http://www.rumahcantikcitra.co.id/menjadi-single-dan-bahagiaFenomena perempuan melajang kini kian marak. Sekalipun demikian, hal tersebut masih menjadi topik bisik-bisik yang seru. Ada apakah di balik keputusan perempuan untuk tetap sendiri?
Dalam setiap masa di kehidupan, manusia butuh teman. Kondisi ini berkaitan dengan DNA manusia sebagai makhluk sosial. Lantaran hal mendasar itulah sebenarnya menjadi single, lajang, jomblo sangat ingin dihindari. Terlebih lagi oleh perempuan. Terlebih lagi secara sosial budaya, di masyarakat kita ada semacam batasan waktu, deadline, “pantes-pantesnya” seorang perempuan harus berpasangan.
Walaupun sebenarnya saat ini batasan waktu itu sudah tidak lagi terlalu pendek - setidaknya seorang perempuan tidak lagi dicecar untuk menikah sebelum lulus kuliah dan bekerja - tetapi jika melampaui usia 30 tahun belum juga memiliki pasangan, keluarga cenderung menanyakannya. Bahkan lingkungan seolah berhak menilai ada sesuatu yang salah pada perempuan tersebut. Jadi, apakah melajang itu salah? Apakah seorang perempuan single itu hidupnya pasti tidak bahagia?
Sejuta alasan
Untuk berusaha menjawab pertanyaan di atas, langkah awal yang perlu kita lakukan adalah memahami motif seorang perempuan memilih untuk melajang. Jika sampai ke tahap ini, maka kita akan menemukan beragam alasan, yang semuanya sangat subyektif. Dalam arti, taylor made untuk kebutuhan setiap orang. Tetapi sebenarnya jika tidak benar-benar mengalami sebuah trauma atau pengalaman buruk, alasan yang paling umum seorang perempuan melajang adalah “belum menemukan pasangan yang cocok”.
Jika ternyata ini motifnya, maka sebaiknya kita memberikan ruang pada sang perempuan, karena toh ia pun sedang melakukan proses pencarian. Suatu saat ketika telah menemukan, ia tentu tak akan menyia-nyiakan proses pencarian itu, dan kemudian menikah.
Topic: be single, healthy n hepppie (Read 2613 times)