[INFO] Metoda Persalinan dan Pengaruhnya

Started by FZ, 03 February 2009, 06:50:57 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

FZ

Ini ada sedikit bahan bacaan dari forum angkatan 2001 Jurusan Farmasi, FMIPA Universitas Andalas, Padang
(sekarang udah jadi Fakultas Farmasi).
Kebetulan penulis, rekan seperjuangan pada masa kuliah dulu.. :)
Semoga bermanfaat


Metoda Persalinan dan Pengaruhnya pada Pembentukan Mikrobiota dalam Saluran Pencernaan dan Kekebalan Tubuh Anak
oleh Hanky Febriandy, S.Farm.,Apt.


Kelahiran seorang anak ke dunia adalah hal yang paling dinantikan oleh pasangan suami istri. Tak heran jika banyak persiapan yang dilakukan dalam masa penantian tersebut, mulai dari mengkonsumsi susu untuk ibu hamil, menambah asupan vitamin selama masa kehamilan serta melakukan senam untuk ibu hamil. Semua persiapan tersebut akan bermuara pada proses persalinan, apakah itu normal ataupun melalui proses Caesar.
Metode persalinan yang umum adalah persalinan normal (melalui jalan lahir ibu) dan bedah Cesar (proses kelahiran yang bukan dari jalan normal, yaitu dengan cara menyayat bagian bawah perut hingga rahim). Cara persalinan merupakan hal yang sangat penting, karena ini akan sangat terkait dengan angka kematian dan angka kesakitan baik bagi ibu maupun bagi bayi yang baru dilahirkan. Persalinan dengan bedah Caesar terkait dengan kematian ibu 3 kali lebih besar dibandingkan dengan persalinan normal. Angka kematian langsung akibat persalinan Caesar adalah sekitar 5.8 per 100.000 persalinan. Hal ini dikemukakan oleh Dr. Andon Hestiantoro Sp. OG dari Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas kedokteran Universitas Indonesia – RS.Dr.Cipto Mangunkusumo dalam acara talkshow "Metode Persalinan Berpengaruh Pada Pembentukan Mikrobiota Saluran Pencernaan dan Kekebalan Tubuh Buah Hati" di Hotel Gran Melia Jakarta.
Pada kesempatan yang sama, Profesor Patricia Conway dari University of New South Wales Australia juga menyampaikan beberapa tahun terakhir, jumlah ibu yang memilih melahirkan dengan cara Caesar meningkat signifikan, di Amerika Serikat angka kelahiran Caesar meningkat lebih dari 40 %, di Eropa 30%, Amerika Latin dan sebagian negara Asia mencapai 50% sejak 1996.
Penelitian juga menunjukkan, bayi yang dilahirkan dengan metoda Caesar, membutuhkan waktu kira-kira enam bulan untuk mencapai mikrobiota usus yang serupa dengan bayi lahir normal, sehingga bayi Caesar memiliki resiko lebih tinggi terhadap berbagai jenis penyakit. Hal itu dijelaskannya, didepan 200 dokter spesialis kebidanan dan kandungan anggota POGI Jaya yang diundang.
Saluran cerna penting artinya bagi kesehatan tubuh manusia. Fungsi utama saluran cerna adalah mencerna dan menyerap zat gizi agar kebutuhan tubuh dapat terpenuhi. Pada saluran cerna yang sehat mukosa usus mampu menyerap mikronutrien penting dan menolak toksin serta patogen, dan dua pertiga sistem kekebalan tubuh berada dalam saluran cerna.
Saluran cerna memiliki populasi mikroba yang beragam dan kompleks. Mikrobiota saluran cerna ini mempengaruhi kesehatan dengan cara melindungi tubuh dari serangan mikroorganisma 'jahat' (pathogen), merangsang sistem daya tahan tubuh, membantu kinerja saluran cerna serta memproduksi vitamin-vitamin esensial.
Mikrobiota tersebut diperoleh manusia secara bertahap, dimulai sejak lahir dari mikrobiota ibu dan lingkungan. Pada persalinan normal, bakteri dari ibu dan lingkungan sekitar membentuk kolonisasi pada saluran cerna. Pada persalinan normal, bayi berpindah dari rahim yang nyaris steril ke lingkungan luar melalui proses yang lama yang melibatkan kontraksi berjam-jam. Sebagai imbasnya bayi kontak secara alami dengan mikroflora normal ibu dan kemudian mikrobiota itu berkoloni diususnya. Mikrobiota pada saluran cerna bayi yang baru lahir yang memegang peran utama mengaktifkan sistem kekebalan adalah kelompok Bifidobacteria dan Lactobacilli. Sayangnya, bayi-bayi yang lahir secara Caesar kurang terpapar mikroba-mikroba pada saat dilahirkan. Bayi yang dilahirkan Caesar juga sering kali terpapar antibiotika di masa awal kehidupannya. Akibatnya kolonisasi bakteri menguntungkan (probiotik) di saluran cerna terhambat. Padahal inisiasi koloni bakteri yang diperoleh bayi saat persalinan normal berpengaruh kuat pada perkembangan dan pematangan sistem kekebalannya, yang pada akhirnya mempengaruhi kesehatan bayi.
Berbagai penelitian telah menunjukkan adanya perbedaan komposisi mikrobiota saluran cerna pada bayi yang dilahirkan secara Caesar dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan secara normal. Pada bayi yang dilahirkan Caesar memiliki resiko terkena penyakit yang lebih tinggi dibandingkan bayi yang dilahirkan normal.
Pada saat lahir, sistem daya tahan tubuh masih belum dapat berfungsi dengan baik atau belum sempurna. Mikrobiota memiliki peranan yang penting dalam pematangan sistem daya tahan tubuh, khususnya dalam membentuk toleransi oral (mulut) dan mengurangi resiko alergi.
Terbentuknya mikrobiota yang sehat pada awal kehidupan terbukti secara kuat memiliki peranan penting untuk menjaga kesehatan dan fungsi sistem daya tahan tubuh yang baik. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa bayi-bayi yang dilahirkan secara Caesar memiliki waktu pembentukan mikrobiota saluran cerna yang tertunda serta memiliki resiko terhadap berbagai jenis penyakit yang lebih tinggi.
Terdapat dua cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan dominasi bakteri baik di saluran cerna bayi, pertama dengan memberikan suplemen bakteri baik secara langsung, kedua dengan mendukung pertumbuhan bakteri baik yang sudah ada diusus dengan pemberian makanan yang tepat.
Telah lama diketahui bahwa air susu ibu (ASI) mengandung gizi terbaik untuk bayi. Kini diketahui bahwa ASI mengandung bakteri-bakteri yang menguntungkan (probiotik), disamping karbohidrat tertentu yang mendukung pertumbuhan Bifidobacteria. Ini berarti bahwa ASI tidak hanya mendukung pertumbuhan bakteri yang menguntungkan tetapi juga memasok bakteri-bakteri menguntungkan tersebut secara langsung.
Karena ASI mengandung probiotik yang terbukti memiliki manfaat kesehatan bagi tubuh, maka bayi yang lahir mengonsumsi probiotik akan memiliki mikrobiota menguntungkan dalam jumlah banyak disaluran cernanya.
Banyak bukti yang tersedia untuk mendukung penggunaan probiotik bagi bayi dengan tujuan untuk membentuk kolonisasi mikrobiota saluran cerna yang sehat dan menyeimbangkan sistem daya tahan tubuh, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesehatan dan mengurangi resiko alergi.
Tidaklah berlebihan jika ada pendapat yang menyatakan bahwa hadiah pertama lahirnya bayi kedunia adalah bakteri dari sang ibu (baik dari rahim, jalan lahir dengan persalinan normal) dan ASI. Sayangnya, banyak bayi kurang mendapatkan ASI yang kaya probiotik dan mengandung prebiotik untuk menunjang kehidupan bakteri baik disaluran cerna, Misalnya bayi prematur dan bayi yang tidak mendapat ASI karena alasan tertentu (misalnya ibu menderita HIV/AIDS dan tidak boleh menyusui bayinya)
Kandungan zat gizi lain pada ASI, yaitu berupa asam lemak, ternyata dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan otak pada bayi prematur sedangkan pemberian ASI yang sangat minim akan membuat bayi menjadi mudah sakit dan memiliki kemampuan berpikir yang lebih rendah dibandingkan dengan bayi lainnya yang diberi ASI dalam jumlah cukup.