Forum Dhammacitta

Buddhisme dan Kehidupan => Tolong ! => Topic started by: jajang supriadi on 05 December 2009, 11:06:27 PM

Title: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: jajang supriadi on 05 December 2009, 11:06:27 PM
salam damai untuk semua
dalam kesempatan ini saya akan berbagi cerita dengan anda, sekaligus juga untuk meminta saran dan langkah apa yang harus saya lakukan.terima kasih sebelumnya :)

kisah ini berawal pada tahun 1999, saat itulah pertama kalinya saya mengenal Chatting di dunia maya, berkenalan dengan berjuta-juta orang dll,saya sangat menikmati hal itu.singkat cerita, saya berkenalan dengan seorang wanita.awalnya biasa saja. dan seperti yang dilakukan oleh kebanyakan orang ketika pertama kali berkenalan, tentunya kami menanyakan nama, alamat, pekerjaandll. hari demi hari berlalu. tak terasa diantara kami timbul satu perasaan sayang dan ingin membina hubungan lebih intim lagi.saya utarakan perasaan saya padanya,dia pun mengetahui maksud dari ucapan saya.saya begitu sayang padanya, dan ternyata dia pun merasakan hal yang sama.tetapi dengan kondisi yang lain, dia mengatakan dengan jujur bahwa ternyata dia sudah berumah tangga dan mempunyai 2 orang anak, namun kehidupan rumah tangganya kurang begitu harmonis.entah apa yang ada di pikiranku saat mendengar semua itu, yang saya tahu saya sangat sayang padanya, dan saya tak begitu menghiraukan pengakuannya itu.dan kami pun tetap menjalani hubungan ini. dalam perjalanan kisah cinta kami, dia banyak bercerita tentang permasalahan rumah tangganya.suaminya yang tak bisa memberi nafkah untuk istri, menelantarkan istri, dan sering kali mengumpat kata2 yang tidak sepantasnya diucapkan untuk seorang istri.seringkali juga dia menerima pukulan dan tindakan kekerasan dari suaminya itu.saya prihatin sekali mendengar semua itu, dan hal itu juga lah yang menyebabkan saya semakin sayang padanya. terlintas di pikiran saya ingin mengajaknya kabur dan membawa lari dia.tapi tidak saya lakukan itu.saya katakan padanya, kalau suatu saat mungkin kita berjodoh dan ingin melanjutkan hubungan yang lebih serius lagi (dalam hal ini saya berencana akan menikahi dia) namun saya ingin semuanya berjalan sesuai dengan prosedur dan aturan2 norma yang berlaku. artinya kalau memang dia sudah tidak tahan lagi dengan suaminya dan ingin mengakhiri hubungan rumah tangganya dengan perceraian.maka lakukanlah itu. bereskanlah semua urusan dia itu, setelah itu baru saya akan menikahi dia.

saya hanya berfikir ingin menyelamatkan dia dari penderitaannya, walaupun saya tahu itu salah.namun saya tak bisa membiarkan itu berlarut-larut terjadi padanya, membuatnya menderita, terkekang, dan tidak bahagia.
meskipun saya rela nantinya menikahi seorang janda, dan saya ikhlas menerima anaknya sebagai anak saya,

apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini? saya ingin membawanya keluar dari penderitaanya, dan saya akan menikahinya setelah dia betul2 cerai dan semua urusannya selesai dengan suaminya, suaminya pun menyetujui untuk bercerai, hanya saja dia tak mau membiayai dan mengurus perceraiannya itu.saya tidak pernah sedikitpun memaksanya untuk bercerai. saya pun pernah memberikan solusi untuk rumah tangganya.namun itu tidak berhasil juga. keinginannya sudah bulat, ingin mengakhiri hubungan dengan suaminya.dan pergi bersama saya.

sampai saat saya tulis kisah ini. kami masih menjalani hubungan. dan kondisi dia semakin terpuruk.saat ini dia hanya berdiam diri di rumah mengurus anaknya, walaupun dengan kondisi yang serba kekurangan.dia tetap menjalani ini dengan penuh kesabaran.dan untuk saat ini saya benar-benar bingung dan tidak tahu harus berbuat apa, bertahun-tahun kami jalani. tidak mungkin juga saya tinggalkan dia dengan kondisinya saat ini.

terimakasih telah membaca, saya harapkan bantuannya, saran , dan langkah apa yang harus saya lakukan.semoga saran bijak dan dewasa anda semua dapat membantu menyelesaikan masalah kami.terimakasih untuk admin forum dan teman-teman lainnya.
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: gajeboh angek on 05 December 2009, 11:15:47 PM
Kamesu micchacara veramani sikkhapadam samadiyami
itu basic bro
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: Dhamma Sukkha on 05 December 2009, 11:43:49 PM
Quote from: jajang supriadi on 05 December 2009, 11:06:27 PM
salam damai untuk semua
dalam kesempatan ini saya akan berbagi cerita dengan anda, sekaligus juga untuk meminta saran dan langkah apa yang harus saya lakukan.terima kasih sebelumnya :)

kisah ini berawal pada tahun 1999, saat itulah pertama kalinya saya mengenal Chatting di dunia maya, berkenalan dengan berjuta-juta orang dll,saya sangat menikmati hal itu.singkat cerita, saya berkenalan dengan seorang wanita.awalnya biasa saja. dan seperti yang dilakukan oleh kebanyakan orang ketika pertama kali berkenalan, tentunya kami menanyakan nama, alamat, pekerjaandll. hari demi hari berlalu. tak terasa diantara kami timbul satu perasaan sayang dan ingin membina hubungan lebih intim lagi.saya utarakan perasaan saya padanya,dia pun mengetahui maksud dari ucapan saya.saya begitu sayang padanya, dan ternyata dia pun merasakan hal yang sama.tetapi dengan kondisi yang lain, dia mengatakan dengan jujur bahwa ternyata dia sudah berumah tangga dan mempunyai 2 orang anak, namun kehidupan rumah tangganya kurang begitu harmonis.entah apa yang ada di pikiranku saat mendengar semua itu, yang saya tahu saya sangat sayang padanya, dan saya tak begitu menghiraukan pengakuannya itu.dan kami pun tetap menjalani hubungan ini. dalam perjalanan kisah cinta kami, dia banyak bercerita tentang permasalahan rumah tangganya.suaminya yang tak bisa memberi nafkah untuk istri, menelantarkan istri, dan sering kali mengumpat kata2 yang tidak sepantasnya diucapkan untuk seorang istri.seringkali juga dia menerima pukulan dan tindakan kekerasan dari suaminya itu.saya prihatin sekali mendengar semua itu, dan hal itu juga lah yang menyebabkan saya semakin sayang padanya. terlintas di pikiran saya ingin mengajaknya kabur dan membawa lari dia.tapi tidak saya lakukan itu.saya katakan padanya, kalau suatu saat mungkin kita berjodoh dan ingin melanjutkan hubungan yang lebih serius lagi (dalam hal ini saya berencana akan menikahi dia) namun saya ingin semuanya berjalan sesuai dengan prosedur dan aturan2 norma yang berlaku. artinya kalau memang dia sudah tidak tahan lagi dengan suaminya dan ingin mengakhiri hubungan rumah tangganya dengan perceraian.maka lakukanlah itu. bereskanlah semua urusan dia itu, setelah itu baru saya akan menikahi dia.

saya hanya berfikir ingin menyelamatkan dia dari penderitaannya, walaupun saya tahu itu salah.namun saya tak bisa membiarkan itu berlarut-larut terjadi padanya, membuatnya menderita, terkekang, dan tidak bahagia.
meskipun saya rela nantinya menikahi seorang janda, dan saya ikhlas menerima anaknya sebagai anak saya,

apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini? saya ingin membawanya keluar dari penderitaanya, dan saya akan menikahinya setelah dia betul2 cerai dan semua urusannya selesai dengan suaminya, suaminya pun menyetujui untuk bercerai, hanya saja dia tak mau membiayai dan mengurus perceraiannya itu.saya tidak pernah sedikitpun memaksanya untuk bercerai. saya pun pernah memberikan solusi untuk rumah tangganya.namun itu tidak berhasil juga. keinginannya sudah bulat, ingin mengakhiri hubungan dengan suaminya.dan pergi bersama saya.

sampai saat saya tulis kisah ini. kami masih menjalani hubungan. dan kondisi dia semakin terpuruk.saat ini dia hanya berdiam diri di rumah mengurus anaknya, walaupun dengan kondisi yang serba kekurangan.dia tetap menjalani ini dengan penuh kesabaran.dan untuk saat ini saya benar-benar bingung dan tidak tahu harus berbuat apa, bertahun-tahun kami jalani. tidak mungkin juga saya tinggalkan dia dengan kondisinya saat ini.

terimakasih telah membaca, saya harapkan bantuannya, saran , dan langkah apa yang harus saya lakukan.semoga saran bijak dan dewasa anda semua dapat membantu menyelesaikan masalah kami.terimakasih untuk admin forum dan teman-teman lainnya.
pertamaa, w mo nanyaa ;D ;D ;D,
anaknya wanita itu umur berapaa bro jajangg(jajar genjang :)) :P )?
Quotetidak mungkin juga saya tinggalkan dia dengan kondisinya saat ini.
maksud perkataan bro yg ini, maksudnya apaa? pak jajang berniat ninggalin si wanita yoo?
lalu w mo nanya lagii...
apa penyebab ketdkharmonisan rumah tangganya itu, ada gak hubungannya ma pak jajangg?
lalu, saat ini, sesungguhnya apa yg bro harapkann?
ini dulu yg w mo nanyaa... ;D ;D ;D
ntar klo w ada saran, baru ntar disertai saran2nyaa... ;D ;D ;D

sama mo nanya lagi, mungkin kurang mengenakkan pertanyaannya di dlm diri bro,
bro mengakui tidak, bro sudah berselingkuhh?(sori kurang mengenakkan yo pertanyaannya^^")
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: yanfei on 05 December 2009, 11:47:08 PM
masuk aja ke acaranya sihelmi yahya
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: Dhamma Sukkha on 05 December 2009, 11:53:41 PM
Quote from: yanfei on 05 December 2009, 11:47:08 PM
masuk aja ke acaranya sihelmi yahya
acara masihkah kau mencintaiku nama acaranyaa... ;D ;D ;D
sebenarnya klo istrinya cerai, dah punya anak itu yg paling gak bagus lhoo...
bisa berdampak ma kehidupan anaknya lhoo...
sementara, acara itu perjuangi mati2an mempertahankan keutuhan keluarga mereka lhoo...
sangat gak baik bagi anaknyaa....
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: Adhitthana on 05 December 2009, 11:53:54 PM
Saya gak tau dan belum jelas, ..... brapa lama anda kenal?, apa selama ini berkomunikasi hanya lewat dunia maya?? ..... pernah bertemu dan bertatap langsung?
pertanyaan ini penting, karna saya punya kesan : ...... Anda hanya sekedar "kasihan" dan ingin menolong bukan karna sayang dan cinta ...... Maafkan atas kesan dan pernyataan ini  _/\_





Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: Dhamma Sukkha on 06 December 2009, 12:25:24 AM
yuk kita kajii... ;D ;D
Quote from: jajang supriadi on 05 December 2009, 11:06:27 PM
salam damai untuk semua
dalam kesempatan ini saya akan berbagi cerita dengan anda, sekaligus juga untuk meminta saran dan langkah apa yang harus saya lakukan.terima kasih sebelumnya :)

kisah ini berawal pada tahun 1999, saat itulah pertama kalinya saya mengenal Chatting di dunia maya, berkenalan dengan berjuta-juta orang dll,saya sangat menikmati hal itu.singkat cerita, saya berkenalan dengan seorang wanita.awalnya biasa saja. dan seperti yang dilakukan oleh kebanyakan orang ketika pertama kali berkenalan, tentunya kami menanyakan nama, alamat, pekerjaandll. hari demi hari berlalu. tak terasa diantara kami timbul satu perasaan sayang dan ingin membina hubungan lebih intim lagi.saya utarakan perasaan saya padanya,dia pun mengetahui maksud dari ucapan saya.saya begitu sayang padanya, dan ternyata dia pun merasakan hal yang sama.tetapi dengan kondisi yang lain, dia mengatakan dengan jujur bahwa ternyata dia sudah berumah tangga dan mempunyai 2 orang anak, namun kehidupan rumah tangganya kurang begitu harmonis.
Quoteentah apa yang ada di pikiranku saat mendengar semua itu, yang saya tahu saya sangat sayang padanya, dan saya tak begitu menghiraukan pengakuannya itu.
^
^kalimat yg ini menunjukkan cinta yg tidak universal (menurut wnya lhoo), mungkin dapat dikatakan sesuatu yg egois yaa... ^^"(ini hanya menurut penilaian wnya lho, bener ato ngga, w gak tau lhoo...^^")
Quote
dan kami pun tetap menjalani hubungan ini. dalam perjalanan kisah cinta kami, dia banyak bercerita tentang permasalahan rumah tangganya.suaminya yang tak bisa memberi nafkah untuk istri, menelantarkan istri, dan sering kali mengumpat kata2 yang tidak sepantasnya diucapkan untuk seorang istri.seringkali juga dia menerima pukulan dan tindakan kekerasan dari suaminya itu.
Quotesaya prihatin sekali mendengar semua itu, dan hal itu juga lah yang menyebabkan saya semakin sayang padanya.
ini kalimat yg menunjukkan persepsi bahwasannya bro hanya kasihan ma wanita tsb(spt yg cek vir bilang)
Quoteterlintas di pikiran saya ingin mengajaknya kabur dan membawa lari dia.tapi tidak saya lakukan itu.saya katakan padanya, kalau suatu saat mungkin kita berjodoh dan ingin melanjutkan hubungan yang lebih serius lagi (dalam hal ini saya berencana akan menikahi dia) namun saya ingin semuanya berjalan sesuai dengan prosedur dan aturan2 norma yang berlaku. artinya kalau memang dia sudah tidak tahan lagi dengan suaminya dan ingin mengakhiri hubungan rumah tangganya dengan perceraian.maka lakukanlah itu. bereskanlah semua urusan dia itu, setelah itu baru saya akan menikahi dia.
ini juga nunjukin kasihan yoo...
Quote
saya hanya berfikir ingin menyelamatkan dia dari penderitaannya, walaupun saya tahu itu salah.namun saya tak bisa membiarkan itu berlarut-larut terjadi padanya, membuatnya menderita, terkekang, dan tidak bahagia.
meskipun saya rela nantinya menikahi seorang janda, dan saya ikhlas menerima anaknya sebagai anak saya,
ini juga kasihann... ;D ;D
tapi, mungkin ada cara lain selain cara itu broo... ;D
klo cerai, efeknya anak lhoo... gak bagus...
segala sesuatu pasti ada sebabnya, kita coba cari sebabnya, napa sikap suaminya seperti itu? napa harus dikaji dari suaminyaa?
soalnya mungkin dari sebab suaminya itu bisa ditemukan suatu solusi yg tepat utk membangun hubungan mereka kembali...\;D/\;D/\;D/
bro sendiri sudah lho... si wanita kan ternyata sudah berkeluarga, jadi lebih baik jangan lhoo...
Apalagi klo ia cerai ma suaminya bagaimana dgn anaknya nanti?
kecuali klo si wanita ditinggal di dunia lain oleh si suaminya, itu lain ceritaa... :whistle: :whistle: :whistle:
(tapi bukan berarti timbul pandangan salah dalam pikiran bro lho... misalnya: "Ahh... klo gitu w bunuh aja si suami.. >:D >:D (<<=si jahat muncul)" jangann... \ :no: /\ :no: /
itu pandangan yg salah lhoo... \ :no: /\ :no: /

Quote
apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini? saya ingin membawanya keluar dari penderitaanya, dan saya akan menikahinya setelah dia betul2 cerai dan semua urusannya selesai dengan suaminya, suaminya pun menyetujui untuk bercerai, hanya saja dia tak mau membiayai dan mengurus perceraiannya itu.saya tidak pernah sedikitpun memaksanya untuk bercerai. saya pun pernah memberikan solusi untuk rumah tangganya.namun itu tidak berhasil juga. keinginannya sudah bulat, ingin mengakhiri hubungan dengan suaminya.dan pergi bersama saya.
ternyata bro belum bawa kabur istri org yoo... ;D ;D ;D ;D (w salah paham tadii... :)) ^:)^ )
bagus lhaa klo gituu... ;D ;D ;D


Quote from: Citta Devi on 05 December 2009, 11:43:49 PM
Quote from: jajang supriadi on 05 December 2009, 11:06:27 PM
salam damai untuk semua
dalam kesempatan ini saya akan berbagi cerita dengan anda, sekaligus juga untuk meminta saran dan langkah apa yang harus saya lakukan.terima kasih sebelumnya :)

kisah ini berawal pada tahun 1999, saat itulah pertama kalinya saya mengenal Chatting di dunia maya, berkenalan dengan berjuta-juta orang dll,saya sangat menikmati hal itu.singkat cerita, saya berkenalan dengan seorang wanita.awalnya biasa saja. dan seperti yang dilakukan oleh kebanyakan orang ketika pertama kali berkenalan, tentunya kami menanyakan nama, alamat, pekerjaandll. hari demi hari berlalu. tak terasa diantara kami timbul satu perasaan sayang dan ingin membina hubungan lebih intim lagi.saya utarakan perasaan saya padanya,dia pun mengetahui maksud dari ucapan saya.saya begitu sayang padanya, dan ternyata dia pun merasakan hal yang sama.tetapi dengan kondisi yang lain, dia mengatakan dengan jujur bahwa ternyata dia sudah berumah tangga dan mempunyai 2 orang anak, namun kehidupan rumah tangganya kurang begitu harmonis.entah apa yang ada di pikiranku saat mendengar semua itu, yang saya tahu saya sangat sayang padanya, dan saya tak begitu menghiraukan pengakuannya itu.dan kami pun tetap menjalani hubungan ini. dalam perjalanan kisah cinta kami, dia banyak bercerita tentang permasalahan rumah tangganya.suaminya yang tak bisa memberi nafkah untuk istri, menelantarkan istri, dan sering kali mengumpat kata2 yang tidak sepantasnya diucapkan untuk seorang istri.seringkali juga dia menerima pukulan dan tindakan kekerasan dari suaminya itu.saya prihatin sekali mendengar semua itu, dan hal itu juga lah yang menyebabkan saya semakin sayang padanya. terlintas di pikiran saya ingin mengajaknya kabur dan membawa lari dia.tapi tidak saya lakukan itu.saya katakan padanya, kalau suatu saat mungkin kita berjodoh dan ingin melanjutkan hubungan yang lebih serius lagi (dalam hal ini saya berencana akan menikahi dia) namun saya ingin semuanya berjalan sesuai dengan prosedur dan aturan2 norma yang berlaku. artinya kalau memang dia sudah tidak tahan lagi dengan suaminya dan ingin mengakhiri hubungan rumah tangganya dengan perceraian.maka lakukanlah itu. bereskanlah semua urusan dia itu, setelah itu baru saya akan menikahi dia.

saya hanya berfikir ingin menyelamatkan dia dari penderitaannya, walaupun saya tahu itu salah.namun saya tak bisa membiarkan itu berlarut-larut terjadi padanya, membuatnya menderita, terkekang, dan tidak bahagia.
meskipun saya rela nantinya menikahi seorang janda, dan saya ikhlas menerima anaknya sebagai anak saya,

apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini? saya ingin membawanya keluar dari penderitaanya, dan saya akan menikahinya setelah dia betul2 cerai dan semua urusannya selesai dengan suaminya, suaminya pun menyetujui untuk bercerai, hanya saja dia tak mau membiayai dan mengurus perceraiannya itu.saya tidak pernah sedikitpun memaksanya untuk bercerai. saya pun pernah memberikan solusi untuk rumah tangganya.namun itu tidak berhasil juga. keinginannya sudah bulat, ingin mengakhiri hubungan dengan suaminya.dan pergi bersama saya.

sampai saat saya tulis kisah ini. kami masih menjalani hubungan. dan kondisi dia semakin terpuruk.saat ini dia hanya berdiam diri di rumah mengurus anaknya, walaupun dengan kondisi yang serba kekurangan.dia tetap menjalani ini dengan penuh kesabaran.dan untuk saat ini saya benar-benar bingung dan tidak tahu harus berbuat apa, bertahun-tahun kami jalani. tidak mungkin juga saya tinggalkan dia dengan kondisinya saat ini.

terimakasih telah membaca, saya harapkan bantuannya, saran , dan langkah apa yang harus saya lakukan.semoga saran bijak dan dewasa anda semua dapat membantu menyelesaikan masalah kami.terimakasih untuk admin forum dan teman-teman lainnya.
pertamaa, w mo nanyaa ;D ;D ;D,
anaknya wanita itu umur berapaa bro jajangg(jajar genjang :)) :P )?
Quotetidak mungkin juga saya tinggalkan dia dengan kondisinya saat ini.
maksud perkataan bro yg ini, maksudnya apaa? pak jajang berniat ninggalin si wanita yoo?
lalu w mo nanya lagii...
apa penyebab ketdkharmonisan rumah tangganya itu, ada gak hubungannya ma pak jajangg?
lalu, saat ini, sesungguhnya apa yg bro harapkann?
ini dulu yg w mo nanyaa... ;D ;D ;D
ntar klo w ada saran, baru ntar disertai saran2nyaa... ;D ;D ;D

sama mo nanya lagi, mungkin kurang mengenakkan pertanyaannya di dlm diri bro,
bro mengakui tidak, bro sudah berselingkuhh?(sori kurang mengenakkan yo pertanyaannya^^")
ralatt... ternyata w salah pahamm... :)) :)) :-[ :-[ :-[ :-[ ^:)^ ^:)^ ^:)^
kirain bro dah bawa lari istri org... :-[ :-[ :-[ :-[ :P :P
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: wen78 on 06 December 2009, 12:52:14 AM
Quote from: jajang supriadi on 05 December 2009, 11:06:27 PM
terlintas di pikiran saya ingin mengajaknya kabur dan membawa lari dia.tapi tidak saya lakukan itu.saya katakan padanya, kalau suatu saat mungkin kita berjodoh dan ingin melanjutkan hubungan yang lebih serius lagi (dalam hal ini saya berencana akan menikahi dia) namun saya ingin semuanya berjalan sesuai dengan prosedur dan aturan2 norma yang berlaku. artinya kalau memang dia sudah tidak tahan lagi dengan suaminya dan ingin mengakhiri hubungan rumah tangganya dengan perceraian.maka lakukanlah itu. bereskanlah semua urusan dia itu, setelah itu baru saya akan menikahi dia.
saya rasa, anda sudah tau apa yg terbaik yg anda harus lakukan :)


Quote from: jajang supriadi on 05 December 2009, 11:06:27 PM
apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini? saya ingin membawanya keluar dari penderitaanya, dan saya akan menikahinya setelah dia betul2 cerai dan semua urusannya selesai dengan suaminya, suaminya pun menyetujui untuk bercerai, hanya saja dia tak mau membiayai dan mengurus perceraiannya itu.saya tidak pernah sedikitpun memaksanya untuk bercerai. saya pun pernah memberikan solusi untuk rumah tangganya.namun itu tidak berhasil juga. keinginannya sudah bulat, ingin mengakhiri hubungan dengan suaminya.dan pergi bersama saya.

tidak bermaksud menilai sepihak, karena hanya baru mengetahui secara singkat.
menurut sepengatahuan dan mendengar dari cerita tmn2 saya dan dari orang2 yg lebih tua, rasanya agak sedikit meragukan jika dia tidak ingin bercerai hanya karena tidak ingin membiayai dan mengurus perceraiannya itu.


Quote from: jajang supriadi on 05 December 2009, 11:06:27 PMdan kondisi dia semakin terpuruk.saat ini dia hanya berdiam diri di rumah mengurus anaknya, walaupun dengan kondisi yang serba kekurangan.dia tetap menjalani ini dengan penuh kesabaran.dan untuk saat ini saya benar-benar bingung dan tidak tahu harus berbuat apa, bertahun-tahun kami jalani. tidak mungkin juga saya tinggalkan dia dengan kondisinya saat ini.
jangan memilih karena rasa iba/kasihan kepadanya. lebih baik karena murni perasaan kamu padanya.


menurut saya,

dunia luas dan jumlah wanita lebih banyak daripada pria. jika memungkinkan, cari wanita lain yg masih single. tidak perlu takut tidak menemukan wanita. jika tidak menemukan wanita, perluas lingkungan pergaulan anda dan turunkan sedikit standart type wanita kamu ;D

jika memang sudah bulat keputusannya hanya dia pilihan mu, lebih baik tunggu dia menjadi single seperti pendapat anda sebelumnya.

akan lebih baik jika anda membantunya dalam menghadapi kesulitannya hanyalah sebagai seorang sahabat.



keputusan ada di tangan kamu sendiri  :)
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: Deva19 on 06 December 2009, 02:01:13 AM
 [at]  Jajang

yang anda alami itu hanya ilusi, Samyojana.

ada cara lain menolong wanita itu, ajari dia bagaimana cara melupakanmu! dan tolong dirimu sendiri dengan cara melupakan wanita itu.

jika kau tidak dapat menolong dirimu sendiri, mustahil kau akan dapat menolong wanita itu.

jika kau tidak dapat mengasihi diri sendiri, mustahil kau dapat mengasihi wanita itu.
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: andry on 06 December 2009, 06:40:21 AM
micha ditthi
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: ryu on 06 December 2009, 07:01:55 AM
wew, merusak hubungan orang lain nih. bisa terjadi pertumpahan darah nih. apabila itu terjadi pada anda apakah anda mau menerima kejadian seperti ini? jadikan cermin buat anda.

DHAMMAPADA XXII, 4-5
Orang yang lengah dan berzina akan menerima empat ganjaran, yaitu: pertama, ia akan menerima akibat buruk; kedua, ia tidak dapat tidur dengan tenang; ketiga, namanya tercela; dan keempat, ia akan masuk ke alam neraka.

Ia akan menerima akibat buruk dan kelahiran rendah pada kehidupannya yang akan datang. Sungguh singkat kenikmatan yang diperoleh lelaki dan wanita yang ketakutan, dan raja pun akan menjatuhkan hukuman berat. Karena itu, janganlah seseorang berzina dengan istri orang lain.
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: adi lim on 06 December 2009, 07:04:20 AM
Yang harus ANDA lakukan adalah jangan campurin urusan rumah tangga orang lain.

Memang kalau hanya melihat kehidupan seseorang yang tidak bahagia atau teraniaya, hati ini tidak bisa menerima akan penderitaan itu dan kasihan, tapi itu semuanya pasti ada sebab akibat.
Apalagi kalau hanya melihat kejadian hanya satu kehidupan ini saja, pastilah tidak adil.

Rawatlah Sila setiap saat, inilah yang di anjurkan dalam Buddha Dhamma.
_/\_
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: FZ on 06 December 2009, 07:35:06 AM
kata zina kan sudah ditranslate brow.. saya rasa tidak masalah seh.. kecuali kalau di bahasa aslinya ada kata "zina" baru bermasalah.. sama halnya jika di Dhammapada edisi Bahasa Inggris ada kata "affair" apa perlu dipermasalahkan juga ? saya rasa tidak, kan namanya juga translate
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: marcedes on 06 December 2009, 12:11:40 PM
saya rasa ketika wanita itu masih bersama suami nya, yang anda harus lakukan adalah "MENDUKUNG mereka untuk selalu bersama"
bukan malah mendukung perpisahan...

tetapi kalau sudah berpisah lain lagi ceritanya...menurut cerita bro, seperti nya memang bro berprilaku kurang baik...
yah mencintai istri orang lain itu tidak baik bro...bagaimana kalau ada lelaki yg berusaha memisahkan istri anda nanti bro...
kek gitulah cerminan sikap anda.
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: Lex Chan on 06 December 2009, 12:27:19 PM
rasanya masih ada cara lain untuk membantu selain cara itu.. :)
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: Khun_sang90 on 06 December 2009, 12:42:30 PM
 Kalau menurut saya...sebaiknya anda mempertimbangkan matang" telebih dahulu karena suatu pernikahan bukan hal yang mudah dan sangat membekas,anda harus mempertimbangkan daya anda dalam ekonomi maksudnya pekerjaan anda karena anda harus menanggung 1 istri 2 orang anak belum lagi yang lain" ,setelah itu anda harus memperhitungkan masa depan mereka khususnya anak" mereka dan juga memperhitungkan keluarga anda khususnya ortu anda dan juga keluarga pihak wanita itu, saran terbaik adalah konsultasikan hal ini dengan orang tua anda ,semoga saran ini dapat membantu ..^,^
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: Khun_sang90 on 06 December 2009, 12:44:26 PM
 Segala sesuatu yang kucintai akan berubah akan terpisah dariku....
Menikah memang merupakan Kebahagiaan namun juga merupakan awal dari penderitaan paling dalam.....^,^
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: Jerry on 06 December 2009, 08:56:46 PM
Kalau memang Bro menginginkan kebahagiaannya dan kebahagiaan Bro.. Maka bantu utk menyelesaikan perceraiannya secepatnya. Toh kalau diterusin juga antara dia dan suaminya tdk ada lagi kecocokan. Yg penting suaminya telah menyetujui utk bercerai.
1 addition, sejauh Anda dan dia bs menahan diri utk tdk melakukan hubungan suami-istri sementara dia belum bercerai, belum dikategorikan perzinahan. Pintar2lah menahan diri.

So.. Gud luck and enjoy.
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: pannadevi on 07 December 2009, 08:55:29 PM
permisi....numpang ikutan saran boleh ga?

saya tidak ada maksud menyakiti semua pihak, maafkan bila ada pihak2 yg kurang berkenan, baik untuk anda, wanita malang tsb, maupun keluarganya (suami dan anak2). mohon anda membaca kisah Bhikkhuni Issidasi, kalo tidak salah dulu di thread ini pernah ada, tapi sy lupa ada di thread mana, mohon bantuan member yg lain jika masih ingat, tolong ada di thread mana ya? thanks.

sebaiknya anda dan wanita malang itu (sy tdk menyebutnya sbg pasangan anda, krn dia msh milik orang lain) membaca kisah ini, dengan cara pandang kalian masing2 dengan sejujurnya dari hati kalian yg paling dalam, jangan ada pihak saling mempengaruhi. setelah ada pemahaman yg benar, silahkan kalian mengambil jalan yg terbaik sesuai dhamma.

btw, tolong sampaikan kepada wanita malang tsb, beliau tidak sendiri, masih banyak wanita2 malang yg memiliki nasib sama dg beliau, tp ada yg tegar hingga akhir hayat, ada yg memilih jalan dhamma, ada yg memilih menyelesaikan dg baik2.

semoga jalan terang yg sesuai dhamma yang kalian pilih. sekali lagi maaf bila ada pihak yg kurang berkenan.

may all beings be happy.

mettacittena,

Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: Jerry on 07 December 2009, 11:13:45 PM
wah saya kurang berkenan nih baca tulisan Samaneri. >:D
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: Elin on 08 December 2009, 09:57:48 AM
Quote from: marcedes on 06 December 2009, 12:11:40 PM
saya rasa ketika wanita itu masih bersama suami nya, yang anda harus lakukan adalah "MENDUKUNG mereka untuk selalu bersama"
bukan malah mendukung perpisahan...

tetapi kalau sudah berpisah lain lagi ceritanya...menurut cerita bro, seperti nya memang bro berprilaku kurang baik...
yah mencintai istri orang lain itu tidak baik bro...bagaimana kalau ada lelaki yg berusaha memisahkan istri anda nanti bro...
kek gitulah cerminan sikap anda.

I'm totally agree wif bro marcedes.. _/\_
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: hatRed on 08 December 2009, 10:50:04 AM
emang bro jajang, punya solusi yg lebih baik dari suaminya tuh cewe sekarang :|

apa bro jajang yakin nantinya gak bakal kek suaminya itu sekarang ?
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: johan3000 on 08 December 2009, 11:38:08 AM
Quote from: Elin on 08 December 2009, 09:57:48 AM
Quote from: marcedes on 06 December 2009, 12:11:40 PM
saya rasa ketika wanita itu masih bersama suami nya, yang anda harus lakukan adalah "MENDUKUNG mereka untuk selalu bersama"
bukan malah mendukung perpisahan...

tetapi kalau sudah berpisah lain lagi ceritanya...menurut cerita bro, seperti nya memang bro berprilaku kurang baik...
yah mencintai istri orang lain itu tidak baik bro...bagaimana kalau ada lelaki yg berusaha memisahkan istri anda nanti bro...
kek gitulah cerminan sikap anda.

I'm totally agree wif bro marcedes.. _/\_

sistem barter mungkin lebih COCOK..........
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: Elin on 08 December 2009, 01:19:13 PM
Quote from: johan3000 on 08 December 2009, 11:38:08 AM
sistem barter mungkin lebih COCOK..........

apa yg dibarter bro johan??
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: FZ on 08 December 2009, 01:25:24 PM
Quote from: johan3000 on 08 December 2009, 11:38:08 AM
Quote from: Elin on 08 December 2009, 09:57:48 AM
Quote from: marcedes on 06 December 2009, 12:11:40 PM
saya rasa ketika wanita itu masih bersama suami nya, yang anda harus lakukan adalah "MENDUKUNG mereka untuk selalu bersama"
bukan malah mendukung perpisahan...

tetapi kalau sudah berpisah lain lagi ceritanya...menurut cerita bro, seperti nya memang bro berprilaku kurang baik...
yah mencintai istri orang lain itu tidak baik bro...bagaimana kalau ada lelaki yg berusaha memisahkan istri anda nanti bro...
kek gitulah cerminan sikap anda.

I'm totally agree wif bro marcedes.. _/\_

sistem barter mungkin lebih COCOK..........
:)) comment bro johan selalu nyentrik..
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: jajang supriadi on 08 December 2009, 10:07:45 PM
anaknya saat ini kira2 berusia 3-4 tahun, saya tidak merasa berselingkuh mas, jauh2 hari dia yang ingin memutuskan untuk meminta cerai pada suaminya. namun suaminya tidak pernah mengijnkan itu.
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: FZ on 08 December 2009, 10:14:16 PM
maksudnya gini seh bro..

biarlah urusan mereka, mereka yang memulai.. mereka yang ingin mengakhir.. ya mereka akhiri..
mas jajang gak perlu turut campur dalam urusan itu, karena dikhawatirkan menjadi "katalis" rusaknya hubungan mereka
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: jajang supriadi on 08 December 2009, 10:16:06 PM
saya mengerti akan hal itu.dan saya pernah juga berusaha untuk mendukung dan membantunya untuk memperbaiki kondisi rumah tangganya itu, bahkan saya sendiri pun sudah berbicara di telpon dengan suaminya, sharing dan mencari solusi. namun semua itu tidak membuahkan hasil.saya memang salah kalau akhirnya saya tau saya telah mencintai istri orang lain.dan saya terlanjur mengetahui semuanya.lebh tepatnya, saya telah mencintai istri orang yang sudah disakiti lahir batin, dibuat menderita oleh suaminya. kecuali apabila saya mencintai istri orang yang memang kehidupannya harmonis,bahagia dll. saya tidak akan pernah menampilkan kisah ini dan meminta saran anda semua. terima kasih. :)
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: jajang supriadi on 08 December 2009, 10:25:20 PM
Demi agama yang saya yakini, demi Allah saya tidak pernah melakukan perzinahan seperti yang anda katakan, sampai saat ini saja saya hanya berkomunikasi melalui telpon dan chatting.(lalu bagaimana perzinahan itu bisa terjadi?) selama ini saya hanya bersabar dan berusaha untuk tetap berjalan sesuai prosedur. anggap lah saat ini saya tidak pernah tahu semua problem yang terjadi di rumah tangganya. sedikitpun saya tidak pernah menghasut atau memaksakan kehendak saya padanya.dan keinginanan untuk bercerai dengan suaminya itu sudah jauh2 hari ingin dia lakukan sebelum kenal dengan saya. hanya karena masalah biaya saja yang kemudian hingga saat ini keinginannya itu belum terwujud. :)
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: jajang supriadi on 08 December 2009, 10:29:55 PM
saudara forte yang bijaksana, pernah juga saya lakukan itu, mencoba memperbaiki dan mencarikan solusi untuk mereka, bahkan saya pun sering bicarakan ini di telpon dengan suaminya sebagai teman dan sahabat.namun kenyataan menjawab lain, semua usaha saya pun gagal.dan saya kira dengan usia saya saat ini, saya mengetahui mana yang baik dan salah, mana yang yang seharusnya saya lakukan dan saya hindari. :)
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: exam on 08 December 2009, 10:34:57 PM
bro jajang
gak mau ngejudge, cuma ikut share aja nih

kadang kita gak tahu seperti apa sih pribadi masing2 sepasang suami istri tsb.
dari cerita sang istri kepada anda, terbentuk opini dan asumsi
tapi faktanya anda belum pernah hidup dengan si wanita

ok tarulah setelah itu anda hidup dengannya
seminggu,sebulan,setahun
barulah anda tahu seperti apa kehidupan dengan wanita tsb

maksud aye
bisa aja begitu anda hidup dengannya
bukannya tambah baik,malah tambah buruk
bisa-bisa anda jadi lebih jahat daripada suaminya

anda mungkin merasa anda bisa lebih baik dari suaminya
tapi apakah nantinya seperti itu ?

asal tahu aja
saya juga pernah hampir terjebak dalam situasi seperti ini
kebetulan sang suami adalah teman saya

Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: jajang supriadi on 08 December 2009, 10:35:29 PM
saudara hatred, sebelum saya menjawab pertanyaan anda, apakah jawaban anda kalau saya bertanya ini pada anda: mungkin dalamnya lautan bisa anda ukur kedalamannya, namun bagaimanakah hati seseorang? apa anda tahu isinya? saya tidak ingin mendahului rencana Tuhan/ kuasa Tuhan,untuk itu saya tidak pernah ingin mencoba-coba atau memprediksikan sesuatu yang belum terjadi/akan terjadi di masa yang akan datang.kalau saudara memang bisa memprediksikan kejadian yang akan datang, saya akan lebih menghargai anda. :)
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: Jerry on 09 December 2009, 12:29:39 AM
Quote from: jajang supriadi on 08 December 2009, 10:25:20 PM
Demi agama yang saya yakini, demi Allah saya tidak pernah melakukan perzinahan seperti yang anda katakan, sampai saat ini saja saya hanya berkomunikasi melalui telpon dan chatting.(lalu bagaimana perzinahan itu bisa terjadi?) selama ini saya hanya bersabar dan berusaha untuk tetap berjalan sesuai prosedur. anggap lah saat ini saya tidak pernah tahu semua problem yang terjadi di rumah tangganya. sedikitpun saya tidak pernah menghasut atau memaksakan kehendak saya padanya.dan keinginanan untuk bercerai dengan suaminya itu sudah jauh2 hari ingin dia lakukan sebelum kenal dengan saya. hanya karena masalah biaya saja yang kemudian hingga saat ini keinginannya itu belum terwujud. :)
Baguslah jika demikian. Saya tidak menuduh, saya hanya sekedar mengingatkan. Karena terlepas dr agama apapun, perjinahan adalah suatu perbuatan yg dihinakan. :)
Semoga masalahnya cepat selesai dan Anda dapat memberikan kebahagiaan padanya.
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: FZ on 09 December 2009, 06:00:51 AM
Quote from: jajang supriadi on 08 December 2009, 10:29:55 PM
saudara forte yang bijaksana, pernah juga saya lakukan itu, mencoba memperbaiki dan mencarikan solusi untuk mereka, bahkan saya pun sering bicarakan ini di telpon dengan suaminya sebagai teman dan sahabat.namun kenyataan menjawab lain, semua usaha saya pun gagal.dan saya kira dengan usia saya saat ini, saya mengetahui mana yang baik dan salah, mana yang yang seharusnya saya lakukan dan saya hindari. :)

menurut saya lebih bijaksana jika bukan Anda yang terjun langsung. Karena apa, image Anda sudah terbentuk, bahwa istri tertindas, suami jahat, dll. Hasilnya dikhawatirkan adalah kesalahan dalam bertindak.
Jadi maksud saya, kita sebagai teman, juga harus mengetahui proporsi kita sebagai teman. Privasi seperti persoalan bahtera keluarga orang idealnya kita tidak perlu ikut di dalamnya. Jika tetap ingin ikut campur, saya rasa lebih bijaksana jika Anda menyewa pihak ke-3 yang lebih kompeten yaitu suatu lembaga yang menangani persoalan rumah tangga, bisa psikolog, dll

Saya berkomentar begini karena didasari dari pemikiran sendiri. Seorang dokter saja dianjurkan tidak operasi kerabatnya sendiri. Mengapa ? Padahal dokter itu memiliki potensi untuk itu. Alasannya tidak lain agar dokter itu bisa bertindak professional dan tidak ada perasaan terusik ketika melakukan operasi.
Oleh karena itu juga, setiap ada operasi, semua bagian ditutup dengan "kain terpal" yang diberi lubang untuk operasi.

Saran saya hanya itu, karena pihak ke-3 lebih professional dalam bertindak tanpa ada perasaan yang berat sebelah.
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: hatRed on 09 December 2009, 08:23:30 AM
Quote from: jajang supriadi on 08 December 2009, 10:35:29 PM
saudara hatred, sebelum saya menjawab pertanyaan anda, apakah jawaban anda kalau saya bertanya ini pada anda: mungkin dalamnya lautan bisa anda ukur kedalamannya, namun bagaimanakah hati seseorang? apa anda tahu isinya? saya tidak ingin mendahului rencana Tuhan/ kuasa Tuhan,untuk itu saya tidak pernah ingin mencoba-coba atau memprediksikan sesuatu yang belum terjadi/akan terjadi di masa yang akan datang.kalau saudara memang bisa memprediksikan kejadian yang akan datang, saya akan lebih menghargai anda. :)

Dear om jajang,

Suami sang wanita juga saat pertama kali jatuh cinta kepadanya, mungkin memiliki perasaan yg sama dengan om jajang saat ini.

sebagai seorang yg sudah dewasa seharusnya om jajang, harus memulai untuk mencoba2 memprediksikan sesuatu (memperhitungkan dan mempertimbangkan) dalam berbagai sudut.
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: wen78 on 09 December 2009, 09:52:56 AM
Quote from: jajang supriadi on 08 December 2009, 10:07:45 PM
anaknya saat ini kira2 berusia 3-4 tahun, saya tidak merasa berselingkuh mas, jauh2 hari dia yang ingin memutuskan untuk meminta cerai pada suaminya. namun suaminya tidak pernah mengijnkan itu.

Quote from: jajang supriadi on 08 December 2009, 10:25:20 PM
Demi agama yang saya yakini, demi Allah saya tidak pernah melakukan perzinahan seperti yang anda katakan, sampai saat ini saja saya hanya berkomunikasi melalui telpon dan chatting.(lalu bagaimana perzinahan itu bisa terjadi?) selama ini saya hanya bersabar dan berusaha untuk tetap berjalan sesuai prosedur. anggap lah saat ini saya tidak pernah tahu semua problem yang terjadi di rumah tangganya. sedikitpun saya tidak pernah menghasut atau memaksakan kehendak saya padanya.dan keinginanan untuk bercerai dengan suaminya itu sudah jauh2 hari ingin dia lakukan sebelum kenal dengan saya. hanya karena masalah biaya saja yang kemudian hingga saat ini keinginannya itu belum terwujud.

mmm.... sedikit membingungkan.. dua buah kalimat yg bertolak belakang  :-?

apapun itu.. mudah2an semuanya pihak bisa berakhir dengan senyum tanpa sebuah tetesan air mata  :)
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: markosprawira on 09 December 2009, 10:49:39 AM
saat lobha mulai bertambah, tentunya dosa (baca: tangis/air mata) juga sedang bertambah saat lobha-nya tidak terpenuhi
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: K.K. on 09 December 2009, 12:05:33 PM
Quote from: jajang supriadi on 05 December 2009, 11:06:27 PM
salam damai untuk semua
dalam kesempatan ini saya akan berbagi cerita dengan anda, sekaligus juga untuk meminta saran dan langkah apa yang harus saya lakukan.terima kasih sebelumnya :)

kisah ini berawal pada tahun 1999, saat itulah pertama kalinya saya mengenal Chatting di dunia maya, berkenalan dengan berjuta-juta orang dll,saya sangat menikmati hal itu.singkat cerita, saya berkenalan dengan seorang wanita.awalnya biasa saja. dan seperti yang dilakukan oleh kebanyakan orang ketika pertama kali berkenalan, tentunya kami menanyakan nama, alamat, pekerjaandll. hari demi hari berlalu. tak terasa diantara kami timbul satu perasaan sayang dan ingin membina hubungan lebih intim lagi.saya utarakan perasaan saya padanya,dia pun mengetahui maksud dari ucapan saya.saya begitu sayang padanya, dan ternyata dia pun merasakan hal yang sama.tetapi dengan kondisi yang lain, dia mengatakan dengan jujur bahwa ternyata dia sudah berumah tangga dan mempunyai 2 orang anak, namun kehidupan rumah tangganya kurang begitu harmonis.entah apa yang ada di pikiranku saat mendengar semua itu, yang saya tahu saya sangat sayang padanya, dan saya tak begitu menghiraukan pengakuannya itu.dan kami pun tetap menjalani hubungan ini. dalam perjalanan kisah cinta kami, dia banyak bercerita tentang permasalahan rumah tangganya.suaminya yang tak bisa memberi nafkah untuk istri, menelantarkan istri, dan sering kali mengumpat kata2 yang tidak sepantasnya diucapkan untuk seorang istri.seringkali juga dia menerima pukulan dan tindakan kekerasan dari suaminya itu.saya prihatin sekali mendengar semua itu, dan hal itu juga lah yang menyebabkan saya semakin sayang padanya. terlintas di pikiran saya ingin mengajaknya kabur dan membawa lari dia.tapi tidak saya lakukan itu.saya katakan padanya, kalau suatu saat mungkin kita berjodoh dan ingin melanjutkan hubungan yang lebih serius lagi (dalam hal ini saya berencana akan menikahi dia) namun saya ingin semuanya berjalan sesuai dengan prosedur dan aturan2 norma yang berlaku. artinya kalau memang dia sudah tidak tahan lagi dengan suaminya dan ingin mengakhiri hubungan rumah tangganya dengan perceraian.maka lakukanlah itu. bereskanlah semua urusan dia itu, setelah itu baru saya akan menikahi dia.

saya hanya berfikir ingin menyelamatkan dia dari penderitaannya, walaupun saya tahu itu salah.namun saya tak bisa membiarkan itu berlarut-larut terjadi padanya, membuatnya menderita, terkekang, dan tidak bahagia.
meskipun saya rela nantinya menikahi seorang janda, dan saya ikhlas menerima anaknya sebagai anak saya,

apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini? saya ingin membawanya keluar dari penderitaanya, dan saya akan menikahinya setelah dia betul2 cerai dan semua urusannya selesai dengan suaminya, suaminya pun menyetujui untuk bercerai, hanya saja dia tak mau membiayai dan mengurus perceraiannya itu.saya tidak pernah sedikitpun memaksanya untuk bercerai. saya pun pernah memberikan solusi untuk rumah tangganya.namun itu tidak berhasil juga. keinginannya sudah bulat, ingin mengakhiri hubungan dengan suaminya.dan pergi bersama saya.

sampai saat saya tulis kisah ini. kami masih menjalani hubungan. dan kondisi dia semakin terpuruk.saat ini dia hanya berdiam diri di rumah mengurus anaknya, walaupun dengan kondisi yang serba kekurangan.dia tetap menjalani ini dengan penuh kesabaran.dan untuk saat ini saya benar-benar bingung dan tidak tahu harus berbuat apa, bertahun-tahun kami jalani. tidak mungkin juga saya tinggalkan dia dengan kondisinya saat ini.

terimakasih telah membaca, saya harapkan bantuannya, saran , dan langkah apa yang harus saya lakukan.semoga saran bijak dan dewasa anda semua dapat membantu menyelesaikan masalah kami.terimakasih untuk admin forum dan teman-teman lainnya.
Jika si istri memang ingin bercerai namun tidak diizinkan, maka lebih baik dikenalkan pada konsultan atau pengacara untuk mengurus permasalahan rumah tangga mereka, apakah melanjutkan, atau bercerai. Dalam hal ini lebih baik anda tidak ikut campur karena bagaimanapun juga tidak akan netral (sebab anda mencintai si istri) dan dengan kata lain, pasti akan mendukung dan mengusahakan penceraian. Hal ini berarti "memisahkan pasangan yang telah menikah". Lebih buruk lagi, seandainya anda netral pun tidak akan dianggap begitu oleh orang lain. Jadi sebaiknya dalam hal ini, janganlah "berpartisipasi".

Setelah mereka membereskan hubungan mereka, jika mereka tidak cerai dan istrinya terima, maka anda yang harus berbesar hati menerima keadaan tersebut dan merelakan harapan untuk melanjutkan hubungan. Jika ternyata memang telah putus cerai, maka silahkan memulai hubungan kembali.

Semoga berbahagia.


Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: johan3000 on 09 December 2009, 12:38:23 PM
barter.......... sebelum manusia menciptakan uang,...
bisanya mereka melakukan transaksi dgn cara barter...
sekilo daging ditukar dgn 6 kilo jeruk
(karna jeruk lebih mudah didapat), dst, dst.....

Bila suami dan isteri tsb tidak betah.... nah belum tentu
salah suami maupun isteri...yg salah boleh jadi mereka
bukan pasangan yg "cocok"....

kata orang pasangan "cocok" mungkin spt isteri bisu, suami buta...

sebelum ngalor kidul lagi... bolehkan gw share dikit....

bro jajang supriadi kan kenal suaminya....
nah coba teliti adakah prospek yg "ngangur" yg sangat cocok
utk suaminya.... kalau memang ada (mungkin juga janda muda, dst)...
atau dari keluarga jajang supriadi..... kenalkan pd suami tsb...
dan apabila suami tsb merasa...........INI LHO yg gw cari2.........

maka itulah saatnya BARTER bisa terjadi  :x :x

pasti deh dia mau ,... dan semua belah pihak SENANG....

you dapat apa yg you senang, dia dapat apa yg dia senang......


Berikanlah orang lain senang dulu.... nanti jajang supriadi bisa juga senang!...

kira2 begitu sharing gw....(mohon maaf kalau gak masuk akal...
dan tidak bisa terlalu presisi didalam pengetahuan Buddhist...)...
tapi paling tidak ada niat SEMUAH MAHLUK BERBAHAGIA...

ngomong sampai gitu panjang, bro jajang supriadi udah ketemu cewek tsb gak ?
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: Elin on 09 December 2009, 01:32:31 PM
^

=)) =))
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: maya devi on 09 December 2009, 05:08:43 PM
Napa ga coba regresi past life aja?
jodoh kita mang banyak, tapi jangan main api ntar kebakar ;D
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: pannadevi on 09 December 2009, 08:33:24 PM
Quote from: Jerry on 07 December 2009, 11:13:45 PM
wah saya kurang berkenan nih baca tulisan Samaneri. >:D

kurang berkenan ?  ;D

my bro in dhamma Bro Jerry yg baik,
maafkan sy terlambat menanggapi anda, kemarin tgl.7 sy mengalami gangguan komputer, tiba2 disconnect, sedang status sy masih login, segera saya hubungi Bro Sumedho selaku Tuhan di DC utk meng-logout-kan user sy, sayang tgl.8 hari berikutnya saya sdg melatih diri, menahan tdk online krn tgl itu hari uposatha, sehingga baru hari ini sy membuka komputer lagi, jadi jika melihat user sy seolah2 online nonstop 24 jam sejak tgl.7 dec kemarin hal itu dikarenakan error di komp saya sehingga sy tdk bisa masuk kembali ke DC. (bagi yg tidak tahu dpt beranggapan sy nonstop online 24jam selama 2 hari berturut2).

silahkan klik link ini : http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,12912.0/all.html
kisah bhikkhuni Issidasi, bila anda bisa membaca past life anda dan merasa yakin anda boleh tidak berkenan dg pandangan saya, namun sy sebagai puthujjana, sy tdk bisa membaca past life saya, hanya setelah saya membaca kisah ini, sy merasa ada sesuatu yg bisa saya tangkap, semoga Bro Jajang yang baik dapat mengerti yang saya maksud, tidak ada niat sedikitpun dari saya utk menyakiti hati anda atau beliau yang sedang dirundung malang, sama sekali tidak, justru saya memberi kisah ini karena saya merasa ada manfaat yg bisa diambil.

semoga my bro in dhamma bro Jerry dpt memahami maksud saya, sedang Bro Jajang mohon anda klik link itu ya, berikan kepada wanita malang tsb, sy ada kenal seorang sahabat dia memiliki kisah hidup yg tidak jauh beda dg beliau dan mencoba bertahan 20 tahun dlm perkawinan mereka, namun akhirnya wanita tersebut memilih jalan yg terbaik sesuai dhamma, selain itu ada juga seorang sahabat sy mengalami hal yg sama hampir 27 thn hingga detik ini, tapi beliau memilih bertahan, krn mengingat demi kebahagiaan anak2, serta mengingat membayar kamma masa lampau,beliau berpikir utk apa bercerai kalo kamma buruk blm habis masa pembayarannya, toh msh akan sengsara lagi, mending diselesaiin dg cara menghadapi aja, jadi beliau hanya bertahan. saya tidak menyarankan agar wanita malang ini makin malang hidupnya dg bertahan, tapi cobalah baca kisah bhikkhuni ini, lalu resapi dalam2, karena apalah artinya perkawinan berikut apabila buah kamma masa lampau belum selesai, perkawinan berikut masih harus membayar, siapkah anda? bila membaca tanggapan anda, memang anda bukan Buddhist, saya amat menghargai anda yg telah mencoba memecahkan masalah di forum ini, sekalian aja deh ini sy quote kan, drpd susah2 klik.
Quote from: JW. Jinaraga on 17 September 2009, 02:49:32 PM
Berikut ini ada titipan dari seseorang...

Menurut beliau..., "untuk mendapatkan tiket menderita di alam neraka tidak perlu sampai mencoba2 melakukan akusala garuka kamma...
Dengan ceroboh mencicipi hal berikut ini, seperti yg diceritakan dari kisah Isidasi Theri, kita sudah bisa mendapatkan tiket secara gratis... Bayangkan...itu belum melakukan akusala garuka kamma misnya membunuh ortu aja berat banget, udah keluar dari neraka masih jadi binatang, apalagi bunuh ortu..."

Quote
In the flower-named city
Of Pataliputta
Which adorns the earth
There were two virtous bhikkhunis
Of the Sakya Clan  (di kota Pataliputta yang penuh ditumbuhi dengan bunga2, hiduplah 2 orang Bhikkhuni dari Suku Sakya)

One was names Isidasi
And the other Bodhi
Delighting in meditation
Virtuous and well learned were they
And free from defilement (Yang bernama Isidasi dan Bodhi sedang meditasi mendalam, memiliki sila yang tinggi dan pandai serta telah terbebas dari kemelekatan)

Having wandered their alms
And having had their meal
And washed their bowls
Seated leisurely in a lonely place
They conversed thus : (sehabis pindapatta mereka memakan makanan mereka dan mencuci mangkok / patra mereka, setelah duduk ditempat sunyi mereka berkata :

Noble Isidasi,
Lovely are you
And of age young
Seeing what fault in lay life
Did you renounce the world? (Yang Mulia Isidasi, anda sangat cantik dan muda, kesalahan apakah yang anda lakukan dlm hidup perumahtangga sehingga anda meninggalkan keduniawian?)

Thus queried in the lonely place
Isidasi,
Proficient in the teaching of the Dhamma
Said : Listen well, Bodhi,
Explain I shall how I renounced. (ditempat yang tenang, Isidasi mendalam dengan ajaran Dhamma, berkata :dengarkanlah Bodhi, saya akan jelaskan bagaimana saya meninggalkan keduniawian)

My Father was an unstained merchant
In the city of Ujjeni
His only daughter was I
Lovely and charming (Ayah saya adalah seorang pedagang terhormat di kota Ujjeni, hanya memiliki seorang putri, saya adalah putri tunggalnya, rupawan dan menawan / cantik dan menarik)

From the city of Saketa
Came men of noble clan
To solicit me
A merchant of many jewels
Was among them
To him my father gave me
As daughter-in law- (oleh ayah saya dinikahkan dengan seorang pria berasal dari keluarga terhormat dari kota Saketa, dia adalah seorang pengusaha permata)

Both in the morning and evening
I approached my father –in law
And mother-in law
And paid reverence to them
As instructed (setiap pagi dan sore, saya selalu bernamaskara dan meminta petunjuk kepada ayah ibu mertua saya)

Whenever my husband's sisters
Or brothers or his retinue
Or even my own beloved
Came near me
Tremblingly I'd get up
And offer them a seat (kepada semua ipar saya dan bahkan suami saya yang tercinta saya selalu mempersilahkan tempat duduk)

With food and drink
And things stored there
I treated them as befitting them (saya mempersembahkan makanan dan minuman kepada mereka)

Rising in good time
I'd go to the threshold of my house
Wash my hands and feet
And come towards my husband
With clasped hands (saya selalu bangun dini hari untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga, saya membasuh tangan dan kaki dan mendatangi suami saya untuk beranjali kepadanya)

Taking a comb
Unguent and a mirror
Myself did I adorn my husband
Like a servant-girl (saya melayani suami, menyisiri rambutnya, mengenakan dandanan nya  dengan tangan saya sendiri bagaikan seorang budak)

Myself did I cook the rice
Myself did I wash pots and pans
And as a mother would her only son
Did I look after
My husband (saya melakukan sendiri memasak makanan, mencuci perabotan masak dan melayani suami bagaikan putra nya yang tunggal)

But in anger my husband scolded me
Who was faitful,
Energetic, active
And virtuous
And who served him (tetapi suami saya memaki saya dengan penuh kemarahan kepada saya yang telah melayani dia dengan penuh ketaatan, rajin dan semangat serta menjaga sila)

To his mother and father
He said :
With permission I shall go
I cannot live in one house
With isidasi (kepada ayah dan ibunya dia berkata : ijinkanlah saya pergi, saya tidak bisa hidup bersama dengan Isidasi satu rumah)

Do not say so, Son
Isidasi is learned, clever
Energetic and active
Why don't you like her, Son? (Jangan berkata demikian putraku, Isidasi adalah istri yang cerdas, pandai, rajin dan semangat, mengapa kamu tidak menyukainya?)

No wrong has she done me
But cannot live with her
I hate her and am tired of her
With permission I shall go  (dia tidak melakukan kesalahan kepada saya tetapi saya tidak dapat hidup bersamanya, saya benci dia dan saya telah capai, ijinkanlah saya pergi)

Hearing this
My father-in-law and mother-in-law
Asked me wether I've offended him
And, if so, to tell it exactly (mendengar hal ini ayah dan ibu mertua saya menanyai saya apakah saya telah melawan suami, jika memang benar agar menceritakan secara jelas)

No harm have I done
Nor commited any offence
No word of ill-will have I spoken
If he hates me
What could I do? (saya tidak melakukan sesuatu hal pun yang menyakitinya atau melawannya, tidak ada kata2 buruk/jahat yang telah saya ucapkan, jika dia telah membenci saya, apakah yang dpt saya perbuat?)

Sad and overcome by pain
They sent me back to my father's house
Saying,
To keep our son safe
We've lost the goddess of beauty (sedih dan amat menyakitkan, mereka mengirim saya kembali kepada ayah saya dan berkata demi menyelamatkan putra kami, kita kehilangan bidadari/dewi/malaikat yang jelita)

Then my father gave me in marriage
To another merchant of noble family
For half the dowry
Which the earlier merchant had taken me (Selanjutnya ayah saya menikahkan saya lagi kepada lain pedagang dari keluarga terhormat, dengan mas kawin separuh dari yang semula menikahi saya)

In his house lived I for one month
And he cast me out
Although I served him like a slave
Virtuous and harmless  (dirumah ini saya tinggal hanya sebulan dan dia mencampakkan saya keluar, walaupun saya melayani dia bagaikan budak, menjaga sila dan tidak pernah menyakitinya)

Then to a wandering mendicant
My father spoke :
Throw away your cloth and bowl
Be husband to my daughter  (selanjutnya ayah saya menikahkan saya kepada seorang pengemis yang mengelana/petapa/bhikkhu, ayah saya berkata kepadanya untuk menjadi suami putrinya dengan membuang pakaian/jubah dan mangkoknya/patra)

Lived he with me a fortnight

Then he told my father :
Give me my cloth, bowl and the cup
A shall roam again for my alms (dia hidup bersama saya hanya 2 minggu, kemudian berkata kepada ayah saya agar mengembalikan jubahnya, mangkoknya dan cangkirnya, dia akan berkelana lagi untuk pindapatta)

Then my father, mother and all relatives
Told him :
Tell us what you wish here
It shall readily be done (kemudiian ayah saya, ibu saya dan semua saudara saya mengatakan kepada dia, apa yang dia inginkan katakan saja maka semua akan disediakan)

To which he said :
Even if I am duly attended to
I am tired of Isidasi
With her I cannot live in one house (yang dia katakan  : bahkan jika saya seorang pelayan yang tolol sekalipun, saya telah cape olehnya, saya tidak dapat hidup bersama bersamanya dalam satu rumah)

Allowed to go, he went ;
Left alone I thought
Even without leave
I shall go to die
Or to live as a bhikkhuni  (setelah disetujui, maka dia pergi, ditinggal sendirian, saya berpikir, bahkan tanpa ditinggal pergipun saya tetap akan mati atau hidup sebagai bhikkhuni)

Then the noble lady Jinadatta
Expert in the discipline
well-learned and virtuous
came to my father's house
on her alms round (kemudian seorang wanita yang mulia Jinadatta, sangat ahli dlm vinaya/saya rasa ini Patacara krn yg diakui Sang Buddha ahli vinaya adl patacara, pandai dan menjaga sila, telah singgah kerumah ayah saya untuk pindapattanya)

seeing her I got up from my seat

and offered it to her
when she had sat down
I paid homage to her
And offered her food (melihat beliau saya langsung bangkit dari duduk saya dan mempersilahkan beliau untuk duduk, ketika beliau sudah duduk saya bernamaskara kepadanya dan mempersembahkan makanan kepada beliau)

Having satisfied her
With food and drink
I told her thus :
O, Noble Lady! I Wish to be ordained  (setelah selesai makan dan minum, saya berkata kepadanya : Yang Mulia, ijinkan saya untuk penahbisan)

Then my father tells me ;
O, daughter! Practise the doctrin here itself
With food and drink
Satisfy ascetics and Brahmins  (tetapi ayah saya berkata kepada saya : Wahai putriku, lakukanlah dhamma disini dengan makanan dan minuman, melayani petapa2 dan brahmana2)

Weeping,
I told my father
I've done an evil deed
And I will bear it myself (dengan penuh tangisan saya berkata kepada ayah saya : saya telah melakukan tindakan keji dimasa lampau dan saya harus menanggungnya sendiri)

Then my father tells me:
Understand the highest doctrine
And attain Nibbana
Which did the supreme One attain (selanjutnya ayah saya mengatakan : mengerti dhamma yang tertinggi dan mencapai nibbana itulah yang telah dilakukan Sang Buddha)

Having paid homage
To my parents and relatives
I entered the sasana
And within seven days
Gained the three-fold knowledge (setelah bernamaskara dengan orang tua dan saudara2 saya, saya memasuki sasana dan dalam seminggu saya telah memiliki 3 abhinna)

Aware am I
Of my last seven births;
Know do I the evil deed
Of which this is the result
To you I shall relate it
Listen attentively  (saya menyadari dari 7 kelahiran lampau saya, mengetahui tindakan keji saya, yang telah mengakibatkan semua ini, saya akan bercerita padamu, perhatikan dengan seksama)

In the city of Erakacca
I was a goldsmith
With much wealth
Infatuated by my youth
I had sexual intercourse
With another's wife  (dikota Erakacca, saya seorang pandai emas/pembuat emas, dengan kekayaan melimpah, saya telah tergila2 dg kemudaan saya/mungkin maksudnya berfoya2 dg kemudaannya/hura2, saya telah selingkuh dengan istri orang)

Leaving that state
For a long time did I suffer
In hell
Leaving hell
I entered the womb
Of a female monkey (setelah mati saya menderita sangat lama sekali di neraka, setelah meninggalkan neraka, saya masuk kedlm rahim monyet perempuan)

Seven days after my birth
The leader of the herd
Castrated me
The effect of seducing another's wife  (tujuh hari setelah kelahiran saya pimpinan monyet telah mengebiri saya, inilah akibat dari selingkuh dengan istri orang)

Having fallen from there
I entered the womb
Of a one-eyed, lame she-goat
In the Sindhava forest (setelah dari sana saya masuk kedalam rahim kambing perempuan yang hanya memiliki satu mata, dihutan Sindhava)

Castrated
Carried I children for twelve years
And was sick and worm-eaten-
The effect of seducing another's wife (dikebiri, sakit2an sejak lahir dan cacingan/mungkin maksudnya berpenyakitan banyak, inilah akibat dari selingkuh dengan istri orang)

Having fallen from there
Enter did I the womb of a cow
Belonging to a cattle dealer
Born a Lac-red calf
Castrated was I after twelve months  (setelah lepas dari sana, saya masuk kedlm rahim seekor lembu milik seorang pedagang ternak, lahir dg kulit banyak bercak2 merah, dikebiri stlh berumur setahun)

Drew I a plough and carts
And became ill and blind
The effect of seducing another's wife  (menarik pedati dan membajak membuat saya sakit dan buta, inilah akibat selingkuh dengan istri orang)

Leaving that state
I was born in the womb
Of a household slave woman
Neither was I male for female
The effect of seducing another's wife  (setelah mati saya masuk kedlm rahim seorang budak terlahir sebagai hemaprodit, inilah akibat selingkuh dengan istri orang)

In the thirtieth year
I died
And was born as a girl into a carter's family
Destitute, with little wealth
And oppressed by creditors  (saya meninggal usia 30 thn dan terlahir sbg gadis dari keluarga penarik pedati, miskin dengan sedikit sekali harta dan ditekan oleh lintah darat)

With the interest-rate accumulated
I was dragged along by the caravan-leader
From my family-house;
Weeping I left   (setelah dihitung dengan bunga saya diseret oleh pimpinan kafilah dari rumah keluarga saya yang saya tinggalkan dengan penuh tangisan)

The caravan-leader's son
Giridasa by name
Seeing me in the prime of youth
Took me as his wife  (anak laki2 pimpinan kafilah, bernama Giridasa, melihat kesempurnaan kemudaan saya, mengambil saya sbg istri)

He had another wife
Virtuous and good
And affectionate towards him
With her I stirred up enmity  (dia telah beristri, menjaga sila dan baik, serta penuh kasih sayang kpd suami, saya telah melakukan permusuhan dengan nya)

This is why
They rejected me
Despite my serving them like a slave
Even to that
I have now put an end  (inilah sebabnya mengapa mereka menolak saya walaupun pelayanan saya kepada mereka bagaikan seorang budak, oleh karena itu sekarang saya akhiri)

-Theri Isidasi-
From Thera-Theri Gatha (Pages : 86 – 95)
(Inspired Utterances of Buddhist Monks and Nuns)
Sixth century BC – Third century BC
By : Edmund Jayasuriya
First print 1999
Buddhist Culture Centre
Srilanka

itulah maksud sy, bhikkhuni Issidasi adalah wanita yang amat cantik jelita, menawan, kaya raya, amat menjaga sila (very virtue one), amat mencintai suami, melayani suami bagaikan seorang slave (budak), namun beliau harus membayar kamma masa lampau, ini yg saya maksud.

siapkah anda Bro Jajang yang baik, bahwa dikemudian hari andapun merupakan mata rantai kamma buruk beliau (walau sekarang anda amat mencintai beliau 1000% bukan hanya 100%) sehingga terjadi lagi mata rantai penderitaan yg berikut? mohon anda dapat memahami maksud saya, saya juga seorang wanita jadi dapat mengerti penderitaan beliau bahkan mungkin saya jauh lebih mengerti dibanding anda yang pria walau anda mencintainya. sekali lagi saya mohon, baca dan resapi baik2 kisah ini, antara kalian berdua jangan ada saling mempengaruhi sehingga di dapat pandangan terang sesuai hati masing2. semoga kalian dapat menyelesaikan masalah ini sesuai dhamma.

may all beings be happy

mettacittena,
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: Sumedho on 09 December 2009, 08:44:48 PM
:)) samaneri terlalu sensi nih. bro jerry cuma becanda tuh :))

kan dipostingan terakhir samaneri bilang semoga berkenan, lalu jerry "meledek" gitu hehehe, CMIIW

soal logout-in sih ternyata saya tidak bisa, saya cuma bisa kasih hint utk clear cookie browser samaneri waktu itu. tapi kekna tidak dilakukan jadi masih autologin pada session ini.
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: pannadevi on 09 December 2009, 08:54:21 PM
hehehe....sensi yak? ;D ;D ;D

sebenarnya memang sy udah tahu kok maksud bro Jerry, beliau mah sy dah kenal banget, selama ini kita ada komunikasi baik, hanya saya sedikit memperjelas, agar Bro Jajang dpt memahami maksud saya....

tentang clear cookie browser, apaan sih itu? setahu sy cookie itu kue...hehehe  ;D ;D ;D

jujur, waktu kemarin itu sy udah nyoba berkali2 login, tapi gagal, tetap disconnect terus, yahh...itung2 jadi satpam 2 hari di DC melotot terus.... ;D ;D ;D mana nihh Tuhan DC kok ga kelihatan saktinya? (**kaburr...**)
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: Sumedho on 09 December 2009, 08:56:21 PM
penjelasan mekanisme who's online sudah diemail kan ;)
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: johan3000 on 09 December 2009, 08:57:07 PM
thanks atas posting cerita

"bhikkhuni Issidasi adalah wanita yang amat cantik jelita"

yg sangat inspiratif... bila melihat sepotong cerita, kelihatan gak adil...
udah cantik jelita, baik tapi diterlantarkan. Tetapi melihat keseluruhan..
rangkaian kehidupan2nya, ... hukum karma adalah selalu adil.........

+1 utk Pannadevi/Samaneri

_/\_ :x
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: pannadevi on 09 December 2009, 09:24:22 PM
Quote from: johan3000 on 09 December 2009, 08:57:07 PM
thanks atas posting cerita

"bhikkhuni Issidasi adalah wanita yang amat cantik jelita"

yg sangat inspiratif... bila melihat sepotong cerita, kelihatan gak adil...
udah cantik jelita, baik tapi diterlantarkan. Tetapi melihat keseluruhan..
rangkaian kehidupan2nya, ... hukum karma adalah selalu adil.........

+1 utk Pannadevi/Samaneri

_/\_ :x


thanks bro Johan yang baik,
tapi sy cek, belum nambah tuh, masih tetap 13 sejak kemarin...hehehe  ;D

saya juga seorang wanita, saya dapat mengerti dan memahami penderitaan beliau, dan saya juga memiliki sahabat2 yang amat dekat dg hidup saya yang memiliki kemalangan hidup spt beliau, jadi saya amat sangat paham merasakan penderitaan beliau, yang jadi masalah adalah menyelesaikan masalah bukan membuat masalah, maksud saya apalah artinya perkawinan berikut bila sama seperti kisah bhikkhuni Issidasi ? hingga 3 kali perkawinan, dan mereka yang menikahi beliau adalah orang2 yang dulu disakiti beliau dikelahiran masa lampau, nah bagaimana bila Bro jajang juga mata rantai beliau yang berikut? semoga Bro Jajang tidak sakit hati dan salah paham dengan maksud saya. sedikitpun saya tidak ada maksud mau menyakiti siapapun, justru sy berpartisipasi ingin ikut berbagi. smg dpt dimengerti maksud saya.

may all beings be happy

mettacittena,
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: Jerry on 09 December 2009, 10:52:49 PM
 [at] Samaneri

Sudah saya tambahkan. hehe.. Semoga tiap poin spt parami yg Samaneri kumpulkan. _/\_

Yup.. Saya yakin koq Samaneri paham mksd saya. hehe.. Thanks utk kutipannya. Anumodana Samaneri. May you be happy

Mettacittena
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: pannadevi on 09 December 2009, 11:48:38 PM
my bro in dhamma Bro jerry yg baik,
sadhu3x, thanks for ur kind wishes.
i knw u well, i knw wht u meant.
may u always keeping well n happy.
thanks for GRP, sent for u too.

bro Johan yg baik, thanks GRP, udah sy balas juga.
maksud hati bukan utk ngumpulin GRP, tp kok dpt GRP, thanks yah...

may all beings be happy

mettacittena,
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: marcedes on 10 December 2009, 09:49:59 AM
saya setuju dengan bro kaiyin,

intinya biarlah mereka suami istri mencari orang ketiga seperti konsultan atau keluarga mereka....
yg jelas jangan anda menjadi orang ketiganya
[ karena menjaga persepsi bahwa anda tidak mungkin netral ]

coba lihat pertandingan internasional, mana ada memakai wasit dari salah satu negara.....
pakai wasit negara lain saja masih ada yg protes tidak adil...apalagi wasit dari salah satu negara yg bertanding..

cobalah bro menghilang dari kehidupan mereka setidaknya 3 bulan....kalau memang mereka telah bercerai, baru bro boleh mendekati istri tersebut....

dan setidaknya walau anda tidak melakukan perzinahan melalui jasmani, setidaknya anda telah melakukan perzinahan melalui pikiran.
well secara buddhis dimana ada niat disitulah kejahatannya.
dalam hal ini anda sudah berniat dan melakukan komunikasi termasuk chat loh.....

kalau anda tidak tahu apa-apa mengenai wanita tersebut, yah tentu tidak masalah...
tapi masalahnya anda  sudah tahu !!! tetapi tetap melakukan...

semoga cerita Samaneri mengenai Bikkhuni itu bisa membuat anda sadar akan perbuatan anda....
kalau memang anda prihatin, ada kala-nya kita harus menahan diri agar tidak memperburuk masalah.....dibanding tergesa-gesa ingin menyelesaikan akibatnya bisa fatal....
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: The Ronald on 10 December 2009, 11:13:30 AM
 [at] Samaneri
kisah yang bagus, terima kasih telah berbagi :)
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: Elin on 10 December 2009, 11:29:01 AM
Quote from: marcedes on 10 December 2009, 09:49:59 AM
dan setidaknya walau anda tidak melakukan perzinahan melalui jasmani, setidaknya anda telah melakukan perzinahan melalui pikiran.
well secara buddhis dimana ada niat disitulah kejahatannya.
dalam hal ini anda sudah berniat dan melakukan komunikasi termasuk chat loh.....

semoga cerita Samaneri mengenai Bikkhuni itu bisa membuat anda sadar akan perbuatan anda....
kalau memang anda prihatin, ada kala-nya kita harus menahan diri agar tidak memperburuk masalah.....dibanding tergesa-gesa ingin menyelesaikan akibatnya bisa fatal....

se7 juga... :)
Renungkan & pertimbangkan lah scr masak, bro Jajang..
Semoga bro bisa membuat keputusan yang terbaik bagi kelanjutan hubungan kalian..
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: johan3000 on 10 December 2009, 11:51:53 AM
Quote from: Elin on 10 December 2009, 11:29:01 AM
Quote from: marcedes on 10 December 2009, 09:49:59 AM
dan setidaknya walau anda tidak melakukan perzinahan melalui jasmani, setidaknya anda telah melakukan perzinahan melalui pikiran.
well secara buddhis dimana ada niat disitulah kejahatannya.
dalam hal ini anda sudah berniat dan melakukan komunikasi termasuk chat loh.....

semoga cerita Samaneri mengenai Bikkhuni itu bisa membuat anda sadar akan perbuatan anda....
kalau memang anda prihatin, ada kala-nya kita harus menahan diri agar tidak memperburuk masalah.....dibanding tergesa-gesa ingin menyelesaikan akibatnya bisa fatal....

se7 juga... :)
Renungkan & pertimbangkan lah scr masak, bro Jajang..
Semoga bro bisa membuat keputusan yang terbaik bagi kelanjutan hubungan kalian..

pertimbangan secara masak itu artinya.... berapa biaya sekolah kedua anaknya sampai sarjana...
biaya hidup...(adakah les piano, les abacus, les balet... gak ?).. terus mungkin ditambah anak sendiri lagi.... dan beli rumah utk mereka tinggal gitu.....
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: CHANGE on 10 December 2009, 01:18:15 PM
Saya sangat setuju apa yang dikatakan oleh bro Kainyn, Mercedes dan sis pannadevi, karena kehidupan rumah tangga adalah demikian adanya ( secara umum ), kita harus melihat dari sudut pandang kehidupan berumah tangga, karena kehidupan  berumah tangga adalah berbeda dengan kehidupan single.

Secara sederhana pasangan hidup pada saat pacaran adalah saat yang paling berbahagia dan resep sangat sederhana yakni MEMBERI dengan tulus ( melakukan yang terbaik tanpa pamrih kepada pasangannya ), pada saat memasuki kehidupan rumah tangga adalah saat yang menentukan kelangsungan kehidupan rumah tangga karena munculnya sikap MENUNTUT ( memberi dengan imbalan atau tujuan ) dari pasangan hidup, inilah sikap yang sering menyebabkan pertengkaran bahkan menuju perceraian. Saya sajikan artikel sederhana mengenai kehidupan rumah tangga.

Filsafat Hidup Suami Istri

Suatu ketika saya bersama sanak keluarga mengadakan perjalanan wisata ke pegunungan Rocky, Kanada. Sebelum perjalanan ini berakhir, seorang pemandu wisata datang mendekati saya dan berkata, "Sungguh kagum kepada Anda, saya telah memandu banyak sekali rombongan tur, sangat jarang sekali melihat sepasang suami-istri tidak bertengkar dalam perjalanan tur."

Ketika itu saya menjadi sangat heran, dalam hati saya berpikir, "Pergi bertamasya bukankah seharusnya bergembira? Mengapa harus bertengkar?"

Belakangan setelah saya pikir lebih dalam, saya kira perkataan dari pemandu itu sebenarnya sangat beralasan.

Saya teringat kepada sepasang teman baik saya, mereka berdua pergi bertamasya ke Eropa dengan biaya sendiri. Sekembalinya dari Eropa mereka berpisah dalam keadaan yang tidak menyenangkan, mereka berdua saling mencela dengan menyebutkan satu persatu kesalahan pihak yang lain. Masing-masing merasa pihak lain yang lebih bersalah.

Jalinan persahabatan selama puluhan tahun, hampir saja kandas hanya karena sekali perjalanan tamasya. Kedua teman baikku ini sempat perang dingin dalam waktu yang sangat panjang, menunggu emosi mereka berdua reda, baru mereka menjalin hubungan baik seperti sediakala.

Menurut teman saya, hal itu sudah biasa demikian, apalagi jika itu adalah sepasang suami-istri! Benar-benar terbukti oleh kata, "Menjalin kasih sangat mudah, hidup bersama itu sulit."

Mungkin Anda sering mendengar orang berkata, sepasang kekasih yang mabuk dalam cinta, segera sesudah mereka menikah, pertengkaran di tahun pertama paling hebat. Menurut aturan, pengantin baru seharusnya mesra dan lengket seperti lem, bagaimana mungkin bertengkar terus-menerus?

Tetapi ketika Anda menjadi suami orang, atau Anda menjadi istri orang, Anda baru akan menyadari bahwa perkataan ini tidak salah.

Kehidupan dalam pernikahan sangat realistis dan harus menyesuaikan kebiasaan kedua belah pihak yang punya latar belakang berbeda. Seperti tutup kloset perlu diangkat atau tidak, bagaimana harus memencet pasta gigi, sehabis mandi lantai boleh menjadi basah atau tidak, dimana meletakkan baju kotor, menyediakan keperluan rumah tangga, penempatan perabot, masalah anak, masalah pendidikan, masalah makanan dll...... ( sangat banyak, dan bagi yang sudah berumah tangga tentu memahaminya )

Kesemuanya hal-hal sepele ini bisa menjadi sebab terjadinya pertengkaran yang bila tidak diikuti oleh salah satu pihak untuk mengalah, maka akhirnya bisa meruncing ke perceraian.

Menonton TV juga menjadi persoalan besar. Istri senang menonton film seri pada jam delapan malam, sedangkan suami ingin melihat berita.

Suami yang telah berjuang seharian di luar, merasakan dirinya lebih mempunyai hak prioritas dari pada siapapun juga. Istri yang berada di rumah juga tidak menganggur, cuci pakaian, membersihkan lantai, memasak nasi, mengasuh anak dan lain-lain, dengan susah payah menunggu malam hari baru bisa menuangkan perasaan di dalam film sinetron, tetapi masih harus melihat air muka sang suami.... siapa yang lebih berhak, siapapun bisa merasakan dipersalahkan.

Kalau begitu adakah cara penyelesaiannya  untuk persoalan-persoalan di atas? Tentu saja ada, yaitu menggunakan kecerdasan dengan cara mundur selangkah demi maju. Akan tetapi mudah mengatakan sulit dilakukan, lalu bagaimana baru bisa melakukan? Sebenarnya ingin melakukan kecerdasan ini juga tidak sulit, kunci suksesnya adalah memikirkan orang lain lebih dahulu.

Teman karib saya Yuni, didalam hidup pernikahannya adalah seorang pengatur yang handal.
Pinggang suaminya itu kurang baik, kesulitan untuk membungkuk. Sudah menjadi suatu kebiasaan bagi Yuni yang sangat perhatian, setiap kali dia selesai membuang air besar, pasti tutup kloset sekalian diangkat. Tindakan ini boleh dikatakan dilakukannya demi suaminya, agak tidak perlu membungkuk dulu bila hendak buang air. Walaupun hanya gerakan yang sepele, tetapi penuh dengan rasa perhatian.

Yuni senang melihat saluran televisi yang menyiarkan Discovery, pagi hari jika ada waktu senggang, dia akan menyalakan TV untuk menonton sebentar. Malam hari ketika suaminya pulang dari kantor, dia tidak pernah berebut hak untuk menonton TV dengan suaminya. Selalu menyerahkan hak itu dengan tanpa syarat kepada suaminya. Jika agak malam suaminya berada di ruang baca, maka TV itu secara wajar menjadi miliknya lagi.

Kadang, walaupun situasinya agak kurang nyaman, karena suaminya benar-benar telah 'menguasai' TV terlalu lama, Yuni akan duduk di pinggir suaminya tepat pada waktunya, dengan nada berunding dia akan berkata, "Bisakah menonton saluran yang lain?"

Dia sudah menghitung tepat waktu siaran berita sudah selesai, biasanya sepuluh menit kemudian suaminya akan menyetujui untuk pindah ke saluran yang lain.

Orang yang matang dan berakal sehat sering mengatakan, "Mundur selangkah, menjadi luas tiada batas bagai laut dan angkasa."

Filsafat pernikahan Yuni, mungkin ada orang yang menganggapnya terlalu 'mengalah'. Sebenarnya dia hanya memberi tekanan lebih pada perhatian dan menghargai.

Didalam berumah tangga, bukan hanya ada cinta kasih saja, masih ada masalah-masalah kecil yang tidak terhitung banyaknya, dalam hal ini suami dan istri lebih-lebih harus selalu mengutamakan kebaikan budi.

Semoga Bermanfaat
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: CHANGE on 10 December 2009, 01:32:14 PM
Quote from: marcedes on 10 December 2009, 09:49:59 AM

kalau memang anda prihatin, ada kala-nya kita harus menahan diri agar tidak memperburuk masalah.....dibanding tergesa-gesa ingin menyelesaikan akibatnya bisa fatal....

[at]  jajang

KUPU-KUPU DAN KEPOMPONG

Seseorang menemukan dan mengamati sebuah kepompong dimana terdapat sebuah lubang kecil dan muncul seekor calon kupu-kupu. Dia duduk tertegun mengamati proses perjuangan kupu-kupu yang berusaha keluar melewati lubang kecil itu. Kemudian kupu-kupu itu berhenti membuat kemajuan. Kelihatannya kupu-kupu itu kelelahan dan telah berusaha sekuat tenaga namun benar-benar nampak kesulitan untuk bergerak lebih jauh lagi.

Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya, dia mengambil sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu. Kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya, tapi dia mempunyai tubuh gembung dan kecil, sayap-sayapnya mengkerut. Orang tersebut masih mengamatinya karena dia berharap beberapa saat lagi sayap-sayap itu akan mekar sehingga mampu menopang tubuhnya, berkembang dan terbang. Tapi sayang, apa yang diharapkannya tak pernah terjadi.

Pada kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya dengan merangkak di sekitar tempat itu dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengkerut. dia tidak pernah bisa terbang. Yang tidak dimengerti dari maksud baik dan ketergesa-gesaan orang tersebut adalah bahwa kepompong yang menghambat dan perjuangan yang dibutuhkan kupu-kupu untuk melewati lubang kecil itu   adalah JALAN DAN PROSES   untuk memaksa cairan dari dalam tubuh kupu-kupu itu mengalir ke sayap-sayapnya sedemikian rupa sehingga dia akan siap terbang begitu dia keluar dari kepompong tersebut.

Ada saatnya kita memberikan bantuan kepada orang lain, tapi terkadang kita juga harus membiarkan orang tersebut berusaha sendiri untuk mencapai tujuan dalam hidupnya, sehingga yang diuntungkan bukan saja orang tersebut melainkan juga kita turut berbahagia melihat dia berhasil.

Semoga Bermanfaat
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: Rina Hong on 10 December 2009, 04:01:57 PM
Dear Bro jajang,

Rina coba melihat masalah anda dari semua sudut pandang, namun tidak kelihatan juga.

tapi beberapa poin penting yang harusnya anda sadari :

masalah Cinta adalah bagaimana cara anda mencintai orang tersebut dan bagaimana anda memperlakukan orang yang anda cintai, apa yang telah terjadi diantara kalian sehingga cinta itu timbul

1. tanpa melihat diri sendiri saya ingin memberikan sedikit kritik bahwa anda seharusnya mengetahui masalah secara mendetil baru memutuskan, sewaktu anda memutuskan untuk mencintai seorang wanita, pernahkah anda bertanya kepadanya apakah wanita itu sudah mempunyai pasangan atau bahkan sebuah keluarga? ini adalah kesalahan anda di masa lalu.

2. menanyakan masalah pribadi kepada orang lain adalah tindakan yang amat salah, karena orang lain tidaklah tau mendetil, pendapat orang lain hanya akan membuat anda tambah mumet karena mereka berpendapat sesuai dengan informasi yang mereka terima. anda seharusnya menyelesaikan hal ini sendiri dengan bijaksana, saya akan sharing sedikit pedoman kepada anda untuk permasalahan ini :

- apa tujuan anda menikahi wanita ini - jika anda ingin menciptakan kebahagiaan wanita ini dan keluarganya, maka pikirkan dan pertimbangkan berapa orang yang akan terluka dan berapa yang akan bahagia. atau ini hanya perasaan ingin memiliki semata?

-  apa anda sudah siap menerima wanita ini beserta anak2 nya yang mungkin akan memperkeruh hubungan anda dengan wanita ini.

3. mencintai istri orang lain sudah jelas suatu kesalahan yang sangat besar, anda sudah tau itu salah dan masih melanjutkannya. apa ini perilaku yang bijaksana?

4. berteleponan dengan suami wanita ini sudah jelas meningkatkan ego suaminya, semua pria ga akan melepaskan istrinya jika sudah tau ada pria lain yang siap2 menikahi istri yang minta cerai ini.

5. saya ingin tanya kepada anda... anda sayang kepada wanita ini, apakah wanita ini sayang kepada anda? atau hanya memanfaatkan situasi? apakah anda sudah mencari tau dengan detil, jangan sampai ketika wanita ini sudah bercerai lantas anda mengetahui sifat aslinya dan tidak jadi menikahi dia. --> nah lohhh....

6. sebaiknya anda pertimbangkan baik2, sedikit saja salah langka yang anda lakukan, anda akan membawa akibat bagi banyak pihak...

7. dia pasti bukan seorang wanita bodoh karena anda sangat menyayangi dia, dia bisa menyelesaikan masalah rumah tangga dia sendiri baru kemudian berhadapan dengan anda.

semoga sharing ini membantu anda.


_/\_
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: pannadevi on 12 December 2009, 09:07:53 PM
Quote from: The Ronald on 10 December 2009, 11:13:30 AM
[at] Samaneri
kisah yang bagus, terima kasih telah berbagi :)

terima kasih kembali Bro Ronald,
GRP sy nambah 2 lagi, sapa ya? tolong kasih tahu, ntar sy krm balik...thanks.
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: pannadevi on 12 December 2009, 09:19:33 PM
Quote from: CHANGE on 10 December 2009, 01:18:15 PM
Saya sangat setuju apa yang dikatakan oleh bro Kainyn, Mercedes dan sis pannadevi, karena kehidupan rumah tangga adalah demikian adanya ( secara umum ), kita harus melihat dari sudut pandang kehidupan berumah tangga, karena kehidupan  berumah tangga adalah berbeda dengan kehidupan single.

Secara sederhana pasangan hidup pada saat pacaran adalah saat yang paling berbahagia dan resep sangat sederhana yakni MEMBERI dengan tulus ( melakukan yang terbaik tanpa pamrih kepada pasangannya ), pada saat memasuki kehidupan rumah tangga adalah saat yang menentukan kelangsungan kehidupan rumah tangga karena munculnya sikap MENUNTUT ( memberi dengan imbalan atau tujuan ) dari pasangan hidup, inilah sikap yang sering menyebabkan pertengkaran bahkan menuju perceraian. Saya sajikan artikel sederhana mengenai kehidupan rumah tangga.

Filsafat Hidup Suami Istri

Suatu ketika saya bersama sanak keluarga mengadakan perjalanan wisata ke pegunungan Rocky, Kanada. Sebelum perjalanan ini berakhir, seorang pemandu wisata datang mendekati saya dan berkata, "Sungguh kagum kepada Anda, saya telah memandu banyak sekali rombongan tur, sangat jarang sekali melihat sepasang suami-istri tidak bertengkar dalam perjalanan tur."

Ketika itu saya menjadi sangat heran, dalam hati saya berpikir, "Pergi bertamasya bukankah seharusnya bergembira? Mengapa harus bertengkar?"

Belakangan setelah saya pikir lebih dalam, saya kira perkataan dari pemandu itu sebenarnya sangat beralasan.

Saya teringat kepada sepasang teman baik saya, mereka berdua pergi bertamasya ke Eropa dengan biaya sendiri. Sekembalinya dari Eropa mereka berpisah dalam keadaan yang tidak menyenangkan, mereka berdua saling mencela dengan menyebutkan satu persatu kesalahan pihak yang lain. Masing-masing merasa pihak lain yang lebih bersalah.
Jalinan persahabatan selama puluhan tahun, hampir saja kandas hanya karena sekali perjalanan tamasya. Kedua teman baikku ini sempat perang dingin dalam waktu yang sangat panjang, menunggu emosi mereka berdua reda, baru mereka menjalin hubungan baik seperti sediakala.

Menurut teman saya, hal itu sudah biasa demikian, apalagi jika itu adalah sepasang suami-istri! Benar-benar terbukti oleh kata, "Menjalin kasih sangat mudah, hidup bersama itu sulit."

Mungkin Anda sering mendengar orang berkata, sepasang kekasih yang mabuk dalam cinta, segera sesudah mereka menikah, pertengkaran di tahun pertama paling hebat. Menurut aturan, pengantin baru seharusnya mesra dan lengket seperti lem, bagaimana mungkin bertengkar terus-menerus?

Tetapi ketika Anda menjadi suami orang, atau Anda menjadi istri orang, Anda baru akan menyadari bahwa perkataan ini tidak salah.

Kehidupan dalam pernikahan sangat realistis dan harus menyesuaikan kebiasaan kedua belah pihak yang punya latar belakang berbeda. Seperti tutup kloset perlu diangkat atau tidak, bagaimana harus memencet pasta gigi, sehabis mandi lantai boleh menjadi basah atau tidak, dimana meletakkan baju kotor, menyediakan keperluan rumah tangga, penempatan perabot, masalah anak, masalah pendidikan, masalah makanan dll...... ( sangat banyak, dan bagi yang sudah berumah tangga tentu memahaminya )

Kesemuanya hal-hal sepele ini bisa menjadi sebab terjadinya pertengkaran yang bila tidak diikuti oleh salah satu pihak untuk mengalah, maka akhirnya bisa meruncing ke perceraian.
Menonton TV juga menjadi persoalan besar. Istri senang menonton film seri pada jam delapan malam, sedangkan suami ingin melihat berita.

Suami yang telah berjuang seharian di luar, merasakan dirinya lebih mempunyai hak prioritas dari pada siapapun juga. Istri yang berada di rumah juga tidak menganggur, cuci pakaian, membersihkan lantai, memasak nasi, mengasuh anak dan lain-lain, dengan susah payah menunggu malam hari baru bisa menuangkan perasaan di dalam film sinetron, tetapi masih harus melihat air muka sang suami.... siapa yang lebih berhak, siapapun bisa merasakan dipersalahkan.

Kalau begitu adakah cara penyelesaiannya  untuk persoalan-persoalan di atas? Tentu saja ada, yaitu menggunakan kecerdasan dengan cara mundur selangkah demi maju. Akan tetapi mudah mengatakan sulit dilakukan, lalu bagaimana baru bisa melakukan? Sebenarnya ingin melakukan kecerdasan ini juga tidak sulit, kunci suksesnya adalah memikirkan orang lain lebih dahulu.

Teman karib saya Yuni, didalam hidup pernikahannya adalah seorang pengatur yang handal.
Pinggang suaminya itu kurang baik, kesulitan untuk membungkuk. Sudah menjadi suatu kebiasaan bagi Yuni yang sangat perhatian, setiap kali dia selesai membuang air besar, pasti tutup kloset sekalian diangkat. Tindakan ini boleh dikatakan dilakukannya demi suaminya, agak tidak perlu membungkuk dulu bila hendak buang air. Walaupun hanya gerakan yang sepele, tetapi penuh dengan rasa perhatian.

Yuni senang melihat saluran televisi yang menyiarkan Discovery, pagi hari jika ada waktu senggang, dia akan menyalakan TV untuk menonton sebentar. Malam hari ketika suaminya pulang dari kantor, dia tidak pernah berebut hak untuk menonton TV dengan suaminya. Selalu menyerahkan hak itu dengan tanpa syarat kepada suaminya. Jika agak malam suaminya berada di ruang baca, maka TV itu secara wajar menjadi miliknya lagi.

Kadang, walaupun situasinya agak kurang nyaman, karena suaminya benar-benar telah 'menguasai' TV terlalu lama, Yuni akan duduk di pinggir suaminya tepat pada waktunya, dengan nada berunding dia akan berkata, "Bisakah menonton saluran yang lain?"

Dia sudah menghitung tepat waktu siaran berita sudah selesai, biasanya sepuluh menit kemudian suaminya akan menyetujui untuk pindah ke saluran yang lain.

Orang yang matang dan berakal sehat sering mengatakan, "Mundur selangkah, menjadi luas tiada batas bagai laut dan angkasa."

Filsafat pernikahan Yuni, mungkin ada orang yang menganggapnya terlalu 'mengalah'. Sebenarnya dia hanya memberi tekanan lebih pada perhatian dan menghargai.

Didalam berumah tangga, bukan hanya ada cinta kasih saja, masih ada masalah-masalah kecil yang tidak terhitung banyaknya, dalam hal ini suami dan istri lebih-lebih harus selalu mengutamakan kebaikan budi.

Semoga Bermanfaat

setuju sekali dg Bro Change, banyak sekali hingga tidak terhingga...
bila ada toleransi antar kedua belah pihak maka bisa sejalan, tidak saling meremehkan, tidak saling merendahkan, dimana ini yg sering terjadi suami merasa superior dan menganggap dirinya adalah yg serba tahu lalu merendahkan istri yg dianggap tolol.

maaf tidak bermaksud merendahkan kaum suami, jangan2 langsung protes Tuhan nge-ban user saya nih...
sy ada beberapa kali contact dg Bro Benny (Tuhan DC) beliau sdg mengasuh anak2 krn mama nya anak2 sedang belanja di Kota (lupa belanjanya kemana, mangga dua ato mana lupa namanya) utk membeli bbrp keperluan. saya salut deh ama Tuhan (bukan krn takut di ban lo jd menampilkan kisah ini)

semoga kalian berbahagia selalu.sadhu3x.
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: jajang supriadi on 16 December 2009, 10:06:22 PM
Terima kasih teman-teman semua atas sarannya, jujur saya merasa terharu dan ini memuat hati saya terbuka dan menentukan langkah apa yang harus saya ambil  nanti.saya akan pertimbangkan matang-matang dan mudah-mudahan bisa mengambil keputusan yang benar dan bijaksana, saran anda semua adalah semangat untuk saya, dan menguatkan batin saya untuk bertindak.salam damai untuk semua :)
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: Elin on 16 December 2009, 10:25:18 PM
Quote from: jajang supriadi on 16 December 2009, 10:06:22 PM
Terima kasih teman-teman semua atas sarannya, jujur saya merasa terharu dan ini memuat hati saya terbuka dan menentukan langkah apa yang harus saya ambil  nanti.saya akan pertimbangkan matang-matang dan mudah-mudahan bisa mengambil keputusan yang benar dan bijaksana, saran anda semua adalah semangat untuk saya, dan menguatkan batin saya untuk bertindak.salam damai untuk semua :)

semoga bro Jajang bisa mengambil keputusan yang terbaik.. :)
_/\_
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: jajang supriadi on 16 December 2009, 10:27:29 PM
 _/\_ :)
Title: Re: Apa yang harus saya lakukan? apakah salah yang saya jalani ini?
Post by: yudiboy on 11 April 2010, 08:29:56 PM
buat bro jajang...menurut saya bukan salah atau benar...sulit buat melakukan penilaian...anda bertanay pada 10 orang makan akan muncul 10 tanggapan yang berbeda...dan anda akan tambah pusing saja...jadi saran saya ikuti saja apa kata hati anda....apa yg sebenarnya anda inginkan...
percuma memberikan saran bagi anda...pada akhirnya keinginan anda juga yang muncul....jadi lakukan saja yang menurut anda terbaik...dan itulah karma yang akan anda jalani....
kalau sudah jodohnya sulit bro....ditahan bagaimanapun tetap akan ketemu juga....
saran saya...masalah cinta akan sama rumitnya dengan orang yang banyak hutang seperti saya....
enak diawal pahit diakhir....
kadang2 menolong dan cinta tak selalu harus berakhir dengan suatu pernikahan.....