Namo Buddhaya,
Mau nanya seandainya mau melakukan fangsheng kira-kira doa apa yang harus dibacakan secara Mahayana sebelum melakukan fangsheng?
Kalo misalnya kita mau melakukan fangsheng dengan melepaskan burung, kira-kira ada yang tahu ga ya kemana kita bisa membeli burung tetapi selain beli dari yang biasa jualan di wihara, karena pernah sekali saya lihat biasanya suka ditangkap kembali burung-burung yang sudah dilepas oleh umat.
Mohon pencerahannya...
Salam Metta _/\_
biasanya di pasar kan banyak yang jualan burung, ikan juga banyak..
domisili di mana bro?
[at] Rico: Domisilinya di Jakarta nih... Sejauh ini belum pernah lihat nih di pasar ad yang jual burung...kira-kira ada rekomen ga ya daerah jakarta yang khusus jual burung, mungkin lebih mengutamakan burung gereja dan sejenisnya kali ya yang bisa survive kalo di lepas...
Btw ini sis bukan bro :)
oh sis ya :-[
sori salah panggil.
hmmmm...
klo jakarta gak tau nih saya, saya nun jauh dari jakarta.
kenapa gak pilih fangsen ikan aja sis?
Quote from: enlightened_heart on 26 December 2012, 03:15:04 PM
[at] Rico: Domisilinya di Jakarta nih... Sejauh ini belum pernah lihat nih di pasar ad yang jual burung...kira-kira ada rekomen ga ya daerah jakarta yang khusus jual burung, mungkin lebih mengutamakan burung gereja dan sejenisnya kali ya yang bisa survive kalo di lepas...
Btw ini sis bukan bro :)
pasar pramuka ? di daerah senen..
1 bulan lalu beli peralatan medis di pasar pramuka.. ternyata di sana banyak yang jualan burung juga..
dan ternyata pasar pramuka lebih dikenal dengan nama pasar burung juga.
Selain di Pasar Pramuka, di Pasar Petojo banyak yg jual burung. Lepas burung mending burung perkutut, tekukur, kutilang, dll jgn burung emprit. Dan lepasnya kalau bisa di daerah yg masih banyak pohon.....jgn lepas di jakarta krn kasihan nanti mereka susah cari makannya.
Lepas di daerah kaya tangerang, jonggol, gunung putri...itu masih banyak pohon
Kalau masalah Doa secara Mahayana....biasa saya membaca Amitofo beberapa puluh kali sebelum melepas hewan baru setelah itu lepas hewan.
Kalau kita lepas burung emprit atau gereja yg banyak dijual di depan kelenteng nanti malah akan mengakibatkan burung2 itu yg di alam bebas ditangkapi krn mereka tahu byk yg beli utk dilepas.
memang betul kata saudara rico tsiau lebih baik lepas ikan seperti ikan lele, mas, patin, belut. beli di pasar krn nyawa mereka dalam bahaya...ibarat narapidana yg dihukum mati....kalau tidak kita beli maka pasti mereka akan dibantai.
Atau kalau mau beli anak kodok, kadal, kelabang, anak ikan mas di tukang ikan hias di Jln. Kartini. Biasa hewan2 kecil itu dijadikan umpan utk ikan arwana atau ikan buaya/aligator
begitulah, kemaren sempet denger audio ceramah. katanya fangsen lah hewan yang terancam nyawanya.
contoh : ikan lele, yang akan segera di potong sesuai pesanan pembeli.
[at] rico [at] hengki : hmm kalo fangsheng ikan, takutnya saya belum bisa untuk puasa ikan :-[ makanya pilihnya fangsheng burung. Kalo fangsheng ikan, bingung juga mau dilepas kemana, apa ada masukan untuk pelepasaan ikan bisa di lepas kemana saja diutamakan yang sekitar jakarta utara :)
[at] forte: terima kasih atas masukannya :) apa ada yang di daerah jakt utara ga ya :) sepertinya pasar pramuka agak jauh dari jakut :P
_/\_
Quote from: enlightened_heart on 26 December 2012, 04:16:43 PM
[at] rico [at] hengki : hmm kalo fangsheng ikan, takutnya saya belum bisa untuk puasa ikan :-[ makanya pilihnya fangsheng burung. Kalo fangsheng ikan, bingung juga mau dilepas kemana, apa ada masukan untuk pelepasaan ikan bisa di lepas kemana saja diutamakan yang sekitar jakarta utara :)
[at] forte: terima kasih atas masukannya :) apa ada yang di daerah jakt utara ga ya :) sepertinya pasar pramuka agak jauh dari jakut :P
_/\_
fangsen ikan harus puasa ikan ya?
kalo begitu dalam pengertian lebih luasnya, fangsen makhluk hidup, harus puasa makan makhluk hidup..
[at] Rico: Dulu pas awal fangsheng dikasih tahunya seperti itu sih ;D apa itu pengertian yang salah ya? Mohon pencerahannya... _/\_
Quote from: enlightened_heart on 26 December 2012, 04:30:34 PM
[at] Rico: Dulu pas awal fangsheng dikasih tahunya seperti itu sih ;D apa itu pengertian yang salah ya? Mohon pencerahannya... _/\_
Sy ngikut cara yg salah ini,saat sy belum nikah,lepas ikan lele,krn ikan lele bisa hidup di got2 n kolam,sy tdk makan ikan lele sampai sekarang,setelah tau cara n pengertian fangsheng yg benar, ;D
Quote from: enlightened_heart on 26 December 2012, 04:30:34 PM
[at] Rico: Dulu pas awal fangsheng dikasih tahunya seperti itu sih ;D apa itu pengertian yang salah ya? Mohon pencerahannya... _/\_
orang melakukan fang sen memiliki motivasi dan alasan yang berbeda-beda, terkadang untuk pembukaan kantor/ usaha baru lalu fangsen, pindahan rumah, pelimpahan jasa, pengharapan pada suatu rencana, lalu fangsen, dan banyak motivasi lainya lagi.
namun intinya dalam fangsen, kita menebar dan mengembangan cinta kasih dan kasih sayang kepada semua makhluk.
haruslah di ingat fangsen lah dengan bijak, hewan/ satwa yang akan dilepaskan (fangsen) sebaiknya jangan dipesan sebelumnya pada penjual. sebaiknya hewan tersebut adalah makhluk yang benar2 dan sedang terancam nyawanya. intnya membantu makhluk yang terancam karena mereka betul-betul membutuhkan.
sebaiknya hewan yang akan dilepaskan sesuai dengan habitatnya agar setelah dilepaskan hewan tersebut dapat hidup dan bertahan. Seperti hewan yang hanya dapat hidup di air tawar, kita tidak boleh melepaskan di laut karena akan membawa kematian begitu pun sebaliknya. Hewan tersebut sedapat mungkin mempunyai ketahanan hidup dengan lingkungan yang baru. Selain itu kita perlu tau bahwa tidak semua hewan dilepas dapat hidup mandiri.
nah, fangsen ikan lalu berpantang makan ikan, menurut saya ini tidak benar.
makan ikan tidaklah sama dengan membunuh ikan, lalu apa kaitannya dengan boleh atau tidaknya makan ikan setelah kita fangsen ikan?
pernah dengar
tidak terlihat, terdengar dan diketahui dibunuh khusus untuk kita ?
[at] rico: Thank you atas pencerahannya...sepertinya selama ini salah pengertian :-[ mesti banyak belajar dulu nih tentang ikan, secara masih awam soal ikan di air tawar atau air asin :-[
Beli aja lele atau belut atau ikan gabus......jenis hewan ini termasuk yg tahan banting dalam arti mereka bisa bertahan di air yg kotor kecuali airnya sudah tercemar limbah logam berat.
Kalau ikan mas itu termasuk ikan yg tidak tahan banting....musti dilepas di sungai atau danau yg airnya bersih.
Saya biasa lepas di Danau Sunter...kan itu termasuk Jakarta Utara yah.
Atau di Kelapa Gading jg ada Danau.....yg di seberang MOI
Ikan lele, ikan gabus, belut, ikan mas itu termasuk ikan yg hidup di air tawar. Kalau lele, belut kan banyak dijual di pasar2 atau di Carefour juga jual ikan lele, belut. Biasa di pasar kalau ikan laut itu sudah dalam keadaan mati.
lebih baik kau fangsen kan ego mu itu, berikut kawan2nya.
Melepas ego dkk itu tidak semudah yg diucapkan. Kalau kita tidak memulai dari perbuatan kita sehari-hari apakah bisa mengikis Lobha, Dosa, Moha. Mustahil rasanya.
Apalagi kalau cuma mengandalkan meditasi yg cuma 15 menit setiap hari.....itupun kadang bolong-bolong dan tidak konsentrasi. Seprti pungguk merindukan bulan :)
Utk melenyapkan Lobha, Dosa, Moha harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seprti merasa puas dan bersyukur, hidup hemat, sederhana, banyak melakukan perbuatan baik, dll
Quote from: enlightened_heart on 26 December 2012, 03:15:04 PM
[at] Rico: Domisilinya di Jakarta nih... Sejauh ini belum pernah lihat nih di pasar ad yang jual burung...kira-kira ada rekomen ga ya daerah jakarta yang khusus jual burung, mungkin lebih mengutamakan burung gereja dan sejenisnya kali ya yang bisa survive kalo di lepas...
Btw ini sis bukan bro :)
Pasar2 tradisional banyak....kalo mau group fangshen kontak lewat PM aja... ada teman yg rutin fangshen...
Quote from: enlightened_heart on 26 December 2012, 02:45:06 PM
Namo Buddhaya,
Mau nanya seandainya mau melakukan fangsheng kira-kira doa apa yang harus dibacakan secara Mahayana sebelum melakukan fangsheng?
Tujuan doa tersebut, untuk apa? Menurut saya sih, tidak perlu doa, langsung dilepas saja. Nanti kalau mau pelimpahan jasa, silakan dilakukan setelah fang-sheng. Kalo menurutmu?
ini saya copas dari thread lain:
Quote from: Adhitthana on 10 November 2010, 10:20:35 PM
Aaaaaaarrrrrrrrrgh .....
gara-gara ikut fangshen baru2 ini
dalam upacara ada roti tawar .... gw langsung makan
lalu diketawain orang :hammer: .... dianggap gw makhluk luar angkasa yg baru datang ke dunia
apa yg aneh makan roti? .... wong roti memang fungsinya utk makan?
dikatakan roti tawar itu dibuatkan mirip "manusia" ..... Sambil baca mantra (Biksu)
kemudian arahkan dan ditepuk2 roti itu di tubuh kita yg sering sakit ... konon katanya bisa sembuh
Yg di Fangshen ikan laut ....
dengan orang yg ikut upacara itu .... kira2 500 orang lebih
Ikan yg di fangshen 2 truk ;D
entah upacaranya kelamaan ato ikan dalm plastik itu kepanasan
rata2 gw liat ikan yg di Fangshen .... banyak yg mati
termasuk plastik ikan gw yg di fangshen .... gw liat ada 1 -2 ekor ikan sudah mati
Gimana gak mati .... laaah mao ngambil dlm plastik aja rebutan
Ikan dlm plastik tentu mengalami "gempa" 9.8 sk :))
(gw sepakat kata2 Bro kumis .... makanya gw Quate, upacara malah kayaknya lebih menonjol daripada Esensi Fangshen)
Lalu ada tanggapan bagus atas postingan tsb:
Quote from: Asia on 11 November 2010, 03:15:26 PM
Tentang rotinya ditepuk-tepuk di bagian tubuh yang sakit, tidak akan saya komentari karena menurut saya sedikit aneh. Saya mau komentar yang dibold saja.
Saya pernah baca, ada 2 tujuan menjalani moralitas/perbuatan baik yaitu "to be good" dan "to do good".
Seringkali orang berpikir bahwa dengan melakukan kebaikan (do good) maka otomatis dia menjadi baik (be good). Padahal belum tentu. Orang-orang yang berebutan ingin melepaskan ikan (seperti cerita Adhit), menurut saya, mereka adalah orang yang ingin do good saja. Mereka ingin berbuat baik tapi mereka tidak sadar bahwa sesungguhnya, apa yang mereka lakukan tidak membuat diri mereka menjadi lebih baik.
Lalu saya melihat bahwa orang masih terikat pada formalitas/upacara atau apalah namanya. Dari cerita Adhit, mengapa orang berebutan ingin melepas ikan? Seolah-olah, tangan siapa yang melepas, si pemilik tangan itu lah yang dapat pahala. Jika memang tujuan kita adalah ingin ikan itu bebas, maka tangan siapapun yang melepaskannya, tidak masalah bukan? Yang penting ikannya lepas.
Bila diperhatikan lebih dalam, perilaku kita mencerminkan betapa hausnya kita akan kebahagiaan. Coba kita renungkan, betulkah hewan itu lebih menderita dari kita? Di satu sisi mereka ingin bebas dari penderitaan fisik. Kita pun do good agar bebas dari penderitaan fisik. Bukankah kita sama dengan hewan-hewan itu?? Hanya satu yang bisa membedakan kita dari hewan-hewan itu, yaitu bila kita memilih be good.
Selain itu, tidak perlu terlalu formal misalnya membaca paritta dulu (apalagi paritta panjang), nanti ikannya keburu tepar.
Jadi, silakan lakukan perbuatan baik tapi jangan hanya do good saja, tapi harus be good juga :)
Quote from: enlightened_heart on 26 December 2012, 05:12:05 PM
[at] rico: Thank you atas pencerahannya...sepertinya selama ini salah pengertian :-[ mesti banyak belajar dulu nih tentang ikan, secara masih awam soal ikan di air tawar atau air asin :-[
Tentang fang-sheng (misalnya ikan), coba baca-baca ini:
[spoiler=1]
Quote from: Nevada on 23 April 2010, 10:05:34 AM
Istilah "fang sheng" berasal dari Bahasa Mandarin: "放生"; yang artinya adalah "melepaskan kehidupan". Belakangan ini, istilah fang sheng menjadi populer di kalangan umat Buddha sebagai salah satu praktik Dhamma yang cukup digemari. Praktik fang sheng ini merujuk pada tindakan membebaskan makhluk hidup untuk kembali ke alam habitatnya sendiri; dengan dasar pemikiran bahwa setiap makhluk hidup berhak hidup bebas di alamnya sendiri.
Pemikiran ini bukan salah, tapi sebaiknya juga jangan memukul rata untuk semua kasus. Tujuan dari fang sheng yang baik adalah membebaskan makhluk hidup (hewan) dari kehidupan yang kurang baik untuk menuju ke kehidupan yang lebih baik di alamnya. Misalnya adalah membebaskan burung dari sangkar ke alam bebas. Tapi dalam melakukan fang sheng juga perlu pertimbangan, apakah makhluk yang dilepaskan ke alam bebas itu bisa mendapatkan kehidupan yang lebih nyaman atau justru malah mendapatkan kehidupan yang tidak lebih baik. Burung misalnya... Kebanyakan burung peliharaan jika dilepas (fang sheng) justru akan kebingungan untuk hidup di luar. Bukannya mereka hidup bebas, namun hal itu malah membuat mereka bingung dan malah bertengger di atas tiang listrik.
Demikian juga melepaskan (fang sheng) ikan dan kura-kura. Terkadang yang dilakukan orang-orang adalah melepaskan mereka ke habitat, selesai. Padahal habitat di sana mungkin kurang layak huni. Bahkan karena seringnya aktivitas ini terlihat, ada serombongan oknum yang sengaja menangkap ikan dan kura-kura itu untuk kemudian dijual sebagai objek fang sheng.
Menurut saya, fang sheng ini maknanya sempit. Hanya terbatas pada hewan yang dilepas ke alam bebas, dan manusia bukan termasuk sebagai objek fang sheng. Membebaskan hewan ke alam bebas pun belum tentu membawa kenyamanan bagi mereka. Misalnya pada ikan maskoki. Memang benar bahwa ikan maskoki merupakan ikan hasil budidaya manusia, yang memiliki perbedaan watak dari nenek moyangnya. Nenek moyang ikan maskoki (Carassius auratus) tergolong ikan yang cukup liar, sedangkan ikan maskoki adalah ikan yang sangat jinak. Karena itu jika ikan maskoki dilepaskan di alam bebas, sebenarnya mereka mungkin akan merasa terancam dengan adanya ikan-ikan maupun makhluk predator lain di habitatnya. Inilah yang perlu kita pertimbangkan. Beberapa varietas ikan maskoki bisa bertahan hidup di sungai dan danau yang kondusif sebagai habitatnya. Tapi di sana mereka akan hidup bersama dengan makhluk lainnya, dan mungkin saja mereka merasa tidak nyaman dengan alam bebas. Oleh karena itu, Ajahn Brahm pernah berkata (kurang lebih) bahwa: "Membebaskan ikan hias ke alam bebas mungkin perbuatan baik, karena memberikan kehidupan yang bebas bagi ikan. Tapi di sisi lain, ikan ini akan menghadapi hidup yang lebih keras daripada kehidupan di akuarium atau di kolam".[/spoiler]
[spoiler=2]Quote from: Nevada on 23 April 2010, 11:24:41 AM
Dalam fang sheng, kita harus memperhatikan dua hal mengenai keamanan hidup selanjutnya... Misalnya jika kita melepaskan ikan maskoki di alam bebas, jangan sampai dia menjadi korban predator makhluk lain di habitatnya. Demikian pula misalnya jika kita melepas ikan bandeng di alam bebas, sepertinya ikan bandeng yang justru akan menjadi predator bagi makhluk lain di habitatnya. ;D
Jika mau beli ikan di hypermart, kemungkinan pihak hypermart sendiri tidak menyediakan peralatan yang memadai untuk menampung ikan-ikan itu dalam perjalanan kita. Mau tidak mau, kita sendiri yang harus mencari kantung plastik, tabung suplai oksigen, wadah, dan mungkin juga kotak styrofoam. Ikan lele termasuk ikan omnivora, namun bukan ikan predator. Tetapi adakalanya jika ikan lele merasa terancam, justru ia bisa menyerang ikan lainnya.
Sebenarnya jika ingin membawa ikan dalam perjalanan jauh, kita harus mengerti cara penanganannya. Jika keterampilan ini tidak optimal, ikan yang kuat pun bisa cepat mati. Sekadar informasi, saya ambil contoh (lagi-lagi) ikan maskoki. Banyak orang yang bilang bahwa ikan maskoki adalah ikan yang lemah dan mudah mati. Namun jika kita memiliki keterampilan mengemas ikan maskoki supaya bisa dibawa dalam perjalanan jauh, ikan ini bisa hidup sampai 2x24 jam tanpa makanan dan dalam wadah tertutup.
Kelinci bisa dilepas di hutan. Tetapi biasanya kelinci yang terbiasa dipelihara sudah tidak bisa mandiri. Saya ragu apakah kelinci yang dilepas bisa bertahan hidup di alam bebas atau tidak. Apalagi kelinci itu adalah mangsa favorit dari hewan-hewan predator.
[/spoiler]
[spoiler=3]Quote from: Nevada on 23 April 2010, 12:01:57 PM
Ikan mas dan ikan nila adalah makhluk berdarah dingin. Karena itu, ikan mas dan ikan nila perlu beradaptasi dengan perubahan suhu. Jika ada perbedaan suhu yang drastis, ikan bisa cepat mati. Seandainya Anda membeli ikan dari hypermart, sebaiknya air yang dipakai sebagai tempat hidup sementara ikan itu berasal dari satu sumber. Karena tiap air di tiap wadah berbeda adalah tidak ada yang sama. Saya ragu pihak hypermart mau menuangkan ikan dan seluruh air di akuariumnya untuk Anda. Kemungkinan mereka hanya mengambil sebagian air di akuarium, dan kemudian ditambahkan dengan air dari wadah lain; dan kemungkinan adalah air keran. Yang sangat penting diperhatikan adalah tingkat kesadahan air, tingkat pH, dan komposisi air. Air yang jernih dan bersih belum tentu merupakan air yang baik bagi ikan. Air yang menampung ikan lain juga sebaiknya jangan dicampur dengan air untuk ikan mas atau nila, sebab mungkin mengandung bakteri atau penyakit yang berbahaya.
Untuk mengatasi ikan yang kaget dengan perubahan suhu air yang drastis, Anda bisa menyiasatinya dengan cara merendam ikan dengan kantung plastik di air yang lain. Caranya, masukan ikan di kantung plastik bersamaan dengan air tua (air tempat tinggalnya). Rendamkan ikan bersama dengan kantung plastik itu di tempat / kotak air lainnya. Tujuannya adalah supaya suhu air di kotak dengan suhu di kantung plastik adalah sama. Setelah direndamkan sekitar 10-15 menit, ikan sudah bisa dilepaskan ke kotak dengan cara menghanyutkan kantung plastik ke dalam kotak air (kontener) itu. Ini dilakukan supaya air tua dan air kontener bercampur dan ikan bisa berenang secara alami.
Saya pikir ikan mas memang lebih kuat dari ikan nila. Jika ikan dimasukkan ke dalam kotak yang terbuka, Anda tidak perlu memberi suplai oksigen. Yang perlu Anda perhatikan adalah jangan sampai ikan dimasukkan dalam kontener yang memiliki temperatur panas. Ini bisa membuat ikan tersiksa. Selain itu, jangan memasukkan terlalu banyak ikan dalam satu kotak. Rumus kepadatan ikan air tawar sekitar 1 liter air untuk 1 cm panjang badan ikan. Misalnya Anda punya kotak air yang berisi 20 liter, maka ada space untuk 2 ekor ikan yang masing-masing memiliki panjang 10 cm. Jika ikan terlalu padat, ikan bisa beresiko saling melukai satu sama lain atau mati lemas karena kekurangan oksigen. Cara lain adalah perhatikan gelagat ikan. Jika ikan mengap-mengap di permukaan air, itu tanda bahwa ikan kekurangan oksigen. Segera pakai aerator atau kurangi kepadatan ikan di tempatnya.
Yang saya maksud tabung suplai oksigen adalah tabung yang berfungsi untuk memberi oksigen. Tabung ini dapat digunakan jika Anda ingin membawa ikan dalam kantung plastik tertutup. Tujuannya adalah untuk menggembungkan kantung plastik dengan "angin". Jangan gunakan nafas manusia untuk menggembungkannya, karena yang masuk dalam kantung plastik bukanlah oksigen (O2); tetapi karbondioksida (CO2). Jika ingin menggunakan aerator (gelembung oksigen di dalam air), Anda juga bisa menggunakan aerator baterai. Namun saya pikir, yang paling penting dalam penanganan ikan mas maupun ikan nila adalah penyama-rataan suhu air, tingkat steriltas air, dan kepadatan ikan yang harus dikendalikan. Selebihnya mungkin tidak perlu, sebab ikan mas dan ikan nila adalah ikan yang kuat. :)
[/spoiler]
Wah mantap banget penjelasannya. pedagang ikan nih kayanya yg nulis soalnya paham banget soal ikan mas dan nila :)
[at] Rico Tsiau: Terima kasih atas penjelasannya, kembali lagi kalo fangsheng apakah bisa dikaitkan dengan permintaan, maksudnya saat kita lagi menginginkan sesuatu apakah dengan berkaul bahwa kita akan fangsheng berapa ekor burung/ ikan itu agar bisa tercapai apa yang diinginkan.. apakah itu diperbolehkan?
[at] dhammadinna: terima kasih atas penjelasannya...mungkin kalo fangsheng akan dimulai dengan melepaskan ikan lele dulu, kebetulan di daerah jakarta utara ada tempat suaka margasatwa, tapi belum dicek apakah itu air asin/atau air tawar ;D
[at] william_phang: terima kasih ats infonya, nanti saya pm ya ...
Quote from: enlightened_heart on 27 December 2012, 04:55:17 PM
[at] Rico Tsiau: Terima kasih atas penjelasannya, kembali lagi kalo fangsheng apakah bisa dikaitkan dengan permintaan, maksudnya saat kita lagi menginginkan sesuatu apakah dengan berkaul bahwa kita akan fangsheng berapa ekor burung/ ikan itu agar bisa tercapai apa yang diinginkan.. apakah itu diperbolehkan?
seperti yang saya sebutkan sebelumnya, salah satu motivasi fangsen adalah pengharapan pada suatu keinginan.
misal seseorang yang menderita kanker payu dara kemudian fangsen dengan niat mengharap kesembuhan
"semoga dengan jasa kebajikan ini, saya bisa terbebas dari penyakit yang saya miliki saat ini"
ini sah2 saja..
masalah penyakitnya sembuh atau tidak itu tergantung kondisi pendukung kesembuhan yang dimiliki olehnya.. misal menjalani perobatan/operasi, dll
nah apakah karena fangsen lalu penyakitnya sembuh? ato karena perobatan yang dijalaninya? atau kombinasi keduanya? entahlah...
namun yang pasti (minimal bagi saya) esensi fangsen lebih kepada melatih dan mengembangkan perasaan cinta kasih dan berbelas kasih kepada semua makhluk hidup.. selain itu tentu saja pada saat fangsen, kita menabur benih2 karma baik. nah jika apa yang di tanam itulah yang dipetik, menurut saya menabur karma baik dengan fangsen, tentu kelak panen buah karma baik pula.
Quote from: Rico Tsiau on 28 December 2012, 11:58:14 AM
seperti yang saya sebutkan sebelumnya, salah satu motivasi fangsen adalah pengharapan pada suatu keinginan.
misal seseorang yang menderita kanker payu dara kemudian fangsen dengan niat mengharap kesembuhan
"semoga dengan jasa kebajikan ini, saya bisa terbebas dari penyakit yang saya miliki saat ini"
ini sah2 saja..
masalah penyakitnya sembuh atau tidak itu tergantung kondisi pendukung kesembuhan yang dimiliki olehnya.. misal menjalani perobatan/operasi, dll
nah apakah karena fangsen lalu penyakitnya sembuh? ato karena perobatan yang dijalaninya? atau kombinasi keduanya? entahlah...
namun yang pasti (minimal bagi saya) esensi fangsen lebih kepada melatih dan mengembangkan perasaan cinta kasih dan berbelas kasih kepada semua makhluk hidup.. selain itu tentu saja pada saat fangsen, kita menabur benih2 karma baik. nah jika apa yang di tanam itulah yang dipetik, menurut saya menabur karma baik dengan fangsen, tentu kelak panen buah karma baik pula.
Setuju....mudah-mudahan bisa menjadi pelatihan untuk diri saya sendir walau kadang tersisip keinginan akan sesuatu yang tercapai... :P mudah-mudahan tidak mengurangi esensi dari fangseng tersebut... _/\_
Quote from: enlightened_heart on 28 December 2012, 02:12:11 PM
Setuju....mudah-mudahan bisa menjadi pelatihan untuk diri saya sendir walau kadang tersisip keinginan akan sesuatu yang tercapai... :P mudah-mudahan tidak mengurangi esensi dari fangseng tersebut... _/\_
menyisipkan pengharapan2 pada perbuatan bajik juga bukan hal yang salah kok atau melulu di kaitkan dengan sifat tercela pada keegoisan atas keinginan pribadi, jadi silahkan saja.. bahkan bisa ditambahkan dengan pelimpahan jasa atas kebajikan yang kita lakukan. that's fine...
cuman saya hanya menegaskan saja, jangan lupa bahwa inti dari fangsen bukan sekedar motivasi2 semacam ini.
Quote from: Rico Tsiau on 28 December 2012, 02:19:54 PM
menyisipkan pengharapan2 pada perbuatan bajik juga bukan hal yang salah kok atau melulu di kaitkan dengan sifat tercela pada keegoisan atas keinginan pribadi, jadi silahkan saja.. bahkan bisa ditambahkan dengan pelimpahan jasa atas kebajikan yang kita lakukan. that's fine...
cuman saya hanya menegaskan saja, jangan lupa bahwa inti dari fangsen bukan sekedar motivasi2 semacam ini.
Betul :) saya percaya secara sadar atau tidak sadar saat kita melakukan kegiatan fangsheng sendiri sudah melakukan kebajikan *mudah2an :) Sebenarnya sedikit banyak saya terinspirasi oleh cerita Liao Fan, bahwa terkadang keinginan masih bisa tercapai melalui kebajikan dan dalam hal ini saya menerapkannya dalam kegiatan fangsheng ini _/\_
Mantap. Teruskan perjuanganmu nak :))
Nanti kalau kita sudah sering berbuat baik maka lama kelamaan niat minta ini itu akan berkurang dgn sendirinya. Awal2nya memang seperti itu tapi lama kelamaan akan menjadi habit/ kebiasaan kita utk Berbuat Baik :)
Quote from: hengki on 28 December 2012, 02:51:07 PM
Mantap. Teruskan perjuanganmu nak :))
Nanti kalau kita sudah sering berbuat baik maka lama kelamaan niat minta ini itu akan berkurang dgn sendirinya. Awal2nya memang seperti itu tapi lama kelamaan akan menjadi habit/ kebiasaan kita utk Berbuat Baik :)
iya bro hengki, mudah2an bisa tetap menjadi kebiasaan walau nanti (mudah2an) keiningan sudah tercapai haha.... ;D