TUMBUHAN: Makhluk hidup?

Started by williamhalim, 20 October 2007, 10:10:51 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

williamhalim

Makhluk hidup menurut pengertian Buddhism adalah gabungan dari Pancakhanda: rupa dan bathin, so: manusia dan binatang, jelas masuk kelompok ini.

PERTAMA:
Bagaimana dengan tumbuh2an?
~ Ada yang mengatakan tumbuhan terdiri atas: 'Rupa' saja
~ Ada yang bilang teridir atas: 'Rupa dan Vedana (kesadaran)'
Jadi ada yg menggolongkan tumbuhan kedalam: Benda hidup.
Ada juga yg menggolongkan: makhluk hidup

KEDUA:
Bagaimana dengan mikroorganisme dan virus, masuk kategori manakah?
Kalau dinilai dari struktur pusat saraf (otak), semuanya tidak mempunyai otak, bahkan ubur2 juga tidak mempunyai otak, tapi ubur2 masuk kategori makhluk hidup. Bagaimana dengan bintang laut, sponge, coral  dsbnya? Mereka berkembang biak, bereaksi dengan lingkungan dan ada penelitian yg mengatakan mereka merasakan sakit juga.

Terus terang, sampai sekarang, saya masih bingung dengan klasifikasi Virus, Tumbuhan, dan mikroorganisme.

Semoga bisa kita bahas dengan baik disini...

_/\_

::

Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Hendra Susanto

menurut sy yg dikategorikan mahluk hidup adalah yg mempunyai perasaan...
no 1. msk kategori benda hidup spt yg u blg termasuk jg mikro organisme n virus

QuoteKalau dinilai dari struktur pusat saraf (otak), semuanya tidak mempunyai otak, bahkan ubur2 juga tidak mempunyai otak, tapi ubur2 masuk kategori makhluk hidup. Bagaimana dengan bintang laut, sponge, coral  dsbnya? Mereka berkembang biak, bereaksi dengan lingkungan dan ada penelitian yg mengatakan mereka merasakan sakit juga.
mempunyai perasaan



FZ

Saya pernah membaca mengenai ini di forum Buddhisme Indonesia di Friendster. Silakan klik INI

Quote from: Hendrick
Menanggapi adanya beberapa pertanyaan mengenai apakah tumbuhan adalah makhluk hidup, maka saya postingkan sebuah artikel yang sudah sedari dulu saya tulis, tentu dengan beberapa editan.

Saya ingin membahas masalah-masalah yang cukup kontroversial. Yang ingin saya bahas dalam topik ini, apakah tumbuhan adalah makhluk hidup? Telah diketahui bahwa banyak penelitian-penelitian tentang kesadaran tumbuhan. Tumbuhan ini dilihat bereaksi terhadap emosi dan kehendak seseorang serta lingkungan sekitarnya dengan menggunakan peralatan modern tertentu. Tumbuhan ini juga dianggap dapat menderita dan dapat berteriak. Namun banyak juga yang menolak tentang pendapat ini, krn belum dibuktikan secara jelas apakah memang hal itu dapat disebut sebagai suatu kesadaran, dan banyak argumen-argumen lainnya yg pro dan kontra.

Dalam agama Jain, tumbuhan dan benda-benda mati lainnya (api, angin) dianggap sebagai makhluk dengan satu indra, bbrp sekte dari agama Hindu, menganggap tumbuhan dengan mempunyai jiwa. Kita tahu dalam agama Buddha, tumbuhan bukanlah makhluk hidup dan tidak termasuk dalam roda samsara. Namun, bisa saja kesadaran bereinkarnasi dalam tumbuhan, namun hanya sebagai 'rumah'. Misalnya para Yaksha atau Gandharva yang tinggal di pepohonan. Dalam website Theravada, accesstoinsight.org, para bikkhu dalam Vinaya juga dilarang memotong tumbuhan, di sana tumbuhan juga dibedakan menjadi Bijagama dan Bhutagama di mana Bhutagama adalah tumbuhan yg sudah lengkap strukturnya, berada di tempat dan dapat dimasuki makhluk sebagai rumahnya. Tumbuhan dapat dikategorikan sebagai Bhutagama mulai dari tumbuhnya daun pertama dan batang hijau pertama. Fungi atau sekelas jamur digolongkan sebagai Bijagama, bukan Bhutagama. Tumbuhan atau bagian tumbuhan yang telah dipindahkan / dicabut dari tempat asalnya diklasifikasikan sebagai Bijagama.

Ven. Chin Kung juga pernah mengatakan bahwa pada saat pohon seukuran tinggi manusia, maka di dalam pohon tersebut terdapat kesadaran. Dalam sutra Mahayana yaitu Shurangama Sutra, dikatakan bahwa seorang Bodhisattva hendaknya tidak menginjak rumput (mungkin ini adalah pengaruh dari Kitab Vinaya). Ini menunjukkan cinta kasih seorang Bodhisattva. Ven. Thubten Chodron mengatakan bahwa tumbuhan dapat bereaksi terhadap musik, itu hanya seperti magnet yang bereaksi terhadap besi. Ven. Tai Situ Rinpoche pernah ditanya mengapa sekarang kok ada penelitian yang menunjukkan bahwa tumbuhan tampak dapat berkomunikasi satu sama lain? Rinpoche menjawab kemungkinan itu karena memang banyak kesadaran suatu makluk yang masuk ke dalam tumbuhan, namun perlu diingat bahwa tidak semua tumbuhan seperti itu atau tidak semua tumbuhan memiliki kesadaran. Banyak sutra-sutra agama Buddha dengan gamblang menyebutkan bahwa kita harus melindungi alam serta tumbuh-tumbuhan juga.

Dalam Sutta-Nipata, Buddha menyebutkan klasifikasi berbagi makhluk hidup, yang ternyata juga memasukkan kategori tumbuh-tumbuhan! Sedangkan dalam Gilana Sutta juga disebutkan : "That was because garden devas, forest devas, tree devas, and devas inhabiting herbs, grasses, & forest giants have assembled and said to me:...".

Ven. Thich Nhat Hanh menyebutkan bahwa sila pertama tidak membunuh juga berlaku pada tumbuhan juga. Dalam Vajracchendika Prajnaparamita Sutra, menurut Ven.Thich Nhat Hanh, disebutkan bahwa sebenarnya tidak mungkin kita dapat memastikan mana yang mempunyai kesadaran dan mana yang tidak berkesadaran(dan ini tampaknya terbukti dengan adanya kasus tumbuhan). Bahkan dalam tradisi Mahayana, terutama sekte Tian Tai(Tendai)dikatakan bahwa benda mati dan tumbuhan bahkan dapat menjadi Buddha. Tentunya hal ini berkaitan dengan apa yg dinamakan dlm Mahayana Sifat Asli Buddha atau Buddha Nature. Dlm Yogacara, tumbuhan dan benda mati dan seluruh makhluk hidup dan semua yg ada di dunia ini mempunyai kesadaran alaya atau alaya-vijnana. Saya tidak begitu tahu tentang hal ini, oleh krn itu saya tidak membahas lebih lanjut apakah benar tumbuhan dpt menjadi Buddha atau tidak. Bahkan menurut bbrp orang, argumen benda mati mempunyai Buddha-nature, sedikitnya berimbas pada majunya penemuan robot di Jepang, yg di mana filosofi Zen Buddhisme mengakar dalam budaya Jepang.

Saya sudah melihat banyak debat tentang kesadaran tumbuhan ini, salah satunya ada yg mengatakan bahwa benda mati hanya mempunyai bhava, tumbuhan : bhava dan bhuta(makhluk), dan manusia dan binatang terdiri dari bhava, bhuta, dan pranin. Di mana kata-kata 'pranin' ini menunjukkan bahwa suatu makhluk disebut sebagai 'sentient being'. Dalam Milinda Panha, Ven. Nagasena mengatakan bahwa sebatang pohon tidak mempunyai kesadaran, namun ada satu kasus di mana Buddha diceritakan berkomunikasi dengan pohon, yang dimaksud adalah makhluk yang menghuni pohon tersebut sebagai rumah, bukannya pohon itu sendiri.

Orang banyak berargumen bahwa tumbuhan itu memiliki kesadaran karena tumbuhan memilki ciri-ciri seperti halnya makhluk hidup lain. Kita tahu bahwa memang tumbuhan ditunjang dengan Utu(hukum fisik-air, api) dan Bija Niyama(hukum tumbuh-tumbuhan dan organisme) sama halnya dengan manusia dan binatang, namun Kamma Niyama dan Citta Niyama tidak berlaku pada tumbuhan. Ada yg mengatakan tumbuhan hanya punya satu skandha dari 5 skandha, yaitu rupa namun ada juga yang berkata bahwa tumbuhan juga memiliki vedana dan rupa. Ada juga yang mengatakan tumbuhan hanya memiliki 'rudimentary consciousness' (kesadaran tak sempurna), klo saya nggak salah dari bukunya Bhante Narada. Hal ini saya rasa bersumber dari Vinaya Pitaka, di mana terdapat Vinaya yang melarang pembunuhan tanaman. Peraturan ini ditetapkan oleh sang Buddha karena ada 2 sebab: yaitu ketika ada seorang bhikkhu yang memotong pohon, tanpa diketahuinya, perbuatannya melukai anak dari makhluk devata yang hidup di pohon tersebut sebagai rumah. Sebab kedua adalah banyak orang mempergunjingkan para Bhikkhu, mengapa mereka kok membunuh tanaman yang pada waktu itu dianggap mempunyai kehidupan satu indriya yaitu indra perasa (sentuhan).

Dalam Suka Sutra disebutkan (kira-kira terjemahannya seperti demikian), Apabila para makhluk hidup terus menerus melakukan 10 perbuatan buruk, maka akibatnya akan menimbulkan penderitaan pada lingkungan. Apakah yang disebut sebagai 10 perbuatan buruk? Pertama, pembunuhan makhluk hidup menyebabkan tanah menjadi asin dan tumbuhan tidak dapat tumbuh. Dalam Kitab-kitab Agama (ekuivalen dengan Sutta Pitaka), Sang Buddha pernah berkata bahwa menanam pohon dapat memberikan manfaat bagi orang lain dan kebajikan bagi diri sendiri. Dalam bab kelima dari Vinaya-matrka-satra dikatakan, Seorang Bhiksu yang menanam tiga macam pepohonan sebagai tanda penghormatan pada Triratna, yaitu pohon buah, pohon bunga dan pohon daun, akan mendapatkan berkah dan tidak melakukan pelanggaran. Dari kutipan-kutipan di atas, tampak bahwa Sang Buddha juga sangat memperhatikan lingkungan dan tumbuh-tumbuhan.

Dalam Tipitaka Pali disebutkan: O para bhikkhu, terdapat 5 macam bija, yaitu yang berasal dari akar, batang, ruas, tunas dan biji-bijian. Demikian juga yang disebutkan dalam kitab Vibhanga yaitu yang dari akar / rhizome yaitu misalnya kentang/ tulip, dari batang seperti willow dan mawar, dari ruas seperti tebu dan bamboo, dari sulur seperti stroberi dan dari biji-bijian seperti jagung dan kacang-kacangan

Kita dapat melihat apakah tumbuhan ini memiliki kesadaran atau tidak dengan contoh 'kerasukan'. Dlm agama Buddha, kerasukan ini tidak berarti bahwa kita dimasuki oleh makhluk lain, namun kita hanya dipengaruhi, ini karena manusia bukan seperti botol kosong yang dapat dimasuki sesuatu, namun memiliki kesadaran. Lalu apabila ada makhluk yang masuk ke dalam tumbuhan sebagai rumah, apakah ini menandakan bahwa memang tumbuhan tidak memiliki kesadaran sehingga dapat dimasuki?

Bija atau biji dianggap sebagai suatu wujud dari energi kalori (utu). Contohnya dalam bji mangga terdapat unsur-unsur: pertumbuhan, kohesi, panas, warna, rasa, bau, nutrisi dan gerak. Panas berfungsi sebagai pendorong pertumbuhan tanaman, dan factor-faktor lainnya hanya sebagai pendukung. Fungsi pertumbuhan ini tentu juga harus mendapatkan stimulus atau rangsangan dari tanah dan air, sehingga pertumbuhan tanaman dapat terjadi.

Banyak orang mengaitkan makhluk hidup dengan adanya otak atau 'central nervous system', namun bagaimana dengan ubur-ubur atau sejenisnya, mereka tak ada otak. Demikian juga mikroorganisme dan virus. Sering soal 'nervous system' ini dijadikan alasan untuk mendukung bahwa tumbuhan tidak dapat menderita atau bukan makhluk hidup, karena tidak mempunyai 'nervous system'.

Dalam agama Buddha sendiri, berdasar sutra-sutra Buddhis, terutama Mahayana, Buddha sendiri sudah mengetahui adanya mikroorganisme walaupun pada masa itu belum ada mikroskop. Dalam Avatamsaka Sutra, mengatakan bahwa dalam satu mangkok berisi air terdapat 84000 makhluk hidup. Bahkan dalam satu sutra lagi yang berkaitan dengan penyembuhan penyakit, Buddha mengatakan bahwa dalam tubuh kita ini banyak sekali terdapat cacing. Cacing-cacing ini juga disebutkan dalam Tipitaka Theravada, di mana cacing-cacing dalam tubuh ini dideskripsikan secara lebih jelas dan bbrp tingkah lakunya. Dalam Sutra Perlindungan Terhadap Anak-anak disebutkan tentang bakteri: berubah bentuk menjadi cacing ganas dan bakteri beracun masuk ke perut bayi. Saya juga pernah baca Visudhi-Magga karangan Buddhagosa di mana mikrorganisme ini juga disebutkan. Tapi masalahnya, selama ini jadinya kita membunuh bermiliar-miliar bahkan lebih mikrorganisme? Apakah ini karma buruk?? Ada yang mengatakan bahwa mikroorganisme itu spt tumbuhan, diatur oleh Bija Niyama ? Bagaimana ini? Apakah mikroorganisme bukan makhluk hidup? Bila tumbuhan diketahui adalah memang makhluk hidup, maka fondasi vegetarianisme juga akan hancur lebur. Apakah benar bahwa tumbuhan hanya 'benda hidup' seperti yang dikatakan oleh para umat Buddhis? Klo dlm Jainisme, membunuh tumbuhan dan benda mati dianggap karma buruk, namun lebih kecil daripada yg memiliki indra-indra lebih dari satu, misalnya serangga, hewan atau manusia sehingga diharuskan vegetarian. Bahkan banyak penganut Jain yang menggunakan semacam penutup hidung untuk menghindari membunuh mikroorganisme pada saat bernapas. Yang saya bingung, Ven. Hsuan Hua dalam transkrip interview di internet mengatakan bahwa kesadaran manusia bisa terpecah menjadi kesadaran 10 binatang, oleh krn itu binatang itu bodoh, dan dapat terpecah lagi mjd bagian yg lebih kecil lagi dan menjadi tumbuhan. Agak nggak masuk akal ini saya rasa, karena dalam agama Buddha tidak ada ajaran bahwa kesadaran dapat terpecah, tapi entah benar atau tidak Ven. Hsuan Hua yang mengatakan itu.

Menjawab pertanyaan yang timbul tentang vegetarian, disebabkan oleh adanya perdebatan mengenai mikroorganisme, Ven. Thich Nhat Hanh berkata:
"To practice nonviolence, first of all we have to practice it within ourselves. In each of us, there is a certain amount of violence and a certain amount of nonviolence. Depending on our state of being, our response to things will be more or less nonviolent. Even if we take pride in being vegetarian, for example, we have to acknowledge that the water in which we boil our vegetables contains many tiny microorganisms. We cannot be completely nonviolent, but by being vegetarian, we are going in the direction of nonviolence. If we want to head north, we can use the North Star to guide us, but it is impossible to arrive at the North Star. Our effort is only to proceed in that direction."

FZ

Quote from: LanjutanDan setelah itu saya menemukan dari berbagai website mengenai apakah tumbuhan memiliki kesadaran dan
dapat merasakan penderitaan.

Dalam sebuah website dituliskan:
Quote:

The truth is that plants, when stressed, release a chemical called ethylene. This chemical indicates that the plant needs to increase cell growth or take other measures against the perceived stressor. Scientists measured levels of ethylene released from stressed plants by listening to them using lasers until a certain frequency was measured.
While this research shows that plants might have a stress-avoidance response, it is quite a stretch to refer to this as pain. It is even more erroneous to equate this response with the pain suffered by animals and human beings. Plants lack nerve endings, brains, hormones, and other structures that would allow them to experience pain. They also lack the ability to move away from sources of stress, an evolutionary trait linked with the ability to feel pain.


Dalam sebuah website Tanya jawab:
Quote:

Plants, when stressed, release a chemical called ethylene. This chemical indicates that the plant needs to increase cell growth or take other measures against the perceived stressor. Scientists measured levels of ethylene released from stressed plants by listening to them using lasers until a certain frequency was measured. This producers the "screams" that people will tell you is proof that plants feel pain. While this research shows that plants might have a stress-avoidance response, it is quite a stretch to refer to this as pain.
The World Health Organization has defined pain as an unpleasant sensory or emotional experience associated with actual or potential tissue damage, or described in terms of such damage. Plants lack nerve endings, brains, hormones, and other structures that would allow them to experience pain. They also lack the ability to move away from sources of stress, an evolutionary trait linked with the ability to feel pain. It is even more erroneous to equate this response with the pain suffered by animals and human beings. I am not aware of any scientific proof that unequivocally proves plants feel pain. I usually ask the person asking to prove that plants feel pain.


Quote:

Isn't it hypocritical to kill and eat plants?There is currently no reason to believe that plants experience pain, devoid as they are of central nervous systems, nerve endings, and brains. It is theorized that the main reason animals have the ability to experience pain is as a form of self-protection. If you touch something that hurts and could possibly injure you, you will learn from the pain it produces to leave it alone in the future. Since plants cannot locomote and do not have the need to learn to avoid certain things, this ability would be superfluous and evolutionarily illogical. Furthermore, the fact that plants may or may not be able to suffer doesn't justify causing pain and distress to animals like dogs, cows, rats, or chickens who we know are capable of suffering a great deal.
It would be hypocritical IF the same criteria or morally relevant attributes that are used to justify animal rights also applied to plants. The criteria cited by the AR movement are "pain and suffering" and being "subjects-of-a-life". An assessment of how plants measure up to these criteria leads to the following conclusions.
First, our best science to date shows that plants lack any semblance of a central nervous system or any other system design for such complex capacities as that of conscious suffering from felt pain.
Second, plants simply have no evolutionary need to feel pain. Animals being mobile would benefit from the ability to sense pain; plants would not. Nature does not gratuitously create such complex capacities as that of feeling pain unless there is some benefit for the organism's survival.
The first point is dealt with in more detail in questions. The general hypocrisy argument is discussed in question

But how can you prove that plants don't feel pain?
Lest we forget the ultimate point of what follows, let us not forget the central thesis of AR. Simply stated: to the extent other animals share with us certain morally relevant attributes, then to that extent we confer upon them due regard and concern. The two attributes that are arguably relevant are: a) our capacity for pain and suffering, and b) the capacity for being the "subject-of-a-life", i.e., being such that it matters to one whether one's life fares well or ill.
Both of these qualities require the existence of mental states. Also note that in order to speak of "mental states" proper, we would denote, as common usage would dictate, that such states are marked by consciousness. It is insufficient to mark off mental states by only the apparent presence of purposefulness or intentionality since, as we shall see below, many material objects possess purposeful-looking behaviors.
So then, how do we properly attribute the existence of mental states to other animals, or even to ourselves for that matter? We cannot infer the presence of felt pain simply by the presence of a class of behaviors that are functional for an organism's amelioration or avoidance of noxious stimuli. Thermostats obviously react to thermal changes in the environment and respond in a functionally appropriate manner to restore an initial "preferred" state. We would be foolish, however, to attribute to thermostats a capability to "sense" or "feel" some kind of thermal "pain". Even placing quotes around our terms doesn't protect us from absurdity.
Clearly, the behavioral criterion of even functional avoidance/defense reactions is simply not sufficient nor even necessary for the proper attribution of pain as a felt mental state.
Science, including the biological sciences, are committed to the working assumption of scientific materialism or physicalism (see "The Metaphysical Foundations of Modern Science", E. A. Burtt, 1924). We must then start with the generally accepted scientific assumption that matter is the only existent or real primordial constituent of the universe.
Let it be said at the outset that scientific materialism as such does not preclude the existence of emergent or functional qualities like that of mind, consciousness, and feeling (or even, dare I say it, free will), but all such qualities are dependent upon the existence of organized matter. If there is no hardware, there is nothing for the software to run on. If there is no intact, living brain, there is no mind. It should also be said that even contemporary versions of dualism or mind-stuff theories will also make embodiment of mental states dependent on the presence of sufficiently organized matter.
To briefly state the case, cognitive functions like consciousness and mind are seen as emergent properties of sufficiently organized matter. Just as breathing is a function of a complex system of organs referred to as the respiratory system, so too is consciousness a function of the immensely complex information-processing capabilities of a central nervous system. It is possible, in theory, that future computers, given a sufficiently complex and orderly organization of hardware and clever software, could exhibit the requisite emergent qualities. While such Compute rs do not exist, we DO know that certain living organisms on this planet possess the requisite complexity of specialized and highly organized structure for the emergence of mental states.
In theory, plants could possess a mental state like pain, but if, and only if, there were a requisite complexity of organized plant tissue that could serve to instantiate the higher order mental states of consciousness and felt pain.
There is no morphological evidence that such a complexity of tissue exists in plants. Plants lack the specialized structures required for emergence of mental states. This is not to say that they cannot exhibit complex reactions, but we are simply over-interpreting such reactions if we designate them as "felt pain".
With respect to all mammals, birds, and reptiles, we know that they possess a sufficiently complex neural structure to enable felt pain plus an evolutionary need for such consciously felt states. They possess complex and specialized sense organs, they possess complex and specialized structures for processing information and for centrally orchestrating appropriate behaviors in accordance with mental representations, integrations, and reorganizations of that information. The proper attribution of felt pain in these animals is well justified. It is not for plants, by any stretch of the imagination. --TA
The absurdity (and often disingenuity) of the plant-pain promoters can be easily exposed by asking them the following two questions:
1) Do you agree that animals like dogs and cats should receive pain-killing drugs prior to surgery?
2) Do you believe that plants should receive pain-killing drugs prior to pruning? --DG

Aren't there studies that show that plants can scream, etc.?
How can something without vocal apparatus scream? Perhaps the questioner intends to suggest that plants somehow express feelings or emotions. This notion is popularized in the book "The Secret Life of Plants", by Tompkins and Bird, 1972. The book describes "experiments" in which plants are claimed to respond to injury and even to the thoughts and emotions of nearby humans. The responses consist of changes in the electrical conductivity of their leaves. The truth is, however, that nothing but a dismal failure has resulted from attempts to replicate these experiments. For some definitive reviews, see Science, 1975, 189:478 and The Skeptical Inquirer, 1978, 2(2):57.
But what about plant responses to insect invasion? Does this suggest that plants "feel" pain? No published book or paper in a scientific journal has been cited as indeed making this claim that "plants feel pain". There is interesting data suggesting that plants react to local tissue damage and even emit signaling molecules serving to stimulate chemical defenses of nearby plants. But how is this relevant to the claim that plants feel and suffer from pain? Where are the replicated experiments and peer-reviewed citations for this putative fact? There are none.
Let us, for the sake of argument, consider the form of logic employed by the plant-pain promoters:
premise 1: Plants are responsive to "sense" impressions.
premise 2: As defined in the dictionary, anything responsive to sense impressions is sentient.
conclusion 1: Plants are sentient.
premise 3: Sentient beings are conscious of sense impressions.
conclusion 2: Plants are conscious of sense impressions.
premise 4: To be conscious of a noxious stimuli is unpleasant.
conclusion 3: Noxious stimuli to plants are unpleasant, i.e., painful.
There is a major logical sleight-of-hand here. The meaning of the term "sentient" changes between premise 2 ("responsive to sense impressions") and premise 3 ("conscious of sense impressions"). Thus, equivocation on the usage of "sentient" is used to bootleg the false conclusion 3. There is also an equivocation on the meaning of "painful" ("unpleasant" versus the commonly understood meaning).


Dan menurut kesimpulan saya sendiri, mengenai tumbuhan dalam agama Buddha:
1. Tumbuhan hanyalah "benda hidup" bukan "makhluk hidup"
2. Tumbuhan ditunjang oleh Utu Niyama dan Bija Niyama
3. Tumbuhan hanya memiliki Rupa, sedangkan Empat Skandha lainnya tidak ada
4. Tumbuhan diklasifikasikan menjadi Bijagama dan Bhutagama
5. Tumbuhan dapat dijadikan tempat tinggal oleh para makhluk dari alam Peta atau Deva Tavatimsa dan Caturmaharajika, sehingga ada kesadaran yang tinggal dalam tumbuhan tersebut.

Hal ini sama ketika dalam ilmu pengetahuan, manusia bersama-sama hewan dimasukkan ke dalam Kingdom Animalia. Tetapi dalam agama Buddha, tentu alam Manusia dan hewan adalah berbeda. Demikian juga menurut ilmu pengetahuan, tumbuhan adalah makhluk hidup, namun dalam agama Buddha dianggap sebagai "benda hidup".

Namaste,
The Siddha Wanderer

Sukma Kemenyan

#4
Quote from: sikecil [atABBM]Kesadaran atau Vijnana  ( sankrit ) Vinnana ( pali ) .
Dalam kitab Visuddhi Magga XV,
yang dimaksud dengan <kesadaran> dalam agama buddha adalah
pengabungan seluruh bentuk Kesadaran panca Indra ( panca khandha = lima unsur )

MATA yg menimbulkan Kesadaran Melihat terjadi karena pengertian fungsi objek secara physik dan physis,
demikian juga dengan HIDUNG , TELINGA , LIDAH dan TUBUH .

Melalui bhavanga Mano , Dhamma , Manasikara (= avajjana ) terjadi Mano Vinnana ( kesadaran Astral lanjutan ) .

Vinnana ini mempunyai 14 fungsi disebut Vinnana Kicca .
Vinnana Kicca menentukan Tumimbal Lahir .

Manusia dan Binatang / Hewan mempunyai komplett ke 14 Fungsi Vinnana Kicca ini .
Pada Tumbuhan² tidak terdapat beberapa point dari ke 14 Fungsi ini , seperti fungsi Tad Arammana

Jadi pada Manusia dan Hewan dapat disebut mempunyai Fungsi yg Aktip,
sedangkan pada Tumbuhan² mempunyai Fungsi yg Pasip,

karena itu dalam Ajaran Buddha Tumbuhan² tidak termasuk / tidak disamakan / tidak dikategorikan sebagai mahluk yg berpotensi Tumimbal Lahir seperti kedua Mahluk lainnya, tapi bukan tidak bisa .

williamhalim

thanks Bro Menyan.

Penjelasan untuk tumbuhan ini terpaksa masuk ke Abhidhamma lagi, karena menyangkut masalah KESADARAN. Citta!

Cuman sy bingung dengan beberapa uraian diatas.
Ada baiknya kita uraikan satu persatu dulu.

Dimulai dari 14 macam kesadaran.

Sy terus terang, tidak begitu tau, mungkin bisa kita bedah sama2 plus bantuan dgn teman2 yg lainnya...


Anumodana

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

williamhalim

Anumodana Bro Hadi, ternyata pokok pikirannya (yg di quote) banyak miripnya dgn pertanyaan sy.

Pertanyaan sy pun timbulnya dari diskusi dgn sejawat di kantor pagi ini...

oke, kita lanjutkan

::

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Lily W

QuoteVinnana ini mempunyai 14 fungsi disebut Vinnana Kicca

Bro Kemenyan....

Bisa tolong sebutkan ke 14 fungsi itu?

Anumodana


_/\_  :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Sumedho

selingan:

Konon katanya,
ada mahluk yg memiliki nama dan rupa
ada mahluk yg memiliki nama saja tanpa rupa
ada mahluk yg memiliki rupa saja tanpa nama
There is no place like 127.0.0.1

williamhalim

Quote from: Sumedho on 20 October 2007, 01:09:04 PM
selingan:
Konon katanya,
ada mahluk yg memiliki nama dan rupa
ada mahluk yg memiliki nama saja tanpa rupa
ada mahluk yg memiliki rupa saja tanpa nama

Kalo berdasarkan penjelasan ini, tumbuhan bisa saja makhluk hidup (rupa tanpa nama)
Tapi sepertinya yang dimaksud makhluk 'rupa tanpa nama' ini bukan berada di alam manusia yah? Berarti status tumbuhan kembali nggak jelas nih.

???




Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

FZ

OOT dikit
Definisi Rupa n Nama apa ?

williamhalim

kehidupan merupakan gabungan dari NAMA dan RUPA

RUPA: bentuk jasmani

NAMA: pikiran (bathin)
merupakan gabungan dari
~ perasaan
~ pencerapan
~ bentukan mental
~ kesadaran

Kehidupan adalah: Gabungan nama dan rupa
Kematian adalah: berpisahnya nama dan rupa
Rebirth (tumimbal lahir) adalah: bergabungnya kembali nama dan rupa

disarikan dari: Kepercayaan umat Buddha, V. Sri Dhammananda halaman 103
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

FZ

Oh.. Thanks bro atas infonya.
Baru tahu neh.. Maklum newbie  :-[

Lex Chan

Quote from: Sumedho on 20 October 2007, 01:09:04 PM
Konon katanya,
ada mahluk yg memiliki nama dan rupa
ada mahluk yg memiliki nama saja tanpa rupa
ada mahluk yg memiliki rupa saja tanpa nama

Quote from: willibordus on 20 October 2007, 01:46:39 PM
Kehidupan adalah: Gabungan nama dan rupa

Kematian adalah: berpisahnya nama dan rupa

Apakah kalau nama saja tanpa rupa berarti mati?
Apakah kalau rupa saja tanpa nama juga berarti mati?
Kok membingungkan? :??
"Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway"
-Mother Teresa-

Suchamda

Pertanyaan saya simple saja :

- Apakah dengan tidak membunuh tumbuhan hidup kita akan menjadi bertambah baik?
- Apakah dengan bertanya apakah tumbuhan mahluk hidup kita menjadi bertambah bijaksana? ataukah justru sebaliknya hal ini adalah sebuah kesia-siaan belaka?

Mohon dijawab dulu dua pertanyaan tsb diatas sebelum membahas lebih lanjut.
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho