Manunggaling kawula gusti, Jhana dan Nibbana

Started by fabian c, 28 February 2009, 10:59:12 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

fabian c

Sering kita mendengar pengalaman meditasi yang menyatu dengan cahaya, pada beberapa kepercayan mereka menganggap inilah pencerahan, pada meditasi yang lain lagi mereka menganggap inilah yang dimaksud bersatu dengan Tuhan.

Sebenarnya bagaimana pandangan dari setiap aliran ini?

Ada aliran aliran Buddhist yang menganggap pencerahan tercapai didahului oleh cahaya terang, mereka menganggap ini pencerahan karena mereka melihat cahaya terang benderang yang jernih (clear light) dan kemudian bersatu dengan cahaya tersebut, lalu timbul kedamaian, sehingga mereka beranggapan inilah (enlightenment).

Pada penyatuan ini karena aktivitas berpikir, menganalisa dan sebagainya berhenti untuk sementara (yang ada hanya proses melihat/memperhatikan) Maka mereka beranggapan inilah kekosongan (emptiness) dan dengan demikian timbul anggapan inilah pencerahan yang dimaksud, karena ia mengalami kekosongan.

Pada kepercayaan yang lain lagi, cahaya yang timbul itu sebagai cahaya illahi, bila cahaya itu muncul dalam meditasi mereka maka mereka menganggap bahwa Tuhan telah muncul dalam diri mereka. Semakin lama cahaya yang muncul semakin terang, timbul anggapan bahwa mereka mampu melihat Tuhan semakin jelas. Akhirnya perhatian mereka menyatu dengan cahaya tersebut, timbullah anggapan bahwa mereka telah bersatu dengan Tuhan (manunggaling kawula Gusti)

Menurut Tipitaka, apa yang terjadi diatas tak lebih dari pencapaian Jhana, pada pencapaian Jhana perhatian menyatu dengan objek dan timbullah konsentrasi yang kuat (ekagata).
Penyatuan perhatian dengan objek menyebabkan aktifitas berpikir, menganalisa, mengingat, merasa dsbnya juga ikut berhenti untuk sementara. Pada saat mulai menyatu timbullah rasa aman/tergiur/gairah (piti), lalu kemudian setelah menyatu diikuti oleh rasa damai /bahagia(sukha).

Appana samadhi/jhana yang dicapai ini dianggap merupakan pencerahan atau bersatu dengan Tuhan. Inilah yang dimaksud Jhana menurut Tipitaka. Lantas bila pengalaman Jhana diatas bukanlah pencerahan lalu pencerahan itu seperti apa?

Berbeda dengan Jhana yang merasakan kemanunggalan dengan objek nimitta (orang barat mengatakan mistic union) pada Nibbana tidak dirasakan kemanunggalan.
Malah pada Nibbana dirasakan pelepasan / batin merasa terbebas.
Tetapi banyak hal yang bisa menyebabkan kita menjadi rancu menganggap bahwa pencapaian Jhana adalah pencerahan, karena ada beberapa kemiripan walaupun tak sama.

Berikut disertakan beberapa perbedaannya:

   Jhana                                                               Nibbana
- konsentrasi telah menjadi kuat                            - konsentrasi telah menjadi kuat
- didahului objek konstan tak terputus berupa          - didahului oleh objek anicca/dukkha/anatta
   cahaya atau benda tertentu yang merupakan          objek anicca nampak sebagai bentuk timbul-
   bentuk konseptual dari cahaya.                             tenggelam/terputus-putus.
- perhatian menyatu/melekat kuat dengan objek       - perhatian terlepas dari objek konsentrasi dan
  nimitta (ekagatta)                                               digantikan Nibbana sebagai objek perhatian
- Proses berpikir berhenti, hanya mengamati bagai    - Proses berpikir berhenti, pada Magga
  kena hipnotis                                                     timbul pengetahuan dan pengertian
- timbul rasa damai dari penyatuan                        - Timbul rasa damai dari pelepasan (terbebas)
- kekosongan timbul dari ekaggata                         - kekosongan timbul dari lepasnya kemelekatan
                                                                         terhadap batin dan jasmani
- sesudah keluar Jhana bisa melihat faktor-faktor     - keluar Nibbana perhatian masih kuat, pada
  Jhana yang timbul di  hadayavatthu                       pengalaman magga pertama disertai perenungan
                                                                         kembali akan apa yang telah terjadi
                                                                        (paccavekkhana)

Data-data ini hanya merupakan sebagian dari perbedaan antara pencapaian Nibbana dan Jhana. Dari perbedaaan ini menjadi jelas bagi kita mengapa ada sebagian orang yang percaya bahwa mereka telah mencapai Pencerahan, tetapi dilain pihak mereka juga percaya bahwa mereka akan terlahir kembali dengan badan astral mereka.

sukhi hotu,

_/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

BlackDragon

#1
Bro Fabian yg baik,
mau lanjut dari thread sebelah(perjalanan membuktikan ajaran Sang Buddha: patibhaga nimittta) , saya rasa lebih tdk oot kalau saya bahas disini.
Dan sekalian ada yg mau saya tanyakan. ;D
_/\_

Awalnya dulu saya telah mendengar meditasi tp tdk pernah mempraktekkannya, krn dr bbrp omongan org bahwa meditasi tdk cocok utk perumah tangga atau orang awam. ;D
Tapi karena ketertarikan yg tinggi dan rasa ingin tahu, krn tdk puas dgn teori2 belaka, maka saya memutuskan utk mencoba bermeditasi utk lebih mengerti apa mksd sebenarnya, dari yg telah tertuang dalam bentuk kata2 Sang Buddha.
Pada saat memulai bermeditasi (3-4thn yg lalu), yg ada di dalam tekad adalah memperhatikan napas.
Tapi karena keterbatasan pengetahuan pada saat itu (belum mengerti beda samantha dan vipassana), perhatian pada napas hanya pada permulaan meditasi, lama kelamaan perhatian menjadi tertuju pada fenomena di seluruh tubuh, termasuk pikiran dan perasaan.
Pada saat meditasi ada kalanya kesadaran fokus, ada kalanya kesadaran menurun (melamun), tapi setelah disadari maka lsg diarahkan utk mengamati bagian tubuh dan pikiran serta perasaan yg timbul.

Setelah berbulan-bulan dgn cara bermeditasi diatas,
Semakin lama dapat merasakan aliran darah, denyut nadi, bahkan sampai "melihat" bahwa tubuh ini semua terdiri dari getaran2 yg terus menerus setiap saat.

Semakin lama saya semakin kecanduan dgn meditasi saya, yg menghasilkan ketenangan dan pengetahuan akan diri saya (walaupun masih dalam porsi kecil) :).
Sehingga dimanapun saya berada selalu mencuri2 utk bermeditasi, walaupun sedang berada di depan umum.

Sampai suatu ketika di dalam meditasi pagi saya, Ketika sudah berlangsung bbrp menit, ketika perhatian mulai lemah dan seperti biasa saya menyadari lemahnya perhatian saya.
Anehnya pada saat saya menyadari perhatian yg lemah itu, Seketika itu juga kesadaran saya bagaikan meloncat tinggi sekali, menjadikan saya sangat2 sadar, saya seperti berada di Ruangan Hampa dengan Kedamaian/kebahagiaan yg sangat2 Extreme.
Indra saya pada saat itu terputus, yg ada hanya ada kesadaran yg sangat2 sadar di dalam ruang hampa.
Bahkan saya tidak ingin keluar dari Kedamaian ini, bahkan apabila harus selamanya meninggalkan apa pun yg ada di dunia ini (materi, keluarga, dan semua).

Tapi apa daya kenyataan tdk selalu sesuai dgn keinginan. ;D
Setelah bbrp saat bertahan, akhirnya kembali dalam keadaan normal, dgn kesadaran yg masih tertinggal dan perasaan yg masih shok. :o

Saya melihat jam, kira2 hampir 1 jam sudah berlalu tapi terasa hanya sekejap.
Biasanya 15-20 menit aja uda gelisah. ;D

Dan saya tidak melihat cahaya/Nimitta apa pun pada prosesnya.

Mau tanya menurut om Fabian yg baik dan senior yg berpengalaman, apa yg saya alami?

_/\_

Note: *Bukan utk mencari pengakuan, tapi sekedar mencari kebenaran, agar lebih maju di dalam Dharma.
Hanya orang bodoh yg merasa dirinya cukup pintar.

fabian c

Quote from: BlackDragon on 04 March 2009, 02:42:51 AM
Bro Fabian yg baik,
mau lanjut dari thread sebelah(perjalanan membuktikan ajaran Sang Buddha: patibhaga nimittta) , saya rasa lebih tdk oot kalau saya bahas disini.
Dan sekalian ada yg mau saya tanyakan. ;D
_/\_

Awalnya dulu saya telah mendengar meditasi tp tdk pernah mempraktekkannya, krn dr bbrp omongan org bahwa meditasi tdk cocok utk perumah tangga atau orang awam. ;D
Tapi karena ketertarikan yg tinggi dan rasa ingin tahu, krn tdk puas dgn teori2 belaka, maka saya memutuskan utk mencoba bermeditasi utk lebih mengerti apa mksd sebenarnya, dari yg telah tertuang dalam bentuk kata2 Sang Buddha.
Pada saat memulai bermeditasi (3-4thn yg lalu), yg ada di dalam tekad adalah memperhatikan napas.
Tapi karena keterbatasan pengetahuan pada saat itu (belum mengerti beda samantha dan vipassana), perhatian pada napas hanya pada permulaan meditasi, lama kelamaan perhatian menjadi tertuju pada fenomena di seluruh tubuh, termasuk pikiran dan perasaan.
Pada saat meditasi ada kalanya kesadaran fokus, ada kalanya kesadaran menurun (melamun), tapi setelah disadari maka lsg diarahkan utk mengamati bagian tubuh dan pikiran serta perasaan yg timbul.

Setelah berbulan-bulan dgn cara bermeditasi diatas,
Semakin lama dapat merasakan aliran darah, denyut nadi, bahkan sampai "melihat" bahwa tubuh ini semua terdiri dari getaran2 yg terus menerus setiap saat.

Semakin lama saya semakin kecanduan dgn meditasi saya, yg menghasilkan ketenangan dan pengetahuan akan diri saya (walaupun masih dalam porsi kecil) :).
Sehingga dimanapun saya berada selalu mencuri2 utk bermeditasi, walaupun sedang berada di depan umum.

Sampai suatu ketika di dalam meditasi pagi saya, Ketika sudah berlangsung bbrp menit, ketika perhatian mulai lemah dan seperti biasa saya menyadari lemahnya perhatian saya.
Anehnya pada saat saya menyadari perhatian yg lemah itu, Seketika itu juga kesadaran saya bagaikan meloncat tinggi sekali, menjadikan saya sangat2 sadar, saya seperti berada di Ruangan Hampa dengan Kedamaian/kebahagiaan yg sangat2 Extreme.
Indra saya pada saat itu terputus, yg ada hanya ada kesadaran yg sangat2 sadar di dalam ruang hampa.
Bahkan saya tidak ingin keluar dari Kedamaian ini, bahkan apabila harus selamanya meninggalkan apa pun yg ada di dunia ini (materi, keluarga, dan semua).

Tapi apa daya kenyataan tdk selalu sesuai dgn keinginan. ;D
Setelah bbrp saat bertahan, akhirnya kembali dalam keadaan normal, dgn kesadaran yg masih tertinggal dan perasaan yg masih shok. :o

Saya melihat jam, kira2 hampir 1 jam sudah berlalu tapi terasa hanya sekejap.
Biasanya 15-20 menit aja uda gelisah. ;D

Dan saya tidak melihat cahaya/Nimitta apa pun pada prosesnya.

Mau tanya menurut om Fabian yg baik dan senior yg berpengalaman, apa yg saya alami?

_/\_

Note: *Bukan utk mencari pengakuan, tapi sekedar mencari kebenaran, agar lebih maju di dalam Dharma.

Saudara Black Dragon yang baik,

Sesuai dugaan saya, pengalaman yang anda alami bukan pencapaian Jhana.

QuoteAnehnya pada saat saya menyadari perhatian yg lemah itu, Seketika itu juga kesadaran saya bagaikan meloncat tinggi sekali, menjadikan saya sangat2 sadar,

Inilah konsentrasi yang muncul disebabkan sirnanya nivarana, (perhatian lemah disebabkan nivarana) batin menjadi sangat sadar.

Pengalaman saudara lebih berhubungan dengan latihan Vipassana.

Untuk bisa memberikan komentar lebih jauh terhadap pengalaman saudara, saya memerlukan informasi lebih jauh.

Bisakah saudara Black Dragon menerangkan seperti apa sih (beri gambaran) terputusnya indra yang dialami?

Saudara Black Dragon belum menerangkan hal yang ingin saya tanyakan, apa objek yang saudara perhatikan pada waktu mengalami peristiwa tersebut?

Semoga diskusi ini membawa manfaat bagi semua orang.

sukhi hotu,

_/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Sumedho

mungkin ini semua harus kembali pada rujukan apa kita berpijak
There is no place like 127.0.0.1

Lien hua Rue Liang


BlackDragon

#5
Thx atas responnya. _/\_

QuoteUntuk bisa memberikan komentar lebih jauh terhadap pengalaman saudara, saya memerlukan informasi lebih jauh.

Bisakah saudara Black Dragon menerangkan seperti apa sih (beri gambaran) terputusnya indra yang dialami?

Pada saat itu saya bahkan sudah tidak dapat merasakan tubuh jasmani, hanya ada kesadaran yg sangat2 kuat dan kebahagiaan yg tidak pernah saya rasakan selama hidup, di dalam ruang yg hampa/kosong.
Apabila jasmani saya saja sudah tidak bisa dirasakan / diketahui, apalagi indra yg merupakan bagian dari jasmani. (menurut saya) ;D

QuoteSaudara Black Dragon belum menerangkan hal yang ingin saya tanyakan, apa objek yang saudara perhatikan pada waktu mengalami peristiwa tersebut?

Perhatian saya saat itu terus mengamati seluruh bagian tubuh dan pikiran secara bergantian.
Tapi meloncatnya kesadaran yg saya rasakan, adalah bukan karena perhatian yg secara konstan tanpa putus.
Tetapi lebih kepada kesadaran yg sedang melemah dan ketika disadari, biasanya akan lsg meningkatkan kesadaran secara cepat.
Tapi kali ini berbeda, ketika saya menyadari bahwa perhatian saya melemah, kesadaran lsg meningkat secara drastis dan sangat2 Sadar, jauh di melebihi kesadaran normal.

Kalau boleh saya gambarkan prosesnya spt sebuah karet yg ditarik dari porosnya ke arah bawah (posisi kesadaran lemah) dan ketika dilepas, maka karet itu akan melaju kencang melewati poros nya dan terus melaju tinggi ke atas (kesadaran yg kuat / diatas normal).

QuotePengalaman saudara lebih berhubungan dengan latihan Vipassana.

_/\_ Memang belakangan setelah saya byk membaca buku, baru saya mengerti bahwa meditasi yg saya jalani, agak condong ke arah Vipasanna.
Tapi krn menurut bbrp guru meditasi (yg saya baca), basic yg penting adalah Konsentrasi yg kuat, maka saya memutuskan utk melatih samantha dahulu, karena saya tidak tahu harus bagaimana dan berbuat apa di dalam meditasi saya.(takut salah praktek, krn byk pengalaman yg aneh menurut saya) :)
Tetapi di samantha perkembangannya malah tdk secepat seperti meditasi Ortodoks yg saya jalani dulu. :-[

Sebenarnya saya agak sungkan membicarakan pengalaman meditasi kpd orang lain, apalagi di depan forum spt ini.
Krn akan menghasilkan banyak respon yg tidak semuanya positif. :)
Disebabkan pengalaman dan pemahaman setiap individu berbeda, spt kata bro sumedho.
Tetapi saya membutuhkan informasi dan saran.
Bbrp tahun yg lalu saya pun pernah menanyakan kpd Suhu Sumedho, dan beliau mengatakan itu adl jhana.
Skrg saya bertanya kpd Bro Fabian krn menurut saya, saya harus melihat penilaian dr bbrp org yg memang mengerti, Bro pun mempunyai pemahaman yg cukup tinggi di dalam meditasi (spt Suhu sumedho dan senior2 lainnya), walaupun mgkn berbeda persepsi.
Dgn harapan saya dapat mempunyai perbandingan, ttg apa yg terjadi, dan yg terpenting ttg apa yg selanjutnya harus saya lakukan???

Mudah2an diskusi ini memang byk memberi manfaat positif.

Mohon pendapat dan saran nya Om fabian yg baik, dan senior semua. _/\_
Hanya orang bodoh yg merasa dirinya cukup pintar.

BlackDragon

Quote from: Sumedho on 04 March 2009, 12:52:12 PM
mungkin ini semua harus kembali pada rujukan apa kita berpijak

Suhu mohon ikut memberi masukan, agar kita yg masih junior2 dapat lebih maju dalam Dharma. ^:)^

_/\_
Hanya orang bodoh yg merasa dirinya cukup pintar.

BlackDragon

Tambahan dr postingan saya yg diatas, mudah2an lebih jelas. :)

ketika itu perhatian saya kpd objek tubuh dan pikiran sdg melemah, pikiran saya melantur jauh, dan setelah bbrp saat kesadaran saya otomatis menyadari pikiran yg sedang melantur, dan tiba2... sampai pada keadaan itu
Jadi objek nya apa tuh om fabian, yg membawa saya pada keadaan itu?, sepertinya lebih ke pengamatan pada objek pikiran bkn yah???

_/\_
Hanya orang bodoh yg merasa dirinya cukup pintar.

BlackDragon

Hanya orang bodoh yg merasa dirinya cukup pintar.

Sumedho

 [at] blackdragon:
saya juga masih junior bro, masih banyak yg harus dikerjakan.
kalau saya baca2x sih ada perbedaan definisi jhana dalam sutta dan visudhimagga. nah sekarang tinggal mau pake definisi yg mana saja.
There is no place like 127.0.0.1

fabian c

#10
Quote from: BlackDragon on 05 March 2009, 01:00:51 AM
Thx atas responnya. _/\_

QuoteUntuk bisa memberikan komentar lebih jauh terhadap pengalaman saudara, saya memerlukan informasi lebih jauh.

Bisakah saudara Black Dragon menerangkan seperti apa sih (beri gambaran) terputusnya indra yang dialami?

Pada saat itu saya bahkan sudah tidak dapat merasakan tubuh jasmani, hanya ada kesadaran yg sangat2 kuat dan kebahagiaan yg tidak pernah saya rasakan selama hidup, di dalam ruang yg hampa/kosong.
Apabila jasmani saya saja sudah tidak bisa dirasakan / diketahui, apalagi indra yg merupakan bagian dari jasmani. (menurut saya) ;D

QuoteSaudara Black Dragon belum menerangkan hal yang ingin saya tanyakan, apa objek yang saudara perhatikan pada waktu mengalami peristiwa tersebut?

Perhatian saya saat itu terus mengamati seluruh bagian tubuh dan pikiran secara bergantian.
Tapi meloncatnya kesadaran yg saya rasakan, adalah bukan karena perhatian yg secara konstan tanpa putus.
Tetapi lebih kepada kesadaran yg sedang melemah dan ketika disadari, biasanya akan lsg meningkatkan kesadaran secara cepat.
Tapi kali ini berbeda, ketika saya menyadari bahwa perhatian saya melemah, kesadaran lsg meningkat secara drastis dan sangat2 Sadar, jauh di melebihi kesadaran normal.

Kalau boleh saya gambarkan prosesnya spt sebuah karet yg ditarik dari porosnya ke arah bawah (posisi kesadaran lemah) dan ketika dilepas, maka karet itu akan melaju kencang melewati poros nya dan terus melaju tinggi ke atas (kesadaran yg kuat / diatas normal).

QuotePengalaman saudara lebih berhubungan dengan latihan Vipassana.

_/\_ Memang belakangan setelah saya byk membaca buku, baru saya mengerti bahwa meditasi yg saya jalani, agak condong ke arah Vipasanna.
Tapi krn menurut bbrp guru meditasi (yg saya baca), basic yg penting adalah Konsentrasi yg kuat, maka saya memutuskan utk melatih samantha dahulu, karena saya tidak tahu harus bagaimana dan berbuat apa di dalam meditasi saya.(takut salah praktek, krn byk pengalaman yg aneh menurut saya) :)
Tetapi di samantha perkembangannya malah tdk secepat seperti meditasi Ortodoks yg saya jalani dulu. :-[

Sebenarnya saya agak sungkan membicarakan pengalaman meditasi kpd orang lain, apalagi di depan forum spt ini.
Krn akan menghasilkan banyak respon yg tidak semuanya positif. :)
Disebabkan pengalaman dan pemahaman setiap individu berbeda, spt kata bro sumedho.
Tetapi saya membutuhkan informasi dan saran.
Bbrp tahun yg lalu saya pun pernah menanyakan kpd Suhu Sumedho, dan beliau mengatakan itu adl jhana.
Skrg saya bertanya kpd Bro Fabian krn menurut saya, saya harus melihat penilaian dr bbrp org yg memang mengerti, Bro pun mempunyai pemahaman yg cukup tinggi di dalam meditasi (spt Suhu sumedho dan senior2 lainnya), walaupun mgkn berbeda persepsi.
Dgn harapan saya dapat mempunyai perbandingan, ttg apa yg terjadi, dan yg terpenting ttg apa yg selanjutnya harus saya lakukan???

Mudah2an diskusi ini memang byk memberi manfaat positif.

Mohon pendapat dan saran nya Om fabian yg baik, dan senior semua. _/\_

Saudara Black Dragon yang baik,

Pengalaman yang saudara alami merupakan pengalaman yang baik, memang pada meditator Vipassana pada suatu ketika konsentrasinya menjadi kuat, pada awalnya tidak stabil, sekarang kuat besok melemah kembali, atau sekarang lemah mendadak kuat kembali, ini biasa dialami pada pengetahuan tahap awal (sebelum mencapai Uddayabaya nana).

Para guru meditasi biasanya selalu menanyakan kepada para meditator apakah anda pemperhatikan rasa damai tersebut atau menikmati rasa damai tersebut? Nah saya juga ingin bertanya kepada saudara Black Dragon, apakah saudara memperhatikan rasa damai tersebut atau menikmati rasa damai tersebut?

Apa yang saudara alami sebenarnya adalah pengalaman anatta (masih awal), yang diikuti dengan passadhi (ketenangan / kedamaian)

Rasa damai Nibbana menurut yang telah mengalami, tidak didahului kesadaran yang lemah, kesadarannya telah kuat dan mantap sepanjang hari, sejak bangun tidur ia merasa segar, kecuali malam hari setelah badan menjadi lelah, perlu diketahui Nibbana adalah keadaan batin yang telah terbebas dari fenomena batin (nivarana adalah salah satu fenomena batin).

Nibbana adalah puncak dari anatta.

Saudara black Dragon, memang benar pemahaman setiap orang berbeda-beda, oleh karena itu tolong  jangan dibandingkan pendapat saya dengan pendapat suhu bang engkong saudara Tuhan, nanti saya tidak dijamah dan tidak diberkati lagi, bisa-bisa masuk neraka   ^:)^  ;D 

Kalau mengenai yang harus dilakukan , yah kalau bisa lebih diintensifkan lagi.
Semoga keterangan ini bermanfaat.

sukhi hotu

_/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

fabian c

Quote from: BlackDragon on 05 March 2009, 02:23:45 AM
Tambahan dr postingan saya yg diatas, mudah2an lebih jelas. :)

ketika itu perhatian saya kpd objek tubuh dan pikiran sdg melemah, pikiran saya melantur jauh, dan setelah bbrp saat kesadaran saya otomatis menyadari pikiran yg sedang melantur, dan tiba2... sampai pada keadaan itu
Jadi objek nya apa tuh om fabian, yg membawa saya pada keadaan itu?, sepertinya lebih ke pengamatan pada objek pikiran bkn yah???

_/\_

Saudara Black Dragon yang baik,

Mungkin saudara sedikit lupa pengalaman itu, saya rasa objeknya adalah batin (fenomena batin).

sukhi hotu

_/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Sumedho

There is no place like 127.0.0.1

tesla

Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

BlackDragon

#14
Om Fabian yg baik,
saya sangat menghargai jawaban om Fabian. _/\_

Tapi saya ingin mengoreksi sedikit agar menjadi lebih jelas. ^:)^

QuoteSaudara Black Dragon yang baik,

Mungkin saudara sedikit lupa pengalaman itu, saya rasa objeknya adalah batin (fenomena batin).

sukhi hotu

Mungkin om, soalnya saya masih pemula jadi tdk benar2 bisa membedakan. :)

QuotePara guru meditasi biasanya selalu menanyakan kepada para meditator apakah anda pemperhatikan rasa damai tersebut atau menikmati rasa damai tersebut? Nah saya juga ingin bertanya kepada saudara Black Dragon, apakah saudara memperhatikan rasa damai tersebut atau menikmati rasa damai tersebut?

ehmmm... Krn kurangnya pemahaman pd saat itu, maka saya justru melekat pada keadaan itu.  :D

QuoteApa yang saudara alami sebenarnya adalah pengalaman anatta (masih awal), yang diikuti dengan passadhi (ketenangan / kedamaian)

Di sini saya ingin bertanya, yg dimaksud dgn ketenangan/kedamaian om fabian, apakah mksdnya yg dialami setiap meditator ketika bermeditasi cukup lama, sehingga pikiran menjadi tenang dan muncul perasaan damai???
Krn dalam meditasi biasanya juga selalu muncul perasaan tenang dan damai tsb, tapi yg saya mksd dgn kedamaian extreme itu jauh berbeda dgn ketenangan yg biasa.
Dan mengenai keadaan batin yg tdk merasakan lagi jasmani pd saat kejadian itu, bgmn hubungannya dgn pernyataan om di atas?

QuoteRasa damai Nibbana menurut yang telah mengalami, tidak didahului kesadaran yang lemah, kesadarannya telah kuat dan mantap sepanjang hari, sejak bangun tidur ia merasa segar, kecuali malam hari setelah badan menjadi lelah, perlu diketahui Nibbana adalah keadaan batin yang telah terbebas dari fenomena batin (nivarana adalah salah satu fenomena batin).

Nibbana adalah puncak dari anatta.

Thx bro atas sharingnya, saya pun sedari dulu meragukan bahwa itu nibbana. _/\_

QuoteSaudara black Dragon, memang benar pemahaman setiap orang berbeda-beda, oleh karena itu tolong  jangan dibandingkan pendapat saya dengan pendapat suhu bang engkong saudara Tuhan, nanti saya tidak dijamah dan tidak diberkati lagi, bisa-bisa masuk neraka

He..he.. ok om, ternyata gelar suhu panjang begitu, pantesan semua pada hormat  ^:)^

QuoteKalau mengenai yang harus dilakukan , yah kalau bisa lebih diintensifkan lagi.
Semoga keterangan ini bermanfaat.

Sangat bermanfaat khususnya utk saya om. _/\_
Hanya orang bodoh yg merasa dirinya cukup pintar.