News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

[b]"Manfaat mengkonsumsi Organik Berfungsi"[/b]

Started by Kembara, 14 November 2007, 02:28:38 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

tesla

QuotePendapat bro Tesla benar bila ditinjau dari segi Pengusaha. Tapi saya rasa itu konsekuensi yang harus diambil pengusaha luar bila ingin invest di Indo(Ini bukan berarti saya membenarkan praktek politik) melainkan saya mencoba berpendapat dengan ditinjau dari sisi konsumen. Bila gak ada registrasi yang legal, bagaimana nasib konsumen ? Dan termasuk dalam APLI, bila tidak ada registrasi, bagaimana cara membedakan MLM yang benar2 atau MLM2an. Dalam hal ini konsumen yang dirugikan. Jadi daripada gak jelas, saya lebih memilih yang sudah lebih pasti dan ter-registrasi

yup... saya memang bahas dari segi pengusaha. kalau dari segi konsumen. khusus di Indonesia, semua tergantung pikiran si pengusaha. dia ingin menipu konsumen atau ingin membantu konsumen.

FYI, registrasi segala macam yg ada di Indonesia seperti SNI tidak menjamin kualitas. contohnya AMDK. syarat mendapatkan SNI yg paling utama adalah bayar. soal tes gampanglah... bro Hedi pasti tau donk AMDK di Indo yg sebenarnya layak ada berapa.

kalau saya malah ga penting segala embel2. yah terpaksa konsumen sendiri yg harus jeli dan memperbanyak pengetahuan agar tidak tertipu. contohnya dg konsultasi with bro Hedi :) :) :) saya juga yakin ada produk yg sebenarnya berkualitas tetapi tidak teregristrasi (bener ga tulisannya).
jadi kembali ke ajaran Sang Buddha:
Ehipassiko is the best
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Forte

Quote from: tesla on 21 November 2007, 06:06:56 PM
QuotePendapat bro Tesla benar bila ditinjau dari segi Pengusaha. Tapi saya rasa itu konsekuensi yang harus diambil pengusaha luar bila ingin invest di Indo(Ini bukan berarti saya membenarkan praktek politik) melainkan saya mencoba berpendapat dengan ditinjau dari sisi konsumen. Bila gak ada registrasi yang legal, bagaimana nasib konsumen ? Dan termasuk dalam APLI, bila tidak ada registrasi, bagaimana cara membedakan MLM yang benar2 atau MLM2an. Dalam hal ini konsumen yang dirugikan. Jadi daripada gak jelas, saya lebih memilih yang sudah lebih pasti dan ter-registrasi

yup... saya memang bahas dari segi pengusaha. kalau dari segi konsumen. khusus di Indonesia, semua tergantung pikiran si pengusaha. dia ingin menipu konsumen atau ingin membantu konsumen.

FYI, registrasi segala macam yg ada di Indonesia seperti SNI tidak menjamin kualitas. contohnya AMDK. syarat mendapatkan SNI yg paling utama adalah bayar. soal tes gampanglah... bro Hedi pasti tau donk AMDK di Indo yg sebenarnya layak ada berapa.

kalau saya malah ga penting segala embel2. yah terpaksa konsumen sendiri yg harus jeli dan memperbanyak pengetahuan agar tidak tertipu. contohnya dg konsultasi with bro Hedi :) :) :) saya juga yakin ada produk yg sebenarnya berkualitas tetapi tidak teregristrasi (bener ga tulisannya).
jadi kembali ke ajaran Sang Buddha:
Ehipassiko is the best
Makanya kita sebagai konsumen harus selektif. Jangan mudah terpengaruh dengan "luarnya" saja. Dan memang benar ada produk berkualitas tapi tidak ter-registrasi. Tapi saya berpikir lagi, jika memang bagus dan consument oriented mengapa tidak rela mengeluarkan dana untuk menjaga loyalitas konsumen

Kembara

#62
Quote from: Hedi Kasmanto on 21 November 2007, 06:43:14 AM
Quote from: Kembara on 20 November 2007, 11:30:07 PM
Quote from: Hedi Kasmanto on 20 November 2007, 11:07:53 PM
expire datenya tahan berapa lama ya?


Waduh, sekarang ini produk organik banyak sekali yang beredar, setahu saya tiap2 merk dan jenis expirednya juga beda2, selama kemasan belum dibuka dan disimpan dengan cara penyimpanan dan tempat yang benar rata2 bisa tahan cukup lama, tapi kalau sudah buka, ya ada batas waktu untuk dihabiskan, apalagi jika produk tersebut tidak pakai bahan tambahan (contoh : bahan pengawet, penstabil dan lain2).
Well.. Kalau tidak pakai bahan pengawet, tapi bisa bertahan lama, apa bro Kembara tidak heran ? Berapa bulan tahan lamanya ? 12 Bulan ?
Boleh tanya ya. Mengapa Bro Kembara dalam post terdahulu terkesan takut akan buah apel fiji yang katanya tahan 8 bulan. Dan sudah dicap pake pestisida dll. Kenapa pada produk makanan organik yang tahan lama, bro Kembara malah mendukung ? Makanan organik yang dalam bentuk serbuk, apakah tidak perlu dipertanyakan, bagaimana cara membuat dia menjadi serbuk? Secara teori kimia dan fisika, bila luas permukaannya semakin besar, maka kemungkinan terkontaminasi oleh bakteri juga besar. Apalagi bila produknya itu dalam kemasan botol, jadi perlu dibuka tutup. Udara kan seperti kata bro Kembara tidak sehat, termasuk di dalamnya ada bakteri. Tentu ketika waktu kita membuka, maka sebagian kecil udara yang membawa jutaan bakteri akan masuk ke dalam.


Mengenai bahan penstabil.
Untuk gampangnya, coba kita ambil 1 produk organik seperti Melilea sebagai contoh
FYI, Saya pernah mendengar keluhan teman2 yang tidak suka produk makanan organik seperti Melilea. Produk ini cepat mengental seperti Gel. Kasian teman saya, padahal produk ini mahal sekali harganya. Sekarang pertanyaannya, apa yang membuat bahan ini cepat mengental, dari awal konsistensinya cair ? Ibaratnya seperti kita minum Vegeta. Pas awalnya encer, tapi didiamkan lama2, akan berubah menjadi seperti gel. Apakah ini berarti TANPA BAHAN PENSTABIL ? Setidaknya dari produk vegeta atau melilea, kita dapat mengetahui adanya tambahan bahan pengental, yang bisa berupa Carragenant, CMC, dll. Seperti waktu saya membuat salep gel, awalnya encer tapi akhirnya menjadi Gel, itu dikarenakan adanya Na. CMC sebegai bahan penstabil. Dan Bahan Penstabil itu juga PRODUK KIMIA.

Itu belum lagi termasuk bahan2 lain, seperti bahan peluncur waktu pembentukan granulasi. Jika granulasi tidak diatur waktu luncurnya dan sudut luncurnya. Maka ketika bahan itu dikemas, akan tersangkut di mesin, karena kesalahan pada pengaturan granulasi sehingga mesin menjadi tersumbat oleh serbuk ketika pengemasan. Makanya dalam hal ini juga dibutuhkan BAHAN PELUNCUR yang merupakan produk kimia.





Dear Bro Hedi,
Kalau bro Hedi baca secara seksama tulisan2 saya diatas yang se-abrek2 (bertujuan memberikan informasi secara lengkap), banyak yang sudah menjawab pertanyaan2 bro Hedi, contoh soal KIMIA, dalam panduan untuk pembaca, kan saya sudah berikan tips bahwa kalau kita ragu, kita bisa minta bukti hasil cek laboratorium yang membuktikan produk yang dimaksud tidak mengandung KIMIA, kalaupun kita tidak puas dengan hasil cek yang ditunjukkan, kalau perlu kita keluar uang (invest) untuk cek di lab yang kita mau, apabila dibilang tidak mengandung KIMIA, ternyata setelah di cek mengandung KIMIA, kita bisa kaya mendadak dengan menuntut perusahaan yang menjual produk tersebut. Lagi pula, kan saya sudah bilang sekarang ini banyak merk dan jenis produk organik dalam kemasan yang beredar saat ini, saya berikan tips agar pembaca tidak tertipu dengan produk yang berkualitas rendah (kan kasihan kalau sudah beli mahal2 ternyata dapatnya yang mutu rendah), dan sama sekali saya tidak menyebut merk tertentu dalam thread ini, jadi itu adalah panduan umum yang tidak memojokkan suatu merk ataupun mengarahkan orang untuk menuju suatu merk tertentu.

Makanya saya juga super heran dengan anda, dari awal saya hanya bermaksud memberikan informasi buat pembaca dari segi kesehatan tanpa ada maksud / tujuan komersial, walaupun memang saat ini saya sedang belajar berkecimpung dalam bisnis di bidang ini (bukan artinya saya tidak boleh membagi pengetahuan saya dari aspek kesehatan untuk orang lain kan? Apalagi di ruang lingkup bernuansa agama, terlebih lagi ini adalah Agama Buddha, jadi boleh dong kalau saya juga berniat berbagi pengalaman tanpa mengharapkan imbalan apapun.), malah saya lihat dari posting2 selanjutnya dari anda yang menjurus ke produk, bahkan menyebut merk. Jadi disini yang mau mempromosikan atau menjelekkan suatu produk / merk tertentu itu siapa?

Saya membahas mengenai makanan yang berbahaya, itu adalah berdasarkan kenyataan, terserah yang baca mau percaya atau tidak, itu bukan hak saya, saya juga tidak bermaksud untuk menakut-nakuti siapapun, karena sekali lagi apa yang saya tulis adalah berdasar kenyataan dan pengalaman saya dan orang banyak, kalo anda menuduh saya menakut2i orang, masih banyak referensi2 yang akan saya berikan (yang sama sekali tidak ada kaitan dengan suatu produk apapun yang bertujuan komersial) yang menyatakan bahwa banyak makanan yang sering kita makan saat ini hanya akan berpengaruh buruk terhadap kesehatan.

Kalau anda membaca dengan seksama, inti dari thread saya ini, mengajak orang untuk selektif dalam memilih makanan yang baik, melakukan detoksifikasi untuk memperoleh kesehatan alami, sampai dengan penyembuhan alami, dan kenapa kita memilih organik?, itu karena sebisa mungkin kita menghindarkan diri dari terlalu banyak kimia yang masuk dalam tubuh kita. Sebab tujuan DETOKSIFIKASI adalah untuk membersihkan racun2 (termasuk racun kimia) dari dalam tubuh, sehingga makanan organik (entah yang berbentuk buah & sayuran segar, maupun yang berupa produk dalam kemasan) dianggap pilihan ideal.

Teori Naturopati mungkin dianggap bertetangan dengan ilmu kedokteran barat, tetapi disini saya tidak mendiskreditkan bidang disiplin ilmu yang anda pelajari, kalau misalnya dalam thread saya ada hal2 yang terasa menyinggung anda, atau profesi anda, secara terbuka saya mohon maaf dari anda, atau apabila ada kata2 dari saya sebelumnya yang mungkin pernah menyinggung anda secara tidak sengaja (karena saya tidak pernah dengan sengaja berniat menyinggung siapapun) saya juga mohon maaf. Sebab kelihatannya anda begitu marah dengan saya, sampai2 semua hal yang menyangkut bidang yang baru mau saya tekuni ini diungkit oleh anda.

Sekali lagi mohon maaf, banyak pertanyaan bro Hedi yang tidak dapat saya jawab disini (walaupun sebenarnya saya bisa jawab satu per satu semua pertanyaan anda) karena sudah menjurus kepada suatu produk / merk, sesuai janji saya dan sudah dipertegas oleh anda sendiri dengan mengajak pembaca yang lain untuk selalu mengingatkan saya untuk tidak melanggar janji, tetapi malah anda sendiri yang OOT dan terus membahas mengenai produk / merk tertentu (saya tidak perlu berpanjang lebar lagi dalam hal ini).

Bahwa saya memang pernah berbicara mengenai merk / produk yang saya tekuni ini dengan 3 orang rekan disini (yaitu : Sdr. Felix Thioris, Sdri. Fudo dan Sdr. Ryu) itu di karenakan :
Sdr. Felix - waktu itu beliau menanyakan lowongan kerja untuk seorang temannya yang di Jakarta, karena saya bergerak di bidang ini, saya referensikan profesi ini kepada temannya, tapi silahkan di cek ke Sdr. Felix apakah ada suatu tindakan pemaksaan ataupun agresifitas dari saya untuk memaksa temannya untuk ikuti jejak saya?
Sdri. Fudo - Saya juga pernah japri Sdri. Fudo tentang produk saya, waktu itu demi mendengar orang tua Sdri. Fudo yang sedang mendapat musibah, sehingga dengan pengalaman saya terhadap produk yang saya konsumsi ini, saya bermaksud sharing kepada Sdri. Fudo dengan harapan bisa membantu masalah orang tuanya. Silahkan juga ditanyakan kepada Sdri. Fudo apakah ada suatu penawaran dari saya untuk membeli produk (kebetulan pun Sdri. Fudo sudah pernah mengenal produk ini).
Sdr. Ryu - Mengetahui Sdr. Ryu pernah mengkonsumsi antibiotik dalam jangka yang cukup panjang, dan menurut saya ini tidak baik bagi antibodi Sdr. Ryu, saya juga pernah japri Sdr. Ryu untuk membahas dan merekomendasikan produk kepada Sdr. Ryu, tapi silahkan juga di cek kepada Sdr. Ryu, apakah ada pemaksaan dari saya kepada Sdr. Ryu untuk membeli produk? malah saya menyarankan beliau untuk mencoba tanpa menjadi member.

Asal bro Hedi tahu, suatu produk MLM itu bukan produk yang mudah ditawarkan ke konsumen, dengan bertatapan langsung saja belum tentu kita bisa menjual apalagi hanya melalui forum seperti ini. Perusahaan tempat saya aktif ini juga MELARANG KERAS membernya berpromosi melalui media2 serta internet (dewasa ini banyak ditemui oknum2 yang memanfaatkan sarana internet untuk berpromosi, untuk itu kami sekelompok orang yang selalu berusaha jujur dalam berkompetisi, akan segera melayangkan protes kepada perusahaan untuk menertibkannya). Perusahaan tempat saya aktif juga menerapkan peraturan yang keras terhadap staff manajemennya beserta keluarganya masing2 untuk tidak dapat melakukan penjualan dalam bentuk apapun, dll. Untuk selanjutnya semua hal yang menyangkut suatu MERK atau PRODUK mohon tidak dibicarakan di thread ini lagi, mau dibilang apapun soal produk dan perusahaan tempat saya aktif, tidak ada kewenangan saya membahasnya disini demi kode etik dan agar tidak out of topik. Baik buruk anggapan seseorang terhadap suatu hal apapun, tentunya perlu pembuktian oleh yang bersangkutan sendiri, barulah bisa objektif.

Semua pertanyaan2 mengenai Organik (secara umum), Detoksifikasi dan Penyembuhan Alami masih akan saya layani sedapat mungkin sebatas pengetahuan saya, karena jujur saja, saya bukan orang yang berpendidikan tinggi, semua yang saya berikan adalah berdasarkan pengalaman nyata saya dan orang sekeliling saya, juga dari referensi2 bacaan yang pernah saya baca. Saya masih akan memberikan referensi2 lain tentang cara hidup sehat secara alami. Dan bagi pembaca lain yang juga mempunyai pengalaman2 yang berguna buat pembaca yang lainnya, harap jangan segan2 berbagi pengetahuan dan pengalamannya disini juga. Bila ada kata2 saya yang kurang berkenan bagi siapapun, sekali lagi saya mohon maaf. Terima kasih.

CATATAN : Thread ini saya buat karena terinspirasi oleh beberapa hal dibawah ini :

Quote from: Hedi KasmantoWalau saya apoteker, saya lebih usahakan menggunakan obat itu opsi terakhir dan jika perlu saja. Tidak semua obat bisa di minum 4 jam sekali. Karena masing2 obat itu ada dosis maksimum 1 kali pakai dan dosis maksimum sehari. Jangan sampai obat yang dimakan melebihi dosis maksimum sehari, itu mengakibatkan tubuh keracunan obat.

Quote from: Ryu[at] hedi : antibiotik yang berbahaya buat tubuh apa?
Yang efek sampingnya berbahaya.

Quote from: willibordusBro Hedi,
mo nanya soal antibiotik lagi nih...

katanya, antibiotik, kalo diresepkan oleh dokter, meski diminum sampai habis meskipun sakitnya udah sembuh. Apa betul?

Soalnya, kadang anak sy sakit demam / flu, 3 hari nggak sembuh2, bawa ke dokter, dokter kasih obat beberapa jenis, diminum deh, kemudian setelah 2 hari, demam flu sembuh total, tapi antibiotiknya masih banyak, kadang perlu satu minggu untuk dihabiskan.

Nah saya ragu, apa benar2 perlu dihabiskan padahal antibiotiknya masih banyak sekali, ato dilanjutkan minum beberapa hari saja setelah sembuh?

Anumodana

Saya hanya berfikir jika ada alternatif lain yang lebih baik untuk bisa hidup sehat secara alami, kenapa tidak dicoba? Saya juga punya satu prinsip "Semua pengalaman yang buruk / pahit akan dijadikan pelajaran yang berharga, Semua pengalaman yang baik harus kita share untuk orang lain, agar bisa berguna juga untuk orang lain".

Salam Sehat & Sejahtera selalu.
SABBE SATTA BHAVANTU SUKHITATTA
SADHU, SADHU, SADHU.

_/\_


Kembara

Quote from: Fudotakikasama, ogut juga bingung....

apakah ga sebagusnya back to nature? yang penting tau cara cuci dan bersihinnya, ada kuman pun bukannya melatih antibodi kita lebih tahan terhadap serangna penyakit?
CMIIWW

Betul, inti dari thread saya adalah mengajak orang untuk "Back To Nature", caranya juga beragam, kembali ke pemahaman orang masing2. Salah satu cara mendapatkan kesehatan alami (dan sedang digemari) adalah melalui Detoksifikasi dengan bantuan terapi berpuasa (nanti akan saya berikan referensinya lagi), untuk itu makanan organik masih dianggap yang paling ideal. Sekali lagi semua tentunya kembali ke individu masing2. Yang paling baik adalah ber 'ehipassiko'.

Quote from: Fudotakikasama seperti saya, dulu sering jajan di pinggir jalan, ga ada masalah dengan perut. tapi sejak saya tinggal di tempat bersih, begitu balek indo, hari pertama pasti mencret sampai 3 hari kemudian. adek saya yang tinggal di taiwan dan ipar saya yang tinggal di singapore juga sama...i think it`s not mind... menurut saya..tingkah cacing di perut, hehehe . itu yang saya katakan, adaptasi antibodi seseorang.

Hal tersebut dikarenakan organ pencernaan kita adalah salah satu organ yang paling mudah menyesuaikan diri, kalau sudah terbiasa bersih, tiba2 makan yang agak kotor, dia perlu penyesuaian, tapi waktunya hanya sebentar karena organ pencernaan tersebut segera menyesuaikan diri (maaf kurang pintar menjabarkan secara lebih ilmiah), makanya tidak disarankan kita melakukan perubahan pola makan yang terlalu ekstrim, kalau diperlukan perubahan pola makan misalnya, disarankan melakukannya secara bertahap.
SABBE SATTA BHAVANTU SUKHITATTA
SADHU, SADHU, SADHU.

_/\_


Kembara

#64
Quote from: Hedi KasmatoWell.. Kalau tidak pakai bahan pengawet, tapi bisa bertahan lama, apa bro Kembara tidak heran ? Berapa bulan tahan lamanya ? 12 Bulan ?
Boleh tanya ya. Mengapa Bro Kembara dalam post terdahulu terkesan takut akan buah apel fiji yang katanya tahan 8 bulan. Dan sudah dicap pake pestisida dll. Kenapa pada produk makanan organik yang tahan lama, bro Kembara malah mendukung ? Makanan organik yang dalam bentuk serbuk, apakah tidak perlu dipertanyakan, bagaimana cara membuat dia menjadi serbuk? Secara teori kimia dan fisika, bila luas permukaannya semakin besar, maka kemungkinan terkontaminasi oleh bakteri juga besar. Apalagi bila produknya itu dalam kemasan botol, jadi perlu dibuka tutup. Udara kan seperti kata bro Kembara tidak sehat, termasuk di dalamnya ada bakteri. Tentu ketika waktu kita membuka, maka sebagian kecil udara yang membawa jutaan bakteri akan masuk ke dalam.

Dear Bro Hedi,
Dalam posting terdahulu, anda kan 'menuduh' saya menakut-nakuti orang dengan mengatakan semua makanan berbahaya (padahal yang takut siapa? saya kan cuma membeberkan fakta makanan2 yang mengandung bahan kimia, seringkan kita lihat berita di TV dan baca dari media), lalu saya memberi contoh mengenai apel fiji yang tahan disimpan lebih dari 8 bulan, saya tidak bilang saya takut makan apel fiji, sampai sekarangpun saya masih sering makan apel fiji, maksud dari 'pembeberan mengenai makanan yang berbahaya' adalah agar orang lebih selektif, agar orang yang tadinya tidak faham, menjadi lebih tahu lalu lebih waspada, kembali ke apel fiji, nah kalau kita sudah sadar bahwa kulit apel mungkin mengandung sisa2 pestisida, ataupun mengandung lilin, dengan sudah tahu begitu, bagi yang tadinya mungkin malas kupas kulit apel, sekarang jadi tahu dan setiap mau makan apel maka kulitnya di kupas dahulu agar mengurangi kadar kimia yang masuk dalam tubuh. Begitupun setiap kita makan buah2an yang lain, sebaiknya kulitnya dikupas dahulu, lalu kurangi makan makanan yang biasanya harus kita masak berikut kulit2nya, dalam hal ini contohnya terung, karena biasanya orang masak terung kan berikut kulitnya, sedangkan pada lapisan kulitnya mungkin sekali masih banyak mengandung pestisida, sehingga alangkah baiknya mengurangi makan terung. Saya mau tanya satu hal, orang yang biasa merokok, apakah mereka tidak tahu bahwa rokok itu tidak baik buat kesehatan? Jadi kekhawatiran bro Hedi bahwa saya menakut2i orang dengan postingan saya yang pertama dalam thread ini menurut saya adalah berlebihan. Saya sendiri saja makan secara normal kok, hanya saja dengan kesadaran terhadap makanan yang berbahaya semakin tinggi, saya berusaha mengurangi secara bertahap dengan digantikan makanan yang menurut kita lebih aman, ditambah lagi saya mulai praktekkan 'organic lifestyle' termasuk menggunakan terapi puasa untuk mengembalikan kesehatan saya.

Soal cara produksi, sebenarnya ini kembali ke produk (yang harusnya tidak mau saya tanggapi lagi), tapi sedikit saya beri contoh, bahwa sayur dan buah memang tidak bisa di potong2 / cincang2 jadi serbuk (anak kecil juga tahu), tapi bukan tidak ada metode untuk mengeringkan sayur dan buah kemudian dijadikan serbuk kan? lalu mungkin anda akan bertanya, sayur dan buah hanya bisa dipanaskan dengan suhu tertentu agar tidak merusak kandungan vitamin dan mineralnya?. Saya tidak tahu (lupa) apa nama prosesnya, tapi sayur dan buah bisa dikeringkan dengan teknologi tinggi, yaitu dikeringkan dengan suhu -600 derajat celsius, barulah dijadikan bubuk. Dalam konteks Organik = Alami, tentunya proses produksi tidak seluruhnya menggunakan mesin seperti pada produk makanan lain, ada bagian2 yang harus diproses secara tradisional namun dengan prosedur yang ketat agar tidak terjadi pencemaran (untuk lebih lengkapnya, bukan kapasitas saya dalam menjawab hal ini, sekali lagi karena sudah masuk ke 'produk').

Bahwa udara mengandung bakteri, sehingga ketika kita membuka kemasan akan terkontaminasi, itu benar, makanya saya pernah mengingatkan Sdr. Sumedho (yang kebetulan juga pernah membeli produk organik dalam kemasan), bahwa kalau produk itu sudah pernah dibuka kemasannya, ada batas waktu untuk dihabiskan.

Menurut hemat saya, dari awal saya buat thread ini, bro Hedi sudah mempunyai suatu prasangka terhadap saya, sehingga ber kali2 bro Hedi mengingatkan saya (padahal saya sendiri tidak pernah menyinggung soal produk di thread saya), tetapi malah bro Hedi sendiri yang antusias membahas produk bahkan merk tertentu. Sebenarnya kalau bro Hedi mau berlapang dada, bro Hedi bisa mengikuti, jikalau ada orang yang merasa dirugikan oleh saya karena saya berusaha menjual sesuatu kepadanya apalagi dengan pemaksaan, barulah bro Hedi saya persilahkan untuk apakan saya saja akan saya terima, sangat sayang niat baik saya berbagi pengalaman disini, yang notabene adalah situs bernuansa agama yang menganjurkan orang berbuat baik, malah mendapatkan tanggapan negatif dari bro Hedi. Apabila semua rekan2 disini, merasa thread ini mengganggu, harap diusulkan saja kepada Admin agar ditutup, saya tidak akan berkeberatan sama sekali, karena tidak ada hal yang merugikan saya sedikitpun.

Mengenai hasil dari mengkonsumsi suatu produk, semua kembali kepada yang mengkonsumsinya, jikalau produk yang sebaik apapun dikonsumsi dengan cara yang tidak benar tentu hasilnya akan beda juga (ibarat orang mengkonsumsi obat dengan cara yang salah, bukan faedah, malah musibah yang didapat), seperti anda bilang soal kawan anda yang sulit konsumsi produk yang dibeli karena kekentalannya, sungguh memang kasihan kawan anda tersebut, sudah beli produk mahal2 kok malah salah cara konsumsinya, makanya saya bilang produk yang anda maksud tersebut bukan produk yang mudah dijual, apalagi hanya melalui thread seperti ini, produk yang anda maksud itu perlu semacam edukasi untuk yang beli barulah berguna buat yang mengkonsumsinya, terlebih produk tersebut mengandung efek penyembuhan alami, sehingga dibutuhkan penjelasan yang lebih spesifik terhadap setiap keluhan kesehatan si pembeli (dalam hal kawan anda, saya kurang mengerti juga, mungkin beliau beli dari orang yang kurang bertanggung jawab / kurang berpengetahuan tentang produk, sehingga tidak memberi informasi yang baik, mulai dari cara konsumsi dan perlakuan2 khusus yang dibutuhkan dalam fungsinya untuk penyembuhan alami).

Saya juga melihat pembahasan tentang merk produk tertentu oleh anda dan bro Tesla, sebenarnya suatu produk (baik merk dan produk apapun) bisa beredar tentunya sudah melalui prosedur yang diharuskan pemerintah. Kalau ada yang menyimpang dari ketentuan, masih ada pihak berwenang yang punya tugas. Soal MLM yang tidak benar, kalaupun ada yang merasa dirugikan dan merasa tertipu oleh suatu MLM tertentu, jawabannya juga sama, tentu sudah ditutup oleh pemerintah apalagi kalau perusahaan MLM tersebut sudah beroperasi cukup lama. Soal suatu perusahaan tergabung dalam APLI saya juga tidak berhak bicara banyak disini (karena nanti jadi terjebak oleh anda untuk membahas suatu merk atau produk), tapi yang saya tahu, dari beberapa perusahaan yang tergabung dalam APLI tersebut, dalam praktek pemasaran produknya masih memakai cara2 yang sering merugikan / mengganggu kenyamanan orang lain, ditambah produk yang di'agung2'kannya juga tidak terbukti khasiatnya (itulah sebabnya, sebelumnya saya menjadi sangat ANTI / ALERGI terhadap perusahaan MLM).

Semua kembali lagi kepada individu masing2, saya hanya menyarankan, sebelum kita membeli suatu produk apapun (terlebih jika harganya mahal) baiknya teliti dahulu, kalau perlu cari tahu dulu, apakah produk yang ditawarkan benar2 baik dan berguna (contoh : sejak mengenal internet, jika saya mau membeli sesuatu produk yang mahal, saya selalu mencari referensi untuk perbandingan terlebih dahulu, atau bertanya pada teman2 / orang yang tahu). Saya sudah tekankan diatas bahwa dewasa ini banyak beredar produk2 organik dari berbagai merk, dan saya tidak merujuk pada suatu merk tertentu, jadi silahkan orang memilih masing2 yang terbaik bagi mereka (saya tidak merasa rugi sama sekali).

Akhir kata, saya secara jujur berterima kasih juga kepada bro Hedi, dikarenakan sikap kritis bro Hedi atas thread saya ini, setidaknya membangkitkan kembali motivasi saya untuk belajar lebih dalam tentang 'Kesehatan Alami' ini. Anumodana.

NB: Maaf sebesar-besarnya kalau ada kata2 yang tidak berkenan, saya masih dalam proses belajar untuk mengalahkan diri saya sendiri.


SABBE SATTA BHAVANTU SUKHITATTA
SADHU, SADHU, SADHU.

_/\_


Kembara

SABBE SATTA BHAVANTU SUKHITATTA
SADHU, SADHU, SADHU.

_/\_


Kembara

#66
Quote from: Hedi KasmantoJelly akibat pemanasan tubuh jadi mengental ? Teori mana lagi neh ?
Jelly bisa membawa kotoran ? Teori mana neh ? Ini terlalu banyak nonton iklan VEGETA yang bisa membawa kotoran2.
Tolong jelaskan. Ini ilmu baru buat saya.

Jawab :

Quote from: KembaraProduk organik dalam kemasan yang beredar saat ini ada yang berbentuk bubuk, kaplet, liquid dan sebagainya. Dan fungsi kegunaannya juga ber-beda2, akan tetapi yang banyak beredar dewasa ini adalah produk organik dalam kemasan yang ditujukan buat detoksifikasi. Sesuai topik yang sedang kita bahas ini, yaitu penyembuhan alami dengan melalui detokifikasi, maka produk organik dalam kemasan yang disarankan adalah yang berbentuk bubuk, alasannya karena yang berbentuk bubuk ini biasanya dikonsumsi dengan ditambahkan air sehingga menjadi seprti Jus dan setelah masuk kedalam tubuh kita (melalui proses pemanasan dalam tubuh) akan mengental menjadi seperti jelly yang berfungsi untuk mengikat sisa2 kotoran2 pembuangan agar dapat dikeluarkan dengan lebih maksimal. (Dewasa ini terdapat banyak merk yang beredar yang produknya serupa tapi tak sama, untuk pilihannya, kembali ke pembaca masing2)

NB : Maaf, saya tidak pandai mencontohkan secara ilmiah, tapi kira2 seperti itu, susahnya kalau saya bahas, saya terjebak untuk membahas produk yang ada kaitannya dengan saya, padahal produk organik merk lain juga cara kerjanya ada beberapa yang seperti itu. Trims.
SABBE SATTA BHAVANTU SUKHITATTA
SADHU, SADHU, SADHU.

_/\_


Kembara

Quote from: tesla
jadi kembali ke ajaran Sang Buddha:
Ehipassiko is the best

Yup, benar sekali...dan satu hal yang sudah pernah saya katakan, SEGALA SESUATU TIDAK ADA YANG SEMPURNA, yang ada hanya bisa membantu, itupun kembali ke pola hidup dan lain2.

Quote from: KembaraGaya Hidup Organik :
1.   Hidup selaras dengan alam
2.   Banyak minum air
3.   Dapatkan sinar matahari dan udara yang mencukupi
4.   Berolahraga untuk kesehatan dan panjang umur
5.   Lakukan tingkah-laku dan emosi yang baik untuk mengurangi tekanan
6.   Jangan merokok, minum minuman keras dan hindari obat2an terlarang
7.   Pilih makanan organik yang tidak tercemar

Quote from: Hedi KasmantoSEHAT ITU PILIHAN
Jika mau sehat.. ATURLAH POLA DAN GAYA HIDUP, SERTA MENJADI KONSUMEN YANG CERDAS YANG TIDAK MUDAH DIBOHONGI

Absolutely right !!! So, biarlah pembaca menentukan sendiri mana yang terbaik buat diri dan keluarganya masing2.
SABBE SATTA BHAVANTU SUKHITATTA
SADHU, SADHU, SADHU.

_/\_


Kembara

Quote from: tesla on 21 November 2007, 05:01:37 PM
Quote from: Hedi Kasmanto on 21 November 2007, 04:50:52 PM
IMO se, di mana bumi dipijak di sana langit dijunjung. Kenapa gak terdaftar di Indo kalau misalnya ada praktek MLM Melilea di Indo.
Jadi setidaknya konsumen menjadi lebih tenang dan tidak membeli karena gembar gembor produk itu dari luar.
Dari luar negri belum tentu berarti bagus 100%. Bisa saja yang dari luar negri dilempar ke Indonesia adalah grade2 biasa, sedangkan grade2 yang bagus dilempar ke Eropa.
ga selalu bro Hedi...
seperti yg sudah diketahui umum, bahwa peraturan di Indonesia dapat berubah sewaktu2. jadi justru kadang2 pemain kecil ini kesusahan utk mengikuti peraturan yg berlaku. misalnya dia udah urus surat dari BPOM (gua ga tau untuk nama2 pastinya). kemudian katanya harus izin depkes. kemudian harus ada dari menkes. kemudian disuruh harus mendapat SNI, dst... pada saat dia selesai urus izin A, peraturan mengharuskan urus izin B, begitu seterusnya...
akhirnya dia menyerah dan main diluar jalur aja.
ini terjadi bukan hanya di produk makanan. tetapi hampir di semua bidang.


Sebagai contoh saja, kalau di Singapura yang nota bene pemerintahnya menerapkan kontrol yang ketat terhadap produk impor (terutama produk yang dipakai langsung oleh manusia, seperti makanan, obat2an, kosmetik dan lain2), apabila produk tersebut di impor dari negara yang diakui kredibilitasnya (contohnya USA), kalau produk tersebut sudah disahkan oleh FDA nya Amerika, maka produk tersebut sudah bisa langsung dipasarkan tanpa perlu registrasi lagi di Singapura. Tidak seperti di negara kita yang malah sering menghadapi banyak hambatan dalam proses registrasinya.
SABBE SATTA BHAVANTU SUKHITATTA
SADHU, SADHU, SADHU.

_/\_


Kembara

#69
Quote from: tesla on 21 November 2007, 06:06:56 PM
QuotePendapat bro Tesla benar bila ditinjau dari segi Pengusaha. Tapi saya rasa itu konsekuensi yang harus diambil pengusaha luar bila ingin invest di Indo(Ini bukan berarti saya membenarkan praktek politik) melainkan saya mencoba berpendapat dengan ditinjau dari sisi konsumen. Bila gak ada registrasi yang legal, bagaimana nasib konsumen ? Dan termasuk dalam APLI, bila tidak ada registrasi, bagaimana cara membedakan MLM yang benar2 atau MLM2an. Dalam hal ini konsumen yang dirugikan. Jadi daripada gak jelas, saya lebih memilih yang sudah lebih pasti dan ter-registrasi

yup... saya memang bahas dari segi pengusaha. kalau dari segi konsumen. khusus di Indonesia, semua tergantung pikiran si pengusaha. dia ingin menipu konsumen atau ingin membantu konsumen.

FYI, registrasi segala macam yg ada di Indonesia seperti SNI tidak menjamin kualitas. contohnya AMDK. syarat mendapatkan SNI yg paling utama adalah bayar. soal tes gampanglah... bro Hedi pasti tau donk AMDK di Indo yg sebenarnya layak ada berapa.

kalau saya malah ga penting segala embel2. yah terpaksa konsumen sendiri yg harus jeli dan memperbanyak pengetahuan agar tidak tertipu. contohnya dg konsultasi with bro Hedi :) :) :) saya juga yakin ada produk yg sebenarnya berkualitas tetapi tidak teregristrasi (bener ga tulisannya).
jadi kembali ke ajaran Sang Buddha:
Ehipassiko is the best

Justru itulah, saya katakan jaman sekarang banyak pengusaha yang hanya memikirkan diri sendiri, bagaimana cara mencari uang yang banyak dengan menciptakan suatu produk yang mungkin bisa merugikan pembelinya. (Tapi saya yakin tidak semua orang juga begini, pasti juga masih ada yang bermoral baik).

Kan saya contohkan diatas, peternak mau cepat dapat uang, hewan ternaknya disuntik hormon dan lain2 agar cepat besar dan gemuk agar cepat jadi uang, padahal kalau diternak secara alami kan butuh waktu yang jauh lebih panjang baru bisa jadi uang, nah ini akibat negatif dari ilmu pengetahuan yang terus berkembang, sehingga orang memanfaatkan teknologi untuk menghasilkan uang, tapi celakanya akibat ilmu pengetahuan yang berkembang yang salah dimanfaatkan ini yang membuat rugi manusia itu sendiri (dalam hal ini konsumen). Jadi thread saya ini hanya mengingatkan (padahal saya yakin orang juga banyak yang tahu akan hal ini), kembali2nya ya kita sendiri yang harus 'smart'.
SABBE SATTA BHAVANTU SUKHITATTA
SADHU, SADHU, SADHU.

_/\_


Forte

#70
Waduh.
Jadinya begini. Sekarang saya hanya mengambil sampel berupa produk. Saya tidak menjelekkan produk. Dan apa yang saya tulis di atas memang keluhan teman kepada saya. Sekarang jika tanpa mengambil sampel, kita tentu kesulitan dalam visualisasi. Sekarang jika tujuan Anda memang bukan untuk jualan / promosi, mengapa Anda membeberkan keluh kesah Anda kepada saya ? Toh anggaplah saya menjelekkan produk, toh itu juga bukan produk Anda. Dan Anda tidak jualan di sini.  Jadi saya heran untuk apa Anda membawa nama Fudo, Felix, dll ke sini. Kan tujuan Anda tidak jualan. Sama hal nya dengan Anda mengambil sampel Apel Fiji, apa saya harus mencak2 dan ribut di sini ? Itu INFO buat kita semua. Sekarang saya seperti yang Anda tuduh menjelekkan produk Melilea. Kenapa Anda tidak bisa berpikiran saya memberikan INFO ?

Kasian Fudo dan Felix, Anda bawa2 namanya. Dan SAYA JAMIN 100% mereka pasti jawabnya TIDAK DIPAKSA. Karena apa ? Sekarang kita sama2 di DC ya, untuk apa mencari ribut ? Dengan menjawab TERPAKSA, itu nanti akan menyakiti hati Anda. Lebih bagus SILENT IS GOLD.
Kalau tidak suka, ya diamin saja. Jadi saya rasa Anda bisa menilai sendiri dari Japri Anda kepada mereka. Apakah mereka terpaksa / tidak.
Berbeda dengan saya, karena ini postnya ILMIAH, maka saya tanggapi dengan ILMIAH. Tapi jika Anda keberatan TANGGAPAN SAYA, ya silakan katakan terus terang.

Mengenai teknik menjadi serbuk, Anda bilang menggunakan freeze drying. Taruhlah benar karena Anda juga tidak memiliki bukti yang kuat. Nanti jika saya tanya, Anda mengatakan saya menekan Anda dll. Tapi Anda berputar2 dalam pertanyaan saya berikutnya, yaitu menggunakan bahan pelincir dan stabilisator. Anda di sini meng-claim makanan organik tanpa kimia. Tetapi ketika ditanyakan, Anda berputar2 dengan cek labor, dll. Saya jamin Anda pasti tahu jarang sekali konsumen mau meminta MSDS / CA produk yang dikonsumsinya.

Sekarang yang paling aneh, Anda mengatakan TIDAK DIPERBOLEHKAN PROMOSI melalui internet. Tapi sendiri suka mengaku Anda menawarkan produk pada Fudo, Felix, dll. Apakah lewat japri YM, MSN, dll saya tidak tahu. Tapi bila iya, berarti Anda juga melanggar promosi via sarana internet. Sekarang begini, jika Anda tawarkan via YM, apakah orang bisa tahu kebagusan produk Anda ? Jadi kejujuran dalam berkompetisi hanya Anda sendiri yang tahu.

Saran saya, tolong lebih ILMIAH, karena POST Anda ilmiah. Saya CUKUP KECEWA, Saya kritik dianggap menekan Anda. Padahal di awal post, Anda minta saya mengkoreksi. Jika tidak ingin saya koreksi karena takut, silakan larang. Saya tidak keberatan untuk tidak menggubris post ini.  Jadi semua tergantung Anda. Untuk post berikutnya saya harap Anda to the point saja. Penjelasan yang singkat2 dan tidak berputar2 itu lebih baik dibanding penjelasan dll. Kan demi pembaca DC juga. So silakan putuskan. Mau saya koreksi atau tidak. Style saya memang keras.

Ps : Jika mau close thread, tinggal tekan tombol kunci saja. Tidak rumit koq

Hikoza83

Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

ryu

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Forte

Thanks all.. Tapi jangan khawatir saya yakin Bro Kembara berjiwa besar  _/\_



Kembara

QuoteWaduh.
Jadinya begini. Sekarang saya hanya mengambil sampel berupa produk. Saya tidak menjelekkan produk. Dan apa yang saya tulis di atas memang keluhan teman kepada saya. Sekarang jika tanpa mengambil sampel, kita tentu kesulitan dalam visualisasi. Sekarang jika tujuan Anda memang bukan untuk jualan / promosi, mengapa Anda membeberkan keluh kesah Anda kepada saya ? Toh anggaplah saya menjelekkan produk, toh itu juga bukan produk Anda. Dan Anda tidak jualan di sini.  Jadi saya heran untuk apa Anda membawa nama Fudo, Felix, dll ke sini. Kan tujuan Anda tidak jualan. Sama hal nya dengan Anda mengambil sampel Apel Fiji, apa saya harus mencak2 dan ribut di sini ? Itu INFO buat kita semua. Sekarang saya seperti yang Anda tuduh menjelekkan produk Melilea. Kenapa Anda tidak bisa berpikiran saya memberikan INFO ?

Waduh juga!
Apakah bahasa tulisan saya yang susah dimengerti atau apa yah?

Pertama : Saya tidak berkeluh kesah sama anda (apa ya gunanya saya berkeluh kesah?).

Kedua : Saya sudah bilang, saya tidak perduli siapapun mau menjelekkan / memuji produk atau merk apapun karena kepentingan saya disini hanya pada ASPEK KESEHEHATAN, tidak ada sangkut pautnya dengan produk, kalaupun pada akhirnya saya sedikit menanggapi soal produk, itu karena anda terus berbicara produk. Lagipula baik buruknya sebuah produk bukan saya yang tentukan, melainkan produk itu sendiri.

Ketiga : Saya membuka terus terang saya pernah bahas soal produk dengan Sdr. Felix, Sdri. Fudo dan Sdr. Ryu adalah untuk klarifikasi kepada anda dan rekan lainnya bahwa tidak ada niatan saya berjualan di DC ini (lagipula saya bahas produk dengan mereka itu jauh sebelum saya membuat thread ini), jadi bukan membawa2 mereka dalam hal ini, malah saya jadi menangkap adanya upaya anda untuk mengadu domba saya dengan mereka dengan kata2 anda diatas.

Keempat : Saya lebih heran lagi, disini siapa yang ajak ribut siapa? saya masuk ke DC ini karena mau belajar Dharma, mau berkawan dengan siapapun tanpa pandang bulu, dalam perkembangannya saya membuat thread ini juga bertujuan hanya ingin berbagi info dengan para rekan2 di DC, kalau anda menuduh saya mengajak ribut anda, biar saja para pembaca yang menilai, dimana kata2 saya yang mengajak anda ribut, selain berusaha menjawab pertanyaan2 anda. (Jadi aneh, di situs bernuansa Agama dimana orang saling berdiskusi untuk kebaikan kok malah jadi seperti ini?)

Kelima : Soal keluhan teman anda sudah saya jawab dengan baik, kalau saya terlalu banyak bahas masalah itu lagi nanti langsung dituduh mau promosi produk lagi.

QuoteKasian Fudo dan Felix, Anda bawa2 namanya. Dan SAYA JAMIN 100% mereka pasti jawabnya TIDAK DIPAKSA. Karena apa ? Sekarang kita sama2 di DC ya, untuk apa mencari ribut ? Dengan menjawab TERPAKSA, itu nanti akan menyakiti hati Anda. Lebih bagus SILENT IS GOLD.
Kalau tidak suka, ya diamin saja. Jadi saya rasa Anda bisa menilai sendiri dari Japri Anda kepada mereka. Apakah mereka terpaksa / tidak.
Berbeda dengan saya, karena ini postnya ILMIAH, maka saya tanggapi dengan ILMIAH. Tapi jika Anda keberatan TANGGAPAN SAYA, ya silakan katakan terus terang.

Soal Sdr. Felix, Sdri. Fudo dan Sdr. Ryu sudah jawab pada point Ketiga diatas.

Soal tanggapan anda, apakah ada satu kata dari saya yang menyatakan keberatan atas tanggapan anda? Malah saya berusaha menjawab semua tanggapan anda kecuali yang diluar ASPEK KESEHATAN, dan mohon maaf dalam beberapa hal saya tidak bisa menjawab dengan cara yang ILMIAH, karena saya sudah berterus terang pendidikan saya tidak tinggi, saya belajar tentang NATUROPATI ini juga baru, tapi sebagai TS saya berusaha menjawab setiap pertanyaan yang ada bukan hanya dari anda, tapi dari siapapun, soal jawaban saya bisa memuaskan atau tidak itu sudah saya katakan berulang saya akan mencoba menjawab sebatas yang saya tahu, kalau memang saya tidak / belum tahu, saya akan berterus terang karena toh saya sudah blak2an bilang bahwa saya masih belajar. Sekali lagi, yang saya share disini adalah lebih kepada PENGALAMAN saya menjalani hidup secara 'Organic Lifestyle' satu tahun lebih belakangan ini.

QuoteMengenai teknik menjadi serbuk, Anda bilang menggunakan freeze drying. Taruhlah benar karena Anda juga tidak memiliki bukti yang kuat. Nanti jika saya tanya, Anda mengatakan saya menekan Anda dll. Tapi Anda berputar2 dalam pertanyaan saya berikutnya, yaitu menggunakan bahan pelincir dan stabilisator. Anda di sini meng-claim makanan organik tanpa kimia. Tetapi ketika ditanyakan, Anda berputar2 dengan cek labor, dll. Saya jamin Anda pasti tahu jarang sekali konsumen mau meminta MSDS / CA produk yang dikonsumsinya.

Mengenai freeze drying sekali lagi itu cuma salah satu info buat anda, kalau saya bahas lagi dan harus buktikan kebenarannya, bukannya saya malah terjebak dengan pertanyaan anda yang sudah menjurus ke produk (sekali lagi saya cuma berkepentingan membahas ASPEK KESEHATAN).

Yang ber-putar2 dan menyatakan bahwa memakai pelincir dan stabilisator itu siapa ya? kalau saya sudah bilang bahwa pertanyaan itu sudah menjurus ke PRODUK dan tidak ingin membahas lebih lanjut, tapi hampir dari awal sampai akhir, pertanyaan anda lebih berputar di sekitaran masalah PRODUK dan bagaimana PROSES PRODUKSI?

Kalau saya menganjurkan untuk meminta hasil cek laboratorium bukankah itu adalah jalan terbaik bagi meyakinkan kita tentang produk yang mau kita beli tersebut? dari awal kan anda selalu memberikan kesan bahwa produk organik mengandung kimia, ya untuk membuktikan setiap produk organik yang mau dibeli itu bebas dari kimia, ya minta dong hasil cek lab.nya, itukan bukti otentik yang tidak bisa diperdebatkan lagi, saya juga bilang semakin baik kredibilitas lab. yang digunakan akan semakin terjamin hasil cek-nya. Justru selama ini konsumen jarang yang menanyakan soal cek lab. maka saya mengingatkan agar justru kita harus kritis agar tidak tertipu, kok malah dibilang saya ber-putar2?

QuoteSekarang yang paling aneh, Anda mengatakan TIDAK DIPERBOLEHKAN PROMOSI melalui internet. Tapi sendiri suka mengaku Anda menawarkan produk pada Fudo, Felix, dll. Apakah lewat japri YM, MSN, dll saya tidak tahu. Tapi bila iya, berarti Anda juga melanggar promosi via sarana internet. Sekarang begini, jika Anda tawarkan via YM, apakah orang bisa tahu kebagusan produk Anda ? Jadi kejujuran dalam berkompetisi hanya Anda sendiri yang tahu.

Hehe, Bro Hedi, harap cross cek dulu dengan beliau bertiga, apakah saya melakukan promosi dan menawarkan produk kepada rekan kita bertiga diatas? yang benar saya katakan saya ada membahas mengenai produk, yaitu lebih kepada fungsi dari produk tersebut, bukan mencoba menjual, malahan kepada Sdr. Ryu saya katakan, kalaupun dia mau mencoba produk, jangan masuk member dahulu, karena sayang jika ternyata beliau menganggap produknya tidak cocok dengan beliau. Dan kalau anda baca lagi dengan lebih teliti, saya sudah katakan, tidak mudah menjual melalui sarana internet karena produk yang dimaksud perlu semacam edukasi buat calon pembeli agar pembeli menjadi tahu cara konsumsinya yang benar dan bagaimana supaya bisa mendapatkan manfaatnya, terlebih jika sang pembeli mempunyai keluhan kesehatan, itu diperlukan cara konsumsi yang lebih spesifik lagi, dengan demikian tidaklah mungkin bisa dijelaskan hanya melalui forum seperti ini ataupun melalui japri. Makanya saya jadi bingung, apakah bahasa saya yang terlalu rumit sehingga tidak dimengerti oleh anda, sehingga banyak yang anda tanyakan kembali kepada saya adalah yang sebaliknya dari yang saya ungkapkan?

QuoteSaran saya, tolong lebih ILMIAH, karena POST Anda ilmiah. Saya CUKUP KECEWA, Saya kritik dianggap menekan Anda. Padahal di awal post, Anda minta saya mengkoreksi. Jika tidak ingin saya koreksi karena takut, silakan larang. Saya tidak keberatan untuk tidak menggubris post ini.  Jadi semua tergantung Anda. Untuk post berikutnya saya harap Anda to the point saja. Penjelasan yang singkat2 dan tidak berputar2 itu lebih baik dibanding penjelasan dll. Kan demi pembaca DC juga. So silakan putuskan. Mau saya koreksi atau tidak. Style saya memang keras.

Sekali lagi saya katakan, kalau anda tidak bermaksud menekan mengapa anda selalu mengkhawatirkan saya merasa di tekan? padahal sedikitpun saya tidak merasakan adanya tekanan dari anda, malah saya berterima kasih atas KRITIS nya anda sehingga saya termotivasi untuk belajar lebih banyak lagi, soal ILMIAH sudah saya jawab diatas, mungkin dalam beberapa hal ilmu saya belum sampai kepada yang anda tanyakan jadi mohon maaf jika MENGECEWAKAN anda, tapi saya akan berusaha mencoba menjawab dengan lebih banyak belajar lagi dan akan mencoba mencari referensi2 yang mungkin bisa menjawab setiap pertanyaan anda, tapi sekali lagi mohon maaf jikalau tetap ada yang tidak dapat saya jawab, saya sudah berterus terang akan keterbatasan saya. Kalaupun anda menjadi marah dan tidak mau menggubris post ini, ya saya juga tidak bisa memaksa anda, terlebih lagi tidak ada sedikitpun kata2 saya yang melarang anda untuk mengkoreksi postingan saya, hanya saya harap, kembali ke topik yaitu dari ASPEK KESEHATAN. Style anda keras itu juga hak anda, saya tidak berhak untuk meminta anda berubah, setiap orang tentu punya stylenya masing2, saya hargai itu.

Saya bilang kalau memang thread ini dirasakan sudah mengganggu kenyamanan orang banyak, silahkan diusulkan kepada Sdr. Admin untuk ditutup atau di remove saja, saya tidak keberatan karena tidak ada yang rugi dipihak saya.

Demikianlah, semua tanggapan dan pertanyaan anda telah saya usahakan menjawab semuanya, untuk selanjutnya saya hanya akan melayani pertanyaan2 seputar ASPEK KESEHATAN dan pertanyaan2 yang obyektif saja (agar terhindar dari polemik berkepanjangan yang tidak lagi pada topik), kalau ada.

Sekali lagi, MOHON MAAF KALAU ADA KATA2 YANG TIDAK BERKENAN, SAYA JUGA MASIH BELAJAR UNTUK MENGALAHKAN DIRI SENDIRI. Sadhu, Sadhu, Sadhu.
SABBE SATTA BHAVANTU SUKHITATTA
SADHU, SADHU, SADHU.

_/\_