Sikap dalam meditasi menurut Bhante Gunaratana

Started by morpheus, 21 January 2009, 02:28:46 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

tesla

#15
Quote from: upasaka on 22 January 2009, 12:38:17 PM
Apakah seseorang tidak perlu menanamkan harapannya untuk dapat menyadari ketika bermeditasi?

kalau kata Bhante sih, ini sikap (mental):

"Saya tidak perduli dengan apa yang telah saya pelajari.
Lupakan sebuah teori-teori dan prasangka-prasangka dan stereotipe.
Saya ingin mengerti hakikat hidup yang sesungguhnya.
Saya ingin tahu apa sesungguhnya (pengalaman) hidup itu.
Saya ingin mengerti karakter hidup yg sejati dan terdalam,
dan saya tidak ingin hanya menerima penjelasan orang lain.
Saya ingin melihatnya sendiri."

Quote from: ryu
Tujuan dengan harapan beda ya?

menurut saya, asal jgn sampai kita jatuh ke dalam aktifitas mencari-cari sesuatu aja :)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

ryu

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Nevada

Quote from: teslakalau kata Bhante sih, ini sikap (mental):

"Saya tidak perduli dengan apa yang telah saya pelajari.
Lupakan sebuah teori-teori dan prasangka-prasangka dan stereotipe.
Saya ingin mengerti hakikat hidup yang sesungguhnya.
Saya ingin tahu apa sesungguhnya (pengalaman) hidup itu.
Saya ingin mengerti karakter hidup yg sejati dan terdalam,
dan saya tidak ingin hanya menerima penjelasan orang lain.
Saya ingin melihatnya sendiri."




menurut saya, asal jgn sampai kita jatuh ke dalam aktifitas mencari-cari sesuatu aja :)

Yang saya cetak tebal itu adalah aktivitas batin yang mengandung motivasi "harapan" loh... ^-^

N1AR

kalo pikiran kosong dalam meditasi itu kayak gimana yah? ha...
kalau saya jujur saja dalam meditasi selalu, ada pikiran semoga seperti yg gw baca.. ha....
jadinya gitu2 aja

morpheus

yah, kata2 mempunyai keterbatasan dalam mengkomunikasikan meditasi. saya pikir pengalaman meditasi sukar sekali dikomunikasikan. Buddha menembus anatta, tapi dalam berkomunikasi tetap harus memakai kata2 atta (contoh: mangala sutta). hendaknya pengalaman meditasi dan petunjuk spiritual janganlah dipahami dengan intelek. bereksperimenlah... lihatlah ke dalam... alami sendiri...

kursus tertulis tidak akan membuat kita mahir bermain bulutangkis, bagaimanapun detil instruksinya...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

morpheus

Quote from: upasaka on 22 January 2009, 12:38:17 PM
Apakah seseorang tidak perlu menanamkan harapannya untuk dapat menyadari ketika bermeditasi?
Quote from: ryu on 22 January 2009, 12:44:06 PM
Tujuan dengan harapan beda ya?
saya pikir di saat bermeditasi segalanya dilepaskan...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

ryu

Quote from: morpheus on 22 January 2009, 01:40:25 PM
yah, kata2 mempunyai keterbatasan dalam mengkomunikasikan meditasi. saya pikir pengalaman meditasi sukar sekali dikomunikasikan. Buddha menembus anatta, tapi dalam berkomunikasi tetap harus memakai kata2 atta (contoh: mangala sutta). hendaknya pengalaman meditasi dan petunjuk spiritual janganlah dipahami dengan intelek. bereksperimenlah... lihatlah ke dalam... alami sendiri...

kursus tertulis tidak akan membuat kita mahir bermain bulutangkis, bagaimanapun detil instruksinya...

Setuju. Apabila dengan baca buku semua orang bisa tercerahkan maka Guru tidak diperlukan ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

N1AR

ha.. passion my friend ( may the force be with u ) :hammer:

Nevada

Quote from: morpheussaya pikir di saat bermeditasi segalanya dilepaskan...

Bukankah meditasi bertujuan untuk menyadari?
Bukankah dalam proses menyadari diperlukan perhatian?
Bukankah dalam meditasi setelah menyadari maka harus kita pertahankan?

Kalau begitu ada satu hal yang malah tidak dilepaskan... ;D

morpheus

Quote from: N1AR on 22 January 2009, 01:10:09 PM
kalau saya jujur saja dalam meditasi selalu, ada pikiran semoga seperti yg gw baca.. ha....
jadinya gitu2 aja
disadari aja, om... pikirannya tidak usah dilawan, tidak usah disalahkan, tidak usah disesali, tidak usah dihakimi.
mengenai hal ini banyak petunjuk yg diberikan dari pak hudoyo. apabila anda kurang suka pak hudoyo atau mmd, cari saja petunjuk dari buku2 atau guru2 lain. biasanya sih senada...

bereksperimenlah...
coba bermeditasi dengan aktif, penuh harapan. gimana hasilnya?
coba bermeditasi dengan pasif, tanpa usaha, apapun yg terjadi diterima, diamati, disadari saja. meditasi bagus, meditasi jelek, kacau, tenang, ngos2an, panjang, tenang, biarkan saja... semuanya disadari saja. gimana hasilnya?
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

morpheus

Quote from: upasaka on 22 January 2009, 02:02:10 PM
Bukankah meditasi bertujuan untuk menyadari?
Bukankah dalam proses menyadari diperlukan perhatian?
Bukankah dalam meditasi setelah menyadari maka harus kita pertahankan?

Kalau begitu ada satu hal yang malah tidak dilepaskan... ;D
kata2 memang sukar mengkomunikasikan :)

coba kita amati ke dalam makna kata "mempertahankan"...
tersirat maknanya adalah membuat sesuatu bertahan, melakukan sesuatu...

apabila anda memegang satu gelas air, bagaimana caranya agar air di gelas benar2 hening dan tenang, tak beriak.
semakin anda berusaha melakukan sesuatu, mempertahankan tangan anda, air tetap beriak...
saat anda berhenti melakukan sesuatu, letakkan gelasnya di meja, diamati saja, cepat atau lambat airnya jadi hening dan rata...
bisakah kita membuat airnya tenang dengan melakukan suatu aksi?
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Nevada

#26
Saya rasa lebih tepat : "kita mengarahkan pikiran untuk menyadari aktivitas batin".

Kata "mengarahkan" di sini artinya 'membuat jadi terarah'; yang artinya pikiran kita (perhatian) belum mampu menyadari aktivitas batin. Di sini timbul pemahaman baru lagi : "bahwa ketika bermeditasi, kita melatih kemampuan kita untuk dapat menyadari aktivitas batin". Di sini timbul pemahaman baru lagi : "bahwa kita berusaha meningkatkan kemampuan kita dalam menyadari aktivitas batin". Di sini timbul pemahaman baru lagi : "bahwa kita menghendaki untuk mencapai satu tingkat / kondisi di mana kita sanggup menyadari aktivitas batin". Di sini dapat kita simpulkan : "bahwa dalam tahap awal bermeditasi (menyadari aktivitas batin), kita tidak bisa terlepas dari harapan."

Anda tidak bisa membiarkan sebuah rakit yang Anda tumpangi di tengah samudera untuk dapat mencapai pantai hanya dengan bersikap pasif. Namun bukan juga dengan berarti bersikap aktif adalah baik.

Harapan jangan dianggap sebagai 'keinginan' maupun 'cetana'. Harapan adalah alasan kuat bagi meditator untuk melatih diri. Harapan ditekadkan di luar aktivitas meditasi, dan dijadikan batu pijakan di dalam aktivitas meditasi. Dengan melepaskan harapan (menganggap harapan adalah kemelekatan), meditator justru hanya terbias melihat pikiran yang beraktivitas sebagai bagian yang terpisah dari dirinya (two egos).

N1AR

setujuh..... kalau tidak ada harapan, untuk apa kita bermeditasi

morpheus

Quote from: upasaka on 22 January 2009, 02:35:20 PM
Anda tidak bisa membiarkan sebuah rakit yang Anda tumpangi di tengah samudera untuk dapat mencapai pantai hanya dengan bersikap pasif. Namun bukan juga dengan berarti bersikap aktif adalah baik.
meditasi kan bukan perjalanan menyeberangi samudera.
meditasi adalah sadar, berada di sini, saat ini.

Quote from: upasaka on 22 January 2009, 02:35:20 PM
Harapan jangan dianggap sebagai 'keinginan' maupun 'cetana'. Harapan adalah alasan kuat bagi meditator untuk melatih diri. Harapan ditekadkan di luar aktivitas meditasi, dan dijadikan batu pijakan di dalam aktivitas meditasi. Dengan melepaskan harapan (menganggap harapan adalah kemelekatan), meditator justru hanya terbias melihat pikiran yang beraktivitas sebagai bagian yang terpisah dari dirinya (two egos).
memegang harapan dan menolak harapan adalah sami mawon, sama2 berkonflik, sama2 berdukkha.
menyadari dan mengamati harapan (yg dengan sendirinya terlepas) itulah meditasi.

saya pikir tidak ada lagi point yg bisa saya diskusikan dengan anda.
biarlah kita sepakat untuk berbeda pendapat (ataukah ada kesamaan?) di sini :)
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

N1AR

bukankah meditasi banyak caranya
bagaimana harus ada kesamaan.. bukankah yg tidak sama ini yg bos upasaka dan morpheus coba diskusikan
supaya lebih jelas
kenapa mesti tidak ada point lagi