Hinduisme

Started by Nevada, 25 December 2008, 02:27:32 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Nevada

Rekan-rekan, saya memiliki pemahaman yang minim mengenai Hinduisme. Setahu saya Hinduisme ini adalah (r)evolusi dari Aliran Brahmanisme yang sudah sekian lama malang-melintang di Tanah India. Dalam pemahaman saya, saya melihat ada beberapa Konsep Hinduisme yang serumpun dengan Buddhisme, seperti adanya kehidupan kembali (reinkarnasi) dan hukum karma. Namun ada sifat dan penjelasan dari Hinduisme yang berbeda dari Buddhisme. Sebagai contoh, Hinduisme meyakini adanya Maha Brahma (Dewa Brahma) - salah satu dari Trimurti. Dan ini berarti Hinduisme memegang konsep attavada (adanya substansi inti atau aku)...

Suatu hari saya mendapatkan penjelasan yang berbeda mengenai Hinduisme. Dari penjelasan ini, saya melihat tingkat kemiripannya dengan Buddhisme yang cukup mencolok, meski disadur dengan sudut pandang yang berbeda. Adapun penjelasannya sebagai berikut :

Inti dari semua aliran di Hinduisme menjelaskan bahwa segala fenomena di Alam Semesta ini bermula dari dua kekuatan primordial, yaitu Shiva (male) dan Shakti (female). Walaupun terkadang sering digambarkan dengan konsep Dewa-Dewi, namun pada pengertian yang sesungguhnya Hinduisme melihat adanya 2 kekuatan yang berkreasi, yang satu aktif dan yang lainnya pasif. Kekuatan ini merupakan manifestasi dari Brahman yang pada hakikatnya berada di luar dualisme. Dualisme baru terjadi dalam tataran Shiva dan Shakti.

Jiwa pribadi atau Roh / "Aku" (jivatman) merupakan bentuk manifestasi karena avidya (kebodohan eksistensial) dari 2 energi primordial tersebut. Hal ini memberi dampak dalam bentuk ilusi keberadaan sosok jiwa / Roh / "Aku". Ilusi pribadi itu muncul dalam 3 jenis lapis kesadaran, yaitu :
- sadar (consciousness / vaishvanaara)
- bawah sadar (subconsciousness/ taijasa)
- tak sadar (unconsciousness / prajna)

Lapis-lapis kesadaran di atas menciptakan suatu ilusi tentang adanya "Aku" (jivatman). Ketika seseorang mencapai lapis kesadaran ke-4 / turiya, maka keberadaan "Aku" itu pun lenyap. Dalam narasi Hinduisme, dikatakan kembali menyatu dengan Brahman. Brahman itu sendiri sebenarnya tak terdefinisikan, hanya sebuah title untuk identifikasi belaka, bukan sosok Maha Brahma (Tuhan).

Fungsi-fungsi dari mind itulah yang kemudian terbias dan dianggap sebagai jiwa / Roh. Akan tetapi bila dianalisis dan diuraikan menjadi komponen dasarnya, mind hanyalah terdiri dari :
- manas = sensory, processing mind
- chitta = storage of impressions
- ahamkara = "I-maker" or Ego (2 Egos)
- buddhi = knows, decides, judges, and discriminates

Hinduisme melihat fisik-energi-batin sebagai bagian yang saling bertautan, dan merupakan suatu manifestasi kontiniutas dari Shiva dan Shakti, yang pada hakikatnya adalah Shoonya.


Dari sekilas mengenai penjelasan ini, sekiranya Hinduisme juga memegang konsep anatta. Tujuan akhir dari Umat Hindu sendiri juga merupakan pembebasan, namun dikenal dengan istilah moksha. Moksha sering dideskripsikan sebagai kembali bersatunya atman dengan brahman. Namun menilik pada penjelasan sebelumnya, deskripsi ini pun sebenarnya literatur yang mengandung makna personifikasi.

Saya tidak tahu apakah ini konsep mutakhir dari Hinduisme atau bukan. Setahu saya, Buddhisme sudah memberi sumbangan abadi bagi Hinduisme dalam penataran konsep-konsepnya sampai sekarang. Apakah Hinduisme sekarang memang sudah cukup selaras dengan Buddhisme dewasa ini. Atau justru Hinduisme 'merevisi' beberapa konsep Buddhisme...?

Bagaimana menurut rekan-rekan sekalian...?

sukma

#1
Dalam abad ke 8 terjadi perubahan besar dalam Agama Hindu, perhatian untuk karma hidup kembali dan dharma tradisonal lebih dipentingkan daripada agama Kultis dari Veda. Pandangan lebih diarahkan ke dalam, ke hidup batin. Pandangan baru ini diungkapkan dalam Vedanta, khususnya dalam Upanishad yang berkembang terus menerus. Ajaran Hindu menjadi makin Pluralistis. Namun dalam Upanishad makin berkembang gagasan mengenai satu keallahan yang mengatasi semua dewa

Dalam Ajaran Veda orang mengalami suatu kekuatan suci dalam kebaktian pengurbanan. Kekuatan suci itu mereka sebut Brahman. Kasta para Imam(yang disebut Brahmana)juga diyakini mempunyai kekuatan itu. Karena upacara pengurbanan dipandang sebagai Mikrokosmos Alam Semesta, maka Brahman lambat laun berarti sebuah kekuatan yang menyangga segala sesuatu. Seluruh dunia adalah bagaikan suatu dinamika Illahi yang muncul dari Misteri Brahman, yang merupakan makna batiniah segala yang ada. Upanishad mendorong orang untuk mengembangkan suatu perasaan bagi kehadiran Brahman dalam segala sesuatu. Ini menjadi secara harfiah suatu proses revelasi ; membuka dasar yang tersembunyi dari segala yang ada. Segala sesuatu menjadi suatu manifestasi dari Brahman ; dan pengertian Sejati ialah menangkap kesatuan dibalik macam-macam fenomena. Ada Upanishad yang melihat kekuatan Brhman sebagai suatu pribadi, yang lain melihatnya sebagai sesuatu yang a-pribadi.

Dalam masing-masing orang Brahman menjadi atau disebut Atman. Brahman ada dalam seluruh dunia dan sebagai Atman ia ditemukan dalam masing-masing individu. Karena itu Brahman bukan sesuatu yang di luar manusia, terpisah daripadanya.

Brahman ;

Dalam peredaran zaman paham Brahman berubah. Perubahan itu pantas diberikan perhatian sungguh. Sebaiknya di bedakan tiga periode ;

Veda Kuno(Samhita)
Brahmana
Upanishad..

1 .Veda Kuno sungguh bersifat politeistis. Dan Brahma(n) adalah satu diantara banyak dewa lain. Dia bukan yang paling tinggi ; itulah Prajapati. Dia bukan Sang Pencipta, itu juga Prajapati atau Purusa,  Pada umumnya tidak ada perbedaan besar antara dewa-dewa, yang semuanya sangat antropomorf dan sering mempersonifikasi daya-daya Alam. Dan Agama dalam periode ini berarti kebaktian dan penghormatan langsung kepada Alam, sifatnya Agraris. Tidak ada ketetapan mengenai pokok atau hakikat, juga tidak untuk ritus kebaktian, yang merupakan inti Agama pada periode itu. Da kecendrungan kuat kearah Magi, dengan penggunaan mantera-mantera sakti.

2 . Agama Brahmana sesungguhnya masih termasuk periode Veda, dan sebetulnya hanya merupakan sistematisasi dari Ibadat Asli. Dengan demikian tidak hanya kebaktian, tetapi juga Hierarki para Imam menjadi lebih terurai, dan Dharma memberi arti religius kepada seluruh hidup. Dalam periode ini muncul para Brahmana sebagai kasta imam yang khusus. Dan Brahman, yang berarti kekuatan, makin menjadi nama untuk daya sakti yang ada dalam kebaktian, khususnya dalam mantera dan kurban. Maka para Imam dianggap lebih berkuasa dari para dewa, yang bisa dimanipulasi dengan kurban-kurban itu. Juga mulai dikembangkan gagasan mengenai Atman, yang dalam perjuangannya mengenai karma sangat dibantu oleh daya kekuatan yang ada dalam kurban-kurban. Sebab dalam kurban-kurban itu dihadirkan kembali kurban dasar dari Parusa. Karena Prajapati terlibat dalam proses hidup dan mati, maka sekarang dewa Brahma makin menjadi personifikasi dari kuasa Mutlak, Brahman, dan dihubungkan dengan kegiatan kreatif serta dengan keterlibatan  dewa-dewa dalam dunia. Brahma adalah dewa kehidupan, yang sering berlawanan dengan Siwa, dewa pelebur, dan Visnu, dewa pemelihara. Dalam periode ini Agama makin menjadi magi yang teroganisir........

3 . Dalam Upanishad Brahman dilukiskan sebagai daya kekuatan dunia, yang hadir dalam setiap mahluk.Seperti garam tercampur dengan air, sehingga setiap tetes air terasa asin, demikianlah Brahman berada di dalam dunia tanpa kelihatan. Brahman adalah Pencipta dunia, bukan dalam arti bahwa dunia diadakan olehnya, tetapi karena dunia mengalir daripadanya. Dalam Upanishad politeisme didemitologisasi, sebab dewa-dewa pada dasarnya hanya satu. Dan karma menjadi beban yang tidak dapat diselesaikan dengan kurban-kurban. Sarana sekarang adalah usaha mencapai Moksa, pengertian mengenai keadaan dunia yang sesungguhnya, kesadaran bahwa Brahman adalah Atman.

Saya belum tahu jika ada konsep baru dalam Hindu, rasanya seh susah.... :(

Jerry

Satu kalimat bisa diartikan berbeda. Jng liat ke Hinduismenya tapi lihat kembali ke pengertian orangnya lagi. Beberapa mungkin melampaui konsep, beberapa mencapai tingkat akhir konsep dan beberapa mungkin masih berkutat seputar konsep.

Jd inget mpu Tantular "Dharma itu satu adanya" :P

mettacittena
_/\_
appamadena sampadetha

Reenzia

bisa dijelaskan dengan bahasa yg lebih 'manusiawi' gak yah?

btw, hindu dan buddhist kyknya mirip2 gak mirip gitu ya..

kira-kira apa aja sih bedanya? apakah di hinduisme juga ada sosok personal tertinggi?

Johsun

Nyaris sungguh sangat mirip sekali konsep ketuhanan hindu dengan thientao(mldd).
CMIIW.FMIIW.

Nevada

Quote from: Johsun on 06 January 2009, 01:02:37 PM
Nyaris sungguh sangat mirip sekali konsep ketuhanan hindu dengan thientao(mldd).

Memangnya Hinduisme juga punya password rahasia dari Tuhan?

Johsun

Menurut ku konsep (ketuhanan)nya nyaris sama.
Kalo pasword dan peraturan2 ibadat ya tidak sama.
CMIIW.FMIIW.

Reenzia

 [at] johsun

nyaris sama dengan yg mana? bukankah mrk ada braman dll gt...itu dewa ya kl gk salah?

Johsun

Setauku, brahman berbeda dngan maha brahma atau dewa.
Brahman biasa sering disebut Hyangwidiwasa.
Sanghyangwidiwasa dalam hindu nyaris sama dngan laomu.
Sedang atman nyaris sama dengan roh percikan laomu.
CMIIW.FMIIW.

Nevada

#9
Yang saya pelajari dulu di bangku sekolah, Trimurti adalah Dewa Agung dalam Hinduisme, dimana :
- Dewa Brahma : Dewa Pencipta
- Dewa Vishnu : Dewa Pemelihara
- Dewa Shiva : Dewa Penghancur

Lalu menurut konsep Hinduisme yang belakangan ini saya pelajari, 3 kekuatan itu adalah simbolis dari Kuasa Mutlak yang dikenal sebagai Tuhan / Brahman. Seiring perkembangannya, konsep Dewa-Dewi sudah tidak terlalu kental pada Hinduisme. Tuhan (Brahman) inipun bukanlah Tuhan Personal yang diyakini orang awam. Hinduisme meyakini bahwa Brahman adalah kondisi mutlak di Alam Semesta ini. Demikian pula Atman. Keduanya adalah hal yang tidak terpisahkan sesungguhnya.

Konsep Atman (Roh) di Hinduisme pun sudah diteropong dengan sudut pandang yang ternyata condong ke arah Buddhisme. Hinduisme menganut konsep bahwa keberadaan Roh muncul akibat ilusi dari pikiran manusia sendiri. Jadi tidak selayaknya lagi kita dengan gamblang mengklaim bahwa reinkarnasi di Hinduisme itu layaknya perpindahan roh ke tubuh yang baru.

Atas dasar ini, Hinduisme menjelaskan konsep Pembebasan yang dinamakan dengan Moksha. Moksha yaitu bersatunya Atman dengan Brahman. Makna bersatunya ini menjelaskan bahwa setiap individu yang merealisasi Moksha, akan kembali pada kondisi mutlak yang terbebas. Maksudnya, sebagaimana setiap individu terus berputar dalam lingkaran samsara, pada akhirnya setiap individu pun akan keluar darinya. Moksha dijelaskan sebagai kondisi yang terlepas dari dualisme ; san, chit dan ananda. Tidak lagi mengalami reinkarnasi, terbebas dari penderitaan duniawi.

Mungkin yang dijelaskan Johsun adalah Konsep Hinduisme dari pandangan orang awam.

Johsun

Yang tidak sama adalah adanya deva visnu, brahma, dan siva.

Sedangkan yang sama menurut pandangan awam ku, yaitu roh percikan laomu (atman) bersatu kembali dngan laomu (paranatman), yaitu mungkin persamaan dalam buddhisme sebagai anupadisesanibbana.
CMIIW.FMIIW.

Reenzia

 [at] upasaka

mirip sm buddhist donk?

Nevada

Quote from: Johsun on 06 January 2009, 05:15:06 PM
Yang tidak sama adalah adanya deva visnu, brahma, dan siva.

Sedangkan yang sama menurut pandangan awam ku, yaitu roh percikan laomu (atman) bersatu kembali dngan laomu (paranatman), yaitu mungkin persamaan dalam buddhisme sebagai anupadisesanibbana.

Dulu saya pernah mendapat penjelasan sederhana mengenai Hinduisme, bahwa bersatunya Atman dan Brahman itu merupakan satu wujud union (bergabung). Maksudnya tidak lagi bisa dipisahkan antara Atman dan Brahman. Atman melebur menjadi intensitas Brahman.

Kalau di Aliran Maitreya, bersatu dengan Laomu itu dijelaskan seperti reunion (reuni). Maksudnya roh kita akan berada di Alam Surga Nirwana bersama Laomu (Ibunda). Roh kita dan Laomu itu terpisah, namun berada di satu alam.

CMIIW

Nevada

[at] Reenzia

Ya, bahkan sekarang semakin mirip...

Reenzia

 [at] upasaka

semakin mirip? berarti dlu gak terlalu mirip trus makin lama makin mendekati, gitu?
apakah ajaran mrk berubah seiring waktu? masih ada bedanya gak ya?