Apa pandangan anda mengenai sosok pakar meditasi Hudoyo ?

Started by dipasena, 16 August 2009, 05:50:53 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

nyanadhana

Quote from: markosprawira on 18 August 2009, 01:11:53 PM
kalo di masa kini terikat dengan MMD, apa bisa bahagia, bro?
bagaimana terikat saya tidak punya kontrak.bukankah lebih tidak bahagia hati mereka yang tidak menemukan satu kejelasan?
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

markosprawira

Jadi yg terikat ke masa lalu atau masa depan pun, harus punya kontrak yah bro? ic.... ic......

tadinya saya pikir, terikatnya itu secara batin  ;D
soalnya saya lihat, banyak yg "terikat" secara batin dengan MMD

makanya saya bingung : katanya melepas tapi kok ya melekat ama merek sampe bilang "ad hominem"  :o


hatRed

i'm just a mammal with troubled soul



nyanadhana

Quote from: markosprawira on 18 August 2009, 01:25:22 PM
Jadi yg terikat ke masa lalu atau masa depan pun, harus punya kontrak yah bro? ic.... ic......

tadinya saya pikir, terikatnya itu secara batin  ;D
soalnya saya lihat, banyak yg "terikat" secara batin dengan MMD

makanya saya bingung : katanya melepas tapi kok ya melekat ama merek sampe bilang "ad hominem"  :o



yang ada cuman terikat kontrak sama pikiran anda sendiri.
seorang Guru Tibet mengajarkan buatlah pikiran anda secemerlang air yang jernih namun bila anda terpaku,pikiran anda akan menjadi es yang keras,bagaimana melihat sesuatu dengan jernih kembali?
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

nyanadhana

Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

ryu

Kisah Atula Seorang Umat Awam


DHAMMAPADA XVII, 7-10
 

        Suatu saat Atula bersama dengan 500 orang temannya, mengunjungi Revata Thera, dengan harapan dapat mendengarkan Dhamma. Revata Thera yang pendiam seperti seekor singa tidak mengatakan apapun pada mereka. Atula dan teman-temannya sangat tidak puas dan kemudian pergi menghadap Sariputta Thera. Saat Sariputta Thera mengetahui mengapa mereka datang ke hadapannya, beliau menjelaskan Abhidhamma secara mendalam. Apa yang dijelaskan Sariputta Thera juga bukanlah yang mereka harapkan, dan mereka mengeluh bahwa Sariputta Thera terlalu panjang dan terlalu mendalam.

        Kemudian Atula dan rombongannya mendekati Ananda Thera. Ananda Thera menjelaskan pada mereka sedikit tentang inti dari ajaran Dhamma. Kali itu, mereka menilai bahwa penjelasan Ananda Thera terlalu singkat dan kurang lengkap.

        Akhirnya mereka menghadap Sang Buddha dan berkata kepada Beliau, "Bhante, kami datang untuk mendengarkan ajaran-Mu. Kami telah menemui beberapa guru sebelum kami datang kemari, tapi kami tidak puas terhadap mereka. Revata Thera tidak berkenan mengajar kami dan ia hanya berdiam diri. Penjelasan Sariputta Thera terlalu mendalam dan Dhamma yang beliau ajarkan terlalu sukar buat kami. Begitu pula Ananda Thera, beliau menjelaskan terlalu singkat dan kurang lengkap. Kami tidak menyukai apa yang mereka ajarkan".

        Kepada mereka, Sang Buddha berkata, "Murid-murid-Ku, mencela orang lain bukanlah hal yang baru. Tak satu pun orang di dunia ini yang tak pernah dicela; orang-orang akan mencela meskipun seorang raja atau bahkan seorang Buddha. Dicela atau dipuji oleh orang bodoh, tidaklah berarti. Seseorang akan benar-benar tercela hanya bila ia dicela oleh orang bijaksana, dan benar-benar terpuji hanya bila ia dipuji oleh orang bijaksana".

        Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 227, 228, 229, dan 230 berikut ini:

O Atula, hal ini telah ada sejak dahulu dan bukan baru saja ada sekarang, di mana mereka mencela orang yang duduk diam, mereka mencela orang yang banyak bicara, mereka juga mencela orang yang sedikit bicara. Tak ada seorang pun di dunia ini yang tak dicela.

Tidak pada zaman dahulu, waktu yang akan datang ataupun waktu sekarang, dapat ditemukan seseorang yang selalu dicela maupun yang selalu dipuji.

Setelah memperhatikan secara seksama, orang bijaksana memuji ia yang menempuh kehidupan tanpa cela, pandai serta memiliki kebijaksanaan dan sila.

Siapakah yang layak merendahkan orang tanpa cela seperti sepotong emas murni? Para dewa akan selalu memujinya, begitu pula para brahmana.

        Atula dan teman-temannya mencapai tingkat kesucian sotapatti setelah khotbah Dhamma itu berakhir.***
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

morpheus

Quote from: dhanuttono on 18 August 2009, 12:18:57 PM
so posisi nya sama, hanya saja, rekan buddhist adalah umat awam biasa, sedangkan pak hud adalah romo meditasi, cilaka nya karena memahami konsep meditasi vipassana yg dicampur sari kan dengan pengalaman pribadi nya maka muncul aliran baru dalam meditasi vipassana ...
yg mana sih yg baru? apa ada yg baru yg diajarkan di mmd?
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

morpheus

Quote from: williamhalim on 18 August 2009, 12:29:07 PM
Apalagi Jika disertai kritikan terhadap Ajaran Tua, tentu saja si pengkritik otomatis mengakui dirinya TELAH MEMBUKTIKAN sendiri bahwa Ajaran Tua tsb tidak benar, artinya juga, bahwa Ia sendiri telah mencapai taraf tertentu untuk bisa membuktikan hal tsb....

Pendapat saya jelas, Dengan berani mengajarkan Sesuatu ke umum, otomatis kita telah menganggap diri kita Pakar/Guru dibidang yg kita ajarkan tsb.
kenapa tidak melihat pak hudoyo dan om wil setara?
pak hudoyo punya pendapat, anda punya pendapat.
ada yg berbeda?
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

williamhalim

Quote from: morpheus on 18 August 2009, 03:17:20 PM

kenapa tidak melihat pak hudoyo dan om wil setara?
pak hudoyo punya pendapat, anda punya pendapat.
ada yg berbeda?


Nggak bisa sama Bro Morph. Saya dan Pak Hud masing2 punya pendapat; memang iya.
Tapi ada perbedaan kenapa orang2 nggak terlalu menanggapi pendapat saya sedangkan Pak Hud ditanggapi dengan serius. Yakni krn alasan2 sbb:

1. Saya tidak mengajarkan meditasi ke orang2 X Pak Hud mengajarkan MMD ke orang2
2. Saya tidak mengkritik Ajaran yg telah ada X Pak Hud mengkritik Ajaran yg telah ada
3. Saya tidak merasa diserang X Pak Hud merasa MMD diserang
4. Saya tidak mempromosikan Ajaran saya ke milis2 dan forum2 X Pak Hud mempromosikan Ajaran Beliau ke milis2 dan forum2...

Itulah bbrp hal yg membedakan saya dan Pak Hud... kenapa Pak Hud dikritik mlulu sedangkan saya tidak...

(Bro Morph, alasan2 begini kan sangat jelas dan sederhana, sy -serius- sungguh heran knp Bro Morph dan bbrp orang tidak juga dapat melihatnya  ???, padahal Bro Morph termasuk yg sangat cerdas dan cepat nangkap  ;D )

::

Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

markosprawira

Quote from: nyanadhana on 18 August 2009, 01:54:23 PM
Quote from: markosprawira on 18 August 2009, 01:25:22 PM
Jadi yg terikat ke masa lalu atau masa depan pun, harus punya kontrak yah bro? ic.... ic......

tadinya saya pikir, terikatnya itu secara batin  ;D
soalnya saya lihat, banyak yg "terikat" secara batin dengan MMD

makanya saya bingung : katanya melepas tapi kok ya melekat ama merek sampe bilang "ad hominem"  :o



yang ada cuman terikat kontrak sama pikiran anda sendiri.
seorang Guru Tibet mengajarkan buatlah pikiran anda secemerlang air yang jernih namun bila anda terpaku,pikiran anda akan menjadi es yang keras,bagaimana melihat sesuatu dengan jernih kembali?

Apakah kalau terpaku dengan MMD, membuat tidak bisa melihat sesuatu dengan jernih juga?

atau itu jadi special case?  ;D

tesla

Quote from: williamhalim on 18 August 2009, 12:29:07 PM
Bro Morph betul.
Memang Pak Hudoyo tidak pernah menyatakan diri langsung bahwa: Saya Master.
Seperti juga SN Goenka, Mahasi Sayadaw, Ajahn Chah, Master Chengyen, Selamat Rodjali, dll... tidak pernah menyatakan diri mereka adalah Master.

Namun jika orang2 ini sudah berani mengajarkan teknik2 Vipassana, ataupun Abhidhamma, ataupun meditasi, maka otomatis mereka adalah seorang Master (Guru).

seorang master adalah seorang yg ahli dalam bidangnya.
seorang guru adalah seorang yg mengajar kepada orang lain.

seorang guru belum tentu master & seorang master belum tentu guru.
contoh:
seorang guru sepak bola lom tentu master sepak bola... ;)

IMO, seorang guru otomatis seorang master (guru--->master) memang adalah sebuah norma umum/standar umum di masyarakat yg padahal belum tentu benar. Sbg seorang yg berlatih saya hanya melihat bahwa pikiran (hasil pemikiran) kita memang terbatas oleh norma-norma yg ada.

Quote
Apalagi Jika disertai kritikan terhadap Ajaran Tua, tentu saja si pengkritik otomatis mengakui dirinya TELAH MEMBUKTIKAN sendiri bahwa Ajaran Tua tsb tidak benar, artinya juga, bahwa Ia sendiri telah mencapai taraf tertentu untuk bisa membuktikan hal tsb....

Pendapat saya jelas, Dengan berani mengajarkan Sesuatu ke umum, otomatis kita telah menganggap diri kita Pakar/Guru dibidang yg kita ajarkan tsb.

::
apakah KRITIS harus selalu datang dari ATAS?

(sebenarnya saya cuma mo baca, tapi tergoda juga utk reply topik begini... kurang sati :D)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

williamhalim

 [at] Tesla...

watever lah, Bro... MASTER atau GURU juga boleh...
Nah, Pak Hud langsung/tidak langsung telah memposisikan dirinya sebagai seorang Guru.
Guru yg mengajarkan meditasi dan mengkritik bbrp Ajaran Buddha/Tipitaka.
Jadi wajar saja jika Beliau mendapat pertanyaan dan kritikan bertubi2 atas apa yg diajarkannya...

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

morpheus

Quote from: williamhalim on 18 August 2009, 03:43:23 PM
Nggak bisa sama Bro Morph. Saya dan Pak Hud masing2 punya pendapat; memang iya.
Tapi ada perbedaan kenapa orang2 nggak terlalu menanggapi pendapat saya sedangkan Pak Hud ditanggapi dengan serius. Yakni krn alasan2 sbb:

1. Saya tidak mengajarkan meditasi ke orang2 X Pak Hud mengajarkan MMD ke orang2
2. Saya tidak mengkritik Ajaran yg telah ada X Pak Hud mengkritik Ajaran yg telah ada
3. Saya tidak merasa diserang X Pak Hud merasa MMD diserang
4. Saya tidak mempromosikan Ajaran saya ke milis2 dan forum2 X Pak Hud mempromosikan Ajaran Beliau ke milis2 dan forum2...

Itulah bbrp hal yg membedakan saya dan Pak Hud... kenapa Pak Hud dikritik mlulu sedangkan saya tidak...
salah arah nih, om wil. sekali lagi, saya gak melarang menanggapi tulisan pak hudoyo. silakan pertanyakan dan diskusikan tulisan2 pak hudoyo dengan kritis, tapi baca dengan cermat, jangan2 itu hanya ada dipikirin sendiri, gak pernah ditulis pak hudoyo. kritisi isi tulisannya dengan objektif, kita gak akan bisa menerka isi batin penulisnya. kritisi isi tulisan bukan pribadinya.

anda, saya dan pak hudoyo setara di dunia internet. kalo menurut anda tulisannya salah, ya kasih tau apa yg bener menurut anda. apakah karena titel "pandita", lalu anda jadi minder trus tertekan dengan otoritas pak hudoyo? tidak perlu kan...

pola yg sering saya liat di forum2:
ph: dalam meditasi vipassana jm8 itu gak relevan
xx: lan pan itu ada di tipitaka pak? kalo gak mengakui jm8 itu bukan buddhis
ph: dalam vipassana hanya ada perhatian pasif, TIDAK perlu mengingat2 jm8
yy: wah, ini bukan sikap seorang pandita. pandita harus menerima pancasila buddhis dan jm8! sesat ini, beraninya menolak jm8! ego gede, pemarah lagi!

jadi bukannya memperdebatkan apakah maksud perhatian pasif atau maksud berhentinya pikiran, malah sibuk memperhatikan pribadi orangnya... silakan saja serang terus ide2nya, bukan orangnya...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

ryu

"Ia menghina saya, ia memukul saya, ia mengalahkan saya, ia merampas milik saya". Selama seseorang masih menyimpan pikiran-pikiran seperti itu, maka kebencian tak akan pernah berakhir.

"Ia menghina saya, ia memukul saya, ia mengalahkan saya, ia merampas milik saya". Jika seseorang sudah tidak lagi menyimpan pikiran-pikiran seperti itu, maka kebencian akan berakhir.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Nevada

[at] tesla

Masalahnya... Pak Hudoyo menggagaskan dan mempopulerkan jenis meditasi baru, yakni dengan merevolusi ajaran-ajaran yang sudah ada. Ini namanya Pak Hudoyo adalah seorang founder. Bukan hanya sebatas guru (pengajar / pembimbing), tapi Pak Hudoyo juga seorang 'pemimpin alirannya' (baca: Master).

Selanjutnya... Kontroversi seputar fondasi aliran dan metode ajarannya inilah yang sedang dibahas oleh berbagai kalangan saat ini...