Apakah arti "romo/ramani"?

Started by K.K., 21 January 2009, 04:33:58 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

K.K.

Quote from: ryu on 21 January 2009, 05:13:51 PM
Ok deh, aye mah kaga ngerti kayak ginian ;D

Karena saya juga tidak ikut organisasi Buddhist manapun, jadi saya juga tidak mengerti. Maka saya tanya di sini. ;D

ryu

Kalo Walubi yang ngaco siapa yang memberikan hukuman yak :whistle: :whistle: :whistle: :whistle:
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

g.citra

Kalau kita dianggap dewasa, darimanakah anggapan itu muncul? apa alasannya? apakah seorang dewasa tidak akan melakukan kesalahan? siapakah yang bertanggung jawab?

Nevada

Oya, karena topik ini dibahas di board Theravada, saya ingin meluruskan sedikit perihal majelis agama...

Majelis Agama Buddha yang mengangkat seseorang untuk menjadi Romo / Ramani adalah MAGABUDHI.

K.K.

Quote from: g.citra on 21 January 2009, 05:20:41 PM
Kalau kita dianggap dewasa, darimanakah anggapan itu muncul? apa alasannya? apakah seorang dewasa tidak akan melakukan kesalahan? siapakah yang bertanggung jawab?

Anda mau menjawab kok malah banyak tanya sih?


K.K.

Quote from: upasaka on 21 January 2009, 05:22:28 PM
Oya, karena topik ini dibahas di board Theravada, saya ingin meluruskan sedikit perihal majelis agama...

Majelis Agama Buddha yang mengangkat seseorang untuk menjadi Romo / Ramani adalah MAGABUDHI.

OK, thanx infonya! Saya memang hanya pernah ketemu romo/ramani dari aliran Theravada, jadi tidak tahu juga jika di aliran lain juga ada.

markosprawira

Quote from: Kainyn_Kutho on 21 January 2009, 05:11:45 PM
Quote from: upasaka on 21 January 2009, 05:07:39 PM
Biasanya nama baik mereka (calon Romo / Ramani) tercermin di lingkungannya...
Yang berwewenang mengangkat seseorang untuk menjadi Romo / Ramani adalah dewan / majelis Buddhisme yang bersangkutan.

Jika orang itu tidak konsekuen atau berperilaku di luar kepantasannya, tentu saja orang itu yang akan bertanggungjawab atas perbuatannya sendiri.

OK, berarti yang bertanggung-jawab adalah majelis Buddhis yang bersangkutan.
Juga jika berkelakuan tidak pantas, apakah Majelis Buddhis yang bersangkutan akan me-review lagi status romo/ramani-nya itu, atau apakah ada sanksi tertentu?


Sila dalam ke-bhikkhu-an adalah ke-HARUS-an karena itu disebut dengan vinaya/peraturan

sementara sila dalam pandita (Atthasila) itu merupakan latihan jadi jika melanggar, masih ditoleransi

Sebenarnya dikembalikan pada konsep bhw sila adalah utk mendisiplinkan diri sendiri
Jadi jika bhikkhu mo melanggar vinayapun, sebenarnya diri sendirinya lah yg akan mengalami kerugian paling besar, bukan pihak luar manapun

Demikian juga dengan sila. Jika ada yg berpendapat tidak perlu melakukan sila, yah itu akan kembali berdampak pada dirinya sendiri, pihak eksternal hanya bisa mengingatkan saja

metta

Nevada

Di Agama Kath*lik juga ada Romo loh... ;D

K.K.

Quote from: markosprawira on 21 January 2009, 05:25:34 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 21 January 2009, 05:11:45 PM
Quote from: upasaka on 21 January 2009, 05:07:39 PM
Biasanya nama baik mereka (calon Romo / Ramani) tercermin di lingkungannya...
Yang berwewenang mengangkat seseorang untuk menjadi Romo / Ramani adalah dewan / majelis Buddhisme yang bersangkutan.

Jika orang itu tidak konsekuen atau berperilaku di luar kepantasannya, tentu saja orang itu yang akan bertanggungjawab atas perbuatannya sendiri.

OK, berarti yang bertanggung-jawab adalah majelis Buddhis yang bersangkutan.
Juga jika berkelakuan tidak pantas, apakah Majelis Buddhis yang bersangkutan akan me-review lagi status romo/ramani-nya itu, atau apakah ada sanksi tertentu?


Sila dalam ke-bhikkhu-an adalah ke-HARUS-an karena itu disebut dengan vinaya/peraturan

sementara sila dalam pandita (Atthasila) itu merupakan latihan jadi jika melanggar, masih ditoleransi

Sebenarnya dikembalikan pada konsep bhw sila adalah utk mendisiplinkan diri sendiri
Jadi jika bhikkhu mo melanggar vinayapun, sebenarnya diri sendirinya lah yg akan mengalami kerugian paling besar, bukan pihak luar manapun

Demikian juga dengan sila. Jika ada yg berpendapat tidak perlu melakukan sila, yah itu akan kembali berdampak pada dirinya sendiri, pihak eksternal hanya bisa mengingatkan saja

metta

Ya, saya tidak sedang membicarakan dampak pelanggaran terhadap kamma, tapi lagi fokus ke ke-organisasi-an.
Nah, berarti di sini Romo ini selalu melakukan Atthasila atau bagaimana?
Dengan orang biasa yang selalu melakukan Atthasila, bedanya apa?

g.citra

Hmm... mengapa saya bertanya

Seperti itulah orang menjabat sebagai romo pandita yang saya umpamakan...

>>>Kalau kita dianggap dewasa, darimanakah anggapan itu muncul?... Anggapan masyarakat dan organisasi yang mengangkatnya...
>>>apa alasannya?... Agar lebih teratur dalam berorganisasi...
>>>apakah seorang dewasa tidak akan melakukan kesalahan?... namanya juga manusia pasti gak lepas dari kesalahan...
>>>siapakah yang bertanggung jawab?... diri sendiri dan organisasi yang mengangkatnya... :)

Apakah dah gak salah duga lagi bro ? :)

Salam... Namo Buddhaya... _/\_ ...

K.K.

Quote from: upasaka on 21 January 2009, 05:25:55 PM
Di Agama Kath*lik juga ada Romo loh... ;D

Ya, di Katho1ik itu kalau tidak salah, Pastornya dipanggil dengan sebutan Romo. Pastornya juga menjalani sila/peraturan tambahan seperti tidak berhubungan seksual dan lain-lain.

Nevada

Setahu saya tidak ada keharusan bagi Romo / Ramani untuk menjalankan Atthasila...

Sebagai info tambahan, seseorang diangkat menjadi Romo / Ramani oleh bhikkhu yang mewakili majelis Agama Buddha yang bersangkutan.

K.K.

Quote from: g.citra on 21 January 2009, 05:29:20 PM
Hmm... mengapa saya bertanya

Seperti itulah orang menjabat sebagai romo pandita yang saya umpamakan...

>>>Kalau kita dianggap dewasa, darimanakah anggapan itu muncul?... Anggapan masyarakat dan organisasi yang mengangkatnya...
>>>apa alasannya?... Agar lebih teratur dalam berorganisasi...
>>>apakah seorang dewasa tidak akan melakukan kesalahan?... namanya juga manusia pasti gak lepas dari kesalahan...
>>>siapakah yang bertanggung jawab?... diri sendiri dan organisasi yang mengangkatnya... :)

Apakah dah gak salah duga lagi bro ? :)

Salam... Namo Buddhaya... _/\_ ...


Seorang menjadi dewasa ketika dia bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Kedewasaan tidak diatur oleh suatu organisasi (sebuah organisasi tidak menjadikan orang dewasa, tetapi sebuah organisasi menjadikan orang pandita). Maka perumpamaan itu tidak sesuai.

g.citra

QuoteYa, saya tidak sedang membicarakan dampak pelanggaran terhadap kamma, tapi lagi fokus ke ke-organisasi-an.
Nah, berarti di sini Romo ini selalu melakukan Atthasila atau bagaimana?
Dengan orang biasa yang selalu melakukan Atthasila, bedanya apa?

Hendaknya sebagai seorang yang ditunjuk (Romo/dll) itu menjadi contoh di dalam menjalankan masa bhaktinya di dalam masyarakat...
Beda antara keduanya hanya masalah status ...

K.K.

Quote from: upasaka on 21 January 2009, 05:30:31 PM
Setahu saya tidak ada keharusan bagi Romo / Ramani untuk menjalankan Atthasila...

Sebagai info tambahan, seseorang diangkat menjadi Romo / Ramani oleh bhikkhu yang mewakili majelis Agama Buddha yang bersangkutan.

Berarti kira-kira disimpulkan begini:
Romo/ramani itu seorang yang dipercaya oleh majelis Buddhis bersangkutan, dan dipilih oleh bhikkhu. Mereka dipercaya untuk memberikan ceramah dhamma. Dalam sila dan hal-hal lain, tidak ada perbedaan dengan seorang umat awam.
Betul begitu?