News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Aktifitas Sangha Makin Parah

Started by tesla, 18 February 2009, 10:08:41 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

tesla

IMO = In My Opinion = menurut gue
IMHO = In My Humble Opinion = menurut pandangan saya yg rendah hati.

cmiiw...
SIBUD = pantat

gw baru ketemu 1 orang yg berani bilang "pantat lo" dg sangha (kalau beneran sangha seh) :))
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Toni

Wah, wa juga pernah ketemu pada saat makan di kebun jeruk. Wa secara langsung kaget tiba-tiba ada peshaolin datang ketempat duduk wa. Wah, ngomong bahasa yang tidak wa mengerti (biasa pake hokian). Dia mengucungkan jempol gambar poto rumah yang wa kira vihara. Sejak saat itu, wa ga pernah lagi makan di tempat itu.

Sunce™

hati-hati sekarang banyak bikhhu palsu...

Equator

Quote from: Nanda on 20 February 2009, 01:05:56 AM
hati-hati sekarang banyak bikhhu palsu...

Bukan hanya Bikkhu saja, tapi banyak suhu2 palsu
Baru aja hari ini denger ceramah ada praktek berkedok Buddhisme
Tapi pelaksanaannya bilang orang ini ciong ini ciong itu
Terus menawarkan untuk di kias dengan berbagai macam tarif
Sambil di takut2i akan begini akan begitu
Wahh pokoknya dah semakin aneh deh
Sayangnya di kalangan Buddhis kita tidak ada lembaga resmi untuk menertibkan hal2 semacam demikian, sehingga celah ini dimanfaatkan bagi mereka buat mendompleng Buddhisme
Hanya padaMu Buddha, Kubaktikan diriku selamanya
Hanya untukMu Buddha, Kupersembahkan hati dan jiwaku seutuhnya..

markosprawira

sedikit  sharing soal bhikkhu/biksu gadungan

Pernah ketemu ama biksu gadungan kaya gini di jembatan penyeberangan

Dia ngacungin mangkok utk minta dana dan pacar saya (wkt itu, skrg udh jd istri) beranjali.
Biksu gadungan itu langsung gelagapan dan salah tingkah

Mungkin bisa dicontoh oleh rekan2 sekalian. Daripada kita muncul akusala citta apalagi sampai mencaci maki, bukankah lebih baik jika kita bisa menjaga kusala dengan menghormat jubahnya sebagai simbol?

semoga bermanfaat

metta

tesla

anjali & sebut "amitofo"
mereka uda improve :)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

hatRed

Quote from: markosprawira on 20 February 2009, 05:08:40 PM
sedikit  sharing soal bhikkhu/biksu gadungan

Pernah ketemu ama biksu gadungan kaya gini di jembatan penyeberangan

Dia ngacungin mangkok utk minta dana dan pacar saya (wkt itu, skrg udh jd istri) beranjali.
Biksu gadungan itu langsung gelagapan dan salah tingkah

Mungkin bisa dicontoh oleh rekan2 sekalian. Daripada kita muncul akusala citta apalagi sampai mencaci maki, bukankah lebih baik jika kita bisa menjaga kusala dengan menghormat jubahnya sebagai simbol?

semoga bermanfaat

metta

om, kalimat nya diperjelas.... "minta dana dan pacar saya" ???

ketauan gadungannya apa?
i'm just a mammal with troubled soul



san

#37
Search on google, ketemu:

Diambil dari http://cetiyamahasampatti.****press.*om

1. Jika seorang bhikkhu mengambil, menerima sejumlah uang yang diberikan kepada dia, atau ditaruh didekat dia untuk diambil, maka Ia harus mengaku kepada senior.(Nissagiya Pacittiya)

2. Jika seorang bhikkhu dengan terpaksa menerima sejumlah uang(cth: umat berdana), maka Ia juga harus mengakui bahwa ia menerima uang itu dan memiliki konsekuensi yang harus dipertanggungjawabkan (Ia harus memberikan penjelasan logis) (Nissagiya Pacittiya)

3. Jika seorang Bhikkhu menerima atau menyuruh orang lain untuk mengambil uang yang diberikan, maka ia melakukan pelanggaran di mana dia harus mengakui kesalahannya (Nissagiya Pacittiya)

4. Jika seorang bhikkhu akhirnya menyimpan atau menyuruh orang untuk menyimpan uang untuk kepentingan pribadinya, maka ia melakukan pelanggaran berat.(Nissagiya Pacittiya)

------------------------------------------------------------------------------------------

Diambil dari buddhist online .*om

Perlu diketahui bahwa para bhikkhu khususnya anggota Sangha Theravada Indonesia tidak dapat menerima secara langsung persembahan umat berupa uang. Oleh karena itu, dana uang hendaknya dititipkan kepada umat yang ditunjuk oleh bhikkhu penerima dana. Dengan demikian, apabila bhikkhu tersebut suatu saat memerlukan dana untuk memperbaiki vihara, misalnya, ia dapat langsung berhubungan dengan umat yang menyimpan dananya tersebut. Tentu saja, setiap bhikkhu mempunyai kebutuhannya masing-masing yang dapat dipenuhi dengan dana uang yang disimpan oleh umat tersebut.

Selain kepada para bhikkhu, umat juga dapat mempersembahkan dana uangnya kepada Sangha. Dana uang ini dapat dipergunakan Sangha untuk melancarkan berbagai kegiatannya, misalnya membiayai pertemuan Sangha yang berskala daerah, nasional, maupun internasional; juga dana Sangha dapat dipergunakan untuk memberikan pendidikan kepada para bhikkhu, membiayai bhikkhu yang sakit serta masih banyak kebutuhan lainnya.

Oleh karena itu, umat yang akan berdana uang hendaknya dapat menggunakan kesempatan ini secara bijaksana sesuai dengan kebutuhan yang dilihatnya.

Merupakan tradisi para Bhikkhu untuk tidak menerima uang sebagai alat pembayaran atau kepemilikan, kecuali para bhikkhu yang tidak lagi mengikuti tradisi kebhikkhuan yang diwariskan oleh Sang Buddha. Saya sarankan Saudara berdana 4 kebutuhan pokok kepada para bhikkhu. Atau bila ingin berdana berupa uang dapat melalui vihara atau melalui dayaka yang mengurus kebutuhan para bhikkhu sehari-hari.

-----------------------------------------------------------------------------------

Apakah jika seorang bikkhu menyentuh/ menerima uang yang diberikan padanya berarti tidak menjalankan dhamma dan vinaya-nya dgn baik?

Apakah ada tradisi buddhisme yang tidak menjalankan hal ini?

Apakah hal ini perlu dipublikasikan secara luas agar semua buddhist dan non-buddhist tidak lagi memberi sumbangan dalam bentuk uang melainkan hanya 4 kebutuhan pokok kepada bikkhu, sehingga sumbangan dalam bentuk uang hanya diterima vihara dan organisasi2 buddhist yg mengatur kebutuhan pokok para bikkhu?

Klo mau kita bisa bagi-bagikan brosur dengan tulisan vinaya bikkhu mengenai uang sehinggal umat buddha terdidik dalam berdana yg benar utk para bikkhu.
be happy ^^

hatRed

om san,

saya merasa janggal dengan yg satu ini

Quote
Dengan demikian, apabila bhikkhu tersebut suatu saat memerlukan dana untuk memperbaiki vihara, misalnya, ia dapat langsung berhubungan dengan umat yang menyimpan dananya tersebut.
i'm just a mammal with troubled soul



san

Quote from: hatRed on 20 February 2009, 05:32:13 PM
om san,

saya merasa janggal dengan yg satu ini

Quote
Dengan demikian, apabila bhikkhu tersebut suatu saat memerlukan dana untuk memperbaiki vihara, misalnya, ia dapat langsung berhubungan dengan umat yang menyimpan dananya tersebut.


Dayaka atau pendamping bikkhu adalah umat awam yang memiliki keinginan untuk membantu bikkhu dalam hal yang tidak dapat dilakukan oleh para bikkhu sehubungan dengan vinaya.

Contoh vihara memerlukan perbaikan, atapnya bocor dan perlu memanggil tukang untuk memperbaikinya. Bikkhu tidak mungkin langsung memanggil tukang karena setelah selesai diperbaiki, si tukang pasti akan menagih uang jasa perbaikan tersebut. Sedangkan bikkhu tidak punya uang dan tidak memegang uang. Karena itu bikkhu hendaknya menghubungi dayaka bikkhu untuk mengatur hal tersebut.

Gitu penjelasannya bro hatred. _/\_
be happy ^^

hatRed

maksudnya, kok bhikkhu mengurusi Vihara?
i'm just a mammal with troubled soul



san

Quote from: hatRed on 20 February 2009, 05:53:53 PM
maksudnya, kok bhikkhu mengurusi Vihara?

Maksud bro hatred kata-kata mengurusi itu maknanya apa dulu yah?

Klo nurut sy Bikkhu tinggal numpang di vihara, sah-sah aja ada perasaan peduli ama kondisi viharanya.

Klo mengurusi dalam artian kepengurusan yayasan dll, biasanya bikkhu cuman jadi penasehat aja.
be happy ^^

hatRed


gambarannya gini bener gk ya?

saat umat berdana uang/benda/apapun yg diluar 4 kebutuhan pokok , maka si dayaka yg nyimpen dana tersebut.
=============================================================
nah pertanyaannya dana tersebut disimpan atas nama siapa? si dayaka atau si bhikkhu?

dan siapakah yg berhak mengeluarkan/memakai dana tersebut?  si bhikku kah?


dan dalam artiannya. dana tersebut "dikasih" atau "dititip" ke dayaka?
i'm just a mammal with troubled soul



johan3000

Quote from: tesla on 18 February 2009, 10:08:41 AM
2 hari yg lalu ada seorang bhikkhu datang memberi saya sebuah kartu gambar buddha.
dia berkata "a mi to fo".
memakai jubah kuning, sepatu shaolin, topi petani.
saya mengambil kartu itu dan meletakkannya di meja.
saya cuma berkata "terima kasih"
kemudian dia berkata "sum-ba-ngan" sambil menunjukkan sebuah photo.
di photo itu ada gambar bangunan yg belum siap.
kemudian saya berkata "tidak".
kelihatannya dia kecewa, saya tidak mau menyumbang.
dia memperlihatkan buku jumlah2 sumbangan.
saya cuekin saja, karena bagi saya ia mengganggu saya.
kemudian ia pergi, & tidak lupa ia mengambil kembali kartu buddha tsb...

wtf, emgnya sangha jualan kartu dragon ball... eh kartu buddha?



(ini kejadian kedua kali di kota saya... :( sungguh memalukan sangha...)

Sebaiknya bilang, ya mau nyumbang.... tapi foto dulu... soalnya
biksu sangat berwibawa...

Nah setelah cpret pakai digital camera, ya nyumbanglah go cheng....

kemudia foto tsb diemail ke yg organizasi Buddhist yg tepat mengurusin hal tsb!...

gimana menurut yg lain?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

san

#44
Quote from: hatRed on 20 February 2009, 06:07:04 PM

gambarannya gini bener gk ya?

saat umat berdana uang/benda/apapun yg diluar 4 kebutuhan pokok , maka si dayaka yg nyimpen dana tersebut.
=============================================================
nah pertanyaannya dana tersebut disimpan atas nama siapa? si dayaka atau si bhikkhu?

dan siapakah yg berhak mengeluarkan/memakai dana tersebut?  si bhikku kah?


dan dalam artiannya. dana tersebut "dikasih" atau "dititip" ke dayaka?

kok jadi oot yah? di luar topik yg diangkat TS?? hehehe... buka baru aja bro ;D

klo rekening atas nama bikkhu jangan deh... ntar ama petugas pajak dianggep harta kekayaan n kena pajak penghasilan ^-^
be happy ^^