Puisi keluhan Kaisar Shun Zi Ketika Akan Menjadi Bhiksu, oleh Kaisar Shun Zi

Started by sobat-dharma, 19 March 2009, 11:34:44 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

sobat-dharma

PUISI KELUHAN KAISAR SHUN ZI KETIKA AKAN MENJADI BHIKSU
Oleh: Shun Zi *

Penterjemah   : Waty Cai
Editor          : Tonny

Makanan yang tersedia bagiku ibarat tumpukan gunung
Aku malah meminta kemana-mana dengan patta
Emas intanlah bukanlah pusaka
Yang paling susah kudapat adalah mengenakan jubah (bhiksu)

Aku sebagai tuan bagi bumi, gunung, sungai
Tenggelam dalam kerisauan memikirkan negara dan rakyat
Ratusan tahun selama tiga puluh enam ribu hari
Tak dapat olehku ketenangan sehari para bhikkhu

Datang dengan kebingungan, pergi dengan kemelekatan
Berputar di dunia tanpa arti
Sewaktu aku belum dilahirkan, siapakah aku?
Setelah aku terlahir, aku siapa?

Kalau aku adalah yang dewasa sekarang ini,
Siapakah orang yang nantinya akan memejamkan mata dalam kekelabuan?
Andaikan saja tidak perlu datang dan tidak perlu pergi.
Ketika datang gembira, ketika pergi menderita

Penderitaan akan perpisahan dan kebahagiaan akan pertemuan benar-benar membebani pemikiran
Siapa yang tahu kapan aku dapat beristirahat?
Kalau saja dapat memahami dunia kebhiksuan
Sekarang juga belum terlambat

Kehidupan duniawi sulit diperbandingkan dengan kehidupan kebhiksuan
Mereka mendapatkan ketenangan dan terbebas dari belenggu pemikiran
Mereka hanya mengkonsumsi "kehambaran"
Mereka mengenakan jubah dengan ratusan tambalan.

Seluruh penjuru dunia menerima kedatangannya sebagai tamu agung
Karena timbunan karma baik mereka dari kehidupan lampau
Semuanya adalah Arahat sejati
Mengenakan jubah seperti Buddha Julai.

Jadi orang janganlah licik
Kehidupan duniawi yang panjang ibarat mimpi di tengah malam
Langit dan bumi tidak lebih dari papan catur (yang bisa dikendalikan)

Su membuka 9 sungai, Tang membebaskan Jie
Qin menelan 6 negara, Han berkuasa
Dari dulu ada berapa pahlawan
Diselimuti tanah dan lumpur di seluruh penjuru

Jubah kuning (bhiksu) tertukar dengan jubah ungu (kaisar)
Hanya karena kesalahan "pilihan" masa lalu
Sebenanya aku merupakan anggota alam Sukhavati
Tapi mengapa justru terlahir di keluarga kerajaan?
18 tahun aku menderita ketidakbebasan
Berperang sana sini tanpa beristirahat
Kini kulepaskan itu semua untuk pergi ke Sukhavati
Tidak peduli lagi dengan "kelangsungan" sekarang ini.


Tentang Penulis:
Kaisar Shunzhi (順治帝; Shùnzhìdì;  atau Eyebeer Zasagch Khaan) Lahir pada tanggal 15 Maret 1638, meninggal pada  tanggal 5 Pebruari 1661. Ia adalah kaisar kedua dari Dinasti Qing yang dikuasai oleh Manchu dan kaisar Qing pertama yang memerintah dari tahun 1644 hingga 1661. Mewarisi tahta pada usia lima tahun ( atau enam tahun menurut kalender China) pada tahun 1643 sewlah wafatnya ayahnya Huan Taiji, namun kekuasaan nyata pada masa awal pemerintahnya dipegang oleh Pangeran Dorgon dan Jirgalang.  Ia meninggal di usia muda. Ia mewariskan tahtanya pada puteranya Xuanye, yang memerintah sebagai Kaisar Kangxi.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

chingik

Isunya Kaisar Shunzhi tidak mati, tapi pergi ke gunung Wutai menjadi bhiksu.
Namun kebenaran cerita lainnya adalah ketika Selir kesayangannya -Dong E Fei meninggal, Shunzhi merasa sangat terpukul. Dong E Fei mati karena melahirkan anak yg belum genap 300 hari, sang anak meninggal. Dong E Fei tidak sanggup menahan beban kematian bayinya, maka dlm wkt 3 tahun dilewati dgn sakit2an lalu meninggal dlm usia 22 th. Shunzhi sendiiri juga seperti diterjang gledek melihat anaknya mati, lalu istri kesayangan mati..maka tekadnya pun ingin menjadi bhiksu. Mendengar kabar ini, Ibu Suri tentu sangat menentang, dan mengancam salah satu bhiksu yg mendampingi Shunzhi. Dengan sakit hati, Shunzhi mengurungkan niatnya dan hanya sakit2an memikirkan anak istrinya hingga tidak sampai 3 bulan , beliau pun wafat karena cacar. Kisah pilu seorang kaisar yg hanya sampai usia 24 th.


sobat-dharma

Thank u bro atas masukannya. Sangat berharga sekali. Trims a lot.

Berarti tentang akhir hidup Kaisar Shun Zi ada dua versi ya. Versi mitos dan versi sejarah. Lalu bagaimana dengan puisi di atas, apakah benar-2 ditulis oleh Kaisar Shun Zi sendiri?
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

chingik

Quote from: sobat-dharma on 21 March 2009, 10:21:57 AM
Thank u bro atas masukannya. Sangat berharga sekali. Trims a lot.

Berarti tentang akhir hidup Kaisar Shun Zi ada dua versi ya. Versi mitos dan versi sejarah. Lalu bagaimana dengan puisi di atas, apakah benar-2 ditulis oleh Kaisar Shun Zi sendiri?


Iya bro, konon itu memang puisi asli dari Shuzhi. (Blm pernah dengar ada bantahannya sih..hehe)

Kalo tentang niat menjadi bhiksu itu juga sudah tdk diragukan lagi. Karena beliau memiliki guru kerajaan (Bhiksu YuLin) yg sering berbincang2 dharma dgn beliau.

xenocross

dari puisi itu, sang kaisar memang memiliki pemahaman dhamma
isinya bagus
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra