(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fpics.novica.com%2Fpictures%2F10%2Fp162674_1.jpg&hash=8d632d0d4aa7a1b44b65e93c2377761a948b43d2)
Dia sangat cerdas, daya pikirnya luar biasa, dan kekuatan ingatannya tak tertandingkan. Semua khotbah Buddha Gautama dapat dia ingat dengan sempurna. Tapi apakah dengan apa yg dimilikinya akan mudah membawa dia mencapai pencerahan ?
Setelah Buddha wafat, Mahakashyapa berusaha mengumpulkan 500 yg tercerahkan. Ternyata hanya ketemu 499. Dan dia tidak terpilih. walaupun dengan kemampuan menghafal semua khotbah Buddha. Dia tidak tercerahkan dan tidak mendpt izin ikut dari Mahakashyapa. Semua menyarankan dia ikut. Tapi Mahakashyapa bilang lebih baik batal aja. Karna Buddha udah gak ada, maka dia minta bantu Mahakashyapa, tapi malah dijawba : "Aku sangat sibuk. aku tak dpt membantu. Hanya kamulah yg bisa membantu dirumu sendiri". :'( :'( :'(
Akihirnya dia menyadari bahwa ia harus berusaha sendiri. Lalu pergi ke sebuah tempat yg sunyi dan menyendiri. Baru saja ia hendak duduk bermeditasi, ia mencapai pencerahan. Mengapa ? karna pada saat itulah tia tidak lagi bersandar pada siapaun dan luruhlah semua kemelekatannya.
Bila dilihat dari 500 arahat, malah yg paling pinter dan tau semua khotbah Buddha yg terakhir mencapai pencerahan.
Apakah Yg pinter dan banyak tau malah sulit tercerahkan ?
_/\_ :P
Seperti penjelasan bro bahwa kemelekatanlah yang merupakan belenggu bukan kepintaran dan banyak pengetahuan...
pencerahan tidak ada hubungannya dengan kepintaran intelektual, minimal tidak berhubungan secara langsung.
jadi tidak semudah itu men-judge bahwa yg paling pintar malah sulit tercerahkan.
ada banyak sekali faktor pendukung dan penghambat pencerahan, tidak bisa dinilai hanya dari kepintaran intelektual semata.
Intinya di kemelekatan itu yang menghalangi pencerahan terealisasi. Ada yang pintar dan melekat, maka sulit tercerahkan. Ada yang bodoh dan melekat, pencerahan tetap sulit terjadi.
Quote from: johan3000 on 15 August 2010, 10:07:52 PM
Setelah Buddha wafat, Mahakashyapa berusaha mengumpulkan 500 yg tercerahkan. Ternyata hanya ketemu 499. Dan dia tidak terpilih.
_/\_ :P
eh iya... kenapa waktu itu cuma ada 500 arahat ya? mestinya lebih banyak dari itu... kenapa yang lain tidak diikutkan konsili ?
bukannya ketika asadha aja sudah ada 1250 arahat... ?
Quote from: andrew on 16 August 2010, 12:34:48 AM
Quote from: johan3000 on 15 August 2010, 10:07:52 PM
Setelah Buddha wafat, Mahakashyapa berusaha mengumpulkan 500 yg tercerahkan. Ternyata hanya ketemu 499. Dan dia tidak terpilih.
_/\_ :P
eh iya... kenapa waktu itu cuma ada 500 arahat ya? mestinya lebih banyak dari itu... kenapa yang lain tidak diikutkan konsili ?
bukannya ketika asadha aja sudah ada 1250 arahat... ?
mungkin dengan pertimbangan akomodasi
Quote from: johan3000 on 15 August 2010, 10:07:52 PM
Akihirnya dia menyadari bahwa ia harus berusaha sendiri. Lalu pergi ke sebuah tempat yg sunyi dan menyendiri. Baru saja ia hendak duduk bermeditasi, ia mencapai pencerahan. Mengapa ? karna pada saat itulah tia tidak lagi bersandar pada siapaun dan luruhlah semua kemelekatannya.
saya mau mengkoreksi bagian ini,
Ananda bukan mencapai pencerahan pada saat baru saja mau duduk bermeditasi, melainkan setelah keletihan berlatih, akhirnya memutuskan untuk beristirahat, saat merebahkan badan itulah ia mencapai pencerahan bahkan sebelum kepalanya menyentuh bantal.
begitulah kisah yg beredar selama ini, gak tau juga kalau ada versi lain yang lebih benar
QuoteAkihirnya dia menyadari bahwa ia harus berusaha sendiri. Lalu pergi ke sebuah tempat yg sunyi dan menyendiri. Baru saja ia hendak duduk bermeditasi, ia mencapai pencerahan. Mengapa ? karna pada saat itulah tia tidak lagi bersandar pada siapaun dan luruhlah semua kemelekatannya.
Tuh dah ada jawabannya.. Bukan krn pengetahuannya berkurang, baru lebih mudah tercerahkan.. Tp dlm kasus Ananda.. Selama ini dia selalu tergantung pada Buddha..
Teman-teman ikut sharing ya?
Menurut saya bhante Ananda tidak mencapai tingkat kesucian Arahat bukan karena terlalu pintar, tapi karena sibuk atau belum benar-benar ingin mencapai tingkatan Arahat. Hanya setelah merasa malu menjelang konsili pertama (hanya satu-satunya Sotapanna yang diundang) beliau berusaha sungguh-sunguh untuk mencapai tingkat kesucian Arahat.
Semua pelayan pribadi para Buddha kalau tidak salah hanya Sotapanna, karena hanya Sotapanna yang rasa kepeduliannya masih kuat terhadap kehidupan sosial.
Orang yang bodoh justru sulit sekali untuk mencapai kesucian, karena mereka tak dapat membedakan antara hal-hal yang bermanfaat yang membawa kemajuan dan yang tidak.
Pencapaian kesucian Arahat Y.A. Ananda, ketika itu disebabkan beliau melepas obsesi (obsesi adalah kemelekatan yang kadang sangat halus) beliau mencapai kesucian Arahat, karena melepas maka batin beliau tidak melekat, karena tidak melekat maka beliau terbebas.
Pada jaman Sang Buddha tak terhitung jumlahnya para Arahat, tetapi yang diundang konsili hanya para Arahat yang menguasai point-point Dhamma dengan baik, yang ahli dan menguasai bidangnya. Selebihnya tidak diundang karena dianggap kurang kompeten.
_/\_
[at] fabian c, Ada tuh kisah bhikku yg bodoh sampai tak bisa menghapal sepotong kalimat pun walau diajar berkali2, tapi bisa jg itu mencapai Arahant..
mungkin perlu dibedakan dulu antara kepintaran secara intelektual dan spiritual.
kalau mengenai apakah yg pintar itu lebih sulit , bukankah B.Gotama adalah sebelumnya pangeran yang pintar ;D
imo kecerdasan itu membantu dalam memahami petunjuk. Tapi itu semua kembali ke intinya yaitu kemelekatan itu sendiri. Seperti punya mobil balep tapi cuma parkir atau jalan selow.
seseorang yg jago mesin mobil, menguasai teknologi pengereman, injeksi, bahkan komposisi baja body mobil, belum tentu bisa memenangi balapan. Demikian juga sebaliknya, seseorang yg jago balap mobil belum tentu menguasai teknik mesin mobil dengan baik.
Namun, seorang pembalap, sedikit banyak tentu mengetahui cara kerja mesin secara umum.
Juga, mengetahui cara kerja mesin, terkadang akan membantu seorang yg belajar mobil untuk meningkatkan kemampuannya.
::
Quote from: hatRed on 16 August 2010, 09:26:20 AM
mungkin perlu dibedakan dulu antara kepintaran secara intelektual dan spiritual.
kalau mengenai apakah yg pintar itu lebih sulit , bukankah B.Gotama adalah sebelumnya pangeran yang pintar ;D
Maksudnya gw mengenai tau banyak.... kan Ananda dpt merekam semua khobat2 Buddha. Berarti infonya sangat lengkap (atau paling lengkap). Dibandingkan dgn 499 arahat tsb, Ananda malah termasuk yg terakhir mancapai pencerahan.
QuoteRonald : Tuh dah ada jawabannya.. Bukan krn pengetahuannya berkurang, baru lebih mudah tercerahkan.. Tp dlm kasus Ananda.. Selama ini dia selalu tergantung pada Buddha..
Nah bagaimana kita belajar dari kasus Ananda ini ? supaya lebih cepat tercerahkan ?
Bagaimana kita memperlajaran "teknik" tidak melekat utk lebih cepat tercerahkan ?
Mohon yg lain komentar dehhh.... bagi gw pencerahan bukan topik yg gampang =))
konon katanya, Nagasena kan juga pinter.. ;D
imo, kalo dalem meditasi, bukan kecerdasan, tapi banyaknya kabut pikiran yang berseliweran...
diawal2, memang lebih susah bermeditasi kalo terlalu banyak pikiran dan keinginan berseliweran...
makanya ada yang nyebut kalo ada kecenderungan mikir yg compulsive - obsessive itu susah bermeditasi diam...
Quote from: Lex Chan on 16 August 2010, 12:51:28 PM
konon katanya, Nagasena kan juga pinter.. ;D
bro Lex CHan... dlm kitab Milinda Panha
Nagasena dpt menjawab pertanyaan Raja dgn baik spt contoh dibawah ini :))
Quote9. "Apakah orang yang akan terlahir kembali mengetahui hal ini?"
"Ya, dia tahu. Sama seperti seorang petani yang menanam benih di tanah, setelah melihat bahwa hujan cukup banyak, dia tahu bahwa panen akan tiba."
Quote3. "Apakah orang lain dapat mengetahui bahwa Sang Buddha tidak ada bandingnya?"
"Ya, tentu saja."
"Bagaimana caranya?"
"Di zaman dahulu hidup Tissa Thera,2 seorang yang ahli dalam tulis-menulis. Bagaimana orang dapat mengetahui tentang beliau?"
"Dari tulisannya."
"Demikian pula halnya, baginda, siapa pun yang melihat Dhamma yang telah diajarkan oleh Sang Buddha dapat mengetahui betapa tidak terbandingkannya Sang Buddha itu."
konon katanya lagi, Nagasena sudah menjadi Arahat sebelum berdiskusi dengan Raja Milinda..
makanya kecerdasan itu tidak relevan..
cerita lain lagi mengenai Culapanthaka (yang kurang cerdas dibandingkan Ananda) menjadi Arahat dulu sebelum Ananda.
Pertanyaan TS serupa dengan pertanyaan, "apakah orang yang kaya lebih sulit untuk menjadi seorang dermawan?"
Kalau dihitung-hitung, justru mereka yang mencapai pencerahan kebanyakan orang2 yang pandai bukan hanya secara spiritual tapi juga intelektual.
Teman-teman sekalian, kalau tidak salah kisah mengenai bhikkhu Cula Panthaka sudah pernah dibahas. Penyebab ketidak mampuan Bhikkhu Cula Panthaka disebabkan oleh karma buruk masa lampau yang berbuah.
Kebodohan disini mungkin agak sulit juga diambil definisinya, karena pangeran Siddhattha juga pernah melakukan hal-hal yang kita anggap bodoh dengan menyiksa diri bahkan memakan kotoran sendiri. Tapi tidak juga membuktikan bodoh dalam arti yang sebenarnya.
Kita tahu petapa Siddhattha salah jalan disebabkan karma buruk yang diperbuat di masa lampau. Menurut saya kebodohan disini mungkin paling tepat difefinisikan kemelekatan yang kuat terhadap keduniawian dan sifat masa bodoh terhadap latihan pengembangan batin.
Dalam Visuddhi Magga dikatakan bahwa seorang yang panna-nya kuat akan lebih cepat kemajuannya dibandingkan dengan mereka yang panna-nya lemah
_/\_
Soal Ananda, saya pikir ada perbedaan antara kepintaran dengan daya ingat kuat.
apa definisi pinter?
^ IQnya tinggi??
Yang pintar dan banyak tau biasanya menganggap dirinya di atas orang2 lainnya sehingga egonya berkembang kuat. Ini yang menyebabkan perkembangan batinnya terhambat.
Dalam kasus Ananda:
Ananda lebih mengutamakan tugas-tugasnya melayani Sang Buddha daripada memikirkan pencerahannya, makanya Ananda hanya bisa mencapai Arahat setelah Sang Buddha parinibbana.
Quote from: Peacemind on 16 August 2010, 04:53:54 PM
Kalau dihitung-hitung, justru mereka yang mencapai pencerahan kebanyakan orang2 yang pandai bukan hanya secara spiritual tapi juga intelektual.
Ada datanya? (Maksudnya bisa diberikan brp bnyk yg pandai & yg bodoh yg menjd Arahat?)
Quote from: Peacemind on 16 August 2010, 04:53:54 PM
Kalau dihitung-hitung, justru mereka yang mencapai pencerahan kebanyakan orang2 yang pandai bukan hanya secara spiritual tapi juga intelektual.
Haaa rasanya banyak yg lega mendengar penjelasan bro Peacemind. memperbaik intelektual juga ada gunanya. Maksudnya dari semua Arahat di jaman Buddha, porsi besar ada pada yg intelektual. Apakah begitu?
Quote from: morpheus on 16 August 2010, 01:09:08 PM
imo, kalo dalem meditasi, bukan kecerdasan, tapi banyaknya kabut pikiran yang berseliweran...
diawal2, memang lebih susah bermeditasi kalo terlalu banyak pikiran dan keinginan berseliweran...
makanya ada yang nyebut kalo ada kecenderungan mikir yg compulsive - obsessive itu susah bermeditasi diam...
Jadi kemahiran dalam meditasi lebih penting dari intelektual atau day dreaming....(monkey mind)..
Quote from: Kainyn_Kutho on 16 August 2010, 04:45:39 PM
Pertanyaan TS serupa dengan pertanyaan, "apakah orang yang kaya lebih sulit untuk menjadi seorang dermawan?"
Quote from: Jerry on 16 August 2010, 11:30:42 PM
Soal Ananda, saya pikir ada perbedaan antara kepintaran dengan daya ingat kuat.
Manusia yg baik dlm mengingat, berarti jaringan neuronnya lebih banyak, dan kemampuan utk belajarnya juga jauh lebih baik.
adakah info mengenai kepintaran Ananda ?
Quote from: tesla on 17 August 2010, 06:31:55 AM
apa definisi pinter?
Ya mungkin kemampuan (memecah masalah) lebih baik dari orang umumnya. Nah kalau anak kecil 5th udah bisa baca koran, kita katakan dia pinter.
Quote from: Mr.Jhonz on 17 August 2010, 06:57:34 AM
^ IQnya tinggi??
Mungkin ya, tapi disini saya melihat Ananda memiliki keuntungan yg sangat besar... dia itu sebagai pusat informasi dan memiliki data2 bagaimana orang lain mencapai pencerahan.... Bayangkan kalau kita seorang Businessman dan memiliki akses laporan Rugi Laba dan Neraca setiap perusahaan... pasti deh memberikan gambaran yg jelas bagaimana menjalankan (atau membuat) suatu business yg baru...
Quote from: yasavaddhano on 17 August 2010, 11:26:12 AM
Yang pintar dan banyak tau biasanya menganggap dirinya di atas orang2 lainnya sehingga egonya berkembang kuat. Ini yang menyebabkan perkembangan batinnya terhambat.
Semoga dgn mengetahui yg ini, kita masing2 memperbaikin diri.....
Quote from: Indra on 17 August 2010, 11:36:23 AM
Dalam kasus Ananda:
Ananda lebih mengutamakan tugas-tugasnya melayani Sang Buddha daripada memikirkan pencerahannya, makanya Ananda hanya bisa mencapai Arahat setelah Sang Buddha parinibbana.
Tapi apakah bisa juga sekalian....maksudnya melayanin Buddha sambil berusaha mencapai pencerahan ?
Banyak tau =
Ananda memiliki daya ingat sempurna, dan berarti dia mengetahui bener bagaimana setiap Arahat mencapai pencerahan. Apakah dengan mengetahui bagaimana orang lain mencapai pencerahan SANGAT MEMBANTU Ananda utk mencapai pencerahan juga? Dan bagaimana juga dgn kita2 ini yg memiliki fasilitas membaca dan berdiskusi dhamma di internet?
mohon masukannya.
Quote from: johan3000 on 17 August 2010, 11:47:51 AM
Quote from: Indra on 17 August 2010, 11:36:23 AM
Dalam kasus Ananda:
Ananda lebih mengutamakan tugas-tugasnya melayani Sang Buddha daripada memikirkan pencerahannya, makanya Ananda hanya bisa mencapai Arahat setelah Sang Buddha parinibbana.
Tapi apakah bisa juga sekalian....maksudnya melayanin Buddha sambil berusaha mencapai pencerahan ?
jika seseorang sedang berkonsentrasi dalam meditasi, ia tentu mengabaikan hal-hal lainnya, ini yg tidak mungkin dilakukan Ananda, karena dia bertanggung jawab untuk melayani Sang Buddha, dan selalu siap setiap saat Sang Buddha membutuhkan
Quote from: johan3000 on 17 August 2010, 11:51:01 AM
Banyak tau =
Ananda memiliki daya ingat sempurna, dan berarti dia mengetahui bener bagaimana setiap Arahat mencapai pencerahan. Apakah dengan mengetahui bagaimana orang lain mencapai pencerahan SANGAT MEMBANTU Ananda utk mencapai pencerahan juga? Dan bagaimana juga dgn kita2 ini yg memiliki fasilitas membaca dan berdiskusi dhamma di internet?
mohon masukannya.
Johan, menurut anda, apakah dengan banyak membahas menu masakan akan membuat orang lebih cepat kenyang?
orang yang tidak bisa lupa
Seorang pria Los Angeles, Amerika Serikat, mampu mengingat semua kejadian yang pernah dilakukan sejak usia lima tahun. Dia adalah Bob Petrella, 58, seorang produser televisi, yang mampu mengingat secara detail setengah dari masa hidupnya. Enak banget ya pasti kalo kita bisa seperti dia. Mau tahu kisahnya?
Dia didiganosis sebagai manusia hyperthymestia, yaitu memori otaknya berkembang sangat maju. Hal ini diketahui setelah dia dijadikan objek studi tentang daya ingat otak di Universitas California, tahun lalu.
Kondisi langka ini, juga dikenal dengan sebutan Super Autobiographical Memory, yang hanya bisa ditemukan pada empat manusia langka di seluruh dunia. Para ilmuwan masih pusing mencari tahu mengapa dan bagaimana hal ini bisa terjadi dan sejauh ini belum ada catatan kasus serupa yang pernah ada.
Petrella mampu mengingat hari dan tanggal pertemuan pertama dengan seorang sahabat karibnya, dan masih mampu mengulang kembali semua pembicaraannya yang ia lakukan selama 53 tahun terakhir. Bakat alam luar biasa ini pertama kali dia rasakan sejak duduk di sekolah dasar, dia mampu melewati semua ujian dan tes secara mudah tana harus mengulangi sama sekali.
Petrella mengatakan: "Saya memang mempunyai bakal ini, akan tetapi saya tidak suka memamerkan atau menunjukkan kepada orang lain."
"Saya bisa mengingat semua kejadian yang menarik bagi diri saya, mulai dari peristiwa olaharaga, atau tanggal sejarah dan peristiwa politik, atau sekadar hari-hari menyenangkan yang pernah saya alami di masa lampau."
Ia menambahkan,"Saya mampu mengingat semua nomor telepon teman-teman dan kolega saya. Saya kehilangan HP saya pada tanggal 24 September 2006. Bagi banyak orang pasti panik..akan tetapi ini tidak terjadi pada diri saya, karena semua nomor telepon yang ada di HP saya itu sudah tersimpan di dalam kepala saya."
Dia mampu mengingat pemenang penghargaan Oscar setiap tahun sejak ia melihat langsung penayangan penghargaan itu tahun 1971. Seorang lagi yang pernah disebut sebagai manusia Autobiographical Memory adalah Jill Price, juga warga Los Angeles, yang telah menulis buku berjudul The Woman Who Can't Forget.
Pusat Neurologi Universitas California mengadakan penelitian lebih dari 2000 orang yang mencoba untuk menentukan manusia jenis langka itu selain, satu di antaranya adalah Bab Petrella, dan masih ada tiga lainnya.
sumber : http://swandika.freehostia.com/index.php?option=com_content&view=article&id=181:orang-yang-tidak-bisa-lupa&catid=42:kesehatan&Itemid=71 (ftp://swandika.freehostia.com/index.php?option=com_content&view=article&id=181:orang-yang-tidak-bisa-lupa&catid=42:kesehatan&Itemid=71)
Quote from: yanfei on 17 August 2010, 01:27:50 PM
orang yang tidak bisa lupa
Seorang pria Los Angeles, Amerika Serikat, mampu mengingat semua kejadian yang pernah dilakukan sejak usia lima tahun. Dia adalah Bob Petrella, 58, seorang produser televisi, yang mampu mengingat secara detail setengah dari masa hidupnya. Enak banget ya pasti kalo kita bisa seperti dia. Mau tahu kisahnya?
Dia didiganosis sebagai manusia hyperthymestia, yaitu memori otaknya berkembang sangat maju. Hal ini diketahui setelah dia dijadikan objek studi tentang daya ingat otak di Universitas California, tahun lalu.
Kondisi langka ini, juga dikenal dengan sebutan Super Autobiographical Memory, yang hanya bisa ditemukan pada empat manusia langka di seluruh dunia. Para ilmuwan masih pusing mencari tahu mengapa dan bagaimana hal ini bisa terjadi dan sejauh ini belum ada catatan kasus serupa yang pernah ada.
Petrella mampu mengingat hari dan tanggal pertemuan pertama dengan seorang sahabat karibnya, dan masih mampu mengulang kembali semua pembicaraannya yang ia lakukan selama 53 tahun terakhir. Bakat alam luar biasa ini pertama kali dia rasakan sejak duduk di sekolah dasar, dia mampu melewati semua ujian dan tes secara mudah tana harus mengulangi sama sekali.
Petrella mengatakan: "Saya memang mempunyai bakal ini, akan tetapi saya tidak suka memamerkan atau menunjukkan kepada orang lain."
"Saya bisa mengingat semua kejadian yang menarik bagi diri saya, mulai dari peristiwa olaharaga, atau tanggal sejarah dan peristiwa politik, atau sekadar hari-hari menyenangkan yang pernah saya alami di masa lampau."
Ia menambahkan,"Saya mampu mengingat semua nomor telepon teman-teman dan kolega saya. Saya kehilangan HP saya pada tanggal 24 September 2006. Bagi banyak orang pasti panik..akan tetapi ini tidak terjadi pada diri saya, karena semua nomor telepon yang ada di HP saya itu sudah tersimpan di dalam kepala saya."
Dia mampu mengingat pemenang penghargaan Oscar setiap tahun sejak ia melihat langsung penayangan penghargaan itu tahun 1971. Seorang lagi yang pernah disebut sebagai manusia Autobiographical Memory adalah Jill Price, juga warga Los Angeles, yang telah menulis buku berjudul The Woman Who Can't Forget.
Pusat Neurologi Universitas California mengadakan penelitian lebih dari 2000 orang yang mencoba untuk menentukan manusia jenis langka itu selain, satu di antaranya adalah Bab Petrella, dan masih ada tiga lainnya.
sumber : http://swandika.freehostia.com/index.php?option=com_content&view=article&id=181:orang-yang-tidak-bisa-lupa&catid=42:kesehatan&Itemid=71 (ftp://swandika.freehostia.com/index.php?option=com_content&view=article&id=181:orang-yang-tidak-bisa-lupa&catid=42:kesehatan&Itemid=71)
Daya ingat yang kuat tidak menjadikan dia Hawking ke-2, Einstein ke-2, atau Newton ke-2. Berarti memang ada perbedaan antara kepintaran dan daya ingat kuat.
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fcache.gawker.com%2Fassets%2Fimages%2Fcomment%2F4%2F2010%2F08%2F32cb0ade5061e17e60df7751555474b1%2F340x.jpg&hash=526d688dbb301598621e13c725360e6d4c67c8e9)
horray to lisa simpson
btw kekna kurang pas jg
Quote from: morpheus on 17 August 2010, 01:54:47 PM
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fcache.gawker.com%2Fassets%2Fimages%2Fcomment%2F4%2F2010%2F08%2F32cb0ade5061e17e60df7751555474b1%2F340x.jpg&hash=526d688dbb301598621e13c725360e6d4c67c8e9)
apa happiness bisa diedit jadi "enlightenment"?
Quote from: Indra on 17 August 2010, 11:54:51 AM
Quote from: johan3000 on 17 August 2010, 11:51:01 AM
Banyak tau =
Ananda memiliki daya ingat sempurna, dan berarti dia mengetahui bener bagaimana setiap Arahat mencapai pencerahan. Apakah dengan mengetahui bagaimana orang lain mencapai pencerahan SANGAT MEMBANTU Ananda utk mencapai pencerahan juga? Dan bagaimana juga dgn kita2 ini yg memiliki fasilitas membaca dan berdiskusi dhamma di internet?
mohon masukannya.
Johan, menurut anda, apakah dengan banyak membahas menu masakan akan membuat orang lebih cepat kenyang?
Maksudnya karna Ananda memiliki akses informasi lengkap,... maka bisa melihat-lihat (mempelajarin) makanan pokok dari masing2 daerah serta kandungan gizi, lama panen, cara masak, dst, dst.... jadi kan dia bisa memilih gitu mana yg lebih cocok utk dirinya....
Apakah Ananda pernah tanya pada Buddha kenapa dia belum mencapai pencerahan? dan kapan ?
Quote from: morpheus on 17 August 2010, 01:54:47 PM
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fcache.gawker.com%2Fassets%2Fimages%2Fcomment%2F4%2F2010%2F08%2F32cb0ade5061e17e60df7751555474b1%2F340x.jpg&hash=526d688dbb301598621e13c725360e6d4c67c8e9)
Kalau dilihat dari graph nya yg semakin pinter semangkin sulit utk bahagia.... :)) :)) :))
tapi apa hubungannya yg pinter n tau banyak lebih sulit mencapai pencerahan ???
Quote from: Kainyn_Kutho on 16 August 2010, 04:45:39 PM
Pertanyaan TS serupa dengan pertanyaan, "apakah orang yang kaya lebih sulit untuk menjadi seorang dermawan?"
Jawaban sulit ya bro... tapi kalau kongomerat memliki kesempatan utk nyumbang Rolls Royce, sedangkan yg miskin tidak. Jadi apakah boleh gw berasumsi yg intelektual tinggi dan mengerti semua sutta2 Buddha memiliki kesempatan utk mencapainya lebih cepat ? (atau bahkan lebih lambat) ?
Quote from: Indra on 17 August 2010, 11:36:23 AM
Dalam kasus Ananda:
Ananda lebih mengutamakan tugas-tugasnya melayani Sang Buddha daripada memikirkan pencerahannya, makanya Ananda hanya bisa mencapai Arahat setelah Sang Buddha parinibbana.
Sepertinya tidak juga...
Ananda menjadi bhikkhu pada tahun ke-5 setelah Siddhattha Gotama mencapai Pencerahan. 15 tahun kemudian Ananda baru diangkat menjadi asisten tetap Sang Buddha. Dalam kurun waktu 15 tahun ini Ananda hanya mampu mencapai tingkat Sotapanna. Sedangkan saudara seangakatannya seperti Anuruddha, Bhaddiya, Bhagu, Kimbila dan Upali sudah meraih tingkatan yang lebih tinggi. Jadi dalam kasus ini, terlihat Ananda memang kesulitan untuk mencapai Pencerahan.
Quote from: upasaka on 17 August 2010, 02:23:58 PM
Quote from: Indra on 17 August 2010, 11:36:23 AM
Dalam kasus Ananda:
Ananda lebih mengutamakan tugas-tugasnya melayani Sang Buddha daripada memikirkan pencerahannya, makanya Ananda hanya bisa mencapai Arahat setelah Sang Buddha parinibbana.
Sepertinya tidak juga...
Ananda menjadi bhikkhu pada tahun ke-5 setelah Siddhattha Gotama mencapai Pencerahan. 15 tahun kemudian Ananda baru diangkat menjadi asisten tetap Sang Buddha. Dalam kurun waktu 15 tahun ini Ananda hanya mampu mencapai tingkat Sotapanna. Sedangkan saudara seangakatannya seperti Anuruddha, Bhaddiya, Bhagu, Kimbila dan Upali sudah meraih tingkatan yang lebih tinggi. Jadi dalam kasus ini, terlihat Ananda memang kesulitan untuk mencapai Pencerahan.
Bro Upasaka yang baik, saya kira tidak demikian, Bhante Ananda tidak bisa mencapai tingkat kesucian lebih tinggi disebabkan kekuatan tekad Beliau untuk menjadi asisten tetap Sang Buddha, oleh karena itu menghalangi beliau untuk mencapai kesucian lebih tinggi.
Karena seorang asisten tetap Sang Buddha selalu Sotapanna. Pada dasarnya seorang Sotapanna adalah mahluk Ariya yang tidak memerlukan bimbingan lebih lanjut, tetapi hanya memerlukan latihan lebih lanjut. Seorang Sotapanna telah mengenal Jalan.
_/\_
Quote from: fabian c on 19 August 2010, 07:35:08 AM
Bro Upasaka yang baik, saya kira tidak demikian, Bhante Ananda tidak bisa mencapai tingkat kesucian lebih tinggi disebabkan kekuatan tekad Beliau untuk menjadi asisten tetap Sang Buddha, oleh karena itu menghalangi beliau untuk mencapai kesucian lebih tinggi.
Karena seorang asisten tetap Sang Buddha selalu Sotapanna. Pada dasarnya seorang Sotapanna adalah mahluk Ariya yang tidak memerlukan bimbingan lebih lanjut, tetapi hanya memerlukan latihan lebih lanjut. Seorang Sotapanna telah mengenal Jalan.
_/\_
Bro Fabian,
Dalam jangka waktu 15 tahun itu, apakah Ananda juga sudah bertekad untuk menjadi asisten tetap Sang Buddha?
Quote from: johan3000 on 17 August 2010, 11:46:43 AM
Quote from: tesla on 17 August 2010, 06:31:55 AM
apa definisi pinter?
Ya mungkin kemampuan (memecah masalah) lebih baik dari orang umumnya. Nah kalau anak kecil 5th udah bisa baca koran, kita katakan dia pinter.
hmmm... di siaran ayah Eddy di Smart FM, saya dengar justru mengajarkan anak membaca di usia dini justru kontra produktif pada daya kreativitas anak :)
anak
bisa dg anak pintar itu berbeda.
"bisa" itu suatu ketrampilan. bisa dipelajari & bisa diakumulasi.
nah kalau mengenai ketrampilan, setau saya Buddha memuji
~ ketrampilan meditatif
~ ketrampilan menganalisa bentuk pikiran
Quote from: Mr.Jhonz on 17 August 2010, 06:57:34 AM
^ IQnya tinggi??
para ahli aja udah binggung, ternyata IQ tidak mencerminkan value (produktivitas) seseorang.
maka keluar lagi EQ
nanti entah keluar value apa lagi utk menyempurnakannya... Spiritual Quality mungkin?
QuoteBayangkan kalau kita seorang Businessman dan memiliki akses laporan Rugi Laba dan Neraca setiap perusahaan... pasti deh memberikan gambaran yg jelas bagaimana menjalankan (atau membuat) suatu business yg baru...
kan kata Bob Sadino, org pintar terlalu byk tau, terlalu byk hitung, terlalu byk pilihan.
org bodoh cuma ada 1 kesempatan, 1 jalan, mau ga mau harus maju :))
knowledge is past, creative is future :P
Quote from: upasaka on 19 August 2010, 08:17:33 AM
Quote from: fabian c on 19 August 2010, 07:35:08 AM
Bro Upasaka yang baik, saya kira tidak demikian, Bhante Ananda tidak bisa mencapai tingkat kesucian lebih tinggi disebabkan kekuatan tekad Beliau untuk menjadi asisten tetap Sang Buddha, oleh karena itu menghalangi beliau untuk mencapai kesucian lebih tinggi.
Karena seorang asisten tetap Sang Buddha selalu Sotapanna. Pada dasarnya seorang Sotapanna adalah mahluk Ariya yang tidak memerlukan bimbingan lebih lanjut, tetapi hanya memerlukan latihan lebih lanjut. Seorang Sotapanna telah mengenal Jalan.
_/\_
Bro Fabian,
Dalam jangka waktu 15 tahun itu, apakah Ananda juga sudah bertekad untuk menjadi asisten tetap Sang Buddha?
Bro Upasaka yang baik, tekad di masa lampau, dan kekuatan penetapan oleh Buddha yang lampau (
veyyakarana) yang menyebabkannya.
Seorang Bodhisattva bila berlatih Vipassana tak akan mencapai Sotapanna walaupun berlatih sekuat apapun, itu juga disebabkan kekuatan tekad dan
veyyakarana _/\_
Quote from: fabian c on 19 August 2010, 08:24:18 AM
Bro Upasaka yang baik, tekad di masa lampau, dan kekuatan penetapan oleh Buddha yang lampau (veyyakarana) yang menyebabkannya.
Seorang Bodhisattva bila berlatih Vipassana tak akan mencapai Sotapanna walaupun berlatih sekuat apapun, itu juga disebabkan kekuatan tekad dan veyyakarana
_/\_
OK. Mungkin demikian...
Quote from: upasaka on 19 August 2010, 08:17:33 AM
Quote from: fabian c on 19 August 2010, 07:35:08 AM
Bro Upasaka yang baik, saya kira tidak demikian, Bhante Ananda tidak bisa mencapai tingkat kesucian lebih tinggi disebabkan kekuatan tekad Beliau untuk menjadi asisten tetap Sang Buddha, oleh karena itu menghalangi beliau untuk mencapai kesucian lebih tinggi.
Karena seorang asisten tetap Sang Buddha selalu Sotapanna. Pada dasarnya seorang Sotapanna adalah mahluk Ariya yang tidak memerlukan bimbingan lebih lanjut, tetapi hanya memerlukan latihan lebih lanjut. Seorang Sotapanna telah mengenal Jalan.
_/\_
Bro Fabian,
Dalam jangka waktu 15 tahun itu, apakah Ananda juga sudah bertekad untuk menjadi asisten tetap Sang Buddha?
Ananda bahkan sudah bertekad sejak jauh di kehidupan lampau pada masa kehidupan Buddha Padumuttara.
Quote from: Indra on 19 August 2010, 11:23:19 AM
Ananda bahkan sudah bertekad sejak jauh di kehidupan lampau pada masa kehidupan Buddha Padumuttara.
Ya. Ini jawaban final yang sederhana...
Bhikkhu Ananda mencapai tingkat kesucian Sotapanna bukan dari kotbah Sang Buddha
tetapi oleh Bhikkhu .... sapa ::) (lupa) :hammer:
Sama seperti Bhikkhu Sariputta mencapai tingkat kesucian Sotapanna dengan mendengar kotbah Bhikhhu Assaji ....
Quote from: upasaka on 19 August 2010, 08:32:29 AM
Quote from: fabian c on 19 August 2010, 08:24:18 AM
Bro Upasaka yang baik, tekad di masa lampau, dan kekuatan penetapan oleh Buddha yang lampau (veyyakarana) yang menyebabkannya.
Seorang Bodhisattva bila berlatih Vipassana tak akan mencapai Sotapanna walaupun berlatih sekuat apapun, itu juga disebabkan kekuatan tekad dan veyyakarana
_/\_
OK. Mungkin demikian...
Over-simplifying answernya: keberatan janji :D
[at] viriya:
Ananda mencapai Sotapanna setelah mendengar kotbah dr YA Punna Mattaniputta
Ralat Bro Seniya:
Punna mantaniputta
seberapa berguna Ananda yg spt pusat informasi mengetahui dgn jelas
bagaimana berbnagai orang mencapai pencerahan ?
Thanks atas info tambahan tentang topik2 diatas.... nih masih ada beberapa pertanyaan...
Apakah informasi ini banyak membantu Ananda utk lebih cepat tercerahkan ?
Kalau tidak apa itu? dan bagaimana Ananda melakukannya?
Pernahkan Ananda bertanya pada Buddha Gautama, kenapa dia masih belum tercerahkan ?
(mengingat dia adalah orang yg sangat dekat dgn Buddha Gautama?)
thanks sebelumnya.
Quote from: Jerry on 21 August 2010, 05:09:26 PM
Ralat Bro Seniya:
Punna mantaniputta
Ralat bro Jerry, Punna
Mantaniputta ;D
Quote from: fabian c on 22 August 2010, 09:58:41 AM
Quote from: Jerry on 21 August 2010, 05:09:26 PM
Ralat Bro Seniya:
Punna mantaniputta
Ralat bro Jerry, Punna Mantaniputta ;D
Thanks ralatnya Ko Mat Fabian yang baik ;)