Living Buddha Lian Sheng

Started by Sukma Kemenyan, 23 November 2007, 09:41:49 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Sukma Kemenyan

Lu Sheng-Yen (盧勝彥, Lú Shèngyàn) (27 June 1945-), commonly referred to by followers as Master Lu is the founder and spiritual leader of the True Buddha School, a relatively new religious sect with teachings taken from Taoism, Sutrayana and Vajrayana (Tantric Buddhism).
Master Lu has declared himself to be Living Buddha Lian Sheng (蓮生活佛, Liansheng Huófó) and is revered by his disciples as a Living Buddha.

source: http://en.wikipedia.org/wiki/Lu_Sheng-yen

----

Controversies

Mungkinkah "Master Lu" seseorang yang telah mencapai Pencerahan (Kebuddhaan) ?

Kita sama-sama curiga,
Kita sama-sama ragu,
Namun saya harap Diskusi ini berdasarkan doctrine Buddhism

Seperti halnya kita mencoba mengkritik Arahat:
[Arahattamagga Arahattaphala]
[Arahat tanpa niat]

FZ

Quote from: Kemenyan on 23 November 2007, 09:41:49 PM
Controversies

Mungkinkah "Master Lu" seseorang yang telah mencapai Pencerahan (Kebuddhaan) ?

Who knows.. Dengar2 aliran ini dilarang di Taiwan sendiri..

Sukma Kemenyan

#2
He claimed met Siddartha en minum kopi bareng...
entah itu beneran ataupun cuma omongan...
gue ga perduli...

yg gue perduli...
Siddartha berkomentar tentang "rasa kopi"

Seperti yg telah kubaca...
Arahat ga bakalan Komentar tentang sesuatu,
Baik itu komentar di batin, apa lage di ucapkan :hammer:
---
Syarat-syarat kriteria batin seseorang telah mencapai Pencerahan (Buddha) apa aja sich ?

[at] hed, El Sol: gue disini cuma mao mencoba mendiskusikan Claimed dia sebagai "Living Buddha",
dan bukan mengenai keberadaan Alirannya

ryu

sebenernya sumua orang mempunyai benih kebuddhaan yah.
tp kalo ampe jadi buddha hidup ya engga apa2 juga sih hehehe
itu karma baik dia sehingga punya banyak pengikut.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

El Sol

tidak!...

that's all I have to say.. ;D

Quote[at] hed, El Sol: gue disini cuma mao mencoba mendiskusikan Claimed dia sebagai "Living Buddha",
dan bukan mengenai keberadaan Alirannya
apa maksud ini? sedia payung sebelum hujan yak? hahhaa

Sumedho

untuk mengetahui itu, kira perlu hidup dekat dan mengamati tingkah lakunya. apakah memiliki kualitas seorang buddha.
Itu saja mungkin salah, karena si objek misalnya jaim atau berpura2x.
There is no place like 127.0.0.1

Pitu Kecil

emang buddha masih makan daging hewan?
Smile Forever :)

El Sol

Quote from: LotharGuard on 24 November 2007, 02:46:41 PM
emang buddha masih makan daging hewan?
emankne Buddha gk boleh makan daging hewan? wong Buddha Gotama ajah gk vegie kok~~

*si Lothar pasti gk percaya, kalo ndak percaya tanya Suhu Medho dll*

williamhalim

kalo diliat fotonya: oom LSY pake kuncup kuning itu kaya aliran tibetan...???

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

El Sol

Quote from: willibordus on 24 November 2007, 04:12:05 PM
kalo diliat fotonya: oom LSY pake kuncup kuning itu kaya aliran tibetan...???

::
dia ngaku kalo ajaranne adalah Vajrayana...

Kelana

Quote from: Kemenyan on 23 November 2007, 09:58:02 PM

Seperti yg telah kubaca...
Arahat ga bakalan Komentar tentang sesuatu,
Baik itu komentar di batin, apa lage di ucapkan :hammer:

Maksud Bro Kemenyan dari pernyataan "Arahat ga bakalan Komentar tentang sesuatu, baik itu komentar di batin, apa lage di ucapkan", apa ya??? ??? Apakah maksudnya para Arahat tidak bisa mengulas atau memberikan tanggapan atas sesuatu?? Jika ya maksudnya demikian, kok Sang Buddha bisa mengulas mengenai apa yang ia capai, pengalaman hidupNya dan menanggapi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi kemudian Ia jadikan sebagai bahan kotbah?
Atau yang dimaksud Bro Kemenyan adalah para Arahat tidak memiliki sense of taste dan sense of art? ???
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Sukma Kemenyan

"Komentar" / Gejolak batin...

Makan jeruk... "Buset... asem bener" :hammer:

JackDaniel

"Karena pandangan yang salah orang bodoh menghina ajaran mulia, orang suci dan orang bijak. Ia akan menerima akibatnya yang buruk, seperti rumput kastha yang berbuah hanya untuk menghancurkan dirinya sendiri".

DHAMMAPADA, syair 164

Kembara

Quote from: Sumedho on 24 November 2007, 07:09:02 AM
untuk mengetahui itu, kira perlu hidup dekat dan mengamati tingkah lakunya. apakah memiliki kualitas seorang buddha.
Itu saja mungkin salah, karena si objek misalnya jaim atau berpura2x.

Betul... sebelum kita memvonis seseorang itu adalah 'hitam' atau 'putih', sebaiknya kita perlu mencari bukti2 terlebih dahulu, kalau tidak, nanti kita sendiri yang 'tersesat'.

Saya banyak baca buku2nya dulu, ya namanya sebuah ajaran yang bernuansa agama, pasti banyak ajaran2 nya yang baik2, hanya ada beberapa contoh yang diberikan oleh beliau menurut saya dapat disalah artikan oleh umatnya dan bisa berakibat buruk buat umatnya yang masih tahap belajar.

Dan apakah memang ada Buddha Hidup itu ???? bagaimana caranya untuk membuktikan kalau beliau itu memang Buddha Hidup ????
SABBE SATTA BHAVANTU SUKHITATTA
SADHU, SADHU, SADHU.

_/\_


Sumedho

seorang arahat/buddha telah mematahkan 10 belenggu

Ada sepuluh macam belenggu (samyojana) yaitu :

  • Pandangan sesat tentang adanya pribadi, jiwa atau aku yang kekal (sakkaya-ditthi).
  • Keragu-raguan yang skeptis pada Buddha, Dhamma, Sangha, dan tentang kehidupan yang lampau dan kehidupan yang akan datang, juga tentang hukum sebab akibat (vicikicchã).
  • Kemelekatan pada suatu kepercayaan bahwa hanya dengan melaksanakan aturan-aturan dan upacara keagamaan seseorang dapat mencapai kebebasan (silabbata-parãmãsa).
  • Nafsu indriya (kãma-rãga).
  • Dendam atau dengki (vyãpãda).
  • Kemelekatan atau kehausan untuk terlahir di alam bentuk (rüpa-rãga). Alam bentuk (rüpa-rãga) dicapai oleh seseorang apabila ia meninggal sewaktu dalam keadaan samadhi dan telah mencapai Jhãna I, Jhãna II, Jhãna III atau Jhãna IV.
  • Kemelekatan atau kehausan untuk terlahir di alam tanpa bentuk (arüpa-rãga). Alam tanpa bentuk (arüpa-rãga) dicapai oleh seseorang apabila ia meninggal sewaktu dalam keadaan samadhi dan telah mencapai Arüpa Jhãna I, Arüpa Jhãna II, Arüpa Jhãna III atau Arüpa Jhãna IV.
  • Perasaan untuk membandingkan diri sendiri dengan orang lain (mãna).
  • Kegelisahan (uddhacca). Suatu kondisi batin yang haus sekali karena yang bersangkutan belum mencapai tingkat kebebasan sempurna (arahat).
  • Kebodohan atau ketidak-tahuan (avijjã).
There is no place like 127.0.0.1