1073 pertanyaan tentang meditasi

Started by candra_mukti19, 24 December 2008, 01:56:15 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Indra

Quote from: coedabgf on 27 April 2009, 08:28:35 AM
lalu aku menjelaskan/mengingatkan  bahwa seperti yang guru Buddha ajarkan bahwa 'tahukah anda selama aku ini masih aku (bersifat) duniawi (belum tercerahkan mengetahui tentang rahasia kesejatian diri, dapat mengetahui/mengenal, hidup dan memisahkannya terhadap (kelekatan, pandangan) yang palsu), sesungguhnya anda bicara anatta dengan atta diri anda? disebut apa klo begitu?'
Apakah ini suatu kenyataan (kebenaran) atau suatu hal yang muluk? mengapa timbul suatu pernyataan yang muluk?


Sdr. Coeadabgf,
Karena dalam statement di atas anda menyebutkan bahwa itu adalah ajaran Guru Buddha, tentu ini terdapat dalam Kitab, dari Sutta/Sutra manakah sumbernya? saya menanyakan ini karena saya belum pernah membaca Sang Buddha mengajarkan tentang Kesejatian Diri atau Diri Sejati atau True Self yg sering anda sebutkan, sebaliknya Sang Buddha selalu mengajarkan Tanpa Diri/Bukan Diri (Anatta)

Johsun

Kayaknya kalau sudah mencapai anatta, mungkin gak mau diskusi di internet lagi ya? Wkakaka.
Canda.
CMIIW.FMIIW.

Mr.Jhonz

Quote from: coedabgf on 26 April 2009, 02:46:54 PM
contohnya mr jhonz klo fokus kerja gak mikir-mikir urusan cita-cita lain kerja kemungkinan besar gak salah hitung.
welehweleh
kok nama mr.jhonz jadi contoh?
^-^

mr.jhonz ga ikut campur lho...
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

coedabgf

ini sebagian kutipan dari sutra-sutra :
'Subhuti, keberadaan konsepsi keakuan dikatakan oleh Tathagatha sebagai bukan keberadaan konsepsi diri tetapi orang awam menganggapnya sebagai keberadaan konsepsi keakuan.
Subhuti, orang awam dikatakan oleh Tathagatha sebagai bukan orang awam. Oleh sebab itu dinamakan orang awam.'

'Jika hati makhluk hidup masih melekat pada ciri, maka mereka selalu terikat pada ciri yang membedakan keakuan, manusia, makhluk hidup, dan kehidupan.'

'Barang siapa melihat-Ku dalam wujud,
Barang siapa mencari-Ku dalam suara,
Dia mempraktekkan jalan menyimpang,
Dan tidak dapat melihat Hyang Tathagatha.'

"When I have taught non-Self, fools uphold the teaching that there is no Self. The wise know that such is conventional speech [vyavahara-vat] and they are free from doubts."

"The True Self is the Tathagata-dhatu [emphasis added]. You should know that all beings do have it, but it is not apparent, since those beings are enveloped by immeasurable kleshas [mental afflictions]. It is, for example, like a cache of precious treasure that exists within an impoverished dwelling, though unknown. Then, somebody who is skilled in the characteristics of treasure said to the poor man, "Do some work for me, and I'll give you wealth and treasure." The poor man replied, "I can't come. Why not? Because there is a cache of treasure within my old home, and I can't abandon it." The man said, "You are foolish, for you do not know the location of the treasure. Work for me and I'll give you the precious treasure, which you will be able to use without its ever becoming exhausted." After he had said this, that person then removed the precious treasure from that house and gave it to him. The poor man was delighted and amazed, knowing that that person was truly reliable. All beings are also like that, for each one of them has the Tathagata-dhatu, but they are unaware of that because it is enveloped and submerged beneath immeasurable kleshas. The Tathagata skilfully encourages them and reveals it, causing them to know that the Tathagata-dhatu exists within their bodies and accept this with confidence."

Noble son, the Tathagata first taught people to cultivate the notion that all phenomena are devoid of a Self, in order to encourage and train them. When they have cultivated non-Self, they eliminate the false view of the Self. Having eliminated the false view of the Self, they enter Nirvana. I have taught non-Self in order to eradicate the mundane/ conventional self. Subsequently, I teach the Tathagata-dhatu with skilful words of implicit intent. This is called the True Self, which is divorced from the mundane ..."


tapi jangan teman-teman membedakan/membilang akh ini dari sutra mahayana, mana yang dari tipitakanya, pusinglah awak mencarinya pindah sini pindah sana sebab awak bukan pustakawan atau pelajar atau seorang guru dan hal ini sudah lama berlalu, tetapi menetap dalam hati. Makanya saya menawarkan diri bukan untuk berdebat tetapi untuk belajar/menggali seperti kepada bro hendra :
Quote from: coedabgf on 26 April 2009, 02:38:45 PM
yah sudah kita berdiskusi saja dengan keunggulan pengetahuan bro hendra yang didapat dari acuan, biar ketahuan saya salah pandangan dan saya tunduk menyadari kekalahan/kesalahan dalam diskusi seperti pendebat siapa tuh dengnan guru Buddha. bagaimana?
iKuT NGeRumPI Akh..!

coedabgf

Sori bro mr jhonz, buat contoh kasus saja. kan... sudah ada tertulis pada di topik yang lain, bukan nggosip.
iKuT NGeRumPI Akh..!

coedabgf

 [at] johsun
inilah makanya kesalahan konsep anatta dari yang atta (awam), seolah-olah, gak tahu dah apa maksudnya ada tiada, dibilang kosong gak nihil.
padahal guru Buddha (hal itu dijelaskan menunjuk kepada sifat/ciri) mengajar untuk awam menanggalkan konsep diri yang salah/ilusi seperti kutipan-kutipan diatas.
Bukan menilai-nilai diluar itu tentang Nibannalah atau Udanna VIII.3 tetapi untuk dapat attain pengetahuan kebenarannya, pengalamannya dan realisasi pada kehidupan, sehingga bukan lagi berdiri/berjalan/bertumpu pada yang palsu/sesat/ilusi.

Brahma vihara bro...!


semoga teman-teman mengerti, klo gak yah susah juga yah...!
good hope and love
sahabatmu, coedabgf
iKuT NGeRumPI Akh..!

hendrako

Quote from: coedabgf on 27 April 2009, 09:36:23 AM
[at] johsun
inilah makanya kesalahan konsep anatta dari yang atta (awam), seolah-olah, gak tahu dah apa maksudnya ada tiada, dibilang kosong gak nihil.
padahal guru Buddha (hal itu dijelaskan menunjuk kepada sifat/ciri) mengajar untuk awam menanggalkan konsep diri yang salah/ilusi seperti kutipan-kutipan diatas.
Bukan menilai-nilai diluar itu tentang Nibannalah atau Udanna VIII.3 tetapi untuk dapat attain pengetahuan kebenarannya, pengalamannya dan realisasi pada kehidupan, sehingga bukan lagi berdiri/berjalan/bertumpu pada yang palsu/sesat/ilusi.

Brahma vihara bro...!


semoga teman-teman mengerti, klo gak yah susah juga yah...!
good hope and love
sahabatmu, coedabgf

Bukan menanggalkan "konsep diri yang salah/ilusi",melainkan,
menanggalkan konsep diri.

Apabila ada "konsep diri yang salah/ilusi",
berarti ada "konsep diri yang benar/nyata".

Secara tegas Sang Buddha mengajarkan,
Anatta, tanpa diri.

Bukan tanpa diri yang salah/ilusi/palsu/imajinasi/khayalan/semu/maya/keliru/sesat/...............dst ;D
Hanya, tanpa diri.
yaa... gitu deh

Hendra Susanto

sulit menjelaskan sesuatu kepada orang yang tidak tepat dan memiliki pandangan yang berbeda...

hendrako

Quote from: Indra on 27 April 2009, 08:38:14 AM
Quote from: coedabgf on 27 April 2009, 08:28:35 AM
lalu aku menjelaskan/mengingatkan  bahwa seperti yang guru Buddha ajarkan bahwa 'tahukah anda selama aku ini masih aku (bersifat) duniawi (belum tercerahkan mengetahui tentang rahasia kesejatian diri, dapat mengetahui/mengenal, hidup dan memisahkannya terhadap (kelekatan, pandangan) yang palsu), sesungguhnya anda bicara anatta dengan atta diri anda? disebut apa klo begitu?'
Apakah ini suatu kenyataan (kebenaran) atau suatu hal yang muluk? mengapa timbul suatu pernyataan yang muluk?


Sdr. Coeadabgf,
Karena dalam statement di atas anda menyebutkan bahwa itu adalah ajaran Guru Buddha, tentu ini terdapat dalam Kitab, dari Sutta/Sutra manakah sumbernya? saya menanyakan ini karena saya belum pernah membaca Sang Buddha mengajarkan tentang Kesejatian Diri atau Diri Sejati atau True Self yg sering anda sebutkan, sebaliknya Sang Buddha selalu mengajarkan Tanpa Diri/Bukan Diri (Anatta)

:yes: :yes: :yes:

Kembali ke pertanyaan Bro Hendra yang masih tertunda.

Darimana acuan Bro Coed?
Apabila referensinya adalah perenungan pribadi, cukup katakan pemikiran pribadi,
Apabila ada referensi dari luar, cukup katakan referensinya,
Apabila tidak mau menyebutkan referensinya, cukup katakan tidak mau menyebutkan.
Apabila bukan 3 point diatas, silakan juga, karena itulah tarian Anda.

Be Happy.  
:)
yaa... gitu deh

coedabgf

#159
hayo...siapa lagi yang mau berkomentar... sebanyak-banyaknya, nanti sekalian saya jawab, sebab jalan (pikiran)nya semua sama keliatan pola dan proses pikirannya seperti apa, dan hanya seperti itu-itu saja. (siapa yang gak tahu?)! hanya sebatas kulit luar, dan semuapun (umat) secara umum memiliki pandangan hanya seperti itu, gak ada yang tidak diketahui dari yang masih awal sampai yang sudah merasa bijaksana. Tapi omong-omong ada gak... yang tercerahkan klo begitu? mode hatred on : aneh...!
iKuT NGeRumPI Akh..!

coedabgf

#160
Jalan umum/awam yang guru Buddha ajarkan hanya sebatas kebaikan (pembatasan tindakan/perbuatan baik) untuk menanggalkan kulit luar kelekatan yang bukan sejati, bukan pembebasan.
berputar dari yang satu ke yang lain (kehidupan).
Tetapi pada akhirnya mereka yang masak, tercerahkan menembus kebenaran mulia rahasia ajaran guru Buddha tentang pencerahan mencapai pembebasan dari samsara dan hanya dapat diselami/dicapai pada manusia (beruntung loh hidup sebagai manusia!).
iKuT NGeRumPI Akh..!

hendrako

Quote from: coedabgf on 27 April 2009, 10:59:59 AM
Jalan umum/awam yang guru Buddha ajarkan hanya sebatas kebaikan (pembatasan/tindakan/perbuatan baik) untuk menanggalkan kulit luar kelekatan yang bukan sejati, bukan pembebasan.
berputar dari yang satu ke yang lain (kehidupan).
Tetapi pada akhirnya mereka yang masak, tercerahkan menembus kebenaran mulia rahasia ajaran guru Buddha tentang pencerahan mencapai pembebasan.

Dari yang saya bold biru di atas, sangat terlihat bahwa,
Anda masih sangat kurang belajar tentang ajaran Sang Buddha walaupun hanya dalam batas teori.

Saran saya,
Belajarlah lebih banyak lagi,
Belajarlah dengan keterbukaan hati dan niat yang tinggi.
Belajarlah dengan maksud untuk mengerti.

Dengan bermaksud untuk mengerti,
Anda tidak harus menerima atau menolak.
Cukup memahami, apabila sudah mengerti,
menerima atau menolak adalah hal sesudahnya.





yaa... gitu deh

Johsun

#162
Quote from: coedabgf on 27 April 2009, 09:36:23 AM
[at] johsun
inilah makanya kesalahan konsep anatta dari yang atta (awam), seolah-olah, gak tahu dah apa maksudnya ada tiada, dibilang kosong gak nihil.
padahal guru Buddha (hal itu dijelaskan menunjuk kepada sifat/ciri) mengajar untuk awam menanggalkan konsep diri yang salah/ilusi seperti kutipan-kutipan diatas.
Bukan menilai-nilai diluar itu tentang Nibannalah atau Udanna VIII.3 tetapi untuk dapat attain pengetahuan kebenarannya, pengalamannya dan realisasi pada kehidupan, sehingga bukan lagi berdiri/berjalan/bertumpu pada yang palsu/sesat/ilusi.

Brahma vihara bro...!


semoga teman-teman mengerti, klo gak yah susah juga yah...!
good hope and love
sahabatmu, coedabgf

hmm, bro codaft yg love nya baik dan memang love.
Slama ini codabgf telah memberi penjelasan yg mana seperti mengajar mereka.
Dan aku mau tahu apabila mereka telah setuju baik pemikiran maupun pandangan trhadap apa yg bro katakan slama ini, seandainya mereka telah mengerti yg bro maksudkan, lalu sbnarnya apa yg bro ingnkan?
Apakah bro ingn mereka percaya Mr. Y sbgai tuhan mereka? Krna bro seandainya telah membuat mereka mngerti mgnai anatta, kitab udana, atta dsb. Dan mrka akhrnya sependapat dngan bro dan jd mengerti, apa yg bro harapkan? Apakah mereka mesti percaya bhwa Mr Y sebgai tuhan?
Dan apakah bro ingin mereka memahami bhwa

(kisah para Rasul 4:12) "Dan keselamatan tidak ada didalam siapapun juga selain didalam Dia(Yesus), sebab dibawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan".
Apakah nantinya mereka yg mengerti dan setuju dngan bro itu harus mengakui isi ayat kitab kisah para Rasul 4 : 12, trsebut?

Salam.
Love juga ;D
CMIIW.FMIIW.

coedabgf

#163
bro johsun...,
untuk jawaban pertanyaan rasa keingin-tahuan bro johsun tentang hal ini saya lebih baik menjelaskan untuk mungkin dapat menambah peluruskan atau menambah pengetahuan/pemahaman terhadap bro johsun tentang dasar keyakinan (pengetahuan) saya atas makna pertanyaan bro johsun sehingga bro johsun bukan mempertanyakan lagi melainkan (sudah) mengerti (sudah memperoleh jawaban).
Tetapi untuk penjelasan hal ini tidak dapat ditulis disini untuk tidak menimbulkan suatu perdebatan atau pembelokan atau lari dari pada suatu realitas tingkap/tataran kebenaran pengetahuan, pemahaman dan realisasi keyakinan kebenaran (teman-teman disini), oleh karena pembatasan friksi-friksi ego dari masing-masing. (seperti kata 'good hope and love' dan kata 'sahabatmu'pun bisa menimbulkan (suatu tembok) friksi-friksi ego)
Sesungguhnya apakah bro johsun mau mengetahuinya dengan niat yang baik? silahkan bro ulangi saja pertanyaan bro dan PM ke saya untuk menunjukan kesungguhan keingin-tahuan anda.

peace and love
sahabatmu, coedabgf
iKuT NGeRumPI Akh..!

Johsun

Yap. Mungkin bro cuma skdar ingn membri pengertian dan bukan ajakan pindah.
Sudah sring skali gw lhat tulisan bro codaf yg bnyk menyanggah mengenai anatta, nibbana dan kitab udana.
Dan tiap x, selalu diakhri kata semoga mengerti mksud sdra.
Jadi gw ambil ksimpulan apakah bro mmiliki suatu misi trtentu bgtu? Shngga membuat gw jadi brtanya hal tsb diatas.
Dan bila salah kata, gw minta maaf.

CMIIW.FMIIW.