News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Atta kah ini???

Started by Mr.Jhonz, 08 February 2009, 07:48:15 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

coedabgf

#15
Apa yang anda/umat cari sesungguhnya pada akhirnya?

Bukan bukunya. Pada akhirnya semua usaha dan awal jalan yang paling menentukan itu adalah niat ketulusan, kemurnian hati anda, kerinduan hati anda mencari apa atau ingin mendapatkan apa. sehingga menimbulkan tekad untuk dan mendapatkan kebenaran pada akhirnya. Saya beri contoh, mengapa Sakyamuni Buddha dari kehidupan kerajaan dan melihat penari istana lalu keluar melihat 4 pederitaan, sehingga pada akhirnya mendapatkan pengetahuan dan menjelaskan tentang hal ini : 'Ketahuilah para Bhikkhu bahwa ada sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak. Duhai para Bhikkhu, apabila Tidak ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Diciptakan, Yang Mutlak, maka tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi para Bhikkhu, karena ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu.'.
Apakah seperti iseng-iseng jalan-jalan keluar menemukan telur dan memungut di jalan? atau seperti seorang pembuat lukisan, dan dia yang mencipta/menimbulkan gambar dengan tangannya sendiri? atau dia yang mendobrak pintu seperti seorang pencuri atau perampok untuk mengambil sesuatu yang berharga yang ada didalam rumah yang senantiasa pintu itu selalu terbuka? yang berarti dia yang memaksa supaya mendapat atau memang senantiasa sudah tersedia buat semua? berapa banyak umat yang menangkap dengan benar hakekat kebenaran yang terkandung dalam pengajaran guru Buddha sehingga tercerahkan, sedangkan dari dahulu ada orang yang bisa langsung tercerahkan mendengar ujaran guru Buddha, ada kesalahan pengajaran (ajaran) atau kecenderungan hati manusianya, sehingga pengajaran semakin jauh atau lari dari tujuan inti pengajaran guru Buddha lebih-lebih saat kini tentang maknanya pencerahan sehingga lari realitasnya hanya menjadi persepsi diri masing-masing(khayal) dan tidakan/jalan takhayul.
coba bos n1ar cari nih syair-syair guru Buddha yang membandingkan/menyelidiki tulisan saya diatas.

good hope and love
iKuT NGeRumPI Akh..!

coedabgf

 [at]  N1ar...,
saya juga hanya menanggapi 'kata' untuk menjelaskan.
iKuT NGeRumPI Akh..!

N1AR

orang yg mendengar langsung dari buddha gautama, bertannya dan mendengar

apa tujuan dari kehidupan dibawah bimbingan Bhikkhu gautama?
"tujuannya adalah untuk melepaskan nafsu"
adakah caranya, latihan yang bisa melepaskan nafsu?
"ada caranya, yaitu dengan usaha kekuatan batin dari keinginan, energi, pikiran, perenungan yang bersama2 dengan
konsentrasi ( pemusatan pikiran ) dan usaha"
kalau bergitu adanya yg mulia ananda, lalu ini sama saja dengan usaha yg tiada akhirnya. karena untuk melepaskan satu nafsu untuk dengan menggunakan nafsu yg lainnya adalah tidak mungkin
"lalu saya akan bertannya padamu sebuah pertanyaan; jawablah sesukamu. sebelumnya apakah kamu mempunyai suatu nafsu (desire), energi, pikiran dan perenungan untuk datang ketaman ini? dan setelah tiba, hilangkah keinginan, energi, pikiran dan renungan yg kau bawa itu?"
yah semuanya itu hilang
"kalau bergitu, seseorang yg sudah menghancurkan kekotoran batin, setelah ia mencapai penerangan sempurna, keinginan itu, energi itu, pikiran itu, renungan yg telah dia miliki untuk mencapai penerangan sempurna sekarang telah sirna

hore hore hore _/\_

coedabgf

#18
 [at] N1ar

coba anda kutip dulu seluruh kutipan yang aslinya. nanti saya beri pertanyaan supaya jangan lari,  percakapan dari guru Buddha (sutta), bukan dari cerita guru yang lain.  8)
iKuT NGeRumPI Akh..!

hatRed

 [at] N1AR

maksudnya bosan ya?
i'm just a mammal with troubled soul



N1AR

/Seorang imam menanyakan Yang Mulia Ananda: "Apa tujuan dari kehidupan
suci di bawah bhikku Gautama?" - "Tujuannya adalah untuk melepaskan
nafsu." - "Adakah caranya, latihan yang mana bisa melepaskan nafsu?" -
"Ada caranya, yaitu dengan usaha kekuatan batin dari keinginan, energi,
pikiran dan perenungan yang bersama-sama dengan konsentrasi (pemusatan
pikiran) dan usaha." - "Kalau begitu adanya, Yang Mulia Ananda, lalu ini
sama saja dengan usaha yang tiada akhirnya. Karena untuk melepaskan satu
nafsu untuk dengan menggunakan nafsu yang lain adalah tidak mungkin." -
"Lalu saya akan bertanya kepadamu sebuah pertanyaan; jawablah sesukamu.
Sebelumnya, apakah kamu mempunyai nafsu (keinginan), energi, pikiran dan
perenungan untuk datang ke taman ini? Dan setelah tiba, hilangkah
keinginan, energi, pikiran dan renungan yang kau bawa itu?" - "Ya,
semuanya itu hilang." - "Kalau begitu, seseorang yang telah
menghancurkan kekotoran batin, setelah dia mencapai penerangan sempurna,
keinginan itu, energi itu, pikiran itu, renungan yang dia miliki untuk
mencapai penerangan sempurna sekarang telah sirna." (Samyutta Nikaya,
Book Seven, Sutta No.15)/

/"A priest asked Venerable Ananda: "What is the aim of living the holy
life under the monk Gotama?" - "It is for the sake of abandoning
desire." - "Is there a way, a practice by which to abandon this desire?"
- "There is a way - it is by means of the psychic powers of desire,
energy, thought, and consideration together with concentration and
effort." - "If that is so, Venerable Ananda, then it is a task without
end. Because to get rid of one desire by means of another is
impossible." - "Then I will ask you a question; answer as you like.
Before, did you have the desire, the energy, the thought and
consideration to come to this park? And having arrived, did not that
desire, that energy, that thought and that consideration cease?" - "Yes,
it did." - "Well, for one who has destroyed the defilements, once he has
won enlightenment, that desire, that energy, that thought and that
consideration he had for enlightenment has now ceased." - Samyutta
Nikaya, Book Seven, Sutta No.15)/

http://www.mail-archive.com/dharmajala [at] yahoogroups.com/msg01092.html baca sendiri deh :P

coedabgf

 [at] N1ar

coba saya tes, selidik dulu apakah pada waktu ananda berbicara tentang ini, sudah tercerahkan atau belum? (keterangan : kejadian ini setelah persamuan agung pertama atau belum?, dimana dikisahkan dia belum boleh ikut masuk.)  8)
iKuT NGeRumPI Akh..!

N1AR

gak ah.. uda pernah dibahas :P

coedabgf

yah.. masa sampe disitu saja  :'(
ga selese dah diskusinya.  :(  :(
iKuT NGeRumPI Akh..!

N1AR

harus tanya anandanya karena dia yg punyah ingatan yg ok =))

coedabgf

N... 1....   A... R.....  :'(

eh u ce or co sich?  :o :o
:x :x ;D

bro chik... sori yah jadi OOT  _/\_
iKuT NGeRumPI Akh..!

Mr.Jhonz

No comment


seru ni om g udah ikut ngomong,

back to topic!
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

ika_polim

Quote from: Mr.Jhonz on 08 February 2009, 07:48:15 PM
Om2,tante2,ko2
tanya nhi,

ketika gw berhasil menakhluk diri sendiri
contoh:
1.mengalah dalam debat
2.diponjokan cuma tersenyum
3.difitnah dlm hal sepele cuma diam

setelah itu,ada perasaan bangga yg besar terhadap diri sendiri,apakah kebanggaan ini termasuk dalam atta/ego?

_/\_

... ... ada perasaan bangga yang besar ... ...

saya pikir hal itu adalah bentuk jelas dr Hukum Karma yang bekerja!

dan dgn demikian jelas disini bahwa : Buah Karma dihadirkan oleh adanya Atta!

ika.

gajeboh angek

QuoteBuah Karma dihadirkan oleh adanya Atta!

Pernyataan ngaco yang gak ada dasarnya.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

ika_polim

Quote from: ika_polim on 27 April 2009, 08:39:27 AM
Quote from: Mr.Jhonz on 08 February 2009, 07:48:15 PM
Om2,tante2,ko2
tanya nhi,

ketika gw berhasil menakhluk diri sendiri
contoh:
1.mengalah dalam debat
2.diponjokan cuma tersenyum
3.difitnah dlm hal sepele cuma diam

setelah itu,ada perasaan bangga yg besar terhadap diri sendiri,apakah kebanggaan ini termasuk dalam atta/ego?

_/\_

... ... ada perasaan bangga yang besar ... ...

saya pikir hal itu adalah bentuk jelas dr Hukum Karma yang bekerja!

dan dgn demikian jelas disini bahwa : Buah Karma dihadirkan oleh adanya Atta!

ika.


renungkan baik2 hal berikut ini:

1. adakah lagi sensasi rasa sedih pada seorg yg telah realisasi Nibbana?

2. bagaimana dgn sensasi rasa bahagia?

3. bagaimana dgn sensasi rasa bangga?

dan

4. bagaimana dgn sensasi rasa cinta kasih???

ika.
Quote from: gachapin on 27 April 2009, 10:34:06 AM
QuoteBuah Karma dihadirkan oleh adanya Atta!

Pernyataan ngaco yang gak ada dasarnya.