Forum Dhammacitta

Topik Buddhisme => Diskusi Umum => Topic started by: seniya on 14 March 2010, 12:52:28 PM

Title: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: seniya on 14 March 2010, 12:52:28 PM
Ini ada artikel menarik tentang persamaan antara cita-cita Arahat (Theravada) dengan cita-cita Bodhisattva (Mahayana) berdasarkan sumber sutta-sutta Nikaya (Agama Sutra):

Quote
PENDAHULUAN

Ada banyak buku yang mengaku mengutip atau sesuai dengan sabda Buddha. Jika seseorang bersungguh-sungguh mempelajarinya dengan seksama (mungkin butuh waktu tahunan), maka dia akan menjumpai berbagai pertentangan dan ketidakcocokan yang telah bercampur dengan Dhamma dalam banyak buku.

Dua mazhab utama Buddhisme – Theravada dan Mahayana (termasuk Buddhisme Tibet atau Vajrayana) saling berbeda dalam beberapa ajaran yang penting. Sayangnya, harus diakui bahwa ajaran-ajaran yang salah terdapat di mazhab Theravada maupun Mahayana.

Satu-satunya kumpulan buku yang diakui bersama kedua mazhab sebagai sabda Buddha sendiri, dan juga cocok, tanpa pertentangan adalah keempat Nikaya terdahulu pada mazhab Theravada (Dîgha Nikaya, Majjhima Nikaya, Samyutta Nikaya, dan Anguttara Nikaya), yang merupakan Sutra Agama pada mazhab Mahayana. Kumpulan buku ini diterima oleh banyak bhikkhu dan sarjana sebagai ajaran Buddha yang asli. Buku-buku lainnya dapat diterima sepanjang tidak bertentangan dengan kumpulan buku ini.

Penting untuk memahami ajaran yang sebenarnya dan asli dari Buddha jika kita hendak mencapai tujuan sejati dari ajaran Buddha – untuk mengakhiri daur lahir-mati.

Kebanyakan Umat Buddha meyakini suatu ajaran karena ajaran tersebut berasal dari bhikkhu tertentu, tanpa menyadari bahwa beberapa dari ajaran tersebut berasal dari Atthakatha (Kitab Ulasan) atau buku lain yang bertentangan dengan Nikaya.

Sebagai contoh, banyak yang percaya cerita tentang Siddhattha Gotama (yang kemudian menjadi Buddha Sakyamuni) menyelinap keluar pada tengah malam – setelah melihat istri dan anaknya yang sedang tidur untuk terakhir kalinya – untuk pergi meninggalkan kehidupan berumah tangga, menjadi seorang pertapa. Cerita sesungguhnya diberitahukan oleh Buddha di dalam Majjhima Nikaya 26: "Kemudian, ketika masih muda, sebagai seorang pemuda berambut hitam yang memiliki berkah kemudaan, di dalam masa jaya kehidupan, walaupun ibu dan ayahku berharap sebaliknya dan menangis dengan wajah berlinang air mata, aku mencukur habis rambut dan jenggotku, memakai jubah oker, dan meninggalkan kehidupan berumah tangga menuju kehidupan tanpa rumah".

Dari sini kita mendapatkan contoh pemahaman salah yang telah tertanam di pikiran orang, tanpa mereka sadari. Masih ada beberapa ajaran penting yang bertentangan dengan keempat Nikaya yang asli yang akan kita diskusikan berikut ini.

JALUR BODHISATTVA DAN JALUR ARAHAT TIDAK BERBEDA

Ajaran lainnya yang tidak bersesuaian adalah adanya jalur Bodhisatta/Bodhisattva yang dibedakan dari jalur Ariya atau Arahat. Jalur Bodhisattva, cita-cita mazhab Mahayana, yang juga diterima oleh sebagian kecil penganut Theravada, dianggap sebagai jalan untuk menjadi seorang Sammasambuddha, dengan tujuan untuk mengajari dan membebaskan makhluk hidup, dan ini dicapai dengan bersumpah untuk menjadi seorang Sammasambuddha, kemudian melatih paramita atau parami (penyempurnaan diri) selama berkalpa-kalpa (siklus dunia). Jadi, bagi mereka yang meyakini hal ini, Buddha kita dulunya adalah pertapa Sumedha yang bertemu dengan Buddha Dîpankara dan kemudian bersumpah untuk menjadi seorang Sammasambuddha. Setelah itu, beliau diperkirakan mengembangkan parami selama 4 asankheyyakappa (kalpa tak terhitung) dan 100 mahakappa (kalpa besar), dan bertemu dengan 24 Buddha yang juga memperkirakan bahwa beliau kelak akan menjadi Buddha Sakyamuni (atau Gotama).

Jika kita meneliti keempat Nikaya maka kita akan menemukan Sutta (khotbah) yang bertentangan dengan kepercayaan ini.

Didalam Nikaya, kita menemukan Buddha menyebut dirinya Arahat dan bukan menggunakan istilah itu untuk siswa-siswa Arahat-Nya, melainkan menyebut mereka "siswa-siswa Ariya yang dibebaskan oleh kebijaksanaan". Kemudian, kita menemukan bahwa Buddha memiliki kemampuan mengingat kehidupan lampau dan Beliau menyebutkan di dalam Majjhima Nikaya 4 bahwa Beliau mengingat kembali kehidupan lampaunya berkalpa-kalpa sebelumnya, tetapi Beliau tidak pernah menyebutkan pernah bersumpah untuk menjadi seorang Buddha di masa lampau.

Kenyataannya, dalam Anguttara Nikaya 5.5.43, Buddha bersabda bahwa bukanlah doa dan sumpah yang akan membuat kita mendapatkan apa yang kita inginkan, melainkan kamma (perbuatan atau tindakan). Buddha meraih pencerahan melalui Jalan Mulia Berunsur Delapan, begitu juga dengan siswa-siswa Arahat-Nya.

Dalam Sutta Nipata 22.6.58, Buddha menjelaskan bahwa perbedaan antara diri-Nya dan siswa-siswa Arahat-Nya adalah Beliau lebih dulu menjalani Jalan Mulia Berunsur Delapan (camkan bahwa seorang Sammasambuddha menjalani Jalan Mulia) dan siswa-siswa Arahat-Nya menjalani jalan yang sama setelah diri-Nya – tidak ada perbedaan utama lainnya antara Beliau dan siswa-Nya. Di dalam Digha Nikaya 14, Buddha berkata Beliau hanya mengingat kembali 91 kalpa dan mengetahui hanya 6 Buddha (yaitu Sammasambuddha) dalam selang waktu tersebut – tidak menyebutkan adanya 24 Buddha.

Di Majjhima Nikaya 26, Buddha mengatakan bahwa setelah Beliau meraih pencerahan, Beliau tidak bermaksud untuk mengajarkan Dhamma, sebelum menerima permohonan dari Brahmâ Sahampati. Seandainya saja Beliau pernah bersumpah di masa lampau, kita tentunya berharap Beliau membabarkan Dhamma sesegera mungkin setelah pencerahan, karena ini adalah tujuan yang telah dinanti-nantikan selama kalpa yang tak terhitung lamanya.

Di dalam Majjhima Nikaya 116, Isigili Sutta, Buddha merujuk pada Bukit Isigili di luar Râjagaha dan mengatakan bahwa 500 Paccekabuddha pernah menetap di atas bukit tersebut serta menyebutkan nama-nama Buddha tersebut. Jadi, kita menemukan keberadaan banyak Paccekabuddha dibandingkan dengan Sammâsambuddha.

Walaupun Buddha Sakyamuni setelah meraih pencerahan bukan bermaksu untuk mengajar melainkan menjadi seorang Paccekabuddha, tetapi akhirnya dimohon Brahmâ untuk memutar roda Dhamma. Jadi kebanyakan Buddha enggan untuk mengajarkan Dhamma karena hanya sedikit makhluk hidup yang benar-benar mampu untuk mempraktikkannya. Paccekabuddha dan  Sammâsambuddha pada dasarnya adalah sama, hanya saja Sammâsambuddha mengajarkan Dhamma.

Berdasarkan hal ini, kita menemukan bahwa pembedaan jalur Bodhisattva dari jalur Arahat dengan dasar Arahat itu egois adalah tidak benar karena kebanyakan Buddha enggan untuk mengajarkan Dhamma.

Kesalahan yang paling fatal dalam teori pembedaan jalur Bodhisattva dengan jalur Ariya disampaikan melalui Majjhima Nikaya 81. Di dalam Sutta ini, Buddha mengingat kembali kehidupan lampaunya sebagai Brahmana Jotipâla yang bersahabat baik dengan Ghatikâra, seorang pendukung setia Buddha Kassapa (Buddha sebelumnya). Ghatikâra berkali-kali gagal mengajak Jotipâla untuk menemui Buddha Kassapa – yang menunjukkan bahwa sumpah yang dibuat pada masa lampau akan sia-sia belaka karena tidak ada ingatan mengenai hal ini. Kemudian ketika dia dipaksa menjumpai Buddha Kassapa, dia menolak untuk menghormati Buddha (berbeda sekali dengan kisah tentang sumpah!). Namun, setelah mendengarkan ajaran Buddha Kassapa, Jotipâla berubah total. Dia meninggalkan ajaran Brahmana dan menjadi seorang bhikkhu di bawah Buddha Kassapa.

Setelah kehidupan itu, beliau lahir kembali di Surga Tusita dan belakangan lahir di dunia dan menjadi Buddha Sakyamuni. Sangatlah mungkin bagi seorang Sotâpanna atau Sakadâgâmî (kemuliaan tingkat kedua) untuk kemudian menjadi seorang Buddha karena ketika Beliau lahir kembali di alam manusia, Buddha dan Dhamma mungkin sudah tidak ada lagi sehubungan dengan berlalunya jutaan tahun di surga dan waktu untuk pencerahan sudah tiba. Jadi dari Sutta ini kita menemukan bahwa seorang Ariya-lah yang menjadi Buddha. Apakah seorang Buddha adalah Paccekabuddha atau Sammâsambuddha – keduanya adalah sama saja seperti halnya Buddha Sakyamuni kita, terkecuali bahwa yang satu tidak mengajarkan Dhamma sedangkan yang lainnya dimohon untuk itu – bergantung pada masing-masing.

Jadi kita menemukan dalam Nikâya bahwa Buddha tidak pernah mengajarkan bahwa jalur ke-Buddha-an terpisah dari jalur Ariya, melainkan hanya buku-buku belakangan yang membedakannya. Melatih pârami tidak akan membawa kita keluar dari samsâra (lingkaran lahir-mati), melainkan hanya membawa kita menuju alam surga dan kemudian turun ke alam menderita dan berulang-ulang demikian.

Inilah yang terjadi pada Bodhisatta kita selama kalpa yang tak terhitung lamanya sampai berjumpa dengan Buddha Kassapa yang mengajarkan Jalan Mulia Berunsur Delapan, satu-satunya cara untuk keluar dari samsâra.

Cerita-cerita tentang bagaimana Bodhisatta melatih pâramî ditemukan dalam Jâtaka. Ketika kita menelaah Jâtaka, sangat jelas bahwa isinya adalah dongeng yang diciptakan untuk mengajari nilai-nilai kebajikan pada anak-anak, seperti Fabel Aesop dan Dongeng Grimm... bagaimana mungkin binatang dapat berbicara dan berkelakuan seperti manusia kecuali dalam dongeng. Cerita seperti Vessantara Jâtaka, dimana Bodhisatta, dalam usahanya untuk menyempurnakan dânapâramî, menyerahkan istri dan kedua anaknya kepada seorang pengemis kejam yang memukuli mereka, adalah bertentangan dengan Dhamma. Buddha berkata bahwa pemberian yang baik adalah pemberian yang tidak melukai diri sendiri maupun makhluk lain.

Penjelasan di atas menekankan pentingnya fakta bahwa Buddha hanya mengajarkan Jalan Mulia Berunsur Delapan untuk meraih pencerahan dan mengakhiri penderitaan, yang berbeda dengan jalan lainnya.

Sumber: http://www.w****a.com/forum/meditasi/5813-samatha-dan-vipassana.html (http://www.w****a.com/forum/meditasi/5813-samatha-dan-vipassana.html)

Bagaimana pandapat teman-teman se-Dhamma sekalian?
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: Rina Hong on 14 March 2010, 02:13:33 PM
<quote>Cerita-cerita tentang bagaimana Bodhisatta melatih pâramî ditemukan dalam Jâtaka. Ketika kita menelaah Jâtaka, sangat jelas bahwa isinya adalah dongeng yang diciptakan untuk mengajari nilai-nilai kebajikan pada anak-anak, seperti Fabel Aesop dan Dongeng Grimm... bagaimana mungkin binatang dapat berbicara dan berkelakuan seperti manusia kecuali dalam dongeng. Cerita seperti Vessantara Jâtaka, dimana Bodhisatta, dalam usahanya untuk menyempurnakan dânapâramî, menyerahkan istri dan kedua anaknya kepada seorang pengemis kejam yang memukuli mereka, adalah bertentangan dengan Dhamma. Buddha berkata bahwa pemberian yang baik adalah pemberian yang tidak melukai diri sendiri maupun makhluk lain.</quote>

fabel? apa penulis pernah mengingat kehidupan lalu beliau dialam binatang? kalau pernah... harusnya tau donk...kalo alam binatang itu juga punya dunia mereka sendiri... jadi bukannya seolah2 bertingkah seperti manusia (teori belakangan yg di ciptakan manusia alias fabel) tapi mereka bertingkah layaknya mereka di dunia mereka... manusia aja yg merasa mereka meniru manusia... atau jangan2 manusia yg bertingkah seperti hewan... sudah jelas2 penelitian membuktikan bahwa hewan duluan ada dibanding manusia.. jadi siapa meniru siapa...

saya rasa ga ada yg diherankan dengan cerita jataka...
mopi gw dirumah aja bisa nangis toh... nah loh... apa kah ini dongeng?
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: andrew on 14 March 2010, 03:32:41 PM
Quote from: seniya on 14 March 2010, 12:52:28 PM
Ini ada artikel menarik tentang persamaan antara cita-cita Arahat (Theravada) dengan cita-cita Bodhisattva (Mahayana) berdasarkan sumber sutta-sutta Nikaya (Agama Sutra):



jalan bodhisattva bukan monopoli mahayana, di Theravada juga dijelaskan jalan bodhisattva,

Theravada adalah sebutan untuk buddhis yang berpedoman pada tipitaka pali,  bisa mengambil jalan arahat atau jalan bodhisatta, ini tentang pilihan pribadi,
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: carinex on 14 March 2010, 03:45:56 PM
Saya setuju dengan artikel diatas. Memang Jataka cukup meragukan.
Dan lagipula kita kan berlindung kepada Buddha, Dhamma dan Sanggha.
Bukan berlindung kepada Boddhisattva.

Saya bernaung kepada Buddha Siddharta Gotama, bukan kepada Pangeran Siddharta Gotama. Saya bernaung kepada Buddha, bukan bernaung kepada kehidupan beliau sebelum menjadi Buddha.




Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: GandalfTheElder on 14 March 2010, 03:54:59 PM
 [at] atas:

Berbeda dengan Theravada, Dalam Mahayana dan Vajrayana, Bodhisattva termasuk dalam Arya Sangha, salah satu objek perlindungan (Triratna) karena tingkatan bhumi2 Bodhisattva dalam Mahayana adalah tingkat kesucian.

Selebihnya artikel dari TS ini arahnya dari perspektif Theravada saja, bukan Mahayana.

_/\_
The Siddha Wanderer
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: seniya on 14 March 2010, 04:01:13 PM
Quote from: GandalfTheElder on 14 March 2010, 03:54:59 PM
[at] atas:

Berbeda dengan Theravada, Dalam Mahayana dan Vajrayana, Bodhisattva termasuk dalam Arya Sangha, salah satu objek perlindungan (Triratna) karena tingkatan bhumi2 Bodhisattva dalam Mahayana adalah tingkat kesucian.

Selebihnya artikel dari TS ini arahnya dari perspektif Theravada saja, bukan Mahayana.

_/\_
The Siddha Wanderer

Benar, ini dari perspektif Theravada karena mengambil referensi dari sutta-sutta yang ada pada Panca Nikaya Pali atau Agama Sutra Sanskerta.
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: carinex on 14 March 2010, 04:14:43 PM
btw, itu penulis artikelnya Ven Dhammavuddho Thero dari Malaysia.
Dia pernah menjadi Bhiksu Mahayana selama 3 tahun.
kalau mau tau tentang ceramah Beliau yang lain2 bisa buka

vbgnet.org (http://vbgnet.org)
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: sobat-dharma on 14 March 2010, 04:40:41 PM
Sepakat dengan gandalf dan seniya,
perspektifnya cuma Theravada, tidak ada Mahayananya. Meski pernah menjadi Bhiksu Mahayana, artikel di atas lebih banyak mencerminkan pandangannya yang Theravadin.
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: GandalfTheElder on 14 March 2010, 05:38:26 PM
Yap. Dhammavuddho Thera cenderung agak ofensif terhadap Mahayana, ini dilihat dari video2nya di youtube........ tetapi ketika datang ke Surabaya, beliau malah dikritik oleh pandit2 Theravada Surabaya karena wejangannya ada beberapa pengaruh Mahayana.....hohoho

_/\_
The Siddha Wanderer
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: carinex on 14 March 2010, 05:41:35 PM
 [at] atas.

Contohnya apa?
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: Riky_dave on 14 March 2010, 05:58:06 PM
eit..saya tahu bro Seniya copas itu cerita dari mana..Dari Segengam Daun Bodhi yang ditulis oleh kepala vihara Malaysia Bhante Dhammavudho kan? :)

bagus kalau dicopas karena saya juga penasaran dengan pernyataan2 bhante tersebut..!!

:)

Anumodana _/\_
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: GandalfTheElder on 14 March 2010, 06:05:23 PM
Antarabhava  ;D

_/\_
The Siddha Wanderer
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: carinex on 14 March 2010, 06:08:38 PM
 [at]  atas

antarabhava itu apa?
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: carinex on 14 March 2010, 06:11:13 PM
btw, tentang sutta-sutta itu. Saya sedih juga dengan Indonesia. Karena di Indonesia susah dapat sutta dalam bahasa indonesia yang lengkap. :(

Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: carinex on 14 March 2010, 06:19:54 PM
Quote from: GandalfTheElder on 14 March 2010, 05:38:26 PM
Yap. Dhammavuddho Thera cenderung agak ofensif terhadap Mahayana, ini dilihat dari video2nya di youtube........ tetapi ketika datang ke Surabaya, beliau malah dikritik oleh pandit2 Theravada Surabaya karena wejangannya ada beberapa pengaruh Mahayana.....hohoho

_/\_
The Siddha Wanderer

yg kontradiksi abidhamma yang dengan sutta?

Kalau saya pribadi sih tidak menutup mata dengan pandangan Mahayana juga. Selama sesuai dengan kenyataan kenapa tidak..
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: andrew on 14 March 2010, 07:16:00 PM
Quote

JALUR BODHISATTVA DAN JALUR ARAHAT TIDAK BERBEDA

Ajaran lainnya yang tidak bersesuaian adalah adanya jalur Bodhisatta/Bodhisattva yang dibedakan dari jalur Ariya atau Arahat. Jalur Bodhisattva, cita-cita mazhab Mahayana, yang juga diterima oleh sebagian kecil penganut Theravada, dianggap sebagai jalan untuk menjadi seorang Sammasambuddha, dengan tujuan untuk mengajari dan membebaskan makhluk hidup, dan ini dicapai dengan bersumpah untuk menjadi seorang Sammasambuddha, kemudian melatih paramita atau parami (penyempurnaan diri) selama berkalpa-kalpa (siklus dunia). Jadi, bagi mereka yang meyakini hal ini, Buddha kita dulunya adalah pertapa Sumedha yang bertemu dengan Buddha Dîpankara dan kemudian bersumpah untuk menjadi seorang Sammasambuddha. Setelah itu, beliau diperkirakan mengembangkan parami selama 4 asankheyyakappa (kalpa tak terhitung) dan 100 mahakappa (kalpa besar), dan bertemu dengan 24 Buddha yang juga memperkirakan bahwa beliau kelak akan menjadi Buddha Sakyamuni (atau Gotama).

Jika kita meneliti keempat Nikaya maka kita akan menemukan Sutta (khotbah) yang bertentangan dengan kepercayaan ini.




saya baru saja membaca RAPB yang ditulis oleh Tipitakadhara Mingun Sayadaw ( bhikku yang mampu menghafal tipitaka secara keseluruhan, dan beliau diakui oleh  Guiness World Records sebagai manusia dengan ingatan terdahsyat didunia )

ini saya kutipkan pendapat Tipitakadhara tentang pemenuhan kesempurnaan (parami ) dari seorang bodhisatta.  RAPB buku 1 halaman 8

"Tidak Mungkin Mencapai Kebuddhaan Sebelum
Menyelesaikan Masa Pemenuhan Kesempurnaan

Padi hanya dapat matang setelah ditanam selama tiga, empat atau lima bulan,

tidak mungkin memanen padi dalam lima  belas hari atau satu bulan meskipun disiram dan disiangi beberapa kali dalam sehari; tangkai dan daunnya tidak dapat tumbuh sesuai keinginan seseorang, ia tidak dapat tumbuh berkembang, berbuah dan matang sebelum waktunya.   "

Demikian pula, harus dimengerti bahwa tiga jenis Bodhisatta, tidak mungkin mencapai Kebuddhaan dengan sempurna dengan buah kemahatahuan, yang matang sebelim mereka menyelesaikan masa pemenuhan kesempurnaan selama empat, delapan atau enam belas asankheyya dan seratus ribu kappa,
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: carinex on 14 March 2010, 07:27:35 PM
Jadi mana yang bisa di jadikan pegangan? sutta atau rapb?
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: bond on 14 March 2010, 08:03:25 PM
So pasti sutta.
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: andrew on 14 March 2010, 08:14:49 PM
Quote from: carinex on 14 March 2010, 07:27:35 PM
Jadi mana yang bisa di jadikan pegangan? sutta atau rapb?

hmmm...

saya tidak berpegangan pada sutta atau rapb,   saya cuma mengamati kedalam batin dan jasmani saya, 
muncul dan lenyap...   cuma itu


saya dalam hal ini tidak berpikir  mana yang dijadikan pegangan... sutta atau rapb?

tapi saya menunjukan perbedaan pendapat antara bhikku  penulis artikel diatas, dan bhikku penulis rapb...

buat saya  bila ditanya ... mana yang lebih bermanfaat  dan memberikan inspirasi buat kemajuan praktek saya dalam mengikis noda batin...

apakah artikel diatas atau kutipan dalam rapb... dengan sangat jelas saya akan mengatakan ...  kutipan dalam rapb lebih bermanfaat dan menginspirasi bagi saya...


Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: Indra on 14 March 2010, 08:22:54 PM
Quote from: carinex on 14 March 2010, 07:27:35 PM
Jadi mana yang bisa di jadikan pegangan? sutta atau rapb?

bagian manakah yg bertentangan antara RAPB dan Sutta?
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: Tekkss Katsuo on 14 March 2010, 08:27:24 PM
Kalo menurut saya sutta, soalnya di sutta diajarkan tentang Sabda Buddha yang bersifat menuntun dan membimbing secara langsung gt. sedangkan di RAPB kan berisikan cerita cerita tentang Riwayat Agung para Buddha, ya bagi kita untuk mengetahui betapa agungnya dan betapa luar biasanya Buddha. itu menurut saya  ;D
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: Kelana on 14 March 2010, 08:36:37 PM
Quote from: seniya on 14 March 2010, 04:01:13 PM
Quote from: GandalfTheElder on 14 March 2010, 03:54:59 PM
[at] atas:

Berbeda dengan Theravada, Dalam Mahayana dan Vajrayana, Bodhisattva termasuk dalam Arya Sangha, salah satu objek perlindungan (Triratna) karena tingkatan bhumi2 Bodhisattva dalam Mahayana adalah tingkat kesucian.

Selebihnya artikel dari TS ini arahnya dari perspektif Theravada saja, bukan Mahayana.

_/\_
The Siddha Wanderer

Benar, ini dari perspektif Theravada karena mengambil referensi dari sutta-sutta yang ada pada Panca Nikaya Pali atau Agama Sutra Sanskerta.

Bukankah literatur Mahayana juga mencakup Agama Sutra? Kecuali Mahayanis menganggap Agama Sutra tidak memiliki nilai.
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: carinex on 14 March 2010, 08:38:23 PM
Di rapb dikatakan seperti ini.

Quoteini saya kutipkan pendapat Tipitakadhara tentang pemenuhan kesempurnaan (parami ) dari seorang bodhisatta.  RAPB buku 1 halaman 8

"Tidak Mungkin Mencapai Kebuddhaan Sebelum
Menyelesaikan Masa Pemenuhan Kesempurnaan

Padi hanya dapat matang setelah ditanam selama tiga, empat atau lima bulan,

tidak mungkin memanen padi dalam lima  belas hari atau satu bulan meskipun disiram dan disiangi beberapa kali dalam sehari; tangkai dan daunnya tidak dapat tumbuh sesuai keinginan seseorang, ia tidak dapat tumbuh berkembang, berbuah dan matang sebelum waktunya.   "

Demikian pula, harus dimengerti bahwa tiga jenis Bodhisatta, tidak mungkin mencapai Kebuddhaan dengan sempurna dengan buah kemahatahuan, yang matang sebelim mereka menyelesaikan masa pemenuhan kesempurnaan selama empat, delapan atau enam belas asankheyya dan seratus ribu kappa,



lalu apa yang terjadi kalau seorang sotapanna pada kehidupan yang ke 7 setelah menjadi sotapanna tidak bertemu dengan Buddha dan menjadi kemudian menjadi Arahat?
Bukannya kalau dia menjadi arahat didunia tanpa ajaran Buddha disebut sebagai seorang Buddha?





Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: andrew on 14 March 2010, 08:45:10 PM
Quote from: Tekkss Katsuo on 14 March 2010, 08:27:24 PM
Kalo menurut saya sutta, soalnya di sutta diajarkan tentang Sabda Buddha yang bersifat menuntun dan membimbing secara langsung gt. sedangkan di RAPB kan berisikan cerita cerita tentang Riwayat Agung para Buddha, ya bagi kita untuk mengetahui betapa agungnya dan betapa luar biasanya Buddha. itu menurut saya  ;D

saya tidak memperbandingkan antara sutta dan rapb,

tapi membandingkan perbedaan pendapat dari bhikku penulis artikel diatas dan bhikku penulis rapb,

jadi tolong jangan disimpangkan ya... :)
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: carinex on 14 March 2010, 08:49:53 PM
 [at] atas

Artikel di atas yang membuat Anda kurang berkenan yang bagian mana..?
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: Tekkss Katsuo on 14 March 2010, 08:53:18 PM
Quote from: andrew on 14 March 2010, 08:45:10 PM
Quote from: Tekkss Katsuo on 14 March 2010, 08:27:24 PM
Kalo menurut saya sutta, soalnya di sutta diajarkan tentang Sabda Buddha yang bersifat menuntun dan membimbing secara langsung gt. sedangkan di RAPB kan berisikan cerita cerita tentang Riwayat Agung para Buddha, ya bagi kita untuk mengetahui betapa agungnya dan betapa luar biasanya Buddha. itu menurut saya  ;D

saya tidak memperbandingkan antara sutta dan rapb,

tapi membandingkan perbedaan pendapat dari bhikku penulis artikel diatas dan bhikku penulis rapb,

jadi tolong jangan disimpangkan ya... :)

btw saya tdk menjawab pertanyaaan anda, karena anda tdk bertanyaaa apa apa pada saya, kok malah anda yg berkomentar  :)) . saya hanya menjawab perttanyaan yg ada,

saya tidak menyimpangkan, hanya ikutan menjawab yg ditanyakan..jadi tolong jangan salah persepsi juga  ^-^ ^-^
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: andrew on 14 March 2010, 08:56:41 PM
Quote from: carinex on 14 March 2010, 08:38:23 PM




lalu apa yang terjadi kalau seorang sotapanna pada kehidupan yang ke 7 setelah menjadi sotapanna tidak bertemu dengan Buddha dan menjadi kemudian menjadi Arahat?
Bukannya kalau dia menjadi arahat didunia tanpa ajaran Buddha disebut sebagai seorang Buddha?








apa hubungannya dengan kutipan saya ya   ?



iya disebut buddha...

ada tiga jenis penyebutan buddha  ...

samma sambuddha 
paceka buddha
savaka buddha


samma sambuddha adalah buddha yang menyempurnakan parami ....  dan mencapai pencerahan dalam kelahiran terakhir  tanpa belajar dari buddha lain, dan kemudian membabarkan ajaran buddha...
contohnya buddha gautama

paceka buddha , mereka yang mencapai pencerahan tanpa belajar dengan buddha lain, tidak menyempurnakan parami,  dan tidak membabarkan dhamma secara luas ini contohnya seperti pertanyaan kamu... yang menjadi arahat tanpa belajar dari buddha manapun pada kelahiran terakhirnya


savaka buddha, mereka yang mencapai pencerahan setelah belajar dengan buddha yang lain  ini (siswa siswa arahat buddha gautama )
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: andrew on 14 March 2010, 09:00:10 PM
Quote from: Tekkss Katsuo on 14 March 2010, 08:53:18 PM
Quote from: andrew on 14 March 2010, 08:45:10 PM
Quote from: Tekkss Katsuo on 14 March 2010, 08:27:24 PM
Kalo menurut saya sutta, soalnya di sutta diajarkan tentang Sabda Buddha yang bersifat menuntun dan membimbing secara langsung gt. sedangkan di RAPB kan berisikan cerita cerita tentang Riwayat Agung para Buddha, ya bagi kita untuk mengetahui betapa agungnya dan betapa luar biasanya Buddha. itu menurut saya  ;D

saya tidak memperbandingkan antara sutta dan rapb,

tapi membandingkan perbedaan pendapat dari bhikku penulis artikel diatas dan bhikku penulis rapb,

jadi tolong jangan disimpangkan ya... :)

btw saya tdk menjawab pertanyaaan anda, karena anda tdk bertanyaaa apa apa pada saya, kok malah anda yg berkomentar  :)) . saya hanya menjawab perttanyaan yg ada,

saya tidak menyimpangkan, hanya ikutan menjawab yg ditanyakan..jadi tolong jangan salah persepsi juga  ^-^ ^-^


karena pertanyaan yang anda jawab itu bisa muncul karena kutipan saya tentang rapb....

ok... maaf...  lebih baik saya mengomentari terlebih dahulu... sebelum lebih banyak muncul komentar yang membandingkan sutta dan rapb, karena kutipan saya tidak bermaksud seperti itu... :)

_/\_
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: carinex on 14 March 2010, 09:03:25 PM
QuoteApa hubungannya dengan kutipan saya ya   ?



iya disebut buddha...

ada tiga jenis penyebutan buddha  ...

samma sambuddha 
paceka buddha
savaka buddha


samma sambuddha adalah buddha yang menyempurnakan parami ....  dan mencapai pencerahan dalam kelahiran terakhir  tanpa belajar dari buddha lain, dan kemudian membabarkan ajaran buddha...
contohnya buddha gautama

paceka buddha , mereka yang mencapai pencerahan tanpa belajar dengan buddha lain, tidak menyempurnakan parami,  dan tidak membabarkan dhamma secara luas ini contohnya seperti pertanyaan kamu... yang menjadi arahat tanpa belajar dari buddha manapun pada kelahiran terakhirnya


savaka buddha, mereka yang mencapai pencerahan setelah belajar dengan buddha yang lain  ini (siswa siswa arahat buddha gautama )


hubungannya yang di rapb, yang rapb bilang jadi Buddhanya lama sekali....

Quoteini saya kutipkan pendapat Tipitakadhara tentang pemenuhan kesempurnaan (parami ) dari seorang bodhisatta.  RAPB buku 1 halaman 8

"Tidak Mungkin Mencapai Kebuddhaan Sebelum
Menyelesaikan Masa Pemenuhan Kesempurnaan

Padi hanya dapat matang setelah ditanam selama tiga, empat atau lima bulan,

tidak mungkin memanen padi dalam lima  belas hari atau satu bulan meskipun disiram dan disiangi beberapa kali dalam sehari; tangkai dan daunnya tidak dapat tumbuh sesuai keinginan seseorang, ia tidak dapat tumbuh berkembang, berbuah dan matang sebelum waktunya.   "

Demikian pula, harus dimengerti bahwa tiga jenis Bodhisatta, tidak mungkin mencapai Kebuddhaan dengan sempurna dengan buah kemahatahuan, yang matang sebelim mereka menyelesaikan masa pemenuhan kesempurnaan selama empat, delapan atau enam belas asankheyya dan seratus ribu kappa,

tapi yang sotapanna, jadi Buddhanya hanya 7 kehidupan (kalo ga ketemu ajaran Buddha, disebut Sammasambuddha)

jadi bagian ini bertentangan.
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: Tekkss Katsuo on 14 March 2010, 09:04:55 PM
Quotekarena pertanyaan yang anda jawab itu bisa muncul karena kutipan saya tentang rapb....

ok... maaf...  lebih baik saya mengomentari terlebih dahulu... sebelum lebih banyak muncul komentar yang membandingkan sutta dan rapb, karena kutipan saya tidak bermaksud seperti itu..

saya menjawab pertanyaan dari carinex.
maaf saya tdk tahu kalo jawaban muncul itu karena kutipan anda tentang RAPB  :))

Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: bond on 14 March 2010, 09:06:40 PM
Quote from: carinex on 14 March 2010, 09:03:25 PM
QuoteApa hubungannya dengan kutipan saya ya   ?



iya disebut buddha...

ada tiga jenis penyebutan buddha  ...

samma sambuddha 
paceka buddha
savaka buddha


samma sambuddha adalah buddha yang menyempurnakan parami ....  dan mencapai pencerahan dalam kelahiran terakhir  tanpa belajar dari buddha lain, dan kemudian membabarkan ajaran buddha...
contohnya buddha gautama

paceka buddha , mereka yang mencapai pencerahan tanpa belajar dengan buddha lain, tidak menyempurnakan parami,  dan tidak membabarkan dhamma secara luas ini contohnya seperti pertanyaan kamu... yang menjadi arahat tanpa belajar dari buddha manapun pada kelahiran terakhirnya


savaka buddha, mereka yang mencapai pencerahan setelah belajar dengan buddha yang lain  ini (siswa siswa arahat buddha gautama )


hubungannya, yang di rapb, jadi Buddhanya lama sekali....

tapi yang sotapanna, jadi Buddhanya hanya 7 kehidupan (kalo ga ketemu ajaran Buddha, disebut Sammasambuddha)

jadi bagian ini bertentangan.

kalo tidak ajaran Sang Buddha lagi. Yg dimungkinkan menjadi pacekka Buddha atau SammasamBuddha.
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: carinex on 14 March 2010, 09:08:41 PM
^
Nah bagian itu yang bertentangan dengan jalur Boddhisattva

itu yang saya maksudkan rapbnya bertentangan dengan sutta.

Karena jalur Boddhisattva dan sotapanna, jarak jangka waktu menjadi Buddhanya terlalu jauh.
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: andrew on 14 March 2010, 09:15:33 PM
Quote from: carinex on 14 March 2010, 09:03:25 PM
QuoteApa hubungannya dengan kutipan saya ya   ?



iya disebut buddha...

ada tiga jenis penyebutan buddha  ...

samma sambuddha 
paceka buddha
savaka buddha


samma sambuddha adalah buddha yang menyempurnakan parami ....  dan mencapai pencerahan dalam kelahiran terakhir  tanpa belajar dari buddha lain, dan kemudian membabarkan ajaran buddha...
contohnya buddha gautama

paceka buddha , mereka yang mencapai pencerahan tanpa belajar dengan buddha lain, tidak menyempurnakan parami,  dan tidak membabarkan dhamma secara luas ini contohnya seperti pertanyaan kamu... yang menjadi arahat tanpa belajar dari buddha manapun pada kelahiran terakhirnya


savaka buddha, mereka yang mencapai pencerahan setelah belajar dengan buddha yang lain  ini (siswa siswa arahat buddha gautama )


hubungannya, yang di rapb, jadi Buddhanya lama sekali....

Quoteini saya kutipkan pendapat Tipitakadhara tentang pemenuhan kesempurnaan (parami ) dari seorang bodhisatta.  RAPB buku 1 halaman 8

"Tidak Mungkin Mencapai Kebuddhaan Sebelum
Menyelesaikan Masa Pemenuhan Kesempurnaan

Padi hanya dapat matang setelah ditanam selama tiga, empat atau lima bulan,

tidak mungkin memanen padi dalam lima  belas hari atau satu bulan meskipun disiram dan disiangi beberapa kali dalam sehari; tangkai dan daunnya tidak dapat tumbuh sesuai keinginan seseorang, ia tidak dapat tumbuh berkembang, berbuah dan matang sebelum waktunya.   "

Demikian pula, harus dimengerti bahwa tiga jenis Bodhisatta, tidak mungkin mencapai Kebuddhaan dengan sempurna dengan buah kemahatahuan, yang matang sebelim mereka menyelesaikan masa pemenuhan kesempurnaan selama empat, delapan atau enam belas asankheyya dan seratus ribu kappa,

tapi yang sotapanna, jadi Buddhanya hanya 7 kehidupan (kalo ga ketemu ajaran Buddha, disebut Sammasambuddha)

jadi bagian ini bertentangan.

tidak bertentangan... rapb menjelaskan tentang jalan yang ditempuh seorang bodhisatta, mereka yang bercita cita menjadi samma sambuddha  yang harus menyelesaikan parami... ini membutuhkan waktu lama...


sedangakn kalau seorang paceka buddha seperti contoh anda... tidak membutuhkan waktu selama itu...

apa lagi seorang savaka buddha, dalam kehidupan dimana ada ajaran buddha, dan dia bisa mencapai arahat pada kehidupan itu juga...  tanpa perlu berusaha selama sekian asankeya kalpa...

tidak bertentangan cuma anda berbicara tentang paceka buddha sedangkan kutipan saya dari rapb berbicara tentang bodhisatta yang bercita cita menjadi samma sambuddha bukan paceka buddha
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: bond on 14 March 2010, 09:16:20 PM
Quote from: carinex on 14 March 2010, 09:08:41 PM
^
Nah bagian itu yang bertentangan dengan jalur Boddhisattva

itu yang saya maksudkan rapbnya bertentangan dengan sutta.

Aoakah ada kemungkinan yg dimaksud adalah saat dia sotapana  dan meninggal lalu berada di alam deva tapi tidak kurang dari alam manusia...dan di kelahiran terkahirnya harus bertemu SammasamBuddha baru menjadi Arahat/Savaka Buddha.  Jika memang pencapaian Arahanta ini dimana sudah tidak ada lagi ajaran Buddha di dunia manusia dengan strating pointnya adalah sotapanna maka memang ini menjadi rancu. Kita harus menelaah lebih lanjut makna yg tertulis.

RAPB di hal berapa hal itu tertulis?
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: carinex on 14 March 2010, 09:21:52 PM
Quote from: andrew on 14 March 2010, 09:15:33 PM
Quote from: carinex on 14 March 2010, 09:03:25 PM
QuoteApa hubungannya dengan kutipan saya ya   ?



iya disebut buddha...

ada tiga jenis penyebutan buddha  ...

samma sambuddha 
paceka buddha
savaka buddha


samma sambuddha adalah buddha yang menyempurnakan parami ....  dan mencapai pencerahan dalam kelahiran terakhir  tanpa belajar dari buddha lain, dan kemudian membabarkan ajaran buddha...
contohnya buddha gautama

paceka buddha , mereka yang mencapai pencerahan tanpa belajar dengan buddha lain, tidak menyempurnakan parami,  dan tidak membabarkan dhamma secara luas ini contohnya seperti pertanyaan kamu... yang menjadi arahat tanpa belajar dari buddha manapun pada kelahiran terakhirnya


savaka buddha, mereka yang mencapai pencerahan setelah belajar dengan buddha yang lain  ini (siswa siswa arahat buddha gautama )


hubungannya, yang di rapb, jadi Buddhanya lama sekali....

Quoteini saya kutipkan pendapat Tipitakadhara tentang pemenuhan kesempurnaan (parami ) dari seorang bodhisatta.  RAPB buku 1 halaman 8

"Tidak Mungkin Mencapai Kebuddhaan Sebelum
Menyelesaikan Masa Pemenuhan Kesempurnaan

Padi hanya dapat matang setelah ditanam selama tiga, empat atau lima bulan,

tidak mungkin memanen padi dalam lima  belas hari atau satu bulan meskipun disiram dan disiangi beberapa kali dalam sehari; tangkai dan daunnya tidak dapat tumbuh sesuai keinginan seseorang, ia tidak dapat tumbuh berkembang, berbuah dan matang sebelum waktunya.   "

Demikian pula, harus dimengerti bahwa tiga jenis Bodhisatta, tidak mungkin mencapai Kebuddhaan dengan sempurna dengan buah kemahatahuan, yang matang sebelim mereka menyelesaikan masa pemenuhan kesempurnaan selama empat, delapan atau enam belas asankheyya dan seratus ribu kappa,

tapi yang sotapanna, jadi Buddhanya hanya 7 kehidupan (kalo ga ketemu ajaran Buddha, disebut Sammasambuddha)

jadi bagian ini bertentangan.

tidak bertentangan... rapb menjelaskan tentang jalan yang ditempuh seorang bodhisatta, mereka yang bercita cita menjadi samma sambuddha  yang harus menyelesaikan parami... ini membutuhkan waktu lama...


sedangakn kalau seorang paceka buddha seperti contoh anda... tidak membutuhkan waktu selama itu...

apa lagi seorang savaka buddha, dalam kehidupan dimana ada ajaran buddha, dan dia bisa mencapai arahat pada kehidupan itu juga...  tanpa perlu berusaha selama sekian asankeya kalpa...

tidak bertentangan cuma anda berbicara tentang paceka buddha sedangkan kutipan saya dari rapb berbicara tentang bodhisatta yang bercita cita menjadi samma sambuddha bukan paceka buddha

bukannya Pacceka Buddha dan SammasamBuddha bedanya cuma di bagian ini ya.
Sammasambuddha mengajarkan dhamma. Sedangkan pacceka buddha tidak mengajarkan dhamma.
kualitas pengatahuan dhamma sih sama saja.
cuma bedanya yang satu mengajar dan yang satu tidak mengajar.

Karena Sammasambuddha mengajarkan dhamma, makanya jika memberikan dana kepada Sammasambuddha nilainya lebih besar dibandingkan dengan Pacceka Buddha. karena Pacceka Buddha tidak mengajarkan dhamma.
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: andrew on 14 March 2010, 09:24:22 PM
Quote from: carinex on 14 March 2010, 09:08:41 PM
^
Nah bagian itu yang bertentangan dengan jalur Boddhisattva

itu yang saya maksudkan rapbnya bertentangan dengan sutta.

Karena jalur Boddhisattva dan sotapanna, jarak jangka waktu menjadi Buddhanya terlalu jauh.

:) ... tidak bertentangan... kamu yang keliru memahami...

jalan bodhisatta adalah untuk mereka yang bercita cita menjadi samma sambuddha...

ini membutuhkan waktu lebih lama karena... mesti menyelesaikan parami... ada 10 parami.... tentunya tau kan?
ini disempurnakan satu demi satu dalam berkali kali kehidupan yang panjang sampai membutuhkan waktu berkalpa kalpa...

sedangkan paceka buddha tidak menyelesaikan parami, sehingga bisa lebih cepat...

semua buddha adalah mereka yang tercerahkan , sudah meghapus semua noda batin, cuma perbedaan antara samma sambuddha dengan jenis buddha lain ( paceka dan savaka buddha ) adalah samma sambuddha menyelesaikan parami, karena dengan ini beliau akan bisa membabarkan dhamma secara luas...


_/\_
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: carinex on 14 March 2010, 09:25:40 PM
Quote from: bond on 14 March 2010, 09:16:20 PM
Quote from: carinex on 14 March 2010, 09:08:41 PM
^
Nah bagian itu yang bertentangan dengan jalur Boddhisattva

itu yang saya maksudkan rapbnya bertentangan dengan sutta.

Aoakah ada kemungkinan yg dimaksud adalah saat dia sotapana  dan meninggal lalu berada di alam deva tapi tidak kurang dari alam manusia...dan di kelahiran terkahirnya harus bertemu SammasamBuddha baru menjadi Arahat/Savaka Buddha.  Jika memang pencapaian Arahanta ini dimana sudah tidak ada lagi ajaran Buddha di dunia manusia dengan strating pointnya adalah sotapanna maka memang ini menjadi rancu. Kita harus menelaah lebih lanjut makna yg tertulis.

RAPB di hal berapa hal itu tertulis?

saya belum punya rapb, makanya dari tadi saya cuma bisa kutip penyataan rapbnya dari kutipan  [at] Andrew.
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: carinex on 14 March 2010, 09:28:41 PM
Quote from: andrew on 14 March 2010, 09:24:22 PM
Quote from: carinex on 14 March 2010, 09:08:41 PM
^
Nah bagian itu yang bertentangan dengan jalur Boddhisattva

itu yang saya maksudkan rapbnya bertentangan dengan sutta.

Karena jalur Boddhisattva dan sotapanna, jarak jangka waktu menjadi Buddhanya terlalu jauh.

:) ... tidak bertentangan... kamu yang keliru memahami...

jalan bodhisatta adalah untuk mereka yang bercita cita menjadi samma sambuddha...

ini membutuhkan waktu lebih lama karena... mesti menyelesaikan parami... ada 10 parami.... tentunya tau kan?
ini disempurnakan satu demi satu dalam berkali kali kehidupan yang panjang sampai membutuhkan waktu berkalpa kalpa...

sedangkan paceka buddha tidak menyelesaikan parami, sehingga bisa lebih cepat...

semua buddha adalah mereka yang tercerahkan , sudah meghapus semua noda batin, cuma perbedaan antara samma sambuddha dengan jenis buddha lain ( paceka dan savaka buddha ) adalah samma sambuddha menyelesaikan parami, karena dengan ini beliau akan bisa membabarkan dhamma secara luas...


_/\_

Seandainya pada waktu Buddha Gotama setelah pencerahannya menolak mengajarkan dhamma, bukannya pada waktu itu dia menjadi Pacceka Buddha? Namun setelah memutuskan mengajarkan dhamma, baru ia disebut sebagai Sammasambuddha?
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: bond on 14 March 2010, 09:30:51 PM
Quote from: carinex on 14 March 2010, 09:25:40 PM
Quote from: bond on 14 March 2010, 09:16:20 PM
Quote from: carinex on 14 March 2010, 09:08:41 PM
^
Nah bagian itu yang bertentangan dengan jalur Boddhisattva

itu yang saya maksudkan rapbnya bertentangan dengan sutta.

Aoakah ada kemungkinan yg dimaksud adalah saat dia sotapana  dan meninggal lalu berada di alam deva tapi tidak kurang dari alam manusia...dan di kelahiran terkahirnya harus bertemu SammasamBuddha baru menjadi Arahat/Savaka Buddha.  Jika memang pencapaian Arahanta ini dimana sudah tidak ada lagi ajaran Buddha di dunia manusia dengan strating pointnya adalah sotapanna maka memang ini menjadi rancu. Kita harus menelaah lebih lanjut makna yg tertulis.

RAPB di hal berapa hal itu tertulis?

saya belum punya rapb, makanya dari tadi saya cuma bisa kutip penyataan rapbnya dari kutipan  [at] Andrew.

Okay...no problem.. ;D
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: carinex on 14 March 2010, 09:35:06 PM
Quote from: bond on 14 March 2010, 09:16:20 PM

Okay...no problem.. ;D

Ok  ;D  :D
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: carinex on 14 March 2010, 09:43:45 PM
btw, ada yang punya link gambar ini yang lebih gede ga ya?

(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fwww.w%2A%2A%2A%2Aa.com%2Fforum%2Fcustomavatars%2Favatar2355_1.gif&hash=dca08099b25458f02aea6461673f1fc77002bf92)
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: Sumedho on 14 March 2010, 09:52:45 PM
utk RAPB, bisa download, baca dan print sendiri, gratis :)

http://dhammacitta.org/perpustakaan/riwayat-agung-para-buddha/ (http://dhammacitta.org/perpustakaan/riwayat-agung-para-buddha/)
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: carinex on 14 March 2010, 09:56:07 PM
download gratis, baca gratis..print bayar..

btw, terima kasih infonya :)
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: Indra on 14 March 2010, 09:56:52 PM
Quote from: carinex on 14 March 2010, 08:38:23 PM
Di rapb dikatakan seperti ini.

Quoteini saya kutipkan pendapat Tipitakadhara tentang pemenuhan kesempurnaan (parami ) dari seorang bodhisatta.  RAPB buku 1 halaman 8

"Tidak Mungkin Mencapai Kebuddhaan Sebelum
Menyelesaikan Masa Pemenuhan Kesempurnaan

Padi hanya dapat matang setelah ditanam selama tiga, empat atau lima bulan,

tidak mungkin memanen padi dalam lima  belas hari atau satu bulan meskipun disiram dan disiangi beberapa kali dalam sehari; tangkai dan daunnya tidak dapat tumbuh sesuai keinginan seseorang, ia tidak dapat tumbuh berkembang, berbuah dan matang sebelum waktunya.   "

Demikian pula, harus dimengerti bahwa tiga jenis Bodhisatta, tidak mungkin mencapai Kebuddhaan dengan sempurna dengan buah kemahatahuan, yang matang sebelim mereka menyelesaikan masa pemenuhan kesempurnaan selama empat, delapan atau enam belas asankheyya dan seratus ribu kappa,



lalu apa yang terjadi kalau seorang sotapanna pada kehidupan yang ke 7 setelah menjadi sotapanna tidak bertemu dengan Buddha dan menjadi kemudian menjadi Arahat?
Bukannya kalau dia menjadi arahat didunia tanpa ajaran Buddha disebut sebagai seorang Buddha?



di sutta manakah menurut anda yg mengatakan sebaliknya?

mengenai menjadi Buddha, dari tiga jenis Buddha (Sammasambuddha, Paccekabuddha dan Savakabuddha) yg manakah yg anda maksudkan?

Sammasambuddha dan Paccekabuddha: makhluk yg tercerahkan sempurna dengan usaha sendiri tanpa belajar dari makhluk lain.

Savakabuddha: makhluk yg tercerahkan sempurna dengan bimbingan dari seorang Sammasambuddha

Jika yg anda maksud adalah Arahat Savakabuddha maka pencapaian itu hanya bisa terjadi selama ada ajaran Sang Buddha.

dan angka 7 dalam jumlah kelahiran kembali seorang Sotapanna adalah angka maksimum, menurut sejarah seringkali yg terjadi adalah hanya dalam 1 kelahiran saja sudah bisa Arahat. namun dalam kasus kelahiran sebanyak 7 kali bisa saja setelah mencapai Anagami lalu terlahir kembali di alam Brahma dan dari sana Parinibbana.

Quote from: carinex on 14 March 2010, 09:28:41 PM
Seandainya pada waktu Buddha Gotama setelah pencerahannya menolak mengajarkan dhamma, bukannya pada waktu itu dia menjadi Pacceka Buddha? Namun setelah memutuskan mengajarkan dhamma, baru ia disebut sebagai Sammasambuddha?

sptnya perbedaan antara Sammasambuddha dan Paccekabuddha bukan terletak pada mau atau menolak mengajar Dhamma.

Quote from: andrew on 14 March 2010, 09:24:22 PM

:) ... tidak bertentangan... kamu yang keliru memahami...

jalan bodhisatta adalah untuk mereka yang bercita cita menjadi samma sambuddha...

ini membutuhkan waktu lebih lama karena... mesti menyelesaikan parami... ada 10 parami.... tentunya tau kan?
ini disempurnakan satu demi satu dalam berkali kali kehidupan yang panjang sampai membutuhkan waktu berkalpa kalpa...

sedangkan paceka buddha tidak menyelesaikan parami, sehingga bisa lebih cepat...

semua buddha adalah mereka yang tercerahkan , sudah meghapus semua noda batin, cuma perbedaan antara samma sambuddha dengan jenis buddha lain ( paceka dan savaka buddha ) adalah samma sambuddha menyelesaikan parami, karena dengan ini beliau akan bisa membabarkan dhamma secara luas...


_/\_

Paccekabuddha juga harus menyelesaikan Parami, hanya saja waktunya lebih singkat daripada Sammasambuddha.
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: carinex on 14 March 2010, 10:00:22 PM
Quote from: Indra on 14 March 2010, 09:56:52 PM
sptnya perbedaan antara Sammasambuddha dan Paccekabuddha bukan terletak pada mau atau menolak mengajar Dhamma.

Sepertinya bukan disitu..lalu pastinya dimana?
btw, keterangan tentang penjelasan tentang parami bodhisatva apakah terdapat dalam sutta?


Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: andrew on 14 March 2010, 10:07:39 PM
Quote from: carinex on 14 March 2010, 09:28:41 PM

Seandainya pada waktu Buddha Gotama setelah pencerahannya menolak mengajarkan dhamma, bukannya pada waktu itu dia menjadi Pacceka Buddha? Namun setelah memutuskan mengajarkan dhamma, baru ia disebut sebagai Sammasambuddha?

saya tidak tau... karena dalam pandangan saya memang sejak awal, bakal buddha gautama akan menjadi samma sambuddha bukan paceka buddha...

karena beliau 4 asankeya kalpa sebelumnya ketika beliau sebagai pertapa sumedha beliau bertekad untuk menjadi samma sambuddha, oleh karena itu kemudian disebut sebagai bodhisatta yang menyelesaikan 10 parami selama lebih dari 4asankeya kalpa...

dan buddha dipankara telah memprediksi bahwa pertapa sumedha akan menjadi samma sambuddha pada saat itu...

_/\_

Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: carinex on 14 March 2010, 10:14:22 PM
Quote from: andrew on 14 March 2010, 10:07:39 PM
Quote from: carinex on 14 March 2010, 09:28:41 PM

Seandainya pada waktu Buddha Gotama setelah pencerahannya menolak mengajarkan dhamma, bukannya pada waktu itu dia menjadi Pacceka Buddha? Namun setelah memutuskan mengajarkan dhamma, baru ia disebut sebagai Sammasambuddha?

saya tidak tau... karena dalam pandangan saya memang sejak awal, bakal buddha gautama akan menjadi samma sambuddha bukan paceka buddha...

karena beliau 4 asankeya kalpa sebelumnya ketika beliau sebagai pertapa sumedha beliau bertekad untuk menjadi samma sambuddha, oleh karena itu kemudian disebut sebagai bodhisatta yang menyelesaikan 10 parami selama lebih dari 4asankeya kalpa...

dan buddha dipankara telah memprediksi bahwa pertapa sumedha akan menjadi samma sambuddha pada saat itu...

_/\_



kisah itu saya memang sudah pernah dengar dan baca

tapi itu sulit dibuktikan...

seandainya benar ya...cita2 Boddhisattva itu tidak akan bisa tersampaikan sekarang...
Karena kita tidak bisa bertemu Sammasambuddha.

Jadi ya ikut jalur arahat dulu. Toh sama2 jadi Buddha kan..

Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: andrew on 14 March 2010, 10:15:51 PM
Quote from: Indra on 14 March 2010, 09:56:52 PM


Paccekabuddha juga harus menyelesaikan Parami, hanya saja waktunya lebih singkat daripada Sammasambuddha.

setau saya tidak...   akan saya cari tau tentang hal ini...

terima kasih...

tapi tolong bila ada , saya diberitau sumber buat memastikan  tentang paceka buddha juga menyempurnakan parami...

terima kasih
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: Indra on 14 March 2010, 10:20:00 PM
paccekabuddha (paccekabuddha): Private Buddha. One who, like a Buddha, has gained Awakening without the benefit of a teacher, but who lacks the requisite store of paramis to teach others the practice that leads to Awakening. On attaining the goal, a paccekabuddha lives a solitary life.


menurut Wikipedia
Quote
A Pratyekabuddha (Sanskrit: प्रत्येक बुद्ध) or Paccekabuddha (Pāli: पच्चेकबुद्ध), literally "a lone buddha" , "a buddha on their own" or "a private buddha", is one of three types of enlightened beings according to some schools of Buddhism. The other two types are the Śrāvakabuddhas and Samyaksambuddhas. Pratyekabuddhas are said to achieve enlightenment on their own, without the use of teachers or guides, according to some traditions by contemplating the principle of dependent arising. They are said to arise only in ages where there is no Buddha and the Buddhist teachings (Sanskrit: dharma; Pāli: dhamma) are lost. Many may arise at a single time. Unlike Supreme Buddhas (see bodhi), their enlightenment is not foretold.[citation needed]

Some schools assert that pratyekabuddhas are not omniscient, while others say that they are the same (in realisation) as Bodhisattva Buddhas, but do not have the will to teach the entire Dharma. They do give moral teachings, but do not bring others to enlightenement. A pratyekabuddha leaves no saṅgha as a legacy to carry on the Dharma.

Pratyekabuddhas (e.g. Darīmukha J.378, Sonaka J.529,) appear as teachers of Buddhist doctrine in pre-Buddhist times in several of the Jātakas. The experiences and enlightenment-verses uttered by Pratyekabuddhas are narrated in the Khaggavisāna-sutta of the Sutta Nipāta.


jadi ada perbedaan tingkat pengetahuan antara Paccekabuddha dan Sammasambuddha.
selain itu, menurut quote di atas, Paccekabuddha juga mengajarkan Dhamma kok, namun dalam lingkup yg terbatas dan tidak membawa menuju pencerahan.


belum pernah dengar atau baca seseorang mencapai Paccekabuddha trus berubah jadi Sammasambuddha karena mau ngajar Dhamma
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: carinex on 14 March 2010, 10:22:23 PM
^
Ya memang itu wikipedia, tapi.. wikipedia itu ngutipnya darimana?
Apakah sumber yang diambil wikipedia itu pasti benar?
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: Indra on 14 March 2010, 10:28:38 PM
Quote from: carinex on 14 March 2010, 10:22:23 PM
^
Ya memang itu wikipedia, tapi.. wikipedia itu ngutipnya darimana?
Apakah sumber yang diambil wikipedia itu pasti benar?

definisi pertama saya copas dari Pali Dictionary.

sedangkan sumber Wikipedia di ambil dari Isigili Sutta yg terdapat pada website www.accesstoinsight.org

tambahan lagi, menurut Pali Proper Names, sekaligus menjawab rekan andrew

Quote
Pacceka Buddha

The name given to one who is enlightened by and for himself -  i.e., one who has attained to supreme and perfect insight, but who dies without proclaiming the truth to the world -  hence the equivalent "Silent Buddha" sometimes found in translations. Pacceka Buddhas practise their pāramī for at least two thousand asankheyya kappas. They are born in any of the three kulas: brāhmana, khattiya, or gahapati only in a vivattamāna kappa, during which Buddhas are also born, but they never meet a Buddha face to face. They cannot instruct others; their realization of the Dhamma is "like a dream seen by a deaf mute." They attain to all the iddhi, samāpatti and patisanhidā of the Buddhas, but are second to the Buddhas in their spiritual development. They do ordain others; their admonition is only in reference to good and proper conduct (abhisamācārikasikkhā).

Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: carinex on 14 March 2010, 10:32:59 PM
Jadi kesimpulannya apakah artikel di atas itu benar atau salah?
karena beliau merujuk pada sutta-sutta dan mengesampingkan kisah2 jataka.
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: Indra on 14 March 2010, 10:38:18 PM
Quote from: carinex on 14 March 2010, 10:32:59 PM
Jadi kesimpulannya apakah artikel di atas itu benar atau salah?
karena beliau merujuk pada sutta-sutta dan mengesampingkan kisah2 jataka.


kesimpulan atau pertanyaan?

menurut saya artikel di atas adalah opini penulis, benar atau salah tentu tergantung interpretasi pembaca.

untuk kalimat ke dua anda saya no comment karena informasi tidak lengkap, jataka yg mana.
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: carinex on 14 March 2010, 10:47:47 PM
^
Jataka yang di artikel di atas..

Tapi secara hati nurani, masa sih ada orang yang rela mengorbankan istri dan kedua anaknya kepada seorang pengemis kejam? secara hukum kamma, melakukan kejahatan demi kebajikan ya tentu saja sifatnya mengurangi kamma baik.

Jelas di dalam sutta ada penjelasan mengenai tidak ada akibat baik dari kejahatan. (saya lupa sutta yang mana). Itu sutta yang membuat saya bersemangat mengikuti dhamma.
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: Indra on 14 March 2010, 11:04:23 PM
 [at] carinex, saya anjurkan anda untuk membaca kisahnya secara lengkap bukan dari tafsiran pihak ke tiga
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: carinex on 14 March 2010, 11:21:24 PM
QuoteSebagai Pangeran Vessantara, Bodhisatta memberikan gajah kerajaan yang kuat dan berharga pada penduduk kerajaan saingannya hanya karena mereka memintanya. Sebagai akibat kedermawanan ini, dia, isteri dan kedua anaknya dibuang ke sebuah gunung terpencil. Mereka hidup di hutan. Vessantara merawat anak lelaki dan perempuannya di gubuk mereka, sementara istrinya pergi mengumpulkan buah-buahan liar untuk makanan mereka. Suatu hari, seseorang datang pada Bodhisatta dan meminta ke dua anaknya. Tanpa keraguan, Vessantara memberikan mereka. Kemudian dia pun memberikan juga istrinya yang luhur itu. "Anak-anakku bukannya tidak menyenangkan bagiku, dan Putri Maddi bukannya tidak menyenangkan. Kemahatahuan amat berharga bagiku, maka aku memberikan mereka yang kusayangi" (I.9) Harus dicatat bahwa pada saat itu, istri dan anak dianggap sebagai harta kekayaan seorang laki-laki. Di banyak kehidupan sebelumnya. Putri Maddi telah terinspirasi untuk menjadi istri Bodhisatta dan untuk berbagi dengannya apa pun kesulitan yang harus dialami di sepanjang jalan ke ke-Buddha-an. Buah karma Putri Maddi cocok dengan niat Pangeran Vessantara, dan hal itu membuat dia diberikan pada orang lain. Anak-anak mereka pun pasti telah mengalami akibat dan perbuatan-perbuatan lampau mereka sendiri ketika mereka harus meninggalkan orang tuanya.

terdengar kejammm..

Sang Buddha sendiri pernah berkata yang intinya tidak ada akibat baik dari perbuatan buruk.
Karena pada akhirnya kamma buruk akan menimpa yang melakukan kejahatan.

cerita ini bertentangan dengan ajaran Buddha.
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: andry on 14 March 2010, 11:53:12 PM
 [at] carinex: ada saran dari ane, ada baiknya ente sambil tanya2 di sini (Dhammacitta.org) sekaligus praktek...

Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: carinex on 15 March 2010, 12:07:10 AM
^
praktek yang bagaimana?

setiap hari saya baca dhamma.. atau dengar dhammatalk yang ada di internet.
sila saya jaga dengan ketat semampu saya.
tapi samadhi masih malas, meskipun dah pernah ikut retreat meditasi vipassana selama 10 hari(hari ke 8 pulang).
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: adi lim on 15 March 2010, 05:56:43 AM
Quote from: andrew on 14 March 2010, 08:14:49 PM
Quote from: carinex on 14 March 2010, 07:27:35 PM
Jadi mana yang bisa di jadikan pegangan? sutta atau rapb?
hmmm...
saya tidak berpegangan pada sutta atau rapb,   saya cuma mengamati kedalam batin dan jasmani saya, 
muncul dan lenyap...   cuma itu

Bold biru,
Kalau tidak ada Sutta, kok Bro Andrew bisa mengamati batin dan jasmani ? dari wahyu Tuhan !
_/\_
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: andrew on 15 March 2010, 06:56:56 AM
Quote from: adi lim on 15 March 2010, 05:56:43 AM
Quote from: andrew on 14 March 2010, 08:14:49 PM
Quote from: carinex on 14 March 2010, 07:27:35 PM
Jadi mana yang bisa di jadikan pegangan? sutta atau rapb?
hmmm...
saya tidak berpegangan pada sutta atau rapb,   saya cuma mengamati kedalam batin dan jasmani saya, 
muncul dan lenyap...   cuma itu

Bold biru,
Kalau tidak ada Sutta, kok Bro Andrew bisa mengamati batin dan jasmani ? dari wahyu Tuhan !
_/\_


:)

saya tidak mengerti dengan pertanyaannya ... :)
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: seniya on 15 March 2010, 01:16:38 PM
 [at] carinet:
Untuk kisah Vessantara Jataka kalau tidak salah ada penjelasannya dlm Milinda Panha. Nanti saya kutipkan d sini
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: andry on 15 March 2010, 01:45:19 PM
Quote from: carinex on 15 March 2010, 12:07:10 AM
^
praktek yang bagaimana?

setiap hari saya baca dhamma.. atau dengar dhammatalk yang ada di internet.
sila saya jaga dengan ketat semampu saya.
tapi samadhi masih malas, meskipun dah pernah ikut retreat meditasi vipassana selama 10 hari(hari ke 8 pulang).
panna!
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: carinex on 15 March 2010, 05:33:47 PM
^
Baca2 buku dhamma, baca sutta, mendengarkan dhamma, cukup untuk mendapatkan pannya.
Hanya saja masih kurang memuaskan. Sepertinya perlu meditasi agara mendapatkan pannya yang lebih melalui praktek pengetahuan langsung.
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: Riky_dave on 15 March 2010, 07:06:34 PM
Quote from: carinex on 15 March 2010, 05:33:47 PM
^
Baca2 buku dhamma, baca sutta, mendengarkan dhamma, cukup untuk mendapatkan pannya.
Hanya saja masih kurang memuaskan. Sepertinya perlu meditasi agara mendapatkan pannya yang lebih melalui praktek pengetahuan langsung.

ya betul,...lokiya panna.. :)
bukan lokuttara panna..camkan itu..

_/\_
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: seniya on 15 March 2010, 08:06:55 PM
Raja Milinda (M):"Bhante Nagasena, apakah semua Boddhisatta meninggalkan isteri dan anaknya, atau hanya Vessantara saja?"

Bhikkhu Nagasena (N): "Semuanya."

M: "Tetapi apakah semua isteri dan anaknya menyetujuinya?"

N: "Para isteri menyetujuinya, tetapi anak-anaknya tidak setuju, karena usia mereka yang masih muda."

M: "Tetapi apakah tindakan itu bijak, karena toh anak-anaknya ketakutan dan menangis ketika ditinggalkan?"

N: "Ya. Seperti halnya seseorang yang ingin berbuat kebajikan, dia akan membawa seseorang yang cacat dalam kereta kemanapun ia pergi sehingga membuat kerbaunya menderita; atau seperti halnya seorang raja harus menarik pajak dalam rangka berbuat kebajikan yang besar; demikian juga tindakan memberi. Meskipun hal itu dapat menyebabkan kesedihan yang mendalam bagi beberapa orang, tetapi akan membawa kelahiran kembali di alam surga. Apakah ada, O Baginda raja, pemberian yang seharusnya tidak diberikan?"

M: "Ya, Bhante Nagasena, ada sepuluh macam pemberian yang tidak seharusnya diberikan, pemberian yang menyebabkan kelahiran kembali di alam yang menyedihkan:
1. pemberian yang dapat membuat mabuk,
2. pemberian dalam bentuk pesta,
3. pemberian dalam bentuk wanita,
4. pemberian dalam bentuk pria,
5. pemberian dalam bentuk maksud-maksud tertentu yang tidak baik,
6. pemberian dalam bentuk senjata,
7. pemberian dalam bentuk racun,
8. pemberian dalam bentuk rantai atau alat penyiksaan,
9. pemberian dalam bentuk unggas dan babi,
10. pemberian dalam bentuk timbangan dan alat ukur yang salah."

N: "Saya tidak bertanya tentang pemberian yang tidak disetujui secara duniawi. Saya bertanya tentang pemberian yang tidak boleh diberikan meskipun ada orang yang  patut menerimanya."

M: "Kalau begitu, Bhante Nagasena, tidak ada pemberian yang tidak seharusnya diberikan. Bilamana keyakinan dalam Dhamma telah muncul, beberapa orang memberikan 100.000, atau suatu kerajaan, atau bahkan kehidupan mereka."

N: "Kalau begitu mengapa Baginda mengkritik pemberian Vessantara dengan begitu sengitnya? Bukankah terkadang ada kasus di mana seseorang yang terlilit hutang mungkin menjual anaknya atau menanggungkannya sebagai agunan? Demikian juga, Vessantara memberikan anaknya sebagai tekad bagi
pencapaian kemahatahuannya di masa depan."

M: "Tetapi mengapa ia tidak memberikan dirinya sendiri saja?"

N: "Karena bukan itu yang diminta. Menawarkan sesuatu yang lain akan menjadi rendah nilainya. Lagi pula, O Baginda raja, Vessantara tahu bahwa Brahmana tersebut tidak akan mampu mempekerjakan anak-anaknya sebagai budak dalam waktu yang lama karena ia telah lanjut usia dan kakek mereka akan menebus
mereka kernbali."

M: "Dengan baik sekali, Bhante, teka-teki ini telah tersingkap dan jaring klenik ini telah terobek-robek. Bagus sekali cara Bhante tetap menjaga kata-kata dalam kitab suci ketika Bhante menjelaskan apa yang tersirat. Demikianlah adanya, dan saya menerimanya seperti kata Bhante."
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: Riky_dave on 15 March 2010, 08:16:23 PM

QuoteDalam Sutta Nipata 22.6.58, Buddha menjelaskan bahwa perbedaan antara diri-Nya dan siswa-siswa Arahat-Nya adalah Beliau lebih dulu menjalani Jalan Mulia Berunsur Delapan (camkan bahwa seorang Sammasambuddha menjalani Jalan Mulia) dan siswa-siswa Arahat-Nya menjalani jalan yang sama setelah diri-Nya – tidak ada perbedaan utama lainnya antara Beliau dan siswa-Nya. Di dalam Digha Nikaya 14, Buddha berkata Beliau hanya mengingat kembali 91 kalpa dan mengetahui hanya 6 Buddha (yaitu Sammasambuddha) dalam selang waktu tersebut – tidak menyebutkan adanya 24 Buddha.

saya rasa sutta ini memiliki "cacat" atau terjemahannya yang salah?sebelum Buddha,jauh sebelum Buddha juga ada yang mencapai "pencerahan" yang disebut "pacceka Buddha".. bagaimana dengan hal tersebut?bukankah "pacceka buddha" lebih duluan nemuin Dhamma daripada SammaSambuddha kalau begitu?kalau begitu SammaSambuddha bisa dikatakan "gelar belaka" kalau sutta ini benar adanya

QuoteDi Majjhima Nikaya 26, Buddha mengatakan bahwa setelah Beliau meraih pencerahan, Beliau tidak bermaksud untuk mengajarkan Dhamma, sebelum menerima permohonan dari Brahmâ Sahampati. Seandainya saja Beliau pernah bersumpah di masa lampau, kita tentunya berharap Beliau membabarkan Dhamma sesegera mungkin setelah pencerahan, karena ini adalah tujuan yang telah dinanti-nantikan selama kalpa yang tak terhitung lamanya.

Mungkin Buddha pernah bersumpah,tetapi setelah mencapai pencerahan Buddha itu berdiam didalam kebahagian selama 49 hari...Buddha sendiri melihat Dhamma begitu halus,apakah ada makhluk yang dapat memahaminya?[bisa dibaca dalam Ayacana Sutta]..Kalau memang Beliau tidak bermaksud mengajarkan Dhamma,anda sekarang tidak akan dapat menikmati Indahnya Dhamma.. :)
tetapi akhirnya Buddha mengajarkan Dhamma setelah permohonan dari Brahma Sahampati kan?ketika Boddhisatta bersumpah,tidak dapat dipungkiri bahwa "sumpah" tersebut "tidak laku" setelah dia mencapai pencerahan..alasannya "janji2" Buddha kepada "muridnya" juga tidak berlaku ketika muridnya mencapai keArahatan..mereka yang SADAR tidak lagi TERIKAT pada hal2 semacam itu..

"saya berjanji setelah saya mencapai kearahataan saya akan mengajar si A,setelah saya mencapai kearahataan,ternyata saya mampu melihat batin si A bahwa si A tidak mungkin dapat menyelami atau menembus Dhamma,apakah dengan begitu bahwa "sumpah/janji" saya sebelumnya adalah bohong belaka?"

QuoteKenyataannya, dalam Anguttara Nikaya 5.5.43, Buddha bersabda bahwa bukanlah doa dan sumpah yang akan membuat kita mendapatkan apa yang kita inginkan, melainkan kamma (perbuatan atau tindakan). Buddha meraih pencerahan melalui Jalan Mulia Berunsur Delapan, begitu juga dengan siswa-siswa Arahat-Nya.

saya rasa tidak ada yang salah dengan "sumpah" petapa Sumedha,alasannya adalah Buddha tidak hanya "bersumpah" belaka,tetapi sumpah Buddha direalisasikannya dengan menyempurnakan paraminya berkalpa-kalpa..jadi rujukan tersebut sesuai dengan tindakan Buddha dan tidak ada pertentangan.. :)

QuoteKesalahan yang paling fatal dalam teori pembedaan jalur Bodhisattva dengan jalur Ariya disampaikan melalui Majjhima Nikaya 81. Di dalam Sutta ini, Buddha mengingat kembali kehidupan lampaunya sebagai Brahmana Jotipâla yang bersahabat baik dengan Ghatikâra, seorang pendukung setia Buddha Kassapa (Buddha sebelumnya). Ghatikâra berkali-kali gagal mengajak Jotipâla untuk menemui Buddha Kassapa – yang menunjukkan bahwa sumpah yang dibuat pada masa lampau akan sia-sia belaka karena tidak ada ingatan mengenai hal ini. Kemudian ketika dia dipaksa menjumpai Buddha Kassapa, dia menolak untuk menghormati Buddha (berbeda sekali dengan kisah tentang sumpah!). Namun, setelah mendengarkan ajaran Buddha Kassapa, Jotipâla berubah total. Dia meninggalkan ajaran Brahmana dan menjadi seorang bhikkhu di bawah Buddha Kassapa.

lho??koq dibilang kesalahan....Boddhisatta adalah makhluk yang berjuang menyempurnakan paraminya,boddhisatta bukan orang suci,tetapi makhluk yang masih diliputi oleh kegelapan batin/moha..boddhisatta tidak memiliki kebijaksanan yang sempurna,dan wajar saja jikalau boddhisatta bisa bertindak tidak sempurna.. :)

_/\_
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: g.citra on 15 March 2010, 08:29:30 PM
Quotesaya rasa sutta ini memiliki "cacat" atau terjemahannya yang salah?sebelum Buddha,jauh sebelum Buddha juga ada yang mencapai "pencerahan" yang disebut "pacceka Buddha".. bagaimana dengan hal tersebut?bukankah "pacceka buddha" lebih duluan nemuin Dhamma daripada SammaSambuddha kalau begitu?kalau begitu SammaSambuddha bisa dikatakan "gelar belaka" kalau sutta ini benar adanya

Coba anda baca lagi bro ...

Disitu, ditulis :
"Dalam Sutta Nipata 22.6.58, Buddha menjelaskan bahwa perbedaan antara diri-Nya dan siswa-siswa Arahat-Nya adalah Beliau lebih dulu menjalani Jalan Mulia Berunsur Delapan dan siswa-siswa Arahat-Nya menjalani jalan yang sama setelah diri-Nya – tidak ada perbedaan utama lainnya antara Beliau dan siswa-Nya. "

Beliau tidak mengaku sebagai yang peling dulu (pertama) di alam semesta, tapi hanya membandingkan dengan para siswa-Nya... Sekedar contoh lain, mana yang 'lebih dulu' bisa matematika, si guru atau si murid ? Itu aja koq ...
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: Riky_dave on 15 March 2010, 08:33:59 PM
Quote from: g.citra on 15 March 2010, 08:29:30 PM
Quotesaya rasa sutta ini memiliki "cacat" atau terjemahannya yang salah?sebelum Buddha,jauh sebelum Buddha juga ada yang mencapai "pencerahan" yang disebut "pacceka Buddha".. bagaimana dengan hal tersebut?bukankah "pacceka buddha" lebih duluan nemuin Dhamma daripada SammaSambuddha kalau begitu?kalau begitu SammaSambuddha bisa dikatakan "gelar belaka" kalau sutta ini benar adanya

Coba anda baca lagi bro ...

Disitu, ditulis :
"Dalam Sutta Nipata 22.6.58, Buddha menjelaskan bahwa perbedaan antara diri-Nya dan siswa-siswa Arahat-Nya adalah Beliau lebih dulu menjalani Jalan Mulia Berunsur Delapan dan siswa-siswa Arahat-Nya menjalani jalan yang sama setelah diri-Nya – tidak ada perbedaan utama lainnya antara Beliau dan siswa-Nya. "

Beliau tidak mengaku sebagai yang peling dulu (pertama) di alam semesta, tapi hanya membandingkan dengan para siswa-Nya... Sekedar contoh lain, mana yang 'lebih dulu' bisa matematika, si guru atau si murid ? Itu aja koq ...


kalau memang sutta itu benar,maka tidak mungkin SammaSambuddha lebih bijak dari para muridNya..itu yang fatal menurut saya..coba anda baca,kenapa para muridNya SammaSambuddha,bahkan YM Sariputta sekalipun bisa "gagal" mengajari muridnya[murid YM Sariputta] untuk merealisasikan nibbana? :)

kalau memang dikatakan SAMA dan LETAK PERBEDAANNYA HANYA ITU..maka bagaimana kasus tersebut dijawab? :)

Jangan hanya melihat 1 sutta dan mengacuhkan sutta lainnya..

Anumodana _/\_
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: g.citra on 15 March 2010, 08:55:51 PM
Quote from: Riky_dave on 15 March 2010, 08:33:59 PM
Quote from: g.citra on 15 March 2010, 08:29:30 PM
Quotesaya rasa sutta ini memiliki "cacat" atau terjemahannya yang salah?sebelum Buddha,jauh sebelum Buddha juga ada yang mencapai "pencerahan" yang disebut "pacceka Buddha".. bagaimana dengan hal tersebut?bukankah "pacceka buddha" lebih duluan nemuin Dhamma daripada SammaSambuddha kalau begitu?kalau begitu SammaSambuddha bisa dikatakan "gelar belaka" kalau sutta ini benar adanya

Coba anda baca lagi bro ...

Disitu, ditulis :
"Dalam Sutta Nipata 22.6.58, Buddha menjelaskan bahwa perbedaan antara diri-Nya dan siswa-siswa Arahat-Nya adalah Beliau lebih dulu menjalani Jalan Mulia Berunsur Delapan dan siswa-siswa Arahat-Nya menjalani jalan yang sama setelah diri-Nya – tidak ada perbedaan utama lainnya antara Beliau dan siswa-Nya. "

Beliau tidak mengaku sebagai yang peling dulu (pertama) di alam semesta, tapi hanya membandingkan dengan para siswa-Nya... Sekedar contoh lain, mana yang 'lebih dulu' bisa matematika, si guru atau si murid ? Itu aja koq ...


kalau memang sutta itu benar,maka tidak mungkin SammaSambuddha lebih bijak dari para muridNya..itu yang fatal menurut saya..coba anda baca,kenapa para muridNya SammaSambuddha,bahkan YM Sariputta sekalipun bisa "gagal" mengajari muridnya[murid YM Sariputta] untuk merealisasikan nibbana? :)

kalau memang dikatakan SAMA dan LETAK PERBEDAANNYA HANYA ITU..maka bagaimana kasus tersebut dijawab? :)

Apakah bro mengetahui dengan pasti bahwa YA Sariputta 'ingin' muridnya merealisasikan Nibbana ? Atau memang ajaran yang diberikan oleh YA Sariputta tidak dapat membuat muridnya merealisasi Nibbana ? Keduanya beda lho bro ...

Kalau ada keinginan dari si Guru agar muridnya mendapatkan sesuatu, itu baru dikatakan GAGAL kalau si murid tidak mengalami perkembangan ...
Tapi sebaliknya ... Kalau memang si Guru telah melaksanakan tugasnya dengan baik, tapi si murid tidak bisa berkembang, itu namanya muridnya yang gagal (bukan gurunya)

Sang Buddha telah bertekad untuk menjadi seorang Sammasam Buddha, berarti ada keinginan untuk mengajarkan Dhamma kepada orang lain (dan kalau dilihat dari cerita-cerita, Dhamma yang diberikan itu hanya kepada orang-orang yang memang sudah 'pantas' menerimanya), sedangkan para muridnya ? apakah ada tertulis bahwa mereka juga bertekad untuk menjadi seorang Sammasam Buddha ? Tidak kan ? :)

Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: Riky_dave on 15 March 2010, 09:13:01 PM
Quote from: g.citra on 15 March 2010, 08:55:51 PM
Quote from: Riky_dave on 15 March 2010, 08:33:59 PM
Quote from: g.citra on 15 March 2010, 08:29:30 PM
Quotesaya rasa sutta ini memiliki "cacat" atau terjemahannya yang salah?sebelum Buddha,jauh sebelum Buddha juga ada yang mencapai "pencerahan" yang disebut "pacceka Buddha".. bagaimana dengan hal tersebut?bukankah "pacceka buddha" lebih duluan nemuin Dhamma daripada SammaSambuddha kalau begitu?kalau begitu SammaSambuddha bisa dikatakan "gelar belaka" kalau sutta ini benar adanya

Coba anda baca lagi bro ...

Disitu, ditulis :
"Dalam Sutta Nipata 22.6.58, Buddha menjelaskan bahwa perbedaan antara diri-Nya dan siswa-siswa Arahat-Nya adalah Beliau lebih dulu menjalani Jalan Mulia Berunsur Delapan dan siswa-siswa Arahat-Nya menjalani jalan yang sama setelah diri-Nya – tidak ada perbedaan utama lainnya antara Beliau dan siswa-Nya. "

Beliau tidak mengaku sebagai yang peling dulu (pertama) di alam semesta, tapi hanya membandingkan dengan para siswa-Nya... Sekedar contoh lain, mana yang 'lebih dulu' bisa matematika, si guru atau si murid ? Itu aja koq ...

Quote

kalau memang sutta itu benar,maka tidak mungkin SammaSambuddha lebih bijak dari para muridNya..itu yang fatal menurut saya..coba anda baca,kenapa para muridNya SammaSambuddha,bahkan YM Sariputta sekalipun bisa "gagal" mengajari muridnya[murid YM Sariputta] untuk merealisasikan nibbana? :)

kalau memang dikatakan SAMA dan LETAK PERBEDAANNYA HANYA ITU..maka bagaimana kasus tersebut dijawab? :)

Apakah bro mengetahui dengan pasti bahwa YA Sariputta 'ingin' muridnya merealisasikan Nibbana ? Atau memang ajaran yang diberikan oleh YA Sariputta tidak dapat membuat muridnya merealisasi Nibbana ? Keduanya beda lho bro ...

Kalau ada keinginan dari si Guru agar muridnya mendapatkan sesuatu, itu baru dikatakan GAGAL kalau si murid tidak mengalami perkembangan ...
Tapi sebaliknya ... Kalau memang si Guru telah melaksanakan tugasnya dengan baik, tapi si murid tidak bisa berkembang, itu namanya muridnya yang gagal (bukan gurunya)

tidak peduli siapapun yang gagal,entah si murid atau si guru,tapi intinya adalah Buddha dan muridNya tidak sama dalam hal yang sangat mencolok.. :)

jadi buat pernyataan anda,tidak bisa menjawab kasus yang saya ajukan.. :)


Sang Buddha telah bertekad untuk menjadi seorang Sammasam Buddha, berarti ada keinginan untuk mengajarkan Dhamma kepada orang lain (dan kalau dilihat dari cerita-cerita, Dhamma yang diberikan itu hanya kepada orang-orang yang memang sudah 'pantas' menerimanya), sedangkan para muridnya ? apakah ada tertulis bahwa mereka juga bertekad untuk menjadi seorang Sammasam Buddha ? Tidak kan ? :)

yang saya bold itu,tolong anda koreksi..Sang Buddha = SammaSambuddha,yang benar adalah Petapa Sumedha berkeinginan mencapai keBuddhaAn/SammaSambuddha.. :)

"Berhentinya penderitaan adalah pemudaran dan penghentian tanpa sisa,penyerahan,pelepasan,membiarkan pergi dan penolakkan akan nafsu keinginan.Keinginan berlebihan yang melekat dapat dihilangkan.Ketika keinginan menjadi wajar,tidak melekat,tidak serakah maka Kebahagian Sejati(Nibbana) telah dialami"

[Sammaditthi Sutta,Majjhima Nikaya 9.17]

dalam Sammaditthi Sutta,Majjhima Nikaya,jelas tertulis padamnya nafsu keinginan = nibbana..apakah Buddha masih punya "keinginan"?silakan dijawab sendiri.. :)

_/\_
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: Riky_dave on 15 March 2010, 09:15:19 PM
Quote from: Riky_dave on 15 March 2010, 09:13:01 PM
Quote from: g.citra on 15 March 2010, 08:55:51 PM
Quote from: Riky_dave on 15 March 2010, 08:33:59 PM
Quote from: g.citra on 15 March 2010, 08:29:30 PM
Quotesaya rasa sutta ini memiliki "cacat" atau terjemahannya yang salah?sebelum Buddha,jauh sebelum Buddha juga ada yang mencapai "pencerahan" yang disebut "pacceka Buddha".. bagaimana dengan hal tersebut?bukankah "pacceka buddha" lebih duluan nemuin Dhamma daripada SammaSambuddha kalau begitu?kalau begitu SammaSambuddha bisa dikatakan "gelar belaka" kalau sutta ini benar adanya

Coba anda baca lagi bro ...

Disitu, ditulis :
"Dalam Sutta Nipata 22.6.58, Buddha menjelaskan bahwa perbedaan antara diri-Nya dan siswa-siswa Arahat-Nya adalah Beliau lebih dulu menjalani Jalan Mulia Berunsur Delapan dan siswa-siswa Arahat-Nya menjalani jalan yang sama setelah diri-Nya – tidak ada perbedaan utama lainnya antara Beliau dan siswa-Nya. "

Beliau tidak mengaku sebagai yang peling dulu (pertama) di alam semesta, tapi hanya membandingkan dengan para siswa-Nya... Sekedar contoh lain, mana yang 'lebih dulu' bisa matematika, si guru atau si murid ? Itu aja koq ...

Quote

kalau memang sutta itu benar,maka tidak mungkin SammaSambuddha lebih bijak dari para muridNya..itu yang fatal menurut saya..coba anda baca,kenapa para muridNya SammaSambuddha,bahkan YM Sariputta sekalipun bisa "gagal" mengajari muridnya[murid YM Sariputta] untuk merealisasikan nibbana? :)

kalau memang dikatakan SAMA dan LETAK PERBEDAANNYA HANYA ITU..maka bagaimana kasus tersebut dijawab? :)

Apakah bro mengetahui dengan pasti bahwa YA Sariputta 'ingin' muridnya merealisasikan Nibbana ? Atau memang ajaran yang diberikan oleh YA Sariputta tidak dapat membuat muridnya merealisasi Nibbana ? Keduanya beda lho bro ...

Kalau ada keinginan dari si Guru agar muridnya mendapatkan sesuatu, itu baru dikatakan GAGAL kalau si murid tidak mengalami perkembangan ...
Tapi sebaliknya ... Kalau memang si Guru telah melaksanakan tugasnya dengan baik, tapi si murid tidak bisa berkembang, itu namanya muridnya yang gagal (bukan gurunya)

tidak peduli siapapun yang gagal,entah si murid atau si guru,tapi intinya adalah Buddha dan muridNya tidak sama dalam hal yang sangat mencolok.. :)

jadi buat pernyataan anda,tidak bisa menjawab kasus yang saya ajukan.. :)


QuoteSang Buddha telah bertekad untuk menjadi seorang Sammasam Buddha, berarti ada keinginan untuk mengajarkan Dhamma kepada orang lain (dan kalau dilihat dari cerita-cerita, Dhamma yang diberikan itu hanya kepada orang-orang yang memang sudah 'pantas' menerimanya), sedangkan para muridnya ? apakah ada tertulis bahwa mereka juga bertekad untuk menjadi seorang Sammasam Buddha ? Tidak kan ? :)

yang saya bold itu,tolong anda koreksi..Sang Buddha = SammaSambuddha,yang benar adalah Petapa Sumedha berkeinginan mencapai keBuddhaAn/SammaSambuddha.. :)

"Berhentinya penderitaan adalah pemudaran dan penghentian tanpa sisa,penyerahan,pelepasan,membiarkan pergi dan penolakkan akan nafsu keinginan.Keinginan berlebihan yang melekat dapat dihilangkan.Ketika keinginan menjadi wajar,tidak melekat,tidak serakah maka Kebahagian Sejati(Nibbana) telah dialami"

[Sammaditthi Sutta,Majjhima Nikaya 9.17]

dalam Sammaditthi Sutta,Majjhima Nikaya,jelas tertulis padamnya nafsu keinginan = nibbana..apakah Buddha masih punya "keinginan"?silakan dijawab sendiri.. :)

_/\_
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: Riky_dave on 15 March 2010, 09:16:10 PM
Quote from: Riky_dave on 15 March 2010, 09:13:01 PM
Quote from: g.citra on 15 March 2010, 08:55:51 PM
Quote from: Riky_dave on 15 March 2010, 08:33:59 PM
Quote from: g.citra on 15 March 2010, 08:29:30 PM
Quotesaya rasa sutta ini memiliki "cacat" atau terjemahannya yang salah?sebelum Buddha,jauh sebelum Buddha juga ada yang mencapai "pencerahan" yang disebut "pacceka Buddha".. bagaimana dengan hal tersebut?bukankah "pacceka buddha" lebih duluan nemuin Dhamma daripada SammaSambuddha kalau begitu?kalau begitu SammaSambuddha bisa dikatakan "gelar belaka" kalau sutta ini benar adanya

Coba anda baca lagi bro ...

Disitu, ditulis :
"Dalam Sutta Nipata 22.6.58, Buddha menjelaskan bahwa perbedaan antara diri-Nya dan siswa-siswa Arahat-Nya adalah Beliau lebih dulu menjalani Jalan Mulia Berunsur Delapan dan siswa-siswa Arahat-Nya menjalani jalan yang sama setelah diri-Nya – tidak ada perbedaan utama lainnya antara Beliau dan siswa-Nya. "

Beliau tidak mengaku sebagai yang peling dulu (pertama) di alam semesta, tapi hanya membandingkan dengan para siswa-Nya... Sekedar contoh lain, mana yang 'lebih dulu' bisa matematika, si guru atau si murid ? Itu aja koq ...

Quote

kalau memang sutta itu benar,maka tidak mungkin SammaSambuddha lebih bijak dari para muridNya..itu yang fatal menurut saya..coba anda baca,kenapa para muridNya SammaSambuddha,bahkan YM Sariputta sekalipun bisa "gagal" mengajari muridnya[murid YM Sariputta] untuk merealisasikan nibbana? :)

kalau memang dikatakan SAMA dan LETAK PERBEDAANNYA HANYA ITU..maka bagaimana kasus tersebut dijawab? :)

Apakah bro mengetahui dengan pasti bahwa YA Sariputta 'ingin' muridnya merealisasikan Nibbana ? Atau memang ajaran yang diberikan oleh YA Sariputta tidak dapat membuat muridnya merealisasi Nibbana ? Keduanya beda lho bro ...

Kalau ada keinginan dari si Guru agar muridnya mendapatkan sesuatu, itu baru dikatakan GAGAL kalau si murid tidak mengalami perkembangan ...
Tapi sebaliknya ... Kalau memang si Guru telah melaksanakan tugasnya dengan baik, tapi si murid tidak bisa berkembang, itu namanya muridnya yang gagal (bukan gurunya)


tidak peduli siapapun yang gagal,entah si murid atau si guru,tapi intinya adalah Buddha dan muridNya tidak sama dalam hal yang sangat mencolok.. :)

jadi buat pernyataan anda,tidak bisa menjawab kasus yang saya ajukan.. :)


QuoteSang Buddha telah bertekad untuk menjadi seorang Sammasam Buddha, berarti ada keinginan untuk mengajarkan Dhamma kepada orang lain (dan kalau dilihat dari cerita-cerita, Dhamma yang diberikan itu hanya kepada orang-orang yang memang sudah 'pantas' menerimanya), sedangkan para muridnya ? apakah ada tertulis bahwa mereka juga bertekad untuk menjadi seorang Sammasam Buddha ? Tidak kan ? :)

yang saya bold itu,tolong anda koreksi..Sang Buddha = SammaSambuddha,yang benar adalah Petapa Sumedha berkeinginan mencapai keBuddhaAn/SammaSambuddha.. :)

"Berhentinya penderitaan adalah pemudaran dan penghentian tanpa sisa,penyerahan,pelepasan,membiarkan pergi dan penolakkan akan nafsu keinginan.Keinginan berlebihan yang melekat dapat dihilangkan.Ketika keinginan menjadi wajar,tidak melekat,tidak serakah maka Kebahagian Sejati(Nibbana) telah dialami"

[Sammaditthi Sutta,Majjhima Nikaya 9.17]

dalam Sammaditthi Sutta,Majjhima Nikaya,jelas tertulis padamnya nafsu keinginan = nibbana..apakah Buddha masih punya "keinginan"?silakan dijawab sendiri.. :)

_/\_


[at]  Sumedho

koq di modify quote nya jadi begitu?tolong dibuat ya.. :)
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: Riky_dave on 15 March 2010, 09:19:34 PM
Koq di modify  jadi begitu?
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: carinex on 15 March 2010, 09:57:22 PM
Sementara saya stop berpendapat.
Mana yang paling benar atau salah, saya sulit membedakan.
Selama pada prakteknya sesuai dengan kenyataan dan membawa kebahagiaan itu yang saya akan usahakan untuk jalani. Come n See..

Bye2.. :)
Title: Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
Post by: g.citra on 15 March 2010, 10:16:39 PM
Quotetidak peduli siapapun yang gagal,entah si murid atau si guru,tapi intinya adalah Buddha dan muridNya tidak sama dalam hal yang sangat mencolok.. :)

jadi buat pernyataan anda,tidak bisa menjawab kasus yang saya ajukan.. :)

Nah bro Riki, kalau sudah begini, apakah saya yang 'gagal' menjawab atau anda yang 'gagal' mencerap, itu hanya kondisi ... kondisi yang timbul dari sebuah contoh kecil dari 'sebab akibat' ... :)

Quoteyang saya bold itu,tolong anda koreksi..Sang Buddha = SammaSambuddha,yang benar adalah Petapa Sumedha berkeinginan mencapai keBuddhaAn/SammaSambuddha.. :)

"Berhentinya penderitaan adalah pemudaran dan penghentian tanpa sisa,penyerahan,pelepasan,membiarkan pergi dan penolakkan akan nafsu keinginan.Keinginan berlebihan yang melekat dapat dihilangkan.Ketika keinginan menjadi wajar,tidak melekat,tidak serakah maka Kebahagian Sejati(Nibbana) telah dialami"

[Sammaditthi Sutta,Majjhima Nikaya 9.17]

dalam Sammaditthi Sutta,Majjhima Nikaya,jelas tertulis padamnya nafsu keinginan = nibbana..apakah Buddha masih punya "keinginan"?silakan dijawab sendiri.. :)

... Tak berbuat kesalahan, walaupun kecil yang dapat dicela oleh 'para bijaksana' ...

Kesalahan diatas merupakan bukti bahwa saya masih 'awam' dalam 'hidup', dimana masih banyak 'celah' yang masih saya perbuat sampai saya masih harus berputar didalamnya ...

Anumodana sudah meng-koreksi ... :) ... _/\_

salam,