mau tanya nih, apa yg menjadi keunggulan ajaran Buddha ?
anda yakin pada Buddha dan ajarannya (salah satunya adalah kamma/karma) ? apa yg membuat anda yakin (dasarnya) ?
tuhan ? apa ini sumber kebahagiaan dan penderitaan ? (cuma mau tau pendapat, tp sebenarnya malas ngurus si tuhan itu)
pengalaman tentang tuhan ? wah, kecewa abis dah, itu dia penyebab gw kaga pernah yakin n percaya ada mahluk seperti itu, cuma omong kosong n imajinasi di batas perasaan n pikiran.
beragama, apakah ini dapat menjamin seseorang lebih baik (secara keseluruhan) ? tidak dan belum tentu tergantung pribadi orang itu, pernah sekilas dipinggir jln saya melihat seorang wanita dengan atribut keagamaannya (krudung) tapi lg ngerokok (apakah rokok itu pantas atau tidak ? tergantung pribadi orang lg, krn ada yg meng-halal-kan ada yg tidak, ya namanya jg manusia, pembenaran pribadi itu pasti ada), ada orang yg menggunakan atribut keagamaan (kalung agama K, rajin pegi tempat ibadah) tapi malam hari jep a jep, jep a jep di pub/diskotik, ada yg rajin ke vihara tapi perbuatannya jg kaga bener-bener...
Agama tidak bisa menjamin seseorang bisa menjadi baik.
Yang bisa menjamin seseorang menjadi baik adalah diri mereka sendiri
Yang bisa menjamin seseorang menjadi jahat adalah diri mereka sendiri
Jadi semua berbalik kepada diri mereka sendiri..
jelas agama ga menjamin umatnya menjadi lbh baik ;D
mo dikasih contoh? banyak...
selalu ada apel yg jelek dlm sekeranjang apel ;D
jd kenapa kita beragama Buddha dunk? ;D
karena buat saya, agama buddha memberikan konsep keluar dr penderitaan yg cocok dgn pemikiran saya.
mnrt saya sih, kata kunci cuman "saya" dan "cocok" aja
Quote from: Hedi Kasmanto on 14 July 2007, 10:02:26 AM
Agama tidak bisa menjamin seseorang bisa menjadi baik.
Yang bisa menjamin seseorang menjadi baik adalah diri mereka sendiri
Yang bisa menjamin seseorang menjadi jahat adalah diri mereka sendiri
Jadi semua berbalik kepada diri mereka sendiri..
jika semua terpusat ke diri sendiri yg menentukan apakah perbuatan itu baik atau buruk/jahat, maka apa yg menjadi patokan/dasar bagi ia untuk memutuskan ?
bagi seorang pencuri, mencuri mungkin dapat di halal-kan, karena ia merasa ia dapat memberikan yg terbaik bagi keluarganya (ini dasarnya)...
yg lebih ekstrem, bagi suku pedalaman (primitif), jika ada musuh yg menganggu desa mereka atau yg baru dianggap sebagai musuh suku mereka, langsung akan dibunuh, ia merasa bahwa itu baik bagi dirinya dan suku nya (ini dasarnya), karena ia telah berhasil menjaga keamanan dan ketentraman sukunya (contoh ini kira-kira sama seperti cerita YA. Anggulimala, dimana ia merasa benar membunuh dan mengambil jari manusia, karena ia diperintahkan oleh gurunya)
bagi remaja di barat (mungkin) free sex adalah hal yg baik bagi mereka, karena jika saya tidak salah (CMIIW) jika remaja telah berusia 17 tahun dan masih perawan/perjaka, akan ditertawakan dan dianggap sebagai anak kecil (ini dasarnya)
bagi mereka patokan lain belum tentu benar bagi mereka (karena dari diri sendiri yg memutuskan), nah diri sendiri yg seperti apa yg dapat menentukan mana perbuatan yg baik dan mana perbuatan yg buruk ?
kita dapat menyatakan mana yg baik dan mana yg buruk, karena kita telah pernah mempelajari Buddhism/ajaran agama, tapi pernah kah kita membayangkan, jika kita terlahir di suatu suku pedalaman dan tidak pernah mempelajari Buddhism, maka dasar atas hal yg baik dan buruk bagi kita (mungkin) bisa berbeda jika dibandingkan dengan Buddhism.
apakah ini yg dikatakan didalam Dhamma, kebodohan... yg menjadi salah satu kekotoran bathin ?
Rekan-rekan yang terkasih dalam Dharma,
Menurut saya keunggulan agama Buddha adalah memberikan kesempatan bagi kita untuk berpikir dan menentukan sendiri apa yang baik dan buruk. Ini jarang ada dalam keyakinan lainnya. Jadi Dhamma memberikan kesempatan pada manusia untuk mengembangkan panna dan tidak semata-mata dicekoki dengan beraneka doktrin. Dhamma memberikan kesempatan pada umat manusia untuk mempertanyakan apa yang sering kita dengar sebagai tabu menurut kitab suci, kata orang, kata guru, dan lain sebagainya. Saya kira itu saja dulu. Bagaimana pendapat rekan2 yang lain?
Metta,
Tan
Quote from: dhanuttono on 14 July 2007, 03:01:57 PM
Quote from: Hedi Kasmanto on 14 July 2007, 10:02:26 AM
Agama tidak bisa menjamin seseorang bisa menjadi baik.
Yang bisa menjamin seseorang menjadi baik adalah diri mereka sendiri
Yang bisa menjamin seseorang menjadi jahat adalah diri mereka sendiri
Jadi semua berbalik kepada diri mereka sendiri..
jika semua terpusat ke diri sendiri yg menentukan apakah perbuatan itu baik atau buruk/jahat, maka apa yg menjadi patokan/dasar bagi ia untuk memutuskan ?
bagi seorang pencuri, mencuri mungkin dapat di halal-kan, karena ia merasa ia dapat memberikan yg terbaik bagi keluarganya (ini dasarnya)...
yg lebih ekstrem, bagi suku pedalaman (primitif), jika ada musuh yg menganggu desa mereka atau yg baru dianggap sebagai musuh suku mereka, langsung akan dibunuh, ia merasa bahwa itu baik bagi dirinya dan suku nya (ini dasarnya), karena ia telah berhasil menjaga keamanan dan ketentraman sukunya (contoh ini kira-kira sama seperti cerita YA. Anggulimala, dimana ia merasa benar membunuh dan mengambil jari manusia, karena ia diperintahkan oleh gurunya)
bagi remaja di barat (mungkin) free sex adalah hal yg baik bagi mereka, karena jika saya tidak salah (CMIIW) jika remaja telah berusia 17 tahun dan masih perawan/perjaka, akan ditertawakan dan dianggap sebagai anak kecil (ini dasarnya)
bagi mereka patokan lain belum tentu benar bagi mereka (karena dari diri sendiri yg memutuskan), nah diri sendiri yg seperti apa yg dapat menentukan mana perbuatan yg baik dan mana perbuatan yg buruk ?
kita dapat menyatakan mana yg baik dan mana yg buruk, karena kita telah pernah mempelajari Buddhism/ajaran agama, tapi pernah kah kita membayangkan, jika kita terlahir di suatu suku pedalaman dan tidak pernah mempelajari Buddhism, maka dasar atas hal yg baik dan buruk bagi kita (mungkin) bisa berbeda jika dibandingkan dengan Buddhism.
apakah ini yg dikatakan didalam Dhamma, kebodohan... yg menjadi salah satu kekotoran bathin ?
Yang Anda katakan benar..
Makanya cobalah dipikir..
Ada agama saja, kadang manusia masih tidak mengerti
Masih juga berbuat tidak sesuai dengan agama
Apalagi tidak ada agamaItu makanya saya katakan..
Semua tergantung pada diri sendiri..
Berbalik lagi ke diri sendiri..
Ibarat rambu2 lalu lintas yang menandakan jurang..
Salahkah rambu2nya bila seseorang tetap membawa mobilnya menuju jurang ?
Sdr Tan, mohon berkenan dikonfirmasi ulang. Apakah artinya, defini baik & buruk merupakan buah pikir yg ditentukan oleh masing² Buddhis?
Ini setidaknya yg saya tanggap dr kutipan di bawah; mhn dijelaskan...
Quote from: Tan on 14 July 2007, 03:44:06 PM
Menurut saya keunggulan agama Buddha adalah memberikan kesempatan bagi kita untuk berpikir dan menentukan sendiri apa yang baik dan buruk.
Keunggulan agama buddha ?
membuka mata gue tuk berpikir LOGIS
Quote from: Gun [at] saro on 15 July 2007, 12:33:01 AM
Sdr Tan, mohon berkenan dikonfirmasi ulang. Apakah artinya, defini baik & buruk merupakan buah pikir yg ditentukan oleh masing² Buddhis?
Ini setidaknya yg saya tanggap dr kutipan di bawah; mhn dijelaskan...
Quote from: Tan on 14 July 2007, 03:44:06 PM
Menurut saya keunggulan agama Buddha adalah memberikan kesempatan bagi kita untuk berpikir dan menentukan sendiri apa yang baik dan buruk.
TAN:
Pak Gunasaro yang budiman,
Maksudnya apa yang "baik" dan "buruk" itu bukan dari doktrin semata. Kalau dari doktrin semata apalagi dengan ancaman hukuman, maka orang akan menghindari yang buruk karena takut dapat hukuman. Sebaliknya orang melakukan yang baik karena ingin pahala. Ini memang tidak salah, dalam agama Buddha kita juga sering berpikir seperti itu.
Tetapi Dhamma tidak berhenti sampai di sini saja, melainkan mengajarkan panna. Jadi kita tahu betul2 apa landasan kita mengambil suatu tindakan.
Tentu saja, panna itu dikembangkan melalui praktik yang terus menerus dan pengujian tanpa akhir. Kalau kita anggap sesuatu sebagai "baik," maka kita harus tetap renungkan, mengapa hal itu "baik." Apakah benar-benar baik. Kalau sesuatu itu "buruk," maka kita harus tetap renungkan, mengapa hal itu "buruk."
Jadi ada suatu kesinambungan, yang katakanlah tidak mati. Dengan kata lain wawasan kreatifitas umat manusia tidak dimatikan dengan serangkaian dogma atau doktrin.
Tapi tidak benar, kalau kita tidak punya patokan dasar, mengenai apa yang "baik" dan "buruk" berupa Pancasila Buddhis. Jadi tidak benar kalau penilaian baik dan buruk itu diserahkan sebebas-bebasnya bagi masing2 individu. Jadi ya bisa dibilang dalam Buddhisme ada semacam jalan tengah. Doktrin atau dogma memang ada, tetapi dengan membuka wawasan kreatif yang seluas2nya.
Jadi tak heran kalau umat Buddha jadi kreatif2 dan kritis, Pak hehehehehe. :)
Metta,
Tan
Kalau buat saya, Buddhisme itu membuat saya terbuka mata dan melihat REALITA.
Doktrin tentang hukum Kamma, 31 alam kehidupan, dst2x juga luar biasa. Tetapi melihat Realita jauh lebih luar biasa. ^:)^
keunggulan buddhisme yg paling mencolok adalah adanya kebebasan berpikir dan problem solving buddha yg dinamakan empat kebenaran mulia.
tidak bisa dipungkiri, dalam proses pelembagaan buddha dhamma menjadi agama buddha, banyak ajaran2 dan tradisi2 yg dikristalkan sehingga menjadi semacam dogma2 dan aturan2 baku. namun kalo kita kembali merenungkan bahwa buddha sebenernya adalah seorang pendobrak kerangka berpikir baku yg dikristalkan dan didogmakan oleh guru2 agama sejamannya. buddha merevolusi cara berpikir para pencari kebenaran di jaman itu dengan ajaran pencerahannya yg sederhana dan non dogmatis. buddha mengencourage murid2nya untuk menjadi "tahu", bukan "percaya", sehingga dia memilih untuk memposisikan dirinya sebagai "penunjuk jalan", bukan "juru selamat". mengingat itu saya pikir, keunggulan ajaran buddha bukan pada konsep2, doktrin2 ataupun ayat2 suci, melainkan cara berpikir yg non dogmatis dan skeptis.
keunggulan yg kedua tentunya adalah paradigma berpikir yg tertuang dalam empat kebenaran mulia. empat kebenaran mulia tidak dianjurkan untuk dipelajari secara skolastik, dalam hal ini untuk dijadikan sebagai dogma baru, melainkan harus dipelajari dengan analisa dan perenungan hidup yg terus2an berputar2 tiada akhir dan menghasilkan konflik.
;D
Quote from: dhanuttono on 14 July 2007, 09:42:28 AM
mau tanya nih, apa yg menjadi keunggulan ajaran Buddha ?
bebas n kreatif...
membantu dan melatih berpikir logis melihat realita apa adanya...
dan memberikan jawaban memuaskan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan realita...
;D
Quote from: dhanuttono on 14 July 2007, 03:01:57 PM
jika semua terpusat ke diri sendiri yg menentukan apakah perbuatan itu baik atau buruk/jahat, maka apa yg menjadi patokan/dasar bagi ia untuk memutuskan ?
Patokannya adalah ketika perbuatan kita tidak merugikan, tetapi bermanfaat, membawa kedamaian, kebahagiaan bagi diri kita dan juga pihak lain, cepat atau lambat, ini adalah perbuatan baik. Ini adalah patokan yang universal dari suatu perbuatan baik. Dan ini bukan monopoli siapapun, bukan monopoli Buddhis, Muslim, kr****n, Hindu, dll. Tidak berlaku hanya sekarang tapi dulu maupun yang akan datang, kapan pun dan dimana pun. Seorang atheis sekalipun ketika melakukan suatu perbuatan yang berpatokan pada patokan di atas, ia telah melakukan perbuatan baik.
Dan bukan bermaksud melebih-lebihkan, tapi memang faktanya, patokan yang bersifat universal ini terdapat (diajarkan) dalam Buddhisme. Inilah keunggulan lain dari agama Buddha.
Quote from: hendra_susanto on 15 July 2007, 03:25:07 PM
Quote from: dhanuttono on 14 July 2007, 09:42:28 AM
mau tanya nih, apa yg menjadi keunggulan ajaran Buddha ?
bebas n kreatif...
terlalu abstrak nih, bebas yg seperti apa ? kreatif yg bagaimana ? ;D
sebebas-bebasnya saya berbuat ? apakah ada patokan atas kata bebas dan kreatif ?
jika bebas untuk apa beberapa peraturan di terapkan di dalam Buddhism ? :whistle:
_/\_
Quote from: Kelana on 15 July 2007, 11:40:54 PM
Quote from: dhanuttono on 14 July 2007, 03:01:57 PM
jika semua terpusat ke diri sendiri yg menentukan apakah perbuatan itu baik atau buruk/jahat, maka apa yg menjadi patokan/dasar bagi ia untuk memutuskan ?
Patokannya adalah ketika perbuatan kita tidak merugikan, tetapi bermanfaat, membawa kedamaian, kebahagiaan bagi diri kita dan juga pihak lain, cepat atau lambat, ini adalah perbuatan baik. Ini adalah patokan yang universal dari suatu perbuatan baik. Dan ini bukan monopoli siapapun, bukan monopoli Buddhis, Muslim, kr****n, Hindu, dll. Tidak berlaku hanya sekarang tapi dulu maupun yang akan datang, kapan pun dan dimana pun. Seorang atheis sekalipun ketika melakukan suatu perbuatan yang berpatokan pada patokan di atas, ia telah melakukan perbuatan baik.
Dan bukan bermaksud melebih-lebihkan, tapi memang faktanya, patokan yang bersifat universal ini terdapat (diajarkan) dalam Buddhisme. Inilah keunggulan lain dari agama Buddha.
patokan yg bersifat universal itu yg seperti apa ?
misalkan nih ya, orang primitif di pedalaman kalimantan, membunuh suku asing/musuh merupakan hal yg baik dalam pengertian mereka (emang dah tradisi nya gitu), apakah hal baik menurut mereka bisa dimasukkan ke dalam kategori universal ? ;D
atau mau dia suku apa, bangsa apa, agama apa, apa pun perbuatannya, jika salah tetap salah, jika benar tetap benar, kamma/karma berjalan ketika perbuatan itu dilakukan tanpa ada pengecualian, tidak ada kriteria khusus apa pun...
jika demikian tentunya kita (diri sendiri) harus mengetahui apa batasan baik dan buruk atas suatu perbuatan tersebut, itulah yg saya tanyakan, jika berpusat pada diri sendiri, bagaimana diri sendiri sebagai individu tersebut, memutuskan perbuatan itu baik atau buruk (terlepas pada ajaran agama) ? misalkan didunia ini tidak ada ajaran agama, bagaimana manusia itu bisa menentukan hal baik dan buruk ? apakah cuma menggunakan batas pikiran dan perasaan, jika dasarnya itu, maka dunia ini bisa ka chow :whistle:
Quote from: dhanuttono on 16 July 2007, 10:52:19 AM
patokan yg bersifat universal itu yg seperti apa ?
misalkan nih ya, orang primitif di pedalaman kalimantan, membunuh suku asing/musuh merupakan hal yg baik dalam pengertian mereka (emang dah tradisi nya gitu), apakah hal baik menurut mereka bisa dimasukkan ke dalam kategori universal ? ;D
atau mau dia suku apa, bangsa apa, agama apa, apa pun perbuatannya, jika salah tetap salah, jika benar tetap benar, kamma/karma berjalan ketika perbuatan itu dilakukan tanpa ada pengecualian, tidak ada kriteria khusus apa pun...
jika demikian tentunya kita (diri sendiri) harus mengetahui apa batasan baik dan buruk atas suatu perbuatan tersebut, itulah yg saya tanyakan, jika berpusat pada diri sendiri, bagaimana diri sendiri sebagai individu tersebut, memutuskan perbuatan itu baik atau buruk (terlepas pada ajaran agama) ? misalkan didunia ini tidak ada ajaran agama, bagaimana manusia itu bisa menentukan hal baik dan buruk ? apakah cuma menggunakan batas pikiran dan perasaan, jika dasarnya itu, maka dunia ini bisa ka chow :whistle:
Patokannya sudah saya sampaikan, Sdr. Dhanuttono.
Patokannya adalah ketika perbuatan kita tidak merugikan, tetapi bermanfaat, membawa kedamaian, kebahagiaan bagi diri kita dan juga pihak lain, cepat atau lambat, ini patokan suatu perbuatan disebut sebagai perbuatan baik.
Patokan atau standar itu memang sulit ditetapkan karena tergantung dari sudtu pandang, budaya serta kebiasaan lingkungan setempat. Free Sex, Suku Pedalaman adalah salah satu contohnya. Untuk itulah kita mempelajari agama Buddha agar dapat mengerti tentang kelahiran kembali sehingga kita dapat menentukan setidaknya mengkondisikan dimana kita akan lahir berikutnya. Semoga saja tdk terlahir di pedalaman atau negera yg terlalu bebas sehingga terhindar dari perbuatan yg menurut Buddhisme itu tdk/kurang baik. Semoga dng mempelajari dan mempraktekan Buddhisme kita dpt terlahir di tempat yg sesuai, karena hal tersebut merupakan salah satu berkah utama.
_/\_
Quote from: Litar on 18 July 2007, 11:26:14 AM
Patokan atau standar itu memang sulit ditetapkan karena tergantung dari sudtu pandang, budaya serta kebiasaan lingkungan setempat. Free Sex, Suku Pedalaman adalah salah satu contohnya. Untuk itulah kita mempelajari agama Buddha agar dapat mengerti tentang kelahiran kembali sehingga kita dapat menentukan setidaknya mengkondisikan dimana kita akan lahir berikutnya. Semoga saja tdk terlahir di pedalaman atau negera yg terlalu bebas sehingga terhindar dari perbuatan yg menurut Buddhisme itu tdk/kurang baik. Semoga dng mempelajari dan mempraktekan Buddhisme kita dpt terlahir di tempat yg sesuai, karena hal tersebut merupakan salah satu berkah utama.
_/\_
pertanyaannya :
bagaimana jika kita terlahirkan tidak mengenal Buddhism (mengenal agama lain/ditempat yg tidak mengenal agama) ?
bagaimana jika kita terlahirkan pada saat Buddhism tidak ada di dunia ini (lenyap/blm ditemukan) ?
jika patokan kita hanya berdasarkan apa yg kita lakukan, itu mempunyai standar yg berbeda, membunuh mungkin jelek bagi kita tapi belum tentu bagi orang lain, free sex mungkin jelek bagi kita tapi belum tentu bagi orang lain... apalagi jika orang itu tidak mengenal agama.
jika tidak ada yg bisa dijadikan patokan, maka manusia bisa melakukan perbuatan bajik hanya jika di dunia muncul Samma Sambuddha yg mengajarkan Dhamma, minimal adanya ajaran agama (bukan Dhamma murni seperti yg ditemukan oleh seorang Samma Sambuddha) yg mengajarkan hal baik dan buruk.
Jika terlahir tidak mengenal buddhism atau tidak ada buddhism yah gimana yah.... palingan akan ikut standar ajaran saat itu atau kalau sudah kuat tentu akan menjalankan sesuai keyakinannya.
Membunuh sih akan tetap tidak baik sepertinya, kita senang ada mahluk lain yg menderita.
Kalau freesex ini agak berbeda. Selama tidak ada ikatan dan tidak ada yang terlukai/menderita (Termasuk diri sendiri) maka harusnya sih tidak apa2x, tetapi ini mengumbar keserakahan dan tidak membawa pada kemajuan batin.
Walaupun tidak ada sammasambuddha tetap ada pacekka Buddha yang muncul koq. Pacekka Bddha tentu telah merealisasi Dhamma sama bagusnya dengan samma sambuddha atau arahat lain, bedanya tidak bisa mengajarkan..
Quote from: Sumedho on 18 July 2007, 11:33:00 PM
Jika terlahir tidak mengenal buddhism atau tidak ada buddhism yah gimana yah.... palingan akan ikut standar ajaran saat itu atau kalau sudah kuat tentu akan menjalankan sesuai keyakinannya.
Walaupun tidak ada sammasambuddha tetap ada pacekka Buddha yang muncul koq. Pacekka Bddha tentu telah merealisasi Dhamma sama bagusnya dengan samma sambuddha atau arahat lain, bedanya tidak bisa mengajarkan..
di dalam Buddhism jg pernah disebutkan bahwa sangat jarang/langka kemunculan seorang Samma Sambuddha apalagi bisa terlahir dijaman adanya Buddha atau terlahir di masa Buddha Dhamma masih dilestarikan. di dalam Buddhism jg disebutkan tata surya ini sangat luas, nah jika kita terlahir di mana tidak ada buddhism atau tidak mengenal Buddhism dan tidak ada ajaran agama lain bagaimana ? contohnya suatu ketika dimana manusia dibumi ini melupakan Dhamma dan ajaran agama hilang, manusia tidak bermoral dan saling membunuh (perang). jika kita terlahir pada jaman itu berarti apes... :P kesempatan nanam kamma buruk berarti ???
maksud saya, jika kita terlahir di kondisi seperti itu, apakah kita masih bisa berbuat kebajikan walau Dhamma (ajaran kebajikan) tersebut tidak ada ? :-? ga bs kita bayangkan yah...
Quote from: Sumedho on 18 July 2007, 11:33:00 PM
Membunuh sih akan tetap tidak baik sepertinya, kita senang ada mahluk lain yg menderita.
kalo di suku primitif ? suku dayak di pedalaman kalimantan, mereka membunuh tidak memikir penderitaan yg dihadapi orang lain, tapi ia merasa senang dan bangga karena telah menjadi pahlawan (saya pernah denger dr teman yg keturunan suku dayak, kepala musuh digantung di atas pintu, sebagai tanda kemenangan/kehebatan seseorang) mereka tidak mengenal agama seperti manusia di kota
Quote from: dhanuttono on 18 July 2007, 11:54:41 PM
di dalam Buddhism jg pernah disebutkan bahwa sangat jarang/langka kemunculan seorang Samma Sambuddha apalagi bisa terlahir dijaman adanya Buddha atau terlahir di masa Buddha Dhamma masih dilestarikan. di dalam Buddhism jg disebutkan tata surya ini sangat luas, nah jika kita terlahir di mana tidak ada buddhism atau tidak mengenal Buddhism dan tidak ada ajaran agama lain bagaimana ? contohnya suatu ketika dimana manusia dibumi ini melupakan Dhamma dan ajaran agama hilang, manusia tidak bermoral dan saling membunuh (perang). jika kita terlahir pada jaman itu berarti apes... :P kesempatan nanam kamma buruk berarti ???
maksud saya, jika kita terlahir di kondisi seperti itu, apakah kita masih bisa berbuat kebajikan walau Dhamma (ajaran kebajikan) tersebut tidak ada ? :-? ga bs kita bayangkan yah...
Quote from: Sumedho on 18 July 2007, 11:33:00 PM
Membunuh sih akan tetap tidak baik sepertinya, kita senang ada mahluk lain yg menderita.
kalo di suku primitif ? suku dayak di pedalaman kalimantan, mereka membunuh tidak memikir penderitaan yg dihadapi orang lain, tapi ia merasa senang dan bangga karena telah menjadi pahlawan (saya pernah denger dr teman yg keturunan suku dayak, kepala musuh digantung di atas pintu, sebagai tanda kemenangan/kehebatan seseorang) mereka tidak mengenal agama seperti manusia di kota
Berbuat baik itu tidak harus ada Dhamma yg dibabarkan oleh Sang Buddha koq. Contoh, seorang ibu tanpa mengenal atau ada Dhamma tetap bisa berbuat kebajikan dengan menjaga dan membesarkan si anak.
Tentang ada yang menderita, sepertinya kurang tanda koma jadi beda arti :)
Membunuh sih akan tetap tidak baik sepertinya, kita senang, (tetapi) ada mahluk lain yg menderita.
Quote from: dhanuttono on 16 July 2007, 10:42:34 AM
Quote from: hendra_susanto on 15 July 2007, 03:25:07 PM
Quote from: dhanuttono on 14 July 2007, 09:42:28 AM
mau tanya nih, apa yg menjadi keunggulan ajaran Buddha ?
bebas n kreatif...
terlalu abstrak nih, bebas yg seperti apa ? kreatif yg bagaimana ? ;D
sebebas-bebasnya saya berbuat ? apakah ada patokan atas kata bebas dan kreatif ?
jika bebas untuk apa beberapa peraturan di terapkan di dalam Buddhism ? :whistle:
_/\_
arti bebas n kreatif tiap org beda2.. jd bebas sebebas2nya yg u mao kreatif sekreatif2nya yg u bs
_/\_
Melihat judul ini, sangat interesting.
Keunggulan agama Buddha--mengapa harus diunggul-unggulkan? Padahal banyak Dhamma juga di agama lain. Semakin kita bangga dengan agama Buddha, apa tidak akan menambah keserakahan, kebencian dan kebodohan? Apalagi kalau sudah percaya buta dengan agama Buddha, apa tidak akan menjadi Pandangan Salah?
Sang Buddha juga pernah mengajarkan kita untuk tidak merasa lebih rendah daripada orang lain, sama dengan orang lain dan lebih tinggi daripada orang lain.
Quote from: Upaseno on 25 July 2007, 12:42:52 PM
Melihat judul ini, sangat interesting.
Keunggulan agama Buddha--mengapa harus diunggul-unggulkan? Padahal banyak Dhamma juga di agama lain. Semakin kita bangga dengan agama Buddha, apa tidak akan menambah keserakahan, kebencian dan kebodohan? Apalagi kalau sudah percaya buta dengan agama Buddha, apa tidak akan menjadi Pandangan Salah?
Sang Buddha juga pernah mengajarkan kita untuk tidak merasa lebih rendah daripada orang lain, sama dengan orang lain dan lebih tinggi daripada orang lain.
Intinya kembali ke Jalan Tengah..
Senar terlalu kendor atau terlalu tegang tidak akan menghasilkan bunyi yang indah..
Sepertinya semakin bangga dengan agama Buddha, secara tidak langsung menimbulkan kemelekatan juga...
Bagi saya, kecocokan cara berpikir saya dengan prinsip2 Buddhism yang memandang segala sesuatu apa adanya, yg membuat saya menyukai Buddhism...
betul... semakin saya melihat kebenaran dalam Buddhisme, semakin rendah saya memandang agama lain... duh, harus berubah ini... ga boleh gitu... #-o
seharusnya semakin melihat kebenaran dalah Buddhisme semakin toleransi dan melihat di dalam agama lain juga mengandung nilai-nilai kebenaran, bukannya karena beragama Buddha lalu menjadi semakin sombong dan sok suci.
kalau sudah begini ini apa bedanya dengan agama lain yang menganggap kalau tidak menyembah mr. X, tidak ikut Mr. X maka masuk neraka panas
bukan"... maksud saya bukan begitu... bukan sombong dan sok suci... gw sama sekali jauh dari suci, gw sadar itu... kalo lo ketemu gw, liat gaya gw, cara ngomong, tingkah laku, ga kan nyangka gw Buddhis :P
maksudnya adalah kalo liat orang dari agama lain yang fanatik abis, gw suka sebel... gembar gembor agama penuh cinta kasih tapi isi kitabnya memperbolehkan pembunuhan dan pembantaian semua... kalo dianya biasa aja seh kaga... nyang panatik ini neh... apalagi yang ngajak" masuk agama... (:$
rasanya keunggulan agama Buddha sih ada 1 hal :
agama Buddha MENJANJIKAN kita untuk mengetahui segala sesuatu, menjadi TUHAN MAHA TAHU,
agama Lain TIDAK MUNGKIN MENJADI TUHAN MAHA TAHU, menyamai TUHAN itu DOSA...
sedangkan kalau ditinjau dari sisi iman dan logika, maka agama Buddha adalah sama dengan agama Lain, tiada bedanya.
Sayangnya tidak ada konsep menjadi Tuhan dalam agama Buddha.
Makanya saya bingung.. Alasan Anda berstatement demikian..
tapi perlu diingat : itu adalah JANJI..... kita percaya pada JANJI sang Buddha atau JANJI yang lain..???
maksudnya menjadi Tuhan disini.. adalah menjadi Buddha... namun bukan maha kuasa. melainkan Tuhan maha tahu...
Quote from: Hedi Kasmanto on 26 July 2007, 10:58:05 PM
Sayangnya tidak ada konsep menjadi Tuhan dalam agama Buddha.
Makanya saya bingung.. Alasan Anda berstatement demikian..
Dari mana Anda tahu semua Buddha akan menjadi Maha Tahu ?
Apakah bisa dikatakan semua arahat maha tahu ?
iya kesimpulan sementara.. bahwa Buddha itu maha tahu, kalau arahat... i don't know.. buktinya setelah jadi arahat, beberapa bhikku masih suka bertanya pada Sang Buddha....
Quote from: Hedi Kasmanto on 26 July 2007, 11:01:33 PM
Dari mana Anda tahu semua Buddha akan menjadi Maha Tahu ?
Apakah bisa dikatakan semua arahat maha tahu ?
Ok..
Sekarang berarti dalam pemikiran Anda, Buddha berbeda dengan Arahat bukan
Karena Arahat tidak Maha Tahu seperti Buddha
Dan seperti post Anda, bahwa Agama Buddha menjanjikan kita menjadi Buddha
Sedangkan Arahat itu tidak Maha Tahu dan mencapai Nibbana.
Pertanyaannya sesuai dengan Konsep Anda..
Kapan Arahat menjadi Buddha ?
tentu Anda bisa merenung
Apakah benar Tujuan Agama Buddha seperti yang Anda katakan yaitu
menjanjikan menjadi Buddha Maha Tahu
Silakan Anda menjawab sendiri..
saya kurang setuju dengan istilah janji...
saya lebih suka dengan analogi melihat bakteri. buddha mewariskan blueprint mikroskop. tugas kita hanyalah merakit mikroskop dengan blueprintnya, lalu membuktikan sendiri keberadaan bakteri...
Quote from: morpheus on 26 July 2007, 11:11:38 PM
saya kurang setuju dengan istilah janji...
saya lebih suka dengan analogi melihat bakteri. buddha mewariskan blueprint mikroskop. tugas kita hanyalah merakit mikroskop dengan blueprintnya, lalu membuktikan sendiri keberadaan bakteri...
Setuju dengan Anda.. Wah.. Malam ini ada angin apa.. Koq kompak ya.. ^-^
heheheh... bukannya sebenernya kita udah sering sepakat? kecil2an... >:D
kapan arahat menjadi buddha? itu dibutuhkan waktu 3 maha kalpa, demikian yang saya pelajari....
Jadi Arahat akan bertumimbal lahir lagi untuk menjadi Buddha ? Atau bagaimana ?
Berbeda dengan konsep Theravada yang saya tahu. Buddha itu termasuk Arahat.
aye juga kurang setuju kalo Sang Buddha mengajarkan kita untuk menjadi seperti Beliau...
Tujuan belajar ajaran Buddha bukan untuk menyaingi Beliau kan?
Ya. setau aye yang nubi ini juga geto... state tertinggi Arahat bukan?
mungkin maksudnya pengetahuan seperti Buddha?
[at] 7th..
bukankah Siddharta Gotama juga dulunya manusia biasa, yang bertumimbal lahir juga? apa alasannya kita tidak bisa jadi seperti beliau??
[at] hedi...
istilah untuk arahat yang muncul kembali itu bukan tumimbal lahir. itu adalah emanasi. para arahat berjuang lagi untuk mencapai Annutara-Samyak-Sambuddha. melalui emanasinya...
gw ga bilang kita ga bisa seperti Beliau...
tapi tujuan kita bukan untuk menyaingi Beliau kan?
mencapai Nibbana, cukup...
Apakah seseorang harus menjadi Buddha baru mencapai Nibbana?
koq bisa disebut maha tahu ?
Maha tahu => Tahu segalanya...
sementara Sang Siddartha tidak demikian,
Ia hanya memiliki pengertian dhamma...
so... bijimana maksudnya maha tahu ?
Yep,
mungkin beliau bisa meramalkan masa depan,
bisa melihat menembus alam... dan gak terikat waktu...
namun rasanya...
tidak menjadikan beliau maha tahu...
Quote from: Dharmakara on 27 July 2007, 12:05:01 AM
[at] hedi...
istilah untuk arahat yang muncul kembali itu bukan tumimbal lahir. itu adalah emanasi. para arahat berjuang lagi untuk mencapai Annutara-Samyak-Sambuddha. melalui emanasinya...
Ini konsep Theravada / Mahayana ? Bagusnya menanyakan konsep dulu. Kalau Mahayana saya kurang begitu mendalami. Mungkin nantinya pakar seperti Sdr. Tan bisa menjelaskan lebih lanjut..
Saya pribadi kalau tidak tahu.. ngaku saja dari pada keliatan begonya dan malu2in.. ^-^
wah...kacau nih... %-(
kalau kita mampu pergi ke planet mars, kenapa pergi ke bulan?
Quote from: 7th on 27 July 2007, 12:14:10 AM
gw ga bilang kita ga bisa seperti Beliau...
tapi tujuan kita bukan untuk menyaingi Beliau kan?
mencapai Nibbana, cukup...
Apakah seseorang harus menjadi Buddha baru mencapai Nibbana?
di jakarta sudah ada mcdonald, kenapa pergi ke new york buat beli mcdonald?
Wah.. Perang Zen nich.. :-SS
Quotekalau kita mampu pergi ke planet mars, kenapa pergi ke bulan?
tujuan sebenarnya mars ato bulan?
kalo tujuan Anda mars ya silahkan ke mars...
kalo tujuan bulan, udah nyampe, tapi maseh pengen ke mars......... er........ :??
Quotedi jakarta sudah ada mcdonald, kenapa pergi ke new york buat beli mcdonald?
tulll... kalo mau ke McD jakarta harus lewat new york, nah baru ga da salahnya lo nyinggah new york bentar nyicipin makanan" disana.... :)
Gw blm mencapai nibbana. Tp bisa menggambarkannya nich : ANABBIN
heheheh.. gue bisa menggambarkannya : NIBBANA == SIMSALABIM ABRAKADABRA... :)) :)) :))
Quote from: Dharmakara on 27 July 2007, 05:44:28 PM
heheheh.. gue bisa menggambarkannya : NIBBANA == SIMSALABIM ABRAKADABRA... :)) :)) :))
masa keunggulan Buddhsm main sulap gini ? ini mah keunggulan Dapit Koper Pil, bukankah seharusnya kita mengambarkan Nibbana [kan bagian dari Dhamma] seperti jari kita menunjuk ke bulan ^-^
waduh... gue bingung...
berhubung gue ga ngerti zen..
apa hubungannya Bulan dan McDonald dengan Buddhism ?
adakah kata-kata menjelimet bin bingung tersebut bisa mencerahkan
Maklum mbah master zen di sini udah berapa generasi, jd tambah bingung, master Zen yg dl ajah udah membingungkan he he he....
Quote from: ryu on 28 July 2007, 07:43:44 AM
Maklum mbah master zen di sini udah berapa generasi, jd tambah bingung, master Zen yg dl ajah udah membingungkan he he he....
itu dia jangan bawa" Zen deh, ntar pada minum panadol semua [baca:puyeng semua] krn emang Zen itu membingungkan atau memang ga tau ya ? [kebanyakan main kata kiasan ;D]
yg pencetus aja mungkin jg kadang binun sendiri, apalagi murid2 dia yg ga sehebat masternya, ngikut2 jd nya ya muncul mcdonal, pizza hut, menunjuk bulan [ini kata2 si Dharmakara di thread yg lain loh ya], kedalam Dhamma Zen ^-^ owe jd tambah ragu nih...
Sudah evolusi. Maklum kan jaman dl blm ada mcD.
ya, sebuah agama yang bagus kudu bisa bersaing dan sejalan dengan perkembangan jaman dan iptek..... ^-^
Quote from: Upaseno on 25 July 2007, 12:42:52 PM
Melihat judul ini, sangat interesting.
Keunggulan agama Buddha--mengapa harus diunggul-unggulkan? Padahal banyak Dhamma juga di agama lain. Semakin kita bangga dengan agama Buddha, apa tidak akan menambah keserakahan, kebencian dan kebodohan? Apalagi kalau sudah percaya buta dengan agama Buddha, apa tidak akan menjadi Pandangan Salah?
Sang Buddha juga pernah mengajarkan kita untuk tidak merasa lebih rendah daripada orang lain, sama dengan orang lain dan lebih tinggi daripada orang lain.
Bukan diunggul-unggulkan (sengaja diunggulkan), tetapi memang demikian Bhante, setidaknya dari sudut pandang saya. Contoh mengenai standar kemoralan dalam hal cinta kasih, agama Buddha tidak memandang hanya ras manusia yang perlu cinta kasih, tetapi semua makhluk hidup.
Akan menambah keserakahan, kebencian dan kebodohan jika kita tidak mempraktekkan agama Buddha. Jadi rasa bangga pada awal menjejakkan kaki dalam Dhamma adalah wajar dan perlu untuk berani melangkah lebih lanjut. Dan ketika sudah melangkah dalam Dhamma maka rasa bangga akan memudar dengan semangkin mantapnya sila, samadhi dan kebijaksanaan.
Hal ini, Bhante, sama seperti seseorang yang ingin pergi ke sebuah tempat. Untuk menuju ke tempat itu ia perlu suatu keinginan. Jika ia tidak melangkah menuju tempat itu, maka keinginan tersebut akan tetap ada dan mungkin menambah suatu kegelisahan. Tapi ketika ia melangkah dan sudah sampai pada tempat tujuannya, maka keinginan untuk pergi ke tempat itu pun sudah hilang.
keunggulannya adalah menjadi suatu keyakinan yang diyakini, yang bisa membuat baik atou jahat.
tapi tetap ada anicca. ;)
Keunggulan agama Buddha?
tidak terdapat kata "KAFIR"...........
everyone is welcome!....
Keunggulan agama Buddha?
tidak diajarin merakit BOOOM
semoga semua mahluk berbahagia selalu....
keunggulan yg satu2nya dimiliki buddhism sepengetahuan i
seorang buddhist boleh masuk gereja, denger ceramah, memuliakan yesus juga boleh
seorang buddhist boleh masuk masjid, trus sholat juga boleh
seorang buddhist boleh memuliakan setan
=======================================
coba deh kalo agama laen, dibuat kebalik.
Tambahan, kalo ada setan bukan di usir tapi di doain :))
Tidak ada konflik yang kentara di antara sesama aliran Buddhisme...
Keunggulan agama Buddha?
Banyak banget... sampe susah buat ditulis... :))
tidak ada KAFIR, TABU, HARAM, HALAL, AIB
tidak ada larangan, paksaan, ancaman, keharusan, kewajiban
mengajarkan kebaikan cinta kasih universal tak hanya kepada sesama
[sesama agama, sesama paham, selevel, sesama manusia]
tapi juga mahluk-mahluk lain, bahkan yang menempati alam paling bawah sekalipun, tak hanya yg diatas saja
coba tanya deh pada yg lain, pernah gk berdoa agar setan-setan bahagia di alamnya? :))
Tuh kan?? Pantes heran dr dulu kalo kerasukan tuh umat buddhis jarang banget.. :))
Bersahabat dgn setan sih..
Beda dgn agama lain yg malah memusuhi setan, trus ditayangin di tipi atau ditangkep dan masukin botol -_-"
Tidak ada lain yang lebih unggul lagi yaitu Buddha Dhamma.
Bagi yang meragukan kebenarannya, bisa di buktikan oleh diri sendiri.
_/\_
mau tanya nih, apa yg menjadi keunggulan ajaran Buddha ?
anda yakin pada Buddha dan ajarannya (salah satunya adalah kamma/karma) ? apa yg membuat anda yakin (dasarnya) ?
tuhan ? apa ini sumber kebahagiaan dan penderitaan ? (cuma mau tau pendapat, tp sebenarnya malas ngurus si tuhan itu)
pengalaman tentang tuhan ? wah, kecewa abis dah, itu dia penyebab gw kaga pernah yakin n percaya ada mahluk seperti itu, cuma omong kosong n imajinasi di batas perasaan n pikiran.
beragama, apakah ini dapat menjamin seseorang lebih baik (secara keseluruhan) ? tidak dan belum tentu tergantung pribadi orang itu, pernah sekilas dipinggir jln saya melihat seorang wanita dengan atribut keagamaannya (krudung) tapi lg ngerokok (apakah rokok itu pantas atau tidak ? tergantung pribadi orang lg, krn ada yg meng-halal-kan ada yg tidak, ya namanya jg manusia, pembenaran pribadi itu pasti ada), ada orang yg menggunakan atribut keagamaan (kalung agama K, rajin pegi tempat ibadah) tapi malam hari jep a jep, jep a jep di pub/diskotik, ada yg rajin ke vihara tapi perbuatannya jg kaga bener-bener...
.jangan anda bertanya agama apa" yang ada keunggulan ???
tapi bagaimana anda menjalankan roda agama tersebut menjadi benar dan berkwalitas
agama itu di umpakan sebagai busway bebas hambatan , tapi sang sopir yang mengendali kecepatan bus way tersebut.
agama hanya menjadi panutan untuk mencapai KESEMPURNAAN.
pantas atau tidak pantasnya itu bukan anda yang jawab
tapi biarlah dia yang betanggung jawab dengan pribadinya sendiri ??? :-?
pertanyaan saya
pantaskah anda mengulas satu sosok manusia,yang memakai salah atribut agama ??
apakah itu yang anda dapat ajaran dari agama yang anut ???
untuk membicarakan orang
bawa lah diri sendiri menjadi manusia,bukan membawa orang lain menjadi perguncingan ???
oke ^:)^
ingat MUNUSIA TDK SEMPURNA,JANGAN MENJADIKAN MULUT HARIMAUMU,SENYUMMU SIKSAAN BATHINMU
isan you isan kau,i itien you i itien kau
diatas masih ada langit di bawah masih ada lapisan bumi
:))
isan you isan kau,i itien you i itien kau =
kalo gunung masih ada gunung yang lebih tinggi
kalo langit masih ada langit yang lebih tinggi
kalo karma. ada hukum yang lebih sempurna?
tentu saja ada gunung paling tinggi dan langit paling ujung
Quote from: N1AR on 29 December 2008, 01:39:22 PM
:))
isan you isan kau,i itien you i itien kau =
kalo gunung masih ada gunung yang lebih tinggi
kalo langit masih ada langit yang lebih tinggi
kalo karma. ada hukum yang lebih sempurna?
tentu saja ada gunung paling tinggi dan langit paling ujung
jawaban ada di diri kamu sendiri,sebab kamu yang ngejalani roda hukam tersebut
DIMANA ??? kalau kita boleh tau
yang namanya menjalani roda hidup tidak ada ujung
kecuali KEMATIAN yang sempurna.
itupun akan melanjutkan kehidupan di alam nirwana lainnya.jadi pertanyaan ada dimana gunung dan langit paling ujung apa di ujung jari kamu
mulutku adalah harimau ku :D :D
nirvana ada berapa? kok ada yang lainnya. versi nirvana ujung jari keberapa?
katanya gak ada ujung? kok mati sempurna, ujungnya sih?
mati sempurna itu gimana?
mulutku adalah harimau ku Cheesy Cheesy
nirvana ada berapa? kok ada yang lainnya. versi nirvana ujung jari keberapa?
katanya gak ada ujung? kok mati sempurna, ujungnya sih?
mati sempurna itu gimana? _/\_ _/\_ _/\_ _/\_ _/\_ _/\_ _/\_ _/\_
nirwana ada 1 ada dimana ??? ada di hatimu dan khibalnya ada di barat
mati sempurna adalah mati yang tdk mendapat siksaan dalam menjalankan kehidupan selanjutnya
baru tau kiblat nirwana di barat -__-"