Kadang-kadang saya agak merasa kurang "ngeh" dengan tulisan pak hudoyo pakar meditasi satu ini, kadang-kadang saya merasa tulisan dia sangat bijak dengan pemahaman dia atas teori2 meditasi tapi koq belakangan ini saya merasa ada yang bertolak belakang dengan sifat dari si pakar meditasi ini, kenapa ?
Karena dia terlihat sedikit kurang nyaman dengan tulisan2 dari rekan buddhist yang tidak sesuai dengan pola pikir dia, lah namanya diskusi, rekan buddhist belum tentu benar 100% (karena belum ada yang benar2 telah merealisasikan) begitu pula dengan pak hudoyo yang juga belum tentu benar 100%, lah koq dengan santainya ia selalu menyalahkan dan menyalahkan tulisan2 rekan2 buddhist yg tidak sesuai dengan pemikirannya ? Apakah itu menunjukan dia adalah orang yg telah benar 100% mengenai meditasi dan dhamma ?
Ada 1 hal lagi yg membuat sy bertanya2, seorang pakar meditasi yg seharusnya sudah dapat mengendalikan "ego" untuk tidak marah/emosi dan mengendalikan "ego" untuk tidak membuat orang tidak merasa nyaman (istilah gaulnya, suka buat keonaran/keributan dengan orang lain) tapi semua hal itu ada didalam dirinya terlihat dari tulisan-tulisan dalam setiap diskusi ataupun debat. Meminjam kata2 dari pak hudoyo sendiri "tulisan anda mencerminkan pikiran anda" dr situ sy bs menyimpulkan sikap dr pakar meditasi ini.
Maaf sekali lagi maaf, sy cuman "wong cilik" yg berani mengeluarkan statment ini, dengan tidak mengurangi rasa hormat sy kepada orang yg lebih tua (bukan kepada seorang yg katanya pakar meditasi loh ya) mudahan tulisan ini bisa menjadi masukkan dan setelah itu bisa "melepas" sesuai dengan kata-kata dia sendiri.
Loccckkk! :))
Quote from: ryu on 16 August 2009, 06:03:55 PM
Loccckkk! :))
waduh masalah gini aja di lock... ga ada unsur SARA koq, boleh dunk membahas/mengkritik orang lain, selama bukan untuk menghina dalam artian mencaci maki diri nya...
Quote from: dhanuttono on 16 August 2009, 06:48:52 PM
Quote from: ryu on 16 August 2009, 06:03:55 PM
Loccckkk! :))
waduh masalah gini aja di lock... ga ada unsur SARA koq, boleh dunk membahas/mengkritik orang lain, selama bukan untuk menghina dalam artian mencaci maki diri nya...
Boleh lah, JK ;D , tapi yang pasti akan kesitu2 lagi, kalo mau ke thread yang comotan blog tetangga aja tuh ;D
nah beda bro, klo yg ini aku pengen tau pandangan rekan2 tentang pakar meditasi yg penuh kontroversi, klo thread comotan blog tetangga itu lebih ke arah membahas tulisan/pandangan si pakar meditasi.
sesuai dengan kata2 bhante panna, bila bertemu buddha maka bunuh buddha, jadi jangan liat siapa bpk Hudoyo itu, abaikan saja, lihat ajarannya, apabila merasa tidak cocok ya lewat saja deh (bunuh Buddha).
bpk hudoyo ini kan bukan nya pandita Buddha, sebenar nyakan gampang saja kan ada pandita sila, liat saja apa dia telah melanggar pandita sila, masalah selesai.
Quote from: ryu on 16 August 2009, 07:20:18 PM
sesuai dengan kata2 bhante panna, bila bertemu buddha maka bunuh buddha, jadi jangan liat siapa bpk Hudoyo itu, abaikan saja, lihat ajarannya, apabila merasa tidak cocok ya lewat saja deh (bunuh Buddha).
Gw rasa ini bukan dari kata2 Bhante Panna, Bhante hanya menerangkan ajaran Zen yg mengatakan Ketemu buddha, maka bunuh buddha ..... sungguh sulit bagi seorang yg baru mengenal Buddhist untuk memahami ajaran Zen itu
_/\_
Quote from: daimond on 16 August 2009, 07:53:59 PM
bpk hudoyo ini kan bukan nya pandita Buddha, sebenar nyakan gampang saja kan ada pandita sila, liat saja apa dia telah melanggar pandita sila, masalah selesai.
Gw pernah ikut khusus dhammaduta yg diadakan Magabudhi .....
yg disebut Pandita/ Romo harus berpedoman dan rujukannya pada Tipitaka ....
bila bukan rujukan pada Tipitaka, otomatis bukan dari anggota Magabudhi
diluar tadi itu gw gak tau lagi untuk dapat di sebut Pandita
Quote from: Virya on 16 August 2009, 11:06:21 PM
Quote from: ryu on 16 August 2009, 07:20:18 PM
sesuai dengan kata2 bhante panna, bila bertemu buddha maka bunuh buddha, jadi jangan liat siapa bpk Hudoyo itu, abaikan saja, lihat ajarannya, apabila merasa tidak cocok ya lewat saja deh (bunuh Buddha).
Gw rasa ini bukan dari kata2 Bhante Panna, Bhante hanya menerangkan ajaran Zen yg mengatakan Ketemu buddha, maka bunuh buddha ..... sungguh sulit bagi seorang yg baru mengenal Buddhist untuk memahami ajaran Zen itu
_/\_
ungkapan itu di katakan oleh bhante ketika ada seseorang yang mempertanyakan keberadaan pa Hudoyo. alih2 memberikan jawaban yang pasti malah memberikan ungkapan zen itu lho :)
Jika sebuah kata "ASTAGA" saja sudah dapat memunculkan berbagai penilaian dan pemikiran dalam diri Pak Hudoyo, apakah benar Pak Hudoyo telah menghentikan seluruh pikirannya ? :-?
ASTAGA ;D
_/\_ tidak ada yang perlu dispekulasikan bila anda belum mengenal MMD itu sendiri apa, lewat tulisan pun akan terdengar konyol karena saya bisa menulis satu kata anda bisa menignterpretasikan menjadi banyak hal. sama seperti saya berkata "ANJING",bisa terdengar kasar,bisa saya sedang menunjuk seekor binatang, bisa juga apa saja selama anda masih berpikir.
Perlu dilihat juga latar belakang perkembangan agama Indonesia di jaman Belanda, saat itu berkembang Theosofi, mereka mempelajari semua kebaikan dalam agama mulai dari Khrisnamurti, Buddhism,Taoism,Sufiism, kr****n,orang-orang tanpa kunkungan "agama" ini menemukan kebaikan yang tertulis dalam intisari setiap agama. anda harus tahu bedanya Devotion sebagai jalan enligtenment dengan melekat pada isi scripture. apapun yang kita jalanin tentu lah yang terbaik, apakah ada orang disini dia berani bilang saya berbuat untuk keburukan setiap orang? bahkan seorang teroris tetap berpikir bahwa tindakan nya itu baik hanya saja kita bisa melihat tindakan itu bijaksana atau tidak bijaksana.
Jika menurut kalian tidak bijaksana sebuah perbuatan dilakukan,berikan masukan yang positif, manusia sejak kecil selalu diajarkan melihat sesuatu dari pandangan negatif, bisakah anda keluar dari kurungan pikiran ini?
_/\_
apakah seseorang yg berani melatih meditasi ke orang lain belum berarti bahwa dia telah bijaksana ?
apakah seseorang yg membuka forum diskusi, kemudian mematok mati bahwa buah pikiran yg sama/sesuai dengan pemikiran si pembuat forum adalah yg paling benar/mendekati kebenaran adalah tindakan bijaksana ?
seperti yg kita ketahui benar atau salah bisa saja bersifat abstrak, si bomber merasa membunuh manusia yg kafir adalah hal yg benar bagi mereka, tp di agama lain membunuh manusia adalah perbuatan yg salah... jd dengan ego dr si pembuat forum, apakah berarti patokan kebenaran dia adalah yg paling benar mengingat bahwa dia adalah mentor meditasi ? siapa yg bisa menjamin ?
Quote from: dhanuttono on 17 August 2009, 01:03:48 PM
apakah seseorang yg berani melatih meditasi ke orang lain belum berarti bahwa dia telah bijaksana ?
apakah seseorang yg membuka forum diskusi, kemudian mematok mati bahwa buah pikiran yg sama/sesuai dengan pemikiran si pembuat forum adalah yg paling benar/mendekati kebenaran adalah tindakan bijaksana ?
seperti yg kita ketahui benar atau salah bisa saja bersifat abstrak, si bomber merasa membunuh manusia yg kafir adalah hal yg benar bagi mereka, tp di agama lain membunuh manusia adalah perbuatan yg salah... jd dengan ego dr si pembuat forum, apakah berarti patokan kebenaran dia adalah yg paling benar mengingat bahwa dia adalah mentor meditasi ? siapa yg bisa menjamin ?
apakah anda selama ini telah berpraktik meditasi seperti Pak Hudoyo? sehingga anda sangat dalam dengan meditasi Pak hudoyo,apakah anda pernah menyelami pikiran beliau?
Karena kita berpikir negatif,maka semua yang kita interpretasikan pasti negatif,sama seperti seorang anak yang dikasih makanan baru,ia menolak mentah mentah dikira racun.
seorang yogi tidak berpikir menolak ataupun menyetujui, setelah melakukan observasi atas apa yang dikatakan pak Hudoyo dan merasakan dalam meditasi, saya tidak menemukan satu kebohongan beliau mengenai praktiknya. sesuatu yagn dikatakan tidak benar ya tidak benar,sesuatu yang dikatakan benar ya benar apakah harus bermulut manis untuk hal itu?(jawabnya mungkin)
tidak ada yang dikatakan benar kecuali ia sudah menyelami dan tersucikan, kita hanya bisa berspekulasi, lepaskan kurungan pikiran seperti itu.
di dalam meditasi sesungguhnya tidak ada angka-angka seperti 4, 8,3 dll. Sang Buddha 6 tahun sengsara pun tidak bilang ada 4,8,atau angka apapun, hanya ketika Beliau merealisasi dan merumuskan baru lah ada. namun itu hanya sebagai guidance bukan sebagai tools bahwa harus 8 dan lain sebagainya,semua itu hanya produk pikiran seorang yangbelum tercerahkan.
selami, jangan berpandangan apapun sebelum kita selami.
hehehe... pertanyaan sy di atas simple koq... mengenai uraian anda, sy belum mendapatkan jawabannya. sy tidak sedang mempertanyakan kredibilitas dr ajaran pak hud, sy jg tidak tertarik menyelami pikiran beliau.
mengenai pikiran negatif, apakah menjudge setiap tulisan orang pasti salah bukan berarti berpikiran negatif ? seperti yg saya katakan, dimana patok kebenaran itu, sedangkan benar atau salah saja masih abstrak, koq dia selalu menyalahkan pemikiran dan pandangan orang lain ?
sy jg tidak meminta anda untuk berbicara manis terhadap praktik meditasi pak hud, karena saat ini sy tidak mempertanyakan sejauh mana kebenaran dalam teknik MMD, sekali lg sy ini "wong cilik" yg cm bs melihat "kulit" dari pada "daging", jd ga perlu melihat daging terlebih dulu anda tentu bisa menilai kulit bukan, klo memang di kulit tersebut terdapat "kudis" padahal menurut berita yg beredar "daging" nya sungguh bagus/manis...
mengenai angka-angka dan guide line bukan kapasitas sy tuk menilai masalah itu dan saya merupakan orang yg tidak terlalu terpaku dengan teori yg ada. seseorang yg dikatakan bijaksana dalam suatu tingkatan, tentu nya tidak ada cacat atas kebijaksanaan nya, sy mengajarkan untuk bersabar tp saya sendiri belum bs mengendalikan sabar, apakah bs sy dikatakan bijak ? walau dilain hal sy ramah, suka berdana dan membantu orang susah, sehingga orang2 yg saya bantu merasa sy orang yg baik dan sabar... ehm...
Quote from: dhanuttono on 17 August 2009, 01:39:58 PM
hehehe... pertanyaan sy di atas simple koq... mengenai uraian anda, sy belum mendapatkan jawabannya. sy tidak sedang mempertanyakan kredibilitas dr ajaran pak hud, sy jg tidak tertarik menyelami pikiran beliau.
mengenai pikiran negatif, apakah menjudge setiap tulisan orang pasti salah bukan berarti berpikiran negatif ? seperti yg saya katakan, dimana patok kebenaran itu, sedangkan benar atau salah saja masih abstrak, koq dia selalu menyalahkan pemikiran dan pandangan orang lain ?
sy jg tidak meminta anda untuk berbicara manis terhadap praktik meditasi pak hud, karena saat ini sy tidak mempertanyakan sejauh mana kebenaran dalam teknik MMD, sekali lg sy ini "wong cilik" yg cm bs melihat "kulit" dari pada "daging", jd ga perlu melihat daging terlebih dulu anda tentu bisa menilai kulit bukan, klo memang di kulit tersebut terdapat "kudis" padahal menurut berita yg beredar "daging" nya sungguh bagus/manis...
mengenai angka-angka dan guide line bukan kapasitas sy tuk menilai masalah itu dan saya merupakan orang yg tidak terlalu terpaku dengan teori yg ada. seseorang yg dikatakan bijaksana dalam suatu tingkatan, tentu nya tidak ada cacat atas kebijaksanaan nya, sy mengajarkan untuk bersabar tp saya sendiri belum bs mengendalikan sabar, apakah bs sy dikatakan bijak ? walau dilain hal sy ramah, suka berdana dan membantu orang susah, sehingga orang2 yg saya bantu merasa sy orang yg baik dan sabar... ehm...
semoga anda menemukan kebenaran itu...._/\_
terima kasih, sekali lg sy cm "wong cilik" yg tertarik buddhism dan masih mempelajari nya, ya tidak sehebat anda yg sudah menemukan kebenaran itu... selamat untuk anda... saran sy anda tidak perlu lg belajar, krn anda sudah dapat melihat kebenaran itu dan telah merealisasi nya... salut...
Quote from: dhanuttono on 17 August 2009, 02:07:15 PM
terima kasih, sekali lg sy cm "wong cilik" yg tertarik buddhism dan masih mempelajari nya, ya tidak sehebat anda yg sudah menemukan kebenaran itu... selamat untuk anda... saran sy anda tidak perlu lg belajar, krn anda sudah dapat melihat kebenaran itu dan telah merealisasi nya... salut...
kalau saya sudah merealisasikan kebenaran,bukankah bumi telah bergoncang :)
Quote from: dhanuttono on 17 August 2009, 02:07:15 PM
terima kasih, sekali lg sy cm "wong cilik" yg tertarik buddhism dan masih mempelajari nya, ya tidak sehebat anda yg sudah menemukan kebenaran itu... selamat untuk anda... saran sy anda tidak perlu lg belajar, krn anda sudah dapat melihat kebenaran itu dan telah merealisasi nya... salut...
Ada satu advertising agency yg cukup kreatif dan kartu namanya juga bagus sekali.
namanya CABE RAWIT (cilik2 yo pedesne maknyus). Dan kalau handphone rusak juga perlu obeng yg cilik banget lho.
pernah gw tanya bagaimana menjelaskan pikiranan yg berhenti dlm dunia komputer (processor maupun software). Katanya pak Hud dia kurang mengerti komputer. Sedangkan gw kurang mengerti Meditasi.
Saya berpikir kalau programmnya berhenti (tidak seharusnya), maka disebut HANG (ngadat), dan itu tidak diinginkan oleh pembuat. Begitu juga kalau ada processor yg bisa (sering) berhenti, maka org tidak akan membelinya.
Utk berhentinya 3 racun dunia itu ok, tetapi bukan berhentinya proses berpikir.
utk berhentinya Dhuka it ok, tetapi bukan berhentinya proses berpikir.
utk berhentinya mengejar yg dibunuh (angulimala?) itu oke, tetapi bukan berhentinya proses berpikir.
Setelah mencapai pencerahan, Apakah Buddha masih berpikir ?
Apapun yg kita bahas, kalau murid2 MMD menjadi manusia yg lebih baik,
itu adalah salah satu nilai plus dari pah HUD...
ya, kira2 begitulah..
seorang guru tibetan mengajak muridnya pergi ke sebuah gua tempat Padmasambhava pernah tinggal,disana mereka menjapa semua mantra lineage semua guru dan tiba2 guru bertanya kepada muridnya mendadak "Apakah Buddha itu?".dan sesaat murid itu menjadi tercerahkan.
ketika pikiran secara spontan tidak mengambil pikiran di masa lampau ataupun mengawang2 ke masa depan, disitulah anda berhenti..mengalamai yang dinamakan hidup pada masa sekarang.
semoga cerita ini bisa membuka pikiran bro johan soal meditasi.
saya pikir wajar kalo Pak hud menjawab soal komputer karena memang beliau tidak begitu bisa komputer bukankah ini harga sebuah kejujuran daripada bro menggunakan beberapa istilah yang kadang kita tidak bisa mengerti bersama?
Bukanlah proses berhenti berpikir tapi letak pikiran pada masa kini.itulah berkah yang bisa bro petik dari meditasi.
dr mana seseorang "mengetahui" bahwa pikiran nya telah berhenti padahal disana pikiran nya sedang mengamati dan merasa seakan pikiran telah berhenti berpikir ? ketika seseorang "mengetahui" maka pd saat itu ia telah berpikir.
ketika sedang bermeditasi yg terpenting adalah mengarahkan pikiran untuk dapat lebih tenang, tidak kembali ke bayangan masa lalu, jg tidak memikirkan apa yg akan dilakukan diwaktu mendatang. saat kondisi itu dapat dipertahankan, maka yg dirasakan adalah kenyamanan, pikiran yg terarah/tenang... (dr mn saya tau itu, bukan dr buku/bukan dr cerita mentor, tp dr apa yg saya pelajari dan temukan dalam latihan.) mungkin itu yg dikatakan oleh orang pikiran berhenti, tp jika teori "pikiran berhenti" ini di ungkapkan ke umum yg notabene belum mendalami meditasi, apakah itu tidak memunculkan berbagai spekulasi... contohnya, ya itu asumsi pikiran benar2 telah berhenti/pikiran kosong.
sy tidak pernah mengikuti retret dr pak hud, tp mendapatkan byk pengalaman meditasi dibawah bimbingan dr para bhikkhu theravada yg mendalami meditasi di myanmar dan thai. tp yg sy tangkap bathin mereka (mentor) tidak segundah pakar meditasi MMD ketika ada pendapat yg berbeda dengan pandangan pribadi nya. tindakan nya tidak menimbulkan pro dan kontra, terlebih menabur kebencian dimana-mana dengan mengambil sikap menyerang setiap tulisan/pandangan yg berbeda dengan apa yg ia ketahui...
disitu sy mengatakan, mengapa "ego" seorang pakar masih bergejolak, ketika api disulut (sy menggunakan kata hiperbola) ? apakah tindakan itu bs dikatakan tindakan yg bijak dr seorang mentor meditasi ?
kan sesuai namanya bro
MMD
Meditasi Mengenal Diri...
jadi bagi para pembacanya pun diajak untuk mengenal dirinya sendiri
baik pada saat
Marah
Cuek
HEning
Benci
pd saat membaca2 tulisan2 om hudoyo...
mengenai tingkah lau beliau, biarkan saja... mungkin itu yg beliau ingin ajarkan...
jika meditasi dengan cara seperti itu, tidak bisa dikatakan tindakan bijak... yg ada hanya menabur benih kebencian dimana-mana... akibat dr pro dan kontra terhadap pandangan pribadi nya, juga terhadap pandangan/pemikiran orang lain... itu yg patut disayangkan karena dia menyandang gelar romo meditasi yg identik dengan buddhism...
Quote from: dhanuttono on 17 August 2009, 08:41:00 PM
jika meditasi dengan cara seperti itu, tidak bisa dikatakan tindakan bijak... yg ada hanya menabur benih kebencian dimana-mana... akibat dr pro dan kontra terhadap pandangan pribadi nya, juga terhadap pandangan/pemikiran orang lain... itu yg patut disayangkan karena dia menyandang gelar romo meditasi yg identik dengan buddhism...
sesuai dg semangat Ehipassiko,
bila sdr. dhanuttono telah melihat bahwa meditasi dg cara seperti itu tidak bijaksana, hanya menabur benih kebencian di mana2, sebaiknya ditinggalkan saja. jgn ditelan benihnya.
ngomong2 soal gelar "romo" yg identik dg Buddhism, kayanya itu emg gelar "romo" dalam hierarkis Buddhism dech
cuma saya ga tau aja siapa yg beri gelar :P
Di ka****k juga ada gelar Romo lho ;D
loh... bukan nya sy sdh mengatakan "sy tidak pernah mengikuti retret dr pak hud" dan sy tidak pernah mau tau dengan ajaran pak hud. krn baca konsep dia yg di ilhami khris... (sensor) sy ga sreg... sy lebih byk mendapat bimbingan dr bhikkhu2 theravada yg pernah melatih meditasi di myanmar dna thai.
sy membahas pakar satu ini, krn sikap dia bertolak belakang dengan sosok seorang mentor meditasi yg seharusnya tak akan terpengaruh, apalagi emosi bergejolak ketika ada orang yg berbeda pandangn dengan nya, terlebih bs mengatakan orang macam2 dan menabur kebencian dimana-mana, apakah itu gambaran seorang "romo" ? eit... ini pandangan pribadi sy, jgn setelah ini dibaca oleh yg bersangkutan trus marah2, trus sy di black list di forum ini, untung nya forum ini forum liberal ga seperti forum si pakar.
Quote from: ryu on 18 August 2009, 08:58:01 AM
Di ka****k juga ada gelar Romo lho ;D
romo itu berasal dr bahasa jawa yg merupakan panggilan kepada orang tua (bapak) dan sebutan itu masuk dalam agama yg mengambarkan bapak/orang yg lebih bijak/pemuka agama (misalkan pastor)
jd orang yg sudah disebut "romo" apa layak dengan tindakan/ucapan nya yg kurang bijak, karena "ego" lebih bermain ? gw nih lebih tua/gw nih lebih senior/gw nih mantan bhikkhu/gw nih pakar meditasi...
mengenai kata2 sy "itu yg patut disayangkan karena dia menyandang gelar romo meditasi yg identik dengan buddhism..." itu dapat menimbulkan pandangan yg keliru terhadap buddhism, kenapa, karena dirinya menyandang gelar "romo" dan mainan dia adalah "meditasi" yang identik dengan buddhism, jika ada tindakan nya yg kurang bijak apa buddhism tidak kena sasaran tuh ?
Quote from: dhanuttono on 18 August 2009, 09:02:10 AM
loh... bukan nya sy sdh mengatakan "sy tidak pernah mengikuti retret dr pak hud" dan sy tidak pernah mau tau dengan ajaran pak hud. krn baca konsep dia yg di ilhami khris... (sensor) sy ga sreg... sy lebih byk mendapat bimbingan dr bhikkhu2 theravada yg pernah melatih meditasi di myanmar dna thai.
sy membahas pakar satu ini, krn sikap dia bertolak belakang dengan sosok seorang mentor meditasi yg seharusnya tak akan terpengaruh, apalagi emosi bergejolak ketika ada orang yg berbeda pandangn dengan nya, terlebih bs mengatakan orang macam2 dan menabur kebencian dimana-mana, apakah itu gambaran seorang "romo" ? eit... ini pandangan pribadi sy, jgn setelah ini dibaca oleh yg bersangkutan trus marah2, trus sy di black list di forum ini, untung nya forum ini forum liberal ga seperti forum si pakar.
Sebuah kata "ASTAGA" saja bisa memicu reaksi yang luar biasa (menciptakan berbagai konsepsi bathin yang akhirnya dituangkan dalam comment). Sebuah kata "ASTAGA" dapat membuat pikiran kembali berjalan dan mengembara. Benar-benar "ASTAGA" :o
bro sy ga tau maksud anda dengan kata "ASTAGA" dan sy tidak pernah ikut campur dalam thread "ASTAGA" dr blog tetangga... yg sy bahas itu adalah "ASTAFIRUTONO" dengan ekspresi kaget, karena tau ada seorang romo meditasi tp sikap nya seperti itu... :))
Quote from: dhanuttono on 18 August 2009, 09:09:42 AM
Quote from: ryu on 18 August 2009, 08:58:01 AM
Di ka****k juga ada gelar Romo lho ;D
romo itu berasal dr bahasa jawa yg merupakan panggilan kepada orang tua (bapak) dan sebutan itu masuk dalam agama yg mengambarkan bapak/orang yg lebih bijak/pemuka agama (misalkan pastor)
jd orang yg sudah disebut "romo" apa layak dengan tindakan/ucapan nya yg kurang bijak, karena "ego" lebih bermain ? gw nih lebih tua/gw nih lebih senior/gw nih mantan bhikkhu/gw nih pakar meditasi...
mengenai kata2 sy "itu yg patut disayangkan karena dia menyandang gelar romo meditasi yg identik dengan buddhism..." itu dapat menimbulkan pandangan yg keliru terhadap buddhism, kenapa, karena dirinya menyandang gelar "romo" dan mainan dia adalah "meditasi" yang identik dengan buddhism, jika ada tindakan nya yg kurang bijak apa buddhism tidak kena sasaran tuh ?
Kalau di lihat dari dua sisi bisa ya bisa tidak, ada umat agama lain yang tidak mengenal Buddhism tapi belajar MMD toh sedikitnya dia mempelajari Buddhism sedikit, iya khan? ;D
Quote from: dhanuttono on 18 August 2009, 09:22:16 AM
bro sy ga tau maksud anda dengan kata "ASTAGA" dan sy tidak pernah ikut campur dalam thread "ASTAGA" dr blog tetangga... yg sy bahas itu adalah "ASTAFIRUTONO" dengan ekspresi kaget, karena tau ada seorang romo meditasi tp sikap nya seperti itu... :))
Maksudnya, sebuah kata ASTAGA saja bisa membuat bathin Pak Hud bergejolak dan memicu lahirnya berbagai konsepsi yang dituangkan dalam berbagai comment (membuat pikiran yang "berhenti" menjadi berjalan kembali).
Saya pikir ASTAGA dengan ASTAFIRUTONO memiliki pengertian yang sama :)) (sama-sama kaget ;D)
ASTAGA + ASTAFIRUTONO menjadi benar-benar ASTAGA ;D
Pandangan saya mengenai Pak Hudoyo:
1. Telah menyatakan diri seorang Pakar/Master Meditasi Vipassana dan rajin mengkumandangkan ajarannya d imilis2 dan forum2
2. Telah menyatakan bahwa Sebagian Besar Tiptitaka diragukan kebenarannya
3. Karena poin no. 1 tsb, maka wajar jika mendapat rentetan debat soal meditasi dari member lainnya
4. Karena poin no. 2 tsb, maka wajar Beliau menghadapi rentetan debat dari yg berpikir sebaliknya
5. Rentetan debat ini oleh beliau dianggap ebagai serangan 'Kalian' terhadap 'Kami'
IMO:
Jika seseorang berani menyatakan dirinya sebagai seorang MASTER dan berani MENGKRITIK AJARAN UTAMA dan rajin beredar di milis2 dan forum2 internet, maka si MASTER harus dapat menerima bahwa berbagai pertanyaan, opini dan kritik balik adalah WAJAR dan ia harus dapat membuktikan bahwa dirinya PANTAS menyandang gelar yg diproklamirkannya alih2 menganggapnya sebagai SERANGAN.
::
Quote from: williamhalim on 18 August 2009, 10:01:51 AM
Pandangan saya mengenai Pak Hudoyo:
1. Telah menyatakan diri seorang Pakar/Master Meditasi Vipassana dan rajin mengkumandangkan ajarannya d imilis2 dan forum2
2. Telah menyatakan bahwa Sebagian Besar Tiptitaka diragukan kebenarannya
3. Karena poin no. 1 tsb, maka wajar jika mendapat rentetan debat soal meditasi dari member lainnya
4. Karena poin no. 2 tsb, maka wajar Beliau menghadapi rentetan debat dari yg berpikir sebaliknya
5. Rentetan debat ini oleh beliau dianggap ebagai serangan 'Kalian' terhadap 'Kami'
IMO:
Jika seseorang berani menyatakan dirinya sebagai seorang MASTER dan berani MENGKRITIK AJARAN UTAMA dan rajin beredar di milis2 dan forum2 internet, maka si MASTER harus dapat menerima bahwa berbagai pertanyaan, opini dan kritik balik adalah WAJAR dan ia harus dapat membuktikan bahwa dirinya PANTAS menyandang gelar yg diproklamirkannya alih2 menganggapnya sebagai SERANGAN.
::
1.yang menyebut dirinya adalah mereka yang telah mengikuti retret MMD,beliau tidak bilang apa-apa.sama seperti Buddha adalah sebutan dari murid2nya,beliau hanya ingin disebut Tathagatha.
2.pernahkah anda meragukan Sutra / Sutta atau anda hanya membacanya sekilas, ada banyak invasi sutta asing yang dibuat pada tahun kemudian setelah Parinibbana, tengoklah saudara kita yang memeluk Chinese Buddhism, berapa banyak sutra karangan yang dipaksakan merupakan omongan seorang Buddha?
3.ya wajar karena setiap pikiran manusia selalu menghasilkan beragam interpretasi
4.ya wajar juga itulah konsekuensinya.
5.lepaskan pedangmu dan segala besi berat di pundakmu,anda akan merasa lebih bebas. :)
ambil terlurnya biarkan kotorannya.....hehhe
Quote from: williamhalim on 18 August 2009, 10:01:51 AM
Pandangan saya mengenai Pak Hudoyo:
1. Telah menyatakan diri seorang Pakar/Master Meditasi Vipassana dan rajin mengkumandangkan ajarannya d imilis2 dan forum2
ini yg saya herankan ditopik2 yg berbau pak hudoyo. banyak kata2 yg dijejalkan ke mulut pak hudoyo, padahal gak pernah diucapkan. kutipan2 yg gak akurat. persepsi itu sedemikian kuatnya sehingga banyak sekali kesalahpahaman yg sama sekali gak perlu... pelurusan informasi seolah2 gak masuk. entah kenapa.
saya bukan mengkritik om wil semata lho, cuman heran aja dengan banyaknya ketidaknyambungan...
jka semua mengenai pak hud wajar, maka sy katakan wajar pula apa yg dilakukan rekan buddhism lain, tp yg ada pak hud sekali lg keluar sebagai pahlawan kesiangan yg melakukan penyerangan terhadap pandangan rekan2 buddhist, lah kembali lg ke awal diskusi, sy mengatakan benar atau salah masih lah abstrak...
belum tentu rekan2 buddhist itu benar, mengingat tripitaka tidak lah 100% murni dari sang buddha, begitu pula dengan pak hud, tentunya belum 100% pula ia sepenuhnya benar, mengingat dirinya bukan lah seorang buddha... so posisi nya sama, hanya saja, rekan buddhist adalah umat awam biasa, sedangkan pak hud adalah romo meditasi, cilaka nya karena memahami konsep meditasi vipassana yg dicampur sari kan dengan pengalaman pribadi nya maka muncul aliran baru dalam meditasi vipassana dan dari semua kemampuannya itu, dia selalu keluar sebagai pahlawan kesiangan yg selalu menyalahkan pandangan apa pun yg keluar dr rekan2 buddhist, entah yg didasarkan pada tripitaka atau pun tidak.
Quote from: morpheus on 18 August 2009, 11:58:34 AM
Quote from: williamhalim on 18 August 2009, 10:01:51 AM
Pandangan saya mengenai Pak Hudoyo:
1. Telah menyatakan diri seorang Pakar/Master Meditasi Vipassana dan rajin mengkumandangkan ajarannya d imilis2 dan forum2
ini yg saya herankan ditopik2 yg berbau pak hudoyo. banyak kata2 yg dijejalkan ke mulut pak hudoyo, padahal gak pernah diucapkan.
Bro Morph betul.
Memang Pak Hudoyo tidak pernah menyatakan diri langsung bahwa: Saya Master.
Seperti juga SN Goenka, Mahasi Sayadaw, Ajahn Chah, Master Chengyen, Selamat Rodjali, dll... tidak pernah menyatakan diri mereka adalah Master.
Namun jika orang2 ini sudah berani mengajarkan teknik2 Vipassana, ataupun Abhidhamma, ataupun meditasi, maka otomatis mereka adalah seorang Master (Guru).
Apalagi Jika disertai kritikan terhadap Ajaran Tua, tentu saja si pengkritik otomatis mengakui dirinya TELAH MEMBUKTIKAN sendiri bahwa Ajaran Tua tsb tidak benar, artinya juga, bahwa Ia sendiri telah mencapai taraf tertentu untuk bisa membuktikan hal tsb....
Pendapat saya jelas, Dengan berani mengajarkan Sesuatu ke umum, otomatis kita telah menganggap diri kita Pakar/Guru dibidang yg kita ajarkan tsb.
::
satu kata aja : ASTAFIRUTONO...... :whistle:
INSYALATONO semoga anda bs melepas kata ASTAGA... oh ya, judul thread ini jelas koq bro mod, tp klo mau kaget ntar aja klo ketemu pak hud nya trus anda sebutkan ASTAFIRUTONO... kenapa ? karena hanya sebuah pernyataan saya "ASTAFIRUTONO" banyak komentar keluar dr diri anda... apa yg anda katakan terjadi pada diri anda... selamat.
Tiap hari juga udah ketemu PH di milis :))
udah cape liat yg muter2 bikin pusing :P
Padahal saya nulis ASTAFIRUTONO cuma buat becanda, no offense ke siapapun loh ;D
aye GRP-in aa tono aja biar adem deh :))
wuih....masih berlanjut......nonton dulu ah....ini kalo topik mas hudoyo masuk Tv , ratingnya paling tinggi kali ya... ^-^.
Ayo Aa, keluarkan ilmu dakwah mu dengan semangat kemerdekaan 17 Agustus...cia yo... _/\_
Quote from: markosprawira on 18 August 2009, 12:43:44 PM
aye GRP-in aa tono aja biar adem deh :))
^:)^ terima kasih... hahaha... pdhal sy cuman pengen tau pandangan rekan2 buddhist mengenai sosok pakar meditasi, karena klo sudah ada kata pakar... itu harus dipertanyakan kepakarannya... sudah adem dr awal ngomongi pak hud koq... lucu aja, ada orang minta untuk "eling" memperhatikan "ego" tp si guru sendiri "kadang" seakan lupa akan ajaran "eling" nya sehingga dirinya mengikuti arah gerak dr "ego" yg muncul... akhirnya yg ada debat kusir/nyalahkan orang/merasa palng bener... cilaka 12 dah :))
Quote from: dhanuttono on 18 August 2009, 12:37:21 PM
INSYALATONO semoga anda bs melepas kata ASTAGA... oh ya, judul thread ini jelas koq bro mod, tp klo mau kaget ntar aja klo ketemu pak hud nya trus anda sebutkan ASTAFIRUTONO... kenapa ? karena hanya sebuah pernyataan saya "ASTAFIRUTONO" banyak komentar keluar dr diri anda... apa yg anda katakan terjadi pada diri anda... selamat.
terikat dengan perasaan di masa lampau,ia tterus merasakan duka sampai masa sekarang...terikat dengan impian di masa depan,ia terus mengawang-ngawang di masa sekarang, dimanakan kebahagiaan itu muncul?
kalo di masa kini terikat dengan MMD, apa bisa bahagia, bro?
Quote from: markosprawira on 18 August 2009, 01:11:53 PM
kalo di masa kini terikat dengan MMD, apa bisa bahagia, bro?
bagaimana terikat saya tidak punya kontrak.bukankah lebih tidak bahagia hati mereka yang tidak menemukan satu kejelasan?
Jadi yg terikat ke masa lalu atau masa depan pun, harus punya kontrak yah bro? ic.... ic......
tadinya saya pikir, terikatnya itu secara batin ;D
soalnya saya lihat, banyak yg "terikat" secara batin dengan MMD
makanya saya bingung : katanya melepas tapi kok ya melekat ama merek sampe bilang "ad hominem" :o
no comment :whistle:
*gak kenal sich..
Quote from: markosprawira on 18 August 2009, 01:25:22 PM
Jadi yg terikat ke masa lalu atau masa depan pun, harus punya kontrak yah bro? ic.... ic......
tadinya saya pikir, terikatnya itu secara batin ;D
soalnya saya lihat, banyak yg "terikat" secara batin dengan MMD
makanya saya bingung : katanya melepas tapi kok ya melekat ama merek sampe bilang "ad hominem" :o
yang ada cuman terikat kontrak sama pikiran anda sendiri.
seorang Guru Tibet mengajarkan buatlah pikiran anda secemerlang air yang jernih namun bila anda terpaku,pikiran anda akan menjadi es yang keras,bagaimana melihat sesuatu dengan jernih kembali?
Quote from: hatRed on 18 August 2009, 01:30:40 PM
no comment :whistle:
*gak kenal sich..
tak masalah hahahaha.
Kisah Atula Seorang Umat Awam
DHAMMAPADA XVII, 7-10
Suatu saat Atula bersama dengan 500 orang temannya, mengunjungi Revata Thera, dengan harapan dapat mendengarkan Dhamma. Revata Thera yang pendiam seperti seekor singa tidak mengatakan apapun pada mereka. Atula dan teman-temannya sangat tidak puas dan kemudian pergi menghadap Sariputta Thera. Saat Sariputta Thera mengetahui mengapa mereka datang ke hadapannya, beliau menjelaskan Abhidhamma secara mendalam. Apa yang dijelaskan Sariputta Thera juga bukanlah yang mereka harapkan, dan mereka mengeluh bahwa Sariputta Thera terlalu panjang dan terlalu mendalam.
Kemudian Atula dan rombongannya mendekati Ananda Thera. Ananda Thera menjelaskan pada mereka sedikit tentang inti dari ajaran Dhamma. Kali itu, mereka menilai bahwa penjelasan Ananda Thera terlalu singkat dan kurang lengkap.
Akhirnya mereka menghadap Sang Buddha dan berkata kepada Beliau, "Bhante, kami datang untuk mendengarkan ajaran-Mu. Kami telah menemui beberapa guru sebelum kami datang kemari, tapi kami tidak puas terhadap mereka. Revata Thera tidak berkenan mengajar kami dan ia hanya berdiam diri. Penjelasan Sariputta Thera terlalu mendalam dan Dhamma yang beliau ajarkan terlalu sukar buat kami. Begitu pula Ananda Thera, beliau menjelaskan terlalu singkat dan kurang lengkap. Kami tidak menyukai apa yang mereka ajarkan".
Kepada mereka, Sang Buddha berkata, "Murid-murid-Ku, mencela orang lain bukanlah hal yang baru. Tak satu pun orang di dunia ini yang tak pernah dicela; orang-orang akan mencela meskipun seorang raja atau bahkan seorang Buddha. Dicela atau dipuji oleh orang bodoh, tidaklah berarti. Seseorang akan benar-benar tercela hanya bila ia dicela oleh orang bijaksana, dan benar-benar terpuji hanya bila ia dipuji oleh orang bijaksana".
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 227, 228, 229, dan 230 berikut ini:
O Atula, hal ini telah ada sejak dahulu dan bukan baru saja ada sekarang, di mana mereka mencela orang yang duduk diam, mereka mencela orang yang banyak bicara, mereka juga mencela orang yang sedikit bicara. Tak ada seorang pun di dunia ini yang tak dicela.
Tidak pada zaman dahulu, waktu yang akan datang ataupun waktu sekarang, dapat ditemukan seseorang yang selalu dicela maupun yang selalu dipuji.
Setelah memperhatikan secara seksama, orang bijaksana memuji ia yang menempuh kehidupan tanpa cela, pandai serta memiliki kebijaksanaan dan sila.
Siapakah yang layak merendahkan orang tanpa cela seperti sepotong emas murni? Para dewa akan selalu memujinya, begitu pula para brahmana.
Atula dan teman-temannya mencapai tingkat kesucian sotapatti setelah khotbah Dhamma itu berakhir.***
Quote from: dhanuttono on 18 August 2009, 12:18:57 PM
so posisi nya sama, hanya saja, rekan buddhist adalah umat awam biasa, sedangkan pak hud adalah romo meditasi, cilaka nya karena memahami konsep meditasi vipassana yg dicampur sari kan dengan pengalaman pribadi nya maka muncul aliran baru dalam meditasi vipassana ...
yg mana sih yg baru? apa ada yg baru yg diajarkan di mmd?
Quote from: williamhalim on 18 August 2009, 12:29:07 PM
Apalagi Jika disertai kritikan terhadap Ajaran Tua, tentu saja si pengkritik otomatis mengakui dirinya TELAH MEMBUKTIKAN sendiri bahwa Ajaran Tua tsb tidak benar, artinya juga, bahwa Ia sendiri telah mencapai taraf tertentu untuk bisa membuktikan hal tsb....
Pendapat saya jelas, Dengan berani mengajarkan Sesuatu ke umum, otomatis kita telah menganggap diri kita Pakar/Guru dibidang yg kita ajarkan tsb.
kenapa tidak melihat pak hudoyo dan om wil setara?
pak hudoyo punya pendapat, anda punya pendapat.
ada yg berbeda?
Quote from: morpheus on 18 August 2009, 03:17:20 PM
kenapa tidak melihat pak hudoyo dan om wil setara?
pak hudoyo punya pendapat, anda punya pendapat.
ada yg berbeda?
Nggak bisa sama Bro Morph. Saya dan Pak Hud masing2 punya pendapat; memang iya.
Tapi ada perbedaan kenapa orang2 nggak terlalu menanggapi pendapat saya sedangkan Pak Hud ditanggapi dengan serius. Yakni krn alasan2 sbb:
1. Saya tidak mengajarkan meditasi ke orang2 X Pak Hud mengajarkan MMD ke orang2
2. Saya tidak mengkritik Ajaran yg telah ada X Pak Hud mengkritik Ajaran yg telah ada
3. Saya tidak merasa diserang X Pak Hud merasa MMD diserang
4. Saya tidak mempromosikan Ajaran saya ke milis2 dan forum2 X Pak Hud mempromosikan Ajaran Beliau ke milis2 dan forum2...
Itulah bbrp hal yg membedakan saya dan Pak Hud... kenapa Pak Hud dikritik mlulu sedangkan saya tidak...
(Bro Morph, alasan2 begini kan sangat jelas dan sederhana, sy -serius- sungguh heran knp Bro Morph dan bbrp orang tidak juga dapat melihatnya ???, padahal Bro Morph termasuk yg sangat cerdas dan cepat nangkap ;D )
::
Quote from: nyanadhana on 18 August 2009, 01:54:23 PM
Quote from: markosprawira on 18 August 2009, 01:25:22 PM
Jadi yg terikat ke masa lalu atau masa depan pun, harus punya kontrak yah bro? ic.... ic......
tadinya saya pikir, terikatnya itu secara batin ;D
soalnya saya lihat, banyak yg "terikat" secara batin dengan MMD
makanya saya bingung : katanya melepas tapi kok ya melekat ama merek sampe bilang "ad hominem" :o
yang ada cuman terikat kontrak sama pikiran anda sendiri.
seorang Guru Tibet mengajarkan buatlah pikiran anda secemerlang air yang jernih namun bila anda terpaku,pikiran anda akan menjadi es yang keras,bagaimana melihat sesuatu dengan jernih kembali?
Apakah kalau terpaku dengan MMD, membuat tidak bisa melihat sesuatu dengan jernih juga?
atau itu jadi special case? ;D
Quote from: williamhalim on 18 August 2009, 12:29:07 PM
Bro Morph betul.
Memang Pak Hudoyo tidak pernah menyatakan diri langsung bahwa: Saya Master.
Seperti juga SN Goenka, Mahasi Sayadaw, Ajahn Chah, Master Chengyen, Selamat Rodjali, dll... tidak pernah menyatakan diri mereka adalah Master.
Namun jika orang2 ini sudah berani mengajarkan teknik2 Vipassana, ataupun Abhidhamma, ataupun meditasi, maka otomatis mereka adalah seorang Master (Guru).
seorang master adalah seorang yg ahli dalam bidangnya.
seorang guru adalah seorang yg mengajar kepada orang lain.
seorang guru belum tentu master & seorang master belum tentu guru.
contoh:
seorang guru sepak bola lom tentu master sepak bola... ;)
IMO, seorang guru otomatis seorang master (guru--->master)
memang adalah sebuah norma umum/standar umum di masyarakat yg padahal belum tentu benar. Sbg seorang yg berlatih saya hanya melihat bahwa pikiran (hasil pemikiran) kita memang terbatas oleh norma-norma yg ada.
Quote
Apalagi Jika disertai kritikan terhadap Ajaran Tua, tentu saja si pengkritik otomatis mengakui dirinya TELAH MEMBUKTIKAN sendiri bahwa Ajaran Tua tsb tidak benar, artinya juga, bahwa Ia sendiri telah mencapai taraf tertentu untuk bisa membuktikan hal tsb....
Pendapat saya jelas, Dengan berani mengajarkan Sesuatu ke umum, otomatis kita telah menganggap diri kita Pakar/Guru dibidang yg kita ajarkan tsb.
::
apakah KRITIS harus selalu datang dari ATAS?
(sebenarnya saya cuma mo baca, tapi tergoda juga utk reply topik begini... kurang sati :D)
[at] Tesla...
watever lah, Bro... MASTER atau GURU juga boleh...
Nah, Pak Hud langsung/tidak langsung telah memposisikan dirinya sebagai seorang Guru.
Guru yg mengajarkan meditasi dan mengkritik bbrp Ajaran Buddha/Tipitaka.
Jadi wajar saja jika Beliau mendapat pertanyaan dan kritikan bertubi2 atas apa yg diajarkannya...
::
Quote from: williamhalim on 18 August 2009, 03:43:23 PM
Nggak bisa sama Bro Morph. Saya dan Pak Hud masing2 punya pendapat; memang iya.
Tapi ada perbedaan kenapa orang2 nggak terlalu menanggapi pendapat saya sedangkan Pak Hud ditanggapi dengan serius. Yakni krn alasan2 sbb:
1. Saya tidak mengajarkan meditasi ke orang2 X Pak Hud mengajarkan MMD ke orang2
2. Saya tidak mengkritik Ajaran yg telah ada X Pak Hud mengkritik Ajaran yg telah ada
3. Saya tidak merasa diserang X Pak Hud merasa MMD diserang
4. Saya tidak mempromosikan Ajaran saya ke milis2 dan forum2 X Pak Hud mempromosikan Ajaran Beliau ke milis2 dan forum2...
Itulah bbrp hal yg membedakan saya dan Pak Hud... kenapa Pak Hud dikritik mlulu sedangkan saya tidak...
salah arah nih, om wil. sekali lagi, saya gak melarang menanggapi tulisan pak hudoyo. silakan pertanyakan dan diskusikan tulisan2 pak hudoyo dengan kritis, tapi baca dengan cermat, jangan2 itu hanya ada dipikirin sendiri, gak pernah ditulis pak hudoyo. kritisi isi tulisannya dengan objektif, kita gak akan bisa menerka isi batin penulisnya. kritisi isi tulisan bukan pribadinya.
anda, saya dan pak hudoyo setara di dunia internet. kalo menurut anda tulisannya salah, ya kasih tau apa yg bener menurut anda. apakah karena titel "pandita", lalu anda jadi minder trus tertekan dengan otoritas pak hudoyo? tidak perlu kan...
pola yg sering saya liat di forum2:
ph: dalam meditasi vipassana jm8 itu gak relevan
xx: lan pan itu ada di tipitaka pak? kalo gak mengakui jm8 itu bukan buddhis
ph: dalam vipassana hanya ada perhatian pasif, TIDAK perlu mengingat2 jm8
yy: wah, ini bukan sikap seorang pandita. pandita harus menerima pancasila buddhis dan jm8! sesat ini, beraninya menolak jm8! ego gede, pemarah lagi!
jadi bukannya memperdebatkan apakah maksud perhatian pasif atau maksud berhentinya pikiran, malah sibuk memperhatikan pribadi orangnya... silakan saja serang terus ide2nya, bukan orangnya...
"Ia menghina saya, ia memukul saya, ia mengalahkan saya, ia merampas milik saya". Selama seseorang masih menyimpan pikiran-pikiran seperti itu, maka kebencian tak akan pernah berakhir.
"Ia menghina saya, ia memukul saya, ia mengalahkan saya, ia merampas milik saya". Jika seseorang sudah tidak lagi menyimpan pikiran-pikiran seperti itu, maka kebencian akan berakhir.
[at] tesla
Masalahnya... Pak Hudoyo menggagaskan dan mempopulerkan jenis meditasi baru, yakni dengan merevolusi ajaran-ajaran yang sudah ada. Ini namanya Pak Hudoyo adalah seorang founder. Bukan hanya sebatas guru (pengajar / pembimbing), tapi Pak Hudoyo juga seorang 'pemimpin alirannya' (baca: Master).
Selanjutnya... Kontroversi seputar fondasi aliran dan metode ajarannya inilah yang sedang dibahas oleh berbagai kalangan saat ini...
Quote from: morpheus on 18 August 2009, 04:56:03 PM
Quote from: williamhalim on 18 August 2009, 03:43:23 PM
Nggak bisa sama Bro Morph. Saya dan Pak Hud masing2 punya pendapat; memang iya.
Tapi ada perbedaan kenapa orang2 nggak terlalu menanggapi pendapat saya sedangkan Pak Hud ditanggapi dengan serius. Yakni krn alasan2 sbb:
1. Saya tidak mengajarkan meditasi ke orang2 X Pak Hud mengajarkan MMD ke orang2
2. Saya tidak mengkritik Ajaran yg telah ada X Pak Hud mengkritik Ajaran yg telah ada
3. Saya tidak merasa diserang X Pak Hud merasa MMD diserang
4. Saya tidak mempromosikan Ajaran saya ke milis2 dan forum2 X Pak Hud mempromosikan Ajaran Beliau ke milis2 dan forum2...
Itulah bbrp hal yg membedakan saya dan Pak Hud... kenapa Pak Hud dikritik mlulu sedangkan saya tidak...
salah arah nih, om wil. sekali lagi, saya gak melarang menanggapi tulisan pak hudoyo. silakan pertanyakan dan diskusikan tulisan2 pak hudoyo dengan kritis, tapi baca dengan cermat, jangan2 itu hanya ada dipikirin sendiri, gak pernah ditulis pak hudoyo. kritisi isi tulisannya dengan objektif, kita gak akan bisa menerka isi batin penulisnya. kritisi isi tulisan bukan pribadinya.
anda, saya dan pak hudoyo setara di dunia internet. kalo menurut anda tulisannya salah, ya kasih tau apa yg bener menurut anda. apakah karena titel "pandita", lalu anda jadi minder trus tertekan dengan otoritas pak hudoyo? tidak perlu kan...
pola yg sering saya liat di forum2:
ph: dalam meditasi vipassana jm8 itu gak relevan
xx: lan pan itu ada di tipitaka pak? kalo gak mengakui jm8 itu bukan buddhis
ph: dalam vipassana hanya ada perhatian pasif, TIDAK perlu mengingat2 jm8
yy: wah, ini bukan sikap seorang pandita. pandita harus menerima pancasila buddhis dan jm8! sesat ini, beraninya menolak jm8! ego gede, pemarah lagi!
jadi bukannya memperdebatkan apakah maksud perhatian pasif atau maksud berhentinya pikiran, malah sibuk memperhatikan pribadi orangnya... silakan saja serang terus ide2nya, bukan orangnya...
dear morph,
saya rasa istilahnya bukan menyerang yah, namun mempertanyakan ide2nya
dan saya lihat itu yg sudah dilakukan loh, bukan ad hominem seperti yg selama ini dituduhkan loh
misal seperti :
Quote---------- Forwarded message ----------
From: willibordus <williamhalim [at] xl.blackberry.com>
Date: Aug 18, 2009 11:17 AM
Subject: [samaggiphala] Re: Astaga!!! -> pro: Benny Sumedho
To: samaggiphala [at] yahoogroups.com[/color]
HUDOYO di SP ini menulis:
>>Salah satu KESALAHPAHAMAN yang paling sering diungkit-ungkit adalah bahwa saya "menolak Jalan Mulia Berfaktor Delapan" dari doktrin Buddhisme. > Kesalahpahaman ini disebabkan karena sementara rekan Buddhis > menyalahpahami kata-kata saya: "DI DALAM VIPASSANA, Jalan Mulia Berfaktor Delapan tidak relevan lagi."
HUDOYO dulu di Dhammacitta menulis:
>>hehe ... ini kan cuma mengulang-ulang argumentasi lama: ada JALAN ajaran Sang Buddha, yakni JMB-8. Itulah yang diajarkan dalam AGAMA Buddha, dalam Tipitaka Pali yang ditulis berabad-abad setelah Sang Buddha wafat. Saya tidak percaya itu datang dari mulut Sang Buddha.
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,3718.180.html
>>Bagi saya justru keberadaan JALAN itu sendiri sebagai ajaran Buddha sudah saya ragukan. Pernyataan saya itu jelas, tidak ada jalan apa pun yang bisa membebaskan orang.
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,3718.165.html
----
Bagaimana Pak? Kelihatan berputar2 dan tidak tegas. Sesungguhnya tidak perlu sungkan2, nyatakan saja secara gamblang....
::
--- In samaggiphala [at] yahoogroups.com, "Hudoyo Hupudio" <hudoyo [at] ...> wrote:
>
> --- In mahasathi [at] yahoogroups.com, LAURENSIUS WIDYANTO <chinmi_1 [at] > wrote:
> >
> > Dear all,
> > Salam Metta kepada Pak Hudoyo dan teman2 lainnya, semoga kita semua
> dalam kondisi yang sehat, bahagia dan damai.
> > Mohon masukan dan saran juga jika apa yang saya sampaikan keliru,
> ataupun saya salah menangkap dan tidak teliti membaca setiap email yang muncul di milis Mahasathi ini.
> > Maaf sebelumnya Pak, mengingat saya hanya mengikuti kiriman2 email Bapak yang muncul di milis Mahasathi ini. Saya melihat email ini juga
> dikirimkan ke beberapa milis lain, dan saya pribadi bukan anggota dari
> milis tersebut.
> > Pada awalnya saya tertarik sekali membaca email dari Bapak saat
> menerangkan mengenai MMD dan bagaimana Bapak mengambil Sutta-sutta yang ada untuk membuktikan kebenaran pendapat dan metode MMD yang Bapak terapkan. Saya sangat berterima kasih Pak, karena membuka wawasan dan pengetahuan saya akan teknik Meditasi yang Bapak terapkan dan Sutta Sang Buddha.
> > Namun jika melihat email2 lainnya, apalagi seperti yang saya sertakan dalam email ini. Saya melihat nampaknya terlalu banyak juga email yang berisi perseteruan pendapat antara Bapak dan orang lain yang tidak sependapat dengan Bapak. Saya kira ini merupakan masalah antar pribadi yang seharusnya diselesaikan antara 2 orang juga atau pada komunitas dimana permasalahan ataupun diskusi itu dimunculkan.
> > Saya merasa tidak enak membaca email mengenai perseteruan 2 orang dimana saya sendiri tidak tahu menahu mengenai awal permasalahan yang ada dan tiba2 muncul potongan email yang kalau boleh saya katakan
> sepotong-sepotong saja.
> > Mungkin akan lebih baik jika email2 seperti ini tidak lantas diforward begitu saja, agar tidak muncul kesalah pahaman yang lainnya. Menurut saya bukankan lebih baik jika hal seperti ini diselesaikan via japri saja Pak.
> > Semoga Bapak berkenan menerima ide dari saya ini, semoga kita semua
> dapat saling menghargai dan saling belajar dan mengajar Dhamma.
> > Metta cittena,
> > Laurens Kwoo
>
> =============================================
>
> HUDOYO HUPUDIO:
>
> Rekan Laurens,
>
> Terima kasih banyak atas tanggapan Anda terhadap salah satu posting saya.
>
> Anda melihat posting saya itu tidak lebih dari sekadar "perseteruan antara dua orang" semata-mata. Saya melihatnya jauh lebih dalam dari itu. Posting dengan subject ini saya lemparkan ke berbagai milis Buddhis dan ke Facebook karena saya melihatnya sebagai contoh yang sangat gamblang tentang KESALAHPAHAMAN.
>
> Saya melihat, KESALAHPAHAMAN adalah sumber dari sebagian besar perdebatan dengan saya di berbagai milis Buddhis, terlepas dari satu-dua orang yang memang sudah mempunyai dendam pribadi dan selalu mem-post tulisan-tulisan yang menyerang MMD & saya. Dan oleh karena saya melihat bahwa KESALAHPAHAMAN itu muncul di berbagai milis Buddhis, maka saya memutuskan utuk menampilkan contoh nyata tentang KESALAHPAHAMAN itu ke berbagai milis Buddhis.
>
> Salah satu KESALAHPAHAMAN yang paling sering diungkit-ungkit adalah bahwa saya "menolak Jalan Mulia Berfaktor Delapan" dari doktrin Buddhisme.
> Kesalahpahaman ini disebabkan karena sementara rekan Buddhis
> menyalahpahami kata-kata saya: "DI DALAM VIPASSANA, Jalan Mulia Berfaktor Delapan tidak relevan lagi."
>
> KESALAHPAHAMAN lain ialah bahwa saya "menolak SILA". Padahal yang saya
> katakan adalah, "SATI (kesadaran/keelingan) adalah Sila yang tertinggi."
> Ini masih berkaitan dengan pernyataan saya di atas, "Di dalam kesadaran vipassana, Jalan Mulia Berfaktor Delapan tidak relevan lagi."
>
> Salah satu sumber perdebatan di milis-milis Buddhis adalah ketidakmampuan sementara orang untuk menerima perbedaan. Ketika saya mengatakan, "Abhidhamma Pitaka bukan berasal dari Sang Buddha," sementara orang merasa tersinggung. -- Mungkin saja sebagian besar bhikkhu di Myanmar menerima Abhidhamma Pitaka sebagai berasal dari Sang Buddha. Tetapi di dunia Buddhis yang lain, di Sri Lanka misalnya, sementara bhikhhu dan pakar Tipitaka berpendapat bahwa Abhidhamma Pitaka bukan berasal dari Sang Buddha. Antara lain, alm Nnavira Thera. Kalau orang melihat perkembangan demikian di dunia Buddhis, maka tidak perlu timbul permusuhan di antara mereka yang percaya dan mereka yang tidak percaya bahwa Abhidhamma Pitaka
> dikhotbahkan oleh Sang Buddha kepada ibunya di Surga Tusita. Sama seperti tidak perlu timbul permusuhan di antara mereka yang percaya dan yang tidak percaya bahwa sutra-sutra Mahayana berasal dari Sang Buddha dan tersimpan selama berabad-abad di dalam sebuah gua dijaga oleh seekor ular naga.
>
> Saya memahami bahwa ada sementara rekan yang tidak suka membaca perdebatan tentang Dhamma digelar di milis-milis, Bagi teman-teman itu, yah, tidak ada jalan lain daripada jangan membaca posting-posting saya lagi.
>
> Berikut ini saya sampaikan ulang dialog Sang Buddha dengan petapa kelana Potaliya. Potaliya berpendapat bahwa 'tidak mengecam apa yang patut dikecam dan tidak memuji apa yang patut dipuji' adalah sikap yang paling baik, karena di situ orang berada dalam keadaan upekkha (keseimbangan) yang tinggi. Apa jawab Sang Buddha? SIlakan simak sutta pendek ini:
>
> *****
>
> POTALIYA-SUTTA (A.ii.97) - Mengecam & memuji
>
> Petapa kelana Potaliya mendapatkan Sang Buddha & bertukar sapa. Sang
> Buddha berkata kepadanya:
>
> "Potaliya, ada empat jenis manusia di dunia. Apakah itu?
>
> (1) Ada orang yang mengecam apa yang patut dikecam, tapi tidak memuji apa yang patut dipuji, secara benar & pada saat yang tepat;
>
> (2) ada orang yang memuji apa yang patut dipuji, tapi tidak mengecam apa yang patut dikecam, secara benar & pada saat yang tepat;
>
> (3) ada orang yang tidak mengecam apa yang patut dikecam, dan tidak memuji apa yang patut dipuji, secara benar & pada saat yang tepat;
>
> (4) ada orang yang mengecam apa yang patut dikecam, dan memuji apa yang patut dipuji, secara benar & pada saat yang tepat.
>
> Potaliya, di antara keempat jenis manusia ini, manakah yang terbaik dan termulia?"
>
> Jawab Potaliya:
>
> "Gotama yang baik, di antara keempat jenis manusia ini, orang yang tidak mengecam apa yang patut dikecam, dan tidak memuji apa yang patut dipuji, secara benar & pada saat yang tepat, adalah yang terbaik dan termulia. Mengapa begitu? Oleh karena ia telah memiliki keseimbangan batin (upekkha) yang tinggi."
>
> Kata Sang Buddha:
>
> "Potaliya, di antara keempat jenis manusia ini, orang yang mengecam apa yang patut dikecam, dan memuji apa yang patut dipuji, secara benar & pada saat yang tepat, adalah yang terbaik dan termulia. Mengapa begitu? Oleh karena ia tahu apa yang harus dikatakan pada saat yang tepat."
>
> Jawab Potaliya:
>
> "Betapa sempurna, Gotama yang baik, betapa sempurna! Bagaikan menegakkan kembali apa yang terbalik, mengungkap apa yang tersembunyi, menunjukkan jalan kepada orang yang tersesat, menyalakan pelita bagi mereka yang mempunyai mata untuk melihat wujud-wujud. Begitulah Gotama yang baik telah menjelaskan Dhamma dengan berbagai cara. Saya berlindung pada Sang Bhagava Gotama, pada Dhamma dan Sangha para bhikkhu. Semoga saya diingat sebagai orang awam (upasaka) yang telah berlindung, mulai sekarang, sepanjang hidup."
>
> [Terjemahan: Hudoyo Hupudio]
>
> Salam,
> Hudoyo
> Situs Web MMD: http://meditasi-mengenal-diri.org
> Forum Diskusi MMD: http://meditasi-mengenal-diri.ning.com
Nah silahkn bro morpheus yg menilai sendiri krn bagi saya jelas bhw yg dipertanyakan adalah ide/pemikiran PH, baik dari sisi isi, maupun dari konsistensi yg berubah antara saat ini dan omongan terdahulu
Quote from: williamhalim on 18 August 2009, 04:37:04 PM
[at] Tesla...
watever lah, Bro... MASTER atau GURU juga boleh...
Nah, Pak Hud langsung/tidak langsung telah memposisikan dirinya sebagai seorang Guru.
Guru yg mengajarkan meditasi dan mengkritik bbrp Ajaran Buddha/Tipitaka.
Jadi wajar saja jika Beliau mendapat pertanyaan dan kritikan bertubi2 atas apa yg diajarkannya...
::
yup wajar...
so ga ada apa apa kan?
Quote from: upasaka on 18 August 2009, 05:04:26 PM
[at] tesla
Masalahnya... Pak Hudoyo menggagaskan dan mempopulerkan jenis meditasi baru, yakni dengan merevolusi ajaran-ajaran yang sudah ada. Ini namanya Pak Hudoyo adalah seorang founder. Bukan hanya sebatas guru (pengajar / pembimbing), tapi Pak Hudoyo juga seorang 'pemimpin alirannya' (baca: Master).
Selanjutnya... Kontroversi seputar fondasi aliran dan metode ajarannya inilah yang sedang dibahas oleh berbagai kalangan saat ini...
imo byk pemikiran subjektif berkembang di sini... lebih baik saya tidak memperlebar masalah lagi... :)
1. disini sy cm memaparkan pandangan sy terhadap pak hud sebagai seorang romo meditasi vipassana dan sy jg meminta pandangan rekan2 buddhist yg mengenal sosok pak hud sehingga terlihat jelas siapa dan bagaimana kah si romo ini.
2. disini sy tidak mengurai/mengulas ajaran si romo, begitu jg dengan rekan2, thread ini bukan tuk membahas ajaran gado-gado dr romo meditasi MMD... jd mohon jgn memperluas topik pembahasan.
3. mengenai ajaran baru dan itu bs menimbulkan pro dan kontra, tp sikap dr orang yg mengajarkan jalan baru itu tentu akan dinilai orang. terlebih ia adalah seorang master, so master tentunya menguasai apa yg diajarkannnya... demikian dengan meditasi, apa yg didapat dr latihan meditasi kita semua tau, yaitu "bathin yg terkendali" yg tentunya jg pasti dialami dan didapat oleh seorang master/pakar, maka dari itu ia dapat mengajar...
lah jika seorang pakar tp bathinnya tak terkendali yaitu ketika ada tulisan yg bertentangan dengan pemikiran nya, ia lalu merasa ter-usik dan melakukan penyerangan serta penuduhan (sy pribadi di tuduh melakukan ad hominem ketika sy mempertanyakan sikap pak hud yg kurang tegas ketika ada seseorang menulis "umat buddha tidak berpendidikan" yg nyata-nyata bersifat ad hominem, pdhal sebelumnya ia menegaskan akan bersikap tegas terhadap siapapun yg melakukan ad hominem... )
lebih cocok nya sy mengatakan "guru kitab kosong" yg pandai berkata-kata, pandai mengajar, pandai menciptakan aliran baru, pandai mencela orang lain yg berbeda pandangan... tp bathinnya masih terbakar ketika ada yg menyulut api... dimana kesemuaan ini seharusnya tidak terjadi pada seorang pakar/master meditasi.
Quote from: morpheus on 18 August 2009, 04:56:03 PM
pola yg sering saya liat di forum2:
ph: dalam meditasi vipassana jm8 itu gak relevan
xx: lan pan itu ada di tipitaka pak? kalo gak mengakui jm8 itu bukan buddhis
ph: dalam vipassana hanya ada perhatian pasif, TIDAK perlu mengingat2 jm8
yy: wah, ini bukan sikap seorang pandita. pandita harus menerima pancasila buddhis dan jm8! sesat ini, beraninya menolak jm8! ego gede, pemarah lagi!
jadi bukannya memperdebatkan apakah maksud perhatian pasif atau maksud berhentinya pikiran, malah sibuk memperhatikan pribadi orangnya... silakan saja serang terus ide2nya, bukan orangnya...
bro, dr thread nya keliatan jelas koq, thread ini tuk membahas siapa dan bagaimana pak hud itu... bukan membahas bagaimana ajaran pak hud yg terkenal dengan nama MMD, klo bro mau bahas ajaran/ide nya silakan aja buka thread nya... sy pernah bertemu, sy pernah diskusi, sy pernah mendengarkan ceramah nya yg singkat (pak hud mengakui klo dia ga jago dalam dhammadesana di salah satu vihara di surabaya) tp trus trang sy ga terlalu "ngeh" dengan ajaran nya, wajar dunk itu hak setiap orang, tergantung tingkat kecocokannya...
sm seperti uraian sy, banyak buku tentang enterpreneur, buku A, buku B dan sebagainya... lah ga semua orang tertarik membaca buku A, begitu pula buku B dan seterusnya, semua tergantung kecocokan.
anda merasa nyaman dan tergila2 dengan konsep MMD dr pak hud, ya silakan, buka thread baru tuk membahas MMD, klo ga salah ada koq thread nya... ato join fb nya si pak hud, disitu anda bs membahas lebih banyak ajaran dr pak hud
Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
:)) ... cuma pengen tanya ? klo kasih komentar di thread ini, melanggar sila ke empat gak yah ? atau juga apa melanggar salah satu jmb 8 gak yah ?
_/\_
Quote from: dhanuttono on 18 August 2009, 06:09:15 PM
bro, dr thread nya keliatan jelas koq, thread ini tuk membahas siapa dan bagaimana pak hud itu... bukan membahas bagaimana ajaran pak hud yg terkenal dengan nama MMD, klo bro mau bahas ajaran/ide nya silakan aja buka thread nya...
owalah, salah dong saya. ternyata ini thread buat ngomongin pak hudoyo ya...
saya agak bingung gimana bisa ngomongin orangnya tanpa ngomongin opininya...
ok deh, slamet ngobrol2...
[at] Aa tono
mengetahui =/= berpikir
Quote from: xuvie on 18 August 2009, 10:45:07 PM
[at] Aa tono
mengetahui =/= berpikir
mengetahui memang berbeda dengan berpikir, tp pd saat anda mengetahui apakah pada saat itu pikiran anda berhenti atau diam ?
Quote from: morpheus on 18 August 2009, 04:56:03 PM
pola yg sering saya liat di forum2:
ph: dalam meditasi vipassana jm8 itu gak relevan
kalo ini sih masih bisa diperdebatkan.... karena vipassana bukan hanya meditasi duduk, namun juga dalam keseharian dan peserta vipassana bukan hanya orang2 yg sedikit debu dimatanya, namun ada juga yg tebal kilesanya sehingga membutuhkan segala macam trik; dari yg 'hanya melihat' sd 'disiplin tinggi'... Jadi, pembahasan soal ini akan panjang lebar dan juga Bro Dhanuttono sudah mengatakan thread ini bukan untuk itu.
Kedua, yg sering diperdebatkan bukan pernyataan "ph: dalam meditasi vipassana jm8 itu gak relevan"... namun pernyataan yg:
"Saya pikir JMB-8 bukan dari mulut Sang Buddha, melainkan kemungkinan ditambahkan belakangan oleh para Bhikkhu". Menurut saya seseorang yg berani menyatakan ini, artinya sudah mengakui dirinya mencapai level batin tertentu. Untuk itu dia harus siap dengan segudang serbuan kritikan dan pertanyaan.
Dari tangkisan yg dilakukan Pak Hud atas serangan pertanyaan tersebut, jelas terbaca bahwa Beliau tidak ada bedanya dengan kita2 (seperti yg juga Bro Morph akui), oleh karena itu sesungguhnya tidak pantas Beliau untuk mengatakan hal tsb (Bahwa JMB-8 bukan dari mulut Sang Buddha langsung). Kecuali jika Beliau bisa MEMBUKTIKAN kebenaran kalimat tsb,
krn Sang Buddha tidak ada, maka pembuktiannya mau tidak mau dari KEBERHASILAN yg DICAPAI oleh PAK HUD SENDIRI.
Ternyata Pak Hud masih sering berkata2 kasar (maaf), emosian, debat tidak mau kalah, hasil2 debat seringkali dibukukan sendiri (seyogyanya seorang yg telah mencapai level batin tertentu tidak melekat dgn hal2 begini, menjilid hasil2 debat?). Komplit sudah. Pemikiran2 Pak Hud bertentangan dengan pendapat sebagian orang dan juga sikap2 Pak Hud menunjukkan bahwa Beliau belum pantas untuk mengoreksi Tipitaka.
::
terus apakah si yaHUD ini memberikan alasan dan penjelasan atas statementna yg "Saya pikir JMB-8 bukan dari mulut Sang Buddha, melainkan kemungkinan ditambahkan belakangan oleh para Bhikkhu" ? ;D
Quote from: williamhalim on 19 August 2009, 09:42:31 AM
Dari tangkisan yg dilakukan Pak Hud atas serangan pertanyaan tersebut, jelas terbaca bahwa Beliau tidak ada bedanya dengan kita2 (seperti yg juga Bro Morph akui), oleh karena itu sesungguhnya tidak pantas Beliau untuk mengatakan hal tsb (Bahwa JMB-8 bukan dari mulut Sang Buddha langsung). Kecuali jika Beliau bisa MEMBUKTIKAN kebenaran kalimat tsb, krn Sang Buddha tidak ada, maka pembuktiannya mau tidak mau dari KEBERHASILAN yg DICAPAI oleh PAK HUD SENDIRI.
Ternyata Pak Hud masih sering berkata2 kasar (maaf), emosian, debat tidak mau kalah, hasil2 debat seringkali dibukukan sendiri (seyogyanya seorang yg telah mencapai level batin tertentu tidak melekat dgn hal2 begini, menjilid hasil2 debat?). Komplit sudah. Pemikiran2 Pak Hud bertentangan dengan pendapat sebagian orang dan juga sikap2 Pak Hud menunjukkan bahwa Beliau belum pantas untuk mengoreksi Tipitaka.
alhamlabuddha... akhirnya, apa yg ingin sy utarakan dan sampaikan dapat di jelaskan dengan gamblang oleh bro William... karena sy ada pengalaman mengenai itu ketika berdiskusi dengan pak hud si pakar, dr situ sy ingin mengetahui apakah sy yg bermasalah ataukah pak hud yg sedikit bermasalah.
tulisan bro William itu cukup pantas untuk menampar "ego" dr si pakar yg bertingkah hebat.
Memang kenyataan, Pak Hudoyo masih Puthujana kok, jadi yang berharap Bapak Hudoyo mencapai ini, mencapai itu, harus begini, harus begitu harap jangan kecewa.
Yang terpenting anda2 juga yang masih puthujana jangan ikut2an dong ;D
Quote from: hatRed on 19 August 2009, 09:46:35 AM
terus apakah si yaHUD ini memberikan alasan dan penjelasan atas statementna yg "Saya pikir JMB-8 bukan dari mulut Sang Buddha, melainkan kemungkinan ditambahkan belakangan oleh para Bhikkhu" ? ;D
pikir, menduga, menghayal,....
(apakah hak pribadi?)
bagaimana dgn
SAYA YAKIN ................
atau mari
SAYA BUKTIKAN ..........
sekalian [ASK] apa itu puthujana ?
Quote from: williamhalim on 19 August 2009, 09:42:31 AM
kalo ini sih masih bisa diperdebatkan.... karena vipassana bukan hanya meditasi duduk, namun juga dalam keseharian dan peserta vipassana bukan hanya orang2 yg sedikit debu dimatanya, namun ada juga yg tebal kilesanya sehingga membutuhkan segala macam trik; dari yg 'hanya melihat' sd 'disiplin tinggi'... Jadi, pembahasan soal ini akan panjang lebar dan juga Bro Dhanuttono sudah mengatakan thread ini bukan untuk itu.
soal "trik" ini udah pernah diperdebatkan berulang2 sampai semuanya capek.
menurut saya, praktisi serius idealnya bervipassana tanpa henti...
Quote from: williamhalim on 19 August 2009, 09:42:31 AM
Kedua, yg sering diperdebatkan bukan pernyataan "ph: dalam meditasi vipassana jm8 itu gak relevan"... namun pernyataan yg: "Saya pikir JMB-8 bukan dari mulut Sang Buddha, melainkan kemungkinan ditambahkan belakangan oleh para Bhikkhu". Menurut saya seseorang yg berani menyatakan ini, artinya sudah mengakui dirinya mencapai level batin tertentu. Untuk itu dia harus siap dengan segudang serbuan kritikan dan pertanyaan.
sikap kita terhadap kebebasan berpendapat berbeda jauh, om wil.
menurut saya, kalo kita ingin memperluas wawasan, kebebasan berpendapat harus dibuka seluas2nya. semua boleh berpendapat. semua boleh mengkritisi pendapat orang lain. diskusikan pendapatnya, tanpa asumsi "seseorang pasti udah mencapai level ini itu". yg namanya meragukan kemurnian teks kitab sama sekali bukan barang baru, bukan barang kontroversial, bukan masalah "keberanian", gak perlu gelar "pandita". mempertanyakan keotentikan itu wajar2 aja, gak haram. hehehe, kata ajahn brahm "buddhism is the real science", nyatanya cara berpikir orangnya masih konservatif :)
Quote from: williamhalim on 19 August 2009, 09:42:31 AM
Dari tangkisan yg dilakukan Pak Hud atas serangan pertanyaan tersebut, jelas terbaca bahwa Beliau tidak ada bedanya dengan kita2 (seperti yg juga Bro Morph akui), oleh karena itu sesungguhnya tidak pantas Beliau untuk mengatakan hal tsb (Bahwa JMB-8 bukan dari mulut Sang Buddha langsung). Kecuali jika Beliau bisa MEMBUKTIKAN kebenaran kalimat tsb, krn Sang Buddha tidak ada, maka pembuktiannya mau tidak mau dari KEBERHASILAN yg DICAPAI oleh PAK HUD SENDIRI.
sekali lagi saya gak melihat salahnya meragukan sebuah teori. saya merasa inilah keindahan buddhism.
cuman karena ditulis dikitab lalu gak boleh diganggu gugat?
Quote from: williamhalim on 19 August 2009, 09:42:31 AM
Ternyata Pak Hud masih sering berkata2 kasar (maaf), emosian, debat tidak mau kalah, hasil2 debat seringkali dibukukan sendiri (seyogyanya seorang yg telah mencapai level batin tertentu tidak melekat dgn hal2 begini, menjilid hasil2 debat?). Komplit sudah. Pemikiran2 Pak Hud bertentangan dengan pendapat sebagian orang dan juga sikap2 Pak Hud menunjukkan bahwa Beliau belum pantas untuk mengoreksi Tipitaka.
sekali lagi menilai sikap orang itu sangatlah subjektif. dilihat dari satu dimensi saja pembunuh serial dan dokter operasi kanker sama2 membelah perut. mendokumentasikan debat bisa dipakai untuk memperbesar ego atau bisa saja untuk bahan pelajaran pembacanya. memakai kata2 yg lugas bisa menunjukkan batin yg emosian atau bisa juga menunjukkan kejujuran dan keinginan menyadarkan lawan bicara. yg mana yg benar? hanya pak hudoyo yg tau. kita lebih baik berfokus pada isi tulisannya saja, bukan mencoba menebak isi hatinya...
Quote from: morpheus on 19 August 2009, 12:40:37 PM
Quote from: williamhalim on 19 August 2009, 09:42:31 AM
Kedua, yg sering diperdebatkan bukan pernyataan "ph: dalam meditasi vipassana jm8 itu gak relevan"... namun pernyataan yg: "Saya pikir JMB-8 bukan dari mulut Sang Buddha, melainkan kemungkinan ditambahkan belakangan oleh para Bhikkhu". Menurut saya seseorang yg berani menyatakan ini, artinya sudah mengakui dirinya mencapai level batin tertentu. Untuk itu dia harus siap dengan segudang serbuan kritikan dan pertanyaan.
sikap kita terhadap kebebasan berpendapat berbeda jauh, om wil.
menurut saya, kalo kita ingin memperluas wawasan, kebebasan berpendapat harus dibuka seluas2nya. semua boleh berpendapat. semua boleh mengkritisi pendapat orang lain. diskusikan pendapatnya, tanpa asumsi "seseorang pasti udah mencapai level ini itu". yg namanya meragukan kemurnian teks kitab sama sekali bukan barang baru, bukan barang kontroversial, bukan masalah "keberanian", gak perlu gelar "pandita". mempertanyakan keotentikan itu wajar2 aja, gak haram. hehehe, kata ajahn brahm "buddhism is the real science", nyatanya cara berpikir orangnya masih konservatif :)
ok, menurut anda kebebasan berpendapat boleh dilakukan seluas2nya dan boleh jg mengkritisi pendapat orang lain, seharusnya konsep anda yg bersikap liberal seharusnya jg ada pada pakar MMD si hudoyo, pertanyaannya, kenapa setiap orang yg menyatakan pendapatnya bisa seenaknya ditentang habis2an oleh pakar MMD satu ini hanya karena berbeda pandangan ?
sy pernah berdebat mengenai meditasi untuk anak kecil dengan si pakar, pendapat sy ditentang habis2an, sedang sy dituntut untuk menerima pendapat dia, apakah itu sikap seorang pakar yg seharusnya bisa melihat semua hal secara terbuka ? kenapa pernyataan/pendapat orang lain boleh dia sanggah habis2an dengan alasan yg menurut sy kurang tepat (istilah berpikir kaku)
dilain kesempatan sy pernah mengkritik ide/pendapat si pakar, namun yg terjadi sy di anggap ad hominem hanya karena berbeda pandangan, kemudian menyimpulkan hasil debat secara sepihak dan cilaka nya mengeluarkan pendapat yg menjatuhkan orang lain, apakah itu sikap seorang pakar yg seharusnya bs menghargai setiap kritik dan berpikir positif terhadap kritikan terhadap diri nya ?
jd yg bs sy simpulkan "ego" si pakar ini ga beres dan cukup egois dalam berdiskusi dan berdebat.
Quote from: morpheus on 19 August 2009, 12:40:37 PM
Quote from: williamhalim on 19 August 2009, 09:42:31 AM
Dari tangkisan yg dilakukan Pak Hud atas serangan pertanyaan tersebut, jelas terbaca bahwa Beliau tidak ada bedanya dengan kita2 (seperti yg juga Bro Morph akui), oleh karena itu sesungguhnya tidak pantas Beliau untuk mengatakan hal tsb (Bahwa JMB-8 bukan dari mulut Sang Buddha langsung). Kecuali jika Beliau bisa MEMBUKTIKAN kebenaran kalimat tsb, krn Sang Buddha tidak ada, maka pembuktiannya mau tidak mau dari KEBERHASILAN yg DICAPAI oleh PAK HUD SENDIRI.
sekali lagi saya gak melihat salahnya meragukan sebuah teori. saya merasa inilah keindahan buddhism.
cuman karena ditulis dikitab lalu gak boleh diganggu gugat?
boleh... apa pun yg tertulis di tripitaka boleh dikritik, boleh di jatuhkan asal logis atau dalam kata lain alasan itu masuk akan/beralasan. anda tidak akan pernah menemukan hal seperti itu diagama lain, sekali anda nyenggol konsep penafsiran mereka terhadap kitab mereka, itu sdh berarti anda menentang/anti atau anda bs dituduh pelecehan, bahkan bs terjadi tindakan anarkis.
nah jika si pakar menuntut pemikiran yg lebih modern, lebih maju dengan bersikap liberal terhadap tripitaka, boleh jg dunk rekan2 buddhist dan saya seorang atheis menuntut penelanjangan terhadap konsep MMD yg bagi sy kurang beres, tp apa yg terjadi... pasti akan ada penyerangan balik, yg parahnya pakar mudah sekali untuk memvonis orang ini itu... untuk bukti anda boleh membaca berbagai tulisan/diskusi/debat dr si pakar... kenapa anda tidak terkesan memberikan nasehat anda itu kepada si pakar ?
cm karena PH seorang romo dan pengagas MMD, lalu gak boleh diganggu gugat ?
Quote from: dhanuttono on 19 August 2009, 01:09:27 PM
Quote from: morpheus on 19 August 2009, 12:40:37 PM
Quote from: williamhalim on 19 August 2009, 09:42:31 AM
Dari tangkisan yg dilakukan Pak Hud atas serangan pertanyaan tersebut, jelas terbaca bahwa Beliau tidak ada bedanya dengan kita2 (seperti yg juga Bro Morph akui), oleh karena itu sesungguhnya tidak pantas Beliau untuk mengatakan hal tsb (Bahwa JMB-8 bukan dari mulut Sang Buddha langsung). Kecuali jika Beliau bisa MEMBUKTIKAN kebenaran kalimat tsb, krn Sang Buddha tidak ada, maka pembuktiannya mau tidak mau dari KEBERHASILAN yg DICAPAI oleh PAK HUD SENDIRI.
sekali lagi saya gak melihat salahnya meragukan sebuah teori. saya merasa inilah keindahan buddhism.
cuman karena ditulis dikitab lalu gak boleh diganggu gugat?
=))
boleh... apa pun yg tertulis di tripitaka boleh dikritik, boleh di jatuhkan asal logis atau dalam kata lain alasan itu masuk akan/beralasan. anda tidak akan pernah menemukan hal seperti itu diagama lain, sekali anda nyenggol konsep penafsiran mereka terhadap kitab mereka, itu sdh berarti anda menentang/anti atau anda bs dituduh pelecehan, bahkan bs terjadi tindakan anarkis.
nah jika si pakar menuntut pemikiran yg lebih modern, lebih maju dengan bersikap liberal terhadap tripitaka, boleh jg dunk rekan2 buddhist dan saya seorang atheis menuntut penelanjangan terhadap konsep MMD yg bagi sy kurang beres, tp apa yg terjadi... pasti akan ada penyerangan balik, yg parahnya pakar mudah sekali untuk memvonis orang ini itu... untuk bukti anda boleh membaca berbagai tulisan/diskusi/debat dr si pakar... kenapa anda tidak terkesan memberikan nasehat anda itu kepada si pakar ?
cm karena PH seorang romo dan pengagas MMD, lalu gak boleh diganggu gugat ?
Mgkn itu karena ilmu anda masih cetak kali ya jd tidak sepadan untuk mengugat.... =)) =)) =)) =))
^
[at] william : bro dr mana anda bs menilai kualitas dan penguasaan (ilmu) seseorang ? dr menerka-nerka ? apa tolak ukur dan alat ukur terhadap kesimpulan anda ? setiap statment yg keluar harus bs dipertanggung jawabkan, jika anda berani menulis seperti itu ke PH, anda akan di cap ad hominem / penyerang terhadap pribadi orang lain yg merupakan sikap yg tidak terpuji, embel2 nya anda akan di ban/black list oleh si pakar...
klo boleh sy tanya balik, seberapa tinggi ilmu/penguasaan anda terhadap buddhism dan meditasi ?
Quote from: dhanuttono on 19 August 2009, 01:16:50 PM
^
[at] william : bro dr mana anda bs menilai kualitas dan penguasaan (ilmu) seseorang ? dr menerka-nerka ? apa tolak ukur dan alat ukur terhadap kesimpulan anda ? setiap statment yg keluar harus bs dipertanggung jawabkan, jika anda berani menulis seperti itu ke PH, anda akan di cap ad hominem / penyerang terhadap pribadi orang lain yg merupakan sikap yg tidak terpuji, embel2 nya anda akan di ban/black list oleh si pakar...
klo boleh sy tanya balik, seberapa tinggi ilmu/penguasaan anda terhadap buddhism dan meditasi ?
Wah jadi serius nih....sorry cuma bercanda aja.... saya tidak mempunyai ilmu apa dan juga pengalaman apa2 dalam meditasi dan juga Buddhism...urus diri sendiri saja masih belum becus.... =)) =)) =)) ... ini cuma selingan biar ga terlalu serius...
tp kayaknya begitu kl saya baca diskusi2 para miliser dg pak hud seolah-olah pihak pengkritik cuma tau theory saja... mgkn saja persepsi yang saya tangkap salah....sehingga perlu di koreksi pandangannya....
Quote from: morpheus on 19 August 2009, 12:40:37 PM
Quote from: williamhalim on 19 August 2009, 09:42:31 AM
Dari tangkisan yg dilakukan Pak Hud atas serangan pertanyaan tersebut, jelas terbaca bahwa Beliau tidak ada bedanya dengan kita2 (seperti yg juga Bro Morph akui), oleh karena itu sesungguhnya tidak pantas Beliau untuk mengatakan hal tsb (Bahwa JMB-8 bukan dari mulut Sang Buddha langsung). Kecuali jika Beliau bisa MEMBUKTIKAN kebenaran kalimat tsb, krn Sang Buddha tidak ada, maka pembuktiannya mau tidak mau dari KEBERHASILAN yg DICAPAI oleh PAK HUD SENDIRI.
sekali lagi saya gak melihat salahnya meragukan sebuah teori. saya merasa inilah keindahan buddhism.
cuman karena ditulis dikitab lalu gak boleh diganggu gugat?
Ya weis lah Bro Morph...
Maka dari itu, biarkanlah saya mempertanyakan dan menggugat dalil2 Pak Hud juga dari kacamata saya...
(inikan salah satu keindahan juga ;D). Biarkanlah segala proses ini berjalan sebagaimana mestinya....
Masing2 telah mengemukakan alasannya secara jujur... kita lihat kemana arahnya semua diskusi ini berujung.
Jika ada yg menilai Pak Hud dari Teori dan sikapnya (krn menganggap dia Guru), ya biarkanlah, kan wajar2 saja... krn memang itu standart orang2 ini... kita tidak dapat memaksakan standart kita pada orang lain....
::
Quote from: dhanuttono on 19 August 2009, 01:02:42 PM
ok, menurut anda kebebasan berpendapat boleh dilakukan seluas2nya dan boleh jg mengkritisi pendapat orang lain, seharusnya konsep anda yg bersikap liberal seharusnya jg ada pada pakar MMD si hudoyo, pertanyaannya, kenapa setiap orang yg menyatakan pendapatnya bisa seenaknya ditentang habis2an oleh pakar MMD satu ini hanya karena berbeda pandangan ?
lho, maksud anda "ditentang" itu artinya ada perbedaan pendapat kan?
wajar aja kan perbedaan pendapat? apa semua harus sama dengan pendapat anda?
silakan kritisi pendapat pak hudoyo... siapa bilang gak boleh? fair kan? no problem om?
Quote from: dhanuttono on 19 August 2009, 01:02:42 PM
sy pernah berdebat mengenai meditasi untuk anak kecil dengan si pakar, pendapat sy ditentang habis2an, sedang sy dituntut untuk menerima pendapat dia, apakah itu sikap seorang pakar yg seharusnya bisa melihat semua hal secara terbuka ? kenapa pernyataan/pendapat orang lain boleh dia sanggah habis2an dengan alasan yg menurut sy kurang tepat (istilah berpikir kaku)
dilain kesempatan sy pernah mengkritik ide/pendapat si pakar, namun yg terjadi sy di anggap ad hominem hanya karena berbeda pandangan, kemudian menyimpulkan hasil debat secara sepihak dan cilaka nya mengeluarkan pendapat yg menjatuhkan orang lain, apakah itu sikap seorang pakar yg seharusnya bs menghargai setiap kritik dan berpikir positif terhadap kritikan terhadap diri nya ?
jd yg bs sy simpulkan "ego" si pakar ini ga beres dan cukup egois dalam berdiskusi dan berdebat.
anda dan pak hudoyo itu setara di dunia internet. bagaimana bisa ada "dituntut untuk menerima pendapat dia" atau "egois dalam berdebat"? paling banter anda menolak dan kedua pihak sepakat untuk tidak sependapat kan? emang ada pihak yg bisa mencekokkan pendapatnya ke pihak lainnya di internet? mari kita baca quote dari eleanor roosevelt: "No one can make you feel inferior without your consent".
Quote from: dhanuttono on 19 August 2009, 01:09:27 PM
nah jika si pakar menuntut pemikiran yg lebih modern, lebih maju dengan bersikap liberal terhadap tripitaka, boleh jg dunk rekan2 buddhist dan saya seorang atheis menuntut penelanjangan terhadap konsep MMD yg bagi sy kurang beres, tp apa yg terjadi... pasti akan ada penyerangan balik, yg parahnya pakar mudah sekali untuk memvonis orang ini itu... untuk bukti anda boleh membaca berbagai tulisan/diskusi/debat dr si pakar... kenapa anda tidak terkesan memberikan nasehat anda itu kepada si pakar ?
cm karena PH seorang romo dan pengagas MMD, lalu gak boleh diganggu gugat ?
boleh, silakan telanjangi. tadinya di depan saya mengajak anda menelanjangi konsep mmd, eee... kata anda ini thread bukan buat membahas ajaran pak hudoyo... yo uwis...
yg anda sebut "bukti" itu lagi2 subjektif. nyatanya ada orang yg membaca "bukti2" itu tapi berpendapat pak hudoyo ngomong biasa2 aja, gak bikin tersinggung. artinya subjektif kan?
Quote from: williamhalim on 19 August 2009, 01:34:27 PM
Ya weis lah Bro Morph...
Maka dari itu, biarkanlah saya mempertanyakan dan menggugat dalil2 Pak Hud juga dari kacamata saya...
(inikan salah satu keindahan juga ;D). Biarkanlah segala proses ini berjalan sebagaimana mestinya....
Masing2 telah mengemukakan alasannya secara jujur... kita lihat kemana arahnya semua diskusi ini berujung.
Jika ada yg menilai Pak Hud dari Teori dan sikapnya (krn menganggap dia Guru), ya biarkanlah, kan wajar2 saja... krn memang itu standart orang2 ini... kita tidak dapat memaksakan standart kita pada orang lain....
betul om wil, biarlah anda dan saya sama2 mengemukakan pendapat.. biar pembaca menilainya...
standard orang emang lain2 :)
Quote from: dhanuttono on 19 August 2009, 09:39:37 AM
Quote from: xuvie on 18 August 2009, 10:45:07 PM
[at] Aa tono
mengetahui =/= berpikir
mengetahui memang berbeda dengan berpikir, tp pd saat anda mengetahui apakah pada saat itu pikiran anda berhenti atau diam ?
Pertama, Anda sendiri mengetahui dan mengakui kalau mengetahui berbeda dg berpikir. Kalau begini maka sudah end of discussion toh? Sama-sama setuju dan sampai pd kesimpulan 'mengetahui berbeda dg berpikir.'
Kedua, kemudian ngga tahu apa alasannya, Anda kembali berkutat lagi pada soal apakah saat mengetahui pikiran diam? Hal yg tidak perlu dijawab lagi sebenarnya.. :)
Jawabannya bila saat mengetahui pikiran tidak diam a.k.a pikiran aktif, berarti mengetahui sama dengan berpikir. Tentu saja jawaban ini bertentangan dng pendapat Anda sebelumnya. ;)
Karena sebelumnya Anda setuju bahwa mengetahui berbeda dengan berpikir, berarti jawabannya ya, saat mengetahui pikiran 'dapat' diam. Di sini saya sisipkan kata 'dapat' karena mengetahui dan berpikir itu 2 proses yg berbeda, dan proses yg terjadi dahulu adalah proses mengetahui terlebih dulu. Apakah setelah proses mengetahui, proses berpikir perlu timbul atau tidak adalah tergantung pada kita masing-masing.
Dan dari pengalaman saya bergantung kondisi tertentu, pikiran dapat tidak aktif dan semata-mata hanya mengetahui, misal oleh sebuah kejadian yg sangat menyita perhatian, mungkin melihat sebuah trik sulap di depan mata, atau nyaris mengalami kecelakaan maut dan pikiran tidak bekerja, hanya mengetahui semata semua proses yg terjadi, berlangsung dan berlalu. Atau dalam kondisi meditatif yg dimaksud oleh Pak Hud berdasarkan interpretasi atas Bahiya Sutta misal, di mana saat mengetahui hanya mengetahui semata.
Semoga cukup jelas.
_/\_
Quote from: morpheus on 19 August 2009, 12:40:37 PM
QuoteQuote from: williamhalim on Yesterday at 09:42:31 AM
Dari tangkisan yg dilakukan Pak Hud atas serangan pertanyaan tersebut, jelas terbaca bahwa Beliau tidak ada bedanya dengan kita2 (seperti yg juga Bro Morph akui), oleh karena itu sesungguhnya tidak pantas Beliau untuk mengatakan hal tsb (Bahwa JMB-8 bukan dari mulut Sang Buddha langsung). Kecuali jika Beliau bisa MEMBUKTIKAN kebenaran kalimat tsb, krn Sang Buddha tidak ada, maka pembuktiannya mau tidak mau dari KEBERHASILAN yg DICAPAI oleh PAK HUD SENDIRI.
sekali lagi saya gak melihat salahnya meragukan sebuah teori. saya merasa inilah keindahan buddhism.
cuman karena ditulis dikitab lalu gak boleh diganggu gugat?
Cuma berpendapat soal ini, saya juga merasa di sinilah indahnya Buddhisme. Sah-sah saja jika menolak bbrp yg tidak sesuai. Sebagaimana dikatakan dlm Kalama Sutta, dan Gotami Sutta, dan 4 Mahapadesa sbg penentu apakah itu Dhamma-Vinaya Guru atau bukan. Tapi setelah menolak tentunya harus menyertakan data, fakta yg akurat, minimal yg mendukung pernyataan penolakan tsb.
Seperti adanya penolakan thdp Abhidhamma, dapat diterima oleh sebagian org karena memang argumennya masuk akal dan mendukung dari segi historis. Jadi bukan sekadar menolak tapi tidak dapat membuktikan. Tentunya Om Morph udah tau yah jadi tidak perlu lagi anak itik mengajari induk berenang. :)
_/\_
Quote from: xuvie on 20 August 2009, 07:41:03 PM
Quote from: dhanuttono on 19 August 2009, 09:39:37 AM
Quote from: xuvie on 18 August 2009, 10:45:07 PM
[at] Aa tono
mengetahui =/= berpikir
mengetahui memang berbeda dengan berpikir, tp pd saat anda mengetahui apakah pada saat itu pikiran anda berhenti atau diam ?
Pertama, Anda sendiri mengetahui dan mengakui kalau mengetahui berbeda dg berpikir. Kalau begini maka sudah end of discussion toh? Sama-sama setuju dan sampai pd kesimpulan 'mengetahui berbeda dg berpikir.'
Kedua, kemudian ngga tahu apa alasannya, Anda kembali berkutat lagi pada soal apakah saat mengetahui pikiran diam? Hal yg tidak perlu dijawab lagi sebenarnya.. :)
Jawabannya bila saat mengetahui pikiran tidak diam a.k.a pikiran aktif, berarti mengetahui sama dengan berpikir. Tentu saja jawaban ini bertentangan dng pendapat Anda sebelumnya. ;)
Karena sebelumnya Anda setuju bahwa mengetahui berbeda dengan berpikir, berarti jawabannya ya, saat mengetahui pikiran 'dapat' diam. Di sini saya sisipkan kata 'dapat' karena mengetahui dan berpikir itu 2 proses yg berbeda, dan proses yg terjadi dahulu adalah proses mengetahui terlebih dulu. Apakah setelah proses mengetahui, proses berpikir perlu timbul atau tidak adalah tergantung pada kita masing-masing.
Dan dari pengalaman saya bergantung kondisi tertentu, pikiran dapat tidak aktif dan semata-mata hanya mengetahui, misal oleh sebuah kejadian yg sangat menyita perhatian, mungkin melihat sebuah trik sulap di depan mata, atau nyaris mengalami kecelakaan maut dan pikiran tidak bekerja, hanya mengetahui semata semua proses yg terjadi, berlangsung dan berlalu. Atau dalam kondisi meditatif yg dimaksud oleh Pak Hud berdasarkan interpretasi atas Bahiya Sutta misal, di mana saat mengetahui hanya mengetahui semata.
Semoga cukup jelas.
_/\_
ehm... disini kita sama kan persepsi dulu, sy mempunyai pandangan yg berbeda.
mengetahui merupakan hasil dari suatu proses pembelajaran mengenai suatu informasi (pikiran bekerja pd saat itu), jika proses pembelajaran terhadap informasi itu dilakukan berulang-ulang atau diperkuat maka informasi itu akan tersimpan dengan kuat dalam ingatan.
cara kerja dr proses mengetahui adalah jika informasi itu tidak diketahui sebelumnya maka pikiran mempelajari informasi tersebut dan menyimpan hasil pembelajaran tersebut kedalam ingatan (pikiran bekerja), jika informasi itu telah diketahui sebelumnya maka pikiran akan memunculkan informasi dari ingatan ke permukaan.
ketika sy melihat seorang wanita yg cantik dan informasi mengenai wanita ini belum ada didalam ingatan sy, maka proses pembelajaran di mulai dan menyimpannya kedalam ingatan. jika suatu ketika saya bertemu lagi dengan wanita cantik tersebut, pikiran akan bekerja dan menunjukan hasil dr proses pembelajaran sebelumnya yg tersimpan didalam ingatan, sehingga sy dapat mengenali sosok wanita cantik tersebut. sekali lagi pada saat itu pikiran tetap bekerja untuk mengartikan objek yg tertangkap oleh indra kita, entah bekerja secara aktif (informasi didapat dari ingatan dan diolah lebih lanjut) atau secara pasif (informasi didapat dari ingatan dan tidak diolah lebih lanjut)
bekerja secara aktif maupun pasif sekalipun pikiran tetap bekerja... bagaimana bisa mengetahui jika tidak memproses informasi terlebih dulu ?
berpikir merupakan usaha memproses informasi berdasarkan pengetahuan yang ada didalam ingatan dengan tujuan memperoleh jawaban/solusi terhadap apa yg kita pikirkan, pada proses ini pikiran juga bekerja.
jd "saat mengetahui hanya mengetahui semata" tetap saja pikiran bekerja, karena saat itu pikiran akan memproses informasi yg diperoleh. pikiran itu sangat halus, sehingga tidak mudah untuk diketahui dan ditangkap keberadaannya, bukan berarti tidak ada. jd yg sy katakan "mengetahui memang berbeda dengan berpikir" adalah berbeda pada proses nya, tp yg sy tangkap dari pernyataan anda pikiran sama dengan berpikir.
salam
Quote from: xuvie on 20 August 2009, 08:41:58 PM
Cuma berpendapat soal ini, saya juga merasa di sinilah indahnya Buddhisme. Sah-sah saja jika menolak bbrp yg tidak sesuai. Sebagaimana dikatakan dlm Kalama Sutta, dan Gotami Sutta, dan 4 Mahapadesa sbg penentu apakah itu Dhamma-Vinaya Guru atau bukan. Tapi setelah menolak tentunya harus menyertakan data, fakta yg akurat, minimal yg mendukung pernyataan penolakan tsb.
Seperti adanya penolakan thdp Abhidhamma, dapat diterima oleh sebagian org karena memang argumennya masuk akal dan mendukung dari segi historis. Jadi bukan sekadar menolak tapi tidak dapat membuktikan. Tentunya Om Morph udah tau yah jadi tidak perlu lagi anak itik mengajari induk berenang. :)
akur om...
Apa pandangan anda mengenai sosok pakar meditasi Hudoyo ?
Kontroversial ;D
Quote from: hendrako on 20 August 2009, 10:23:35 PM
Apa pandangan anda mengenai sosok pakar meditasi Hudoyo ?
Kontroversial ;D
Astagaaaaaa :o
moga2 kata-kata astagaa gw bisa booming kyk suhu ^-^
;D
Quote from: Virya on 20 August 2009, 10:29:44 PM
Quote from: hendrako on 20 August 2009, 10:23:35 PM
Apa pandangan anda mengenai sosok pakar meditasi Hudoyo ?
Kontroversial ;D
Astagaaaaaa :o
moga2 kata-kata astagaa gw bisa booming kyk suhu ^-^
;D
tergantung yg ngucapin nya, seberapa wibawa orang yg mengucapkan "ASTAGA" hahaha... nti foto anda bisa terpampang di catatan fb PH tuh.. kayak foto suhu :)) hanya karena kata "ASTAGA"
coba lempar fotoku dunk ...... (https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fi460.photobucket.com%2Falbums%2Fqq325%2Fperuvian_011%2Femoticons%2Favatar776521_5.gif&hash=572d822eebe8bddc74687a5678d61c7633d1596a) moga2 top kyk suhu ...... 8)
[at] Aa Tono
Begini yah.. Pemakaian bahasa umum dlm merujuk istilah Pali/Sanskrit memang terkadang disalah artiin. Di sini yuk kita menyamakan persepsi sedikit, yg dimaksud dan saya rasa cukup disetujui bbrp orang mengenai istilah umum bahwa:
- berpikir adalah bentuk2 pikiran yg dalam kamus Buddhismenya sankhara.
- sedangkan pikiran adalah batin atau unsur 'nama-kkhandha' di luar sankhara, terutama yaitu citta alias vinnana.
Jadi maksud Pak Hud dalam MMD adalah yg dihentikan adalah proses bentukan2 pikiran tsb, yg timbul-tenggelam, atau dirujuk dalam Sutta sbg proses verbal atau istilahnya Alan Watts 'incessant internal chatter'.
Apa korelasi antara pikiran dan berpikir dengan mengetahui dan berpikir?
Cukup jelas bahwa dalam mengetahui hanya ada unsur sanna dan vinnana.
Sedangkan dalam proses berpikir ada sanna, vinnana dan sankhara khandha, dan vedana yg mungkin sekali mengikuti pula.
Jadi berpikir merujuk pd bentukan pikirannya. Sedangkan mengetahui hanya pada pikiran di luar bentukannya.
Bahkan jika MMD mengajarkan yg dihentikan sankhara.. Saya menambahkan pribadi bahwa bukan hanya sekadar sankhara yg dapat dihentikan, melainkan vedana, vinnana dan lebih jauh lagi, sanna dapat dihentikan, dilepaskan dan dilenyapkan pula. Dan realisasi nibbana terletak di penghentian ke semua agregat tsb.
Dalam kondisi real-nya secara meditatif, penghentian sankhara ada pada Jhana ke-2, penghentian vedana ada pada Jhana ke-4, dan penghentian vinnana ada pada Landasan kekosongan, sedangkan penghentian sanna ada pada keadaan di luar 4 Jhana dan 4 Landasan (Jhana 5-8), atau yg kadang dinamakan Jhana ke-9, sannavedanayitanirodha.
Saya rasa cukup jelas di sini. Males ikut muter-muter. :)
_/\_
Quote from: xuvie on 20 August 2009, 10:50:19 PM
[at] Aa Tono
Begini yah.. Pemakaian bahasa umum dlm merujuk istilah Pali/Sanskrit memang terkadang disalah artiin. Di sini yuk kita menyamakan persepsi sedikit, yg dimaksud dan saya rasa cukup disetujui bbrp orang mengenai istilah umum bahwa:
- berpikir adalah bentuk2 pikiran yg dalam kamus Buddhismenya sankhara.
- sedangkan pikiran adalah batin atau unsur 'nama-kkhandha' di luar sankhara, terutama yaitu citta alias vinnana.
Jadi maksud Pak Hud dalam MMD adalah yg dihentikan adalah proses bentukan2 pikiran tsb, yg timbul-tenggelam, atau dirujuk dalam Sutta sbg proses verbal atau istilahnya Alan Watts 'incessant internal chatter'.
Apa korelasi antara pikiran dan berpikir dengan mengetahui dan berpikir?
Cukup jelas bahwa dalam mengetahui hanya ada unsur sanna dan vinnana.
Sedangkan dalam proses berpikir ada sanna, vinnana dan sankhara khandha, dan vedana yg mungkin sekali mengikuti pula.
Jadi berpikir merujuk pd bentukan pikirannya. Sedangkan mengetahui hanya pada pikiran di luar bentukannya.
Bahkan jika MMD mengajarkan yg dihentikan sankhara.. Saya menambahkan pribadi bahwa bukan hanya sekadar sankhara yg dapat dihentikan, melainkan vedana, vinnana dan lebih jauh lagi, sanna dapat dihentikan, dilepaskan dan dilenyapkan pula. Dan realisasi nibbana terletak di penghentian ke semua agregat tsb.
Dalam kondisi real-nya secara meditatif, penghentian sankhara ada pada Jhana ke-2, penghentian vedana ada pada Jhana ke-4, dan penghentian vinnana ada pada Landasan kekosongan, sedangkan penghentian sanna ada pada keadaan di luar 4 Jhana dan 4 Landasan (Jhana 5-8), atau yg kadang dinamakan Jhana ke-9, sannavedanayitanirodha.
Saya rasa cukup jelas di sini. Males ikut muter-muter. :)
_/\_
Dalam MMD jhana tu tidak di kenal
[at] Ryu
Ehuhueheh.. La saya kan bukan praktisi MMD? ;D
Bukan ngga dikenal, tapi MMD menolak Jhana dan mengkhususkan diri pada vipassana 'murni', bisa dikategorikan vipassanavada pd banyak aliran Buddhisme Modern, pandangan bahwa vipassana lebih superior dan krn vipassana pencerahan tercapai. Padahal nampaknya Sang Buddha dan siswa2nya yg terkenal juga tdk menolak metode samatha yg bermuara pada jhana. Sedangkan di sisi lain pandangan jhana yg 'lebih' diangkat oleh Ajahn Brahm dkk.
Yah sbg orang biasa yg skeptis, saya sih menghindari ke-2 ekstrim tsb. Dan menjalani sesuai pengalaman saja drpd ikut2an orang.. jika memungkinkan mengintegrasi ke-2 metode tsb, kenapa harus condong ke kiri atau ke kanan? :)
Padahal dlm bbrp sutta seperti Anguttara Nikaya Samadhi Sutta, Sang Buddha mengajarkan pentingnya samatha dan vipassana.
Pd akhirnya, kebebasan utk menerima atau menolak kembali kepada diri masing2 lagi dlm penafsiran dan pengalamannya.
Quote from: xuvie on 21 August 2009, 07:06:18 AM
[at] Ryu
Ehuhueheh.. La saya kan bukan praktisi MMD? ;D
Bukan ngga dikenal, tapi MMD menolak Jhana dan mengkhususkan diri pada vipassana 'murni', bisa dikategorikan vipassanavada pd banyak aliran Buddhisme Modern, pandangan bahwa vipassana lebih superior dan krn vipassana pencerahan tercapai. Padahal nampaknya Sang Buddha dan siswa2nya yg terkenal juga tdk menolak metode samatha yg bermuara pada jhana. Sedangkan di sisi lain pandangan jhana yg 'lebih' diangkat oleh Ajahn Brahm dkk.
Yah sbg orang biasa yg skeptis, saya sih menghindari ke-2 ekstrim tsb. Dan menjalani sesuai pengalaman saja drpd ikut2an orang.. jika memungkinkan mengintegrasi ke-2 metode tsb, kenapa harus condong ke kiri atau ke kanan? :)
Padahal dlm bbrp sutta seperti Anguttara Nikaya Samadhi Sutta, Sang Buddha mengajarkan pentingnya samatha dan vipassana.
Pd akhirnya, kebebasan utk menerima atau menolak kembali kepada diri masing2 lagi dlm penafsiran dan pengalamannya.
Betul, masing2 punya faith sendiri2 ;D
Quote from: xuvie on 20 August 2009, 10:50:19 PM
[at] Aa Tono
Begini yah.. Pemakaian bahasa umum dlm merujuk istilah Pali/Sanskrit memang terkadang disalah artiin. Di sini yuk kita menyamakan persepsi sedikit, yg dimaksud dan saya rasa cukup disetujui bbrp orang mengenai istilah umum bahwa:
- berpikir adalah bentuk2 pikiran yg dalam kamus Buddhismenya sankhara.
- sedangkan pikiran adalah batin atau unsur 'nama-kkhandha' di luar sankhara, terutama yaitu citta alias vinnana.
Jadi maksud Pak Hud dalam MMD adalah yg dihentikan adalah proses bentukan2 pikiran tsb, yg timbul-tenggelam, atau dirujuk dalam Sutta sbg proses verbal atau istilahnya Alan Watts 'incessant internal chatter'.
Apa korelasi antara pikiran dan berpikir dengan mengetahui dan berpikir?
Cukup jelas bahwa dalam mengetahui hanya ada unsur sanna dan vinnana.
Sedangkan dalam proses berpikir ada sanna, vinnana dan sankhara khandha, dan vedana yg mungkin sekali mengikuti pula.
Jadi berpikir merujuk pd bentukan pikirannya. Sedangkan mengetahui hanya pada pikiran di luar bentukannya.
Bahkan jika MMD mengajarkan yg dihentikan sankhara.. Saya menambahkan pribadi bahwa bukan hanya sekadar sankhara yg dapat dihentikan, melainkan vedana, vinnana dan lebih jauh lagi, sanna dapat dihentikan, dilepaskan dan dilenyapkan pula. Dan realisasi nibbana terletak di penghentian ke semua agregat tsb.
Dalam kondisi real-nya secara meditatif, penghentian sankhara ada pada Jhana ke-2, penghentian vedana ada pada Jhana ke-4, dan penghentian vinnana ada pada Landasan kekosongan, sedangkan penghentian sanna ada pada keadaan di luar 4 Jhana dan 4 Landasan (Jhana 5-8), atau yg kadang dinamakan Jhana ke-9, sannavedanayitanirodha.
Saya rasa cukup jelas di sini. Males ikut muter-muter. :)
_/\_
maaf, teori banget itu... sdh anda realiasasi kan ? sdh anda alami sendiri sankhara yg dapat dihentikan ?, maaf males banget sy ngomong terlalu tinggi... seperti yg tertulis dalam cerita buddhist "bhikkhu kitab kosong" apa relevansi nya dengan diskusi ini, mungkin harus dibaca dulu cerita buddhist tersebut.
maaf, thread ini kita gunakan tuk membahas sosok PH diluar itu akan dianggap "junk" mungkin lebih cocok dengan istilah "troll"
Quote from: nyanadhana on 17 August 2009, 02:55:41 PM
seorang guru tibetan mengajak muridnya pergi ke sebuah gua tempat Padmasambhava pernah tinggal,disana mereka menjapa semua mantra lineage semua guru dan tiba2 guru bertanya kepada muridnya mendadak "Apakah Buddha itu?".dan sesaat murid itu menjadi tercerahkan.
ketika pikiran secara spontan tidak mengambil pikiran di masa lampau ataupun mengawang2 ke masa depan, disitulah anda berhenti..mengalamai yang dinamakan hidup pada masa sekarang.
semoga cerita ini bisa membuka pikiran bro johan soal meditasi.
saya pikir wajar kalo Pak hud menjawab soal komputer karena memang beliau tidak begitu bisa komputer bukankah ini harga sebuah kejujuran daripada bro menggunakan beberapa istilah yang kadang kita tidak bisa mengerti bersama?
Bukanlah proses berhenti berpikir tapi letak pikiran pada masa kini.itulah berkah yang bisa bro petik dari meditasi.
Quote
ketika pikiran secara spontan tidak mengambil pikiran di masa lampau ataupun mengawang2 ke masa depan, disitulah anda berhenti..mengalamai yang dinamakan hidup pada masa sekarang.
Thanks atas penjelasan bro nyanadhana mantep, namun ini pembahasan "berat" bagi saya..
terus terang secara pribadi gw kurang cocok dgn kata "pikiran yg berhenti",
kalau pikiran itu berhenti, kapan dia berfungsi lagi ? Banyak hal didunia ini yg tidak kita inginkan berhenti.. spt behentinya listrik, berhentinya air PDAM, behentinya bonus THR....
berhentinya uang LEMBUR, dst, dst...
apalagi berhentinya speedy/internet :'(
_/\_
Quote from: nyanadhanaketika pikiran secara spontan tidak mengambil pikiran di masa lampau ataupun mengawang2 ke masa depan, disitulah anda berhenti..mengalamai yang dinamakan hidup pada masa sekarang.
Seorang yang sudah bebas dari dukkha, bukanlah orang yang pikirannya spontan tidak terorientasi oleh masa lalu maupun masa depan.
Orang yang bebas dari dukkha adalah orang yang sudah mengendalikan dan menjinakkan pikirannya, agar tidak terorientasi pada masa lalu maupun pada masa depan.
apakah orang yg terbebas dari dukha adalah orang yg "pikirannya berhenti" ?
aneh ada orang yg menolak keberadaan tripitaka, tp mengambil bagian dr tripitaka (vipassana) dan didalami bagian itu lalu ia mengatakan tripitaka itu salah... klo demikian tuk apa ia melakukan vipassana yg notabene berasal dr tripitaka, bukankah berarti vipassan itu jg salah dan bagian dr JM-8 ?
tuk apa mengatakan vedana dan sankhara sedangkan keberadaan nya di tolak dan dikatakan bukan berasal dr buddha ?
ada ketidakkonsistenan atas pola pikir.
Quote from: upasaka on 21 August 2009, 10:13:22 AM
Quote from: nyanadhanaketika pikiran secara spontan tidak mengambil pikiran di masa lampau ataupun mengawang2 ke masa depan, disitulah anda berhenti..mengalamai yang dinamakan hidup pada masa sekarang.
Seorang yang sudah bebas dari dukkha, bukanlah orang yang pikirannya spontan tidak terorientasi oleh masa lalu maupun masa depan.
Orang yang bebas dari dukkha adalah orang yang sudah mengendalikan dan menjinakkan pikirannya, agar tidak terorientasi pada masa lalu maupun pada masa depan.
siiiiiiiiiiiip bro Upasaka,
jadi maksudnya begitulah :
Taming the Monkey Mind(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fwww.meditation-dc.org%2Fimages%2F43.jpg&hash=e7fb5115944b41b7cc58b9d2004689ba0a6d5e58)
apakah dukkha ada di 31 alam?
apakah pikiran ada di 31 alam?
Quote from: markosprawira on 18 August 2009, 03:59:31 PM
Quote from: nyanadhana on 18 August 2009, 01:54:23 PM
Quote from: markosprawira on 18 August 2009, 01:25:22 PM
Jadi yg terikat ke masa lalu atau masa depan pun, harus punya kontrak yah bro? ic.... ic......
tadinya saya pikir, terikatnya itu secara batin ;D
soalnya saya lihat, banyak yg "terikat" secara batin dengan MMD
makanya saya bingung : katanya melepas tapi kok ya melekat ama merek sampe bilang "ad hominem" :o
yang ada cuman terikat kontrak sama pikiran anda sendiri.
seorang Guru Tibet mengajarkan buatlah pikiran anda secemerlang air yang jernih namun bila anda terpaku,pikiran anda akan menjadi es yang keras,bagaimana melihat sesuatu dengan jernih kembali?
Apakah kalau terpaku dengan MMD, membuat tidak bisa melihat sesuatu dengan jernih juga?
atau itu jadi special case? ;D
lutuna.... :).tidak pernah disebutkan MMD membawa pencerahan, andalah yang terus berspekulasi soal ini dr awal perdebatan. perhatikan pikiran dan bagaiman pikiran mengkritalisasi anda seakan2 itu real.
MMD,Sayadaw,adaw adaw or sopo iki buat saya hanyalah aliran air yang bermuara ke samudra luas, sama seperti terbentuknya berbagai aliran buddhist hanya mewadahi apa yang menurut aliran itu masih kurang bumbunya.well, kenapa kita selalu menggunakan masa lampau untuk mendikte dan terus berdebat...anicca.
Quote from: nyanadhana on 21 August 2009, 11:05:36 AM
Quote from: markosprawira on 18 August 2009, 03:59:31 PM
Quote from: nyanadhana on 18 August 2009, 01:54:23 PM
Quote from: markosprawira on 18 August 2009, 01:25:22 PM
Jadi yg terikat ke masa lalu atau masa depan pun, harus punya kontrak yah bro? ic.... ic......
tadinya saya pikir, terikatnya itu secara batin ;D
soalnya saya lihat, banyak yg "terikat" secara batin dengan MMD
makanya saya bingung : katanya melepas tapi kok ya melekat ama merek sampe bilang "ad hominem" :o
yang ada cuman terikat kontrak sama pikiran anda sendiri.
seorang Guru Tibet mengajarkan buatlah pikiran anda secemerlang air yang jernih namun bila anda terpaku,pikiran anda akan menjadi es yang keras,bagaimana melihat sesuatu dengan jernih kembali?
Apakah kalau terpaku dengan MMD, membuat tidak bisa melihat sesuatu dengan jernih juga?
atau itu jadi special case? ;D
lutuna.... :).tidak pernah disebutkan MMD membawa pencerahan, andalah yang terus berspekulasi soal ini dr awal perdebatan. perhatikan pikiran dan bagaiman pikiran mengkritalisasi anda seakan2 itu real.
MMD,Sayadaw,adaw adaw or sopo iki buat saya hanyalah aliran air yang bermuara ke samudra luas, sama seperti terbentuknya berbagai aliran buddhist hanya mewadahi apa yang menurut aliran itu masih kurang bumbunya.well, kenapa kita selalu menggunakan masa lampau untuk mendikte dan terus berdebat...anicca.
Benar yg dikatakan mas nyana
bahwa tidak pernah disebutkan MMD membawa pencerahan, yg ada pikiran berhenti. Jadi kesimpulannya MMD tidak selaras dengan Meditasi yg diajarkan Sang Buddha, karena yg meditasi diajarkan SB dan yg disebutkan SB
adalah meditasi yg membawa pencerahan. _/\_numpang lewat...punten mas ^-^
Quote from: dhanuttono on 21 August 2009, 08:25:04 AM
maaf, teori banget itu... sdh anda realiasasi kan ? sdh anda alami sendiri sankhara yg dapat dihentikan ?, maaf males banget sy ngomong terlalu tinggi... seperti yg tertulis dalam cerita buddhist "bhikkhu kitab kosong" apa relevansi nya dengan diskusi ini, mungkin harus dibaca dulu cerita buddhist tersebut.
#:-S
Quote from: nyanadhana on 21 August 2009, 11:05:36 AM
tidak pernah disebutkan MMD membawa pencerahan, andalah yang terus berspekulasi soal ini dr awal perdebatan.
Jadi MMD membawa apa?
Kalau MMD tidak membawa kepada Pencerahan (= kesadaran penuh, bebas dari dukkha, melihat apa adanya, dan sinonim lainnya), apa gunanya kita MMD?
Anda harus konfirmasi pernyataan anda ini ke Pak Hud dan sama2 kita lihat jawaban Beliau nanti. Apakah Pak Hud setuju dengan pendapat anda? Yg jelas2 sy tau PAk Hud mengatakan MMD adalah vipassana. Tau sendiri kan arti meditasi Vipassana dan tujuannya apa?
::
Quote from: nyanadhana on 21 August 2009, 11:05:36 AM
tidak pernah disebutkan MMD membawa pencerahan, andalah yang terus berspekulasi soal ini dr awal perdebatan.
Hudoyo wrote http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,2355.0.html :
Secara konseptual,
tujuan akhir meditasi ini disebut 'pencerahan'----
Bagaimana rekan Nyanadhana?
::
setelah sekian tahun pandangan ini sebaiknya di update lagi...atau tiap tahun update sekali ?