knapa yacH????

Started by Saddha_vinita05, 19 May 2008, 04:26:36 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Saddha_vinita05

hayloooww.... post lgi nie..!!!
ada seorg tmnku yg tnya ttg agama buddha!!!

he said:

para bikkhkku kan gax ada rambut alias botak(maaf) tapi kox sang buddha sendiri kox ada rambunya!!!!
katanya sang buddha rada egois,, murid2nya harus dibotak,, tapi beliau gax!!!

hehehehehe........

give me you opinion OcHe!!!  :lotus: :jempol: :jempol: :jempol: :jempol: :jempol: :jempol: :jempol:h
ThE HAppiEST oF PEoPLe dOn't NEcessARily HAve tHE  BeST oF Every ThiNg, TheY juSt MAke tHe MosT Of EVeRY ThiNG tHAt Comes aLOng TheIr Way

FZ

IMO,
Karena Buddha sudah mencapai pencerahan..

Sedangkan biksu sedang mencari realisasi pencerahan..
Pembotakan kepala itu cuma salah satu bentuk latihan agar tidak terikat pada hal2 yang anicca

Definisi adil itu tidak berarti pukul sama rata tetapi melihat ke sisi kebutuhannya.
Contohnya anak SD dan anak SMA apakah dibelikan tas yang sama ?
Anak SMA butuh tas yang lebih besar karena bukunya lebih banyak dan tebal2
sedangkan anak SD tidak membutuhkan tas yang besar, karena bukunya masih sedikit dan tipis

Dalam hal ini, apakah bisa dikatakan anak SMA itu egois ?

Mungkin itu contoh ilustrasi lebih melihat ke manfaatnya


El Sol

 [at] atas
JUEMPOL!!

tade aye dah mo balas..tapi jawapan ente lebih MUANTAP!

gajeboh angek

Sebenarnya peraturan mengenai rambut Bhikkhu itu ada ukuran tertentu, kalo gak salah sekitar dua ruas jari. Dua ruas jari lumayan panjang loh. Dan kalo kelihatan panjang sekali, itu adalah interpretasi artis yang membuat lukisan atau rupang Sang Buddha. Dan Sang Buddha gak melanggar aturan tersebut. Rambut Beliau ketika masih jadi Bodhisatta, dipotong sesuai ukuran tertentu tersebut, dan tidak tumbuh lagi sampai menjadi Buddha dan parinibanna.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Adhitthana

 setelah sang Buddha mencapai penerangan sempurna, rambut beliau tidak tumbuh lagi dan tidak mati (rontok), artinya rambut beliau TETAP. 

Rambut beliau jg tidak dpt dipangkas/dipotong oleh orang lain, kecuali dgn tangan Sang Buddha sendiri




_/\_ mohon koreksi kalo salah

Thz..........



  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Hariyanto

no comment..karena saya tidak tahu menahu mengenai kejadian yg sudah 2500 tahun yg lalu..

_/\_

gajeboh angek

Quoteno comment..karena saya tidak tahu menahu mengenai kejadian yg sudah 2500 tahun yg lalu..
Memang mungkin sebagian besar dari kita di sini tidak tahu (mungkin tidak ingat) kejadian 2500 tahun yang lalu. Tapi kita di sini sama-sama belajar, sama-sama mengembangkan diri dalam belajar Buddhisme. Ada banyak yang bisa kita pelajari, dari naskah-naskah Dhamma. Dari Sutta-Sutta, dari komentar-komentar, dari tulisan-tulisan yang bisa kita pelajari. Mungkin tidak 100% benar, tapi bisa juga 100% benar. Yang penting bagaimana kita bisa menerima manfaat dari topik-topik yang ada, misalnya dalam kasus ini, apa yang diperbuat Bodhisatta dalam kehidupan yang lampau, sehingga rambutnya tidak tumbuh lagi? Apa maksudnya atau melambangkan apa rambut Sang Buddha? Siapa tahu kita bisa meneladani Beliau.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Umat Awam

Setahu saya, di india dulu itu rambut sama dgn permata, alias sesuatu yg berharga, semakin panjang rambut seseorang, maka semakin berharga rambut itu.. So, krn Sang Bodhisatta sebagai bentuk pelepasan trhdp duniawi, beliau memotong rambut dan meninggalkan kekayaannya.. Sebagai simbol, bahwa rambut itu ternyata tak berharga utk di pelihara, dan setelah dipotong rambut sang buddha itu ga panjang jg ga botak.. Sedang mengapa para bhikkhu diwajibkan utk mencukur rambut, sebagai simbol pelepasan trhdp ikatan duniawi, terutama dlm hal mempercantik diri.. seperti yg karuna katakan bahwa ga mutlak hrs botak polos, tp ada ukuran maksimal.. dan saya rasa itu salah satu simbol pelepasan... krn pada wkatu itu bahkan mungkin sekarang, byk yg terikat oleh ketampanan, kecantikan dr rambutnya...

_/\_ Correct me if i'm wrong...

Lex Chan

"Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway"
-Mother Teresa-

K.K.

Quotepara bikkhkku kan gax ada rambut alias botak(maaf) tapi kox sang buddha sendiri kox ada rambunya!!!!
katanya sang buddha rada egois,, murid2nya harus dibotak,, tapi beliau gax!!!

Saddha_vinita05,

Coba nanti dibalas tanya,
1. apakah guru SD-nya juga pake seragam putih merah
2. apakah pelatih atlet juga melakukan apa yang diperintahkannya pada atlet
3. apakah kalo dokter membatasi diet makan seseorang pasien, dokter itu juga menetapkannya pada dietnya sendiri

Kalo ga ngerti juga, jangan dilanjutkan. Berarti itu orang yang harus dikasihani.

Dhyanaputra

Quote from: Kainyn_Kutho on 21 May 2008, 08:56:15 AM

1. apakah guru SD-nya juga pake seragam putih merah
2. apakah pelatih atlet juga melakukan apa yang diperintahkannya pada atlet
3. apakah kalo dokter membatasi diet makan seseorang pasien, dokter itu juga menetapkannya pada dietnya sendiri


Jawabnya kira2 gini kale yah;

1. Setelah jadi guru gak lagi pake putih merah, tapi at least DULU dia juga pake putih merah waktu masih SD.. karena kalo gak pernah jadi siswa SD mana bisa jadi guru? :)
2. Seorang pelatih mestinya pernah menjadi atlet, dan pernah menjalankan apa yg diperintahkan utk keperluan pelatihan, mana ada pelatih (coach), yg tidak pernah jadi atlet dulunya?  :)
3. ... Nah analog ke 3 ini cukup represntative.. but masih ada "celah"nya, yaitu, dokter bisa tau teknik diet kan karena belajar dari orang lain, dan at least teknik itu pernah "diuji coba" melalui research.. :)

nah sekarang kontra-pertanyaan lebih lanjut;

Pernahkan Buddha Sakyamuni (Siddharta Gotama) menggundul rambutnya sebelum mencapai Bodhi? :)

AFAIK, Siddharta Gotama hanya memotong rambutnya satu kali, yaitu di tepi sungai gangga sewaktu Beliau melarikan diri dari istana tengah malam (pada usia 29 th) meninggalkan Yashodara dan Rahula, ditemani Channa, dan Kanthaka kudanya.. itu pun engga sampe gundul bersih, melainkan tersisa kira2 2 inchi.. (sebelumnya rambut Siddharta panjang dan ikal), setelah pemotongan itu, rambutnya tidak tumbuh lagi hingga mencapai bodhi di bodhgaya umur 35 th (setelah 6 th bertapa)...

gimana kira2 penjelasannya? :)
Hatred does not cease by hatred, but only by love; this is the eternal rule.

K.K.

Dhyanaputra,

Quote1. Setelah jadi guru gak lagi pake putih merah, tapi at least DULU dia juga pake putih merah waktu masih SD.. karena kalo gak pernah jadi siswa SD mana bisa jadi guru?
Kamu pernah lihat/dengar/menduga Ki Hajar Dewantara melewati masa kecil dengan berpakaian putih merah?

Quote2. Seorang pelatih mestinya pernah menjadi atlet, dan pernah menjalankan apa yg diperintahkan utk keperluan pelatihan, mana ada pelatih (coach), yg tidak pernah jadi atlet dulunya?
Pernah lihat Helio Gracie (pelatih para atlit Gracie Jiu Jitsu) menjadi atlit?

QuoteNah analog ke 3 ini cukup represntative.. but masih ada "celah"nya, yaitu, dokter bisa tau teknik diet kan karena belajar dari orang lain, dan at least teknik itu pernah "diuji coba" melalui research..
Apa hubungannya? Di sini dipermasalahkan perilaku yang ditetapkan untuk orang lain, tetapi tidak diterapkan untuk diri sendiri. Lagipula tau darimana Buddha blom research? Dalam satu kisah dhamma, Suyaama, memahami dhamma ketika rambutnya dicukur dan menjadi Arahat sementara kepalanya dicukur. Kenapa mempermasalahkannya?

Kepala dicukur itu salah satu sebabnya untuk mengurangi gangguan2 yang disebabkan oleh rambut, dari gatal2, kutu dan lainnya. Seorang Buddha, tidak memiliki gangguan seperti itu, jadi mana bisa disamakan?


Dhyanaputra

Quote from: Kainyn_Kutho on 26 May 2008, 09:17:25 AM
Dhyanaputra,

Quote1. Setelah jadi guru gak lagi pake putih merah, tapi at least DULU dia juga pake putih merah waktu masih SD.. karena kalo gak pernah jadi siswa SD mana bisa jadi guru?
Kamu pernah lihat/dengar/menduga Ki Hajar Dewantara melewati masa kecil dengan berpakaian putih merah?

Quote2. Seorang pelatih mestinya pernah menjadi atlet, dan pernah menjalankan apa yg diperintahkan utk keperluan pelatihan, mana ada pelatih (coach), yg tidak pernah jadi atlet dulunya?
Pernah lihat Helio Gracie (pelatih para atlit Gracie Jiu Jitsu) menjadi atlit?

Apa hubungannya? Di sini dipermasalahkan perilaku yang ditetapkan untuk orang lain, tetapi tidak diterapkan untuk diri sendiri. Lagipula tau darimana Buddha blom research? Dalam satu kisah dhamma, Suyaama, memahami dhamma ketika rambutnya dicukur dan menjadi Arahat sementara kepalanya dicukur. Kenapa mempermasalahkannya?

Kepala dicukur itu salah satu sebabnya untuk mengurangi gangguan2 yang disebabkan oleh rambut, dari gatal2, kutu dan lainnya. Seorang Buddha, tidak memiliki gangguan seperti itu, jadi mana bisa disamakan?


Kainyn,
ki hajar dewantoro emang ga pernah pake putih merah, tapi esensinya adalah beliau sudah pernah "belajar" sebelum jadi pengajar :)

Helio Gracie bahkan pernah bertanding melawan Masahiko Kimura th 1952, (pada saat itu helio kalah karena arm-bar -- yg dikemudian hari teknik kucian lengan itu terkenal dengan nama "kimura") :) it doesn't mean jadi atlet anyway, tapi once, esensinya adalah pada substansi, pernah "bertanding" jadi bisa "melatih tanding" :)

di sini saya tidak mengkritisi gundulnya sang buddha, melainkan analogi anda yg masih bisa mengandung friksi, IMHO.

Gundul ataw tidak gundulnya sang buddha sakyamuni menurut saya lebih dilatar belakangi oleh budaya, AFAIK buddhism adalah "way of life" yg tidak lepas dari pendekatan "culture" setempat.

Sepengetahuan saya, sebelum Dhammacakkha-pavattana di Rusa isipatana benares, para pertapa jaman itu engga menggundul kepalanya. Sedangkan siddharta gotama sewaktu mencari pencerahan, masih mengikuti cara lama yg "membudaya", baru setelah beliau mencapai Bodhi, membabarkan kembali Dhamma, terbentuk sangha, lahirlah patimokha, yg sejak saat itu pertapa yg mencari kesempurnaan dengan menjadi siswa Sakyamuni Buddha wajib menggundul kepala karena suatu aturan yg telah ditetapkan oleh sang buddha :)

CMIIW :)
_/\_
Hatred does not cease by hatred, but only by love; this is the eternal rule.

K.K.

Dhyanaputra,

Quoteki hajar dewantoro emang ga pernah pake putih merah, tapi esensinya adalah beliau sudah pernah "belajar" sebelum jadi pengajar
esensinya pakai putih merah ato pernah belajar nih? beda lho antara menjadi botak dan belajar tentang kebotakan.


QuoteHelio Gracie bahkan pernah bertanding melawan Masahiko Kimura th 1952, (pada saat itu helio kalah karena arm-bar -- yg dikemudian hari teknik kucian lengan itu terkenal dengan nama "kimura") Smiley it doesn't mean jadi atlet anyway, tapi once, esensinya adalah pada substansi, pernah "bertanding" jadi bisa "melatih tanding" Smiley
Apa pertandingannya yang dialaminya itu punya peraturan yang sama persis dengan pertandingan yang dijalani atlet asuhannya? Apakah ring-nya sama? Apakah batas waktunya sama? Apakah ketebalan & berat gloves sama? Apakah peraturan outfit sama?
Kalo emang tidak sama, boleh donk pernah cukur pendek disesuaikan jadi plontos?


Namanya perumpamaan itu, tidaklah persis dengan kenyataan sebenarnya. Dari awal dipermasalahkan 'egoisme' karena Buddha tidak melakukan sedangkan siswa seolah 'dipaksa' melakukan. Maka saya beri perumpamaan guru-siswa, pelatih-atlet bimbingan, dokter-pasien dengan harapan orang melihat Buddha pun sebagai guru, pelatih dan dokter dan tidak menempatkan Buddha & muridnya seperti halnya sesama teman. Tetapi memang kalo emang orang tidak mengerti dan keras kepala, tentu saja bisa dibawa putar2 tanpa habis dengan berbagai alasan.


Dhyanaputra

Kainyn,

Quote from: Kainyn_Kutho on 26 May 2008, 12:06:37 PM
Dhyanaputra,
esensinya pakai putih merah ato pernah belajar nih? beda lho antara menjadi botak dan belajar tentang kebotakan.
seragam itu adalah pertanda bahwa seseorang sedang "belajar" :)
esensinya adalah pada "belajar"nya yg ditandai dengan pakai seragam..

Quote from: Kainyn_Kutho on 26 May 2008, 12:06:37 PMApa pertandingannya yang dialaminya itu punya peraturan yang sama persis dengan pertandingan yang dijalani atlet asuhannya? Apakah ring-nya sama? Apakah batas waktunya sama? Apakah ketebalan & berat gloves sama? Apakah peraturan outfit sama?
Kalo emang tidak sama, boleh donk pernah cukur pendek disesuaikan jadi plontos?
Tentu tidak, sebab tidak mungkin sama, namun sekali lagi substansinya adalah pada prinsip; "barang siapa menentukan aturan, minimal dia sudah pernah mempraktekkan segala sesuatu yg termasuk di bawah lingkup peraturan itu."

Quote from: Kainyn_Kutho on 26 May 2008, 12:06:37 PM
Namanya perumpamaan itu, tidaklah persis dengan kenyataan sebenarnya. Dari awal dipermasalahkan 'egoisme' karena Buddha tidak melakukan sedangkan siswa seolah 'dipaksa' melakukan. Maka saya beri perumpamaan guru-siswa, pelatih-atlet bimbingan, dokter-pasien dengan harapan orang melihat Buddha pun sebagai guru, pelatih dan dokter dan tidak menempatkan Buddha & muridnya seperti halnya sesama teman. Tetapi memang kalo emang orang tidak mengerti dan keras kepala, tentu saja bisa dibawa putar2 tanpa habis dengan berbagai alasan.
Perumpamaan bisa membawa ke "misleading" dalam pemahaman tentang kebenaran :)

Kita diskusikan soal botak dan tidak botakknya Sakyamuni Buddha dari point ini saja;

QuoteSepengetahuan saya, sebelum Dhammacakkha-pavattana di Rusa isipatana benares, para pertapa jaman itu engga menggundul kepalanya. Sedangkan siddharta gotama sewaktu mencari pencerahan, masih mengikuti cara lama yg "membudaya", baru setelah beliau mencapai Bodhi, membabarkan kembali Dhamma, terbentuk sangha, lahirlah patimokha, yg sejak saat itu pertapa yg mencari kesempurnaan dengan menjadi siswa Sakyamuni Buddha wajib menggundul kepala karena suatu aturan yg telah ditetapkan oleh sang buddha

Bagaimana pendapat anda? :)
_/\_
Hatred does not cease by hatred, but only by love; this is the eternal rule.