Sotapanna

Started by Sumedho, 12 November 2007, 03:53:10 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Sumedho

dalam AN 3.100 (xi-xv) Nimitta Sutta: tidak dikatakan adanya melihat kehidupan yang akan datang... ada yg punya rujukan suttanya tentang melihat masa depan?

Quote
"If he wants, he wields manifold supranormal powers. Having been one he becomes many; having been many he becomes one. He appears. He vanishes. He goes unimpeded through walls, ramparts, and mountains as if through space. He dives in and out of the earth as if it were water. He walks on water without sinking as if it were dry land. Sitting crosslegged he flies through the air like a winged bird. With his hand he touches and strokes even the sun and moon, so mighty and powerful. He exercises influence with his body even as far as the Brahma worlds. He can witness this for himself whenever there is an opening.

"If he wants, he hears — by means of the divine ear-element, purified and surpassing the human — both kinds of sounds: divine and human, whether near or far. He can witness this for himself whenever there is an opening.

"If he wants, he knows the awareness of other beings, other individuals, having encompassed it with his own awareness. He discerns a mind with passion as a mind with passion, and a mind without passion as a mind without passion. He discerns a mind with aversion as a mind with aversion, and a mind without aversion as a mind without aversion. He discerns a mind with delusion as a mind with delusion, and a mind without delusion as a mind without delusion. He discerns a restricted mind as a restricted mind, and a scattered mind as a scattered mind. He discerns an enlarged mind as an enlarged mind, and an unenlarged mind as an unenlarged mind. He discerns an excelled mind [one that is not at the most excellent level] as an excelled mind, and an unexcelled mind as an unexcelled mind. He discerns a concentrated mind as a concentrated mind, and an unconcentrated mind as an unconcentrated mind. He discerns a released mind as a released mind, and an unreleased mind as an unreleased mind. He can witness this for himself whenever there is an opening.

"If he wants, he recollects his manifold past lives (lit: previous homes), i.e., one birth, two births, three births, four, five, ten, twenty, thirty, forty, fifty, one hundred, one thousand, one hundred thousand, many aeons of cosmic contraction, many aeons of cosmic expansion, many aeons of cosmic contraction and expansion, [recollecting], 'There I had such a name, belonged to such a clan, had such an appearance. Such was my food, such my experience of pleasure and pain, such the end of my life. Passing away from that state, I re-arose there. There too I had such a name, belonged to such a clan, had such an appearance. Such was my food, such my experience of pleasure and pain, such the end of my life. Passing away from that state, I re-arose here.' Thus he remembers his manifold past lives in their modes and details. He can witness this for himself whenever there is an opening.

"If he wants, he sees — by means of the divine eye, purified and surpassing the human — beings passing away and re-appearing, and he discerns how they are inferior and superior, beautiful and ugly, fortunate and unfortunate in accordance with their kamma: 'These beings — who were endowed with bad conduct of body, speech, and mind, who reviled the noble ones, held wrong views and undertook actions under the influence of wrong views — with the break-up of the body, after death, have re-appeared in the plane of deprivation, the bad destination, the lower realms, in hell. But these beings — who were endowed with good conduct of body, speech, and mind, who did not revile the noble ones, who held right views and undertook actions under the influence of right views — with the break-up of the body, after death, have re-appeared in the good destinations, in the heavenly world.' Thus — by means of the divine eye, purified and surpassing the human — he sees beings passing away and re-appearing, and he discerns how they are inferior and superior, beautiful and ugly, fortunate and unfortunate in accordance with their kamma. He can witness this for himself whenever there is an opening.
There is no place like 127.0.0.1

fabian c

QuoteBagaimanakah kita tahu pasti kalau kita sudah mencapai sotapanna ?

Saudara Sumedho yang baik,

Mudah sekali jawabannya, tentu saja dengan mengalami kedamaian mutlak, yaitu Nibbana.

sukhi hotu


_/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Indra

Quote from: fabian c on 18 February 2009, 01:09:05 PM
QuoteBagaimanakah kita tahu pasti kalau kita sudah mencapai sotapanna ?

Saudara Sumedho yang baik,

Mudah sekali jawabannya, tentu saja dengan mengalami kedamaian mutlak, yaitu Nibbana.

sukhi hotu


_/\_


Bagaimana kalau sekedar mencicipi?

Equator

Quote from: fabian c on 17 February 2009, 04:57:12 PM
Saudara Hokben yang baik,

Sang Buddha ketika menjadi Bodhisatta bernama Narada mampu mengingat 40 kappa yang lampau dan mengetahui apa yang akan terjadi 40 kappa yang akan datang. 40 Kappa adalah batas kemampuan melihat seorang non Ariya.

sukhi hotu

_/\_

Buat Fabian, Kaynyn Kutho dan yang lain

Saya masih belum mengerti tentang konsep peramalan, jika ada orang yang bisa meramal masa depan, yang sudah pasti tahu kita ini kedepannya akan seperti apa, bukankah ini seakan menentang konsep anicca (perubahan) ?
Kalo sudah bisa di ramal, bukankah berarti kehidupan kita seperti sudah tergariskan ke depan, bahwa kita akan menjadi ini dan itu, akan melakukan ini dan itu dan lain sebagainya
Mohon pencerahannya
Hanya padaMu Buddha, Kubaktikan diriku selamanya
Hanya untukMu Buddha, Kupersembahkan hati dan jiwaku seutuhnya..

Indra

Quote from: Equator on 18 February 2009, 01:22:44 PM
Quote from: fabian c on 17 February 2009, 04:57:12 PM
Saudara Hokben yang baik,

Sang Buddha ketika menjadi Bodhisatta bernama Narada mampu mengingat 40 kappa yang lampau dan mengetahui apa yang akan terjadi 40 kappa yang akan datang. 40 Kappa adalah batas kemampuan melihat seorang non Ariya.

sukhi hotu

_/\_

Buat Fabian, Kaynyn Kutho dan yang lain

Saya masih belum mengerti tentang konsep peramalan, jika ada orang yang bisa meramal masa depan, yang sudah pasti tahu kita ini kedepannya akan seperti apa, bukankah ini seakan menentang konsep anicca (perubahan) ?
Kalo sudah bisa di ramal, bukankah berarti kehidupan kita seperti sudah tergariskan ke depan, bahwa kita akan menjadi ini dan itu, akan melakukan ini dan itu dan lain sebagainya
Mohon pencerahannya

Memang demikian kok, hanya saja yang menggariskan itu adalah diri kita sendiri, masa sekarang tergantung dari masa lalu dan masa depan tergantung dari masa lalu dan masa sekarang. jadi saling berhubungan.

tesla

Quote from: Indra on 18 February 2009, 01:18:23 PM
Quote from: fabian c on 18 February 2009, 01:09:05 PM
QuoteBagaimanakah kita tahu pasti kalau kita sudah mencapai sotapanna ?

Saudara Sumedho yang baik,

Mudah sekali jawabannya, tentu saja dengan mengalami kedamaian mutlak, yaitu Nibbana.

sukhi hotu


_/\_


Bagaimana kalau sekedar mencicipi?

& bagaimana tau itu kedamaian mutlak?
bisa jadi itu jhana :P
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Sumedho

kalau pakai drugs dimana sedang high dan merasakan kedamaian mutlak.....
There is no place like 127.0.0.1

Indra

Quote from: Sumedho on 18 February 2009, 01:49:43 PM
kalau pakai drugs dimana sedang high dan merasakan kedamaian mutlak.....

itu memang damai, tapi tidak mutlak, dalam arti masih berkondisi/bersyarat

fabian c

#188
Quote from: Indra on 18 February 2009, 01:18:23 PM
Quote from: fabian c on 18 February 2009, 01:09:05 PM
QuoteBagaimanakah kita tahu pasti kalau kita sudah mencapai sotapanna ?

Saudara Sumedho yang baik,

Mudah sekali jawabannya, tentu saja dengan mengalami kedamaian mutlak, yaitu Nibbana.

sukhi hotu


_/\_


Bagaimana kalau sekedar mencicipi?

Saudara Indra yang baik,

Mencicipi berarti mengalami kan? Pertama kali kita mengalami sesuatu maka itu disebut mencicipi.
Jadi ia sudah Sotapanna.

_/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Indra

Quote from: fabian c on 18 February 2009, 01:55:58 PM
Saudara Indra yang baik,

Mencicipi berarti mengalami kan? Pertama kali kita mengalami sesuatu maka itu disebut mencicipi.
Jadi ia sudah Sotapanna.

Kalau statement ini benar, maka berarti sudah ada banyak Sotapanna di forum ini, karena melalui diskusi2 lalu ada beberapa atau minimal ada 1 yg mengaku telah mencicipi Nibbana walaupun cuma 1 detik.

K.K.

Quote from: Equator on 18 February 2009, 01:22:44 PM
Buat Fabian, Kaynyn Kutho dan yang lain

Saya masih belum mengerti tentang konsep peramalan, jika ada orang yang bisa meramal masa depan, yang sudah pasti tahu kita ini kedepannya akan seperti apa, bukankah ini seakan menentang konsep anicca (perubahan) ?
Kalo sudah bisa di ramal, bukankah berarti kehidupan kita seperti sudah tergariskan ke depan, bahwa kita akan menjadi ini dan itu, akan melakukan ini dan itu dan lain sebagainya
Mohon pencerahannya

Konsep peramalan itu adalah seperti proses analisa dan prakiraan berdasarkan "data" masa lalu dan masa kini. Setiap orang juga bisa "meramal", hanya saja seberapa jauh dan seberapa detailnya itu masing-masing berbeda. Contoh gampangnya kita tanem pohon mangga, misalnya. Karena sebagai orang biasa, pengetahuan pas-pas-an, mungkin kita bisa "meramalkan" asal dikasih pupuk, dirawat dengan baik, maka dalam 5 tahun akan berbuah. Nah, bagi yang pengetahuannya "tidak pas-pas-an", dia bisa lihat keadaan tanah, jenis mangganya, interaksi antar pohon itu dengan lingkungan, kelembaban udara, dan lain-lain. Mungkin dia bisa tahu dalam kurun waktu 5 tahun, tingginya adalah sekian cm, buahnya demikian, daunnya demikian. Sama saja seperti itu.

Lalu apakah masa depan adalah PASTI begitu? Tentu tidak, semua bisa berubah. Dalam suatu kisah, ada sepasang suami istri yang mendapatkan warisan kekayaan yang sangat besar dari orang tua mereka. Karena mereka tidak pandai mengolah uang, juga hanya berfoya-foya, maka kekayaan mereka berangsur2 habis dan akhirnya mereka hanya menjadi pengemis saja.

Buddha mengatakan bahwa jika pada masa muda/paruh baya/tua mereka belajar mengolah kekayaannya, maka mereka akan menjadi orang kaya kelas satu/dua/tiga, atau jika meninggalkan kehidupan rumah tangga, si suami akan menjadi Arahat/Anagami/Sakadagami dan si istri akan menjadi Anagami/Sakadagami/Sotapanna. Tetapi karena mereka tidak juga melakukan apapun pada masa kehidupannya, maka tidak memiliki kekayaan duniawi, juga tidak mendapatkan manfaat magga dan phala.

Di sini kita lihat ramalan/perhitungan itu ada, tetapi yang memutuskan adalah kita sendiri juga.


fabian c

Quote from: Indra on 18 February 2009, 01:59:30 PM
Quote from: fabian c on 18 February 2009, 01:55:58 PM
Saudara Indra yang baik,

Mencicipi berarti mengalami kan? Pertama kali kita mengalami sesuatu maka itu disebut mencicipi.
Jadi ia sudah Sotapanna.

Kalau statement ini benar, maka berarti sudah ada banyak Sotapanna di forum ini, karena melalui diskusi2 lalu ada beberapa atau minimal ada 1 yg mengaku telah mencicipi Nibbana walaupun cuma 1 detik.

Iya yah... bahkan ada yang meng-klaim ia mencicipi Nibbana setelah berhubungan intim dengan wanita
kalau begitu banyak sekali Sotapanna di dunia ini ya?  :)



Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Sumedho

Quote from: Indra on 18 February 2009, 01:55:34 PM
Quote from: Sumedho on 18 February 2009, 01:49:43 PM
kalau pakai drugs dimana sedang high dan merasakan kedamaian mutlak.....

itu memang damai, tapi tidak mutlak, dalam arti masih berkondisi/bersyarat
lah kalau merasakan ato mencicipi itu kan bersyarat jg. sama duonk
There is no place like 127.0.0.1

Indra

Quote from: fabian c on 18 February 2009, 02:04:31 PM
Quote from: Indra on 18 February 2009, 01:59:30 PM
Quote from: fabian c on 18 February 2009, 01:55:58 PM
Saudara Indra yang baik,

Mencicipi berarti mengalami kan? Pertama kali kita mengalami sesuatu maka itu disebut mencicipi.
Jadi ia sudah Sotapanna.

Kalau statement ini benar, maka berarti sudah ada banyak Sotapanna di forum ini, karena melalui diskusi2 lalu ada beberapa atau minimal ada 1 yg mengaku telah mencicipi Nibbana walaupun cuma 1 detik.

Iya yah... bahkan ada yang meng-klaim ia mencicipi Nibbana setelah berhubungan intim dengan wanita
kalau begitu banyak sekali Sotapanna di dunia ini ya?  :)


tanya: Apakah Nibbana sama dengan Orgasm?

fabian c

#194
Quote from: Indra on 18 February 2009, 02:08:31 PM
Quote from: fabian c on 18 February 2009, 02:04:31 PM
Quote from: Indra on 18 February 2009, 01:59:30 PM
Quote from: fabian c on 18 February 2009, 01:55:58 PM
Saudara Indra yang baik,

Mencicipi berarti mengalami kan? Pertama kali kita mengalami sesuatu maka itu disebut mencicipi.
Jadi ia sudah Sotapanna.

Kalau statement ini benar, maka berarti sudah ada banyak Sotapanna di forum ini, karena melalui diskusi2 lalu ada beberapa atau minimal ada 1 yg mengaku telah mencicipi Nibbana walaupun cuma 1 detik.

Iya yah... bahkan ada yang meng-klaim ia mencicipi Nibbana setelah berhubungan intim dengan wanita
kalau begitu banyak sekali Sotapanna di dunia ini ya?  :)


tanya: Apakah Nibbana sama dengan Orgasm?

Ada Juga kalangan yang berpendapat bahwa bersatunya kedua unsur positif dan negatif menghasilkan pencerahan :outoftopic:

:backtotopic:   Menurut Theravada, Nibbana hanya bisa dialami orang yang telah mengatasi lima nivarana (penghalang batin) dan memiliki panca bala (lima kekuatan) yang cukup dan seimbang.

sukhi hotu,

_/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata