thanks sis buat penjelasannya... tp aku debat sedikit ya...
maksud pernyataan sis sriyeklina, buah kamma tergantung dari niat yg mendasari kamma tersebut. benarkah demikian? jika iya, aku setuju... jika pemahamanku salah... tolong dperjelas...
Saya ingin tahu definis kamma bagi bro. Supaya saya tidak salah sambung.
ttg jasa org tua, aku bisa menerima dan memahami...
tp penjelasan ttg arahat, tetap tidak masuk dlm pemahamanku. karena jika alasannya demikian, kenapa membunuh guru agama (guru pelajaran agama), guru meditasi, atau pun penunjuk jalan lainnya tidak termasuk garuka kamma?
kan sama2 bisa menyampaikan jalan pembebasan, bedanya seorang arahat telah mencapai pencerahan, sedangkan seorang guru awam blm.
Bro sudah melihat perbedaan-nya. Bagi saya memang itu yang membedakan kenapa seorang yang suci memberikan efek lebih besar dari pada orang biasa.
penjelasan sis sriyeklina ttg bola dan dinding, bukankah itu konsep hukum kamma umum? smua makhluk dan kondisi adalah dinding dan melempar bola adalah kamma yg kita lakukan.
Bagi saya tidak bro, kenapa hukum kamma terhadap arahat yang saya lihat seperti dinding sedangkan yang lain saya lihat seperti tarik tambang?
Apapun yang dilakukan arahat tidak memberikan hasil kamma lagi seperti yang terjadi pada manusia biasa. Sedangkan orang biasa tetap akan terjadi tarik menarik sehingga menghasilkan tumimbal lahir.
Kenapa begitu?Karena faktor batin yang bekerja pada arahat tidak sama dengan faktor batin pada manusia biasa. Faktor batin kita masih berlandaskan LDM. Sedangkan arahat sudah tidak ada LDM.
ya sis... maksudku, apakah sang buddha pernah menceritakan ttg kehidupan sebelumnya pernah menjadi makhluk yg setara dengan manusia tapi bukan di bumi....?
karena kalo dewa pohon, binatang... analogi kita umat awam akan menangkap itu sebagai kehidupan di bumi. jika memang ada alam manusia selain di bumi, brarti sang buddha telah membuktikan bahwa ada alam kehidupan manusia (dimana kondisi bahagia dan menderita seimbang) di semesta lain, selain bumi.
Bro masih jauh berpikir kemungkinan di bumi lain. Sedangkan saya setelah membaca sutta, saya malah berpikir kenapa Sang Buddha ini tidak pernah lahir di amerika,afrika atau daerah lain? Umum-nya daerah itu-itu saja cuma pada waktu yang beda dan dengan nama daerah yang beda.
Terjadilah tebak-tebakkan pada pikiran kita. Apakah perkataan Sang Buddha itu benar? Apakah Sang Buddha benar-benar tahu? Kalau memang dia tahu apa salah-nya menceritakan sedikit yang berbeda jaman-nya. Kenapa Sang Buddha tidak mengatakan pernah hidup dijaman modern yang ada internet-nya? Jika memang bumi ini hancur dan terbentuk lagi seperti Sang Buddha ceritakan. Jika memang tumimbal lahir itu ada. Bukankah begitu bro?
Bro, coba baca sutta ini :
http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_29:_Pasadika_Sutta28. ‘Jika “masa lampau” merujuk pada apa yang bukan kenyataan, pada dongeng,[34] pada apa yang tidak bermanfaat, Sang Tathāgata tidak akan menjawab. Jika merujuk pada kenyataan, bukan dongeng, tetapi tidak bermanfaat, Sang Tathāgata tidak akan menjawab. Tetapi jika “masa lampau” merujuk pada kenyataan, bukan dongeng, dan bermanfaat, maka Sang Tathāgata mengetahui waktu yang tepat untuk menjawab. Hal yang sama berlaku untuk masa depan dan masa sekarang. [135] Oleh karena itu, Cunda, Sang Tathāgata disebut seorang yang menyatakan di waktu yang tepat, kenyataan, dan yang bermanfaat, Dhamma dan disiplin. Itulah sebabnya maka disebut Tathāgata.[35]’
30. ‘Atau para pengembara itu mungkin berkata: “Apakah Sang Tathāgata ada setelah kematian?”[38] “Apakah itu benar, dan semua pandangan lainnya salah?” Mereka harus diberitahu: “Teman, hal ini tidak pernah diungkapkan oleh [136] Sang Bhagavā.” ... ”Apakah Sang Tathāgata tidak ada setelah kematian?” ... “Apakah Sang Tathāgata bukan ada dan juga bukan tidak ada setelah kematian?” Mereka harus diberitahu: “Teman, hal ini tidak pernah diungkapkan oleh Sang Bhagavā.”’
31. ‘Kemudian mereka mungkin berkata: “Mengapakah Petapa Gotama tidak mengungkapkan hal ini?” Mereka harus diberitahu:
“Teman, hal ini tidak mendukung kesejahteraan atau Dhamma, atau tidak mendukung kehidupan suci yang lebih tinggi, atau tidak mendukung kekecewaan, kebosanan, pelenyapan, ketenangan, penembusan, pencerahan, Nibbāna. Itulah sebabnya, maka Sang Bhagavā tidak mengungkapkannya.”’
Setelah saya membaca ini bro, saya berpikir dan mengerti kenapa tidak kita temukan hal yang kita bicarakan diatas tadi. Sang Buddha tidak akan mengatakan segala sesuatu yang menurut dia itu tidak mendukung pada ajaran-nya. Karena tujuan sang buddha hanya kita lepas dari penderitaan. Jika dia menceritakan hal-hal lain maka yang terjadi bukan kita lepas dari penderitaan malah semakin terikat.
Karena pikiran kita sangat liar. Contoh saja sekarang ini, kita sibuk spekulasi tentang hal-hal yang tidak dikatakan oleh Sang Buddha. Karena rasa ingin tahu kita yang besar. Andaikan kita sudah tahu-pun tetap akan keluar spekulasi dengan hal lain lagi. Demikianlah menurut saya kenapa di dalam sutta tidak ditemukan hal-hal yang seperti itu.