Tanya ? Jawab untuk Pemula

Started by Nevada, 14 March 2009, 08:01:22 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

hemayanti

Quote from: williamhalim on 27 June 2013, 07:31:45 AM
Jika yg dimaksudkan adalah 'ketiduran'nya, maka seperti yg dijelasin Bro Indra, maka 'ketiduran' itu sendiri adalah proses yg tidak disengaja, maka tidak ada kamma krn kita 'ketiduran'.

Tapi, didalam tidur itu sendiri, terjadi mimpi2.. artinya pikiran berproses, ada kesadaran pikiran yg sedang bekerja. Jika ini yg dimaksud: apakah ada kamma dalam pikiran saat tidur? Sejauh yg saya tau, tergantung kualitas tidurnya. Jika tidurnya nyenyak sekali, maka tidak akan mimpi, sehingga tidak terjadi kamma. Ini tidur berkualitas yg biasanya terjadi jika kita lelah sekali atau selalu terjadi pada orang2 suci.

Jika tidurnya tidak nyenyak alias banyak mimpi, maka terjadi proses kesadaran disini. Saat tidur, kesadaran kita tetap mengambil objek (yakni: objek pikiran) dan memprosesnya. Tetap terjadi kamma disini.

::
_/\_ makasih penjelasnnya om.


Quote from: Indra on 26 June 2013, 11:44:52 PM
MN 41 Sāleyyaka Sutta
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,17327.msg279173.html#msg279173
mantap mentong... :jempol:
clearrr... :)

_/\_ terima kasih untuk semuanya yang sudah memberikan penjelasan.
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

juanpedro

ma tanya nih rekan-rekan,

kenapa di Buddhisme ada anjuran agar tak terikat dan melekat pada tempat  tinggal? apakah ini berarti sebaiknya berpindah-pindah tempat tinggal?

hemayanti

Quote from: juanpedro on 23 July 2013, 06:33:47 PM
ma tanya nih rekan-rekan,

kenapa di Buddhisme ada anjuran agar tak terikat dan melekat pada tempat  tinggal? apakah ini berarti sebaiknya berpindah-pindah tempat tinggal?
dimana anjurannya om? ;D

IMO, kalo kemelekatan sih sebaiknya tidak dikembangbiakkan, bukan cuma pada tempat aja. Berpindah2 belum tentu juga gak melekat, sekalipun berpindah tapi pikirannya tetap terarah dan ingin ke sana, itu udah melekat namanya.
Dan menetap disuatu tempat pun belum tentu terikat dan melekat terhadap tempat itu. :)
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

juanpedro

Quote from: hemayanti on 23 July 2013, 07:10:08 PM
dimana anjurannya om? ;D

IMO, kalo kemelekatan sih sebaiknya tidak dikembangbiakkan, bukan cuma pada tempat aja. Berpindah2 belum tentu juga gak melekat, sekalipun berpindah tapi pikirannya tetap terarah dan ingin ke sana, itu udah melekat namanya.
Dan menetap disuatu tempat pun belum tentu terikat dan melekat terhadap tempat itu. :)
makasih atas replynya ci _/\_
anjurannya dari Ajahn Chah.
Quote
Lihatlah diri sendiri, apa yang bermanfaat  bagi diri Anda. Misalnya membiasakan diri tidak tinggal menetap terlalu  lama di satu tempat [kuti], agar tak terikat dan melekat pada tempat  tinggal.

http://www.samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/tanya-jawab-dengan-ajahn-chah-seputar-meditasi/
gimana pendapat cici seputar anjuran dari beliau?

will_i_am

Quote from: juanpedro on 23 July 2013, 07:57:20 PM
makasih atas replynya ci _/\_
anjurannya dari Ajahn Chah.gimana pendapat cici seputar anjuran dari beliau?
itu anjurannya kan untuk bhikkhu, bukan untuk kita2 ini.. ;D
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

juanpedro

Quote from: will_i_am on 23 July 2013, 08:09:18 PM
itu anjurannya kan untuk bhikkhu, bukan untuk kita2 ini.. ;D
iya cih. tapi penyakit kemelekatan tidak pandang bulu kan? :))

jadi menurut bro will umat awam nggak perlu ngikutin anjuran tersebut? atau mungkin ada caranya sendiri?

will_i_am

Quote from: juanpedro on 23 July 2013, 08:19:53 PM
iya cih. tapi penyakit kemelekatan tidak pandang bulu kan? :))

jadi menurut bro will umat awam nggak perlu ngikutin anjuran tersebut? atau mungkin ada caranya sendiri?
Kalau untuk anjuran berlama2 tinggal di satu tempat, itu sebenarnya untuk bhikkhu yang memang tidak punya tempat tinggal tetap,,
kalau kita punya rumah, masa mau pindah2 rumah tiap bulan?? ;D
kemelekatan pada tempat tinggal itu bisa mempengaruhi meditasi para bhikkhu, tapi untuk umat awam, karena ga memungkinkan, anjuran ini bisa di skip aja...
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

hemayanti

#1807
Quote from: juanpedro on 23 July 2013, 07:57:20 PM
makasih atas replynya ci _/\_
anjurannya dari Ajahn Chah.gimana pendapat cici seputar anjuran dari beliau?
mungkin ini terkait dengan salah satu kebutuhan pokok para bhikkhu, kuti.
makanya dikatakan gak boleh melekat, salah satu caranya dengan tinggal berpindah2, karna seseorang menjadi bhikkhu bukan untuk memperoleh kuti, melainkan bagaimana kebutuhan itu bisa digunakan untuk mencapai tujuan tertinggi dari latihan.
kalau bhikkhunya mulai melekat, nanti akan menjadi penghalang dalam latihan.

seperti kata wil.
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

juanpedro

Quote from: will_i_am on 23 July 2013, 09:36:24 PM
Kalau untuk anjuran berlama2 tinggal di satu tempat, itu sebenarnya untuk bhikkhu yang memang tidak punya tempat tinggal tetap,,
kalau kita punya rumah, masa mau pindah2 rumah tiap bulan?? ;D
kemelekatan pada tempat tinggal itu bisa mempengaruhi meditasi para bhikkhu, tapi untuk umat awam, karena ga memungkinkan, anjuran ini bisa di skip aja...

begitu ya bro... oke dah sip.
soalnya posisi saya lagi pindah2 kos selama beberapa waktu. jadinya saya tahu rasa sakit dari kemelekatan pada tempat tinggal.... dan mencoba berbagai cara untuk menguranginya

Quote from: hemayanti on 23 July 2013, 09:40:25 PM
mungkin ini terkait dengan salah satu kebutuhan pokok para bhikkhu, kuti.
makanya dikatakan gak boleh melekat, salah satu caranya dengan tinggal berpindah2, karna seseorang menjadi bhikkhu bukan untuk memperoleh kuti, melainkan bagaimana kebutuhan itu bisa digunakan untuk mencapai tujuan tertinggi dari latihan.
kalau bhikkhunya mulai melekat, nanti akan menjadi penghalang dalam latihan.

seperti kata wil.
dimengerti, ci. jadi disesuaikan dengan kebutuhan ya.

thank you all _/\_

Indra

Anguttara Nikaya 5:223 Menetap Terlalu Lama

"Para bhikkhu, ada lima bahaya ini jika menetap terlalu lama [di tempat yang sama]. Apakah lima ini? (1) Seseorang menjadi memiliki dan mengumpulkan banyak benda; (2) ia menjadi memiliki dan mengumpulkan banyak obat-obatan; (3) ia melakukan banyak tugas dan pekerjaan dan menjadi kompeten dalam berbagai hal yang harus dilakukan; (4) ia membentuk keterikatan dengan para perumah tangga dan kaum monastik dalam cara yang tidak selayaknya seperti halnya umat awam; dan (5) ketika ia meninggalkan vihara itu, ia pergi dengan penuh kecemasan. Ini adalah kelima bahaya itu jika menetap terlalu lama [di tempat yang sama].

"Para bhikkhu, ada lima manfaat ini jika menetap selama waktu yang seimbang [di tempat yang sama]. Apakah lima ini? (1) Seseorang tidak memiliki dan tidak mengumpulkan banyak benda; (2) ia tidak memiliki dan tidak mengumpulkan banyak obat-obatan; (3) ia tidak melakukan banyak tugas dan pekerjaan dan tidak menjadi kompeten dalam berbagai hal yang harus dilakukan; (4) ia tidak membentuk keterikatan dengan para perumah tangga dan kaum monastik dalam cara yang tidak selayaknya seperti halnya umat awam; dan (5) ketika ia meninggalkan vihara itu, ia pergi tanpa kecemasan. Ini adalah kelima manfaat itu jika menetap terlalu lama [di tempat yang sama]."

juanpedro

Quote from: Indra on 25 July 2013, 08:42:21 AM
Anguttara Nikaya 5:223 Menetap Terlalu Lama

"Para bhikkhu, ada lima bahaya ini jika menetap terlalu lama [di tempat yang sama]. Apakah lima ini? (1) Seseorang menjadi memiliki dan mengumpulkan banyak benda; (2) ia menjadi memiliki dan mengumpulkan banyak obat-obatan; (3) ia melakukan banyak tugas dan pekerjaan dan menjadi kompeten dalam berbagai hal yang harus dilakukan; (4) ia membentuk keterikatan dengan para perumah tangga [] dan kaum monastik dalam cara yang tidak selayaknya seperti halnya umat awam; dan (5) ketika ia meninggalkan vihara itu, ia pergi dengan penuh kecemasan. Ini adalah kelima bahaya itu jika menetap terlalu lama [di tempat yang sama].

"Para bhikkhu, ada lima manfaat ini jika menetap selama waktu yang seimbang [di tempat yang sama]. Apakah lima ini? (1) Seseorang tidak memiliki dan tidak mengumpulkan banyak benda; (2) ia tidak memiliki dan tidak mengumpulkan banyak obat-obatan; (3) ia tidak melakukan banyak tugas dan pekerjaan dan tidak menjadi kompeten dalam berbagai hal yang harus dilakukan; (4) ia tidak membentuk keterikatan dengan para perumah tangga dan kaum monastik dalam cara yang tidak selayaknya seperti halnya umat awam; dan (5) ketika ia meninggalkan vihara itu, ia pergi tanpa kecemasan. Ini adalah kelima manfaat itu jika menetap terlalu lama [di tempat yang sama]."
wah mantap Om. yang saya bold itulah yang saya rasakan... :jempol:

Yang dimaksud "waktu yang seimbang" itu kira-kira berapa lama ya Om?

juanpedro

Dalam Buddhisme, apakah pemuja setan masuk neraka atau alam rendah, dll (yang negatif pokoknya :)) )?

Sunkmanitu Tanka Ob'waci

Kalau LaVeyan Satanism malah kayaknya orangnya rasional semua.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Indra

menurut banyak sutta, penyebab masuk neraka atau alam rendah adalah pandangan salah dan moralitas yang buruk. jadi sepertinya menyembah batu juga gak masalah atau moralitasnya baik dan berpandangan benar.

adi lim

#1814
Quote from: juanpedro on 30 August 2013, 08:27:14 PM
Dalam Buddhisme, apakah pemuja setan masuk neraka atau alam rendah, dll (yang negatif pokoknya :)) )?


kok bisa tahu si setan bisa masuk neraka ?
dan bagaimana cara memuja si setan masuk neraka !
apa syarat2 jadi pemuja setan masuk neraka ?
anggapan umum memang setan itu kayak hantu juga, kategori mahluk penghuni alam rendahkan.
:)
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.