News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Tanya ? Jawab untuk Pemula

Started by Nevada, 14 March 2009, 08:01:22 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

jimmy my

Quote from: Kelana on 04 June 2014, 07:25:57 PM
Tidak ekstem (sangat keras) menurut saya, keras/kuat ya........
Anum0dana atas jwbnny senior kelana
Sabbe Dhamma Nalam Abhinivesaya

.:::::.
'^_^'
(_/l\_)
.(_l_).

zijun

mohon pencerahan dari para senior senior di sini
saya pernah mempelajari agama Budha semasa kuliah dulu dan saya lupa nih hubungan Budha ( agama Budha ) dan Konghucu itu gimana yah?
apakah berdiri sendiri sendiri atau ada hubungannya gitu, mengingat kalau ke kelenteng kan ada banyak patung dewa dewi dan juga ada Sang Budha sendiri.
yang saya tahu sih Budha itu di atas para dewa yang udah diluar lingkaran reinkarnasi (tolong dikoreksi atau ditambahin kalau perlu )

terima kasih

sabbhe satta bahantu sukitata

seniya

Quote from: zijun on 09 September 2014, 08:34:34 AM
mohon pencerahan dari para senior senior di sini
saya pernah mempelajari agama Budha semasa kuliah dulu dan saya lupa nih hubungan Budha ( agama Budha ) dan Konghucu itu gimana yah?
apakah berdiri sendiri sendiri atau ada hubungannya gitu, mengingat kalau ke kelenteng kan ada banyak patung dewa dewi dan juga ada Sang Budha sendiri.
yang saya tahu sih Budha itu di atas para dewa yang udah diluar lingkaran reinkarnasi (tolong dikoreksi atau ditambahin kalau perlu )

terima kasih

sabbhe satta bahantu sukitata

Agama Konghucu atau Konfusianisme merupakan agama berdiri sendiri, namun banyak mendapat pengaruh dari ajaran lain seperti Buddhisme dan Taoisme. Sebenarnya agama yang dianut orang Tionghoa sejak zaman dahulu merupakan asimilasi dari 3 ajaran besar (disebut Tridharma) yang berkembang di Cina, yaitu Buddhisme, Konfusianisme (yang diajarkan Konfusius/Kong Hu Cu), dan Taoisme (yang diajarkan Lao Zi/Laotze). Jadi, ketiga agama inilah yang mempengaruhi tradisi dan kebudayaan orang Tionghoa. Kelenteng adalah rumah peribadatan Tridharma tsb, oleh sebab itu ada pemujaan dewa-dewi Tao dan Buddha di sana.

Menurut Buddhisme, para dewa-dewi bukan makhluk suci (belum mencapai pencerahan) dan oleh sebab itu masih mengalami kelahiran kembali. Tetapi menurut Taoisme, dewa-dewi itu sudah makhluk suci (telah mendapatkan Tao) dan setingkat dengan Buddha.
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

zijun

Hmm....mantap penjelasannya
Jadi kalau mau tanya tentang dewa dewi bukan di forum buddhist yah ?
Trus kemana yah?
Di atas dikatakan menurut budhist dan tao tentang dewa dewi lantas menurut konghucu gimana?
Sebab saya benernya mau tanya tentang mantra untuk doa jadi sebelum terlalu jauh ingin memastikan dulu saya berada di tempat yg benar atau ga gt.

Terima kasih atas masukannya
Simple tapi dalam penjelasannya om shin...
Hehehhehe

wijananda

Sdr.
U agama budha
Aliran kereta besar
Ada yg disebut sebagai
Sradha Atau keyakinan
Dengan Dewatanusati.
Infonya bisa langsung
Ke vihara mereka saja.

wijananda

Sdr.
Sradha atau keyakinan
Disini berbeda dengan sadda
Keyakinan versi lainnya.
jadi u hal itu yakinkan
Ya ditanyakan di vihara
Sana adalah sradha
Bukan sadda.


seniya

Quote from: zijun on 09 September 2014, 10:04:13 PM
Hmm....mantap penjelasannya
Jadi kalau mau tanya tentang dewa dewi bukan di forum buddhist yah ?
Trus kemana yah?

Kalo bertanya tentang dewa-dewi di sini, tentu saja bisa, namun akan dijawab sesuai dengan pandangan Buddhis. Kalo untuk pandangan non-Buddhis bisa ditanyakan di board tentang Buddhisme dan kepercayaan lain di http://dhammacitta.org/forum/index.php/board,42.0.html, mudah2an ada member yang mengerti Tridharma yang bisa menjawab, atau ke forum Taois/Tridharma yang mungkin banyak di internet :)

QuoteDi atas dikatakan menurut budhist dan tao tentang dewa dewi lantas menurut konghucu gimana?
Sebab saya benernya mau tanya tentang mantra untuk doa jadi sebelum terlalu jauh ingin memastikan dulu saya berada di tempat yg benar atau ga gt.

Konfusius/Kong Hu Cu pada dasarnya hanya mengajarkan tentang moralitas dan tata krama sehari-hari dalam hubungan dengan sesama, tidak mengajarkan tentang dewa-dewi. Adanya unsur dewa-dewi berasal dari tradisi orang Tionghoa yang mendewakan tokoh-tokoh sejarah (seperti Kaisar Pertama Huang-di dan tokoh Tiga Kerajaan Guan Yu) dan juga mengambil mitologi dewa-dewi Taoisme (seperti Kaisar Langit Yi Huang Dadi).

"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

seniya

Quote from: wijananda on 10 September 2014, 02:37:08 AM
Sdr.
U agama budha
Aliran kereta besar
Ada yg disebut sebagai
Sradha Atau keyakinan
Dengan Dewatanusati.
Infonya bisa langsung
Ke vihara mereka saja.


Untuk devatanussati dikatakan sebagai pengingatan terhadap kualitas moral para dewa yang menjadikan mereka terlahir kembali sebagai dewa, seperti dalam AN 6.10 sbb:

(6) "Kemudian, Mahānāma, seorang siswa mulia mengingat para dewata sebagai berikut: 'Ada para deva [yang dipimpin oleh] empat raja deva, para deva Tāvatiṃsa, para deva Yāma, para deva Tusita, para deva yang bersenang-senang dalam penciptaan, para deva yang mengendalikan apa yang diciptakan oleh para deva lain, para deva pengikut Brahmā, dan para deva yang bahkan lebih tinggi daripada deva-deva ini.<1260> Keyakinan demikian juga ada padaku seperti yang dimiliki oleh para dewata itu yang karenanya, ketika mereka meninggal dunia dari sini, mereka terlahir kembali di sana; perilaku bermoral demikian juga ada padaku ... pembelajaran demikian ... kedermawanan demikian ... kebijaksanaan demikian juga ada padaku seperti yang dimiliki oleh para dewata itu yang karenanya, ketika mereka meninggal dunia dari sini, mereka terlahir kembali di sana.' Ketika [288] seorang siswa mulia mengingat keyakinan, perilaku bermoral, pembelajaran, kedermawanan, dan kebijaksanaan dalam dirinya dan dalam diri para dewata, maka pada saat itu pikirannya tidak dikuasai oleh nafsu, kebencian, atau delusi; pada saat itu pikirannya lurus, berdasarkan pada para dewata. Seorang siswa mulia yang pikirannya lurus memperoleh inspirasi dalam makna, memperoleh inspirasi dalam Dhamma, memperoleh kegembiraan yang berhubungan dengan Dhamma. Ketika ia bergembira, maka sukacita muncul. Pada seseorang yang pikirannya bersukacita, maka jasmaninya menjadi tenang. Seorang yang jasmaninya tenang merasakan kenikmatan. Pada seseorang yang merasakan kenikmatan, pikirannya menjadi terkonsentrasi.  Ini disebut seorang siswa mulia yang berdiam seimbang di tengah-tengah populasi yang tidak seimbang, yang berdiam tanpa sengsara di tengah-tengah populasi yang sengsara. Sebagai seorang yang telah memasuki arus Dhamma, ia mengembangkan pengingatan pada para dewata.
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

zijun

siippp

thanks om shinichi
njenengan pancen oye ^o^d

salam kasih

halo semua teman teman se Dharma salam kenal, saya bernama hendrik, umat maitreya dari pulau Bangka, saya mau tanya tentang riwayat hidup hu ci di jun (Maha Sesepuh Zhou), mohon bantuannya dari teman - teman semua ya..? xie xie ci bei  :)

ardb

#1975
 _/\_
halo DCers yang baik
saya mau tanya, dimana saya dapat mendapatkan jadwal retreat meditasi seperti hadayu vatthu ya(tempat tenang dan dipimpin oleh yg berpengalaman)? soalnya saya kunjungi web nya hadayu vatthu,keliahatannya webnya lg down.

mohon bimbingannya? saya tdk tau hrs tanya kemana,makanya saya tny di topic ini

terima kasih
ada = tidak ada

frenky awi dorje tsering

juanpedro

Dear DCers,

Mo nanya,
kalo dari sudut pandang Buddhisme,
aktivitas memelihara ikan di akuarium kemungkinan lebih banyak mendatangkan hal yang bermanfaat atau tidak bermanfaat? kamma baik atau kamma buruk?

trims _/\_

wuhan

Quote from: juanpedro on 13 January 2015, 08:30:36 AM
Dear DCers,

Mo nanya,
kalo dari sudut pandang Buddhisme,
aktivitas memelihara ikan di akuarium kemungkinan lebih banyak mendatangkan hal yang bermanfaat atau tidak bermanfaat? kamma baik atau kamma buruk?

trims _/\_

Tergantung dari landasan motivasi anda utk memelihara ikan di akuarium tsb, apabila karena merasa kasihan  lalu ingin merawat nya itu karma baik, apabila ingin memeliharanya kemudian sdh besar dipotong utk dimakan itu karma buruk. Apabila ingin memeliharanya karena kesenangan indra maka bukan karma baik atau karma buruk hanya akan menambah kemelekatan

dhammadinna

#1978
Quote from: juanpedro on 13 January 2015, 08:30:36 AM
Dear DCers,

Mo nanya,
kalo dari sudut pandang Buddhisme,
aktivitas memelihara ikan di akuarium kemungkinan lebih banyak mendatangkan hal yang bermanfaat atau tidak bermanfaat? kamma baik atau kamma buruk?

trims _/\_

Sederhana saja. Manfaat bagi kamu apa, lalu manfaat bagi ikan itu apa. Apa ikan itu bisa hidup layak di tangan km?

Jadi tidak perlu repot meninjau dari sudut pandang Buddhism apalagi kamma..

komet

Bermanfaat
Menghasilkan ketekunan jika teratur memberikan makan
Membuahkan perhatian jika airnya sudah harus diganti, anda isi ulang airnya.
Membuahkan pengertian benar bahwa hewan memang seperti itu adanya.
Memberikan kesibukan yg baik daripada nganggur, kesana kemari tidak karuan.

Memelihara ikan hanya sarana saja
Buah yg baik dipetik berasal dari cara dan usaha yg dikerjakan.
Khusus ikan. Anjing tidak.