Batas antara kebutuhan dan pemuasan nafsu

Started by Sumedho, 07 November 2007, 02:38:30 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Sumedho

There is no place like 127.0.0.1

Pitu Kecil

Smile Forever :)

Lex Chan

kayaknya udah OOT banget..
barangkali sudah waktunya untuk di-lock.. :)
"Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway"
-Mother Teresa-

markosprawira

Quote
efek sex benernya cuma sama ky ecstasy, cuma ke fisik doang.... jadi cuma "rasanya" uenaaak.....justru nanti malahan akan melemahkan kesadaran dan mempertebal moha

Quote from: tesla on 09 November 2007, 12:55:44 PM
apakah sex cuma memberikan (+) kepada badan? (jangan melihat sex pada orang yg maniac donk, coba lihat hubungan sex yg benar & sah)

dear tesla,

kalau gitu, anda bisa baca mengenai citta jarupa.... dimana citta (yang salah satunya vedana=perasaan) akan berperan dalam membentuk fisik anda saat ini.

Quote from: tesla on 09 November 2007, 12:55:44 PMapakah ada yg suci dg sex saja?
apakah ada yg suci dg meditasi saja?

yang suci dengan sex saja = tidak  ada
yang suci dengan meditasi saja = buanyaaaak sekaliiii................

tesla

Quoteefek sex benernya cuma sama ky ecstasy, cuma ke fisik doang.... jadi cuma "rasanya" uenaaak.....justru nanti malahan akan melemahkan kesadaran dan mempertebal moha
kalau begitu kenapa orang yg udah tua tidak makin ketagihan? pada kasus general ya, jgn bilang kakek yg perkosa cucu... kebanyakan kakek malah bijaksana lho... seperti saya, saya dibesarkan oleh kakek saya.

Quoteyang suci dengan sex saja = tidak  ada
yang suci dengan meditasi saja = buanyaaaak sekaliiii................
...kalau yg Anda maksud, 'sex tidak bermanfaat ke pencerahan', saya setuju dg kata bro Willi sebelumnya.
tp yg saya maksud bukan itu... makanya saya 'underline' kata 'saja'...
coba kita lihat pada waktu Sang Buddha... Siddhartta akhirnya menghentikan pertapaannya yg menyiksa badan dan menyadari pentingnya keseimbangan batin.

apakah keseimbangan batin itu dapat dibaca secara general... menurut saya tidak, melainkan harus mempunyai pemahaman kasus per kasus.

_/\_
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

markosprawira

dear tesla,

saya hanya akan menyatakan bahwa cobalah mulai selami batin anda, mulai pahami bagaimana gejolak2 batin, liat bagaimana amarah/dosa mulai muncul, nafsu/lobha pada waktu makan, antri, dan sebagainya......

bukan efek/dampaknya terhadap diri kita seperti hilangnya amarah dan negatif2 karena after sex, itu hanya permainan hormon saja seperti melatonin, bukan karena anda "tercerahkan" seperti pada hasil meditasi.

itu sudah anda tulis sendiri dengan contoh Siddhatta yang tercerahkan secara batin, bukan secara fisik

saya bisa mengerti jalan pikiran anda dengan pertanyaan2-nya,  karena sama dengan kecenderungan orang secara umum ....... namun karena sudah terlalu melebar, maka saya akhiri saja.

diskusi tentang hal seperti ini, sebaiknya dilakukan secara temu langsung karena banyaknya distorsi yang terjadi karena penulisan. Semoga lain kali kita bisa bertemu untuk dapat langsung berdiskusi yah.....

williamhalim

Bro, kapan perlu, kita kumpulkan beberapa orang yg tertarik untuk diskusi, dan dibuat rayon sumatera....

mungkin bisa berawal di pekanbaru, selanjutnya di padang, dstnya...

(baca: ini hanyalah wacana, yg praktiknya sulit untuk di implementasikan) :(

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

tesla

Quote from: markosprawira on 13 November 2007, 08:30:22 AM
dear tesla,

saya hanya akan menyatakan bahwa cobalah mulai selami batin anda, mulai pahami bagaimana gejolak2 batin, liat bagaimana amarah/dosa mulai muncul, nafsu/lobha pada waktu makan, antri, dan sebagainya......

bukan efek/dampaknya terhadap diri kita seperti hilangnya amarah dan negatif2 karena after sex, itu hanya permainan hormon saja seperti melatonin, bukan karena anda "tercerahkan" seperti pada hasil meditasi.

itu sudah anda tulis sendiri dengan contoh Siddhatta yang tercerahkan secara batin, bukan secara fisik

saya bisa mengerti jalan pikiran anda dengan pertanyaan2-nya,  karena sama dengan kecenderungan orang secara umum ....... namun karena sudah terlalu melebar, maka saya akhiri saja.

diskusi tentang hal seperti ini, sebaiknya dilakukan secara temu langsung karena banyaknya distorsi yang terjadi karena penulisan. Semoga lain kali kita bisa bertemu untuk dapat langsung berdiskusi yah.....
saya mengerti bahwa anda tidak terima kalau efek after sex saya katakan sama dengan efek meditasi...
memang berbeda, maafkan saya...  ^:)^  ^:)^  ^:)^

tp tujuan saya sebenarnya ingin agar orang tidak begitu mencap bahwa sex itu jelek.

_/\_
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

ryu

Sama seperti senar yang di stel terlalu kuat tidak akan menghasilkan suara yang bagus, juga di stel terlalu lemah tidak akan bagus juga, apapun juga ada porsinya, jangan terlalu memaksakan diri, dan jangan terlalu over. Yang terpenting kita mengetahui jalan tengah bermakna agar kita bisa bijaksana dalam menyikapi berbagai hal untuk bisa memperoleh manfaat bagi diri kita sendiri dan juga orang lain.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

markosprawira

Quote from: tesla on 13 November 2007, 09:35:32 AM
saya mengerti bahwa anda tidak terima kalau efek after sex saya katakan sama dengan efek meditasi...
memang berbeda, maafkan saya...  ^:)^  ^:)^  ^:)^

tp tujuan saya sebenarnya ingin agar orang tidak begitu mencap bahwa sex itu jelek.

_/\_

dear tesla,

untuk ini, saya hanya akan menjawab beda antara sex dan meditasi......

sex = senang karena nafsu kita puas... tapi jika tidak puas, maka akan marah, jengkel dan berbagai pikiran negatif lainnya.... ini dikarenakan kita berorientasi pada objek di luar (outside in) ... sama ky makan enak, tidur nyaman, suhu yang sejuk... semuanya akan membuat kita senang "sesaat", tapi begitu kondisi berubah??? pasti akan timbul gejolak batin yang menolak perubahan ini... dan timbul dukkha/ketidak puasan

meditasi : inside out, justru disini diajarkan bagaimana melatih batin kita untuk menghadapi perubahan tersebut, sehingga akan meminimalisir dukkha yang timbul

semoga ini bisa dimengerti yah......

tesla

Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

ryu

Kalau saya berpendapat sih sex sebagai sarana untuk memberikan kesempatan seseorang untuk tumibal lahir :P
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Pitu Kecil

Quote from: ryu on 14 November 2007, 10:40:04 AM
Kalau saya berpendapat sih sex sebagai sarana untuk memberikan kesempatan seseorang untuk tumibal lahir :P

Kesempatan untuk menjadi manusia dan menjalani kehidupan yang pahit : Hidup, Tua dan Mati   :'(
Smile Forever :)

Hikoza83

Quote from: LotharGuard on 15 November 2007, 12:33:27 AM
Quote from: ryu on 14 November 2007, 10:40:04 AM
Kalau saya berpendapat sih sex sebagai sarana untuk memberikan kesempatan seseorang untuk tumibal lahir :P

Kesempatan untuk menjadi manusia dan menjalani kehidupan yang pahit : Hidup, Tua dan Mati   :'(

Kesempatan untuk memperoleh kelahiran yang lebih baik, menyeberangi lautan samsara, dan mencapai ke-Buddha-an.  _/\_ :lotus:


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

FZ

Nah di atas ini bisa dijadikan contoh.. Kalimat yang sama.. tapi penafsiran bisa berbeda.. Yang membuat berbeda itu adalah pikiran..
Padahal bila ditelusuri, kalimat itu dibaca beberapa kali bunyinya tetap sama, dan tidak bergerak dan berubah.. IMO, ini bagus dijadikan renungan..