Sotapanna

Started by Sumedho, 12 November 2007, 03:53:10 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

anggara

Quote from: ika_polim on 11 February 2009, 04:51:39 PM
Quote from: Sumedho on 11 February 2009, 02:03:27 PM
kalau bro sendiri termasuk orang yg mana?

saya adalah org dari jenis "To Know Without Knowing".

ika.

Artinya "Pengen tau tapi gak gagal terus"  :hammer:

Sumedho

Seperti orang kebanyakan yang mengaku "tahu padahal nga tahu" bukan maksudnya?
There is no place like 127.0.0.1

fabian c

Bagaimanakah kita tahu pasti kalau kita sudah mencapai sotapanna ?
Quote from: Sumedho on 12 November 2007, 03:53:10 PM
QuoteIn Buddhism, a sotapanna (Pali, Sanskrit: srotapanna) (or sotapatti), a stream-enterer or stream-winner, is a partially-enlightened person, who has eradicated the first three fetters of the mind, that prevent freedom. Sotapanna literally means "one who enters (āpadyate) the stream (sota)", after a simile that compares attaining enlightenment with crossing a stream and reaching the further shore. Sotapannaship is the first of the four stages of enlightenment.

Buddha said that a stream-enterer will surely attain full enlightenment (Arahantship) within no more than seven successive rebirths, possibly in this current life. The Venerable One will thus give the gift of the realisation of the end of suffering to him/herself within seven lives and is capable of giving the great gifts to many. The stream-winner can also be sure that he or she will not be reborn in any of the unhappy rebirths (that is, as an animal, as a preta, or as a being in hell (Niraya). The stream-enterer has attained an intuitive grasp of Buddhist doctrine (Skt: samyagdṛṣṭi; Pali: sammādiṭṭhi, "right view"), has complete confidence in the Three Jewels of Buddha, Dharma, and Sangha, and follows Buddhist morality (sila). The stream-enterer is said to have "opened the eye of the Dharma" (Pāli: dhammacakkhu), which means that he has seen Dhamma and, as a result of that, can see it (his eye is open now, not closed any more).

The three specific chains or fetters (Pali: saṃyojana) of which the Sotapanna is free are:

   1. Sakkāya-diṭṭhi (Pali) - Belief in self
   2. Vicikicchā (Pali) - Skeptical doubt
   3. Sīlabbata-parāmāsa (Pali) - Attachment to rites and rituals

QuoteThe student walking in the Sotapatti path must destroy three sanyojanas (fetters):

    * The animistic superstition that inside the body there is a permanent soul or a ghost, who sees, hears, smells, tastes, etc.;
    * The superstition that without austerities and bodily mortifications heaven could not be got;
    * Doubt of a future life, or a future world and of the Karma doctrine with its corollary the law of causality.

If he succeeds in the path he enjoys the fruit of Sotapatti. He has entered the threshold of Nirvana, and no more can he again enter the samsara. He is a niyato sambodhiparayano. The gates of hell are closed for him for ever. Nirvana is assured for him either in one more birth, or three or seven. The rest of the term of life he may return to the earth, or he may be born in the devalokas and pass onwards from devaloka to devaloka until he realizes Nirvana. Countless billions of years he may enjoy the celestial pleasures of the higher heavens. A Sotapatti never violates the moral law. He is incapable of destroying life, consciously, and he is incapable of dishonest gain, and can never be adulterous, nor can he tell lies, and drink intoxicants. However, a Sotapatti has not the wisdom of a Sakadagami, not to speak of the higher estates. Thousands of laymen and women in the time of the Blessed One realized the Sotapatti state. Till the end of the Buddhasasana good people who follow the path, and made the effort to destroy the three sanyojanas can reach the Sotapatti state. But they must make the effort. Those who make the effort now are born with better upanissaya karma for the realization of Nirvana in the future births. The very effort to walk in the path by observing the five silas, and the rules of brahmachariya on the sabbath days helps to create the upanissaya karma. It is necessary when creating good karma in this life the aspirant should have an aim. He should not proceed aimlessly.

Bagaimanakah kita tahu pasti kalau kita sudah mencapai sotapanna ?

Teman-teman, ikut sharing pendapat ya?

Yang pasti seorang Sotapanna tidak akan ragu terhadap pencapaiannya bila ia mengalami Nibbana, tetapi seseorang yang mengalami Nibbana belum tentu tahu ia telah mencapai Sotapanna.

Nibbana pertama kali = Sotapanna

semoga pendapat ini membantu

sukhi hotu

_/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

marcedes

apa seorang sotapanna tahu bahwa kelahiran nya tidak akan lebih 7x?...atau tidak tahu...
atau tahu hanya ,tetapi tahu nya tidak bakalan banyak lagi.
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

fabian c

Quote from: marcedes on 16 February 2009, 10:02:40 PM
apa seorang sotapanna tahu bahwa kelahiran nya tidak akan lebih 7x?...atau tidak tahu...
atau tahu hanya ,tetapi tahu nya tidak bakalan banyak lagi.

saudara Marcedes yang baik,

Seorang Sotapanna hanya tahu bahwa ia terlahir maksimum 7 kali berdasarkan teori, ia bisa mengetahui batas akhir kelahirannya dengan tepat bila ia punya abhinna.

sukhi hotu

_/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

marcedes

Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

HokBen

Quote from: fabian c on 17 February 2009, 12:30:37 PM
Quote from: marcedes on 16 February 2009, 10:02:40 PM
apa seorang sotapanna tahu bahwa kelahiran nya tidak akan lebih 7x?...atau tidak tahu...
atau tahu hanya ,tetapi tahu nya tidak bakalan banyak lagi.

saudara Marcedes yang baik,

Seorang Sotapanna hanya tahu bahwa ia terlahir maksimum 7 kali berdasarkan teori, ia bisa mengetahui batas akhir kelahirannya dengan tepat bila ia punya abhinna.

sukhi hotu

_/\_

ko fabian,
abhinna yg berkaitan dgn kelahiran kembali bukannya cuma bisa melihat kelahiran terdahulu? atau ada abhinna yg bisa melihat kehidupan yang akan datang?

_/\_

K.K.

Sakka, pemimpin Deva di Tavatimsa, dengan mata bathinnya, mengetahui ke mana saja ia akan lahir pada kehidupan2 berikutnya.

HokBen

thx infonya...
berarti emang ada abhinna untuk itu yah...

_/\_

fabian c

Quote from: HokBen on 17 February 2009, 03:24:02 PM
Quote from: fabian c on 17 February 2009, 12:30:37 PM
Quote from: marcedes on 16 February 2009, 10:02:40 PM
apa seorang sotapanna tahu bahwa kelahiran nya tidak akan lebih 7x?...atau tidak tahu...
atau tahu hanya ,tetapi tahu nya tidak bakalan banyak lagi.

saudara Marcedes yang baik,

Seorang Sotapanna hanya tahu bahwa ia terlahir maksimum 7 kali berdasarkan teori, ia bisa mengetahui batas akhir kelahirannya dengan tepat bila ia punya abhinna.

sukhi hotu

_/\_

ko fabian,
abhinna yg berkaitan dgn kelahiran kembali bukannya cuma bisa melihat kelahiran terdahulu? atau ada abhinna yg bisa melihat kehidupan yang akan datang?

_/\_
Saudara Hokben yang baik,

Sang Buddha ketika menjadi Bodhisatta bernama Narada mampu mengingat 40 kappa yang lampau dan mengetahui apa yang akan terjadi 40 kappa yang akan datang. 40 Kappa adalah batas kemampuan melihat seorang non Ariya.

sukhi hotu

_/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

HokBen

Quote from: fabian c on 17 February 2009, 04:57:12 PM
Saudara Hokben yang baik,

Sang Buddha ketika menjadi Bodhisatta bernama Narada mampu mengingat 40 kappa yang lampau dan mengetahui apa yang akan terjadi 40 kappa yang akan datang. 40 Kappa adalah batas kemampuan melihat seorang non Ariya.

sukhi hotu

_/\_

thx ko...
_/\_

dilbert



melihat 40 kappa ke masa depan.... apakah masa depan diri sendiri atau masa depan orang lain ? Karena masa kehidupan sebagai manusia awam (puthujana) itu tidak terbatas (melebihi 40 kappa)... apakah masa depan seorang yang sangat awam (puthujana) bisa di-ramal-kan... bahkan oleh seorang sammasambuddha ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

andry

Quote from: dilbert on 17 February 2009, 11:05:26 PM
melihat 40 kappa ke masa depan.... apakah masa depan diri sendiri atau masa depan orang lain ? Karena masa kehidupan sebagai manusia awam (puthujana) itu tidak terbatas (melebihi 40 kappa)... apakah masa depan seorang yang sangat awam (puthujana) bisa di-ramal-kan... bahkan oleh seorang sammasambuddha ?
wah saya dunno...
btw, bisakan? wong waktu itu aja, SB gotama, pun mendapatkan dulu ramalan baik yang pasti maupun yang tak pasti...

Namun jangka waktu ramalan dari non pasti ke pasti kan lama...
baca buku RAPB nya om...

*GRP pleas pak kumis,.....
kakaka....
Samma Vayama

Indra


dilbert

Quote from: andry on 17 February 2009, 11:55:30 PM
Quote from: dilbert on 17 February 2009, 11:05:26 PM
melihat 40 kappa ke masa depan.... apakah masa depan diri sendiri atau masa depan orang lain ? Karena masa kehidupan sebagai manusia awam (puthujana) itu tidak terbatas (melebihi 40 kappa)... apakah masa depan seorang yang sangat awam (puthujana) bisa di-ramal-kan... bahkan oleh seorang sammasambuddha ?
wah saya dunno...
btw, bisakan? wong waktu itu aja, SB gotama, pun mendapatkan dulu ramalan baik yang pasti maupun yang tak pasti...

Namun jangka waktu ramalan dari non pasti ke pasti kan lama...
baca buku RAPB nya om...

*GRP pleas pak kumis,.....
kakaka....

dulu waktu bakal BUDDHA GOTAMA mendapat ramalan (berarti petapa sumedha) adalah seseorang yang memiliki kualitas dan kapasitas untuk pencapaian ARAHAT / SAVAKA BUDDHA, tetapi karena chanda (keinginan luhur) untuk mencapai sammasambuddha, maka tidak direalisasikan ARAHAT oleh petapa sumedha. Dan oleh BUDDHA DIPANKARA kemudian diramalkan pencapaian petapa sumedha dimasa mendatang berdasarkan KAPASITAS petapa sumedha (yang pasti-nya bukan seorang puthujana / umat awam karena telah memiliki kapasitas pencapaian ARAHAT jika diinginkan)... '

Yang menjadi pertanyaan jika seseorang itu sekarang ini masih puthujana, apakah masa depan-nya bisa diramalkan, mengingat bahwa free will (kebebasan berkehendak) masing bisa terjadi, yang mana mungkin bisa terjatuh ke alam menderita untuk jangka waktu yang lama karena perbuatannya atau berputar putar terus di lingkaran samasara atau dunia manusia untuk jangka waktu yang lama sekali... karena memang masih puthujana (AWAM).
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan