1073 pertanyaan tentang meditasi

Started by candra_mukti19, 24 December 2008, 01:56:15 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Hendra Susanto

Quote from: coedabgf on 26 April 2009, 10:50:37 AM
Tergantung apa tujuan seseorang meditasi. Sebenarnya meditasi adalah perenungan pencarian  pembentukan diri kearah kesempurnaan, sehingga kehidupan seseorang pada akhirnya dipengaruhi konsep kebenaran yang membentuk hidupnya (pandangannya, pada akhirnya hatinya). Seperti ada ditulis 'dari hati terpancar kehidupan' dan 'mata adalah pelita tubuh' sehingga misalnya ada seseorang yang sudah melakukan membina praktek-praktek/upacara seperti itu tetapi malah sebaliknya matanya (kehidupannya/auranya) penuh kebengisan/kemarahan/kebencian/kejahatan, bahkan kecabulan.

eike quote ahhh... disutra altar ada persis mirip dengan tulisan anda???

coedabgf

yah sudah kita berdiskusi saja dengan keunggulan pengetahuan bro hendra yang didapat dari acuan, biar ketahuan saya salah pandangan dan saya tunduk menyadari kekalahan/kesalahan dalam diskusi seperti pendebat siapa tuh dengnan guru Buddha. bagaimana?
iKuT NGeRumPI Akh..!

coedabgf

hati bodhi, segala pengetahuan akan terbuka!
diluar itu semua khayal diri.
iKuT NGeRumPI Akh..!

coedabgf

memang meditasi mencari apa? sinar terang, fenomena-fenomena, atau pencapaian oleh karena penampakan-penampakan. atau liat warna atau liat api atau liat mayat busuk, sehari-hari juga klo ee (BB) sendiri kejijikan.
iKuT NGeRumPI Akh..!

coedabgf

konsentrasi/fokus klo orang sulampun memiliki fokus kuat terhadap apa yang dikerjakan. pelukis, sopir dsbnya.
iKuT NGeRumPI Akh..!

coedabgf

tapi mereka gak dibuat-buat atau dicari-cari klo cuma mencari objek/fokus.
iKuT NGeRumPI Akh..!

coedabgf

contohnya mr jhonz klo fokus kerja gak mikir-mikir urusan cita-cita lain kerja kemungkinan besar gak salah hitung.
iKuT NGeRumPI Akh..!

Indra


coedabgf

pandangan-pandangan, pendapat-pendapat dari acuan-acuan, makanya saya ada tanyakan klo didalam perdebatan yang lain kenapa bisa memiliki kegigihan mempertahankan suatu pandangan misal tentang nibanna atau tilakhana bahkan sampai bersitegang tetapi kenapa pada saat seperti kasusu patung Buddha mengeluarkan air mata dan relik bahkan jimat-jimat berbeda penerimaan pandangannya? karena apa atau untuk membela apa sampai bisa bersitegang tetapi bisa berbeda penerimaannya pada seperti contoh-contoh diatas?
iKuT NGeRumPI Akh..!

coedabgf

Quote from: coedabgf on 26 April 2009, 02:38:45 PM
yah sudah kita berdiskusi saja dengan keunggulan pengetahuan bro hendra yang didapat dari acuan, biar ketahuan saya salah pandangan dan saya tunduk menyadari kekalahan/kesalahan dalam diskusi seperti pendebat siapa tuh dengnan guru Buddha. bagaimana?

gampang tok untuk pembuktian/penyelesaiannya.
iKuT NGeRumPI Akh..!

Indra


hendrako

Quote from: coedabgf on 26 April 2009, 01:32:23 PM
loh anda meditasi itu (mencari) apa? coba jelaskan dah pengetahuan anda yang anda dapat dari acuan buat saya yang masih sembarangan mengerti dan acuannya. mudah-mudahan saya dapat banyak belajar dari acuan anda.

Meditasi bertujuan agar selalu "sadar" dalam berpikir, berucap, dan berbuat di dalam segala postur tubuh, sebagaimana yang ditunjukkan oleh acuan Bro Hendra.

Bukan :

Quote from: coedabgf on 26 April 2009, 10:50:37 AM
Sebenarnya meditasi adalah perenungan pencarian  pembentukan diri kearah kesempurnaan, sehingga kehidupan seseorang pada akhirnya dipengaruhi konsep kebenaran yang membentuk hidupnya (pandangannya, pada akhirnya hatinya).

Dalam keadaan "sadar" tersebut bukan "konsep" kebenaran lagi, melainkan "kebenaran" itu sendiri, yaitu melihat segala sesuatu sebagaimana adanya, tanpa terkotori oleh nafsu keinginan.
Juga, bukan "pembentukan diri", apabila meditasi untuk membentuk "diri", dapat dipastikan meditasi tersebut bukan yang diajarkan oleh Yang Tercerahkan, yaitu Anatta, walaupun tetap dapat dikatakan sebagai meditasi juga, namun dengan arah yang berbeda.

Oleh karena hal di atas, sangatlah wajar Bro Hendra menanyakan acuannya.
yaa... gitu deh

coedabgf

#147
Quote from: hendrako on 26 April 2009, 03:23:40 PM
Meditasi bertujuan agar selalu "sadar" dalam berpikir, berucap, dan berbuat di dalam segala postur tubuh, sebagaimana yang ditunjukkan oleh acuan Bro Hendra.


loh memang klo orang gak melakukan posisi postur tubuh meditasi (lagi melakukan kegiatan sehari-hari), lagi gak sadar atau gak bisa sadar atau gak bisa melatih kesadaran?
terus pencapaian itu karena melihat kunang-kunang, sensasi-sensasi rasa, fenomena-fenomena lain dsbnya yang kenyataannya tetap lenyap, dan atau apakah itu yang disebut (yang dicari) sebagai (ciri-ciri) yang sejati diri?


Quote from: hendrako on 26 April 2009, 03:23:40 PM
Quote from: coedabgf on 26 April 2009, 10:50:37 AM
Sebenarnya meditasi adalah perenungan pencarian  pembentukan diri kearah kesempurnaan, sehingga kehidupan seseorang pada akhirnya dipengaruhi konsep kebenaran yang membentuk hidupnya (pandangannya, pada akhirnya hatinya).

Dalam keadaan "sadar" tersebut bukan "konsep" kebenaran lagi, melainkan "kebenaran" itu sendiri, yaitu melihat segala sesuatu sebagaimana adanya, tanpa terkotori oleh nafsu keinginan.
Juga, bukan "pembentukan diri", apabila meditasi untuk membentuk "diri", dapat dipastikan meditasi tersebut bukan yang diajarkan oleh Yang Tercerahkan, yaitu Anatta, walaupun tetap dapat dikatakan sebagai meditasi juga, namun dengan arah yang berbeda.

Oleh karena hal di atas, sangatlah wajar Bro Hendra menanyakan acuannya.

klo yang sudah sadar tak ada lagi konsep melainkan "kebenaran" itu sendiri, yaitu melihat segala sesuatu sebagaimana adanya, tanpa terkotori oleh nafsu keinginan disebut apa? memang awam atau anda membuat pernyataan sudah jadi Buddha atau sebenarnya pernyataan ini pun sesungguhnya disebut masih sebatas konsep saja yah selama belum nyata dialami seseorang? Teori....!, kenyataannya seperti apa?

lah klo awam yang sungguh mencari dengan benar adalah sesungguhnya lagi melakukan perenungan pencarian pembentukan diri (pengenalan aku sejati atau apa atau siapa diri ini yang sesungguhnya) kearah kesempurnaan (pencerahan pengetahuan the real truth)?
kenyataannya juga..., pendapat anda dipengaruhi oleh apa tuh sehingga memiliki pandangan demikian sehingga memiliki ketetapan/kekerasan hati?

tahukah anda selama aku ini masih aku (bersifat) duniawi (belum tercerahkan mengetahui tentang rahasia kesejatian diri, dapat mengetahui/mengenal, hidup dan memisahkannya terhadap (kelekatan, pandangan) yang palsu), sesungguhnya anda bicara anatta dengan atta diri anda? disebut apa klo begitu?
iKuT NGeRumPI Akh..!

hendrako

Quote from: coedabgf on 26 April 2009, 04:24:06 PM
Quote from: hendrako on 26 April 2009, 03:23:40 PM
Meditasi bertujuan agar selalu "sadar" dalam berpikir, berucap, dan berbuat di dalam segala postur tubuh, sebagaimana yang ditunjukkan oleh acuan Bro Hendra.


loh memang klo orang gak melakukan posisi postur tubuh meditasi (lagi melakukan kegiatan sehari-hari), lagi gak sadar atau gak bisa sadar atau gak bisa melatih kesadaran?
terus pencapaian itu karena melihat kunang-kunang, sensasi-sensasi rasa, fenomena-fenomena lain dsbnya yang kenyataannya tetap lenyap, dan atau apakah itu yang disebut (yang dicari) sebagai (ciri-ciri) yang sejati diri?


Sebagaimana yang saya katakan, meditasi bertujuan agar kita sadar, sehingga diharapkan dalam segala aktivitas dan kapan pun juga, kesadaran tetap terjaga. Meditasi dalam posisi duduk maupun berjalan merupakan pelatihan yang selanjutnya dimaksudkan menjadi menyatu dalam segala aktivitas.

Sensasi dalam meditasi hanyalah sensasi, tidak lebih tidak kurang. Apabila dilekati, maka latihan tidak berada pada jalur yg benar.

Quote from: coedabgf on 26 April 2009, 04:24:06 PM

klo yang sudah sadar tak ada lagi konsep melainkan "kebenaran" itu sendiri, yaitu melihat segala sesuatu sebagaimana adanya, tanpa terkotori oleh nafsu keinginan disebut apa? memang awam atau anda membuat pernyataan sudah jadi Buddha atau sebenarnya pernyataan ini pun sesungguhnya disebut masih sebatas konsep saja yah selama belum nyata dialami seseorang? Teori....!, kenyataannya seperti apa?

lah klo awam yang sungguh mencari dengan benar adalah sesungguhnya lagi melakukan perenungan pencarian pembentukan diri (pengenalan aku sejati atau apa atau siapa diri ini yang sesungguhnya) kearah kesempurnaan (pencerahan pengetahuan the real truth)?
kenyataannya juga..., pendapat anda dipengaruhi oleh apa tuh sehingga memiliki pandangan demikian sehingga memiliki ketetapan/kekerasan hati?

tahukah anda selama aku ini masih aku (bersifat) duniawi (belum tercerahkan mengetahui tentang rahasia kesejatian diri, dapat mengetahui/mengenal, hidup dan memisahkannya terhadap (kelekatan, pandangan) yang palsu), sesungguhnya anda bicara anatta dengan atta diri anda? disebut apa klo begitu?


Menjaga kesadaran secara alami dapat dilakukan. Sebagaimana yang disarankan Bhante Uttamo, Anda bisa mengajukan pertanyaan kepada anda sendiri, bahwa "Saya sedang apa" dalam segala aktivitas anda dan kapan saja.
Apabila anda dapat menjelaskan anda sedang apa pada anda sendiri, itulah salah satu bentuk kesadaran. Tidak harus "sadar" yang muluk2 tentang "Diri yang sejati."


yaa... gitu deh

coedabgf

#149
bro hendrako,
kronologis tulisan :
I. about meditation
siapa yang muluk-muluk bro..., saya menulis kenyataan umum yang dijalani dengan pertama 'mempertanyakan meditasi itu apa', kemudian saya menyatakan 'meditasi itu sebagai perenungan pencarian pembentukan diri kearah kesempurnaan/jati diri yang sesungguhnya'.

anda menulis menjelaskan tentang 'dalam keadaan sadar Dalam keadaan "sadar" tersebut bukan "konsep" kebenaran lagi, melainkan "kebenaran" itu sendiri, yaitu melihat segala sesuatu sebagaimana adanya, tanpa terkotori oleh nafsu keinginan.
Juga, bukan "pembentukan diri", apabila meditasi untuk membentuk "diri", dapat dipastikan meditasi tersebut bukan yang diajarkan oleh Yang Tercerahkan, yaitu Anatta'
.

anda menulis 'Meditasi bertujuan agar selalu "sadar" dalam berpikir, berucap, dan berbuat di dalam segala postur tubuh, sebagaimana yang ditunjukkan oleh acuan Bro Hendra.'

saya memberikan ide pertanyaan, mempertanyakan 'loh memang klo orang gak melakukan posisi postur tubuh meditasi (lagi melakukan kegiatan sehari-hari), lagi gak sadar atau gak bisa sadar atau gak bisa melatih kesadaran?
terus pencapaian itu karena melihat kunang-kunang, sensasi-sensasi rasa, fenomena-fenomena lain dsbnya yang kenyataannya tetap lenyap, dan atau apakah itu yang disebut (yang dicari) sebagai (ciri-ciri) yang sejati diri?'


lalu anda menerangkan ini Menjaga kesadaran secara alami dapat dilakukan. Sebagaimana yang disarankan Bhante Uttamo, Anda bisa mengajukan pertanyaan kepada anda sendiri, bahwa "Saya sedang apa" dalam segala aktivitas anda dan kapan saja'.

Sejalan dengan isi pertanyaan saya, tetapi kenapa timbul suatu tulisan diskusi yang seolah-olah kontra? mengapa?


II. Pembicaraan konsep bukan konsep dan anatta
oleh karena pernyataaan anda 'Dalam keadaan "sadar" tersebut bukan "konsep" kebenaran lagi, melainkan "kebenaran" itu sendiri, yaitu melihat segala sesuatu sebagaimana adanya, tanpa terkotori oleh nafsu keinginan.
Juga, bukan "pembentukan diri", apabila meditasi untuk membentuk "diri", dapat dipastikan meditasi tersebut bukan yang diajarkan oleh Yang Tercerahkan, yaitu Anatta, walaupun tetap dapat dikatakan sebagai meditasi juga, namun dengan arah yang berbeda.'


saya mempertanyakan lagi apakah pernyataan anda itu sudah bukan konsep atau masih konsep, dengan ide pertanyaan ini 'klo yang sudah sadar tak ada lagi konsep melainkan "kebenaran" itu sendiri, yaitu melihat segala sesuatu sebagaimana adanya, tanpa terkotori oleh nafsu keinginan disebut apa? memang awam atau anda membuat pernyataan sudah jadi Buddha atau sebenarnya pernyataan ini pun sesungguhnya disebut masih sebatas konsep saja yah selama belum nyata dialami seseorang? Teori....!, kenyataannya seperti apa?'
dan 'kenyataannya juga..., pendapat anda dipengaruhi oleh apa tuh sehingga memiliki pandangan demikian sehingga memiliki ketetapan/kekerasan hati?'

oleh sebab anda membicarakan tentang (saya sebut konsep karena kalau bukan konsep alias sudah terealisasi berarti anda sudah tercerahkan) 'anatta',

lalu aku menjelaskan/mengingatkan  bahwa seperti yang guru Buddha ajarkan bahwa 'tahukah anda selama aku ini masih aku (bersifat) duniawi (belum tercerahkan mengetahui tentang rahasia kesejatian diri, dapat mengetahui/mengenal, hidup dan memisahkannya terhadap (kelekatan, pandangan) yang palsu), sesungguhnya anda bicara anatta dengan atta diri anda? disebut apa klo begitu?'
Apakah ini suatu kenyataan (kebenaran) atau suatu hal yang muluk? mengapa timbul suatu pernyataan yang muluk?

semoga berguna menjadi bahan perenungan teman-teman
good hope and love
sahabatmu, coedabgf


iKuT NGeRumPI Akh..!