Bagaimanakah menerjemahkan Sati dalam bahasa indonesia?
Ada yg menerjemahkan dalam bahasa Inggris menjadi Mindfulness, Recollection.
Note: Manasikara diterjemahkan menjadi Attention
Perhatian.
Tapi adakalanya pada konteks kalimat tertentu, "perhatian" ini juga bisa disubstitusikan dengan kata "eling".
menurut kbbi
eling /éling/ Jw 1 a berpikiran sehat; bijaksana; pantas; 2 v ingat akan Tuhan Yang Maha Esa (dl aliran kepercayaan)
.
Perhatian murni?
kalau sati perhatian murni, manasikara perhatian yg belum semurni sati donk. padahal itu beda banget
Quote from: Sumedho on 30 November 2009, 11:22:34 AM
kalau sati perhatian murni, manasikara perhatian yg belum semurni sati donk. padahal itu beda banget
Kalo dilihat inggrisnya, manasikara = attention. Sepertinya sih sati lebih murni.
Coba tanya Master Pali, mungkin baru ketauan ;D
Mindfulness vs attention
Recollection = perenungan
apakah Sati = attention yg tidak murni = manasikara yg tidak murni?
recollection = mengingat/ingatan, bukan perenungan.
Tau bingung deh Pali ke indo :))
Dlm Ahara Sutta, sati-sambhojjhanga memiliki kualitas2 mental tertentu sbg basisnya yang dipertahankan oleh yoniso manasikara. Berarti jika yoniso manasikara = perhatian yang seksama, maka sati memiliki arti yang lebih dari itu.
Kalo menurut saya, sati memiliki sebuah artian yang lebih mendekati ingatan daripada perhatian. Jika melihat awal diturunkannya dari kata 'sarati' yg berarti mengingat. Selain itu sejak zaman dulu, Brahmanisme & Weda menggunakan kata sati berkenaan dengan fungsi mengingat/memori. Perhatian yang dikembangkan berkesinambungan akan menjadi ingatan. Perhatian terbatas hanya pada present time, sedangkan ingatan pada present time dan past time. Dalam perhatian, belum tentu ingatan itu kuat. Sedangkan dalam ingatan, pastilah perhatian itu eksis.
perhatian penuh.
"Sati" lebih umum dipakai. Artinya "perhatian"; biasanya sering diuraikan lebih jelas sebagai "perhatian murni". Sati bukan aktivitas, jadi sati bukanlah "kegiatan memerhatikan".
Setau saya, "manasikara" lebih sering dipakai dalam pembahasan Abhidhamma. Artinya dalam Bahasa Indonesia juga disebut "perhatian". Tapi sifatnya adalah "mengarahkan faktor batin ke arah objek".
12. "Nagasena, apakah ciri khas dari kewaspadaan?"
"Mencatat dan menyimpan di dalam ingatan. Ketika kewaspadaan timbul di dalam pikiran petapa, secara berulang-ulang dia mencatat apa yang bajik dan apa yang tidak bajik, apa yang tak-tercela dan apa yang tercela, apa yang tidak penting dan apa yang penting, sifat-sifat yang gelap dan terang, dan sebagainya. Dia akan berpikir, 'Inilah empat landasan kewaspadaan, inilah empat usaha yang benar, inilah empat landasan keberhasilan, inilah lima kemampuan batin yang mengendalikan, inilah lima kekuatan moral, inilah tujuh faktor pencerahan, inilah delapan faktor Jalan Mulia, inilah ketenangan, inilah kebijaksanaan, inilah pandangan terang, dan inilah kebebasan.'
Demikianlah dia mengembangkan semua sifat yang bajik dan menghindari sifat-sifat yang harus dihindari."
"Berikanlah ilustrasi."
"Sama seperti bendahara raja yang mengingatkan tuannya tentang besarnya pasukan raja dan jumlah kekayaan yang ada."
"Bagaimana 'menyimpan di dalam ingatan' dapat menjadi tanda kewaspadaan?"
"Ketika kewaspadaan muncul di dalam pikiran, orang akan mencari kategori tentang sifat-sifat yang baik dan yang tidak baik. Dia akan berpikir, 'Sifat-sifat yang ini menguntungkan dan yang itu merugikan.' Dengan demikian dia melenyapkan apa yang jelek di dalam dirinya serta mempertahankan apa yang baik."
"Berikanlah ilustrasi."
"Sama seperti perdana menteri raja yang memberikan nasihat tentang tindakan yang benar. Demikian ini yang dikatakan Sang Buddha:
'Kunyatakan, O para bhikkhu, kewaspadaan sangatlah membantu di mana pun juga'."
jadi sati diterjemahkan jadi kewaspadaan... hmmm menarik
Kalau "sampajana"?
Quote from: upasaka on 09 December 2009, 06:31:22 PM
Kalau "sampajana"?
comprehension, berarti indonya pengertian ya.
atapi, sati, sampajanna - berusaha dengan tekun memperhatikan dan berusaha mengerti nama-rupa
Kalau masalah sati = ingatan, itu kan akar kata, tapi apa arti sati yang dimaksud Sang Buddha adalah ingatan, sepertinya bukan itu. Biasanya objek sati itu nama-rupa, nama-rupa diapakan? diperhatikan dan diketahui (sati dan sampajanna).
sampajanna itu lebih mengarah pada alertness. which is kewaspadaan.
sati = mindful = conscious or aware of something = sensitive to = having knowledge of something
sampajanna = alertness = clear comprehention.
susahnya bahasa indo itu... ketika pakai kata majemuk turunan nanti makin bias.
Quote from: Sumedho on 09 December 2009, 07:57:33 PM
sampajanna itu lebih mengarah pada alertness. which is kewaspadaan.
Menurut saya sih karena sampajanna itu panna, maka mengetahui. Apa yang diketahui? Ini nama, itu rupa. Kewaspadaan itu ada lagi yang namanya appamada.
Quote
sati = mindful = conscious or aware of something = sensitive to = having knowledge of something
Terlalu generik, fungsi citta juga aware of something. Having knowledge of something itu malah lebih cocok ke sampajanna.
Quote
susahnya bahasa indo itu... ketika pakai kata majemuk turunan nanti makin bias.
Memang, kalau terjemahan saya lebih suka kalau pakai kata aslinya, cetak miring, nanti penjelasannya di glossary. Kalau diterjemahkan, bisa berbeda-beda terjemahannya tergantung penerjemahnya.
sampajanna itu panna? loh? bisa melebar ke panna nih.
utk citta, no comment. afaik citta = Mind; heart; state of consciousness. lebih ke kb bukan ks
appamada itu heedfulness/diligent/zeal
di SN 48.56: Patitthita Sutta
Quote"Monks, when one quality is established in a monk, the five faculties are developed & developed well. Which one quality? Heedfulness.
"And what is heedfulness? There is the case where a monk guards his mind with regard to [mental] fermentations and mental qualities accompanied by fermentations. When his mind is guarded with regard to fermentations and mental qualities accompanied by fermentations, the faculty of conviction goes to the culmination of its development. The faculty of persistence... mindfulness... concentration... discernment goes to the culmination of its development.
"This is how when one quality is established in a monk, the five faculties are developed & developed well."
heedfulness = aware of / attentive to
thesaurusnya = mindful, alert
tambah ribet dehh
sati vs sampajanna vs appamada vs manasikara :))
Quote from: Sumedho on 09 December 2009, 08:38:46 PM
sampajanna itu panna? loh? bisa melebar ke panna nih.
Salah satu referensi
Quote
SAMPAJAÑÑA, wisdom-in-action, functional wisdom, ready comprehension, clear comprehension. While pañña (wisdom) is developed, or "stored up," through introspection and insight, sampajanna is the immediate and specific application of wisdom to, and into, a particular situation or experience. While panna understands that "everything is void," sampajanna understands that "this is void." All understanding relies on mindfulness for its appearance, recall, and application.
http://www.suanmokkh.org/archive/gloss1.htm
Kalau pendapat pribadi sih, dipraktekkan langsung aja. Ketika memperhatikan nama-rupa, yang memperhatikan nama-rupa itu sati, yang mengetahui ini nama, itu rupa itu sampajanna (istilah untuk panna ketika dipakai memperhatikan nama-rupa secara faktual). Semua pengetahuan yang lebih dari sekedar apa yang dapat diketahui lewat indera itu panna (citta juga mengetahui, tapi hanya sebatas apa yang bisa dikenal lewat indera).
Quote
utk citta, no comment. afaik citta = Mind; heart; state of consciousness. lebih ke kb bukan ks
Saya baca (lupa dari mana), citta itu tidak lebih dari dari state of knowing. Karakteristik citta itu mengetahui objek. Apa yang diketahui? Apa yang bisa dirasakan lewat pancaindera. Lebih jauh dari itu, udah jadi panna (kalau sesuai fakta) atau avijja (kalau semu). Jadi kalau hanya aware of something, saya rasa terlalu generik. Sati itu rasanya memperhatikan nama-rupa berdasarkan yoniso-manasikara sehingga memberikan landasan untuk munculnya sampajanna, sampajanna memberikan landasan pencapaian bhavanamaya-panna.
sati dan sampajanna hampir2 merupakan kembar siam yg agak susah dipisahkan. menurut sy bedanya jika di sati, maka batin dipusatkan dan diarahkan pada 1 tanda tertentu, sedangkan sampajanna tidak.
kewaspadaan = appamada bukan sati meski hampir2 mirip juga kondisinya karena appamada merupakan batu pondasi sati-sampajanna. Dan kondisi appamada yg berkesinambungan ini yang mengembangkan sati-sampajanna. dan faktor appamada ini berjalan beriringan dengan yoniso-manasikara.
[at] Suhu
iya menurut seorg guru abhidhamma kalo gak salah demikian, sampajanna = panna cetasika. waktu dulu pernah dikatakan demikian. tapi ngga sempat nanya orangnya lagi.
[at] char: kalau komentar2x para guru sih bisa beda2x makanya commentary itu terkadang membingungkan kalau digsbung2x. aye mau cari first hand info dari sutta.
soal dipraktekin, ini sih utk keperluan penerjemahan naskah/sutta.
[at] jerry: pls di describe side by side dalam bahasa indo dengan kata yg indah ;D
waduh.. wkwkwkw.. masa ngga indah bahasa saya? aneh.. pdhl dulu bahasa indo tetep nilai perfect atau almost :P
bagian mananya yg ngga jelas ko?
Quote from: Sumedho on 30 November 2009, 11:22:34 AM
kalau sati perhatian murni, manasikara perhatian yg belum semurni sati donk. padahal itu beda banget
Suhu...coba buka board Abhidhamma topik "CETASIKA"... di situ akan ketahuan perbedaan antara SATI & MANASIKARA.
Manasikara = perhatian, adalah faktor batin yg mengarahkan faktor batin lainnya kepada objek secara spontan.
Sati = perhatian terhadap objek sesuai kondisi yg sesungguhnya
_/\_ :lotus:
Quote from: Sumedho on 09 December 2009, 10:17:37 PM
[at] char: kalau komentar2x para guru sih bisa beda2x makanya commentary itu terkadang membingungkan kalau digsbung2x. aye mau cari first hand info dari sutta.
soal dipraktekin, ini sih utk keperluan penerjemahan naskah/sutta.
Maksud saya dipraktekin tujuannya biar bisa diambil definisinya apa yang tepat. Jadi dicari tempat yang tenang, terus dicoba apa yang tertulis di sutta, setelah itu direfleksikan, apa yang namanya sati, apa yang namanya sampajanna. Kalau dicari rujukan banyak dan hasilnya tidak konsisten, bisa jadi spekulatif, salah satunya sati ini. Sama kalau kita dapet brosur restoran baru, selengkap-lengkapnya isi brosurnya, pengetahuan kita lebih jelas kalau sudah mencicipi sendiri makanannya.
lihat boardnya om :D
"waspada" cocok ngga ya? ;D
Quote from: gachapin on 09 December 2009, 11:13:00 PM
lihat boardnya om :D
Orang yang menerjemahkan harus mengerti apa yang diterjemahkannya
Dalam hal pengertian: suttamayapanna (bisa baca) < cintamaya panna (pernah dipraktekkan) < bhavanamaya panna (telah mencapai hasil)
Nggak salah donk kalau saya bilang, dalam hal multiple interpretation seperti sati-sampajanna ini, arti sebenarnya mungkin bisa diperoleh lewat praktek ;D
atau justru bahkan karena masing2x praktek lalu melabelkan sati, sampajanna, appamada dan manasikara ke pengalamannya, nah kalau 10 orang melabelkan kan variasinya bisa banyak sekali. maka itu saya mau ambil first hand information dari sutta biar tetep konsisten.
kek orang kasih rasa jere, tuma, poli pada makanan a,b,c. nah bisa bervariasi kan pengalamannya. *padahal jere=asin, tuma=manis, poli = pahit*
Quote from: upasaka on 09 December 2009, 06:31:22 PM
Kalau "sampajana"?
DN, ini wa kutipkan yg sampajanna.
QuoteSampajanna berarti perhatian/kesadaran penuh.
'Sekali lagi, para bhikkhu, seorang bhikkhu adalah orang yang bertindak dengan sampajanna ketika dia pergi dan kembali; yang bertindak dengan sampajanna ketika dia memandang ke depan dan menoleh; yang bertindak dengan sampajanna ketika dia menekuk dan meregangkan kaki tangannya; yang bertindak dengan sampajanna ketika dia memakai jubahnya dan membawa jubah luar serta mangkuknya; yang bertindak dengan sampajanna ketika dia makan, minum, menelan makanan, dan mencicipi; yang bertindak dengan sampajanna ketika dia buang air besar dan buang air kecil; yang bertindak dengan sampajanna ketika dia berjalan, berdiri, duduk, jatuh tertidur, bangun, berbicara, dan tetap diam....' [MN 119]
'Dan, bagaimana bhikkhu, seorang sampajano? Di sini, para bhikkhu, untuk seorang bhikkhu, perasaan diketahui ketika muncul ... bertahan ... lenyap .... Pikiran diketahui ketika muncul ... bertahan ... lenyap .... Persepsi diketahui ketika muncul ... bertahan ... lenyap ....' [SN 47.35]
Dari sutta-sutta ini kita menemukan bahwa sampajanna berarti perhatian atau kesadaran penuh. Sutta pertama merujuk kepada perhatian pada tindakan-tindakan jasmani, sementara yang ke dua merujuk kepada perhatian pada pergerakan-pergerakan mental. Dan di Pacittiya, peraturan pertama, dari vinaya kebhikkhuan, istilah sampajanna musavade berarti 'berbohong dengan kesadaran penuh', yang menegaskan bahwa sampajanna berarti perhatian atau kesadaran penuh.
Sampajanna membantu latihan terhadap sati, dan mereka sejalan. Inilah sebabnya mengapa gabungan kata sati-sampajanna sering muncul bersamaan dalam sutta-sutta.[sebagai contoh, MN 39]
Klo mnrt yumi, sati = waspada/ingat/eling; sampajanna (mindful) = sadar/tau/perhatian penuh; manasikara = perhatian. Mgkn ikut terjemahan zaman dulu yg di buku pelajaran Agama Buddha aja, seingat wa biasa 'sadar dan waspada'. Tapi tuh kekna ada terbalik, krn sati yg di depan jadiny 'waspada dan sadar' (sama ksmplnnya spt yg prn dipost citta).
Quote from: Citta Devi on 29 January 2009, 04:49:15 PM
Perbuatan baik(sila) akan dapat dilaksanakan dengan baik apabila didasarkan kepada faktor-faktor sebagai berikut:
1. Sati dan Sampajana
a) Sati, adalah cetusan keadaan batin, ingatan, perhatian, waspada, dan kesadaran sebelum melakukan perbuatan. Sati merupakan faktor yang sangat penting untuk mendukung sila (perbuatan baik) seseorang. Orang yang tidak memiliki Sati adalah orang yang tidak mempunyai pengendalian diri.
....
b) Sampajana, adalah munculnya kesadaran ketika sedang melakukan kegiatan, dan sangat membantu untuk tumbuhnya kebaikan. sampajana bukanlah kesadaran melakukan kejahatan tetapi kesadaran yang membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Quote from: Sumedho on 10 December 2009, 07:14:32 AM
atau justru bahkan karena masing2x praktek lalu melabelkan sati, sampajanna, appamada dan manasikara ke pengalamannya, nah kalau 10 orang melabelkan kan variasinya bisa banyak sekali. maka itu saya mau ambil first hand information dari sutta biar tetep konsisten.
Kalau memang ada definisi dari sutta tentu memang tidak perlu diragukan lagi (99%) ;D, tapi untuk sati ini saya rasa susah kalau mau dicari single word translation untuk indo-nya. Sejauh ini yang ada di sutta
- muncul dari yoniso manasikara
- selalu muncul dengan pikiran baik (ini dari abhidhamma sih)
- satipatthana sutta - objeknya nama-rupa
- biasanya [selalu?] disebutkan bersama dengan sampajanna (dan atapi)
- sati-indriya, sati-bala, juga faktor dari bojjhanga
- bagian dari 8 jalan mulia - ini sama dengan satipatthana
Akar katanya dari mengingat. Apa yang dimaksud dengan mengingat? Membawa kepada pikiran secara terus-menerus. Apa yang dibawa? Nama-rupa.
Quote from: Yumi on 10 December 2009, 12:59:05 PM
'Dan, bagaimana bhikkhu, seorang sampajano? Di sini, para bhikkhu, untuk seorang bhikkhu, perasaan diketahui ketika muncul ... bertahan ... lenyap .... Pikiran diketahui ketika muncul ... bertahan ... lenyap .... Persepsi diketahui ketika muncul ... bertahan ... lenyap ....' [SN 47.35]
Yang bisa mengetahui ini kesadaran, ini persepsi itu panna. Ini kan salah satu dari 16 nana (pengetahuan):
Quote
Knowledge to distinguish mental and physical states (namarupa pariccheda nana)
Pengetahuan membedakan mental dan jasmani [adalah] namarupa pariccheda nama
http://www.vipassanadhura.com/sixteen.html
Quote
Klo mnrt yumi, sati = waspada/ingat/eling; sampajanna (mindful) = sadar/tau/perhatian penuh; manasikara = perhatian. Mgkn ikut terjemahan zaman dulu yg di buku pelajaran Agama Buddha aja, seingat wa biasa 'sadar dan waspada'. Tapi tuh kekna ada terbalik, krn sati yg di depan jadiny 'waspada dan sadar' (sama ksmplnnya spt yg prn dipost citta).
Nah di dalam berbagai macam terjemahan sati-sampajanna ini, saya sih tetap merujuk ke praktek satipatthana. Yang memperhatikan nama-rupa itu sati, yang mengetahui mana nama, mana rupa, ini nama apa, ini rupa apa, apa objeknya, kapan munculnya, kapan hilangnya, itu sampajanna.
Quote
Kathanca, bhikkhave, bhikkhu sampajano hoti? Idha, bhikkhave, bhikkhu vidita vedana uppajjantividita vedana uppajjanti, vidita upatthahanti, vidita abbhattham gacchanti; vidita sanna uppajjanti, vidita upatthahanti, vidita abbhattham gacchanti; vidita vitakka uppajjanti, vidita upatthahanti, vidita abbhattham gacchanti. Evam kho, bhikkhave, bhikkhu sampajano hoti.2
And how, meditators, does a meditator understand thoroughly? Herein, meditators, a meditator knows sensations arising in him, knows their persisting, and knows their vanishing; he knows perceptions arising in him, knows their persisting and knows their vanishing; he knows each initial application (of the mind on an object) arising in him, knows its persisting and knows its vanishing. This, meditators, is how a meditator understands thoroughly.
Dan bagaimana, para meditator, caranya seorang meditator mengerti sepenuhnya? Di sini, para meditator, seorang meditator mengetahui rasa (vedana) muncul dalam dirinya, mengetahui keberlangsungannya, dan mengetahui lenyapnya; dia mengetahui persepsi (sanna) muncul dalam dirinya, mengetahui keberlangsungannya dan mengetahui lenyapnya; dia mengetahui pengarahan pikiran (vitakka) muncul dalam dirinya, mengetahui keberlangsungannya, dan mengetahui lenyapnya. Inilah, para meditator, caranya seorang meditator mengerti sepenuhnya.
Samyutta Nikaya 3.5.401
Ini kan jelas penjelasan dari panna. Kesadaran tidak mengerti tentang anicca ataupun nama-rupa, kesadaran fungsinya hanya membawa objek ke pikiran sehingga bisa dianalisa.
Quote from: char101 on 09 December 2009, 11:42:07 PM
Quote from: gachapin on 09 December 2009, 11:13:00 PM
lihat boardnya om :D
Orang yang menerjemahkan harus mengerti apa yang diterjemahkannya
Dalam hal pengertian: suttamayapanna (bisa baca) < cintamaya panna (pernah dipraktekkan) < bhavanamaya panna (telah mencapai hasil)
Nggak salah donk kalau saya bilang, dalam hal multiple interpretation seperti sati-sampajanna ini, arti sebenarnya mungkin bisa diperoleh lewat praktek ;D
suta maya panna: kebijaksanaan hasil pembelajaran (suta dari kata mendengar, identik dng belajar. dulu blom ada belajar lewat baca kali ehehe..) bukan sutta kali ;D
Quote from: Jerry on 10 December 2009, 10:37:45 PM
suta maya panna: kebijaksanaan hasil pembelajaran (suta dari kata mendengar, identik dng belajar. dulu blom ada belajar lewat baca kali ehehe..) bukan sutta kali ;D
Iya, kelebihan t ;D . Kalo zaman sekarang namanya cakkhu-maya panna :P
Dalam Visuddhi-magga sati didefinisikan sebagai :
465. Saranti tāya, sayaṃ vā sarati saraṇamattameva vā esāti sati. Sā apilāpanalakkhaṇā, asammosarasā, ārakkhapaccupaṭṭhānā, visayābhimukhabhāvapaccupaṭṭhānā vā, thirasaññāpadaṭṭhānā, kāyādisatipaṭṭhānapadaṭṭhānā vā. Ārammaṇe daḷhapatiṭṭhitattā pana esikā viya, cakkhudvārādirakkhaṇato dovāriko viya ca daṭṭhabbā. (Karena saat ini saya sedang di luar kota, ada yang bisa bantu carikan terjemahan bahasa Inggrisnya di buku "The Path of Purification"?)
Jadi, sati memiliki ciri, fungsi, manifestasi serta sebab terdekat sbb :
Ciri (lakkhaṇā) : tidak hanyut (apilāpana)
Fungsi (rasā) : tidak lupa/lengah (asammosa)
Manifestasi (paccupaṭṭhānā) : mengawal (ārakkha), atau keadaan berhadapan dengan ranah objek (visayābhimukhabhāva)
Sebab Terdekat (padaṭṭhānā) : persepsi yang kuat (thirasaññā), atau landasan sati misalnya badan (kāyādisatipaṭṭhāna)
Secara harafiah, sati memiliki arti ingat (Sansekerta : smṛti; Mandarin : 念; Jawa : eling; Inggris : mindful[ness]). Di Thailand maupun di Myanmar tidak diterjemahkan, mereka tetap memakai sati. Saya pribadi juga lebih condong tetap menggunakan sati, tidak diterjemahkan.
Sati bersama manasikāra merupakan salah satu dari ke-52 cetasikā. Saya lebih condong tidak menerjemahkan sati sebagai perhatian murni karena kata perhatian sdh saya siapkan untuk kata manasikāra (attention).
Sampajāna (adjective; sampajañña, noun) : clear comprehension (pemahaman nan jernih?).
Biasanya saya menjelaskan hubungan sati dan sampajāna sbb : sati adalah selalu "ingat" mengarahkan kamera "perhatian" pada ranah/medan objek sehingga memiliki pemahaman yang jernih terhadap apa saja yang terjadi pada objek-objek (here and now; kāya, vedanā, citta dan dhamma) yang berada dalam ranah pengamatannya. Cmiiw.
Definisi manasikāra dalam Visuddhi-Magga adalah sbb :
473. Kiriyā kāro. Manamhi kāro manasikāro. Purimamanato visadisamanaṃ karotītipi manasikāro. Svāyaṃ ārammaṇapaṭipādako, vīthipaṭipādako, javanapaṭipādakoti tippakāro.
Tattha ārammaṇapaṭipādako manamhi kāroti manasikāro. So sāraṇalakkhaṇo, sampayuttānaṃ ārammaṇe saṃyojanaraso, ārammaṇābhimukhabhāvapaccupaṭṭhāno, ārammaṇapadaṭṭhāno. Saṅkhārakkhandhapariyāpanno, ārammaṇapaṭipādakattena sampayuttānaṃ sārathi viya daṭṭhabbo. Vīthipaṭipādakoti pana pañcadvārāvajjanassetaṃ adhivacanaṃ. Javanapaṭipādakoti manodvārāvajjanassetaṃ adhivacanaṃ. Na te idha adhippetā.
Bagaimana pendapat Peacemind?
apa sati dapat diterjemahkan ke dalam b. inggris menjadi mindfullness?
[at] Yang terhormat BTY
Sebelumnya terimalah sembah sujud saya ke Bhante. Semoga bhante, saat ini, dalam keadaan baik, sehat dan damai dalam Dhamma. Sebenarnya dalam hal ini, Bhante lebih tahu daripada kita-kita ini. Sejauh pandangan Visuddhimagga, definisi sati dan manasikāra memang demikian adanya. Saya hanya mengutip terjemahan dari Bhikkhu Ñāṇamoli dalam bukunya, "The Path of Purification" mengenai kalimat-kalimat dalam bahasa Pāli yang Bhante kutip di atas.
Quote
Dalam Visuddhi-magga sati didefinisikan sebagai :
465. Saranti tāya, sayaṃ vā sarati saraṇamattameva vā esāti sati. Sā apilāpanalakkhaṇā, asammosarasā, ārakkhapaccupaṭṭhānā, visayābhimukhabhāvapaccupaṭṭhānā vā, thirasaññāpadaṭṭhānā, kāyādisatipaṭṭhānapadaṭṭhānā vā. Ārammaṇe daḷhapatiṭṭhitattā pana esikā viya, cakkhudvārādirakkhaṇato dovāriko viya ca daṭṭhabbā.
"By its means they remember (saranti),or it itself remembers, or it is just mere remembering (saraṇa), thus it is mindfulness (sati). It has the characteristic of not wobbling. Its function is not to forget. It is manifested as guarding, or it is manifested as the state of confronting an objective field. Its proximate cause is strong perception, or its proximate cause is the foundations of mindfulness concerned with the body, and so on. It should be regarded, however, as like a pillar because it is firmly founded, or as like a door-keeper because it guards the eye-door, and so on"
Jadi pendapat bhante mengenai ciri, fungsi, manifestasi dan sebab terdekat sati di bawah ini tidak salah, yakni:
Jadi, sati memiliki ciri, fungsi, manifestasi serta sebab terdekat sbb :
Ciri (lakkhaṇā) : tidak hanyut (apilāpana)
Fungsi (rasā) : tidak lupa/lengah (asammosa)
Manifestasi (paccupaṭṭhānā) : mengawal (ārakkha), atau keadaan berhadapan dengan ranah objek (visayābhimukhabhāva)
Sebab Terdekat (padaṭṭhānā) : persepsi yang kuat (thirasaññā), atau landasan sati misalnya badan (kāyādisatipaṭṭhāna).
Selain apa yang telah dijelaskan Bhante, ada satu hal yang ingin saya tambahkan khususnya mengenai definisi kata sati di atas pada kalimat pertama. Kalimat pertama "Saranti tāya, sayaṃ vā sarati saraṇamattameva vā esāti sati" menunjukkan tiga macam definisi yang sangat penting dalam tradisi Theravada yaitu karanasādhana (instrumental-definition), kattusādhana (doer-definition) dan bhavasādhana (the real nature-definition). Sati bisa dianggap sebagai instrumen / alat seperti dalam kalimat 'saranti tāya' (karena itu (sati), mereka mengingat), juga bisa dianggap sebagai pelaku (kattu) sesuai dengan kalimat 'sayaṃ sarati' (itu (sati) itu sendiri mengingat), dan juga sebagai sekedar fenomena sesuai dengan definisi 'saranamatteva esa sati' (sekedar ingatan itulah yang disebut sebagai sati). Dalam Theravāda, dari ketiga definisi di atas, definisi yang terakhir merupakan yang paling benar karena hanya definisi ini tidak mengikutkan campur tangan adanya 'doer' / 'diri', sedangkan dua yang lain digunakan untuk mempermudah pengetahuan saja namun tidak boleh dianggap sebagai kebenaran mutlak. Oleh karena itu, sejauh tradisi Theravāda memandang, sati is mere remembering.
Quote
Secara harafiah, sati memiliki arti ingat (Sansekerta : smṛti; Mandarin : 念; Jawa : eling; Inggris : mindful[ness]). Di Thailand maupun di Myanmar tidak diterjemahkan, mereka tetap memakai sati. Saya pribadi juga lebih condong tetap menggunakan sati, tidak diterjemahkan.
Sati bersama manasikāra merupakan salah satu dari ke-52 cetasikā. Saya lebih condong tidak menerjemahkan sati sebagai perhatian murni karena kata perhatian sdh saya siapkan untuk kata manasikāra (attention).
Sebenarnya memang sangat sulit untuk menerjemahkan kata sati yang tepat ke bahasa Indonesia. Ini disebabkan karena kata ini memiliki arti yang lebih dalam dibandingkan dengan terjemahan2 saat ini. Oleh karenanya, saya berpendapat bahwa Myanmar dan Thailand telah mengambil cara yang paling bijaksana untuk tidak menerjemahkan kata ini. Terjemahan sati ke 'perhatian murni' juga bisa menimbulkan kontroversi terutama jika kita mengingat bahwa Sang BUddha juga menyebutkan adanya micchasati. Perhatian murni lebih condong ke hal yang positif, sedangkan micchasati bersifat negatif. Salah satu definisi Micchasati telah dijelaskan kitab komentar sebagai, "Ye vā pana tesaṃ laddhiṃ gahetvā rattiṭṭhāne divāṭhāne nisinnā sajjhāyanti vīmaṃsanti, tesaṃ ''karoto na karīyati pāpaṃ, natthi hetu, natthi paccayo, mato ucchijjatī''ti tasmiṃ ārammaṇe micchāsati santiṭṭhati" - "Setelah memegang pandangan2nya, setelah duduk siang dan malam, mereka yang melafal dan memeriksa obyek2 demikian, 'setelah melakukan perbuatan (jahat) kejahatan tidak dilakukan; tidak ada sebab dan kondisi; setelah mati, semuanya akan lenyap /terputus', sesungguhnya telah berada pada micchāsati.
Quote
Sampajāna (adjective; sampajañña, noun) : clear comprehension (pemahaman nan jernih?).
Biasanya saya menjelaskan hubungan sati dan sampajāna sbb : sati adalah selalu "ingat" mengarahkan kamera "perhatian" pada ranah/medan objek sehingga memiliki pemahaman yang jernih terhadap apa saja yang terjadi pada objek-objek (here and now; kāya, vedanā, citta dan dhamma) yang berada dalam ranah pengamatannya. Cmiiw.
Yap, saya setuju dengan pendapat di atas terutama mengingat arti sati yang positif dalam hubungannya dengan sampajāna / fully knowing / clear comprehension, dan juga mengingat fungsi sati kaitannya dengan vipassana yang menekankan pada perhatian / tepatnya 'selalu ingat' saat ini dan sekarang terhadap empat landasan (kāya, vedana, citta dan dhamma).
Quote
Definisi manasikāra dalam Visuddhi-Magga adalah sbb :
473. Kiriyā kāro. Manamhi kāro manasikāro. Purimamanato visadisamanaṃ karotītipi manasikāro. Svāyaṃ ārammaṇapaṭipādako, vīthipaṭipādako, javanapaṭipādakoti tippakāro.
Tattha ārammaṇapaṭipādako manamhi kāroti manasikāro. So sāraṇalakkhaṇo, sampayuttānaṃ ārammaṇe saṃyojanaraso, ārammaṇābhimukhabhāvapaccupaṭṭhāno, ārammaṇapadaṭṭhāno. Saṅkhārakkhandhapariyāpanno, ārammaṇapaṭipādakattena sampayuttānaṃ sārathi viya daṭṭhabbo. Vīthipaṭipādakoti pana pañcadvārāvajjanassetaṃ adhivacanaṃ. Javanapaṭipādakoti manodvārāvajjanassetaṃ adhivacanaṃ. Na te idha adhippetā.
Diterjemahkan oleh Bhikkhu Ñāṇamoli sebagai berikut:
"It is the maker of what is to be made, it is the maker in the mind (manamhi kāro), thus it is attention (bringing-to-mind-manasikāra). It makes the mind different from the previous (life-continuum) mind, thus it is attention. It has three ways of doing this: as the controller of the object, as the controller of the cognitive series, and as the controller of impulsions. Herein, the controller of the object is the maker in the mind,thus it is attention. That has the characteristic of conducting (sāraṇa). Its function is to yoke associated states to the object. It is manifestated as confrontation with the object. Its proximate cause is an object. It should be regarded as the conductor (sārathi) of associated states by controlling the objects, itself being concluded in the formations aggregate. Controller of the cognitive series is a term for the five-door adverting. Controller of impulsions is a term for the mind-door adverting. These last two are not included here."
Mohon koreksinya jika salah.
Quote from: Hendra Susanto on 21 December 2009, 03:17:49 PM
apa sati dapat diterjemahkan ke dalam b. inggris menjadi mindfullness?
Memang dalam bahasa Inggris kata sati diterjemahkan demikian.
jd kesimpulan utk terjemahan kata mindfulness jika ditranslate ke indo menjadi sati?
sebaiknya demikian...
Anumodana, Romo Peacemind.
Selamat bergabung Bhante _/\_ semoga lebih sering posting :)
Kalo pengertian saya mengenai sati sampai sekarang ini adalah merujuk pada perumpamaan dari Ajahn Chah, beliau mengilustrasikan seekor kucing yang sedang mengawasi dengan waspada mangsa tikus yg sedang diincarnya. Perhatian kewaspadaan terpusat seperti itulah yg saya mengerti sebagai sati.