg dikemudian hari teknik kucian lengan itu terkenal dengan nama "kimura") :) it doesn't mean jadi atlet anyway, tapi once, esensinya adalah pada substansi, pernah "bertanding" jadi bisa "melatih tanding" :)

di sini saya tidak mengkritisi gundulnya sang buddha, melainkan analogi anda yg masih bisa mengandung friksi, IMHO.

Gundul ataw tidak gundulnya sang buddha sakyamuni menurut saya lebih dilatar belakangi oleh budaya, AFAIK buddhism adalah "way of life" yg tidak lepas dari pendekatan "culture" setempat.

Sepengetahuan saya, sebelum Dhammacakkha-pavattana di Rusa isipatana benares, para pertapa jaman itu engga menggundul kepalanya. Sedangkan siddharta gotama sewaktu mencari pencerahan, masih mengikuti cara lama yg "membudaya", baru setelah beliau mencapai Bodhi, membabarkan kembali Dhamma, terbentuk sangha, lahirlah patimokha, yg sejak saat itu pertapa yg mencari kesempurnaan dengan menjadi siswa Sakyamuni Buddha wajib menggundul kepala karena suatu aturan yg telah ditetapkan oleh sang buddha :)

CMIIW :)
_/\_
Title: Re: knapa yacH????
Post by: K.K. on 26 May 2008, 12:06:37 PM
Dhyanaputra,

Quoteki hajar dewantoro emang ga pernah pake putih merah, tapi esensinya adalah beliau sudah pernah "belajar" sebelum jadi pengajar
esensinya pakai putih merah ato pernah belajar nih? beda lho antara menjadi botak dan belajar tentang kebotakan.


QuoteHelio Gracie bahkan pernah bertanding melawan Masahiko Kimura th 1952, (pada saat itu helio kalah karena arm-bar -- yg dikemudian hari teknik kucian lengan itu terkenal dengan nama "kimura") Smiley it doesn't mean jadi atlet anyway, tapi once, esensinya adalah pada substansi, pernah "bertanding" jadi bisa "melatih tanding" Smiley
Apa pertandingannya yang dialaminya itu punya peraturan yang sama persis dengan pertandingan yang dijalani atlet asuhannya? Apakah ring-nya sama? Apakah batas waktunya sama? Apakah ketebalan & berat gloves sama? Apakah peraturan outfit sama?
Kalo emang tidak sama, boleh donk pernah cukur pendek disesuaikan jadi plontos?


Namanya perumpamaan itu, tidaklah persis dengan kenyataan sebenarnya. Dari awal dipermasalahkan 'egoisme' karena Buddha tidak melakukan sedangkan siswa seolah 'dipaksa' melakukan. Maka saya beri perumpamaan guru-siswa, pelatih-atlet bimbingan, dokter-pasien dengan harapan orang melihat Buddha pun sebagai guru, pelatih dan dokter dan tidak menempatkan Buddha & muridnya seperti halnya sesama teman. Tetapi memang kalo emang orang tidak mengerti dan keras kepala, tentu saja bisa dibawa putar2 tanpa habis dengan berbagai alasan.

Title: Re: knapa yacH????
Post by: Dhyanaputra on 26 May 2008, 07:42:56 PM
Kainyn,

Quote from: Kainyn_Kutho on 26 May 2008, 12:06:37 PM
Dhyanaputra,
esensinya pakai putih merah ato pernah belajar nih? beda lho antara menjadi botak dan belajar tentang kebotakan.
seragam itu adalah pertanda bahwa seseorang sedang "belajar" :)
esensinya adalah pada "belajar"nya yg ditandai dengan pakai seragam..

Quote from: Kainyn_Kutho on 26 May 2008, 12:06:37 PMApa pertandingannya yang dialaminya itu punya peraturan yang sama persis dengan pertandingan yang dijalani atlet asuhannya? Apakah ring-nya sama? Apakah batas waktunya sama? Apakah ketebalan & berat gloves sama? Apakah peraturan outfit sama?
Kalo emang tidak sama, boleh donk pernah cukur pendek disesuaikan jadi plontos?
Tentu tidak, sebab tidak mungkin sama, namun sekali lagi substansinya adalah pada prinsip; "barang siapa menentukan aturan, minimal dia sudah pernah mempraktekkan segala sesuatu yg termasuk di bawah lingkup peraturan itu."

Quote from: Kainyn_Kutho on 26 May 2008, 12:06:37 PM
Namanya perumpamaan itu, tidaklah persis dengan kenyataan sebenarnya. Dari awal dipermasalahkan 'egoisme' karena Buddha tidak melakukan sedangkan siswa seolah 'dipaksa' melakukan. Maka saya beri perumpamaan guru-siswa, pelatih-atlet bimbingan, dokter-pasien dengan harapan orang melihat Buddha pun sebagai guru, pelatih dan dokter dan tidak menempatkan Buddha & muridnya seperti halnya sesama teman. Tetapi memang kalo emang orang tidak mengerti dan keras kepala, tentu saja bisa dibawa putar2 tanpa habis dengan berbagai alasan.
Perumpamaan bisa membawa ke "misleading" dalam pemahaman tentang kebenaran :)

Kita diskusikan soal botak dan tidak botakknya Sakyamuni Buddha dari point ini saja;

QuoteSepengetahuan saya, sebelum Dhammacakkha-pavattana di Rusa isipatana benares, para pertapa jaman itu engga menggundul kepalanya. Sedangkan siddharta gotama sewaktu mencari pencerahan, masih mengikuti cara lama yg "membudaya", baru setelah beliau mencapai Bodhi, membabarkan kembali Dhamma, terbentuk sangha, lahirlah patimokha, yg sejak saat itu pertapa yg mencari kesempurnaan dengan menjadi siswa Sakyamuni Buddha wajib menggundul kepala karena suatu aturan yg telah ditetapkan oleh sang buddha

Bagaimana pendapat anda? :)
_/\_
Title: Re: knapa yacH????
Post by: K.K. on 27 May 2008, 08:39:26 AM
Dhyanaputra,


Permasalahan di awal adalah mengenai "anggapan egoisme karena Buddha ga botak & Bhikkhu botak".

                     
Buddha/Bhikkhu  GA BOTAK        -    BOTAK
Guru/Siswa        Ga putih/merah - putih merah
Pelatih/atlit        Ga latihan        -   latihan
Dokter/pasien     Ga diet            -    diet

Seperti saya katakan lagi, itu untuk menekankan Buddha sebagai guru/pelatih/dokter, tidak bisa disamakan dengan murid/bimbingan/pasien.

Lalu kamu katakan:
ga putih/merah & putih merah adalah masalah "belajar"
Saya tidak akan mempermasalahkan masalah belajar/tidak belajar, karena akan menyimpang jauh. Kalo dilihat setelah mencapai Arahatta (disebut Asekkha Puggala = orang yang tidak belajar lagi), semua bhikkhu pun tetap botak, bukannya kemudian ga dicukur. Tapi sekali lagi, saya tidak mempermasalahkan "belajar".

ga latihan & latihan adalah masalah "sudah pernah melakukan"
Saya juga tidak mempermasalahkan "sudah/belum pernah melakukan", karena tidak ada keterangan lengkapnya juga apakah sejak Bodhisatta lahir, menjadi Buddha & parinibbana, pernah atau tidak mencukur sampai botak, dan seberapa jauh kebotakannya. Jadi, saya tidak mempermasalahkan "sudah/belum pernah melakukan".

Dari mana kamu bilang 'misleading'? Atau mungkin kamu tidak setuju Buddha sebagai guru/pembimbing?


QuoteSepengetahuan saya, sebelum Dhammacakkha-pavattana di Rusa isipatana benares, para pertapa jaman itu engga menggundul kepalanya. Sedangkan siddharta gotama sewaktu mencari pencerahan, masih mengikuti cara lama yg "membudaya", baru setelah beliau mencapai Bodhi, membabarkan kembali Dhamma, terbentuk sangha, lahirlah patimokha, yg sejak saat itu pertapa yg mencari kesempurnaan dengan menjadi siswa Sakyamuni Buddha wajib menggundul kepala karena suatu aturan yg telah ditetapkan oleh sang buddha

Cara lama yang membudaya? Jadi menurutmu model rambut gundul itu dipopulerkan oleh Buddha Gotama?  ;D
Saya tidak tahu pastinya, tetapi sebelum Buddha muncul pun, sudah ada 'trend' menggundulkan kepala, salah satunya ketika seorang dari kasta ksatria dibuang dari kaumnya.
Lagipula kalo kamu memberi pernyataan seperti itu, saya kembalikan lagi, "kenapa membuat peraturan untuk orang lain, tapi tidak menerapkannya untuk diri sendiri? Sama seperti menerapkan peraturan tidak boleh merokok, tetapi sendirinya merokok dengan alasan 'saya merokok karena ikut budaya lama, sedangkan kalian kena aturan baru yang dibuat oleh saya'".

Title: Re: knapa yacH????
Post by: Riky_dave on 28 May 2008, 01:41:13 PM
Quote from: Virya on 19 May 2008, 09:51:06 PM
setelah sang Buddha mencapai penerangan sempurna, rambut beliau tidak tumbuh lagi dan tidak mati (rontok), artinya rambut beliau TETAP. 

Rambut beliau jg tidak dpt dipangkas/dipotong oleh orang lain, kecuali dgn tangan Sang Buddha sendiri




_/\_ mohon koreksi kalo salah

Thz..........





SB sendiri pernah blg "Segala yg anicca adalah dukkha"
Kok bisa ya rambutnya SB gk tumbuh maupun rontok??
Bukankah segala sesuatu yg tdk kekal adalah sulit dipertahankan??
Bukankah badan jasmani SB hanya sebuah badan jasmani yg rapuh??
YG tak terelakkan dr sakit dan kematian??
Anda yg bisa share??
_/\_
Title: Re: knapa yacH????
Post by: Dhyanaputra on 28 May 2008, 04:02:32 PM
Kainyn,
Quote from: Kainyn_Kutho on 27 May 2008, 08:39:26 AM

Dari mana kamu bilang 'misleading'? Atau mungkin kamu tidak setuju Buddha sebagai guru/pembimbing?
AFAIK Buddha itu sebutan bagi seseorang yg telah mencapai penerangan sempurna, bukan "jabatan" seperti "guru" yg anda analog-kan beserta seragam merah putih dst..

Sakyamuni Buddha sendiri engga pernah mengklaim, "Akulah guru, kalian semua harus mengakuiku sebagai guru.." (ataw saya yg salah, mohon dikoreksi).
Bermula dari tujuan beliau mencari cara agar Dukkha dapat dihentikan setelah melihat 4 peristiwa (orang tua, orang sakit, orang mati dan pertapa suci), beliau membabarkan dhamma agar semua orang dapat "terbebas" dari lingkaran dukkha.

CMIIW, Sakyamuni Buddha pernah berkata, 'Saya adalah Buddha, kamu semua juga Buddha, tetapi, bedanya, saya sudah sadar sempurna, sedangkan kalian semua belum sadar.' Intinya adalah; ada benih ke-Buddha-an di setiap manusia, hanya saja ada yg tereksplorasi, ada yg diam selamanya terpendam sehingga belum "tercerahkan".

itu salah satu faktor esensial yg membedakan Buddha dengan "Nabi", "Rasul", "Utusan Allah", "Tuhan yg menjadi manusia", "Rabbi", "Guru",  dsb......

Quote from: Kainyn_Kutho on 27 May 2008, 08:39:26 AMCara lama yang membudaya? Jadi menurutmu model rambut gundul itu dipopulerkan oleh Buddha Gotama?  ;D
Saya tidak tahu pastinya, tetapi sebelum Buddha muncul pun, sudah ada 'trend' menggundulkan kepala, salah satunya ketika seorang dari kasta ksatria dibuang dari kaumnya.
Beda donk.. kita tidak lagi membicarakan "trend" gundul dipopulerkan oleh siapa. Lagi pula substansinya beda, kasta ksatria yg anda gambarkan itu menggundulkan kepala atas dasar sebab negatif, sedangkan pengikut buddha digundul supaya mempermudah / mengeliminir lebih banyak godaan dari atribut2 yg tidak lagi berguna dalam usaha mencapai pencerahan. :)

Quote from: Kainyn_Kutho on 27 May 2008, 08:39:26 AM
Lagipula kalo kamu memberi pernyataan seperti itu, saya kembalikan lagi, "kenapa membuat peraturan untuk orang lain, tapi tidak menerapkannya untuk diri sendiri? Sama seperti menerapkan peraturan tidak boleh merokok, tetapi sendirinya merokok dengan alasan 'saya merokok karena ikut budaya lama, sedangkan kalian kena aturan baru yang dibuat oleh saya'".


kalau anda pakai analog merokok, itu nanti menjurus ke misleading lagi, karena bikin perumpamaan itu sebenarnya sulit.., harus hati2 dalam memahami substansi, engga segampang yg kita kira, cari2 premis lalu dipas-pas'in.. nanti salah2 kita malah menempatkan Buddha sebagai pribadi "superior", yg udah pinter sehingga engga perlu ini itu.. padahal bukan demikan IMHO memahami "buddha" sebagai gelar pencerahan, dan "buddha" sebagai pribadi yg dihubungkan dengan "kompetensi" sehingga engga perlu lagi pake ini itu..

Sang Buddha sewaktu berlatih diri berusaha mencapai bodhi, Beliau pernah "salah" metode, yaitu dengan mempraktekkan penyiksaan diri.. hingga akhirnya hampir mati. Ditolong oleh seorang wanita dengan diberi makanan dan minuman, lalu ada sekelompok pemusik lewat, bernyanyi "bila dawai dipetik terlalu keras, maka talinya putus, kalau dipetik terlalu lemah, maka tidak berbunyi.." dari situ Sang Buddha mengerti bahwa ada sesuatu yg "missing" dalam pencariannya, sehingga saat itu beliau berganti metoda sehingga dipandang aneh oleh pertapa2 yg membina diri bersama-sama di hutan itu.

Satu hal yg paling penting adalah Siddharta sebenarnya sudah "SADAR" bahwa hidup ini adalah dukkha, sewaktu melihat 4 peristiwa penting...
Sedangkan orang2 yg ingin dibagi petunjuk utk menghentikan dukkha, bahkan masih terikat pada hal2 duniawi sehingga banyak hambatan, bahkan banyak diantara mereka malah belum sadar bahwa sebenarnya hidup itu dukkha...
Dengan pemahamannya tentang dukkha, siddharta tidak lagi digoyahkan oleh rambut.. tetapi orang lain ada yg masih terikat pada rambut sehingga rambut itu bisa menjadi batu sandungan dalam perjalanan mencari pembebasan.. :)

Bagai seorang pelaut yg telah berpengalaman menyebrangi lautan luas, pernah hampir tenggelam, pernah dihantam ombak, dan pernah diterpa badai... pelaut ini kemudian menyarankan orang lain yg ingin berlayar agar membuang perbekalan yg tidak perlu, bahkan menurunkan / menutup layar supaya kapal tidak mudah tumbang...
Mungkin dulu pelaut itu tidak membuang bekal dan menurunkan layar.. sehingga dia bisa memberi tahu orang lain, sebaiknya itu dihindari karena bisa jadi orang lain akan "tumbang" kalau tidak mengeliminasi hal itu.

_/\_

Title: Re: knapa yacH????
Post by: K.K. on 29 May 2008, 09:15:48 AM
Dhyanaputra,

QuoteSakyamuni Buddha pernah berkata, 'Saya adalah Buddha, kamu semua juga Buddha, tetapi, bedanya, saya sudah sadar sempurna, sedangkan kalian semua belum sadar.' Intinya adalah; ada benih ke-Buddha-an di setiap manusia, hanya saja ada yg tereksplorasi, ada yg diam selamanya terpendam sehingga belum "tercerahkan".
"Saya adalah guru, kamu juga semua guru, bedanya saya sudah mengasah bakat saya dan bisa jadi guru, sedangkan kalian blom semuanya mengeksplorasi bakat kalian".



Quotepengikut buddha digundul supaya mempermudah / mengeliminir lebih banyak godaan dari atribut2 yg tidak lagi berguna dalam usaha mencapai pencerahan

1. Mengeliminir godaan dari atribut yang tidak berguna? Memang Buddha bilang godaan asalnya di 'luar' seperti rambut? bukan di pikiran yah?  ;D Kalo orang masih punya nafsu birahi, apa aja yang harus dieliminir?
2. Yang sudah menjadi Arahat, sudah mengeliminir godaan, kok tetap gundul terus? Kalo menurut anda para Arahat masih bisa tergoda dengan hal2 keduniawian macam gundul/ga gundul, tidak usah dijawab, karena saya tidak tahu definisi Arahat dari berbagai tradisi.



Quotenanti salah2 kita malah menempatkan Buddha sebagai pribadi "superior", yg udah pinter sehingga engga perlu ini itu..
Quote"buddha" sebagai pribadi yg dihubungkan dengan "kompetensi" sehingga engga perlu lagi pake ini itu..
"A lebih pinter dari B, sehingga tidak perlu hitung 1+1 pake kalkulator"
"B kurang kompeten dibanding A, sehingga masih perlu hitung 1+1 pake kalkulator"
"A superior dibandingkan B dalam hal menghitung 1+1"
-> Ada yang salah?



Quote... Sedangkan siddharta gotama sewaktu mencari pencerahan, masih mengikuti cara lama yg "membudaya", baru setelah beliau mencapai Bodhi, membabarkan kembali Dhamma, terbentuk sangha, lahirlah patimokha, yg sejak saat itu pertapa yg mencari kesempurnaan dengan menjadi siswa Sakyamuni Buddha wajib menggundul kepala karena suatu aturan yg telah ditetapkan oleh sang buddha
" ... Sedangkan A sewaktu belajar, masih mengikuti cara lama yang "membudaya" yaitu merokok, baru setelah A lulus dan mengajar, terbentuklah sekolahan, lahirlah peraturan, yang sejak saat itu murid2 yang datang menimba ilmu dari A wajib untuk tidak merokok yang ditetapkan oleh si A".

Quoteharus hati2 dalam memahami substansi, engga segampang yg kita kira, cari2 premis lalu dipas-pas'in
Cocok sekali! Coba anda lihat, substansi ada pada merokoknya atau peraturannya?




QuoteBagai seorang pelaut yg telah berpengalaman menyebrangi lautan luas, pernah hampir tenggelam, pernah dihantam ombak, dan pernah diterpa badai... pelaut ini kemudian menyarankan orang lain yg ingin berlayar agar membuang perbekalan yg tidak perlu, bahkan menurunkan / menutup layar supaya kapal tidak mudah tumbang...
Mungkin dulu pelaut itu tidak membuang bekal dan menurunkan layar.. sehingga dia bisa memberi tahu orang lain, sebaiknya itu dihindari karena bisa jadi orang lain akan "tumbang" kalau tidak mengeliminasi hal itu.
lanjutan cerita:
Kemudian semua orang lain membuang perbekalannya, tetapi si pelaut yang berpengalaman ini tidak membuang perbekalannya sendiri.
Maka kemudian ketika sampai di tempat tujuan, orang bertanya, "Kok pelaut berpengalaman itu egois yah? Suruh orang buat buang perbekalannya, tapi tidak mau buang perbekalan sendiri?". Lalu pertanyaan itu berlanjut sampai di forum ini.

Title: Re: knapa yacH????
Post by: Riky_dave on 29 May 2008, 12:33:25 PM
Sep2...
At:atas...
Bisa kasih banyak masukan  :jempol: :jempol: :jempol: :jempol: :jempol:
_/\_
Title: Re: knapa yacH????
Post by: Dhyanaputra on 29 May 2008, 01:31:43 PM
Quote1. Mengeliminir godaan dari atribut yang tidak berguna? Memang Buddha bilang godaan asalnya di 'luar' seperti rambut? bukan di pikiran yah?

Kainyn,

godaan itu asalnya dari yg berwujud, sebagian besar dari kita tergoda oleh materi yg berwujud.
beberapa materi membuat kita "melekat" atau terikat dengan materi tesebut.
rambut termasuk salah satu material (selain pakaian), karena dahulu dan sekarang masih sama, rambut itu salah satu faktor "penampilan" yg bisa mendukung kecantikan / ketampanan seseorang..
coba kita cek dasa sila buddhis.. ada salah satu sila yg berisi pelatihan diri utk menghindari bersolek utk mempercantik diri.

Kalau rambut acak2an.. seseorang akan berpikir utk merapikannya, lalu berpikir utk membuatnya menjadi rapi, lalu menghiasnya, dst dst...

saya jadi ingat cerita soal "keterikatan" yg berkesinambungan yg dipicu oleh satu hal sepele, yaitu seorang raja yang negerinya kaya raya, tapi raja ini masih hidup dengan cara sederhana. Dia makan dengan mangkuk terbuat dari tanah liat yg jelek, hingga suatu hari salah satu menterinya memberi masukan, "mengapa baginda tidak memakai mangkuk perunggu yg lebih bagus?"
Lalu raja itu menuruti, mengganti mangkuk itu dengan perunggu. tetapi ketika mangkuknya jadi bagus, terpikir, sumpitnya masih dari bambu... :) maka diganti pulalah sumpit itu dari gading..., lalu ketika mangkuk dan sumpitnya sudah bagus, diletakkan di atas meja yg terbuat dari kayu, terlihatlah bahwa meja itu jelek dibandingkan dengan mangkuk dan sumpit itu... maka digantilah meja itu dengan batu pualam, lalu meja pualam itu terlihat terlalu bagus di atas lantai batu, maka raja pun memerintahkan seluruh lantai diganti menjadi berlapis emas, hingga akhirnya kerajaan itu bangkrut karena sang raja kerjanya cuma merenovasi istananya tanpa habis,... hanya bermula dari sebuah mangkuk..

Demikianlah inti dari mengeliminasi komponen fisik yg bisa menghalangi perjuangan seseorang menjadi "bebas" dari keterikatan. Rambut kalau sudah dimodel-model, maka akan turun mempercantik wajah dan membeli pakaian yg bagus2... hal ini sudah dilihat oleh Sang Buddha, sehingga kalau kita sebagai umat awam disarankan berlatih dasa sila, apalagi "patimokha" ?

demikian maksud saya
_/\_
Title: Re: knapa yacH????
Post by: Riky_dave on 29 May 2008, 01:36:02 PM
At atas : masuk akal..
rambut menunjang penampilan org...
Coz gw suka lihat rambut org...
^^
Rambut penunjang wajah org biar terlihat cakep,kran,cool dll...
_/\_
Title: Re: knapa yacH????
Post by: HokBen on 29 May 2008, 01:38:08 PM
Quote from: Riky_dave on 29 May 2008, 01:36:02 PM
At atas : masuk akal..
rambut menunjang penampilan org...
Coz gw suka lihat rambut org...
^^
Rambut penunjang wajah org biar terlihat cakep,kran,cool dll...
_/\_

kalo ga salah, rambut itu termasuk dalam salh satu PaƱca-Kalyani.
Title: Re: knapa yacH????
Post by: Riky_dave on 29 May 2008, 01:39:34 PM
Panca kalyani tu apaan?
Mohon dicerahkan...
_/\_
Title: Re: knapa yacH????
Post by: K.K. on 29 May 2008, 02:30:35 PM
Dhyanaputra,

Saya pribadi tidak setuju kalo godaan itu disalahkan pada luar diri kita. Jika kita menyalahkan di luar, bukan di diri sendiri, maka nanti akan timbul perilaku menyalahkan orang lain makan di depan orang puasa, menyalahkan wanita cantik ketika birahinya timbul, dsb.

Kemudian, kembali lagi yang saya bahas tadi masih bukan fungsi dari botak dan potensi gangguan rambut, tetapi masalah orang bilang Buddha egois karena tidak mau botak sedangkan muridnya harus botak.
Tapi kalo memang dianggap sudah selesai dan mau dilanjutkan ke masalah 'alasan musti botak' ataupun 'gangguan karena rambut', ya silahkan dilanjutkan!

_/\_
Title: Re: knapa yacH????
Post by: Riky_dave on 29 May 2008, 02:42:40 PM
Dear kainyn..
Mank benar semua berasal dr pikiran..
Tetapi pikiran(yg internal) Ketika melihat yg eksternal baru muncul suatu kemelekatan bukan??
Ketika pikiran(yg internal) gw melihat ce cantik,kemudian baru muncul rasa ingin memiliki,nafsu dll bukan??
_/\_
Title: Re: knapa yacH????
Post by: HokBen on 29 May 2008, 02:47:42 PM
Quote from: Riky_dave on 29 May 2008, 01:39:34 PM
Panca kalyani tu apaan?
Mohon dicerahkan...
_/\_

Lima Kecantikan.
Rambut, Kulit, Cara Bicara, dll... ( gw lupa ) :P
Title: Re: knapa yacH????
Post by: K.K. on 29 May 2008, 04:20:35 PM
Riky_dave,

Ya, karena asalnya dari pikiran, jadi yang dibenahi adalah pikiran, bukan objeknya.
Kalo pikiran sudah dibenahi, maka lihat objek apapun tidak timbul nafsu.
Sebaliknya kalo pikiran emang penuh nafsu, maka lihat objek apapun selalu menimbulkan nafsu.

_/\_
Title: Re: knapa yacH????
Post by: Dhyanaputra on 29 May 2008, 04:33:04 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 29 May 2008, 04:20:35 PM
Riky_dave,

Ya, karena asalnya dari pikiran, jadi yang dibenahi adalah pikiran, bukan objeknya.
Kalo pikiran sudah dibenahi, maka lihat objek apapun tidak timbul nafsu.
Sebaliknya kalo pikiran emang penuh nafsu, maka lihat objek apapun selalu menimbulkan nafsu.

_/\_
Kainyn, anda benar.
Memang seharusnya begitu, tapi IMHO terkadang bagi sebagian orang menyingkirkan objek merupakan alat bantu utk membenahi pikiran..

pada dasa sila buddhis ada beberapa sila yg menganjurkan kita utk melatih diri "menghindari" objek2 yg tinggi, mempercantik diri dsb..

ada 2 maksud menyingkirkan objek di sini,
- menghindarinya sebagai media bantu melatih diri (bagi sebagian orang yg belum mampu mengendalikan pikirannya)
- tidak butuh lagi.. :)

_/\_
Title: Re: knapa yacH????
Post by: K.K. on 29 May 2008, 07:47:11 PM
Dhyanaputra,

Ya, selain itu juga bisa menghindari gangguan yang disebabkan rambut, karena hidup sebagai pertapa, blom tentu selalu bisa berkeramas secara rutin.

_/\_
Title: Re: knapa yacH????
Post by: Riky_dave on 30 May 2008, 09:19:13 AM
Sep..
Dapat deh jawabannya...
^^
Kainyn,
Um2..Kalau nengok nenek2 penyot ma ce seksi ma yg mengairahkan????
Lihat nenek2 biasa aja..
Kl lihat ce seksi bukan paha??Itu kan eksternal...
Pikiran kita dipancing oleh objek tsb...
Kl nenek2 buka paha??mank bisa mengairahkan secara umum??^^
_/\_
Title: Re: knapa yacH????
Post by: K.K. on 30 May 2008, 05:01:34 PM
Riky_dave,

Reaksi terhadap satu objek, sama sekali tidak ada yang umum. Semua adalah subjektif tergantung orangnya.
Misalnya wanita cantik yang secara umum disukai oleh pria, bagi kaum pria homoseksual, tidaklah menarik. Bagi sebagian seniman (misalnya pelukis atau pemahat), mungkin menarik secara visual, tetapi tidak secara seksual.
Sedangkan nenek2, mungkin secara mayoritas sudah tidak menarik secara seksual, tetapi orang dengan kelainan seksual seperti presbiophillia, mungkin menganggapnya menarik secara seksual.

Berdasarkan hal ini, maka kita lihat objek (eksternal) tersebut adalah netral, tapi reaksi (internal) masing2 individulah yang tidak netral.


_/\_
Title: Re: knapa yacH????
Post by: Riky_dave on 30 May 2008, 07:58:06 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 30 May 2008, 05:01:34 PM
Riky_dave,

Reaksi terhadap satu objek, sama sekali tidak ada yang umum. Semua adalah subjektif tergantung orangnya.
Misalnya wanita cantik yang secara umum disukai oleh pria, bagi kaum pria homoseksual, tidaklah menarik. Bagi sebagian seniman (misalnya pelukis atau pemahat), mungkin menarik secara visual, tetapi tidak secara seksual.
Sedangkan nenek2, mungkin secara mayoritas sudah tidak menarik secara seksual, tetapi orang dengan kelainan seksual seperti presbiophillia, mungkin menganggapnya menarik secara seksual.

Berdasarkan hal ini, maka kita lihat objek (eksternal) tersebut adalah netral, tapi reaksi (internal) masing2 individulah yang tidak netral.


_/\_

Ya..betul sekali..Thanks infonya...
Tp IMO tetaplah hal yg anda sebutkan cuma "khususnya" saja...
Pada "umumnya" kan beda...
Tp it's oke...
That ur opinion..
Dan masuk akal kok..^^
Thank ya...
_/\_
Title: Re: knapa yacH????
Post by: Dhyanaputra on 30 May 2008, 11:34:24 PM
mungkin yg dimaksud bro ricky di sini adalah "COMMON SENSE" utk menanggapi suatu hal / objek..

COMMON SENSE-nya yah namanya air kencing itu jijay.. tapi mungkin ada orang yg suka meminumnya.... :D

orang yg suka minum air kencing adalah suatu keadaan "khusus" yg sifatnya adalah "beyond" common sense.. :)

duh. maap yah.. kenapa saya pake perumpamaan air kencing? hehehe..
mungkin karena waktu ketik ini teringat dulu ada trend meminum air kencing sendiri utk kesehatan.. (urinologi or sumthing like that namanya.. saya lupa, malah sempet beredar bukunya segala) :)


_/\_
Title: Re: knapa yacH????
Post by: K.K. on 31 May 2008, 08:40:58 AM
Riky_dave,

Ya, memang umum dan khususnya itu bisa berbeda. Yang saya maksud adalah kalo berurusan dengan 'objek di luar', maka tidak ada satu penilaian terhadap 'objek' yang mutlak sama untuk semua orang. (Kamu suka seseorang, mungkin saya tidak suka). Maka, lebih baik kita "berurusan" dengan yang di dalam, yaitu mengendalikan pikiran kita sendiri. (Yaitu menyadari suka/ga suka asalnya dari kebencian, maka yang diubah bukan orang itu, tetapi pikiran saya yang masih terkontaminasi kebencian.)



Dhyanaputra,

Sekedar tambahan, terapi Auto-Urine tidak beyond 'common sense' kok, walaupun secara medis memang masih ada pro-kontra tentang itu. Setahu saya, jika Bhikkhu (dari tradisi Theravada) dalam keadaan sakit dan tidak mendapatkan obat2an memadai, diperbolehkan juga untuk meminum urine sendiri untuk pengobatan.
Kalo untuk 'common sense', biasanya dilihat dari mayoritas populasi di mana 'common sense' itu berlaku. Misalnya di satu masyarakat yang menganut garis keturunan ayah (patrilineal), paham menganut garis keturunan ibu (matrilineal) barangkali 'beyond common sense' bagi mereka. Dan juga berlaku sebaliknya. Tetapi, jika kita sikapi dengan netral, maka tidak ada yang 'beyond common sense'. Semua punya latar belakang dan alasan masing2.

Title: Re: knapa yacH????
Post by: Riky_dave on 31 May 2008, 12:35:41 PM
Kainyn,Dhyanaputra
Thanks atas infonya...
_/\_
Title: Re: knapa yacH????
Post by: K.K. on 31 May 2008, 01:02:42 PM
Sama2, Riky_dave!

_/\_