News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

[ASK] Korelasi Susu dan Breast Cancer

Started by Lily W, 12 February 2009, 10:47:55 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Lily W

Ini ada Artikel yang bagus.... Forte pasti suka.... ;D

Artikel ini didedikasikan untuk Ms. Sou Mey Ling serta yang sedang menderita kanker payudara (BREAST CANCER).

Subject: Artikel: tidak minum susu merupakan petunjuk untuk melawan kanker payudara.

"MENGAPA SAYA PERCAYA BAHWA tidak minum SUSU MERUPAKAN PETUNJUK UNTUK MELAWAN breast cancer"

Saya tidak mempunyai pilihan lain kecuali mati atau menemukan obat untuk menyembuhkan diri saya sendiri. Saya seorang ilmuwan, oleh karena itu berpikir bahwa tentunya ada penjelasan yang masuk akal bagi penyakit mematikan yang menyerang satu dari 12 wanita di Inggris ini.

Saya telah merasakan penderitaan karena kehilangan satu payudara dan telah menjalani radioterapi. Sekarang saja menerima kemoterapi yang menyakitkan dan saya juga telah diperiksa oleh beberapa ahli spesialis yang paling terkemuka di negeri ini. Tetapi jauh di dalam hati saya, saya merasa yakin bahwa saya menghadapi maut. Saya mempunyai suami yang mencintai saja, rumah yang indah dan dua anak kecil yang memerlukan bimbingan saya. Saya sungguh ingin hidup.

Untunglah, keinginan hidup ini mendorong saya untuk menggali fakta-fakta, yang baru sedikit diketahui oleh sejumlah kecil ilmuwan
pada waktu itu. Setiap orang yang berhubungan dengan kanker payudara akan tahu bahwa beberapa faktor resiko - seperti usia tua, mens terlalu dini, menopause terlambat dan sejarah keluarga dengan kanker payudara, sungguh-sungguh tidak dapat kita cegah. Tetapi ada banyak faktor resiko lainnya yang dapat kita kontrol dengan baik.

Faktor-faktor resiko yang 'terkontrol' ini dengan mudah terwujud dalam perubahan-perubahan sederhana yang dapat kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari kita untuk mencegah atau mengobati kanker payudara.

Petunjuk pertama dalam memahami penyebab berkembangnya kanker payudara saya datang pada saat suami saya Peter, yang juga ilmuwan, pulang ke tanah air setelah bekerja di Cina, ketika saya sedang menjalani
pengobatan kemoterapi. Ia membawa kartu-kartu dan surat-surat, serta juga beberapa ramuan dari tumbuh-tumbuhan, yang diberikan oleh teman-teman dan ilmuwan-ilmuwan mitra saya di Cina.

Ramuan-ramuan itu dikirimkan kepada saya untuk menyembuhkan kanker payudara itu. Meskipun kami menghadapi keadaan yang menyedihkan pada saat itu, kami dapat tertawa lepas, dan saya ingat telah mencetuskan perkataan bahwa ramuan ini merupakan pengobatan bagi kanker payudara di Cina, dan tidak mengherankan bahwa wanita-wanita di Cina berusaha menghindar dari penyakit ini.

Kata-kata itu selalu teringat di benak saya. "Mengapa wanita-wanita di Cina tidak terkena kanker payudara?" Saya pernah bekerja sama dengan mitra-mitra Cina dalam penelitian tentang hubungan antara kimia tanah dan penyakit, dan mengingat beberapa statistik yang telah dibuat.

Penyakit ini boleh dikatakan tidak terdapat di seluruh negeri Cina.
Hanya 10.000 wanita di Cina wafat karena penyakit ini, dibandingkan dengan persentase menakutkan bahwa satu di antara 12 wanita di Inggris meninggal dunia karena penyakit ini, dan bahkan angka ini lebih mengerikan lagi menjadi rata-rata satu di antara 10 wanita di sebagian besar negara-negara Barat. Hal ini bukanlah karena Cina merupakan negeri yang lebih bersifat pedesaan, dan tidak banyak terkena polusi perkotaan.
Di daerah Hong Kong yang padat, persentase meningkat menjadi 34 di antara 10.000 wanita, namun toh masih jauh lebih sedikit daripada di Barat.

Kota-kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang juga memiliki persentase yang hampir sama dengan Cina. Padahal kedua kota ini telah diserang dengan senjata nuklir, sehingga selain kanker yang berhubungan dengan polusi, kita dapat memperkirakan adanya kasus-kasus kanker yang terkait dengan radiasi.

Kesimpulan yang dapat kita peroleh dari statistik ini sungguh mengejutkan. Apabila seorang wanita Barat pindah ke kota industri Hiroshima yang terkena radiasi, resiko terkena kanker payudara ini dapat menjadi satu berbanding dua. Tentu saja hal ini tidak masuk akal. Saya merasa yakin bahwa ada sebuah faktor gaya hidup yang bukan terkait dengan polusi, urbanisasi atau lingkungan hidup yang nyata-nyata telah meningkatkan kemungkinan wanita Barat terkena kanker payudara.

Saya kemudian menemukan bahwa penyebab perbedaan besar dalam persentase kanker payudara antara negara-negara Timur dan Barat bukanlah karena faktor genetika. Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa apabila orang Cina atau Jepang pindah ke Barat, dalam satu atau dua generasi persentase kanker payudara mereka mendekati persentase dari penduduk negara di mana mereka tinggal.

Hal yang sama terjadi apabila orang-orang Timur sepenuhnya meniru gaya hidup Barat di Hong Kong. Sesungguhnya, nama populer yang disebutkan orang di Cina bagi kanker payudara adalah 'Penyakit Wanita Kaya'. Ini disebabkan bahwa di Cina, hanya orang-orang kaya yang dapat menikmati apa yang disebut sebagai 'Makanan Hong Kong.'

Orang-orang Cina menggambarkan semua makanan Barat, termasuk semua kudapan dari es krim dan coklat sampai spaghetti dan keju, sebagai 'Makanan Hong Kong' karena hanya terdapat di bekas koloni Inggris dan dulu jarang ada di daratan Cina.

Jadi sungguh masuk akal bagi saya bahwa apa yang menyebabkan kanker payudara saya ini dan banyaknya penderita penyakit tersebut di negara saya hampir dipastikan berasal dari sesuatu yang berhubungan dengan gaya hidup Barat kita, dari kalangan menengah yang lebih baik. Angka ini juga besar bagi para pria di sini. Saya telah mengamati dalam penelitian saya bahwa banyak data tentang kanker prostat juga sampai pada kesimpulan yang sama.

Menurut angka dari WHO, jumlah pria yang terkena kanker prostat di Cina pedesaan hampir tidak ada, hanya 0,5 pria di antara 100.000. Namun demikian di Inggris, Skotlandia dan Wales, angka ini 70 kali lebih tinggi. Seperti kanker payudara, penyakit ini merupakan penyakit kalangan menengah dan terutama menyerang kelompok-kelompok sosial yang lebih kaya dan mempunyai kehidupan sosial-ekonomi yang lebih tinggi, yaitu mereka yang dapat menikmati makanan yang bergizi tinggi. Saya teringat berkata kepada suami saya, "Ayo Peter, kamu baru saja pulang dari Cina. Apa sih gaya hidup Cina yang sangat berbeda dengan kita?"
"Mengapa mereka tidak terkena kanker payudara?"

Kami memutuskan untuk menggunakan latar belakang ilmu kami bersama-sama dan melakukan pendekatan dengan logika. Kami memeriksa data ilmiah yang mengarahkan kami pada kandungan lemak dalam makanan. Para peneliti pada tahun 1980-an telah menemukan bahwa hanya 14% kalori di hidangan Cina terdiri atas lemak, dibandingkan dengan hampir 36% di Barat.

Tetapi makanan yang telah saya makan selama bertahun-tahun sebelum terkena kanker payudara ini sangat rendah lemak dan berserat tinggi. Selain itu, sebagai ilmuwan saya tahu bahwa asupan lemak pada orang dewasa tidak menunjukkan peningkatan resiko kanker payudara dalam sebagian besar investigasi yang telah dilakukan pada kelompok-kelompok besar wanita selama dua belas tahun.

Lalu pada suatu hari sesuatu yang agak istimewa terjadi. Peter dan saya telah bekerja sama begitu erat selama bertahun-tahun lamanya sehingga saya tidak yakin siapa di antara kami berdua yang berkata terlebih dahulu: "Orang-orang Cina tidak makan produk dari susu!"

Sulit untuk menjelaskan kepada orang yang bukan ilmuwan terjadinya 'dentingan' pikiran dan perasaan yang mendadak ketika menyadari bahwa pikiran kita terbuka pada sesuatu hal yang penting. Rasanya seperti ada banyak potongan gambar di dalam otak kita dan tiba-tiba, dalam beberapa detik, semua teka-teki ini terangkai dengan baik sehingga membentuk gambar yang jelas.

Tiba-tiba saya teringat kembali betapa banyak orang Cina yang tidak dapat mencernakan susu dengan baik, betapa orang-orang Cina yang bekerja dengan saya selalu berkata bahwa susu hanya untuk bayi, dan bagaimana salah seorang sahabat karib saya, yang keturunan Cina, dengan sopan selalu menolak keju pada saat jamuan malam.

Saya tahu bahwa tak ada orang Cina yang hidup secara tradisional, yang menggunakan susu sapi atau produk dari susu untuk memberi makan kepada bayinya. Dalam adat istiadat mereka, mereka menggunakan inang untuk menyusui tetapi tidak pernah produk dari susu.

Secara budaya, orang-orang Cina menganggap gaya Barat kita yang sangat menyukai susu dan produk dari susu sebagai sesuatu yang sangat aneh. Saya teringat ketika menjamu sebuah delegasi besar ilmuwan Cina tidak lama setelah berakhirnya Revolusi Budaya di Cina pada tahun 1980-an.

Atas nasihat Biro Luar Negeri, kami telah meminta kepada perusahaan jasa boga untuk menyediakan puding yang mengandung banyak es krim. Setelah menanyakan dari apa puding itu dibuat, semua ilmuwan Cina itu, termasuk interpreter, dengan sopan namun tegas menolak untuk memakannya, dan mereka tidak dapat dibujuk untuk mengubah pikiran mereka. Pada waktu itu kami semua senang dan menikmati porsi tambahan!

Saya menemukan bahwa susu adalah salah satu penyebab umum alergi makanan. Sekitar 70% penduduk dunia tidak dapat mencernakan gula susu, Laktosa, sehingga para ahli gizi berpendapat bahwa kondisi ini normal bagi orang dewasa, dan bukan merupakan sebuah Deficiency (kekurangan) . Mungkin alam berusaha mengatakan kepada kita bahwa kita telah mengkonsumsi makanan yang salah.

Sebelum saya terkena kanker payudara untuk pertama kali, saya telah makan banyak produk dari susu, seperti susu tanpa lemak, keju rendah lemak dan yoghurt. Saya menggunakannya sebagai sumber protein saya yang utama. Saya juga makan daging cincang sapi yang tidak berlemak, yang sekarang baru saya sadari mungkin sering berasal dari sapi perah.

Agar dapat mengatasi kemoterapi untuk tonjolan kanker saya yang kelima ini, saya telah makan yoghurt organik agar alat-alat pencernaan saya dapat pulih kembali dan mengembalikan bakteri-bakteri 'yang baik' ke
dalam usus saya.

Baru-baru ini, saya menemukan bahwa pada tahun 1989 yang lalu, yoghurt telah terlibat dalam kanker ovarium (indung telur). Dr. Daniel Cramer dari University of Harvard telah meneliti ratusan wanita penderita kanker indung telur dan telah mencatat dengan rinci apa yang biasa mereka makan. Coba saya tahu tentang hal ini ketika ia pertama kali menemukannya.

Mengikuti nasihat Peter dan pendapat saya tentang makanan Cina, saya memutuskan untuk tidak saja menghentikan yoghurt tetapi semua produk dari susu, saat ini juga. Keju, mentega dan yoghurt serta semua makanan yang mengandung susu saya buang ke sampah.

Betapa mengherankan bahwa begitu banyak produk termasuk sup buatan, biskuit dan kue mengandung susu. Bahkan banyak merek margarin yang dijual dengan bahan dari minyak kedelai, minyak bunga matahari atau minyak zaitun dapat mengandung produk susu. Oleh karena itu saya kemudian membaca semua kandungan yang tercetak di label-label makanan.

Sampai saat itu, saya setia mengukur perkembangan tonjolan kanker saya yang kelima ini dengan alat pengukur dan mencatat hasilnya. Meskipun para dokter dan suster banyak memberi semangat dan berkata positif kepada saya, pengamatan saya sendiri mengungkapkan kenyataan yang pahit.
Seri kemoterapi saya yang pertama untuk tonjolan kelima ini tidak berhasil - tonjolan itu tetap sama. Kemudian saya menghapuskan produk-produk dari susu. Beberapa hari kemudian tonjolan itu mulai mengecil.

Sekitar dua minggu setelah seri kemoterapi saya yang kedua dan seminggu setelah tidak mengkonsumsi produk dari susu, tonjolan di leher saya mulai terasa gatal. Kemudian tonjolan itu melunak dan mengecil. Garis di alat pengukur, yang tadinya tidak menunjukkan perubahan, sekarang menunjuk ke bawah setelah tumor itu menjadi kecil dan mengecil lagi.

Dan secara signifikan, saya mencatat bahwa daripada menurun secara perlahan-lahan (membentuk curve yang halus) seperti biasanya terjadi pada kanker, tumor yang mengecil ini digambarkan seperti garis lurus yang menuju ke bagian bawah alat pengukur, yang menggambarkan penyembuhan, bukan pembasmian (atau pengurangan) tumor.

Pada hari Sabtu siang sekitar enam minggu setelah tidak mengkonsumsi produk-produk susu ini, saya melakukan meditasi selama sejam kemudian meraba apa yang yang masih tersisa dari tonjolan saya. Saya tidak menemukannya lagi. Padahal saya sangat berpengalaman dalam mendeteksi tonjolan kanker, karena saya menemukan kelima tonjolan kanker saja itu sendiri. Saya turun ke tingkat bawah rumah dan meminta suami saya meraba leher saya. Ia pun tidak menemukan tonjolan apapun juga.

Hari Kamis berikutnya saja harus memeriksakan diri saya pada dokter spesialis kanker saya di Cross Hospital London. Ia memeriksa saya dengan teliti, terutama leher saya di mana sebelumnya ada tumor. Tadinya ia tercengang dan kemudian gembira ketika berkata, "Saya tidak menemukannya. "

Ternyata tidak seorangpun dari dokter-dokter saya yang memperkirakan bahwa seseorang dengan jenis dan stadium kanker saya (yang jelas-jelas sudah menyebar ke sistem getah bening) dapat bertahan hidup, apalagi begitu sehat dan gembira.

Dokter spesialis saya merasa sangat bahagia seperti saya. Tadinya ketika saya membicarakan gagasan saya dengannya, ia dapat memahami tetapi bersikap skeptis. Tetapi saya tahu bahwa sekarang ia menggunakan peta yang menunjukkan persentase kanker di Cina di dalam kuliah-kuliah yang diberikannya, dan menganjurkan makanan tanpa produk susu bagi pasien-pasien penderita kanker.

Saya sekarang meyakini adanya kesamaan dalam pertalian antara produk dari susu dan kanker payudara dengan merokok dan kanker paru-paru. Saya percaya bahwa dengan mengidentifikasi pertalian antara kanker payudara dan produk susu dan kemudian mengembangkan makanan yang khusus ditujukan untuk mempertahankan kesehatan dari payudara dan sistem hormon saya, telah menyembuhkan saya.

Sangat sulit bagi saya, dan mungkin juga bagi anda, untuk menerima bahwa sebuah zat yang begitu 'alami' seperti susu dapat berdampak begitu mencelakakan bagi kesehatan. Tetapi saya merupakan bukti hidup bahwa hal itu benar-benar terjadi dan mulai besok saya akan mengungkapkan rahasia kegiatan saya yang mengubah semuanya ini.

Dikutip dari buku "Your Life in Your Hands" karangan Professor Jane Plant, Ph.D, CBE.

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

FZ

Wah.. menarik.. :jempol:

Nanti coba ditelusuri.. korelasi dairy dan breast cancer..
Untuk sementara no comment dulu, belum ada bukti konkret..


williamhalim

Baru dapat artikel ini dari teman.... masih soal s.u.s.u.

--------------------------------------------

info dari tetangga ...

Maaf jangan tersinggung ya. Ini bukan saya yang bilang, tapi Dr. Hiromi Shinya, MD, Guru Besar kedokteran Albert Einstein College of Medicine, AS. Sang Pengarang buku Best Seller saat ini "The Miracle of Enzyme". Buku ini sangat fenomenal, dalam waktu singkat sudah terjual 2juta copy. Ibu Menteri Kesehatan kita Dr. dr Siti Fadilah Supari, Sp.JP (K) khusus menuliskan pengantarnya untuk edisi bahasa Indonesia. Buku ini benar2 membuka paradigm baru ttg diet dan pola hidup sehat kita. Apa yang selama ini kita yakini benar dan kita terapkan dalam keluarga kita termasuk minum susu (sapi) ternyata tidak benar.

Berikut cuplikannya (jangan bosen bacanya ya, oh ya terminology susu di sini asumsinya adalah susu sapi ya):

SUSU SAPI PADA DASARNYA MEMANG UNTUK ANAK SAPI
Nutrisi yang terdapat dalam susu cocok untuk anak sapi yang tengah berkembang. Yang penting bagi pertumbuhan anak sapi belum tentu berguna bagi manusia. Terlebih lagi, dalam dunia alami, hewan yang minum susu hanyalah bayi yang baru lahir. Tidak ada mamalia yang minum susu setelah dewasa (kecuali Homo Sapiens). Inilah cara kerja alam. Hanya manusia yang dengan sengaja mengambil susu dari spesies lain, mengoksidasi dan meminumnya. Ini bertentangan dengan hukum alam.

Di Jepang dan Amerika Serikat, anak-anak didorong untuk minum susu saat makan siang di sekolah karena susu yang kaya nutrisi dianggap baik untuk anak-anak yang tengah tumbuh. Namun siapa pun yang menganggap bahwa susu sapi dan air susu ibu manusia adalah sama, tentunya sangat salah.

Jika anda mendata berbagai nutrisi yang ditemukan baik dalam susu sapi maupun dalam ASI, keduanya memang sangat serupa. Nutrisi seperti protein, lemak, laktosam zat besi, kalsium, fosfor, natrium, kalium, dan vitamin, ditemukan dalam keduanya. Namun, kualitas dan jumlah nutrisi ini sangat berbeda.

Komponen protein utama yang ditemukan dalam susu sapi disebut kasein. Saya pernah menyinggung fakta bahwa protein ini sangat sulit dicerna dalam system pencernaan manusia. Sebagai tambahan, susu sapi juga mengandung bahan antioksidan Laktoferin, yang memperkuat fungsi system kekebalan tubuh. Namun laktoferin yang terdapat dalam ASI adalah 0,15% sementara yang terdapat dalam susu sapi hanya 0,01%.

Tampaknya, bayi-bayi yang baru lahir dari spesies yang berbeda membutuhkan jumlah dan rasio nutrisi yang berbeda pula.

Dan bagaimana dengan orang dewasa?

Laktoferin menjadi contohnya. Laktoferin dalam susu sapi terurai dalam asam lambung. Bahkan jika anda minum susu segar yang belum diproses menggunakan suhu tinggi, laktiferin di dalamnya akan terurai dalam lambung. Begitu pula halnya dengan laktoferin yang terdapat dalam ASI. Seorang bayi manusia yang baru lahir dapat menyerap laktoferin dari ASI dengan baik. Karena lambungnya yang masih belum berkembang sempurna dan karena sekresi asam lambungnya hanya sedikit, laktoferin pun tidak terurai. Dengan kata lain, ASI manusia memang tidak dimaksudkan untu dikonsumsi oleh manusia dewasa.

Susu sapi, walaupun sebagai susu segar yang masih mentah, bukanlah makanan yang cocok bagi manusia. Kita mengubah susu segar, yang pada dasarnya memang tidak baik bagi kita, menjadi makanan buruk dengan cara homogenisasi dan pasteurisasi pada suhu tinggi. Kemudian, kita memaksa anak-anak kita untuk meminumnya.

Satu masalah lain adalah orang-orang kebanyakan kelompok etnis tidak memiliki cukup banyak enzim lactase untuk menuraikan laktosa. Kebanyakan orang memiliki cukup banyak enzim ini pada saat masih bayi, tetapi kemudian berkurang seiring dengan usia. Pada saat orang-orang ini minum susu, mereka mengalami berbagai gejala seperti perut bergemuruh atau diare, yang merupakan hasil ketidakmampuan tubuh untuk mencerna laktosa. Orang-orang yang benar-benar tidak memiliki lactase atau jumlah enzimnya benar-benar rendah disebut tidak tahan laktosa. Hanya sedikit orang yang benar-benar tidak tahan laktosa, tetapi sekitar 90% bangsa Asia, 75% Hispanik, Indian America dan Afro America, begitu pula 60% orang dari berbagai kebudayaan di Mediterania, dan 15% masyarakat keturunan Eropa Utara tidak memiliki cukup banyak enzim ini.

Laktosa adalah zat gula yang hanya terdapat dalam susu mamalia. Susu hanya untuk diminum oleh bayi-bayi yang baru lahir (dalam islam dianjurkan sampai usia 2 tahun). Walaupun banyak orang dewasa yang kekurangan lactase, pada saat baru dilahirkan semua bayi yang sehat memiliki cukup banyak enzim tersebut untuk kebutuhan mereka. Terlebih lagi kadar laktosa dalam ASI adalah sekitar 7%, sementara dalam susu sapi hanya 4,5%.

Oleh karena manusia pada saat bayi mampu minum ASI yang kaya akan laktosa tetapi ebrakhir dengan menghilangnya enzim tersebut setelah dewasa, saya yakin inilah cara alam untuk mengatakan bahwa susu bukan untuk diminum oleh orang dewasa.

Jika memang sangat menyukai rasa susu, saya sangat menyarankan anda membatasi seringnya mengkonsumsi susu, berusaha untuk minum susu yang tidak dihomogenisasi, dan dipasteurisasi pada suhu rendah. Anak-anak dan orang dewasa yang tidak menyukai susu tidak boleh dipaksa untuk meminumnya.

Singkatnya minum susu (sapi) tidak bermanfaat baik bagi tubuh.

Sumber:
The Miracle of Enzyme - Hiromi Shinya, MD

-----------------------------


Semoga bermanfaat

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

williamhalim

soal 'susu sapi' ini.....

Kebanyakan orang cina (tiongkok) jarang minum susu sapi, mereka hanya minum susu kacang kedele. Juga tercatat bahwa kanker lebih banyak diderita oleh orang barat ketimbang orang cina.

Apakah ada relevansinya, yakni keterkaitan antara tidak minum susu sapi dan kurangnya kemungkinan kena kanker?

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Lily W

Quote from: Forte on 12 February 2009, 11:21:07 AM
Wah.. menarik.. :jempol:

Nanti coba ditelusuri.. korelasi dairy dan breast cancer..
Untuk sementara no comment dulu, belum ada bukti konkret..

Jangan lupa... budayakan GRP nye dulu... =)) =)) =))

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Sunkmanitu Tanka Ob'waci

bodhisatta minum susu sebelum pencerahannya, ada kaitannya gak?
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

ENCARTA

^ ada kalau yg kasi cewe cantik, ada gak kaitannya?

Lily W

#7
^ atas...


Kabur ahh... sebelum forte dtg... ;D

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Sumedho

kalo nga salah pernah ditest kalo minum susu sapi mentah, didalemnya dah ada enzim utk mengolah lactosa. waktu di panaskan jadi hilang.

jadi orang lactosa intolerant minum raw milk kgk apa2x. katanye

cara laen yah, di fermentasi jadi kefir atau yoghurt supaya lactosa nya dipecah dulu
There is no place like 127.0.0.1

mushroom_kick

Segala fenomena bentuk & batin tidaklah kekal ada na.....
Semua hanyalah sementara.....

Lex Chan

#10
2 tahun yang lalu aye kena maag, curiga jangan2 karena kebanyakan minum susu cair.. :-?
sehari bisa minum 1 liter.. ::)

uda pernah dibahas di thread sebelah: http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=2087.0

skrg kalo seduh dan minum susu bubuk sih mendingan :D

jadi, minum susu kacang aja nih? ???
"Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway"
-Mother Teresa-

williamhalim

Quote from: Wolverine on 12 February 2009, 01:35:02 PM
bodhisatta minum susu sebelum pencerahannya, ada kaitannya gak?

nggak dijelasin yah minum susu jenis apa?
susu sari nasi, susu kacang ataukah susu sapi (apakah orang2 india pada zaman tsb meminum susu sapi?) atau susu jenis lainnya?

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Sumedho

susu kacang jg kgk bagus, ada phytoestrogen yg bikin kaco hormon tubuh tuh. katany micu kanker pada cewe, yah cowo bisa jg klai yah secara ada cowo yg kena kanker payudara jg
There is no place like 127.0.0.1

morpheus

Evidence connecting milk consumption to breast cancer is contradictory, but results of a recent study from Denmark suggest that it may play a role in the increasing incidence of the disease during the past 50 years. In a study involving more than 117,000 women, researchers from the Statens Serum Institut found that height is a risk factor for breast cancer, particularly when it stems from a growth spurt between the ages of eight and 14. In Japan, an increase in women's average heights over the last 50 years may be related to milk consumption. During that time breast cancer incidence doubled from 40 to 80 cases per 100,000 women. The findings were published in the October 14, 2004, issue of the New England Journal of Medicine. Commenting on the results in the same issue, two experts from Harvard Medical School noted that milk consumption increases circulating levels of insulin-like growth factor 1, a growth hormone associated with higher stature. It isn't known yet exactly how this might contribute to childhood growth and breast cancer risk. But if milk drinking is to blame for the increased incidence of breast cancer, the amount consumed during childhood could be the key, not the amount adult women are drinking today.

To confuse matters, an earlier study had suggested that the vitamin D and calcium women get by consuming low-fat dairy products, including skim or low-fat milk lower the risk of breast cancer before menopause but not afterward. These findings came from data drawn from the famed Nurses Health Study, which began in 1976 and includes more than 120,000 nurses in 11 states. In 2002 Harvard researchers published an analysis of information from more than 88,600 of the women showing that consumption of dairy products - either before or after menopause - had no effect one way or the other on the breast cancer risk among postmenopausal women. The study was published in the September 4, 2002, issue of the Journal of the National Cancer Institute.
advertisement

Another study, from Norway, published in 2001 also suggested that milk consumption was protective. Data from more than 48,000 premenopausal women researchers showed that childhood milk consumption (regardless of the type of milk and its fat content) was associated with a lower breast cancer risk among women aged 34 to 39 but not among women in their forties. Adult milk consumption also seemed to lower the risk. Among women who drank more than three glasses of milk per day, risk was lowered by about half. The study was published in the Sept. 15, 2001 issue of the International Journal of Cancer.

I recommend against using cow's milk and products made from milk if you have a personal or family history of eczema, asthma, bronchitis, sinusitis, or autoimmunity. If you do drink milk, I urge you to buy only organic brands without the residues of antibiotics and hormones found in conventional brands. In my opinion, those hormone residues may be the factor responsible for increased risks of cancer, especially hormonally driven cancers.

Andrew Weil, M.D.
http://www.drweil.com/drw/u/id/QAA352296
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Lily W

Bro Morpheus...

Tolong terjemahkan donk?

Thanks.._/\_

:lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are