potongan PERBINCANGAN di dunia maya

Started by xenocross, 19 January 2009, 05:33:08 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Equator

Quote from: xenocross on 27 January 2009, 01:09:57 PM
Saya berterima kasih pada anda yg memberi semangat. Ternyata ada yg baca...

Hehehe saya baca sampai abis, soalnya seru banget sih bahasannya..  :jempol:
Hanya padaMu Buddha, Kubaktikan diriku selamanya
Hanya untukMu Buddha, Kupersembahkan hati dan jiwaku seutuhnya..

xenocross

SS wrote:
Sdr Mieco yang baik,
Saya baru selesai baca apa yang Anda forward ialah tulisan "saggadhana" <saggadhana [at] yahoo.co.uk> dan BUDDHISM AND SCIENCE  by An Brahmavamso
           

Saya sangat tertarik tulisan   BUDDHISM AND SCIENCE  by An Brahmavamso sbb:
             
--------------quote----------
He went beyond the solar systems into deep space using the power of the mind. People often say that's just belief. It's just not real. But later on I'll mention a few facts that show that it probably was real and certainly possible. He went on for many tens of years, and died on the way, never finding an end to the universe.
------------unquote-------
 
Saya belum bisa terima bahwa ini adalah ilmiah meskipun saya sudah baca argumen An Brahmasavamso. Saya pernah dengar  pengalaman "Out of the body" . Tetapi saya tidak menganggap bahwa pengalaman seperti itu bisa dipakai untuk menyelidiki fakta ilmiah. Pernah ada orang yang mengaku lihat ET dengan cara itu. Ia bahkan dapat gambarkan benruk ET yang "dilihatnya" dengan cara itu. Maaf saya belum dapat terima itu sebagai metode ilmiah untuk mendapatkan fakta ilmiah. Dengan cara begitu saya duga Buddha membuat kesimpulan mengenai "Rebirth" dan umur alam semesta yang "berkalpa-kalpa".

Memang kesimpulan Buddha mirip dengan kesimpulan Stephen Hawking. Hawking mengatakan alam semesta ini berumur sekitar 15 milliar tahun dimulai dengan big bang. Tetapi ia juga menulis :
Stephen Hawking menulis (Stephen Hawking "A brief history of time", Bantam Books, Toronto, New York, London, Sydney, Auckland, 1988, page 10): "Any physical theory is always provisional, in the sense that it is only a hypothesis: you can never prove it. No matter how many times the results of experiments agree with some theory, you can never be sure that the next time the result will not contradict the theory. On the other hand you can disprove a theory by finding even a single observation that disagrees with the predictions of the theory."
Hawking menyatakan tulisan diatas untuk teori fisika secara umum, tetapi tentu juga berlaku untuk teorinya sendiri the big bang theory.
Memang pada saat ini, teori Buddha mengenai alam semesta dapat diterima oleh Stephen Hawking dan para evolusionis astronomis. Tetapi kalau suatu saat ilmu pengetahuan astronomi berlainan bagaimana?

Salam. SS

gauss82000 wrote:
Sdr SS, pernah mengatakan Yesus lebih agung dari Buddha. Berdasarkan kriteria apa anda mengatakan demikian ??? Utk mengatakan, ini apakah sdr. SSsebelumnya pernah membandingkan sifat/perilaku Yesus dan Buddha ???
Ada baiknya mari kita dibandingkan sifat/perilaku Yesus dan Buddha, tentu saja dengan referensi di dalam kitab suci masing2. Mungkin rekan2 di sini juga dapat membantu. Dengan membandingkan ini anda akan melihat siapakah yang lebih agung???

SS wrote:
Saya percaya bahwa Yesus Kristus adalah Putera Allah yang tunggal yang turun kedunia ini untuk menebus dosa-dosa umat pilihan Allah.
Sedangkan Buddha (menurut saya) adalah orang bijaksana, setingkat dengan Confucius, Laocius, Socrates dll. Buddha juga tidak pernah mengaku Tuhan bukan? Darimana Buddha tahu soal kalpa-kalpa itu? Dari mana Buddha tahu soal "Rebirth", soal 31 alam dll? Dari meditasi? Tetapi sebernarnya dari mana? Darimana asal mula alam semesta? Darimana asal usul manusia?
Salam SS

Dhanuttono wrote:
saya tau anda percaya kepada yesus dan segala tetek bengek nya,
makanya anda beragama kr****n, mau embel-embel kr****n ini itu,
adalah urusan anda, saya rasa tidak perlu anda katakan, itu sikap
kekanak-kanakan !

anda juga tidak perlu mempromosikan agama anda disini, agama
merupakan suatu keyakinan pribadi dan kecocokan seseorang terhadap
suatu ajaran agama, bukan menjual agama seperti hal nya sales produk
MLM ataukah yesus anda serendah itu sehingga dipromosikan layaknya
produk MLM ?

anda tidak perlu juga menjatuhkan posisi buddha didalam diskusi anda,
kita berbicara keyakinan disini dan motivasi anda adalah untuk
belajar buddhism atau anda punya maksud lain disini ?

anda bertanya dari mana buddha mengetahui semua itu ? sekarang saya
bertanya kenapa anda mengetahui banyak tentang kr****n ? dari suatu
proses belajar dan praktek. seperti itu pula buddha mengetahui itu
semua, bukan ilham cuma hanya berdoa dan meminta dari Mr. X yg tidak
pernah jelas, kemudian mengaku sebagai tuhan (cuma mengaku, tanpa ada
bukti apa bedanya yesus dengan lia amelia yg mengaku sebagai nabi ?)
coba anda bandingkan dengan anak kecil berumur 10 tahun tentang
kr****n, apakah anak kecil itu mengetahui banyak dan detail mengenai
kr****n ?
ya, anda layaknya anak kecil tersebut !
salam
dhanuttono



Natsude Mieco wrote:
Dear Oom SS,
Thank you atas emailnya.

------------ --quote-- --------
Saya belum bisa terima bahwa ini adalah ilmiah meskipun saya sudah baca argumen An Brahmasavamso
------------ unquote-- -----

It's ok kalo gak bisa terima. Memang maksudnya tidak untuk diterima kok. Khan Oom tanya apakah Buddha ilmiah kepada kami, yah kami bilang ilmiah. Saya bagikan beberapa informasi yang saya punya. Kalo memang Oom masih belum bisa terima yah ga papa. Saya tidak punya masalah dengan itu. Peace !


------------ --quote-- --------
Memang pada saat ini, teori Buddha mengenai alam semesta dapat diterima oleh Stephen Hawking dan para evolusionis astronomis. Tetapi kalau suatu saat ilmu pengetahuan astronomi berlainan bagaimana?
------------ unquote-- -----

Yah kita ikutin yang benar. Sejak 2500 tahun yang lalu sampai per tanggal hari ini, teori Buddha sejalan dengan astronomi, psikologi, fisika, biologi, kimia, dan cabang ilmu-ilmu pengetahuan yang lain, itu waktu yang lama sekali loh.
Namun jika suatu saat teori Buddha berlainan, yah kita lihat yang benar mana, n kita ikuti. That's simple!
Kok gitu sih? Iya, khan Buddha sendiri yang bilang, jangan terima ajaran Dia dengan membabi buta, benar-benar pelajari, dan buktikan. Kalau ternyata sudah dibuktikan dan ternyata ajaran Beliau salah, yah saya pindah agama hehehehe!!!! Kok pusing???  :))
Khan saya udah bilang sebelumnya, perbedaan mendasar antara Buddha dgn agama lain, seperti kr****n adalah mengenai faith / iman / dogmanistik.
Makanya sejarah menuliskan, ketika agama Nasrani berlainan dengan ilmu pengetahuan, maka orang-orang (seperti Oom) yang berpegang dengan iman akan mencari segala cara untuk mempertahankan imannya, membenarkan ajarannya dengan merubah ini itu (menggenapkan) dan melahirkan ajaran baru yang sesuai dengan hal tersebut.
Berbeda dengan ajaran Buddha, yang tidak mementingkan iman, makanya saya bilang kata "agama" pada ajaran Buddha hanyalah formalitas. Yang penting bagi kita adalah kebenaran, the truth, the whole truth, nothing but the truth.

Sekalian saya mau komentar akan email Oom diposting yang berbeda, "Limited Inerrancy of the Bible" (biar gak banyak posting, lama bacanya hehe, lagipula berhubungan dengan pertanyaan Oom disini) :

Saya sangat setuju dengan pendapat Oom bahwa bahasa manusia terbatas, dan terjemahan Alkitab (sangat) bisa berbeda dengan yang dimaksud pada awalnya dengan yang Oom pegang, baca, mengerti saat ini. Oleh karena itu, saya sangat menganjurkan untuk Oom tidak mempelajari Alkitab Indonesia dan Inggris, karena manusia yang terbatas, menerjemahkannya dalam bahasa yang terbatas, dan bisa menyesatkan manusia terbatas lainnya. Makanya lebih baik Oom jangan menulis ayat ini :  Yohannes 14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Lebih baik Oom menuliskannya dalam bahasa Gerika atau Yunani, atau bahasa Aram, atau mungkin latin, karena (sangat) mungkin artinya sama sekali berbeda dengan yang Oom tulis.
Bisa saja (sekali lagi saya bilang bisa saja), artinya sbb : Kata Yesus kepadanya: "Pikiran kitalah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang bisa mencapai surga, kalau tidak memahami pikiran."
Wow... betapa berbedanya artinya dengan yang Oom tulis sebelumnya. Jadi mirip ajaran Buddha. Hehehe
Sekali lagi ini adalah kemungkinan. Hehehe

Maksudnya dari komentar saya ini adalah, masalah dengan iman adalah sumber dari iman tersebut, dimana kita harus benar2 hati2 dengan yang kita percayai, karena kita bisa (benar-benar) salah. Coba Oom deretkan sepuluh orang dan Oom bisikan 10 kalimat kepada orang pertama dan minta dia teruskan sampai orang ke sepuluh, dan coba dengar apa yang orang ke sepuluh dengar.. Apakah sesuai dengan bisikan Oom? Tanya kenapa?

Bagaimana dengan Buddhist? Inilah yang membedakan kita sama sekali. Kami tidak diminta percaya kataNya Buddha, atau Tipitaka, atau semua sutta (sutra) dalam Tipitika tersebut. Kami diminta untuk mencari tahu sendiri, dan semua kata-kata Beliau, sutta2 dalam Tipitaka hanyalah ARAHAN. Tidak dimaksudkan untuk dipercayai. Jadi bagaimana kami bisa tahu.... MEDITASI.... Menenangkan pikiran kami, mencapai kondisi dimana pikiran kami bersatu dengan alam semesta dan mengetahui dengan sendirinya kebenaran tersebut. Khan Beliau sendiri mendapatkan semua ajaran Beliau dari meditasi. Jadi kita ikutin aja caraNya beliau dulu, baru lihat benar atau tidak. Kalau Buddha tidak benar, yah lihat pasal dua, jika Buddha tidak benar kembali ke pasal satu, Buddha selalu benar!!! Hehehe gak, cuma bercanda!!!! Kalau sampai tidak benar, yah kita bebas untuk pindah agama, bertobat, mengaku dosa, dan diselamatkan. Lagipula, saya udah dibabtis ini, jadi lebih enak tobatnya hehehehe.

Jadi, sekali lagi saya harap Oom sadar, bahwa kami Buddhist, sama sekali berbeda dengan umat agama lain, dimana iman kami bisa digoyah dan berubah. Karena kami tidak mengandalkan iman.

Dan sori saya banyak bercanda di atas, karena bukannya gak serius, tapi buat apa stress membicarakan hal begini, lebih baik pembicaraan kita dilakukan dengan santai, dan damai. Peace!!!  :P

Natsude Mieco
Sabbapapassa Akaranam  Menjauhi segala kejahatan                                          
Kusalassa Upasampada      Perbanyak Perbuatan Baik                                  
Sacitta Pariyodapanam     Sucikan Hati dan Pikiran
Etam Buddhana Sasanam  Itulah ajaran Buddha

Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

xenocross

SS wrote:
Saya baru lihat jilid pertama dari DVD "The Secret". Menarik juga, tetapi sebelumnya saya sudah pernah baca atau dengar sebagian dari apa yang dibahas dijilid I.
"The Power of positive thinking" oleh Vincent Norman Peale suah membahas sebagian. Juga ucapan :"You are what you think you are." Dalam buku :"Dimensi keempat" Cho Yonggie sudah bahas soal visualisasi.

Saya tertarik pada tiga step yang dibahas.
Step 1 : Ask.
Step 2 : Answer from the Universe.
Step 3 : Alignment with the Universe.

Sebagai contoh ditayangkan seorang anak kecil yang bayangkan sebuah sepeda. Saya teringat bahwa waktu saya masih SD saya bayangkan sebuah sepeda baru. Saya minta pada ayah saya. Saya sering impikan naik sepeda baru. Tetapi sampai SMA saya tidak mendapatnya. Dan setelah saya bisa cari uang sendiri dan bisa beli sendiri, saya sudah tidak berminat lagi.

Demikian juga saya pernah minta dan visualisasi gitar, racket badminton dan motor. Tetapi ketika saya sudah mampu membelinya saya sudah tidak berminat. Jadi apa yang ditayangkan di-"The Secret" tidak seluruhnya benar. Tetapi memang ada juga yang saya dapat, seperti mobil baru, istri yang cantik, anak yang sehat dan cerdas dan last but not least "Kebenaran".

Yang menarik lainnya adalah ucapan Buddha menurut DVD itu ialah:"Kita adalah hasil dari apa yang kita pikirkan." Betulkah begitu?
Salam.SS


Oketak:
80% didunia ini terdiri dar org miskin, org bodoh jg lbh banyak dari
org pintar. anda termasuk org miskin dan org bodoh? yg 6% itu terus
terang org2 pintar jadi beda ama yg 94% lainnya, maaf kalo anda mau
terdengar pintar tp jadi bodoh begitulah kira2 balasan jawaban dari
saya...angka2 ini saya dapat dari otak saya....

SS:
Apakah orang-orang dalam daftar dibawah adalah orang-orang bodoh? Coba anda forward daftar Buddhist yang menjadi pemikir science.
Perhatikan nama Johann Kepler, Isaac Newton, Robert Boyle, Blaise Pascal, Max Planck dll.

Salam. SS.


List of Christian thinkers in science
From Wikipedia, the free encyclopedia
.............................................lihat aja di wikipedia
http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_Christian_thinkers_in_science

SS wrote:
Dari posting "Kesaksian." semua orang dimillis ini dapat melihat bahwa saya telah menyatakan diri saya sejak 1987 adalah kr****n Injili dan Kreasionis. Saya tidak pernah sembunyikan hal ini. Pada usia 16 tahun saya menyatakan diri saya agnostik, dan bertekad mencari "kebenaran" tanpa takut kepada pendeta dan pastor yang manapun akan ancaman-ancaman mereka akan api neraka. Pada usia 49 tahun saya menyatakan diri saya kr****n Injili dan Kreasionis, tanpa takut pada ilmuwan evolusionis yang manapun. Pada hari ini saya tambahkan lagi "dan tanpa takut pada orang non-kr****n Injili dan Kreasionis yang manapun".

I Korintus 1:18 Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.

Saya mau perdalam pengetahuan saya mengenai Islam, Buddhisme dan pandangan Spinoza untuk mendapat pengertian yang lebih dalam menganai "Kebenaran".
Kalau Anda bisa membantu saya, terima kasih. Bila Anda tidak bisa membantu saya, yah tidak apa-apa. Saya akan cari dari sumber lain.

Salam. SS

Kovidaviro wrote:
Apa benar anda ingin belajar tentang agama Buddha? Kalo ingin belajar agama Buddha, jangan memakai patokan agama kr****n dong, ya ngga bakal bisa nyambung pak!
Kalo ada yang mengajarkan agama Buddha, jangan anda bantah pakai menurut agama anda. Itu saja sudah cukup. Thanks!
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

xenocross

Dhanuttono wrote:
bro otak saya sudah nemu jawaban atas pertanyaan anda, kesimpulan saya si SS ini emang dodol alias bodoh dalam hal ini (bukan merujuk ke arah pengetahuan ilmiah dia) mungkin itu lah berkah dari yesus...

ada pertanyaan dari saya :

1. kenapa ilmuwan2 pd saat itu adalah seorang nasrani ?

2. jika agama yg berkembang pada saat itu bukan nasrani, apakah
mungkin ilmuwan itu seorang nasrani ?

3. jika teknologi/ilmu pengetahuan alam itu berkembang di asia bukan
di eropa, apakah mungkin SS menuliskan beberapa ilmuwan yg
beragama nasrani ?

4. apa pengaruh ilmu pengetahuan terhadap nasrani ? dan apa pengaruh
nasrani terhadap ilmu pengetahuan ?

nyata2 didalam sejarah, nasrani justru menolak keberadaan ilme
pengetahuan ilmiah dari pada menerima nya, sejak masuk ke abad 20/21
beberapa pemuka protestan memasukan daftar ilmuwan yg memeluk
nasrani jaman dulunya. apa maksud nya ? ya biar terkesan nasrani
luar biasa, menciptakan ilmuwan berkelas.

5. mengapa ilmuwan terbesar terakhir diabad 21 bukan seorang
nasrani ? dan menyatakan statment yg luar biasa terhadap buddhism ?

salam,
dhanuttono

SS wrote:
kovidaviro:
Apa benar anda ingin belajar tentang agama Buddha? Kalo ingin belajar agama Buddha, jangan memakai patokan agama kr****n dong, ya ngga bakal bisa nyambung pak!
Kalo ada yang mengajarkan agama Buddha, jangan anda bantah pakai menurut agama anda. Itu saja sudah cukup. Thanks!

SS:
Saya pernah pelajari semua agama besar didunia sewaktu saya berpaham agnostik. Kini saya pelajari agama dan pandangan lain sebagai perbandingan akan pandangan saya. Mengapa Anda menolak kalau saya bantah pandangan Anda ? Pertahankan dong pakai logika. Okay deh saya akan utamakan  pikiran ilmiah sekuler. Waktu saya studi di-ITB saya belum kr****n. Waktu itupun saya tekankan ilmiah sekuler.

Saya sudah pelajari filsafat Confucius. Saya pernah baca filsafat Yunani dan filsafat-filsafat lain. Tetapi semua dalam batas kemampuan saya tentu. Saya bukan filsuf, hanya tertarik akan filsafat sebagai seorang awam. Baik Confucius, Socrates, maupun Buddha yang telah saya pelajari banyak persamaannya dengan ajaran kr****n. Tetapi tentu perbedaannya juga ada. Islampun ada persamaannya, tetapi tentu ada perbedaannya. Sayang yang ditekankan oleh sebagian besar umat manusia adalah perbedaannya. Persamaannya diabaikan. Mungkinkah hal ini dibalik? Tekankan persamaannya dan tidak perlu dibahas perbedaannya.

Khusus mengenai Buddha. Setahu saya Buddha sangat menekankan welas asih. Tetapi saya tidak dapat tunjukkan suta-sutanya. Ini sangat menarik. Tolong tunjukkan suta-sutanya kalau Anda dapat.


Saran saya pada saat ini ialah, peganglah pandangan atau kepercayaan masing-masing tetapi bersikaplah toleran kepada pandangan atau kepercayaan lain. Cobalah bicara atau menulis secara sopan santun. Jangan pakai sindiran-sindiran ejekan-ejekan dan hinaan-hinaan. Tulislah "To the point."

Salam. SS

Oketak wrote:
Walaupun teori heliosentris itu tidak bisa dikatakan benar dari
penjelasan anda, karena ada relativitas dari scope atau menurut
istilah anda cluster, tetap aja teori geosentris juga tidak benar,
ujung2nya ya alkitab juga salah dan tidak benar... atau at least
alkitab bisa memberikan interpretasi yg berbeda2, dari mana anda bisa
mengatakan bahwa kata2 di dalam alkitab itu adalah MUTLAK? MUTLAK dr
mananya? kl mutlak itu artinya tidak ada interpretasi lainnya, selama
masih bisa diinterpretasikan ya artinya tidak mutlak. Sarjana ITB koq
gitu???

SS wrote:
Dhanutono:
1. kenapa ilmuwan2 pd saat itu adalah seorang nasrani ?

SS:
Ya itu juga pertanyaan saya. Orang Buddhis menganggap ajaran Buddha adalah "Ilmiah". Mengapa ilmu pengetahuan tidak dikembangkan oleh orang Buddhis?
Mengapa ilmu pengetahuan  dikembangkan oleh orang kr****n dan Yahudi?

Saya telah browsing di-internet mengenai pemenang Nobel. Banyak orang  beragama kr****n, Yahudi, agnostik, panteis dan ateis. Tetapi sedikit sekali orang Buddhis dan Islam. Mengapa? Orang Buddhis pertama yang disebut dan ditekankan adalah Dalai Lama, untuk perikemanusiaan, bukan ilmu pengetahuan. Bukan ilmiah. Mengapa?


Dalam Alkitab tertulis:
> "Matahari, berhentilah diatas Gibeon dan engkau, bulan diatas
lembah Ayalon!". Maka berhentilah matahari dan bulanpun tidak
bergerak, ...
> (Yoshua 10:12b-13a ).

Dimana dikatakan "Yang benar adalah teori Geosentris"? Itu tafsiran Aristoteles yang diambil alih kaum intelek waktu itu. Copernicus ambil alih pandangan Aristarchus.
Kalau Anda naik Mikrolet dan sudah sampai tujuan Anda, Anda beri tanda kepada supir Mikrolet untuk berhenti. Anda ketuk atau berteriak :"Stop dipinggir." Tahukah Anda bahwa Anda mengatakan hal yang mirip betul dengan Yoshua? Anda anggap bumi ini diam. Betul atau benar?

Salam. SS


Oketak wrote:
[at] SS
Mengosongkan pikiran itu adalah pengertian yg salah dari meditasi, dan
juga merupakan propaganda busuk dr umat2 kr****n yg mengatakan jgn
bermeditasi, krn waktu meditasi kita disuruh mengosongkan pikiran, nah
waktu itu, iblis bisa masuk ke pikiran yg kosong, makanya org2 yg
bermeditasi bs punya kekuatan supranatural, ini dikatakan oleh pendeta
di sekolah gw waktu dulu gw masih SMA, ya gw manggut2 aja, setelah gw
dewasa dan byk baca, barulah gw tau semua yg dikatakan pendeta gw dulu
itu bullshit, kaga tau tp dia sok tau. Ntah bro Setiadi juga kaya
gitu? wa jadi penasaran buku meditasi apa yg mengejarkan mengosongkan
pikiran? yg karang ntah pikirannya memang kosong atau kosong pikiran
ya? huahahaha....

SS wrote:
Saya dahulu pelajari meditasi dari buku mengenai yoga. Mungkin buku itu karangan orang yang beragama Hindu. Sayang bukunya sudah hilang dari perpustakaan pribadi saya. Saya tidak ingat nama pengarangnya.

Kekr****nan tidak menentang meditasi kok. Abad pertengahan ada orang kr****n Jerman yang meditasi. Ia mengatakan melihat Gotterfunken. (Diatas huruf "o" ada umlaut, dua titik.) Gotterfunken = percikan-percikan Ilahi. Saya ingin verifikasi apakah saya juga dapat "melihatnya". Pendeta Anda salah pengertian.

Dari seorang Buddhist dimillis lain, saya dapat info bahwa orang yang meditasi bukan mengosongkan pikiran, tetapi memusatkan pikiran kepada sesuatu, umpama peranafasannya. Betulkah?

Salam.SS

gauss82000 wrote:
Benar, meditasi adalah demikian. Tugas anda hanya mengamati nafas masuk dan
keluar, tetapi bukan mengatur nafas. Pada saat nanti pikiran anda sudah mulai
lari dari mengamati nafas di lubang hidung, sadari pikiran anda mulai lari. Lalu
perlahan-lahan tarik lagi ke lubang hidung. Ini sama spt anda menjadi penjaga
pintu gerbang, anda tahu ada orang yang masuk dan anda juga tahu ada org yang
keluar. Hanya mengamati dengan pikiran pada saat mata dipejamkan. Pada saat anda
melatih ini terus maka konsentrasi anda akan semakin dalam, krn semakin dalam
maka ketenangan mendalam akan diperoleh dan akhirnya memperoleh kebahagiaan yang
mendalam yang sulit dilukiskan harus anda alami sendiri. Pada titik tertentu
anda akan bisa melihat alam2 surga, rupa loka, dan arupa loka. Pembuktian
langsung anda akan dapatkan benarkah alam2 tersebut ada ?????

***Sebelum menjadi Buddha, pangeran pernah berguru ahli meditasi yang bisa
mencapai arupa loka tingkat 31 dari 31 alam kehidupan. Pangeran mengetahui bahwa
apa yang di capai oleh gurunya bukan yang di cari sesungguhnya, karena alam ini
ternyata juga tidak kekal. Akhirnya dengan upaya sendiri beliau bermeditasi
dengan konsentrasi biasa (upaya penyadaran), mengamati sensasi diseluruh tubuh,
perasaan, ingatan (memori), pikiran, dan kesadaran. Beliau mengamati bahwa
pikirannya melekat pada apa yang namanya konsep, inilah yang mengakibatkan
kelahiran kembali (menimbulkan energi utk lahir kembali), mengapa seseorang bisa
melekat pada konsep ??? Jawabannya karena ada nafsu keinginan. Dengan upaya
penyadaran secara terus menerus akhirnya pikirannya tidak lagi melekat pada
konsep. Akhirnya tercapailah Nirwana/kesucian (kelahiran kembali berhenti).

Sebelum seseorang mencapai tingkat "kesucian Sotapana" masih ada kemungkinan
untuk terlahir di alam peta (hantu), tiracchana (binatang), niraya (neraka),
asura (jin/raksasa).

Maka dari itu melaksanakan meditasi adalah menghindari agar tidak terjatuh ke 4
alam ini.

Semoga bermanfaat untuk sahabat SS. Semoga mencapai kesucian dalam
kehidupan ini (minimal Sotapana).
Thx
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

xenocross

Natsude Mieco wrote:
Dear All,
Berikut adalah salah satu artikel oleh Dr. Ian Stevenson, M.D., seorang profesor peneliti dari University of Virginia, Departemen Kejiwaan, Divisi Bagian Kepribadian (DOPS), yang merupakan kepala penelitian masalah kelahiran kembali. Ia telah melakukan perjalanan ke segala penjuru dunia selama lebih dari tiga puluh tujuh tahun untuk menyelidiki, mencatat, mengumpulkan, menguji, dan mencocokkan orang-orang, terutama anak-anak, yang mengingat "kehidupan masa lalu, dan yang mempunyai tanda lahir atau cacat lahir yang dihubungkan dengan luka, biasanya fatal, pada orang yang mengingat kehidupan masa lalunya." Masih banyak artikel, buku, dan hasil penelitian lainnya yang bisa Sdr/i cari :

Dr. Ian Stevenson
Birthmarks Article
Note: This article by Dr. Ian Stevenson, published in an academic journal in 1993, provides amazing graphic evidence that physical traits somehow can carry over from a past life to a present life. It also give a sample of Dr. Stevenson's thoroughness, and of his academic style. It's not easy reading. But it is, in my opinion, the strongest proof yet of reincarnation.
The "forthcoming book" that Dr. Stevenson mentions, and on which this article is based, is now available.  It's huge, more than 2200 pages.  If you want to dig into this amazing work further, I recommend you get the shorter summary book, Where Biology and Reincarnation Intersect from Amazon.com (it probably is not in your local bookstore, but it's here in ours).
Following is the complete text of the article.



"Birthmarks and Birth Defects Corresponding to Wounds on Deceased Persons"
By Dr. Ian Stevenson
Dr. Ian Stevenson is the head of the Department of Psychiatric Medicine at the University of Virginia School of Medicine, Charlottesville, Virginia.
This paper was presented at the Eleventh Annual Meeting of the Society for Scientific Exploration held at Princeton University. June 11-13, 1992.
Abstract
Almost nothing is known about why pigmented birthmarks (moles or nevi) occur in particular locations of the skin. The causes of most birth defects are also unknown. About 35% of children who claim to remember previous lives have birthmarks and/or birth defects that they (or adult informants) attribute to wounds on a person whose life the child remembers. The cases of 210 such children have been investigated. The birthmarks were usually areas of hairless, puckered skin; some were areas of little or no pigmentation (hypopigmented macules); others were areas of increased pigmentation (hyperpigmented nevi). The birth defects were nearly always of rare types. In cases in which a deceased person was identified the details of whose life unmistakably matched the child's statements, a close correspondence was nearly always found between the birthmarks and/or birth defects on the child and the wounds on the deceased person. In 43 of 49 cases in which a medical document (usually a postmortem report) was obtained, it confirmed the correspondence between wounds: and birthmarks (or birth defects). There is little evidence that parents and other informants imposed a false identitmarks and birth defects.y on the child in order to explain the child's birthmark or birth defect. Some paranormal process seems required to account for at least some of the details of these cases, including the birth

.........................................dipotong karena banyak gambar.....................................
Introduction
Although counts of moles (hyperpigmented nevi) have shown that the average adult has between 15 and IX of them (Pack and Davis, 1956), little is known about their cause -- except for those associated with the genetic disease neurofibromatosis -- and even less is known about why birthmarks occur in one location of the body instead of in another. In a few instances a genetic factor has been plausibly suggested for the location of nevi (Cockayne, 1933; Denaro, 1944; Maruri, 1961); but the cause of the location of most birthmarks remains unknown. The causes of many, perhaps most, birth defects remain similarly unknown. In large series of birth defects in which investigators have searched for the known causes, such as chemical teratogens (like thalidomide), viral infections, and genetic factors, between 430/0 (Nelson and Holmes, 1989) and 65 -- 70% (Wilson, 1973) of cases have finally been assigned to the category of "unknown causes."
Among 895 cases of children who claimed to remember a previous life (or were thought by adults to have had a previous life), birthmarks and/or birth defects attributed to the previous life were reported in 309 (35%) of the subjects. The birthmark or birth defect of the child was said to correspond to a wound (usually fatal) or other mark on the deceased person whose life the child said it remembered. This paper reports an inquiry into the validity of such claims. With my associates I have now carried the investigation of 210 such cases to a stage where I can report their details in a forthcoming book (Stevenson, forthcoming). This article summarizes our findings.
Children who claim to remember previous lives have been found in every part of the world where they have been looked for (Stevenson, 1983; 1987), but they are found most easily in the countries of South Asia. Typically, such a child begins to speak about a previous life almost as soon as it can speak, usually between the ages of two and three; and typically it stops doing so between the ages of five and seven (Cook, Pasricha, Samararatne, Win Maung, and Stevenson, 1983). Although some of the children make only vague statements, others give details of names and events that permit identifying a person whose life and death corresponds to the child's statements. In some instances the person identified is already known to the child's family, but in many cases this is not so. In addition to making verifiable statements about a deceased person, many of the children show behavior (such as a phobia) that is unusual in their family but found to correspond to behavior shown by the deceased person concerned or conjecturable for him (Stevenson, 1987; 1990).
Although some of the birthmarks occurring on these children are "ordinary" hyperpigmented nevi (moles) of which every adult has some (Pack and Davis, 1956), most are not. Instead, they are more likely to be puckered and scarlike, sometimes depressed a little below the surrounding skin, areas of hairlessness, areas of markedly diminished pigmentation (hypopigmented macules), or port-wine stains (nevipammri). When a relevant birthmark is a hyperpigmented nevus, it is nearly always larger in area than the "ordinary" hyperpigmented nevus. Similarly, the birth defects in these cases are of unusual types and rarely correspond to any of the "recognizable patterns of human malformation" (Smith, 1982).
Methods
My investigations of these cases included interviews, often repeated, with the subject and with several or many other informants for both families. With rare exceptions, only firsthand informants were interviewed. All pertinent written records that existed, particularly death certificates and postmortem reports, were sought and examined. In the cases in which the informants said that the two families had no previous acquaintance, I made every effort to exclude all possibility that some information might nevertheless have passed normally to the child, perhaps through a half-forgotten mutual acquaintance of the two families. I have published elsewhere full details about methods (Stevenson, 1975; 1987).
I did not accept any indicated mark as a birthmark unless a firsthand witness assured me that it had been noticed immediately after the child's birth or, at most, within a few weeks. I enquired about the occurrence of similar birth marks in other members of the family; in nearly every instance this was denied, but in seven cases a genetic factor could not be excluded.
Birth defects of the kind in question here would be noticed immediately after the child's birth. Inquiries in these cases excluded (again with rare exceptions) the known causes of birth defects, such as close biological relationship of the parents (consanguinity), viral infections in the subject's mother during her pregnancy, and chemical causes of birth defects like alcohol.
Results
Correspondences between Wounds and Birthmarks
A correspondence between birthmark and wound was judged satisfactory if the birthmark and wound were both within an area of 10 square centimeters at the same anatomical location; in fact, many of the birthmarks and wounds were much closer to the same location than this. A medical document, usually a postmortem report, was obtained in 49 cases. The correspondence between wound and birthmark was judged satisfactory or better by the mentioned criterion in 43 (88%) of these cases and not satisfactory in 6 cases. Several different explanations seem to be required to account for the discrepant cases, and I discuss these elsewhere (Stevenson. forthcoming). Figure 1 shows a birthmark (an urea of hypopigmentation) on an Indian child who said he remembered the life of a man who had been killed with a shotgun fired at close range. Figure 2 shows the location of the wounds recorded by the pathologist. (The circles were drawn by an Indian physician who studied the postmortem report with me.)
The high proportion (88%) of concordance between wounds and birthmarks in the cases for which we obtained postmortem reports (or other confirming documents) increases confidence in the accuracy of informants' memories concerning the wounds on the deceased person in those more numerous cases for which we could obtain no medical document. Not all errors of informants memories would have resulted in attributing a correspondence between birth marks and wounds that did nor exist; in four cases (possibly five) reliance on an informant's memory would have resulted in missing a correspondence to which a medical document attested.

Examples of Other Correspondences of Detail between Wounds and Birthmarks
A Thai woman had three separate linear hypopigmented scarlike birthmarks near the midline of her back; as a child she had remembered the life of a woman who was killed when struck three times in the back with an ax. (Informants verified this mode of death, but no medical record was obtainable.) A woman of Burma was born with two perfectly round birthmarks in her left chest; they slightly overlapped, and one was about half the size of the other. As a child she said that she remembered the life of a woman who was accidentally shot and killed with a shotgun. A responsible informant said the shotgun cartridge had contained shot of two different sizes. (No medical record was obtainable in this case.)
Another Burmese child said that she remembered the life of her deceased aunt, who had died during surgery for congenital heart disease. This child had a long, vertical linear hypopigmented birthmark close to the midline of her lower chest and upper abdomen; this birthmark corresponded to the surgical incision for the repair of the aunt's heart. (I obtained a medical record in this case.) In contrast, a child of Turkey had a horizontal linear birthmark across the right upper quadrant of his abdomen. It resembled the scar of a surgeon's transverse abdominal incision. The child said that he remembered the life of his paternal grandfather, who had become jaundiced and was operated on before he died. He may have had a cancer of the head of the pancreas, but I could not learn a precise medical diagnosis.
Two Burmese subjects remembered as children the lives of persons who had died after being bitten by venomous snakes, and the birthmarks of each corresponded to therapeutic incisions made at the sites of the snakebites on the persons whose lives they remembered. Another Burmese subject also said as a child that she remembered the life of a child who had been bitten on the foot by a snake and died. In this case, however, the child's uncle had applied a burning cheroot to the site of the bite -- a folk remedy for snakebite in parts of Burma; and the subject's birthmark was round and located at the site on the foot where the bitten child's uncle had applied the cheroot.

Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

xenocross

Sweet Swarnlata
A Case from Dr. Ian Stevenson
This case is extracted from charts and commentary on pages 67 to 91 in Dr. Ian Stevenson’s classic book, Twenty Cases Suggestive of Reincarnation. This is the original long version we wrote for Children's Past Lives, but due to space constraints a shorter, edited version appeared in the book. Yet, because we believe that the abundance of detail is what make this (and similar Stevenson cases) so convincing, we offer here the full version.
________________________________________
The story of Swarnlata is characteristic of Stevenson's cases: the young girl's memories began when she was 3, she gave enough information to enable Stevenson to locate the family of the deceased person she remembered (the case was "solved"), and she gave more than 50 specific facts that were verified. But Swarnlata's case was also different from most because her memories did not fade. And this is a sweet case, characterized by love and happy memories rather than by violent death and struggles between castes and families, like in so many other cases.
Swarnlata Mishra was born to an intellectual and prosperous family in Pradesh in India in 1948. When she was just three years old and traveling with her father past the town of Katni more than 100 miles from her home, she suddenly pointed and asked the driver to turn down a road to "my house", and suggested they could get a better cup of tea there than they could on the road.
Soon after, she related more details of her life in Katni, all of which were written down by her father. She said her name was Biya Pathak, and that she had two sons. She gave details of the house: it was white with black doors fitted with iron bars; four rooms were stuccoed, but other parts were less finished; the front floor was of stone slabs. She located the house in Zhurkutia, a district of Katni; behind the house was a girl's school, in front was a railway line, and lime furnaces were visible from the house. She added that the family had a motor car (a very rare item in India in the 1950's, and especially before Swarnlata was born). Swarnlata said Biya died of a "pain in her throat", and was treated by Dr. S. C. Bhabrat in Jabalpur. She also remembered an incident at a wedding when she and a friend had difficulty finding a latrine.
In the spring of 1959, when Swarnlata was 10 years old, news of the case reached Professor Sri H. N. Banerjee, an Indian researcher of paranormal phenomenon and colleague of Stevenson. Banerjee took the notes her father made and traveled to Katni to determine if Swarnlata's memories could be verified.
Using nothing more than the description that Swarnlata had given, he found the house--despite the house having been enlarged and improved since 1939 when Biya died. It belonged to the Pathak's (a common name in India), a wealthy, prominent family, with extensive business interests. The lime furnaces were on land adjoining the property; the girls school was 100 yards behind the Pathak's property, but not visible from the front.
He interviewed the family and verified everything Swarnlata had said. Biya Pathak had died in 1939 leaving behind a grieving husband, two young sons, and many younger brothers. These Pathaks had never heard of the Mishra family, who lived a hundred miles away; the Mishra's had no knowledge of the Pathak family.
The next scene in this story sounds like a plot from Agatha Christie, but is all true, extracted from the Stevenson's tabulations in Swarnlata's published case. In the summer of 1959, Biya's husband, son, and eldest brother journeyed to the town of Chhatarpur, the town where Swarnlata now lived, to test Swarnlata's memory. They did not reveal their identities or purpose to others in the town, but enlisted nine townsmen to accompany them to the Mishar home, where they arrived unannounced.
Swarnlata immediately recognized her brother and called him "Babu", Biya's pet name for him. Stevenson gives only the barest facts, but I can imagine the emotions ran high at this point. Imagine how Babu felt to be recognized immediately by his dead sister reborn.
Ten-year-old Swarnlata went around the room looking at each man in turn; some she identified as men she knew from her town, some were strangers to her. Then she came to Sri Chintamini Pandey, Biya's husband. Swarnlata lowered her eyes, looked bashful--as Hindu wives do in the presence of their husbands--and spoke his name. Stevenson says nothing of Sri Pandey's reaction at finding his wife after twenty years
Swarnlata also correctly identified her son from her past life, Murli, who was 13 years old when Biya died. But Murli schemed to mislead her, and "for almost twenty-four hours insisted against her objections that he was not Murli, but someone else." Murli had also brought along a friend and tried to mislead Swarnlata once again by insisting he was Naresh, Biya's other son, who was about the same age as this friend. Swarnlata insisted just as strongly that he was a stranger.
Finally, Swarnlata reminded Sri Pandey that he had purloined 1200 rupees Biya kept in a box. Sri Pandey admitted to the truth of this private fact that only he and his wife had known.
Gold Fillings
A few weeks later, Swarnlata's father took her to Katni to visit the home and town where Biya lived and died.
Upon arriving she immediately noticed and remarked about the changes to the house. She asked about the parapet at the back of the house, a verandah, and the neem tree that used to grow in the compound; all had been removed since Biya's death. She identified Biya's room and the room in which she had died. She recognized one of Biya's brothers and correctly identified him as her second brother. She did the same for her third and fourth brother, the wife of the younger brother, the son of the second brother (calling him by his pet name "Baboo"), a close friend of the family's (correctly commenting that he was now wearing spectacles, which he in fact had acquired since Biya had died) and his wife (calling her by her pet name "Bhoujai"), Biya's sister-in-law--all with appropriate emotions of weeping and nervous laughter. She also correctly identified a former servant, an old betelnut seller, and the family cowherd (despite her youngest brother's attempt to test Swarnlata by insisting that the cowherd had died).
Later, Swarnlata was presented to a room full of strangers and asked whom she recognized. She correctly picked out her husband's cousin, the wife of Biya's brother-in-law, and a midwife--whom she identified not by her current name, but by a name she had used when Biya was alive. Biya's son Murli, in another test, introduced Swarnlata to a man he called a new friend, Bhola. Swarnlata insisted correctly that this man was actually Biya's second son, Naresh. In another test, Biya's youngest brother tried to trap Swarnlata by saying that Biya had lost her teeth; Swarnlata did not fall for this, and went on to say that Biya had gold fillings in her front teeth--a fact that the brothers had forgotten and were forced to confirm by consulting with their wives, who reminded them that what Swarnlata said was true.
This must have been a spectacle. Here was a ten-year-old stranger from far away--so far, in terms of Indian culture, that her dialect was distinctly different than that of the Pathaks--who acted confidently like an older sister of the household, was familiar with intimate names and family secrets, and remembered even marriage relationships, old servants, and friends. Just as amazing, her memory was frozen at the time of Biya's death; Swarnlata knew nothing about the Pathak family that had happened since 1939.
In the following years, Swarnlata visited the Pathak family at regular intervals. Stevenson investigated the case in 1961, witnessing one of these visits. He observed the loving relationship between Swarnlata and the other members of the family. They all accepted her as Biya reborn.
Swarnlata behaved appropriately reserved towards Biya's elders, but when alone with Biya's sons, she was relaxed and playful as a mother would be--behavior that would otherwise be totally inappropriate in India for a 10-year-old girl in the company of unrelated men in their mid-thirties.
The Pathak brothers and Swarnlata observed the Hindu custom of Rakhi, in which brothers and sisters annually renew their devotion to each other by exchanging gifts. In fact the Pathak brothers were distressed and angry one year when Swarnlata missed the ceremony; they felt that because she had lived with them for 40 years and with the Mishras for only 10 years that they had a greater claim on her. As evidence of how strongly the Pathaks believed that Swarnlata was their Biya, they admitted that they had changed their views of reincarnation upon meeting Swarnlata and accepting her as Biya reborn (the Pathaks, because of their status and wealth, emulated Western ideas and had not believed in reincarnation before this happened). Swarnlata's father, Sri Mishra, also accepted the truth of Swarnlata's past identity: years later, when it came time for Swarnlata to marry he consulted with the Pathaks about the choice of a husband for her.
How did Swarnlata feel about all of this? Was it confusing for her to remember so completely the life of a grown woman? Stevenson visited her in later years and corresponded with her for ten years after this case was investigated. He reports that she grew up normally, received an advanced degree in botany, and got married. She said that sometimes, when she reminisced about her happy life in Katni, her eyes brimmed with tears and, for a moment, she wished she could return to the wealth and life of Biya. But her loyalty to the Mishra family was undivided and, except for the regular visits to Katni, she went about the business of growing into a beautiful young woman, accepting fully her station in this life.
In some ways Swarnlata is typical of Stevenson's cases: the amazing number of facts and people she remembered; the positive identification of the previous personality, the exchange of visits between the families, and the age at which she first had her memories. What is not typical, however, is the persistence of clear memories into her adulthood, the lack of a traumatic death, and the support and cooperation between the families (in most cases one or both of the families are reluctant to encourage the child or to bring the case to the outside world). This is a sweet case that illustrates what profoundly enriching human experience a past life memory can bring about.
But many of the cases in Stevenson's books are stories where love and miraculous reunions mix with conflict, violent death, and hostile emotions. The cases of Ravi Shankar [Chapter 6 in Children's Past Lives] and Titu Singh illustrate the darker side of life that is often brought to the light when a child has a forceful past life memory.
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

xenocross

SS wrote:

Bhastho:
Pertanyaan saya pada anda, Kalau segala sesuatu diciptakan oleh Tuhan, lalu siapakah yang menciptakan Tuhan?


SS:
Anda mau ikuti argumen Bertrand Russel yah? Kalau saya jawab :"Tuhan selamanya ada." Anda akan tanya lagi :"Kalau ada yang selamanya ada, mengapa harus Tuhan, mengapa bukan materi saja?"
Saya akan jawab lagi :"Karena materi pasif. Karena materi tidak ada  intelegensi. Apa yang menyebabkan alam semesta ini menghasilkan manusia yang intelegen? Apa sebabnya alam semesta ini bekerja menurut matematika dan fisika yang sangat tinggi? Ada suatu intelegensi yang sangat tinggi yang memasukan rumus-rumus matematika dan hukum fisika yang sangat tinggi. Intelegensi yang sangat tinggi itu saya dahulu sebut 'Cosmological God'. Anda pernah pelajari fungsi otak manusia?  Otak manusia bekerja sangat kompleks, jauh lebih kompleks daripada computer yang paling canggih. Mungkinkah ini jadi sendiri? Menurut Russel 'Mungkin'. Menurut saya dan banyak orang lain (termasuk Einstein) ada suatu intelegensi yang sangat tinggi dibelakang alam semesta ini.
Salam.SS

gauss82000 wrote:

Kehamilan akibat pemerkosaan, siapakah yang bertanggung jawab ?????
Sdr. SS, anda sangat menyakini Tuhan sebagai makhluk yang menciptakan
manusia dan segala isinya. Pertanyaan saya adalah bagaimana komentar anda
mengenai kejadian pemerkosaan yang menyebabkan terjadinya kehamilan ??? Kasus
pemerkosaan yg menyebabkan kehamilan ini pernah terjadi pada 14 Mei 1998 (di
mana ada org etnis Tionghoa yang kena), tenaga TKI yang kerja di Arab hamil krn
diperkosa. Jika anda menyakini Tuhan setiap kali menciptakan makhluk, bagaimana
penjelasan anda tentang anak yang merupakan hasil pemerkosaan ???

Thx

xan_to wrote:
Saya akan jawab lagi :"Karena materi pasif. Karena materi tidak ada
intelegensi. Apa yang menyebabkan alam semesta ini menghasilkan
manusia yang intelegen?


Xan To :
Oh jadi maksud anda jika manusia punya intelegen berarti intelegen itu
musti berasal dari satu intelegen yang lebih besar???

Kenapa anda tidak berpikir bahwa Intelegen itu sendiri adalah kita
sendiri??? Dalam artian alam semesta, manusia, dan makhluk lain ada
tanpa adanya pencipta. Keberadaannya tak berawal dan tak berakhir.
Gabungan dari segala hal itu lah yang disebut Tuhan.

Kenyataan manusia biar punya intelegen yang tinggi sekalipun tetap
saja tak bisa hidup tanpa materi.

Saya ingin bertanya kepada anda. Pertanyaannya :

1. Apa yang membuat ada berpikir bahwa Tuhan harus lah suatu pribadi???
2. Lebih lanjut, sehingga anda percaya pada Yesus (suatu pribadi)???
3. Apa yang membuat anda percaya bahwa Yesus itu Tuhan kenapa gak yang
lain??? Salah satu contohnya Sai Baba pernah bilang dia itu adalah Tuhan.
4. Menurut anda apakah Tuhan harus punya bagian2 seperti manusia kayak
otak untuk berpikir, tangan untuk melakukan sesuatu, hidung untuk
bernafas, kaki untuk berjalan, dll.
5. Apa kategori anda sehingga anda menilai bahwa "Yang seperti inilah
yang disebut Tuhan"???
6. Lebih lanjut, sehingga anda merasa Yesus memenuhi kriteria tersebut
sehingga anda kemudian menyebutnya Tuhan???

junaiwan77 wrote:
cerita dongengnya kurang seru kalo gak ada twistnya :

ternyata dibelakang intelegensia yang
sangat-sangat-sangat tinggi itu ada dewa sun go kong
dgn intelegensia super duper jenius (10 kali lebih
jenius) lagi makan pisang....

di akhir dongeng baru ketahuan ternyata tuhan versi
kr****n, tuhan versi islam dsb adalah ciptaan dari
dewa monyet itu......
bila manusia punya banyak tuhan, maka tuhan cuma punya
1 dewa... one monkey god rule them all

rizan_ja88 wrote:
Saudara gauss82000, mendingan kita berhenti berdebat kusir dengan kaum
kr****n dech.. Saya pernah mengutarakan pertanyaan yang sama dengan
rekan kr****n saya yang cukup fanatik yang selalu membangga-banggakan
KKR penyembuhan oleh pendetanya. Tapi pertanyaan saya ini gak bisa di
jawabnya. Dia hanya menjawab "Inilah kuasa Tuhan.. Tuhan mempunyai
rencana yang tidak pernah diketahui manusia." Pikiran mereka di pasung
oleh dongeng2 dalam alkitab yang keabsahannya sangat diragukan. Untuk
menjawab pertanyaan - pertanyaan seperti ini mereka akan selalu memakai
logika Tuhan ataupun Rahasia Tuhan yang tidak pernah diketahui dan di
mengerti manusia. Sama seperti jawaban dari teman saya yang kr****n.

gauss82000 wrote:
Re: Kehamilan akibat pemerkosaan, siapakah yang bertanggung jawab ?????

Thanks, atas anjurannya sdr Rizan, saya merasa seperti obrolan saja kok. :-)
Dialog kadang2 diperlukan untuk meluruskan berita2 miring. Minimail sdr SSdan Michael bisa mengetahui jalan berpikir seorang Buddhis, misalnya spt saya, mengapa saya menolak ajaran kr****n? Karena bagi saya yang penting dalam melihat ajaran agama yang  pertama perlu di lihat adalah 1). Apakah ada  cerita kekerasan di kitab suci masing-masing, 2) Bagaimana perilaku si pembawa agama, keraskah? menyukai kekerasankah dalam menyelesaikan masalah? Ini adalah indikator buat saya pribadi dalam melihat dan memilih ajaran. Karena saya seorang pendidik juga, maka indikator keteladanan dari si pembawa ajaran sangat penting. Seorang anak selalu belajar dari mencontoh keteladanan. Maka kalau si pembawa ajaran sikap dan perilakunya tidak benar, maka tidak layak sebagai pangutan untuk di teladani oleh seorang anak, apalagi untuk masyarakat yang lebih luas.

Mengenai bicara surga, surga akan tepat diajarkan seseorang yang lembut dalam berperilaku.  Kalau perilaku keteladanan saja tidak ada, maka tidak tepatlah untuk bicara ajaran pergi ke surga. Ini hanya sedikit berbagi. Sekali lagi thanks atas anjurannya.
Mudah2an saudara SS dan Michael terbuka mata batinnya. Ok sdr SS dan Michael :-)

Vajra wrote:
Rencana Tuhan tidak pernah diketahui manusia, tapi kalau menang undian, sembuh, naik kelas, naik pangkat bilangnya puji tuhan, doa dikabulkan. Apa gak bertolak belakang tuh?

gauss82000
Hello, bagaimana Sdr. SS, apa benar jawaban anda spt yang Sdr. Rizan
katakan???

SS wrote:
Tuhan Mahakuasa, dan Mahakasih. Waktu Tuhan menciptakan alam semesta termasuk manusia, semuanya baik.

Kejadian 1:31. Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.

Tetapi Tuhan memberikan hak bagi manusia untuk memilih untuk mengikuti segala perintahnya maupun untuk tidak mengikuti perintahnya. Tuhan tidak ciptakan manusia seperti robot yang tidak ada kemauan sendiri. Kondisi ini memang sulit dimengerti. Tetapi robot tidak bisa betul-betul dapat menjadi bahagia. Hanya manusia yang dapat memilih, akan bahagia betul-betul.Tetapi manusia jatuh dalam dosa.
 
Salam. SS
-----------------------------------------------------------------------------------------
Semua peristiwa didunia bahkan dialam semesta ini terjadi karena diizinkan Tuhan terjadi (under the providence of God). Kalau Tuhan tidak izinkan, maka tidak akan terjadi. Ini termasuk segala macam mushibah seperti letupan gunung berapi, gempa, tsunami, banjir, tanah longsor, dsb. Tetapi juga peperangan, pembunuhan, perkosaan, perampokan, pencurian dsb.

Manusia mengalami berbagai kejadian, berkat dan mushibah. Manusia diadili Tuhan terhadap bagaimana ia berespons terhadap segala itu.
Memang banyak sekali terjadi ketidakadilan dalam dunia ini, dari zaman dahulu sampai zaman sekarang. Banyak yang lolos dari hukum manusia. K
Dalam kerusuhan  Mei 1998, sampai sekarang belum ada satu manusiapun yang dihukum. Padahal dalam tayangan TV ada laki-laki yang menyeret seorang perempuan berseragam. Mukanya si-laki-laki maupun si-perempuan jelas nampak. Tetapi laki-laki itu tidak ditangkap dan tidak diadili. Dalam pengadilan terakhir, Yesus Kristus akan mengadili semua orang secara adil. Adil bukan menurut standar manusia, tetapi menurut standar Tuhan.

Tuhan Yesus telah mati dikayu salib untuk menebus dosa-dosa manusia, segala macam dosa, termasuk dosa peristiwa Mei 1998. Umat pilihan Tuhan akan masuk taman Firdaus (atau surga) dan kemudian akan ditempatkan didunia baru, di Yerusalam baru, yang kelak akan diciptakan Tuhan. Dunia yang lama dan langit yang lama akan tiada. Bumi baru dan langit baru akan diciptakan kelak.
Wahyu 21:1. Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi. 21:2 Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.
Semua air mata mereka akan dihapus Tuhan.
 
Wahyu 21:4 Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."


Seluruh keadilan Tuhan akan terjadi. Semua akan damai. Kebenaran Tuhan akan sempurna.
 
Salam. SS

xanto:
Kenapa anda tidak berpikir bahwa Intelegen itu sendiri adalah kita
sendiri??? Dalam artian alam semesta, manusia, dan makhluk lain ada
tanpa adanya pencipta. Keberadaannya tak berawal dan tak berakhir.
Gabungan dari segala hal itu lah yang disebut Tuhan.

SS:
Memang kira-kira begitu pikiran saya waktu saya beralih dari agnostik jadi panteis. Tetapi kemudian lagi saya bertanya "suatu intelegensi yang begitu tinggi, apakah tidak berkomunikasi dengan manusia? Menerangkan apa yang ia tidak tahu dan tidak bisa tahu, tetapi ingin tahu?
 
xanto:
5. Apa kategori anda sehingga anda menilai bahwa "Yang seperti inilah
yang disebut Tuhan"???


SS:
Bukan saya yang menciptakan Tuhan. Bukan saya yang tetapkan :" Tuhan harus begini, dan harus begitu." Tetapi Tuhan sendiri yang menyatakan diriNya adalah begitu dan begini. Saya percaya Tuhan yang menciptakan alam semestaini termasuk manusia yang bertanya-tanya. Bukan Tuhan ciptaan manusia yang harus begini begitu menurut pemikiran manusia.

Xanto:
3. Apa yang membuat anda percaya bahwa Yesus itu Tuhan kenapa gak yang
lain??? Salah satu contohnya Sai Baba pernah bilang dia itu adalah Tuhan.

SS:
Mengenai Yesus saya mula-mula tahu dari mulut para pastor, kemudian para pendeta, kemudian lagi dari Alkitab. Saya percaya Yesus yang diterangkan Alkitab.
Nama Sai Baba tidak ada dalam Alkitab. Saya tidak percaya bahwa Sai Baba adalah Tuhan.

Salam. SS.
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

xenocross

SS wrote:
Memang tindakan Tuhan tidak selalu dapat dimengerti manusia. Ibarat anak SD baca buku relativitas Einstein, apakah ia dapat mengerti tulisan Einstein?
Sebagai seorang pendidik coba Anda pikirkan. Apakah anak sd dapat mengerti pemikiran Einstein seutuhnya? Einstein bilang c + c = c. Anak SD itu akan membantah Einstein, dia akan katakan Einstein salah, c + c = 2c. Sebagai pendidik apakah Anda dapat terangkan kepada anak SD tersebut bahwa Einstein benar? Apakah Anda sendiri mengerti teori Einstein?

Begitulah manusia yang intelegensinya terbatas, tidak dapat mengerti sepenuhnya Firman dan tindakan Tuhan. Banyak dari FirmanNya haru diterima dengan iman.
Manusia dengan pikirannya yang terbatas mau mengerti Firman dan Perbuatan Tuhan yang tidak terbatas dan kadang-kadang diatas akal manusia. Bukan irrational tetapi supra rational.

Salam. SS.

Vajra wrote:
Kalau tuhan memberikan hak bagi manusia untuk memilih mengikuti perintahnya atau tidak mengikuti perintahnya, ada 2 hal yg saya mau sampaikan:
1. Kalau memang demikian, mengapa ada ganjaran surga bagi yg percaya dan ada ganjaran neraka bagi yang tidak percaya? Kontradiktif bukan?
2. Mengapa pula kaum evangelis begitu giat mencari umat baru? Tokh tuhan sendiri aja memberikan kebebasan kok, kok evangelis evangelis itu kepot sendiri?

Aneh...bener bener anehhhhhh.....
---------------------------------------------------------------------------
Vajra wrote:
Kok anda sepertinya jadi TUHAN itu SENDIRI??? Anda nulis gitu, menurut anda atau menurut tuhan?
Vajra wrote:
Kasihan sekali yah ada agama yg ngasih cobaan, hukuman dll

Bunbuncit wrote:
Sdr SS, anda benar2 mo sok jd tuhan.
Jgn menjawab seakan2 anda itu tuhan, anda saja masih akan mati dll. semua yg anda katakan dibawah ini smua adalah hasil imaginasi anda saja. Tak seorangpun bahkan anda tahu apa itu tuhan (walaupun anda pura2/menganggap diri tahu)
Anda bukan pihak yg di perkosa. Mudah2an anak anda diperkosa barulah anda tidak akan bicara seperti itu.
Bejat ammat ngomongnya.

Satu hal lagi, klo ada tuhan macam bgt yg memberikan berkat dan hukuman esperti mainan aja ama ciptaannya, aku nda mau tuhan macam itu.
ngapain taruh nasib diatas seseorg makhluk yg tdk kita kenal dan tahu, nda terlihat lagi. Yg pasarkan dia jg manusia (si SS). Bodoh deh klo mo percaya.

Andaz keluar aja dari milis ini. Sudah bukan tujuannya blajar agama kr****n neh. Kbanyakan maksa ideologi agama aj nd anda itu cuman bilang bagus2nya aja. Dasar muka dua!!!!

Memang tindakan Tuhan tidak selalu dapat dimengerti manusia.
TERMASUK ANDA SENDIRI JG TAK NGERTI!!!

gauss82000 wrote:
Sdr. SS jika tindakan Tuhan pribadi tidak dapat di mengerti, mengapa orang2 kr****n banyak sekali bicara kuasa Tuhan pribadi di gereja seperti mengerti aja jalan berpikir Tuhan pribadi. Bukankah ini spekulasi orang2 kr****n saja, seakan2 mengerti Tuhan pribadi. Berikutnya adalah kalau jalan berpikir Tuhan pribadi tidak anda ketahui, apakah bukan sesuatu yang "berbahaya" menaruh kepercayaan/keyakinan yang tidak anda ketahui. Tergantung lagi mood spt apa Tuhan pribadi anda, makanya orang perlu berdoa supaya dapat membujuk Tuhan pribadi mengubah jalan berpikirnya dengan pujian supaya Tuhan pribadi ini senang dan dapat terkabul keinginan anda. Sedikit suaplah, begitu???. Ini artinya tidak ada kepastian keselamatan. Keselamatan yang semu/buta.Bukankah demikian, sdr. SS ???

Jika anda katakan manusia mempunyai intelegensi terbatas, kok orang2 kr****n termasuk anda  berani sekali ngomong tentang sesuatu pribadi yang tak terbatas di gereja??? (seakan2 mengerti mengenai Tuhan pribadi. Kalau ngak mengerti sebaiknya, ngak perlu bicara Tuhan pribadi di gereja, karena pasti ngelantur saja dan juga ngak perlu memperkenalkan Tuhan pribadi anda (krn pasti juga ngak tepat). Bukankah ini yang namanya spekulasi keselamatan ??? (alias keselamatan semu)

Kalau pemerkosaan atas ijin Tuhan pribadi, berarti secara tidak langsung ini adalah rencananya untuk menciptakan anak hasil pemerkosaan ??? (krn di beri ijin)
Jadi pemerkosaan itu benar apa ngak ya ????(krn di beri ijin Tuhan pribadi)
Mungkin ada baiknya si pemerkosa ketika di tangkap polisi mestinya memberikan alasan Pak Polisi, apa yang saya lakukan sudah se ijin Tuhan pribadi saya (kalau ia seorang kr****n), jadi bapak harusnya melepaskan dan merestui saya :-) . Kalau dalam hukum yang terberat adalah si perencana  bukannya pelaksana (kalau pun ingin di hukum) .  Saya mah hanya pelaksana saja. Mungkin cepat2 polisi tadi mengantarkan si pemerkosa ke rumah sakit jiwa. Artinya dari cerita di atas, yang meniup roh itu yang harus bertanggungjawab penuh. Inilah akibatnya kalau menganggap Tuhan adalah sesosok makhluk, menjadi bisa dipersalahkan, bahkan bisa merendahkan Tuhan.

Thx
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

xenocross

gauss82000 wrote:

Penyebab seseorang terlahir di 31 alam secara garis besar

> Semoga bermanfaat buat anda berdua
>
>
> Buddhisme mempunyai penjelasan surga dan neraka yang jauh lebih jelas
> di bandingkan ajaran/ pandangan lainnya serta bukan hanya surga dan
> neraka yg di jelaskan tetapi ada alam lainnya. Untuk lebih jelasnya
> lihat
> tabel alam2 kehidupan di bawah ini. Dan ini hanya garis besarnya saja.
> Neraka, hantu, jin/setan nanti di urai lagi lebih detil lagi macam2
> makhluknya. Jadi neraka dan surga tdk hanya satu, tapi lebih dari satu.
>
> Mengapa demikian krn orang yg berbuat baik byk dan sedikit tdk mungkin
> sama surganya dan begitu juga orang yg berbuat jahat byk dan sedikit
> akan
> berbeda juga nerakanya, jika demikian pasti akan terlihat sangat aneh
> dan tdk masuk akal. Dan kedua2nya tdk kekal spt dalam ajaran lain.
>
> Utk pencapaian tertinggi/ yang kekal/mutlak dalam Buddhisme adalah
> pencapaian Nirvana/Nibbana. Jadi surga dan neraka yg di anggap kekal
> oleh
> ajaran/pandangan yg lain itu tdk kekal dlm Buddhisme. Usia makhluk2 yg
>
> ada di alam surgawi memang lebih panjang dari alam manusia.
>
> Tindakan2 atau sifat2 yg tdk baik menyebabkan makhluk2 setelah
> meninggal akan masuk salah satu dari 4 alam menderita, yaitu:
>
> 1. Alam Binatang, makhluk2 yg lahir di sini memiliki sifat buruk yg
> dominan "Kegelapan/Kebodohan batin" , artinya yang baik dikatakan tdk
> baik sebaliknya yg tdk baik dikatakan baik , yg benar dikatakan tdk
> benar
> sebaliknya yg tdk benar dikatakan benar, yg bermanfaat dikatakan tdk
> bermanfaat sebaliknya yg tdk bermanfaat dikatakan bermanfaat. Jika di
> lihat secara energi yg timbulnya, adanya energi liar di pikiran dan di
> badan orang tsb.
>
> 2. Alam Neraka, makhluk2 yg lahir di sini memiliki sifat buruk yg
> dominan "Kebencian" , artinya suka marah, membenci, jengkel, maki2
> orang
> baik memaki di pikiran maupun di ucapannya, mempunyai karakter yg keras
>
> dan suka dgn kekerasan. Jika di lihat secara energi timbulnya energi
> panas, di pikiran dan di badan orang tersebut.
>
> 3. Alam Hantu, makhluk2 yg lahir di sini memiliki sifat buruk yg
> dominan "Serakah", aplikasi dlm keseharian serakah thd materi, jabatan,
>
> makanan, pendeknya adalah memiliki napsu keinginan thd segala
> sesuatu/terikat/melekat.
>
> 4. Alam jin/setan, makhluk2 yg lahir di sini memiliki sifat buruk yg
> bisa dari kombinasi dari sifat makhluk hantu, neraka, binatang.
>
>
> Bagaimana utk pencapaian di alam Manusia , 6 alam surga (Deva Loka)
> dan 20 alam surgawi yg lebih tinggi (16 Rupa Loka dan 4 Arupa Loka) ?
>
> 1. Secara grs besar alam manusia dan 6 alam surga (Deva Loka) bisa di
>
> capai dgn melaksanakan 5 sila dari Pancasila Buddhis dan byk melakukan
> berdana/melepas
> 2. Sedangkan utk surga yg lebih tinggi (16 Rupa Loka dan 4 Arupa
> Loka) bisa di capai dgn melaksanakan 5 sila dari Pancasila Buddhis, byk
>
> melakukan berdana/melepas dan meditasi samatha
>
> Bagaimana utk pencapaian Nirvana/Nibbana?
> Pencapaian Nirvana/Nibbana bisa di tempuh dgn melaksanakan 5 sila
> dari Pancasila Buddhis, byk melakukan berdana/melepas dan meditasi
> Vipassana

SS wrote:
Terima kasih untuk keterangan Anda diatas. Maaf saya tembuskan posting Anda
kemillis [ini]
Saya sebetulnya mau belajar banyak mengenai Buddhisme. Saya punya buku
mengenai Zen-Buddhism. Tetapi itu bukan aliran mayoritas pemillis disini
yah?
Sidharta Gautama tahu mengenai 31 alam itu darimana? Apa dari Samedi lalu ia
dapat pergi ke-31 alam itu?
Salam. SS

xan_to wrote:
Saya ingin komentar sedikit mengenai aliran.
menurut saya didunia ini, aliran dalam agama Buddha cuma ada 2 yaitu
Mahayana dan Hinayana. Selebihnya adalah aliran spesialisasi dari
kedua aliran tersebut. contohnya Zen yang termasuk dalam kelompok
Mahayana. tapi mungkin saudara2 Buddhist yang lain punya pendapat
berbeda :D. Kalo menurut saya kebanyakan umat Buddhist di milis ini
berasal dari Theravada hehehehe...

Yap betul sekali, Sidharta mengetahui 31 alam dari meditasi, tetapi
pada saat itu, bukan dengan pergi berkunjung ke alam tersebut satu2
tapi melalui ingatan. Pada saat meditasi, Sidharta berhasil memiliki
kekuatan bathin untuk mengingat kehidupan sebelumnya sampai banyak
kali kehidupan. setelah itu baru dengan kekuatan bathin "Mata Dewa"
Sidharta melihat alam2 apa saja yang ada dalam jangkauan lebih dari
10.000 Sistem Dunia (kalo gak salah 1 Sistem Dunia = 1.000.000.000.000
tata surya).

Perlu anda ingat kemampuan yang Buddha miliki bukan cuma Buddha saja
yang bisa, ada beberapa ratus murid Buddha yang punya kemampuan
seperti Buddha walaupun secara kuantitas dan kualitas berbeda.

-----------------------------------------------------------------------
Siapa bilang intelegensi tertinggi tidak berkomunikasi!!! Coba deh ada
bertanya sama para pertapa ato orang2 dari aliran kepercayaan.
Emangnya berkomunikasi harus bicara pake bahasa manusia.

"Menerangkan apa yang ia tidak tahu dan tidak bisa tahu, tetapi ingin
tahu?"

Saya tidak mengerti maksud anda yang ini. dalam artian yang ingin tahu
siapa si manusia / intelegensi.

"Mengenai Yesus saya mula-mula tahu dari mulut para pastor, kemudian
para pendeta, kemudian lagi dari Alkitab. Saya percaya Yesus yang
diterangkan Alkitab. Nama Sai Baba tidak ada dalam Alkitab. Saya tidak
percaya bahwa Sai Baba adalah Tuhan."

Jawaban anda lucu hahahahaha.... Nama Sai Baba emang tidak ada di
Alkitab begitu juga nama Yesus coba deh anda cek di Perjanjian Lama,
kalo emang ada coba tunjukin ayatnya. Nama Yesus itupun baru muncul di
Perjanjian Baru dan itu ditulis ama muridnya Yesus bukan dari langit.

Lagi pula emangnya kenapa kalo nama Sai Baba tidak ada di Alkitab???
Emangnya Alkitab jatuh dari langit??? Sampai anda berpedoman pada
Alkitab seolah-olah Alkitab itu Kitab Sakti aja hehehehe......

Satu lagi, kalo di Alkitab tidak ada nama Sai Baba itu karena Sai Baba
masih hidup :p. Selain itu Sai Baba pernah mengatakan kalo dia itu
Yesus itu sendiri....


gauss82000 wrote:

Sdr. SS untuk mencapai Nirwana, ada satu penekanan penting, yaitu konsep "ketuhanan harus benar". Selama anda masih memegang pandangan Tuhan sebagai makhluk, maka Nirwana tidak mungkin tercapai. Kalau keselamatan hanya  diartikan mencapai alam surga, maka siapapun akan bisa mencapainya jika menjalankan Pancasila Buddhis (yang bersifat universal) dengan baik+ melepas/berdana.

Isi dari Pancasila Buddhis :
•   Pänätipätä veramani sikkhäpadang samädiyämi = Aku bertekad akan melatih diri menghindari pembunuhan mahluk hidup.
Untuk dapat digolongkan 'pembunuhan' harus memenuhi syarat-syarat sbb. :
1.   Adanya satu mahluk.
2.   Sadar bahwa itu mahluk.
3.   Niat untuk membunuh.
4.   Langkah-langkah perbuatan.
5.   Kematian sebagai akibatnya (mahluk itu betul-betul mati).
•   Adinnädänä veramani sikkhäpadang samädiyämi = Aku bertekad akan melatih diri menghindari pencurian.
Untuk dapat digolongkan 'pencurian' harus memenuhi syarat-syarat sbb. :
1.   Adanya milik orang lain.
2.   Kesadaran, pengertian akan keadaan ini.
3.   Niat untuk mencuri.
4.   Langkah-langkah perbuatan.
5.   Peralihan benda yang dicuri sebagai akibatnya.
•   Kämesu micchäcärä veramani sikkhäpadang samädiyämi = Aku bertekad akan melatih diri menghindari perzinahan (perbuatan a-susila).
Untuk dapat digolongkan 'perzinahan' harus memenuhi syarat-syarat sbb. :
1.   Niat untuk mengalami sensasi obyek / sasaran yang terlarang dan bukan haknya.
2.   Berusaha
3.   Memiliki sasaran yang dimaksud.
•   Musävädä veramani sikkhäpadang samädiyämi = Aku bertekad akan melatih diri menghindari kedustaan (ucapan yang tidak benar).
Untuk dapat digolongkan 'kedustaan' harus memenuhi syarat-syarat sbb. :
1.   Kedustaan.
2.   Niat untuk berdusta.
3.   Usaha, dan
4.   Menyampaikannya kepada orang lain.
•   Surämeraya-majjapamädatthänä veramani sikkhäpadang samädiyämi = Aku bertekad akan melatih diri menghindari makanan dan minuman yang menimbulkan kemabukkan dan ketagihan.
Catatan :
Tidak harus menjadi umat Buddha pun, untuk pergi ke surga bisa dicapai oleh org yang beragama lain, tetapi harus menjalankan 5 sila ini yang bersifat universal dan banyak melepas/berdana. Jadi saran saya untuk anda peganglah 5 sila ini sebagai jalan menuju kehidupan yang lebih (mengingat usia anda yang sudah senja, sorry nich, ini demi masa depan anda yang lebih).
Semoga anda bisa terlahir kembali ke alam yang lebih baik nanti.
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

xenocross

Vajra wrote:
Harry potter namanya juga gak ada di alkitab, tapi dia memiliki ilmu sihir. Bukunya juga dibaca oleh puluhan juta orang. Kenapa gak nyembah Harry Potter aja???


Radend wrote:
Salam Sejahtera, sdr.S****** S*******. Untuk selanjutnya utk memudahkan panggilan, saya singkat panggilan anda menjadi S saja ya. Dan anda bisa memanggil saya dgn S atau terserah anda mudahnya bagaimana. Dan Mohon dimaklumi. Thanks.

SS wrote:
> Semua peristiwa didunia bahkan dialam semesta ini terjadi karena diizinkan Tuhan terjadi (under the providence of God). Kalau Tuhan tidak izinkan, maka tidak akan terjadi. Ini termasuk segala macam mushibah seperti letupan gunung berapi, gempa, tsunami, banjir, tanah longsor, dsb. Tetapi juga peperangan, pembunuhan, perkosaan, perampokan, pencurian dsb.

Kalau saya lihat selama ini umat Kristiani memang mengalami kemajuan yg pesat dalam penggunaan kata2. Dulunya, kalau terjadi sesuatu yg tidak diinginkan, dijawab dgn 'Kita tidak tahu apa Rencana Tuhan', atau 'Manusia tidak dapat memahami Maksud/Rencana Tuhan..', atau 'Di balik musibah, ada maksud Tuhan yg mulia..', dstnya2.
Dgn perkataan tsb, sepertinya Tuhan-lah yg berperan aktif menginginkan musibah terjadi utk memenuhi rencananya. Jawaban seperti itu sering tidak memuaskan umat yg harus terima bulat2. Pendeta2 banyak juga yg mengalami konflik batin dgn perkataan tsb dan juga berusaha meyakinkan diri dgn perkataan itu.
Nah, pada perkembangan terakhir, mereka menemukan ide kata 'Atas izin Tuhan', atau 'Tuhan mengizinkan terjadi..'. Dgn perkataan seperti itu ingin menunjukkan bahwa Tuhan tidak ikut aktif dalam terjadinya musibah. Jadi bukan Tuhan yg lakukan. Hanya diizinkan! Hebat kan! Efek perkataan itu sungguh luar biasa! Umat2 bisa menerima musibah tanpa bertanya2 lagi kpd Tuhan. Pendeta lega dan bangga menggunakan kata2 tsb, dan umat meng-amini. Hal ini masih berlanjut sampai sekarang. Begitulah permainan kata2.
Dan ada satu masa, ada kata2 yg nge-trend di kalangan pendeta, 'Saya terlalu percaya. Saya terlalu percaya...'. Wah, kata2 yg lucu ya. Dulu menggunakan 'Saya percaya sepenuhnya..', kemudian diganti 'Saya terlalu percaya...'. Canggih kan?
SS, anda sendiri mengatakan bahwa kalau Tuhan tidak izinkan terjadi, maka tidak akan terjadi. Benarkan? Ok. Bagaimana kalau kita ber-eksperimen kecil2an? Untuk membuktikan perkataan anda. Tenang saja, tidak meminta anda meminum racun kok. Setuju?
Eksperimen-nya begini,
Anda mengambil pisau yg terasah tajam, dan iriskan dgn kuat ke lengan anda (tentunya lengan anda tanpa pelindung dan dalam kondisi normal) sambil berdoa kepada Tuhan anda supaya tidak berdarah/luka. Saya jamin dgn pasti bahwa setiap kali anda iriskan dgn kuat, tangan anda pasti berdarah/luka. Biarpun anda melakukannya berulang2.
Apakah anda ingin mengatakan bahwa setiap kali kejadian yg anda lakukan juga pasti di-izinkan oleh Tuhan anda? Karena anda sendiri yg mau, maka diizinkan Tuhan anda?
Ok. Kalau begitu, bagaimana kalau itu dilakukan terhadap anak2 anda berulang2 terus. Saya jamin pasti tetap berdarah/luka (terserah Tuhan anda mau izinkan berdarah atau tidak). Tentunya dlm hal ini yg mau cuman anda, bukan anak anda. Nah, apakah Tuhan anda juga tetap mengizinkan terjadi? Kalau Tuhan anda tidak izinkan, maka lengan anak anda tidak akan berdarah/luka. Betulkan?
Nah, kalau dilakukan dan tetap berdarah/luka, apakah anda ingin mengatakan bahwa saya lebih berkuasa dibanding Tuhan anda? Atau anda ingin mengatakan bahwa 'Inikan hukum alam!'. Lha, kalau jawabannya begitu, ya tidak boleh ada istilah 'Tuhan izinkan' lagi dong!. Bagaimana?
Salam,
S
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

xenocross

Bhastho wrote:
Terima kasih saudara SS, diskusinya jadi on the track lagi
Oke beberapa pertanyaan jujur lagi, semoga anda bisa memberikan jawaban yang memuaskazn:

1. Baiklah, anggap saja Tuhan selamanya ada dan Tuhan adalah pencipta segala sesuatu, apakah ada sesuatu yang memaksa Tuhan untuk menciptakan alam semesta beserta berbagai maklhuk di dalamnya ini?Kalau ada berarti Tuhan tidak bebas-kalau tidak ada kekuatan yang memaksa Tuhan untuk menciptakan alam ini tapi toh dia tetap menciptakannya, berarti sekali lagi Dia tidak bebas, karena tunduk pada perbuatan utnuk menciptakan tersebut, jadi disini kualitas Tuhan yang mandiri dan bebas menjadi hilang, bagaimana inibisa dipecahkan?

2. Masalah yang sangat mengganggu saya adalah Teodisi, yaitu kalau Tuhan maha baik dan maha kuasa, bagaimana di dunia ini bisa ada kejahatan dan penderitaan yang berlimah ruah,? Apakah beliau tidak bisa atau tidak mau menghapuskan penderitaan tersebut?

Salam

SW wrote:   Message #8251
[at] SS yg lu2s dgn pengetahuan luaarr.. Biasa!!
tsunamy, gunung meletus, longsor dibilang atas kemauan tuhan? Om stanley yg ga
pernah lu2s IPA. Ha2. Jangan gejala2 alam yg memakan korban yg u ingat! Hujan,
4musim, dll. Segala sesuatu itu adalah suatu fenomena alam. Gunung meletus
terjadi krn magma di dlm bumi yg mendesak keluar. Longsor terjadi krn air yg
turun menerus tidak dpt di tahan oleh pohon yg skrg terjadi penebangan pohon.
Loe dpt konsep iman makanya loe jadi bodoh! Ha2. Yg pny mata di kasih
kacamata/iman oleh pdt biar ga bisa melihat segala sesuatu dgn apa ada nya. Sgl
sesuatu adlh kata tuhan loe. Ha2.

Nah skrg gw tny, api terjadi krn kuasa tuhan juga? Angin juga terjadi atas kuasa
tuhan loe? Ha2. Api berasal dari mana, kok bisa ada? Untung gw ga pk tuhan loe,
jadi kl mau masak makanan hrs tunggu persetujuan tuhan loe. Pabrik korek api
kayu n gas bisa tutup kalo gt? Tau np ada api? Karena ada gejala alam dimana
2benda bersingungan menghasilkan percikan. Np bisa tahan, karena ada kayu yg
mempertahankan nyala ny api yg sblm ny percikan/ gas yg mempertahankan besaran
api dr percikan api. Jgn nanti loe ngmg 2benda yg bersingungan antara plastik sm
plastik. Yg pasti sm seperti bahan yg ada saat ini ya! Gw tkt ny loe rada lemot
gt! Ha2. Gara2 iman loe, loe jadi lemot gt. Mungkin kl tuhan loe pgn, plastik sm
plastik jg bisa nyala. Ha2.

Gw kdg2 kasihan sm om stanley. Krn iman loe, loe jd lemot. Ha2. Tp tetep aj gw
kesel bgt sm loe yg melakukan penginjilan. Dasar ga tau tempat!

Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

xenocross

SS wrote:
Kalau memang dapat diverifikasi dan falsifikasi seperti Anda katakan, itu
memang ilmiah. Saya ingin tahu lebih banyak mengenai meditasi Vipassana.
Mohon petunjuk Anda bagaimana melakukannya. Atau tunjukkan saya buku yang
beri petunjuk yang tepat mengenai ini.

Waktu saya masih muda (sekitar umur 21) saya berusaha meditasi, tetapi tidak
berhasil. Waktu itu saya berusaha kosongkan pikiran saya sesuai dengan
petunjuk buku yoga yang saya beli. Termasuk posisi duduk yang sangat
ditekankan buku itu. Sayang buku itu sudah hilang. Tetapi seorang Buddhist
mengatakan cara itu salah. Katanya bukan mengosongkan pikiran tetapi
konsentrasi pada sesuatu umpama pernapasan. Posisi duduk tidak penting,
boleh saja yang saya rasa baik. Beberapa bulan yang lalu saya coba lagi
dengan konsentrasi pada pernafasan saya, tetapi tetap tidak berhasil. Apa
masih salah? Tolong beri petunjuk bagaimana cara yang benar. Konsentrasi
pada pernafasan apakah benar? Lalu posisi duduk apa benar seenaknya saja.

Salam. SS

---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nah, kalau dilakukan dan tetap berdarah/luka, apakah anda ingin mengatakan bahwa saya lebih berkuasa dibanding Tuhan anda? Atau anda ingin mengatakan bahwa 'Inikan hukum alam!'. Lha, kalau jawabannya begitu, ya tidak boleh ada istilah 'Tuhan izinkan' lagi dong!. Bagaimana?
SS:
Menurut kepercayaan saya alam semesta dan  hukum alam  diciptakan oleh Tuhan. Dalam contoh experimen yang anda usulkan akan berlaku hukum alam, jadi saya tidak akan ambil eksperimen itu deh.
Tetapi saya percaya bila Tuhan kehendaki bisa saja sesuatu keluar dari hukum alam.
Salam. SS
-----------------------------------------------------------------
Tuhan mau menciptakan alam semesta termasuk manusia, bukan terpaksa. Siapa yang dapat memaksa Tuhan?
Setelah Tuhan menciptakan manusia pertama (Adam dan Hawa), tuhan beri manusia kebebasan untuk memilih mengikuti jalan Tuhan atau tidak. Tetapi manusia pilih jalan yang menentang perintah Tuhan. Dosa ini menyebabkan kejahatan dan mushibah melanda umat manusia dan alam semesta. Apalagi setelah banjir Nuh, apalagi zaman kini. Tetapi suatu saat Tuhan akan menghapuskan langit dan bumi lama dan menciptakan langit dan bumi baru.
Wahyu 21:1. Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi.
Darimana saya tahu ini semua? Dari Alkitab.
Ada yang tuduh saya seolah-olah saya jadi Tuhan. Tidak saya manusia biasa. Apa yang saya tulis dimillis ini maupun millis-millis lain adalah berdasarkan Alkitab dan tafsiran saya mengenai beberapa ayat Alkitab. Memang saya tahu dari Tuhan melalui Alkitab dan melalui exegese saya.
 
Jadi : Kejahatan ada dimana-mana karena manusia banyak yang membangkang terhadap perintah Tuhan mulai dari Adam dan Hawa sampai sekarang. Namun demikian, ada juga umat yang patuh dan setia akan perintah Tuhan.  Kelak tidak ada kejahatan lagi. Umat pilihan Tuhan akan ditempatkan dibumi baru, Yerusalem baru. Dan Tuhan sendiri akan menyinari umat pilihanNya. (Wahyu).

Salam. SS
----------------------------------------------------------
4.Siapakah orang kr****n yang akan terpilih, Dari denoinasi mana, Calvinis, Lutheran, Anglikan, Menonite, Advent Hari ke 7, Maranatha, Bethel, Aletheia, Mormon, Jehovah Witness, kami jadi sangat-sangat bingung mengingat hampir semuanya mempunyai beda pandangan yang mendaar dan menganggap hnya dirinya yang paling benar dan selamat!Tolong audara Stanley emberikan penjelasan terhadap hal ini?

SS:
Tidak ada Calvinis, Lutheran, Anglikan dsb disurga kelak. Yang ada hanya umat pilihan Tuhan.

Pada akhir zaman kelak, Yesus akan mengadili semua orang. Dan Yesus akan menentukan semuanya dalam pengadilan terakhir. Dan pengadilan Yesus adalah adil dan benar. (seluruh Alkitab, terutama Wahyu).

Salam. SS


Bunbuncit wrote:
Itulah anehnya, suatu saat nya knapa lama banget... nda ada kerjaan sudah milyaran tahun (tp menurut alkitab baru 6rban tahun) bumi ini penuh dosa, penderitaan, ratap tangis kelahiran (klo yg lahir dlm keadaan sengsara) dan ratap tangis dan sukacita dalam ekmatian (yg suka rela mati bunuh diri, euthanasia krn sakit kanker, aids, patah hati, dll tmasuk org kr****n yg nda sabar masuk surga)...

Ngawur aja anda ngomong... mo sok dgn apa alkitab katakan, cuman setumpuk kertas penuh kata2 bohong dan membodohi saja.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pantaslah nda berhasil2 meditasinya... cangkir anda terlalu penuh bung.. buang lah itu semua... semuanya.. kosongkan smuanya...

Makin menginginkan , maka makin menjauhlah yg diinginkan, setelah mengerti 'keterlepasan dari menginginkan' barulah mendapatkan apa yg dicari...

tidak menginginkan=mendapatkan

junaiwan77 wrote:

1. gak perlu terima kasih karena saya tidak sedang
membela anda kok.
2. kalo mau mencoba meditasi karena pengen liat 31
alam, wah sampe 7 kelahiran berikutnya pasti gak bakal
berhasil. di buddhism tidak menawarkan hal-hal yang
gaib, tidak menjanjikan mukjijat, tidak menjanjikan
angin surga.

Soekarno wrote:

Dear All,
Tolong dong di kirim artikel atau kitab suci dari timur yang menceritakan bahwa manusia pertama adalah adam dan hawa.

Natsude Mieco wrote:
Kepada Oom SS,
Jika Oom ingin mencoba meditasi, saya sarankan untuk mencari guru yang berpengalaman yang tidak bikin salah jalan, kalau buku saja saya takutnya, banyak istilah2 Buddhis yang Oom tidak kenal / mengerti, yang bikin bingung.

JIka tidak ada waktu, atau malas dan tetap ingin belajar melalui buku, ada beberapa buku yang bisa saya sarankan, salah satunya adalah Superpower Mindfullnes (Judul aslinya Mindfulness, Bliss, and Beyond), penulis Ajahn Brahm, yang telah di terjemahkan dalam bahasa Indonesia. Jika Oom berniat membelinya, Oom bisa beli di :
Taman Permata Buana
Jl. Pulau Bidadari II no.17
Puri Kembangan, JakBar 11610
Situs: www.ehipassiko.net
atau jika malas, bisa Transfer ke BCA 3981290109 Surja Handaka.Lalu sms nama & alamat+kodepos Oom ke 081519656575.
Buku akan tiba di alamat Oom dalam
waktu 2-7 hari.

Saya sedang membacanya, dan saya rasa cukup lengkap dan menarik untuk dipraktekan.

Xan_to wrote:

Dear All,
Tolong dong di kirim artikel atau kitab suci dari timur yang
menceritakan bahwa manusia pertama adalah adam dan hawa.


Dari Timur atau timur tengah????
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bukan saya yang menciptakan Tuhan. Bukan saya yang tetapkan :" Tuhan
harus begini, dan harus begitu." Tetapi Tuhan sendiri yang menyatakan
diriNya adalah begitu dan begini. Saya percaya Tuhan yang menciptakan
alam semestaini termasuk manusia yang bertanya-tanya. Bukan Tuhan
ciptaan manusia yang harus begini begitu menurut pemikiran manusia.


Xan To:

Betul apa yang anda katakan Tuhan lah yang seharusnya menetap kan
dirinya, tapi yang menjadi persoalan adalah dari mana anda tahu jika
itu Tuhan yang bilang???

Dewa Brahma Baka pernah menyatakan dirinya sebagai Tuhan hanya karena
kemampuan yang dia miliki begitu besar padahal bukan. begitu juga
dengan makhluk2 jahat semacam luciper dalam kr****n, bisa sajakan dia
pura2 jadi Tuhan. nah sekarang dari mana anda bisa tahu dan yakin
bahwa yang ngaku Tuhan pada anda ini betul2 Tuhan??? bukannya si
luciper ato dewa yang salah sangka???

Kalo saya, saya akan tentukan terlebih dahulu kriterianya Tuhan itu
seperti apa. jika saya dianggap salah maka tentunya yang bilang salah
harus bisa menjelaskannya dengan baik.....gitu Om


Berhubung pertanyaan saya belum anda jawab maka saya tanya ulang??

Atas dasar apa anda menolak Sai Baba sebagai Tuhan???
Memangnya kenapa jika Sai Baba tidak ada di Alkitab???
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

xenocross

Radend wrote:
SS, BAGUS! Saya sudah menebak anda akan mengatakan seperti itu!
Nah, berarti anda MENEGASKAN bahwa eksperimen tsb akan tetap berlaku hukum alam. Ya kan? Artinya apa? Artinya karena Tuhan telah menciptakan hukum alam, maka hukum alam lah yg bekerja sesuai aturannya tanpa ada intervensi dari Tuhan lagi. Kalau tanpa campur tangan Tuhan, berarti tidak boleh ada istilah 'Atas izin Tuhan atau pun Tuhan tidak izinkan!' yg selama ini anda imani.
Kalau anda tetap mengatakan 'Tuhan menghendaki, bisa saja sesuatu keluar dari hukum alam', ya kenapa anda tidak berani mencoba eksperimen itu? Daripada anda setiap saat berdebat hanya dgn kata2 tanpa bisa membuktikan, bukankah dgn eksperimen itu Anda akan DIMULIAKAN oleh Tuhan anda karena bisa membuktikan kpd semua umat manusia bahwa Tuhan yg anda imani benar adanya. Dan percayalah, bila anda bisa membuktikan, maka semua umat manusia akan mengikuti dan percaya kepada Tuhan anda. Bagaimana?


Salam,
S

Xan_to wrote:
Dan percayalah, bila anda bisa membuktikan, maka semua umat manusia
akan mengikuti dan percaya kepada Tuhan anda.
Bagaimana?


Nambahin dikit :
Minimal dimilis ini

Bhastho wrote:
Setuju sekali, saya juga baru baca buku tersebut, sangat enak dan practical, karena ditulis dengan gaya bahasa yang enak oleh seorang bhikku barat mantan ilmuwan dari Inggris,murid dari Bhikkhu Hutan terkenal dari Thailand. kalau mau baca meditasi zen, buku2 Tomio Hirai sangat bagus, sedangkan tentang Koan ya baca buku-buku DTSuzuki

SS wrote to bubuncit:

Apakah Anda sendiri sudah bermeditasi dan menjadi "buddha"? Kalau tidak salah istilahnya adalah "sudah Jana"? Sudah dapat "Melihat" atau "Merasakan  31 alam" yang dimaksud?


SS wrote to Xan_to:

Saya tidak percaya bahwa Sai Baba adalah Tuhan. Dasarnya? Kepercayaan. Atas dasar apa saya percaya bahwa Yesus adalah Tuhan? Saya memang sangat sulit percaya sesuatu. Saya selalu minta bukti yang jelas.
Mula-mula saya juga tidak percaya bahwa Yesus adalah Tuhan.  Akhir Juni 1964, saya yakin dan percaya bahwa Tuhan sendiri yang benarkan hal itu. (Lihat kesaksian saya.) Kemudian saya percaya.

SS wrote to Radend
Kalau tanpa campur tangan Tuhan, berarti tidak boleh ada istilah 'Atas izin Tuhan atau pun Tuhan tidak izinkan!' yg selama ini anda imani.
SS:
Mengapa tidak boleh? Untuk beberapa tahun Tuhan mengizinkan Hitler menterror dunia. Tetapi kemudian ia dikalahkan. Inipun terjadi atas izin Tuhan. Hukum alam ditetapkan dan diberlakukan oleh Tuhan. Jadi segala sesuatu yang terjadi menurut hukum alam adalah sesuai dengan izin Tuhan. Tetapi kadang-kadang Tuhan keluar dari hukum alam. Keluar dari hukum alam ini disebut juga "mujizat". Inipun terjadi seizin Tuhan. Tetapi manusia tidak bisa paksa Tuhan untuk buat mujizat. Mujizat hanya  terjadi bila Tuhan menghendaki, bukan bila manusia menghendaki.

Kalau saya buat experimen berlaku hukum alam. Kalau keluar dari hukum alam, saya boleh minta, tetapi Tuhan yang tentukan mengabulkan atau menolak permintaan saya. Mengenai kesehatan Tuhan pernah mengizinkan saya mengalami penyembuhan secara mujizat, tetapi pernah juga menolak. Baik dikabulkan, maupun ditolak, saya tetap mengucapkan "Puji Tuhan"
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Apa sdr Meico dan sdr Hastho sudah praktekkan anjuran dari buku itu? Dan hasilnya bagaimana? Apa Anda sudah "Jana"? Apa Anda sudah lihat 31 alam yang dimaksud?
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

xenocross

SS wrote:
Vajra:
Apa sich tujuan Tuhan menciptakan bumi dan segala isinya pada awalnya? Termasuk menciptakan mausia pertama Adam dan hawa?

SS:
Dalam Alkitab tidak ditulis jawaban atas pertanyaan ini. Saya hanya dapat berikan spekulasi-spekulasi orang. Ada yang bilang :"Untuk share kebahagiaan Tuhan yang sempurna kepada umat pilihan Tuhan". Tetapi ini hanya spekulasi manusia. Orang boleh terima atau menolak atau berikan alasan lain.
Menurut ajaran Sang Buddha alam semesta ini termasuk manusia darimana dan mengapa ada, dan untuk apa?
Salam. SS

junaiwan77 wrote:
he... lucu nih
jadi tuhan perlu beberapa tahun untuk mengalahkan
hitler ck..ck...ck... atau karena yg dibunuh bukan
umat kr****n jadi cuek2 aja ?

pada saat kejahatan terjadi, tuhan ngumpet dengan
seribu satu alasan. tapi saat kejahatan berakhir maka
muncullah tuhan sebagai juru selamat. kok mirip mr
satan di dragon ball ya.

demi iman membabi buta, maka akal sehat pun
dikorbankan.

Natsude Mieco:
Hehehe... makanya Oom baca dulu bukunya... baru (mudah2an) mengerti.
Sekarang lagi tahap praktek... nanti kalau ada hasil yang memuaskan, saya akan info.

Btw, seperti yang saya sudah bilang sebelumnya... dalam ajaran Buddha, segala sesuatu bersifat dinamis, hukum kamma sangat mempengaruhi segala hal di dunia ini, dan tidak ada istilah instant dalam agama Buddha.
Seperti halnya dengan meditasi, tidak ada hal yang instant sekaligus. Saya tidak pernah mimpi meditasi baru seminggu atau sebulan bisa mengalami Jhana, apalagi bisa mengetahui alam2 kehidupan.
Namun, bahkan dengan waktu yang sebentar tersebut, saya sudah mulai merasakan hasil2 lainnya (side effect) dari meditasi yang saya lakukan, seperti mulai lebih tenang dan sabar, lebih mudah mengingat sesuatu.
Jadi hukum kamma pun berlaku dalam hal meditasi, apa yang kita lakukan, itulah yang kita dapatkan.

Semakin kita melepas, semakin kita mendapatkan...

Mengapa? Tidak ada apa2.
Oom mengerti? Tidak, Oom tidak mengerti.


SS wrote:
Junaiwan:
2. kalo mau mencoba meditasi karena pengen liat 31
alam, wah sampe 7 kelahiran berikutnya pasti gak bakal
berhasil. di buddhism tidak menawarkan hal-hal yang
gaib, tidak menjanjikan mukjijat, tidak menjanjikan
angin surga.

Sethiadi:
Anda tahu dari mana? Menurut beberapa Buddhist dimillis ini dapat. Betulkah sdr Meico dan sdr David?

Di-abad pertengahan ada seorang kr****n berbangsa Jerman yang meditasi. Ia bersaksi melihat percikan Ilahi (Gotterfunken}. Tetapi meditasi tidak dikembangkan didunia Barat. Didunia Barat dikembangkan ratio. Didunia Timur dikembangkan meditasi.

gauss82000 wrote:
Ini jawaban untuk sdr. Stanley, memang agak berbeda dalam Buddhisme sedangkan
dalam kekr****nan sering kali dipertontonkan kesaktian ini (spt yang Benny Hinn
lakukan), untuk mencari umat. Di bawah ini ada alasan yang dikemukakan oleh
Buddha.
KEVADDHA SUTTA................................
...............................................................

Vajra wrote:
Kenapa gak sekarang aja di hapus langit dan buminya? Kan berkurang penderitaan makhluk hidup (baca: gak cuman manusia)
Ohhh jawabannya itu rahasia tuhan hahahahahhaha
-------------------------------------------------------------------------------------
terutama wahyu------> 144.000 orang doank dari jutaan milyar manusia yg pernah hidup dibumi ini ck ck ck kasian sekaliiiii
---------------------------------------------------------------------------------------
apa arti kepercayaan?
------------------------------------------
Kasihan banget yang jadi korban Hitler. Jadi ingat cerita seorang Ceko (cmiiw) yang menyelamatkan banyak Yahudi pada masa Hitler. Filmnya Schindler List.

Lebih terpuji si Oscar Schindler ini daripada si tuHan yang katanya masa pengasih itu.
--------------------------------------------------------------------------------------------------

Radend wrote:
S:
Nah, inilah konsep ketuhanan anda yg agak terbelakang. Saya sempat baca tulisan anda tentang Einstein yg 'jalan ditempat',  sedangkan anda sudah 'maju beberapa langkah' sampai  saat ini. Perlu anda ketahui, bukannya Einstein yg 'jalan ditempat', tapi dia sudah pada konsep tsb dan mendalaminya. Sedangkan anda, anda bilang pernah menganut konsep tsb. Tapi yg anda pelajari masih kulitnya saja. Dan begitulah, akhirnya anda termakan oleh iklan kecap no.1 dan anda menyatakan telah 'maju beberapa langkah'. 

xan_to wrote:
Apa yang dibilang Junaiwan benar, yang dibilang Meico dan David juga
benar karena masing2 melihatnya pada satu sisi. Untuk bisa memiliki
Abbhinna, faktor karma sangat mempengaruhi. sebagai contoh kalo orang
cacat(tidak ada tangan/kaki) ingin mencapai Jhana saya rasa sangat
keciiiiiiiiiiiiiil kemungkinannya. Bahkan YA Bodhidharma butuh waktu 9
tahun meditasi di gua baru bisa memiliki kemampuan bathin(Abbhinna)
"telinga dewa" dimana Bodhidharma mampu mendengar suara semut sekeras
gledek. Tetapi YA Monggalana hanya butuh beberapa minggu saja hohohohoho.

Saya pikir itu bukan percikan ilahi, pancaran sinar yang timbul saat
meditasi itu disebut Nimita, anda bisa mengalaminya pada saat mencapai
Jhana pertama dan seterusnya....

Soekarno wrote:
Maksudnya "Timur" bukan "Timur Tengah"

Xan_to wrote:
oooooooo kalo itu mah gak ada.....

pernyataan Om Sethiadi yang ini
"Kejahatan ada dimana-mana karena manusia banyak yang membangkang
terhadap perintah Tuhan mulai dari Adam dan Hawa sampai sekarang"
cuma berdasarkan kitabnya orang timur tengah. betul kan Om????
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Mr. Bagus

Apakah pertanyaan yg dilontarkan membawa kemajuan atau kemunduran pola pikir?
Apakah jawaban2 yg diberikan membuat ego sendiri dan org lain terusik?

Seseorang bila tersudut atau terusik, maka telinga akan tuli, mulut akan terbuka.

Mari kita berhati-hati dalam memilih kata untuk menyatakan pendapat, mari..
:x Persepsi yang saya dapat dari pengalaman saya sendiri sebagai orang buta tidak bisa dibandingkan dengan orang yang melihat dengan terang. >:)<